You are on page 1of 12

Pendidikan Agama Islam, Vol. X, No.

1, Juni 2013

RESPON DAN KESIAPAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP


PEMBERLAKUAN KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 5 YOGYAKARTA

Puput Rahmat Saputra


Penulis adalah Praktisi Pendidikan yang tinggal di Yogyakarta

Abstract
The national education goals have not been achieved because of depraved morality and
education materials that emphasize cognitive, and affective aspects of the exclusion of
the curriculum psikomotorik. Curriculum inovation will be a solution to the problems by
launching a new curriculum. This research was conducted to determine the responses
and readiness of Islamic education teachers curriculum in 2013 on Islamic Education.
This research is qualitative. The subjects of this research were Islamic Education teachers
of class VII. Data collection is done by conducting observations, in-depth interviews,
and the data documentation. Then the data were analyzed by giving meaning to the data
collected, and the conclusions drawn from the meaning that is to prepare the work for
responses and the readiness of Islamic education teachers in SMP N 5 Yogyakarta. The
data were validated by using a triangulation technique and the extension of participation
in the study.
The results showed: 1) the implementation of the 2013 curriculum of Islamic Education
in SMP N 5 Yogyakarta otherwise has been running well. 2) the response of Islamic
education teacher class VII as one of the teachers who is implementing Curriculum
2013 is very supportive, 3) the readiness of PAI teachers at SMP N 5 Yogyakarta on the
use of the curriculum in 2013 which consisted of professional readiness, and teacher
pedagogical readiness against the imposition of Islamic education curriculum in 2013
declared ready.

Keywords: response, readiness, Islamic Education teachers, curriculum 2013

Abstrak
Belum tercapainya tujuan pendidikan nasional, bobroknya moralitas bangsa dan materi
pendidikan yang menekankan aspek kognitif, mengesampingkan aspek afektif dan
psikomotorik. Mempersiapkan era globalisasi dengan mempersiapkan generasi emas.
Inovasi kurikulum menjadi jalan keluar dengan melaunching kurikulum baru. Untuk
mengetahui respon dan kesiapan guru Pendidikan Agama Islam terhadap pemberlakuan
kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil latar guru Agama
Islam kelas VII. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan pengamatan,
wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan memberikan
makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan, dan dari makana itulah ditarik
kesimpulan untuk menyusun hasil karya untuk respon dan kesiapan guru Pendidikan
Agama Islam di SMP N 5 Yogyakarta. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan
mengadakan triangulasi tekhnik dan perpanjangan keikutsertaan dalam penelitian.

87
Pendidikan Agama Islam, Vol. X, No. 1, Juni 2013

Hasil penelitian menunjukkan: (1) Pelaksanaan Kurikulum 2013 mata pelajaran PAI
di SMP Negeri 5 Yogyakarta dinyatakan telah berjalan dengan baik.(2) Respon guru
Pendidikan Agama Islam kelas VII sebagai salah satu guru pelaksana Kurikulum 2013
dalam menyambut pemberlakuan Kurikulum 2013 sangat mendukung (3) Kesiapan
guru PAI di SMP Negeri 5 Yogyakarta terhadap pemberlakuan Kurikulum 2013 yang
terdiri dari kesiapan profesional, serta kesiapan pedagogik guru Pendidikan Agama
Islam terhadap pemberlakuan Kurikulum 2013 dinyatakan siap.

