You are on page 1of 13

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATA

PELAJARAN FISIKA KELAS X SMA DI BANDAR LAMPUNG

Oleh :
Betha natalia aritonang, Herpratiwi, I Dewa Putu Nyeneng
FKIP Unila, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung
Email : natalia_betha@yahoo.com
0813692218113

Abstract : Developing students worksheet for physics in grade x senior high school
in bandar lampung. The purposes of this research are (1) analizing the schools potential
and condition for developing worksheet as a guidance for students in doing experiment
for rectilinear motion subject matter, (2) developing worksheet as a guidance for students
in doing experiment for rectilinear motion subject matter, (3) analizing the effectiveness
of using worksheet as a guidance for students in doing experiment for rectilinear motion
subject matter, (4) analizing the efficiency of using worksheet as a guidance for students
in doing experiment for rectilinear motion subject matter, and (5) analizing the
attractiveness of using worksheet as a guidance for students in doing experiment for
rectilinear motion subject matter.This research used research and development approach.
It was conducted in SMA Yadika Bandar Lampung, SMA Negeri 5 Bandar Lampung,
and SMA Negeri 15 Bandar Lampung. Data collecting technique used are test and
questionnaire. The research data was analized descriptively and by using T-Test.The
conclusions of this research are: (1) Senior high schools in Bandar Lampung are potential
for developing students worksheet. It was identified that there had not been worksheet as
a guidance for students in doing experiment for rectilinear motion subject matter before,
the learning result which tended to be low in the subject matter, and the presentation of
the guidance used before did not support for achieving the goal of physics. (2) The
worksheet development processes are (a) analysing the curriculum i.e. analysing Standar
of Competence, Basic Competene, and materials which needed the worksheet, (b)
formulating the learning indicators and goals, (c) mapping the worksheet needs to identify
the number of worksheet needed, (d) determining the worksheet elements,
(e) collecting the materials, and (f) composing the worksheet. (3) The worksheet is
effective in use as a guidance for students in doing experiment for rectilinear motion
subject matter as it can be seen from the increase of students learning result and the
average gain was 0.82. (4) The worksheet is efficient in use as a guidance for students in
doing experiment for rectilinear motion subject matter as it can be seen from the time
spent in the learning process was less than the time needed, with the efficiency presentage
was 1.62. (5) The worksheet is attractive in use as a guidance for students in doing
experiment for rectilinear motion subject matter as it can be seen from the result of the
worksheet attractiveness testing with the average percentage was 78%, and from the
increase of students learning time because they were interested in using the worksheet
during the learning process.
Keywords: instructional design, students worksheet, physics

Abstrak : Pengembangan lembar kerja siswa mata pelajaran fisika kelas x sma di
bandar lampung. Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis potensi dan kondisi
sekolah untuk mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai panduan praktikum
fisika siswa materi gerak lurus, (2) mengembangkan LKS sebagai panduan praktikum
fisika siswa materi gerak lurus, (3) menganalisis efektifitas penggunaan LKS sebagai
panduan praktikum fisika siswa materi gerak lurus, (4) menganalisis efisiensi penggunaan
LKS sebagai panduan praktikum fisika siswa materi gerak lurus, dan (5) menganalisis
kemenarikan LKS sebagai panduan praktikum fisika siswa materi gerak lurus. Penelitian
menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan. Penelitian dilakukan di SMA
Yadika Bandar Lampung, SMA Negeri 5 Bandar Lampung, dan SMA Negeri 15 Bandar
Lampung. Pengumpulan data menggunakan tes dan angket. Data penelitian dianalisis
secara deskriptif dan uji T-Test. Kesimpulan penelitian adalah: (1) SMA di Bandar
Lampung berpotensi untuk pengembangan LKS. Hal ini ditandai dengan kondisi belum
adanya LKS sebagai panduan praktikum siswa materi gerak lurus, hasil belajar yang
cenderung rendah pada materi gerak lurus, dan penyajian panduan yang digunakan
selama ini tidak mendukung tercapainya tujuan mata pelajaran fisika. (2) Proses
pengembangan LKS adalah (a) analisis kurikulum yaitu menganalisis SK, KD, dan materi
mana yang memerlukan LKS; (b) merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran;
(c) menyusun peta kebutuhan LKS untuk mengetahui jumlah LKS yang diperlukan;
(dmenentukan unsur-unsur LKS; (e) mengumpulkan materi; dan (f) menulis LKS. (3)
LKS efektif digunakan sebagai panduan praktikum materi gerak lurus dilihat dari
peningkatan hasil belajar siswa, dengan rata-rata gain 0,82. (4) LKS efisien digunakan
sebagai panduan praktikum materi gerak lurus dilihat dari lebih sedikit waktu yang
digunakan dalam pembelajaran jika dibandingkan dengan waktu yang diperlukan, dengan
nilai efisiensi 1,62. (5) LKS menarik digunakan sebagai panduan praktikum materi gerak
lurus dilihat dari hasil uji kemenarikan LKS dengan rata-rata persentase 78%, dan
bertambahnya jumlah jam belajar siswa karena tertarik menggunakan LKS dalam
pembelajaran.

