You are on page 1of 3

Filsafat pendidikan adalah cabang filsafat mempejalari hakikat pendidikan, memandang

kegiatan pendidikan sebagai objek yang perlu dikaji. Ada banyak definisi mengenai filsafat
pendidikan, tetapi pada akhirnya semua pendapat dan mengajukan soal kaidah-kaidah berpikir
filsafat dalam rangka menyelesaikan masalah-masalah dalam bidang pendidikan.

Konsep landasan pendidikan jika ditinjau dari aliran-aliran filsafat terbagi menjadi 3 aliran, yaitu:

1. Aliran Progresivisme
Dipengaruhi oleh ide-ide filsafat pragmativisme yang telah memberikan konsep-konsep
dasar dengan asas yang utama bahwa manusia bisa survive menghadapi tantangan
hidup, manusia harus pragmatis dalam memandang kehidupan. Peserta didik diberikan
kebebasan untuk berpikir, mengembangkan bakat dan kemampuan tanpa dihalangi
siapa pun. Progresivisme tidak menyetujui pendidikan yagng bersfiat otoriter. Salah satu
prinsip dari aliran ini adalah pengembangan kurikulum atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni agar dapat berkembang secara dinamis. Tujuan
pendidikan selalu diartikan sebagai rekontruksi pengalaman yang terus menerus dan
besifat progesif. Sisi negatif dari aliran ini adalah kurang menyetujui adanya pendidikan
yang bercorak dan absolut dalam segala bentuk seperti terdapat dalam agama, moral,
politik, dan ilmu pengetahuan.
2. Aliran Konstruktivisme
Aliran filsafat yang menekankan bahwa pengetahuan alah kontruksi (bentukan).
Pengetahuan bukan suatu tiruan dari realita, pengetahuan merupakan akibat dari suatu
konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang. Dalam pandangan konstruktivisme,
belajar adalah kegiatan aktif dimana peserta didik membangun sendiri
pengetahunannya, pengetahuan bukan hasil pemberian dari orang lain seperti guru,
akan tetapi proses mengkontruksi yang dilakukan setiap individu.
3. Aliran Humanistik
Dalam humanisme, pendidik harus mendorong peserta didiknya untuk mencapai
keberhasilan dan prestasi yang tinggi serta memberikan penghargaan baik berupa
verbal maupun non verbal. Penghargaan yang tulus akan menumbuhkan dan
mengembangkan sikap motivasi tinggi untuk mencapai kesuksesan. Sebaliknya,
komentar-komentar negatif membuat peserta didik kehilangan percaya diri, merasa tidak
berharga dan putus asa.
Filsafat pendidikan Indonesia berakar pada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Nilai
Pancasila harus ditanamkan pada peserta didik melalui penyelenggaraan pendidikan nasional
dalam semua level dan jenis pendidikan. Ada dua pandangan yang perlu dipertimbangkan
dalam menentukan landasan filosofis pendidikan Indonesia. Yang pertama pandangan tentang
manusia, filosofis pendidikan nasional memandang bahwa manusia sebagai:

1. Makhluk Tuhan YME dengan segala fitrahnya


2. Makhluk individu dengan segala hak dan kewajibannya
3. Makhluk sosial dengan segala tanggung jawab dalam bermasyarakat yang pluralistik,
dari segi lingkungan sosial budaya, lingkungan hidup, dan NKRI.

Kedua, pandangan tentang pendidikan nasional itu sendiri. Dalam pandangan filosofis
pendidikan nasiona dipandanga sebagai pranata sosial yang selalu berinteraksi dengan
kelembagaan sosial lainnya dalam masyarakat. Filsafat pendidikan itu berdiri secara bebas
dengan memperoleh keuntungan karena memiliki kaitan dengan filsafat umum. Yang terjadi
adalah suatu keterpaduan antara pandangan filosofis dengan filsafat pendidikan karena filsafat
sering diartikan sebagai teori pendidikan secara umum.

Dalam sejarah pendidikan, dapat dijumpai berbagai pandangan atau teori mengenai
perkembangan manusia dan hasil pendidikan, yaitu:

1. Empirisme, hasil pendidikan dan perkembangan bergantung pada pengalaman yang


diperoleh peserta didik
2. Nativisme, hasil akhir pendidikan dan perkembangan ditentukan oleh pembawaan yang
sudah diperoleh sejak lahir
3. Naturalisme, pendidik hanya wajib membiarkan pertumbuhan anak didik saja dengan
sendirinya, selanjutnya diserahan kepada alam (negativisme)
4. Konvergensi, hasil pendidikan bergantung pada pembawaan dan lingkungan.

Pendidikan selain sarana transfer ilmu pengetahuan, sosial budaya juga merupakan sarana
pewarisan ideologi bangsa kepada generasi selanjutnya. Ideologi bangsa Indonesia adalah
Pancasila, yang dimana pendidikan suatu bangsa akan mengikuti ideologi bangsa tersebut.

Dosen Pengampu, Penulis,


Dr. Muhfahroyin, S.Pd., M.T.A Zelda Zelita Albahar
Dr. H. Handoko Santoso, M.Pd.

You might also like