Key words: Respon, kesiapan, guru Pendidikan Agama Islam, Kurikulum 2013
Pendahuluan Melihat dari survei diatas, maka kebi-
Menurut Mulyasa (2013:60) potret jakan pendidikan di Indonesia harus segera
pendidikan di Indonesia saat ini antara lain berbenah. Mengutip pernyataan Muham-
belum tercapainya tujuan pendidikan nasio- mad Nuh, bahwa untuk menyambut 1 Abad
nal, bobroknya moralitas bangsa dan materi Indonesia merdeka, guna mempersiapkan
pendidikan yang menekankan aspek kog- generasi emas, sekaligus memanfaatkan
nitif, mengesampingkan aspek afektif dan momentum populasi usia produktif yang
psikomotorik. Awal tahun ajaran baru 2013/ jumlahnya sangat melimpah agar menjadi
2014 sistem pendidikan Indonesia mene- bonus demografi dan tidak menjadi bencana
rapkan kurikulum baru, yakni Kurikulum demografi maka perlu adanya inovasi di da-
2013. Adapun alasan Kemendikbud, bahwa lam pendidikan. Dan bentuk inovasi pen-
kurikulum pendidikan harus disesuaikan didikan itu salah satunya dengan pengem-
dengan tuntutan zaman. Perubahan ini dipu- bangan kurikulum.
tuskan dengan merujuk hasil survei interna- Menurut Sembiring (2009: 24-25)
sional tentang kemampuan siswa Indonesia. pendidikan itu sendiri, secara teknis
Salah satunya adalah survei Trends in In- operasional tidak bisa dipisahkan dengan
ternational Math and Science oleh Global salah satu unsur esensial dalam pendidikan,
Institute pada tahun 2007.Menurut sur- yaitu guru. Sementara menurut Rusman
vei ini, hanya lima persen siswa Indonesia (2009: 75) guru adalah kunci utama keber-
yang mampu mengerjakan soal berkategori hasilan implementasi kurikulum.
tinggi yang memerlukan penalaran. Sebagai Penelitian ini dilakukan di SMP N 5
perbandingan, siswa Korea yang sanggup Yogyakarta, karena SMP tersebut merupakan
mengerjakannya mencapai 71%. Indikator salah satu sekolah yang terpilih sebagai
lain datang dariProgramme for Internatio- tim pelaksana Kurikulum 2013 tahun ini.
nal Student Assessment (PISA) yang di ta- Inilah alasan penulis mengangkat tema
hun 2009 menempatkan Indonesia di pe- skripsi dengan judul Respon dan Kesiapan
ringkat sepuluh besar paling buncit dari 65 Guru Pendidikan Agama Islam terhadap
negara peserta PISA. Satu kesimpulan dari pemberlakuan Kurikulum 2013 mata
dua survei itu adalah prestasi siswa Indone- pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP
sia terbelakang. N 5 Yogyakarta. Berdasarkan latar belakang

88
Pendidikan Agama Islam, Vol. X, No. 1, Juni 2013

diatas, maka kajian dalam penelitian ini akan Teknik pengumpulan data dapat di-
berpijak pada beberapa rumusan masalah lakukan dengan observasi (pengamatan),
sebagai berikut: Bagaimana pelaksanaan interview (wawancara), kuesioner (angket),
Kurikulum 2013 mata pelajaran PAI di dokumentasi dan gabungan keempatnya.
SMP Negeri 5 Yogyakarta?; Bagaimana Dalam pengumpulan data penulis meminjam
respon guru Pendidikan Agama Islam teori Miles and Huberman, meliputi: data
terhadap pemberlakuan Kurikulum 2013?; reduction, data display, conclusion drawing/
dan Bagaimana kesiapan guru Pendidikan verification.
Agama Islam terhadap pemberlakuan
Kurikulum 2013? Hasil Penelitian dan Pembahasan
Sejalan dengan rumusan masalah 1. Latar Belakang Kurikulum 2013
tersebut di atas, maka tujuan penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan
ini adalah: untuk mengetahui pelaksanaan yang terdiri atas pulau besar dan kecil
Kurikulum 2013 mata pelajaran PAI di yang berjumlah sekitar 17.500. Penduduk
SMP Negri 5 Yogyakarta; untuk mengetahui Indonesia berdasarkan pada Sensus Penduduk
respon guru Pendidikan Agama Isam tahun 2010 berjumlah lebih dari 238 juta
terhadap pemberlakuan Kurikulum 2013; dan jiwa. Keragaman yang menjadi karakteristik
untuk mengetahui kesiapan guru Pendidikan dan keunikan Indonesia adalah antara lain
Agama Islam terhadap pemberlakuan dari segi geografis, potensi sumber daya,
Kurikulum 2013. ketersediaan sarana dan prasarana, latar
belakang dan kondisi sosial budaya, dan
Metode Penelitian berbagai keragaman lainnya yang terdapat
Berdasarkan sudut pandang cara dan di setiap daerah. Keragaman tersebut
taraf pembahasan masalah, maka penelitian selanjutnya melahirkan pula tingkatan
ini termasuk dalam kategori penelitian kebutuhan dan tantangan pengembangan
lapangan yang bersifat anlisis kualitatif. yang berbeda antar daerah dalam rangka
Pendekatan dalam penelitian ini meningkatkan mutu dan mencerdaskan
menggunakan pendekatan fenomenologis, kehidupan masyarakat di setiap daerah.
yaitu peneliti berusaha untuk memahami arti Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013
peristiwa dan kaitan-kaitan terhadap orang- tentang Implementasi Kurikulum 2013, terkait
orang dalam situasi tertentu. dengan pembangunan pendidikan, masing-
Dalam konteks penelitian ini yang masing daerah memerlukan pendidikan yang
menjadi sumber data yaitu Kepala Sekolah, sesuai dengan karakteristik daerah. Begitu
Wakil Kepala/ Urusan Kurikulum, Guru pula halnya dengan kurikulum sebagai
Pendidikan Agama Islam, siswa atau dengan jantungnya pendidikan perlu dikembangkan
kata lain stakeholders yang ada pada sekolah dan diimplementasikan secara kontekstual
tersebut. untuk merespon kebutuhan daerah, satuan