PENDAHULUAN dan merakit instrumen percobaan,


mengumpulkan, mengolah, dan
Permendiknas No. 22 Thn. 2006 tentang menafsirkan data, serta
standar isi menjelaskan bahwa mengkomunikasikan hasil percobaan
pembelajaran fisika pada tingkat secara lisan dan tertulis. Metode
SMA/MA dilaksanakan secara inkuiri pembelajaran yang sering digunakan
ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan guru untuk mencapai tujuan tersebut
berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah, adalah praktikum.
serta berkomunikasi sebagai salah satu
aspek penting kecakapan hidup. Lebih Metode praktikum adalah suatu cara
lanjut dijelaskan bahwa salah satu tujuan membelajarkan, dimana siswa
pembelajaran fisika yaitu agar siswa melakukan suatu percobaan tentang
memiliki kemampuan mengembangkan suatu hal, mengamati prosesnya serta
pengalaman untuk dapat merumuskan menuliskan hasil percobaannya,
masalah, mengajukan dan menguji kemudian hasil pengamatan
hipotesis melalui percobaan, merancang disampaikan ke kelas dan dievaluasi
oleh guru. Metode praktikum yang sangat singkat berkaitan dengan materi
digunakan dalam pembelajaran fisika praktikum. Selain di SMA Yadika
merupakan salah satu aplikasi Permen Bandar Lampung, juga dilakukan
No. 41 Thn. 2007 tentang standar proses observasi dan wawancara terhadap
yang menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan praktikum fisika di
pelaksanaan pembelajaran, guru beberapa kelas X SMA di Bandar
memfasilitasi siswa melakukan Lampung, diantaranya adalah SMA
percobaan di laboratorium, Negeri 5 Bandar Lampung dan SMA
memfasilitasi siswa melalui pemberian Negeri 15 Bandar Lampung.
tugas, diskusi, dan lain-lain, untuk Berdasarkan wawancara terhadap guru
memunculkan gagasan baru baik secara mata pelajaran fisika kelas X di SMA
lisan maupun tertulis. tersebut, diketahui bahwa tidak ada LKS
yang digunakan sebagai panduan
Berkaitan dengan praktikum, Tabatabai
praktikum fisika siswa. LKS yang ada
(2009: 1) mengemukakan bahwa untuk
hanyalah berisi materi-materi fisika,
mengerjakan suatu kegiatan belajar
tugas-tugas, dan evaluasi yang berkaitan
dalam bentuk praktik diperlukan lembar
dengan materi-materi pada semester itu.
kerja siswa (LKS). LKS merupakan
salah satu bahan ajar yang dapat Pada pelaksanaan praktikum fisika di
dijadikan sebagai suatu panduan yang beberapa SMA lain di Bandar Lampung,
dapat membantu siswa dalam beberapa juga tidak ada LKS yang digunakan
hal diantaranya penggunaan alat dan sebagai panduan praktikum, yang
bahan praktikum, pengumpulan data, digunakan sebagai panduan adalah
analisis hasil praktikum, dan mengaitkan lembar kegiatan atau aktivitas praktikum
kegiatan praktikum yang telah dilakukan dalam buku paket fisika pada semester
dengan konsep-konsep fisika. itu. Setelah dilakukan kajian, kegiatan
atau aktivitas praktikum yang terdapat
Pada pelaksanaan praktikum fisika kelas
dalam beberapa buku paket hanya
X di SMA Yadika Bandar Lampung,
terbatas pada penyajian alat dan bahan
guru selama ini menggunakan buku
percobaan, prosedur percobaan, dan
pedoman, tidak ada LKS yang
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
digunakan sebagai panduan praktikum
dengan materi praktikum. Penyajian
siswa. Buku pedoman yang digunakan
panduan praktikum yang biasa
tersebut hanya berisi tujuan, alat dan
