Professional Documents
Culture Documents
� Corresponding Author:
Dorawan Lia Sihite1, Nurhabibah Meha 2, Rifa Atul Suaidah Lubis3,
Reh Bungana Beru P.A4,Surya Dharma5
Universitas Negeri Medan, Jalan William Iskandar, Medan
Email: dorawanlias@gmail.com 1, nurhabibahmeha@gmail.com 2 rifalubis46@gmail.com 3
PENDAHULUAN
Negara dengan jumlah penduduk yang besar, negara Indonesia adalah salah satu negara
multikultural terbesar di dunia dengan suku bangsa dengan keragaman budaya dan bahasa,
kepercayaan, kondisi sosial ekonomi, keragaman agama dan gender (Suryana, 2015)
Tergantung situasinya Melihat keberagaman tersebut, dirasa perlu untuk mengembangkan sikap
toleran terhadap siswa Sekolah dasar baru dalam berbagai situasi yang beragam dan sosial
72
Dalam keragaman tersebut, perilaku apresiatif dapat terbentuk dan lahir dapat membawa
ketentraman, kenyamanan dalam tatanan kehidupan masyarakat (A. Farikhatim, 2016) Toh, itu
bisa meningkatkan toleransi siswa untuk mendukung tercapainya masyarakat multikultural yang
serasi dan serasi
Indonesia adalah negara yang majemuk Keanekaragaman suku, bahasa, agama dan budaya.
Keberagaman bangsa Indonesia dapat dilihat dari dua sudut pandang Perspektif yaitu vertikal
dan horizontal (Pettalongi, 2013, h.173). Pluralisme vertikal muncul struktur lapisan sosial dan
lapisan masyarakat, sedangkan secara horizontal menunjukkan adanya satuan-satuan sosial
berdasarkan suku, agama, adat istiadat dan kebiasaan.daerah Ada perbedaan dalam pluralisme
vertical dari tingkat pendidikan, keuangan, pemukiman, pekerjaan dan sosial budaya. Akhir
Vertikal itu mengacu pada kedudukan sosial yang terdapat dalam masyarakat, yaitu kelas sosial.
Dalam arti tertentu, modernitas menjadi perwujudan perbedaan vertikal Perbedaan ini
disebabkan oleh perkembangan alat peradaban manusia pada tatanan sosial yang terpecah kelas
dalam masyarakat.
Dalam pendidikan multikultural, prinsip-prinsip tersebut dikoordinasikan memberikan
pelatihan dalam Pasal 4(1) UU No. 23 Tahun 2003, tentang membaca bahwa pelatihan ini
sangat terorganisir demokratis, adil dan tidak diskriminatif dengan mempromosikan hak asasi
manusia dan nilai-nilai Agama, nilai-nilai budaya dan pluralisme bangsa. Penyelenggaraan
pendidikan memerlukan multikulturalisme dan metode pembelajaran yang berbeda.
Pembelajaran terjadi dengan memberikan wawasan tentang keragaman yang melahirkan
toleransi. Istilah toleransi tidak disamakan dengan keragaman budaya dan etnis, tetapi lebih
menekankan keragaman budaya dan kesetaraan. Dalam pembelajaran di lingkungan sekolah
perlu diperhatikan atau ditegaskan multikulturalisme dan toleransi.
Dalam pelaksanaan pendidikan multikultural, guru berperan dalam membentuk peserta
didik sikap toleran dan beragam. Guru dan sekolah untuk membangun paradigma keberagaman
agama melalui kegiatan pembelajaran agama materi terpadu tentang keberagaman agama
Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) (Widiarti, 2016)
Pelaksanaan pendidikan sekolah melalui pembelajaran di kelas. Pembelajaran terapan dapat
mendukung sikap toleransi dan keberagaman sebagai ekspresi nilai multikultural. Pembelajaran
pendekatan tematik dengan bantuan buku bergambar dapat menjadi ide untuk membentuk
pendidikan sekolah. Ide pembelajaran Selama pembelajaran, pendekatan tematik buku
bergambar digunakan tema PPK.
Keberagaman masyarakat Indonesia tercermin dalam berbagai bidang kehidupan.Kisaran
bidang politik, ekonomi dan sosial juga tercermin secara geografis, Budaya, agama, suku dll.
Ada keragaman di daerah yang berbeda ini menyebabkan Indonesia disebut sebagai masyarakat
yang multietnik, multireligius (multiagama). budaya (multikultural) dll. Makna Kesatuan
(Unity) dalam Bhineka Tunggal Ika merupakan cerminan dari rasionalitas yang lebih
menekankan persamaan daripada perbedaan. Bhinneka Tunggal Ika dengan tegas menyatakan
adanya keharmonisan antara keragaman dan kesunyian Keragaman dan keunikan, antara
keragaman dan kesatuan, antara banyak dan satu pluralisme dan monisme (Meytati Rahma,
2023).