89
Pendidikan Agama Islam, Vol. X, No. 1, Juni 2013

pendidikan, dan peserta didik. berdiversifikasi dengan maksud agar


Hal tersebut sesuai dengan ketentuan memungkinkan penyesuaian program
dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun pendidikan pada satuan pendidikan
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional: dengan kondisi dan kekhasan potensi
a. Pasal 36 Ayat (2) menyebutkan bahwa yang ada di daerah serta peserta didik.
kurikulum pada semua jenjang dan b. Kurikulum dikembangkan dan dilaksa-
jenis pendidikan dikembangkan dengan nakan di tingkat satuan pendidikan.
prinsip diversifikasi sesuai dengan c. Kurikulum operasional yang dikem-
satuan pendidikan, potensi daerah, dan bangkan dan dilaksanakan oleh satuan
peserta didik. pendidikan diwujudkan dalam bentuk
b. Pasal 36 Ayat (3) menyebutkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
kurikulum disusun sesuai dengan jenjang (KTSP).
pendidikan dalam kerangka Negara Kurikulum 2013 yang merupakan
Kesatuan Republik Indonesia dengan pengembang dari kurikulum 2006 atau
memperhatikan: (a) peningkatan iman KTSP, telah beroperasional mulai 15 Juli
dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; 2013. Adapun pemberlakuan Kurikulum
(c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan 2013 tidak dapat ditunda tunda lagi.
minat peserta didik; (d) keragaman potensi Berasal dari sebuah rembuk nasional yang
daerah dan lingkungan; (e) tuntutan dihadiri oleh para pakar pendidikan di salah
pembangunan daerah dan nasional; (f) satu universitas yang cukup terkenal di
tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan Jawa Barat, E. Mulyasa mengungkapkan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; bahwa pendidikan nasional telah gagal
(h) agama; (i) dinamika perkembangan dalam membentuk nilai-nilai karakter
global; dan (j) persatuan nasional dan bangsa terhadap peserta didik. Apa yang
nilai-nilai kebangsaan. diungkapkan waktu itu mendapat perhatian
c. Pasal 38 Ayat (2) mengatur bahwa yang serius dari para audience. Hal tersebut
kurikulum pendidikan dasar dan karena orientasi pendidikan Indonesia hanya
menengah dikembangkan sesuai dengan mengarah kepada ranah kognitif, yang
relevansinya oleh setiap kelompok atau dikembangkan oleh Bloom dan kawan-
satuan pendidikan dan komite sekolah/ kawan.
madrasah di bawah koordinasi dan Seminggu setelah rembuk nasional,
supervisi dinas pendidikan atau kantor berbagai media masa mengungkapkan
departemen agama kabupaten/kota pendapat para pakar dunia, yang
untuk pendidikan dasar dan provinsi mengemukakan bahwa Indonesia telah
untuk pendidikan menengah. gagal dalam berbangsa dan bernegara. Gagal
Dari amanat undang-undang tersebut dalam memberantas korupsi, gagal dalam
ditegaskan bahwa: memberikan kenyamanan dan keamanan
a. Kurikulum dikembangkan secara kepada masyarakat, serta gagal dalam