digunakan selama ini dapat
bahan, cara kerja, tabel pengamatan,
mengakibatkan tidak tercapainya tujuan
beberapa pertanyaan, dan teori yang
mata pelajaran fisika karena panduan
yang ada tidak menuntun siswa pada Berdasarkan observasi dan wawancara
perumusan masalah, penentuan yang dilakukan, diketahui bahwa
hipotesis, pengolahan data, penarikan diperlukan LKS sebagai panduan
kesimpulan, sampai pada praktikum fisika siswa yang tidak
pengkomunikasian hasil percobaan. terbatas pada penyajian alat dan bahan
Panduan yang biasa digunakan selama serta prosedur percobaan, tetapi juga
ini hanya mengarahkan pada dalam membantu pengkonstruksian
penggunaan alat dan bahan serta pengetahuan awal siswa untuk
prosedur percobaan saja. merumuskan masalah dan mengajukan
hipotesis. Selain itu, LKS juga
Berkaitan dengan panduan praktikum
menyajikan pertanyaan-pertanyaan
yang digunakan tersebut, dilakukan
lanjutan yang dapat membantu siswa
wawancara terhadap siswa SMA Yadika
untuk lebih memahami dan mengingat
Bandar Lampung, SMAN 5 Bandar
materi yang dipraktikkan serta
Lampung, dan SMAN 15 Bandar
membantu siswa dalam mengambil
Lampung. Hasil wawancara
kesimpulan dari apa yang telah
menunjukkan bahwa keterbatasan
dipraktikkannya.
penyajian panduan praktikum membuat
Analisis kebutuhan akan LKS kemudian
siswa sulit mengaitkan antara teori
ditindaklanjuti dengan memilih standar
dengan percobaan karena pemahaman
kompetensi (SK) dan kompetensi dasar
awal tidak dikonstruksi terlebih dahulu
(KD) mata pelajaran fisika SMA kelas X
dan setelah praktikum tidak ada
semester 1 yang dalam pembelajaran
pertanyaan-pertanyaan atau tugas
dilakukan praktikum dan sangat perlu
lanjutan yang dapat lebih memperdalam
dikembangkan LKS sebagai panduan
pemahaman dan ingatan siswa terhadap
praktikumnya. Berdasarkan SK, KD,
materi yang telah dipraktikkan.
dan hasil belajar siswa, maka KD 2.1
yaitu menganalisis besaran fisika pada
Panduan praktikum yang digunakan
gerak dengan kecepatan dan percepatan
selama ini juga menimbulkan masalah
konstan merupakan KD yang sangat
lain ketika praktikum terkadang tidak
perlu dikembangkan LKS sebagai
dapat dilakukan karena kegiatan atau
panduan praktikumnya. Hal tersebut
aktivitas praktikum yang terdapat di
juga didasarkan pada hasil belajar siswa
dalam buku paket membutuhkan alat
di SMA Yadika Bandar Lampung tahun
dan bahan yang tidak dimiliki sekolah.
pelajaran 2011-2012, di mana hanya
31,75% siswa yang hasil belajarnya
mencapai KKM pada KD 2.1. Hal lain dan hasil wawancara, diketahui bahwa
yang mendasari sangat perlunya siswa dan guru membutuhkan LKS
dikembangkan LKS praktikum untuk sebagai panduan praktikum fisika materi
KD 2.1 adalah sangat berpengaruhnya gerak lurus.
materi pada KD tersebut (materi gerak
Berdasarkan pemaparan di atas, maka
lurus) sebagai dasar dari materi-materi
diperlukan LKS sebagai panduan
selanjutnya yang lebih kompleks. Jika
praktikum materi gerak lurus yang
siswa tidak memahami materi-materi
tentunya tidak saja menyajikan alat dan
pada KD tersebut dengan baik maka
bahan serta prosedur percobaan, tetapi
akan sulit untuk memahami materi-
juga menyajikan pertanyaan-pertanyaan
materi fisika di KD selanjutnya.
atau fenomena-fenomena dalam
Cenderung rendahnya hasil belajar siswa
kehidupan sehari-hari untuk
sebagai akibat dari pengetahuan dan