Untuk memahami ruang lingkup penelitian ini diperjelas di kajian teori terkait dengan
penjelasan penelitian Secara etimologis, istilah multikulturalisme berasal dari kata berikut: moni
(banyak/beraneka ragam) dan kulturen (kebudayaan atau budaya), artinya keragaman budaya.
Istilah multikulturalisme sering digunakan untuk menggambarkan kesatuan kelompok etnis
yang berbeda dalam masyarakat Saya Multikulturalisme adalah ideologi yang mengakui dan
merayakan perbedaan kesetaraan baik secara individual maupun kultural (Jarry, 1991). Budaya
yang perlu dipahami bukanlah budaya dalam arti sempit, tetapi budaya dalam arti sempit semua
dialektika manusia dalam kaitannya dengan kehidupannya. dialektikabanyak wajah muncul,
seperti sejarah, pemikiran, Budaya linguistik, bahasa dan lain-lain (Zamhari, 2016)
73
perbedaan Kebhinekaan bangsa Indonesia dalam satu wadah yaitu Negara Kesatuan Republik
Indonesia.Persatuan adalah upaya menciptakan wadah yang mampu menyatukan perbedaan atau
keragaman. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa Bhineka Tunggal Ika adalah
suatu pernyataan Jiwa dan semangat bangsa Indonesia yang mengakui realitas bangsa yang
majemuk, namun tetap untuk menjaga kesatuan. Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa
yang ada dan yang dijadikan Bagian dari lambang negara Indonesia yaitu Garuda Pancasila
(Setyaningsih, 2019).
Saat dianalisis, ungkapan Sansekerta terdiri dari kesatuan dalam keragaman kata Bhineka,
Tunggal dan Ika. Kata Bhinneka berasal dari Bhinna dan Ika. Bhina artinya beda dan Ika artinya
itu. Jadi kata Bhineka artinya berbeda. Analisis lain menunjukkan bahwa kata Bhineka terdiri
dari unsur kata “bhinn-a-eka”. Unsur “a” berarti tidak dan “eka” berarti satu. Kata Bhineka juga
bisa berarti “yang bukan”. Kata Tunggal berarti satu, dan Ika berarti itu. Dari analisis tersebut
dapat disimpulkan bahwa semboyan “kesepian dalam keberagaman” berarti “apa”. berbeda"
atau "banyak namun satu". berbagai atau sesuatu perbedaan tersebut terkait dengan realitas
objektif masyarakat Indonesia dengan keragamannya panjang.
Keberagaman masyarakat Indonesia tercermin dalam berbagai bidang kehidupan.Kisaran
bidang politik, ekonomi dan sosial juga tercermin secara geografis, Budaya, agama, suku dll.
Ada keragaman di daerah yang berbeda ini menyebabkan Indonesia disebut sebagai masyarakat
yang multietnik, multireligius (multiagama). budaya (multikultural) dll. Makna Kesatuan
(Unity) dalam Bhineka Tunggal Ika merupakan cerminan dari rasionalitas yang lebih
menekankan persamaan daripada perbedaan. Bhinneka Tunggal Ika dengan tegas menyatakan
adanya keharmonisan antara keragaman dan kesunyian Keragaman dan keunikan, antara
keragaman dan kesatuan, antara banyak dan satu pluralisme dan monisme (Meytati Rahma,
2023)
Begitu pula sebaliknya, jika aspek kesatuan yang menekankan kesamaan memanifestasikan
dirinya dengan cara yang berbeda Keanekaragaman yang berlebihan adalah pengingat terus-
menerus bahwa keragaman adalah sifat dan berkah tidak bisa dihindari Semboyan Bhineka
Tunggal Ika merupakan pernyataan pengakuan atas realitas bangsa Indonesia yang majemuk
(bhineka) tetapi selalu mengupayakan terwujudnya persatuan (kesendirian). Indonesia dengan
Bhinneka Tunggal Ika berarti Indonesia bersama dengan pengakuan keberagaman atau
perbedaan juga mengakui adanya persatuan dan dengan kata lain tetap ingin menjadi bangsa
Bangsa Indonesia. (Meytati Rahma, 2023)
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika digunakan untuk menjaga persatuan dan kesatuan
Persatuan bangsa Indonesia, termasuk konflik yang muncul seperti rasisme dan diskriminasi.
Walaupun orang Indonesia memiliki suku, adat, ras dan agama yang berbeda, namun kita serupa
Rakyat Indonesia harus tetap bersatu dalam perjuangan kemerdekaan. Agar itu benar cita-cita
negara merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur (Amalia Dwi Pertiwi, 2021)
Implementasi Di Sekolah, penerapan pembelajaran tematik diperlukan rencana pelaksanaan
pembelajaran meliputi, yaitu menetapkan mata pelajaran yang akan dipadukan, mempelejari
kompetensi dasar dan indikator dari mata pelajaran yang dipadukan, memilih dan menetapkan
tema, membuat matriks atau bagan hubungan kompetensi dasar dan tema/topik pemersatu,
menyusun silabus pembelajaran tematik, penyusunan rencana pembelajaran tematik pengelolaan
kelas (Rusman, 2014, h.260-271).