90
Pendidikan Agama Islam, Vol. X, No. 1, Juni 2013

menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, Kurikulum 2013 sekarang ini merupakan
bahkan ada yang mengurutkan Indonesia pengembang kurikulum sebelumnya yang
merupakan Negara gagal dalam urutan ke- merupakan perpaduan antara kurikulum
64. Hal tersebut merupakan akibat dari berbasis kompetensi serta karakter.
gagalnya pendidikan di negeri ibu pertiwi Pembelajaran pendidikan Agama
ini. Islam di SMP N 5 Yogyakarta memiliki
Keadaan ini membuat kementrian kelebihan di banding dengan sekolah yang
pendidikan kita, Muhammad Nuh kecewa. lain. Ketika sekolah lain masih banyak yang
Terinspirasi dari ibadah di tanah suci, memakai teori belajar gaya bank, di mana
bahwa pendidikan harus memuat tiga ranah para siswanya dicekoki dengan pelajaran,
yang saling berkaitan yakni pengetahuan, ceramah satu arah, yang terkesan metode
sikap dan keterampilan maka Kurikulum belajar konvensional, maka pembelajaran
2013 pun diluncurkan. Meski telah lama PAI kelas VII di SMP Negeri 5 Yogyakarta
kurikulum ini digagas, namun pemberlakuan telah menggunakan pembelajaran berbasis
baru diwacanakan awal tahun 2013. Dan Kurikulum 2013.
implementasi telah diterapkan dimulai sejak Di antara pembelajaran di kelas yang
tanggal 15 Juli 2013. diharapkan dari Kurikulum 2013, yang
Kurikulum 2013 bukanlah kurikulum disadur dari materi pembekalan yang
baru, melainkan kurikulum pengembang diberikan saat diklat adalah sebagai berikut:
dari kurikulum sebelumnya. Pengembangan a. Materi pembelajaran berbasis pada fakta
Kurikulum 2013 merupakan langkah lan- atau fenomena yang dapat dijelaskan
jutan Pengembangan Kurikulum Ber-basis dengan logika atau penalaran tertentu;
Kompetensi yang telah dirintis pada tahun bukan sebatas kira-kira, khayalan,
2004 dan KTSP 2006 yang mencakup legenda, atau dongeng semata. Dalam
kompetensi sikap, pengetahuan, dan istilah perguruan tinggi disebut sebagai
keterampilan secara terpadu. pembelajaran kontekstual (contextual
Kurikulum 2013 yang ditawarkan teaching and learning).
merupakan bentuk operasional penataan b. Penjelasan guru, respon siswa, dan
kurikulum dan SNP yang akan memberikan interaksi edukatif guru-siswa terbebas
wawasan baru terhadap sistem yang sedang dari prasangka yang serta-merta,
berjalan selama ini. Revitalisasi dan pemikiran subjektif, atau penalaran yang
penekanan karakter dalam pengembangan menyimpang dari alur berpikir logis.
Kurikulum 2013, diharapkan dapat c. Mendorong dan menginspirasi siswa
menyiapkan SDM yang berkualitas, sehingga berpikir secara kritis, analistis,
masyarakat Indonesia bisa menjawab dan tepat dalam mengidentifikasi,
segala permasalahan di Indonesia yang memahami, memecahkan masalah, dan
semakin kompleks dalam era globalisasi mengaplikasikan materi pembelajaran.
seperti sekarang ini. Menurut E. Mulyasa d. Mendorong dan menginspirasi siswa

91
Pendidikan Agama Islam, Vol. X, No. 1, Juni 2013

mampu memahami, menerapkan, dan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam


mengembangkan pola berpikir yang mengenai pembelajaran yang dilakukan di
rasional dan objektif dalam merespon kelas diperoleh:
materi pembelajaran. a. Pembelajaran PAI di kelas VII. 4 SMP
e. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta Negeri 5 Yogyakarta, saat peneliti
empiris yang dapat dipertanggung- memasuki kelas dan dizinkan untuk
jawabkan. mengikuti pembelajaran, ditemukan
f. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara bahwa pembelajaran di kelas dinalarkan
sederhana dan jelas, namun menarik dengan realita yang ada. Misalkan saat
sistem penyajiannya. guru menerangkan tentang berperilaku
g. Pembelajaran berbasis IT, menggunakan jujur, amanah, dan istiqamah. Lewat
perangkat tekhnologi untuk menunjang pendekatan scientific, meliputi meng-
pembelajaran di kelas. amati, menanya, menalar, mencoba,
h. Pembelajaran menyelipkan aspek budi membentuk jejaring.
pekerti di dalam pembelajaran, sehingga b. Observing/mengamati: Bapak Hamid
pendidikan karakter telah terintegrasi di menjelaskan tentang konsep jujur, siswa
dalam pembelajaran. diminta untuk mengamati tentang sifat
Langkah-langkah pembelajarannya: jujur, mengamati lewat bacaan, lewat
a. Proses pembelajaran menyentuh tiga tayangan gambar, lewat perbedaan
ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan banyaknya teman bagi orang-orang
keterampilan. yang jujur dan yang suka bohong, dan
observasi-observasi yang lain.
c. Questioning/menanya: Dengan temuan
tersebut Bapak Hamid menanyakan, siswa
ditanya apa arti jujur? apa keuntungan
bagi mereka yang mempunyai sifat
jujur? Apa kerugian bagi orang yang
tidak jujur/ pembohong?
b. Hasil belajar melahirkan peserta d. Associating/menalar: Bapak Hamid
didik yang produktif, kreatif, inovatif, memberikan contoh jujur dengan
dan afektif melalui penguatan sikap, penalaran di sekitar sekolah misalkan
keterampilan, dan pengetahuan yang tentang kantin kejujuran yang ada di
terintegrasi. sekolahnya SMP Negeri 5 Yogyakarta.
Kesamaan tersebut merupakan Ternyata masih ditemui siswa yang tidak
sebuah hasil dari observasi, dokumentasi, jujur.
serta wawancara dengan Bapak Hamid, e. Eksperimenting/mencoba: siswa diminta
selaku guru pelaksana Kurikulum 2013 untuk mencoba sifat yang telah diajarkan,

