You are on page 1of 3

NAMA : Rahmiza Hidayah

NIM : E1E020167

KELAS : 6-F

RESUME MAKALAH KELOMPOK 6

HUBUNGAN ANTARA KEANEKARAGAMAN SOSIOKULTURAL DENGAN PENDIDIKAN DAN


PENGAJARAN

A. Multikultural dan Gender: Dimensi dari Diversitas Sosiokultural Diversitas sosiokultural


secara makna kata dapat diartikan sebagai perbedaan-perbedaan yang terdapat didalam
masyarakat, khususnya mengenai sosial dan budaya masyarakat. Diversitas sosiokultural
tergambar dari banyak aspek kehidupan, diantaranya adalah multikultural dan Gender.
Kedua konsep itu memiliki hubungan dengan kehidupan sosial dan kebudayaan pada suatu
masyarakat. Secaraetimologi,multikulturalisme terdiri dari multi yang berarti “banyak”,
kultur yang berarti “budaya”, dan isme yang berarti paham “aliran”. Jadi, multikulturalisme
adalah suatu paham, corak, kegiatan, yang terdiri dari banyak budaya pada suatu daerah
tertentu.Sementara gender dalam sosiologi mengacu pada sekumpulan ciri-ciri khas yang
bukan dikaitkan dengan jenis kelamin individu (seseorang) dan diarahkan pada peran social
atau identitasnya dalam masyarakat.
B. Pengertian Pendidikan Multikultural
Multikulturalisme merupakan sistem keyakinan dan perilaku yang mengakui dan
menghormati kehadiran semua kelompok yang beragam dalam suatu organisasi atau
masyarakat, mengakui sosial-budaya mereka yang berbeda, dan mendorong dan
memungkinkan kontribusi melanjutkan mereka dalam konteks budaya inklusif yang
memberdayakan semua dalam organisasi atau masyarakat. Sedangkan Pendidikan
multikultural didefinisikan sebagai sebuah kebijakan sosial yang didasarkan pada prinsip-
prinsip pemeliharaan budaya dan saling memiliki rasa hormat antara seluruh kelompok
budaya di dalam masyarakat (Atmaja, 2020). Dalam dunia pendidikan, diperlukan suatu
pembelajaran yang merangkum tentang multikularisme agar peserta didik dapat mengakui
dan menghormati keragaman kelompok sosial lainnya.
C. Tujuan Pendidikan Multikultural
Tujuan pendidikan multikultural ada dua, yaitu tujuan awal dan tujuan akhir. Tujuan awal
adalah tujuan sementara karena tujuan ini hanya berfungsi sebagai perantara agar tujuan
akhirnya tercapai dengan baik. Adapun tujuan awal pendidikan multikultural adalah
membangun wacana pendidikan, pengambil kebijakan dalam dunia pendidikan dan peserta
didik. Jika mereka memiliki wacana pendidikan multikultural yang baik maka kelak mereka
tidak hanya mampu untuk menjadi transformator pendidikan multikultural yang mampu
menanamkan nilai-nilai pluralisme, humanisme dan demokrasi secara langsung di sekolah
kepada para peserta didiknya.
D. Pendekatan Pendidikan Multikultural
Pendekatan yang digunakan pendidikan multicultural beragam macam. Adapun metode
yang digunakan dalam pendidikan multikulturan adalah sebagai berikut.
1. Pendekatan historis
Pada pendekatan ini, pembelajar akan diajarkan materi dengan melihat kembali ke
belakang. Artinya pembelajar akan memiliki kerangka berfikir yang komplit sampai ke
belakang untuk selanjutnya mereflesikan untuk masa ini atau masa yang akan datang.
2. Pendekatan sosiologis
Pada pendekatan ini terjadi proses kontekstualisasi atas apa yang pernah terjadi di masa
sebelumnya atau datangnya di masa lampau sehingga materi yang diajarkan dapat menjadi
aktual, bukan karena dikarang namun dikarena senantiasa berdasarkan dengan
perkembangan zaman yang terjadi, dan tidak bersifat indoktrinisasi karena kerangka
berpikir yang dibangun adalah kerangka berpikir kekinian.
3. Pendekatan kultural
Pendekatan ini memfokuskan pada otensitas dan tradisi yang berkembang. Dengan
demikian pembelajar akan dapat melihat mana tradisi yang otentik dan mana yang tidak.
4. Pendekatan psikologis
Pendekatan ini berupaya memperhatikan situasi psikologis perseorangan secara mandiri.
Maksudnya masing-masing pembelajar harus dilihat sebagai manusia mandiri dan unik
dengan karakter serta keahlian yang dimilikinya.
5. Pendekatan estetik
Pada pendekatan ini diajarkan untuk berlaku sopan dan santun, damai, ramah, dan
mencintai keindahan karena materi yang dipelajari secara doctrinal dan menekan maka
pembelajar itu akan cenderung bersikap kasar sehingga diperlukannyalah dengan sopan dan
santun.
6. Pendekatan berprespektif gender
Pendekatan terakhir ini menekankan bahwa pembelajar disadarkan untuk tidak
membedakan jenis kelamin atau gender karena kesuksesan itu tidak memandang
gender.Dari semua penjelasan pendekatan di atas, sangat mungkin untuk terciptanya
kesadaran multicultural di dalam pendidikan dan juga kebudayaan.
E. Implementasi Pendidikan Multikultural di Sekolah Untuk mencapai nilai-nilai multicultural
dapat berdasarkan tiga sumber berikut yaitu:
1. konsep mengenai kebutuhan peserta didik;
2. konsep mengenai kebutuhan masyarakat;
3. konsep tentang peranan dan status mata pelajaran yang akan disampaikan.
Dari sumber di atas maka disusunlah rumusan tentang tujuan pendidikan multicultural.
Selanjutnya dari tujuan ini direncanakan kurikulum dan keputusan intruksional yang akan
dilakukan

You might also like