You are on page 1of 14

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Percobaan

3.1.1 Percobaan I

Run 1
Tabel 3.1 Data komposisi overhead dengan rata-rata laju boil up 8,59 L/jam

Komposisi Overhead
T VA VB nA nB XA XB YA YB
85 75 25 1,286413 1,388 0,480 0,519 0,630 0,369
88 72 28 1,234957 1,555 0,442 0,557 0,611 0,388
88 69 31 1,1835 1,722 0,407 0,5927 0,588 0,411
rata-rata 0,443 0,556 0,609 0,390

Tabel 3.2 Data komposisi bottom dengan rata-rata laju boil up 8,59 L/jam

Komposisi Bottom
T VA VB nA nB XA XB YA YB
90 13 87 0,222 4,833 0,044 0,955 0,339 0,660
91 16 84 0,274 4,666 0,055 0,944 0,319 0,680
92 18 82 0,308 4,555 0,063 0,936 0,258 0,741
rata-rata 0,054 0,945 0,3057 0,694

Run 2
Tabel 3.3 Data komposisi overhead dengan rata-rata laju boil up 17,97 L/jam

Komposisi Overhead
T VA VB nA nB XA XB YA YB
91 49 51 0,840 2,833 0,228 0,771 0,591 0,408
93 48 52 0,823 2,888 0,221 0,778 0,588 0,411
95 39 61 0,668 3,388 0,164 0,835 0,581 0,418
rata-rata 0,205 0,794 0,586 0,413
Tabel 3.4 Data komposisi bottom dengan rata-rata laju boil up 17,97 L/jam

Komposisi Bottom
T VA VB nA nB XA XB YA YB
94 12 88 0,205 4,888 0,040 0,959 0,349 0,650
97 13 87 0,222 4,833 0,044 0,955 0,309 0,690
98 16 84 0,274 4,666 0,055 0,944 0,240 0,759
rata-rata 0,046 0,953 0,299 0,700

3.1.2 Percobaan 2

Run 1
Tabel 3.5 Data komposisi overhead dengan rata-rata Laju Boil up 15,9 L/jam

Komposisi Overhead
T VA VB nA nB XA XB YA YB
96 13 87 0,222 4,833 0,0440 0,955 0,574 0,425
98 15 85 0,257 4,722 0,0516 0,948 0,568 0,431
rata-rata 0,0478 0,952 0,571 0,428

Tabel 3.6 Data komposisi overhead dengan rata-rata Laju Boil up 15,9 L/jam

Komposisi Bottom
T VA VB nA nB XA XB YA YB
99 5 95 0,085 5,27 0,015 0,984 0,339 0,660
99 10 90 0,171 5 0,033 0,966 0,258 0,741
rata-rata 0,024 0,975 0,298 0,701

3.2 Pembahasan

3.2.1 Percobaan I

Percobaan 1 dilakukan dengan Reflux control Rasio Lo/R =3. Percobaan 1


dilakukan dengan variasi laju boil-up yang berbeda yaitu 6,94 L/jam, 8,02 L/jam, 10,81
L/jam dan dihasilkan sesuai pada Table 3.1 sedangkan Table 3.2 dilakukan dengan
variasi laju boil-up 16,10 L/jam, 18,62 L/jam, 19,23 L/jam. Terlihat bahwa pada 10
menit pertama yield yang dihasilkan dengan power 0,8 Kw adalah 63% sedangkan
dengan power 0,6adalah 59%.

Flowrate yang diberikan menunjukkan jumlah feed yang diberikan,sehingga


semakin besar flowrate yang diberikan maka semakin banyak juga jumlah feed yang
diuapkan. Semakin besar flowrate yang diberikan maka semakin besar pula boil up rate
yang dihasilkan. Dari grafik 3.1 dapat dilihat hubungan antara power yang cukup
signifikan terhadap konsentrasi distilat yang dihasilkan. Hubungan antara q (panas yang
diperlukan untuk menguapkan 1 mol feed menjadi uap jenuh) per panas penguapan 1
mol feed.