92
Pendidikan Agama Islam, Vol. X, No. 1, Juni 2013

selanjutnya siswa akan mengerti tentang 2. Respon Guru Pendidikan Agama


keuntungan dan kerugian bagi siswa- Islam SMP Negeri 5 Yogyakarta
siswa yang mengaplikasikannya dalam terhadap Pemberlakuan Kurikulum
kehidupan sehari-hari. 2013
f. Networking/membentuk jejaring: semua Pengampu mata pelajaran PAI kelas
guru berperan dalam membentuk jeja- VII di SMP Negeri 5 Yogyakarta, bapak Drs.
ring, mengintegrasikan pembelajaran Hamidi M. Pd. I. mengatakan bahwa Respon
dengan pendidikan karakter. para guru di sini sangat baik, sewaktu
Tujuan pembelajaran dipaparkan dahulu tidak ditahui bahwa Kurikulum
secara rinci, singkat dan menarik. Tujuan 2013 akan diterapkan, akan tetapi setelah
pembelajaran di SMP Negeri 5 Yogyakarta kami mengikuti diklat, pelatihan-pelatihan
dikemas dengan baik oleh Bapak Hamid, Kurikulum 2013 maka kami menyambut
menggunakan pembelajaran berbasis IT, dengan gembira, karena Kurikulum 2013
ditampilkan dengan slide power point, tujuan sangat dekat dengan pendidikan karakter,
pembelajaran dipaparkan lewat peta konsep. semua pelajaran mengintegrasikan dengan
Hal apa yang ingin dicapai? ditampilkan akhlak mulia, budi pekerti, sehingga kinerja
lewat media power poin. Pembelajaran kita dalam mendidik generasi muda lebih
di kelas terasa hidup, menggunakan mudah, ketika dahulu pendidikan karakter
bermacam media dan metode yang berbeda. dibebankan kepada kita (guru-guru PAI),
Dan terkesan tidak membosankan karena sekarang tidak, semua terlibat, sehingga
diberikan bermacam-macam tayangan yang apabila sekarang terjadi krisis moral, yang
memang riil dihadapi oleh peserta didik. disalahkan tidak hanya guru PAI, akan
Pembelajaran berbasis kontekstual tetapi sekarang semua guru terlibat dalam
teaching and learning. Dalam men- memberikan pelajaran akhlak kepada para
contohkan hal-hal yang berkaitan dengan siswanya. Sehingga beban kita menjadi
materi pembelajaran, Bapak Hamid sedikit berkurang. Sehingga respon kami
menggunakan contoh riil di lapangan. terhadap Kurikulum 2013 menyambut
Ketika mencontohkan tentang kejujuran, dengan baik, dengan gembira.
Bapak Hamid mencontohkan tentang kantin Interpretasi: Ketika banyak guru PAI
kejujuran di sekolahnya, atau mencontohkan pesimis dengan kebijakan kemendikbud
sifat amanah, ketika siswa diberikan mengimplementasikan Kurikulum 2013 di
uang pembayaran dan ada kembalian bulan Juli 2013, karena dianggap kurang
sisa, dikembalikan kepada orang tua atau persiapan, bahkan ada yang berkata ganti
untuk jajan; Sehingga contoh-contoh yang menteri, ganti kurikulum, atau sangat dekat
diberikan itu mudah diterima oleh siswa. dengan nuansa bisnis, tetapi untuk guru PAI
di SMP N 5 Yogyakarta, yakni bapak Hamid,
menanggapi dengan sangat bijak, artinya