mengkonstruksi pemahaman awal siswa.
pemahaman konsep siswa terhadap
Selain itu, LKS juga berisi pertanyaan-
materi gerak lurus yang disajikan
pertanyaan lanjutan yang membimbing
melalui praktikum tidak dapat
siswa dalam merumuskan masalah,
berkembang secara optimal.
mengajukan dan menguji hipotesis
Keterbatasan penyajian bahan ajar yang
melalui percobaan, merancang dan
selama ini digunakan sebagai panduan
merakit instrumen percobaan,
praktikum siswa menjadi salah satu
mengumpulkan, mengolah, dan
penyebab masalah tersebut. Selain hasil
menafsirkan data, serta
belajar yang cenderung rendah, keadaan
mengkomunikasikan hasil percobaan
tersebut juga berdampak pada
sehingga siswa menjadi semakin paham
pembelajaran menjadi kurang efektif
dan ingatan dengan materi. Pemahaman
dan efisien.
dan ingatan yang tinggi terhadap suatu
Berkaitan dengan permasalahan yang materi dasar berdampak pada lebih
ada, telah diberikan angket kepada siswa mudahnya siswa untuk memahami dan
di SMA Yadika Bandar Lampung dan mengingat materi-materi selanjutnya.
dilakukan wawancara terhadap guru
Berdasarkan masalah yang ada, maka
mata pelajaran fisika di SMA Negeri 5
tujuan penelitian pengembangan ini
Bandar Lampung dan SMA Negeri 15
adalah (1) menganalisis potensi untuk
Bandar Lampung untuk mengetahui
pengembangan LKS sebagai panduan
tingkat kebutuhan akan LKS sebagai
praktikum fisika siswa materi gerak
panduan praktikum fisika siswa materi
lurus, (2) mengembangkan LKS sebagai
gerak lurus. Berdasarkan data angket
panduan praktikum fisika siswa materi kelas X di SMA Yadika Bandar
gerak lurus, (3) menganalisis efektifitas Lampung, SMAN 5 Bandar Lampung,
penggunaan LKS sebagai panduan dan SMAN 15 Bandar Lampung.
praktikum fisika siswa materi gerak Sampel ujinya adalah 3 siswa untuk
lurus, (4) menganalisis efisiensi masing-masing kelas yang ditetapkan
penggunaan LKS sebagai panduan dengan teknik simple random sampling
praktikum fisika siswa materi gerak (Sugiyono, 2009:82). Produk awal yang
lurus, dan (5) menganalisis kemenarikan telah diuji perorangan diujikan lagi
LKS sebagai panduan praktikum fisika melalui uji kelompok kecil. Populasi dan
siswa materi gerak lurus. teknik pengambilan sampel pada uji
kelompok kecil sama dengan uji
METODE
perorangan, tetapi yang menjadi
sampelnya berbeda. Sampel pada uji ini
Penelitian dilaksanakan pada semester
adalah 8 siswa untuk masing-masing
ganjil tahun pelajaran 2012-2013 di
kelas.
SMA Yadika Bandar Lampung, SMAN
5 Bandar Lampung, dan SMAN 15
Revisi dilakukan pada tiap jenis uji coba
Bandar Lampung. Langkah-langkah
terbatas, yaitu revisi hasil uji ahli materi,
penelitian pengembangan LKS sebagai
revisi hasil uji ahli media, revisi hasil uji
panduan praktikum fisika siswa materi
perorangan, dan revisi hasil uji
gerak lurus, mengacu pada langkah-
kelompok kecil. LKS hasil revisi uji
langkah penelitian pengembangan Borg
coba terbatas diujikan kembali dengan
and Gall (2003: 573), serta langkah-
subjek uji yang lebih luas dari uji
langkah penyusunan LKS menurut
sebelumnya. Populasi pada uji ini adalah
Diknas (2004) dan Prastowo (2012:
seluruh siswa kelas X SMA Yadika
207). Secara sistematis, langkah-langkah
Bandar Lampung. Sampel ujinya adalah
pengembangannya dapat dilihat pada
kelas X.2 di SMA Yadika Bandar
Gambar 1.
Lampung.