Dengan persamaan :
Q = ( Hv hL ) / ( Hv HL )
Dimana: Hv : Enthalpiuapjenuh
HL : Enthalpi feed ketikamsukkolom
HL : Enthalpi liquida feed jenuh
(Geankoplis, hal 666)

Laju boil up berpengaruh terhadap efisiensi perolehan komposisi etanol pada


distilat. Hal ini sangat penting karena jika laju boil up terlalu tinggi, maka butiran-
butiran cairan akan terbawa oleh uap dan akan memenuhi space antar tray. Hal ini biasa
disebut dengan flooding. Sebaliknya, jika laju boil up kecil, maka uap tidak dapat
mengimbangi laju alir liquid sehingga butiran-butiran liquid turun melalui lubang-
lubang pada tray. Hal ini biasa disebut dengan weeping. Keadaan proses distilasi seperti
diatas akan mengakibatkan efisiensi distilasi menjadi rendah karena kontak antara
umpan dengan steam tidak optimal sehingga komposisi etanol yang diperoleh pun
sedikit (Coulson & Richardsons, 1989).

3.2.2 Percobaan 2

Percobaan 2 dilakukandengan power 0,8 Kw. Reflux control Rasio Lo/R 2:1. Jika
ditinjau dari refluks ratio pada Tabel 3.3 dapat dilihat bahwa hasil yang diperoleh dari
percobaan pada rasio 2 : 1 komposisi etanol yang diperoleh pada overhead lebih kecil.
Hal ini sesuai dengan literatur (Treyball, 1981 ), dimana semakin kecil refluks rasio
yang digunakan maka komposisi etanol yang diperoleh akan semakin kecil pula. Dari
sini dapat ditentukan hubungan antara rasio refluks dengan komposisi etanol pada
destilat yaitu bahwa rasio refluks berbanding lurus terhadap komposisi fraksi ringan
pada destilat.

Pada akhirnya dengan besarnya jumlah stage teoritis maka semakin besar pula
efesiensi kolom yang dihasilkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa efesiensi kolom
berbanding lurus dengan besarnya rasio refluks yang diatur.
BAB IV

KESIMPULAN

1. Semakin besar power (0,6 dan 0,8 Kw) yang digunakan maka semakin besar
pula jumlah plate teoritis yang didapat (0,93 dan 2,34) dan semakin kecil rasio
refluk (Lo/D= 2 dan Lo/D=3 ) yang digunakan maka semakin besar pula plate
teoritis yang didapat (2,5 dan 2,34)
2. Semakin besar power yang digunakan (0,6 Kw dan 0,8 Kw) maka efisiensi
kolom yang didapat juga akan semakin besar (12,5% dan 37,5%)
3. Semakin kecil rasio refluk yang digunakan (Lo/D = 2 dan Lo/D= 3) maka
semakin kecil pula efisiensi yang di hasilkan (31,25% dan 37,5%).
LAMPIRAN A

CONTOH PERHITUNGAN

1. Menentukan Jumlah Tray Teoritis menggunakan persamaan Fenske


Run 1
Power = 0,6 Kw
Xf = 30 % volum
Refluks =1:3
Tg = 920C
T1 =1:14,40 Laju Boil Up 1 = 6,94 L/jam

T2 =1:12,46 Laju Boil Up 1 = 8,02 L/jam

T3 =1:9,25 Laju Boil Up 1 = 10,81 L/jam

Rasio air : etanol =70:30

Tabel 1. Data Hasil Percobaan

No Komposisi Etanol Komposisi Etanol T1 T8


Overhead (% vol) Bottom (% vol) ( 0C ) ( 0C )

1 75 13 85 90

2 72 16 88 91

3 69 18 88 92

Penyelesaian

A). DISTILAT

Volume larutan = 100 ml

Volume etanol = 75% x 100 ml = 75 ml

Volume air = (volume larutan volume etanol)


= (100 75) ml = 25 ml

gr
ethanol vol. ethanol 0, 789 ml 75ml
mol ethanol 1, 2864mol
BM ethanol 46

gr 25ml
vol. air 1 ml
mol aquades air 1,388 mol
BM air 18

mol ethanol
fraksi mol ethanol di distilat ( X A ) D
mol ethanol mol air
1, 2864
0, 480
1, 2864 1,3888

fraksi mol air di distilat ( X B ) D 1 ( X A ) D


1 0, 480 0,5191

Komposisi Overhead
T VA VB nA nB XA XB YA YB
85 75 25 1,286413 1,388 0,480 0,519 0,630 0,369
88 72 28 1,234957 1,555 0,442 0,557 0,611 0,388
88 69 31 1,1835 1,722 0,407 0,5927 0,588 0,411
rata-rata 0,443 0,556 0,609 0,390