Peran guru dalam pembelajaran memenuhi syarat kedewasaan, sehat jasmani, dan rohani.
Guru agar dapat menyampaikan ilmu pengetahuan atau bidang studi yang diajarkannya harus
mengusai ilmu atau bidang studi yang diajarkan. Guru menjadi fasilitator yang memberikan
kebebasan kepada siswa, dapat mendorong perkembangan siswa, memberikan bantuan kepada
siswa dengan tepat, dan membiarkan siswa tumbuh melawati batas-batas perkembangan sendiri.
Selain aspek pengetahuan, guru dalam menjalankan tugas profesional harus mendukung
pembelajaran terpadu. Sikap dan sifat yang harus dimiliki guru pada pembelajaran terpadu,
75
yaitu fleksibel, bersikap terbuka, berdiri sendiri, peka, tekun, realistik, melihat ke depan, rasa
ingin tahu, ekspresif, dan menerima diri (Majid, 2014, h.185-188).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan bagaimana penerapan multicultural
berbasis ke Bhineka Tunggal ika pada tingkat sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian Kepustakaan. Dimana metode ini bermaksud bahwa penelitian yang
dilakukan dengan cara membaca buku-buku atau majalah dengan sumber data lainnya dalam
perpustakaan. Pada penelitian ini menggunakan dua tahap yakni tahap studi pendahuluan
dengan mencari sumber yang menjelaskan mengenai multicultural disekolah dasar serta
Bhineka Tunggal Ika dan Tahap selanjutnya Tahap kegiatan penelitian dengan mereview
literature yang berkaitan dan menyusun kedalam sebuah artikel. Untuk menjawab hasil
permasalahan penelitian yang sesuai dengan kebutuhan yakni dengan penelitian secara kualitatif
deskripsi, untuk memperoleh hasil serta jawaban penelitian.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka penulis memandang toleransi merupakan
satu dari berbagai karakter yang sejak dini perlu ditanamkan dan dibentuk pada peserta didik.
Sikap ini berkaitan dengan kesadaran diri dan kecakapan sosial, seperti sikap saling menghargai,
demokratis, bersahabat, cinta perdamaian dan persatuan, kepedulian sosial, empati dan
kerjasama. Melalui toleransi, niscaya dapat mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia
yang harmonis, bebas konflik, bebas sikap intoleran, dan memandang kemajemukan
sebagai keindahan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika (Mandayu, 2020, p. 32)
Implementasi nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika dan pola pembiasaan yang dilakukan
oleh pihak sekolah seperti tidak membeda-bedakan antar umat beragama, tidak adanya
rasialisme dalam lingkungan sekolah dan kehidupan sehari-hari. Hal ini didukung oleh
hasil penelitain (Dempsey & Ching, 2016) menyatakan bahwa Bhineka Tunggal Ika adalah
Penjelasan buku teks Bhineka Tunggal Ika juga terkait dengan (1) Filsafat, ideologi dan
landasan negara, pancasila (2) Konstitusi republic.
DAFTAR PUSTAKA
A. Farikhatim, A. S. (2016). Mengelolah Keragaman di Sekolah. Gagasan dan Pengalaman
Guru, 23.
Amalia Dwi Pertiwi, D. D. (2021). Implementasi Nilai Pancasila sebagai Landasan Bhineka
Tunggal Ika . Jurnal Kewarganegaraan , 5 (1).
Nur Latifah, A. M. (2021). Pendidikan Multikultural di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar
Nusantara, 2.
Parekh, B. (1997). " National Culture and Multiculturalism"dalam Kenneth Thomson. London:
Sage Publication.
Parekh, B. (1997). National Culture and Multicukulturalism dalam Kenneth Thomson . London
: Sage Publications.
Setyaningsih, U. (2019). Implementasi Nilai - Nilai Bhineka Tunggal Ika pada peserta didik
kelas VII SMP Negeri 1 Surakarta Pada tahun pelajaran 2016/ 2017. Civics Education and
Social Science Journal ( CESSJ ), 1(1).
Sipuan, I. W. (2022). Pendekatan Pendidikan Multikultural. AKSARA : Jurnal Ilmu Pendidikan
Nonformal, 2.
Suryana, Y. (2015). Pendidikan Multikultural " Satu Upaya Penguatan jati Diri bangsa.
Bandung: CV. Pustaka Setia.
Widiarti, I. d. (2016). Implementasi Pendidikan Multikultural sebagai upaya bela negara dalam
membentuk ketahanan nasional di SD Kansius eksperimental Manguan . Jurnal pendidikan
kewarganegaraan dan hukum , 1 - 15.
Dempsey, K., & Ching, J. (2016). “Cultural Competence Implication for Counselors in
Training”. Redfame Publishing.
Komalasari, K., & Saripudin, D. (2017). Pendidikan karakter konsep dan aplikasi living values
education. PT Refika Aditama.
Masamah, U., & Zamhari, M. (2016). Peran Guru Dalam Membangunan Multikultural Di
Indonesia. Quality, 4(2), 271–289.