Produk awal yang telah dikembangkan


diujikan dengan ahli melalui pengisian
angket. Uji ahli yang dilakukan meliputi
uji ahli materi dan uji ahli media.
Produk awal yang telah diuji ahli
diujikan lagi melalui uji perorangan.
Populasi uji perorangan adalah satu
(Sugiyono, 2009: 74). Desain ini
I. Studi Pendahuluan
1. Studi pustaka membandingkan nilai pretest (tes
2. Studi lapangan
3. Survey kepada siswa dan guru sebelum menggunakan LKS) dengan
tentang perlu tidaknya LKS
yang akan dikembangkan
nilai posttest (tes setelah menggunakan
LKS).

II. Perencanaan O1 X O2
1. Memilih SK dan KD
2. Merumuskan
indikator dan tujuan Gambar 2. Desain Eksperimen One
pembelajaran
3. Menyusun peta Group Pretest Posttest Design
kebutuhan LKS

Pada gambar 2, O1 adalah nilai pretest,


III. Pengembangan X adalah perlakuan, dan O2 adalah nilai
Produk Awal
1. Menentukan unsur-
unsur LKS
posttest (Sugiyono, 2009: 75).
2. Mendesain tampilan
LKS
3. Mengumpulkan materi Instrumen pada penelitian
4. Menyusun unsur-unsur
LKS
5. Editing pengembangan ini adalah (1) instrumen
6. Finishing
untuk uji ahli materi, (2) instrumen
untuk uji ahli media, (3) instrumen uji
IV. Uji Coba
Terbatas perorangan, uji kelompok kecil, dan uji
lapangan, (4) instrumen tes berupa soal
V. Revisi
pretest dan posttest yang diberikan
kepada siswa untuk uji efektifitas
VI. Uji
Lapangan penggunaan LKS, dan (5) instrumen non
tes berupa angket yang diberikan kepada
VII. Penyempurnaan Produk
Utama siswa dan guru untuk uji kemenarikan
LKS. Teknis analisis data pada
Produk Utama:
LKS sebagai panduan praktikum penelitian pengembangan ini adalah
fisika siswa materi gerak lurus
analisis data kuantitatif dan kualitatif.
Analisis data kuantitatif diperoleh dari
Gambar 1. Diagram Langkah-langkah nilai pretest dan posttest. Nilai pretest
Pengembangan LKS sebagai Panduan dan posttest kemudian diuji
Praktikum Fisika Siswa Materi Gerak
Lurus menggunakan One-Sample Kolmogorov-
Smirnov Test untuk mengetahui apakah
Desain eksperimen yang digunakan data terdistribusi normal. Setelah
adalah OneGroup PretestPosttest terdistribusi normal, data nilai pretest
Design, yang terdiri dari satu kelompok dan posttest diuji menggunakan Paired
eksperimen tanpa ada kelompok kontrol
Samples T-Test untuk mengetahui ada (Elice, 2012: 68)
tidaknya perbedaan nilai pretest
Data kualitatif diperoleh dari sebaran angket
(sebelum menggunakan LKS) dengan
untuk mengetahui kemenarikan LKS sebagai
nilai posttest (setelah menggunakan
panduan praktikum fisika materi gerak lurus.
LKS). Efektifitas penggunaan LKS Kualitas daya tarik dapat dilihat dari aspek
dilihat dari besarnya rata-rata gain kemenarikan dan kemudahan penggunaan
ternormalisasi. Besar rata-rata gain yang ditetapkan dengan indikator dengan
ternormalisasi dihitung dengan rentang persentase sangat menarik (90%-
persamaan berikut: 100%), menarik (70%-89%), cukup menarik
(50%-69%), atau kurang menarik (0%-49%).
Adapun persentase diperoleh dari persamaan
Keterangan:
gain ternormalisasi
nilai posttest (Elice, 2012: 69)
nilai pretest
= nilai maksimum HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Nilai Rata-rata Gain LKS sebagai panduan praktikum fisika


Ternormaalisasi dan Klasifikasinya
Rata-rata Tingkat
materi gerak lurus dikembangkan
Gain Klasifikasi Efektifitas
Ternormalisasi dengan memperhatikan potensi dan
Tinggi Efektif
Sedang
Cukup Efektif kondisi pembelajaran fisika pada tingkat
Rendah Kurang Efektif SMA di Bandar Lampung. Potensi
(Hake, 1998: 3) tersebut dianalisis melalui studi
Analisis efisiensi penggunaan LKS pendahuluan yang meliputi studi pustaka
difokuskan pada aspek waktu dengan dan studi lapangan.
membandingkan antara waktu yang
Produk awal dikembangkan dengan
diperlukan dengan waktu yang
judul Lembar Kerja Siswa Panduan
digunakan dalam praktikum sehingga
Praktikum Materi Gerak Lurus SMA
diperoleh rasio dari hasil perbandingan
Kelas X Semester 1. Unsur-unsur
tersebut. Adapun persamaan untuk
pokok pada produk awal meliputi (1)
menghitung efisiensi adalah
judul, (2) SK dan KD, (3) teori dasar,
dan (4) percobaan. Draft produk awal
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 2. Nilai Efisiensi Pembelajaran
dan Klasifikasinya
Nilai Efisiensi Klasifikasi Tingkat Efisiensi
>1 Tinggi Efisien
=1 Sedang Cukup Efisien
<1 Rendah Kurang Efisien
Tabel 3. Draft Produk Awal aktivitas yang dituntut dari siswa
Pengembangan LKS sebagai Panduan
Praktikum Materi Gerak Lurus dalam RPP ptraktikum (produk
STANDAR KOMPETENSI pendukung). Saran perbaikan dari ahli
KOMPETENSI DASAR
TEORI DASAR materi 2 adalah perlu diperbaiki
A. Jarak dan Perpindahan
B. Kelajuan dan Kecepatan pernyataan yang bermakna ganda.
C. Percepatan
D. Gerak Lurus Beraturan
E. Gerak Lurus Berubah Beraturan
PERCOBAAN Hasil uji ahli media 1 dan 2
A. PERCOBAAN GERAK LURUS
BERATURAN menunjukkan bahwa fisik LKS menarik,
1. Tujuan
2. Rumusan Masalah jenis huruf yang digunakan tepat, layout
3. Hipotesis
4. Alat dan Bahan atau perwajahan tepat, warna yang
5. Rancangan Percobaan
6. Langkah-langkah Percobaan digunakan tepat, kotak dan garis yang
7. Pertanyaan-pertanyaan
8. Kesimpulan digunakan tepat, LKS dapat dibaca
B. PERCOBAAN GERAK LURUS
BERUBAH BERATURAN dengan jelas. Saran perbaikan yang
1. Tujuan
2. Rumusan Masalah diberikan oleh ahli media 1 adalah
3. Hipotesis
4. Alat dan Bahan gambar yang pecah warnanya harus
5. Rancangan Percobaan
6. Langkah-langkah Percobaan diganti, bidang kosong untuk
7. Pertanyaan-pertanyaan
8. Kesimpulan menggambarkan rancangan percobaan