B). BOTTOM

Volume larutan = 100 ml

Volume etanol = 17 % x 100 ml = 17 ml

Volume air = (volume larutan volume air) = (100 17) ml = 83 ml

gr
ethanol vol. ethanol 0,789 ml 17 ml
mol etanol 0.291 mol
BM ethanol 46 gr
gmol
gr 83 ml
air vol. air 1 ml
mol air 4.611 mol
BM air 18 gr
gmol

Komposisi Bottom
T VA VB nA nB XA XB YA YB
90 13 87 0,222 4,833 0,044 0,955 0,339 0,660
91 16 84 0,274 4,666 0,055 0,944 0,319 0,680
92 18 82 0,308 4,555 0,063 0,936 0,258 0,741
rata-rata 0,054 0,945 0,3057 0,694
LAMPIRAN B

TUGAS

1. Menghitungjumlah plate teoritis dengan persamaan Fenske

Percobaan 1, Run 1

Komposisi Overhead
T VA VB nA nB XA XB YA YB
85 75 25 1,286413 1,388 0,480 0,519 0,630 0,369
88 72 28 1,234957 1,555 0,442 0,557 0,611 0,388
88 69 31 1,1835 1,722 0,407 0,5927 0,588 0,411
rata-rata 0,443 0,556 0,609 0,390

Komposisi Bottom
T VA VB nA nB XA XB YA YB
90 13 87 0,222 4,833 0,044 0,955 0,339 0,660
91 16 84 0,274 4,666 0,055 0,944 0,319 0,680
92 18 82 0,308 4,555 0,063 0,936 0,258 0,741
rata-rata 0,054 0,945 0,3057 0,694

YAD X AD YAB X AB
D B av D B
YBD X BD YBB X BB

X X
log A B
X B D X A B
n 1
log av
0, 443 0,945
log
0,556 0, 054
1,938
log 3,88

n = 1,938 1 = 0,93= 1 stage

Tray Teoritis 1
Efisiensi Kolom= 100 % 100 % 12,5 %
Tray Aktual 8
Percobaan 1, Run 2

Komposisi Overhead
T VA VB nA nB XA XB YA YB
91 49 51 0,840 2,833 0,228 0,771 0,591 0,408
93 48 52 0,823 2,888 0,221 0,778 0,588 0,411
95 39 61 0,668 3,388 0,164 0,835 0,581 0,418
rata-rata 0,205 0,794 0,586 0,413

Komposisi Bottom
T VA VB nA nB XA XB YA YB
94 12 88 0,205 4,888 0,040 0,959 0,349 0,650
97 13 87 0,222 4,833 0,044 0,955 0,309 0,690
98 16 84 0,274 4,666 0,055 0,944 0,240 0,759
rata-rata 0,046 0,953 0,299 0,700

X X
log A B
X B D X A B
n 1
log av
0, 205 0,953
log
0, 794 0, 046
3, 22
log 1, 686

n = 3,22 1 = 2,34= 3 stage

Tray Teoritis 3
Efisiensi Kolom= 100 % 100 % 37,5 %
Tray Aktual 8

2. MenentukanJumlah plate denganpersamaan Mc-Cabe & Thiele

Dari appendix A.3-23 buku Geankoplis Transport Processes and


UnitOperation edisi 3 diperoleh data kesetimbangan ethanol air pada tekanan 1 atm
dimana fraksi etanol dalam fasa cair dan fasa uap dalam satuan fraksi massa. Data
kesetimbangan yang diperoleh dari Geankoplis masih dalam bentuk fraksi massa,
sedangkan data yang dibutuhkan untuk mendapat grafik XA Vs YA dalam bentuk fraksi
mol, sehingga data yang ada dikonversi menjadi fraksi mol.