93
Pendidikan Agama Islam, Vol. X, No. 1, Juni 2013

beliau mendukung dengan optimis bahwa terkait dengan bidang studi memiliki
Kurikulum 2013 bisa diterapkan dan mampu indikator esensial: memahami materi
menjawab kebutuhan sekarang. Dimana ajar yang ada dalam kurikulum
karakter bangsa mulai tergerus oleh perubahan sekolah; memahami struktur,
zaman, Kurikulum 2013 diharapkan mampu konsep dan metode keilmuan yang
berperan menjaga karakter bangsa. Apalagi menaungi atau koheren dengan
pendidikan moral menjadi tanggung jawab materi ajar; memahami hubungan
semua guru, tidak hanya guru agama, tetapi konsep antar mata pelajaran terkait;
semua guru diberi tanggung jawab yang dan menerapkan konsep-konsep
sama dalam memberikan pendidikan moral keilmuan dalam kehidupan sehari-
para siswanya. Sehingga dapat disimpulkan hari.
bahwa respon guru PAI di SMP Negeri 2) Menguasai struktur dan metode
5 Yogyakarta mendukung dengan penuh keilmuan memiliki indikator esen-
optimisme. sial menguasai langkah-langkah
penelitian dan kajian kritis untuk
3. Kesiapan Guru PAI di SMP Negeri 5 memperdalam pengetahuan/ materi
Yogyakarta terhadap Pemberlakuan bidang studi.
Kurikulum 2013 Mata Pelajaran PAI Bapak Hamid selaku guru PAI di
Adapun kesiapan GPAI terhadap SMP N 5 Yogyakarta dalam kesiapan
pemberlakuan Kurikulum 2013, peneliti profesionalnya telah menunjukan indi-
fokuskan terhadap dua kesiapan diantaranya kator keprofesionalanya. Dalam temuan
kesiapan profesional dan pedagogik. di lapangan yang berkaitan dengan
a. Kesiapan Profesional Guru PAI SMP N kesiapan profesionalannya bapak Hamid
5 Yogyakarta menunjukan bahwa:
Dalam Undang-Undang Republik 1) Kesesuaian antara bidang studi yang
Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang diajar dengan bidang studi yang
Guru dan Dosen kompetensi profesional ditempuh., serta latar belakang studi
merupakan penguasaan materi pem- S2 cukup untuk menunjukan bahwa
belajaran secara luas dan mendalam, penguasaan substansi keilmuan
yang mencakup penguasaan materi yang mumpuni dalam tugas
kurikulum mata pelajaran di sekolah keprofesionalannya.
dan substansi keilmuan yang menaungi 2) Bapak Hamid telah mampu
materinya, serta penguasaan terhadap menguasai materi, struktur, konsep,
stuktur dan metodologi keilmuannya. dan pola pikir keilmuan yang
Setiap subkompetensi tersebut memiliki mendukung pelajaran yang diampu.
indikator esensial sebagai berikut: Hal ini peneliti dapatkan dari analisis
1) Menguasai substansi keilmuan yang hasil di lapangan. Penyampaian
pelajaran yang mendalam, serta