Hasil uji ahli materi 1 dan 2 diberi kotak, dan struktur kalimat

menunjukkan bahwa materi yang diperhatikan kata perkata sehingga tidak

disajikan dalam LKS sesuai dengan SK ada kelebihan huruf. Saran perbaikan

dan KD, materi relevan dengan tujuan dari ahli media 2 adalah perlu diperbaiki

percobaan, penyajian percobaan sesuai beberapa susunan kalimat agar lebih

dengan tujuan percobaan, susunan isi komunikatif dengan pembaca.

LKS sudah sistematis. Saran perbaikan


Hasil uji perorangan menunjukkan
yang diberikan oleh ahli materi 1 adalah
bahwa LKS sebagai panduan praktikum
sistematika isi dan pengorganisasian
materi gerak lurus cukup efektif, efisien,
LKS harus lebih konstruktivistik di
dan menarik digunakan dalam
mana siswa membangun konsep dari
pembelajaran secara individu. Hasil
adanya persoalan-persoalan yang
revisi berdasarkan saran siswa pada uji
dihadapkan pada mereka, warna tulisan
perorangan adalah kalimat bercetak
harus lebih dikontraskan berkaitan
tebal di dalam LKS yang mengandung
dengan keterbacaan LKS, dan perlunya
suatu penekanan terhadap konsep
pengelompokkan ranah kognitif dan
penting dari materi yang
penyesuaian ranah afektif untuk
dipaparkan,dimiringkan penulisannya
perilaku karakter bangsa dengan agar terlihat jelas. Hasil uji kelompok
kecil menunjukkan LKS cukup efektif, dan penyajian percobaan yang
efisien, dan menarik digunakan dalam membimbing siswa untuk mampu
pembelajaran secara kelompok. Hasil mengaitkan teori yang telah
revisi berdasarkan saran perbaikan yang dipahaminya dengan percobaan
diberikan siswa dalam angket pada uji langsung.
kelompok kecil adalah memberikan SIMPULAN DAN SARAN
contoh-contoh soal hitungan pada LKS.
Simpulan dari penelitian ini adalah (1)
Hasil uji lapangan menunjukkan bahwa
SMA di Bandar Lampung berpotensi
bahwa LKS efektif, efisien, dan menarik
untuk pengembangan LKS. Hal ini
digunakan dalam pembelajaran untuk uji
ditandai dengan kondisi belum adanya
lapangan yang skala ujinya lebih luas.
LKS sebagai panduan praktikum siswa
materi gerak lurus, hasil belajar yang
Penggunaan LKS membuat
cenderung rendah pada materi gerak
pembelajaran menjadi efektif karena
lurus, dan penyajian panduan yang
membantu siswa dalam memperoleh
digunakan selama ini tidak mendukung
pengalaman belajar di mana siswa
tercapainya tujuan mata pelajaran fisika.
dituntut untuk melakukan kerja praktik,
(2) Proses pengembangan LKS adalah
berdiskusi, mengemukakan pendapat,
(a) analisis kurikulum yaitu
menguji kemampuan dan
menganalisis SK, KD, dan materi mana
pemahamannya melalui pertanyaan-
yang memerlukan LKS; (b)
pertanyaan dalam LKS, dan membuat
merumuskan indikator dan tujuan
kesimpulan tentang kegiatan
pembelajaran;
pembelajaran yang telah dilakukan.
(c) menyusun peta kebutuhan LKS
Penggunaan LKS membuat pelajaran
untuk mengetahui jumlah LKS yang
mejadi efisien karena siswa lebih terarah
diperlukan; (d) menentukan unsur-unsur
dalam pembelajaran dan guru lebih
LKS; (e) mengumpulkan materi; dan
mudah dalam membimbing dan
(f) menulis LKS. (3) LKS efektif
mengajar siswa untuk lebih memahami
digunakan sebagai panduan praktikum
materi. LKS menjadi menarik karena
materi gerak lurus dilihat dari
disajikan dengan warna yang bervariasi,
peningkatan hasil belajar siswa, dengan
gambar-gambar yang digunakan
rata-rata gain 0,82. (4) LKS efisien
mendukung pemaparan materi ,
digunakan sebagai panduan praktikum
penyajian pertanyaan-pertanyaan dapat
materi gerak lurus dilihat dari lebih
mengkonstruksi pemahaman konsep
sedikit waktu yang digunakan dalam
siswa, penyajian rumus-rumus fisika
pembelajaran jika dibandingkan dengan
dilengkapi dengan contoh-contoh soal,
waktu yang diperlukan, dengan nilai DAFTAR RUJUKAN
efisiensi 1,62. (5) LKS menarik