Data kesetimbangan ethanol-air pada 1 atm (fraksi mol)

Temperatur Fraksi mol ethanol Temperatur Fraksi mol ethanol

(C) XA YA (C) XA YA

100 0 0 81 0.37 0.601

98.1 0.008 0.085 80.1 0.477 0.644

95.2 0.02 0.191 79.1 0.61 0.703

91.8 0.042 0.304 78.3 0.779 0.802

87.3 0.089 0.427 78.2 0.86 0.864

84.7 0.144 0.493 78.1 0.94 0.902

83.2 0.207 0.533 78.2 0.95 0.946

82 0.281 0.568 78.3 1 1

Pada percobaan ini tidak ada stripping section karena umpan dan boiler berada
dalam 1 stage artinya tidak ada tray antara umpan masuk dengan boiler, maka garis
operasi pada grafik nantinya hanya menggambarkan garis operasi pada enriching
section.
Percobaan2, Run 1

Komposisi Overhead
T VA VB nA nB XA XB YA YB
96 13 87 0,222 4,833 0,0440 0,955 0,574 0,425
98 15 85 0,257 4,722 0,0516 0,948 0,568 0,431
rata-rata 0,0478 0,952 0,571 0,428

Komposisi Bottom
T VA VB nA nB XA XB YA YB
99 5 95 0,085 5,27 0,015 0,984 0,339 0,660
99 10 90 0,171 5 0,033 0,966 0,258 0,741
rata-rata 0,024 0,975 0,298 0,701

Dengan XD = 0,575 ; XB = 0.055 ; XF = 0.114 ;

Persamaan garis operasi pada metode Mc Cabe Thiele adalah sebagai berikut :

Kemiringan garis operasi adalah xD/ (R+1) = 0.575/ ((3)+1) = 0.144

diperoeh grafik sebagai berikut :


1.00

0.90

0.80
fraksi etanol pada fasa cair

0.70

0.60

0.50

0.40

0.30

0.20

0.10

0.00 xB xD
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00
fraksi etanol pada fasa uap

Grafik 1. Penentuan Jumlah Stage Dengan Metode Mc Cabe Thiele

Dari grafik diatas dapat di perkirakan jumlah stage teoritis adalah 1,5 atau 2,5 tambah 1
reboiler.

Tray Teoritis 2,5


Efisiensi Kolom= 100 % 100 % 31,25 %
Tray Aktual 8

3. PengaruhLaju Boil Up terhadap Efisiensi Kolom

Laju boil up dipengaruhi oleh besarnya power yang diatur.Menurut


teori(Geankoplis, 1993), laju boil up berpengaruh terhadap jumlah tray yang diperoleh,
semakin besar laju boil up, maka jumlah tray yang diperoleh akan semakin kecil.Laju
boil up berbanding lurus terhadap besarnya power.
Laju boil up berpengaruh terhadap efisiensi perolehan komposisi etanol pada
distilat. Hal ini sangat penting karena jika laju boil up terlalu tinggi, maka butiran-
butiran cairan akan terbawa oleh uap dan akan memenuhi space antar tray. Hal ini biasa
disebut dengan flooding. Sebaliknya, jika laju boil up kecil, maka uap tidak dapat
mengimbangi laju alir liquid sehingga butiran-butiran liquid turun melalui lubang-
lubang pada tray. Hal ini biasa disebut dengan weeping.

4. Pengaruh Refluks terhadap Efisiensi Kolom

Jika ditinjau dari refluks ratio, pada hasil yang diperoleh dari percobaan dapat
dilihat bahwa pada rasio 2 : 1, komposisi etanol yang diperoleh pada overhead lebih
kecil daripada refluks 3 : 1. Hal ini sesuai dengan literatur (Treyball, 1981 ), dimana
semakin besar refluks rasio yang digunakan maka komposisi etanol yang diperoleh
akan semakin besar pula. Dari sini dapat ditentukan hubungan antara rasio refluks
dengan komposisi etanol pada destilat yaitu bahwa rasio refluks berbanding lurus
terhadap komposisi fraksi ringan pada destilat.

Rasio refluks minimum akan menghasilkan jumlah stage yang maksimum dan
jumlah stage minimum terjadi pada rasio refluks total (Geankoplis, 1993). Pada
akhirnya dengan besarnya jumlah stage teoritis maka semakin besar pula efesiensi
kolom yang dihasilkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa efesiensi kolom berbanding lurus
dengan besarnya rasio refluks yang diatur.

You might also like