94
Pendidikan Agama Islam, Vol. X, No. 1, Juni 2013

mampu menjawab setiap pertanyaan tentang Guru dan Dosen kompetensi


yang dilontarkan oleh siswa. pedagogik meliputi pemahaman guru
3) Mengusai standar kompentensi dan terhadap peserta didik, perancangan
kompetensi dasar mata pelajaran/ dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
bidang pengembangan yang hasil belajar, dan pengembangan peserta
diampu. didik untuk mengaktualisasikan berbagai
4) Penerapan konsep-konsep keilmuan potensi yang dimilikinya.
dalam kehidupan sehari hari. Dari Dalam kaitannya kesiapan peda-
beberapa observasi ke sekolah gogik kesiapan GPAI terhadap pember-
maupun ke rumah beliau, bapak lakuan Kurikulum 2013 ini peneliti
Hamid telah menunjukan penerpan kelompokan menjadi empat indikator
konsep keilmuannya dalam aktivitas utama dalam hal pemberlakuan
sehari-harinya. Seperti mengajak Kurikulum 2013, meliputi kesiapan GPAI
siswanya untuk bersama-sama shalat terhadap pemahaman, perencanaan,
duha, shalat dzuhur berjamaah. pelaksanaan, serta evaluasi Kurikulum
Selain itu bapak Hamid telah aktif 2013
dalam shalat berjamaah dan mengisi b. Kesiapan GPAI tentang Pemahaman
kajian keilmuan untuk masyarakat di Kurikulum 2013
sekitarnya. Pemahaman serta penguasaan
5) Mengembangkan materi pembela- kurikulum merupakan suatu keharusan
jaran yang diampu secara kreatif. bagi seorang guru, tak terkecuali
Mengembangkan keprofesionalan GPAI terutama dalam pengembangan
secara berkelanjutan. kurikulum yang meliputi perencanaan,
6) Memanfaatkan TIK untuk berkomu- penyusunan, pelaksanaan serta evaluasi
nikasi dan mengembangakan diri. kurikulum. Dalam hal ini, pemerintah
Semua guru di SMP N 5 Yogyakarta telah memberikan berbagai upaya
telah mampu memiliki dan mampu pemahaman terhadap para guru
mengoperasikan perangkat kom- Pendidikan Agama Islam.
puter dan internet dalam hal mendu- Lalu sejauh mana pemahaman
kung tugas keprofesionalannya. Bapak Hamid selaku guru PAI di
Dari temuan-temuan tersebut, kesiapan SMP Negeri 5 Yogyakarta? Dari hasil
GPAI dalam hal kesiapan keprofesionalanya wawancara dengan beliau, Bapak Hamid
dinyatakan siap dalam pemberlakuan memiliki cakupan pengetahuan yang
Kurikulum 2013. cukup bagus tentang pemahaman beliau
a. Kesiapan Pedagogik Guru PAI SMP N 5 terhadap Kurikulum 2013. Beliau juga
Yogyakarta telah mengikuti diklat tentang Kurikulum
Dalam Undang-Undang Republik 2013, bahkan beliau telah menjadi
Indonesia nomor 14 tahun 2005 instruktur regional untuk wilayah

95
Pendidikan Agama Islam, Vol. X, No. 1, Juni 2013

Yogyakarta dari tiga instruktur yang Dalam pelaksanaan pembelajaran


ditunjuk oleh pusat. Dengan demikian Bapak Hamid telah melakukan kesiapan-
kesiapan guru PAI tentang pemahaman nya berkaitan dengan pembelajaran yang
Kurikulum 2013 dikatakan siap. hendak dilakukan. dimulai dari pengua-
c. Kesiapan GPAI tentang Perencanaan saan materi, media, metode, sarana pra-
Pembelajaran sarana telah dipersiapkan dengan baik.
Dalam hal persiapan RPP, Bapak Sehingga pelaksanaan pembelajaran di
Hamid telah menyusun dan mengem- kelas tidak ada masalah berarti, artinya
bangkan RPP sebelum melakukan pem- telah berjalan sesuai dengan kaidah-
belajaran. Dan RPP yang dibuat pun bisa kaidah pembelajaran Kurikulum 2013.
dikatakan telah sesuai dengan kaidah-kai- Sehingga lewat observasi, dokumentasi,
dah penyusunan RPP Kurikulum 2013. serta wawan-cara yang telah peneliti
RPP yang dibuatpun mengindikasikan lakukan mengidentifikasikan bahwasa-
Bapak Hamid telah melakukan pembe- nya pelaksanaan pembelajaran di SMP
lajaran dengan berbagai macam metode Negeri 5 Yogyakarta telah sesuai dengan
serta bervariasi media pembelajaran. kaidah-kaidah pelaksanan pembelajaran
Hal ini bisa menjadi indikasi bahwa un- Kurikulum 2013. Jadi untuk kesiapan
tuk persiapan RPP, Bapak Hamid telah GPAI dalam pelaksanaan pembelajaran
mampu membuat dan mengembangkan bisa dikatakan siap.
RPP sesuai kaidah-kaidah pembuatan e. Kesiapan GPAI dalam Evaluasi Pem-
RPP Kurikulum 2013. Dari data-data belajaran
yang berhasil dihimpun untuk kesiapan Bahwa di dalam karakteristik
GPAI dalam rencana pembelajaran bisa penilaian Kurikulum 2013, E Mulyasa
dikatakan siap. menyebutkan bahwa dalam uji publik
d. Kesiapan GPAI dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 menyebutkan bahwa
Pembelajaran perbedaan mencolok pada penilaian
Kesiapan GPAI dalam pelaksanaan terdahulu dengan sekarang adalah
pembelajaran menuntut guru untuk sebagai berikut: Penilaian menekankan
lebih kreatif lagi, memaksimalkan aspek kognitif, afektif, psikomotorik
potensi siswa, memancing kreatifitas secara proporsional; dan Penilaian tes
siswa, memberika aura positif di dalam pada portofolio saling melengkapi.
kelas, sehingga siswa tidak hanya pasif
Dari hasil penelitian di lapangan
mendengarkan guru berbicara, akan te-
didapatkan bahwa penilaian di SMP N 5
tapi para siswa aktif bertanya, menelaah,
Yogyakarta telah menilai proporsional
mengamati, dan menyimpulkan. Guru
terhadap ketiga aspek tersebut. Dalam
haruslah pandai menciptakan iklim
penilaian aspek afeksi guru mengamati sikap
belajar yang kondusif di dalam kelas.
perilaku keseharian siswa, ulangan, dan