Buku:
digunakan sebagai panduan praktikum
Anderson, Lorin W. Et al. 2001. A
materi gerak lurus dilihat dari hasil uji Taxonomy for Learning, Teaching
and Assessing, A Revison of
kemenarikan LKS dengan rata-rata
Blooms Taxonomy of Education
persentase 78%, dan bertambahnya Objectives. New York: Addison
Wesley Logman. Inc.
jumlah jam belajar siswa karena tertarik
Arsyad, Azhar. 2010. Media
menggunakan LKS dalam pembelajaran. Pembelajaran. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Saran berdasarkan hasil penelitian dan Bloom, S.Benyamin. 1979. Taxonomy of
Educational Objectives, The
pembahasan adalah (1) LKS sebagai Classification of Educational
panduan praktikum materi gerak lurus Godls : Handbook 1 Cognitive
Domain. New York: Longman
dapat dijadikan salah satu bahan ajar inc.
untuk menciptakan pembelajaran yang Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu
Komunikasi Edisi 1. Jakarta:
efektif, efisien, dan menarik. (2) Guru RajaGrafindo Persada.
hendaknya benar-benar mengarahkan Daryanto. 2009. Panduan Pembelajaran
Kreatif dan Inovatif. Jakarta: AV
dan membimbing siswa untuk aktif Publisher.
dalam mengkonstruksi pengetahuan dan Degeng, I Nyoman Sudana. 2000. Ilmu
Pengajaran Taksonomi Variabel.
dalam memecahkan masalah yang Jakarta: Departemen Pendidikan
berkaitan dengan materi pelajaran dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi
melalui serangkaian kegiatan percobaan, Proyek Pengembangan Lembaga
pengumpulan dan analisis data Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Dick, Walter., Lou Carey, James Carey.
percobaan, perumusan masalah, 2001. The Systematic Design of
penentuan hipotesis, sampai pada Instruction: Sixth Edition. United
States of America.
penarikan kesimpulan yang disajikan Gall, Meredith D., Joyce P.Gall, Walter
dalam LKS praktikum. (3) Siswa diberi R.Borg. 2003. Educational
Research an Introduction, Seventh
kesempatan untuk mengkomunikasikan Editions. University of Oregon.
hasil percobaannya agar terjadi transfer United State of America.
Miarso, Yusufhadi. 2007. Menyemai
pengetahuan antarsiswa maupun antara Benih Teknologi Pendidikan.
siswa dengan guru sehingga materi yang Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
telah dipelajari dapat lebih dimengerti Nasution, S. 2008. Berbagai Pendekatan
dan diingat oleh siswa. Dalam Proses Belajar dan
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif
Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Jogjakarta: DIVA Press.
Prawiradilaga, Dewi Salma., dan
Eveline Siregar. 2008. Mozaik
Teknologi Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. 2005. Peraturan Pemerintah
Kencana Prenada Media Group. Republik Indonesia No. 19 Tahun
Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan 2005 tentang Standar Nasional
Makna Pembelajaran. Bandung: Pendidikan. Jakarta: Biro Hukum
Alfabeta. BPK RI.
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Depdiknas. 2007. Peraturan Menteri
Pembelajaran Berorientasi Pendidikan Nasional Republik
Standar Proses Pendidikan. Indonesia
Jakarta: Kencana Predana Media No. 41 Tahun 2007 tentang
Group. Standar Proses untuk Satuan
Sardiman, A.M. 2004. Interaksi dan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Biro Hukum dan
Jakarta: RajaGrafindo Persada. Organisasi Depdiknas RI.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor- Diknas. 2004. Pedoman Umum
Faktor yang Mempengaruhinya. Pemilihan dan Pemanfaatan
Jakarta: Rineka Cipta. Bahan Ajar. Jakarta: Ditjen
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Dikdasmenum.
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Skripsi, tesis, disertasi, laporan
Suparno, Pail. 2004. Guru Demokratis
di Era Reformasi Pendidikan. penelitian:
Jakarta: Gramedia.
Artanto, Widhiya. 2011. Pengembangan
Sutikno, M. Sobry. 2007. Menggagas
Bahan Belajar Matematika
Pembelajaran Efektif dan
Berbasis Audio Visual Di Kelas
Bermakna. Mataram: NTP Press.
VII SMP Pada Materi Pokok
Trianto. 2010. Mendesain Model
Garis dan Sudut. Tesis. FKIP
Pembelajaran Inovatif Progresif.
Unila PPSJ Teknologi
Jakarta: Kencana.
Pendidikan. Lampung.
Woolfolk, Anita. 2003. Educational
Elice, Deti. 2012. Pengembangan
Psycholoy: Ninth Edition. New York.
Desain Bahan Ajar Keterampilan
Aritmatika Menggunakan Media
Buku kumpulan artikel:
Sempoa Untuk Guru Sekolah
Miarso, Yusufhadi., dan Eko Suyanto. Dasar. Tesis. FKIP Unila PPSJ
2011. Kumpulan Materi Kuliah Teknologi Pendidikan. Lampung.
Mozaik Teknologi Pendidikan. Suyono. 2011. Pengembangan Media
PPSJ Teknologi Pendidikan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Unila. Lampung. Sekolah Menengah Atas Kelas X
Pribadi, Benny A. 2009. Model-model Berbasis Teknologi Informasi.
Desain Sistem Pembelajaran. PPS Tesis. FKIP Unila PPSJ
Prodi Teknologi Pendidikan UNJ. Teknologi Pendidikan. Lampung.
Jakarta.
Suparman, M Atwi. 2001. Desain
Buku terjemahan:
Instruksional. PAU-PPAI-
Universitas Terbuka. Smaldino, Sharon E., Deborah L.
Lowther, James D. Russell. 2011.
Instructional Technology &
Dokumen resmi:
Media for Learning Teknologi
Depdiknas. 2003. Undang-undang Pembelajaran dan Media untuk
Republik Indonesia No. 20 Tahun Belajar: Edisi Kesembilan.
2003 tentang Sistem Pendidikan Diterjemahkan oleh Arif Rahman.
Nasional. Jakarta: Sekretaris Jakarta: Kencana Predana Media
Negara RI. Group.
Internet: 6/sistem-belajar-mandiri.html. (3
Juli 2012, pukul 18:42)
Alfad, Haritsah. 2010. Pengembangan
Kusnandiono. 2009. Lembar Kerja
Lembar Kerja Siswa.
Siswa (LKS). http://kusnan-
http://haritsah.ifastnet.com/home/
kentus.blogspot.com/2009/05/lks.
38/50-lks.html. (30 Juni 2012,
html. (30 Juni 2012, pukul 15:43)
pukul 16:49)
Mashudi, Edi. 2008. Konsep Belajar
Anwar, Holil. 2009. Hakikat
Mandiri.
Pembelajaran IPA.
http://edingulik.wordpress.com/20
http://anwarholil.blogspot.com/
08/01/10/untuk-teman-teman/. (3
2009/01/hakikat-pembelajaran-
Juli 2012, pukul 18:38)
ipa.html. 25. (25 Januari 2009,
pukul 11:30)
Sari, Surya Puspita. 2008. Karakteristik
Cahyo, Jea Mukti. 2011. Implementasi Belajar Mandiri. http://pipit-
Teori Pembelajaran Piaget pada surya.blogspot.com/2008/09/kara
Fisika. kteristik-belajar-mandiri.html. (3
http://studifisika.blogspot.com/20 Juli 2012, pukul 18:41)
11/02/implementasi-teori- Tabatabai, Husein. 2009.
pembelajaran-piaget.html. (3 Juli Pengembangan Lembar Kerja
2012, pukul 16:48) Siswa.
Depdiknas. 2006. Lampiran Peraturan http://tartocute.blogspot.com/2009
Menteri Pendidikan Nasional /06/lembar-kerja-siswa.html. (30
Republik Indonesia No. 22 Tahun Juni 2012, pukul 16:40)
2006 tentang Standar Isi. Zulkarnain. 2009. Teknik Penyusunan
http://masdukiums.files.wordpress Bahan Ajar.
.com/2011/12/standar_isi.pdf. (3 http://zulkarnainidiran. (30 Juni
Juli 2012, pukul 15:16) 2012, pukul 17:11)
Fajri, Muhammad. 2010. Teori
Komunikasi, Belajar, dan
Pembelajaran.
http://vhajrie27.wordpress.com/20
10/03/28/teori-komunikasi-
belajar-dan-pembelajaran/. (3 Juli
2012, pukul 17:10)
Hake, RR. 1998. Interactive-
Engagement Versus Tradisional
Methods: A Six-Thousand-Student
Survey of Mechanics Test Data
for Introductory Physics Courses.
American Journal Physics.
Departmen of Physics. Indiana
University. Indiana.
http://www.physics.indiana.edu/~
sdi/ajpv3i.pdf. (17 Juli 2012,
pukul 02:11)
Juma. 2012. Teori Ausubel.
http://jumajuma27.blogspot.com/2
012/03/teori-ausubel.html. (Juni
2012, pukul 16:34)
Khafida, Sella. 2008. Sistem Belajar
Mandiri.
http://sn2dg.blogspot.com/2008/0

You might also like