96
Pendidikan Agama Islam, Vol. X, No. 1, Juni 2013

penilaian diri yang mengedepankan aspek Simpulan


kejujuran siswa. Dan untuk menilai aspek Berdasarkan hasil analisis data dan
psikomotorik guru menilai dari performance pembahasan mengenai Respon Guru
siswa, praktik siswa. Akan tetapi dari Pendidikan Agama Islam terhadap
beberapa lampiran yang penulis lampirkan, pemberlakuan Kurikulum 2013 Mata
dalam penilaian tertentu seperti penilaian Pelajaran Pendidikan Agama Islam, maka
tugas meneliti siswa di lingkungan sekitar, kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil
penilaian diskusi dan penilaian karakter penelitian didapatkan bahwa:
masih belum maksimal. Belum terisinya 1. Melalui data-data yang diperoleh
penilaian karakter dan diskusi disebabkan dari hasil penelitian di lapangan,
susahnya menghafal bagi guru terhadap maka pelaksanaan Kurikulum 2013
sejumlah 300 siswa. Dalam penilaian mata pelajaran PAI di SMP Negeri 5
karakter tersebut guru lebih menilai dari Yogyakarta dinyatakan telah berjalan
tugas portofolio yang dikumpulkan siswa, dengan baik.
seperti portofolio laporan kegiatan ibadah 2. Respon guru PAI dalam pemberlakuan
siswa, serta kepribadian siswa setiap Kurikulum 2013 di SMP Negeri 5
harinya. Namun demikian apabila dilihat Yogyakarta sangat baik, optimis, serta
dari beberapa pertanyaan yang peneliti mendukung dalam segala hal. Terlebih
berikan kepada guru, siswa-siswa kelas untuk Kurikulum 2013 merupakan
VII, observasi lapangan, dan dokumentasi kurikulum berbasis kompetensi dan
maka evaluasi di SMP Negeri 5 Yogyakarta karakter, sehingga pendidikan karakter
sudah cukup sesuai dengan kaidah penilaian merupakan tanggung jawab bersama
menurut Kurikulum 2013. Karena secara semua guru.
keseluruhan telah cukup seimbang dalam 3. Dalam hal kesiapan guru PAI di
penilaian ketiga macam penilaian Kurikulum SMP Negeri 5 Yogyakarta terhadap
2013, yakni penilaian kognitif, afeksi dan pemberlakuan Kurikulum 2013 telah
psikomotorik. Secara garis besar tentang dinyatakan siap. Hal ini didapatkan
kesiapan GPAI terhadap evaluasi/ penilaian dari berbagai analisis indikator yang
Kurikulum 2013 dapat dinyatakan cukup peneliti ukur. Adapun untuk kesiapan
siap. profesional, serta kesiapan pedagogik
Dari keempat indikator kesiapan guru Pendidikan Agama Islam terhadap
pedagogik meliputi kesiapan GPAI dalam pemberlakuan Kurikulum 2013 dinyata-
hal pengetahuan, perencanaan, pelaksanaan, kan siap. Sehingga kesiapan guru PAI
serta evaluasi Kurikulum 2013 dinyatakan di SMP Negeri 5 Yogyakarta dengan
siap dalam pemberlakuan Kurikulum 2013 segala potensi sumber daya sekolahnya
di SMP N 5 Yogyakarta. siap terhadap pemberlakuan Kurikulum
2013.

97
Pendidikan Agama Islam, Vol. X, No. 1, Juni 2013

___

DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa, S. (2013). Pengembangan


dan Implementasi Kurikulum 2013.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sembiring, M. Gorky. (2009). Mengungkap
Rahasia dan Tips Manjur Menjadi Guru
Sejati. Yogyakarta: Galangpress.
Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum 2013.

98

You might also like