You are on page 1of 7

REDESAIN TROTOAR DENGAN PENDEKATAN

ANTHROPOMETRI DAN AKSESBILITAS


(Studi Kasus Jalan Sultan Agung Kota Tegal)

Melly Setya Haryanti


I Dewa Gede Tantaratesa Putra
Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan
Politeknik Keelamatan Transportasi Jalan
Jalan Peritis Kemerdekaan
Jalan Perintis Kemerdekaan
mellysetya30@gmail.com
tessa_hyuga@yahoo.co.id

Citra Ayu Anandita


Wahyuning Wulan Agustina
Politeknik Keelamatan Transportasi Jalan
Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan
Jalan Perintis Kemerdekaan
Jalan Perintis Kemerdekaan
citraayuanandita@gmail.com
wwulanagustina@gmail.com

Abstract
The study is present about redesigning the sidewalk using anthropometric and accessibility approach that
aims to improve service levels sidewalks to accommodate all interests, especially the disabled. The intensive
search results in the form of redesign of pavement such as high dimensional pavement of the road surface
15.04 cm and 272.25 cm wide sidewalks that have two lanes into one lane pavement traversed olehpejalan
normal legs and people with disabilities. Pedestrian lane has a lane width of 105.85 cm and the disabled has a
width 126.4 cm. Placement of facilities and equipment include general litter boxes and potted plants taken 40
cm from the wide sidewalks. High roof design shop 190.46 cm from the surface normal pedestrian walkways
adjust.

Keywords: accessibility, anthropometry, the disabled, redesign

Abstrak
Pada penelitian ini disampaikan kajian mengenai redesain terhadap trotoar dengan menggunakan pendekatan
anthropometri dan aksesbilitas yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat pelayanan trotoar yang dapat
mengakomodasi semua kepentingan khususnya penyandang cacat. Hasil peneletian ini berupa rancangan
ulang dimensi trotoar seperti tinggi trotoar dari permukaan jalan 15.04 cm dan lebar trotoar 272.25 cm yang
memiliki dua lajur dalam satu jalur trotoar yang dilintasi olehpejalan kaki normal dan penyandang cacat.
Lajur pejalan kaki mempunyai lebar 105.85 cm dan lajur penyandang cacat mempunyai lebar 126.4 cm.
Penempatan fasilitas dan perlengkapan meliputi kotak sampah umum dan pot tanaman diambil 40 cm dari
lebar trotoar. Desain tinggi atap ruko 190.46 cm dari permukaan trotoar menyesuaikan pejalan kaki normal.

Kata-kata kunci: aksesbilitas, anthropometri, penyandang cacat, redesain

1
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

PENDAHULUAN
Kemandirian seorang penyandang cacat haruslah diikuti dengan ketersedian sarana
pendukung yang memadai, mudah, aman, dan selamat. Dalam perencanaan desain fasilitas
pejalan kaki pada Kemen PU No. 468/KPTS/1998 dalam persyaratan teknis pada bangunan
umum dan lingkungan haruslah mengakomodasi kemudahan, kegunaan, keselamatan dan
kemandirian. Salah satu fasilitas umum umtuk pejalan kaki adalah trotoar. Trotoar
merupakan jalur untuk pejalan kaki yang terletak pada daerah milik jalan yang diberi lapis
permukaan yang elevasinya lebih tinggi dari jalan. Pada hakekatnya pejalan kaki harus
menggunakan trotoar dengan akses yang lancar, aman , nyaman dari gangguan. Fakta
dilapangan, kondisi trotoar tepatnya di Jl. Sultan Agung Kota Tegaldepan RSU Kardinah
tidak sesuai dengan hakekat pejalan kaki baik dari segi kondisi perkerasan maupun kondisi
akses pejalan kaki. Kondisi perkerasan yang tidak rata dapat memperlambat waktu akses
danmembahayakan pejalan kaki khususnyabagi penyandang cacat. Disamping itu, kondisi
akses pada trotoar begitu banyak hambatan seperti parkir sepeda motor diatas permukaan
trotoar, atap ruko yang terlalu rendah, posisi tempat sampah dan pot tumbuhan yang
membutuhkan banyak space dari lebar trotoar, dan desain pintu ruko terlipat keluar yang
mengakibatkan berkurangnya lebar trotoar.

Gambar 1. Lapis permukaan trotoar yang tidak rata dan parkit motor diatas trotoar yang mengakibatkan
pejalan kaki jalan di bahu jalan
Desain trotoar yang sempit dan lapis permukaan yang tidak rata serta parkir motor
pada trotoar sangat menyulitkan pejalan kaki khususnya penyandang cacat. Berdasarkan
hasil pengamatan, trotoar pada Jl. Sultan Agung Kota Tegal tidak memenuhi persyaratan
(Petunjuk Perencanaan Trotoar Direktorat Jendral Bina MargaNo.007/BNKT/1990).
Untuk akses jalan, lebar trotoar 200 cm ditambah adanya fasilitas umum seperti
tempat sampah, pot pohon, dan pintu ruko membuka keluar yang masing-masing
mengurangi lebar trotoar menjadi 160 cm, 130 cm, dan 149 cm. Sedangkan untuk
penyandang cacat memiliki lebar kursi roda tanpa pengguna adalah 75 cm. Hal ini tentu
untuk lebar eksisting trotoar sekarang tidak cukup lebar untuk penyandang kaki dan
pejalan kaki normal.

2
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

Gambar 2. Penggunaan trotoar


Padaramp trotoar yang menghubungkan jalan dengan trotoar mempunyai
kelandaian 33.54 cm dengan tinggi trotoar yaitu 20 cm dari permukaan jalan. Hal ini
mengakibatkan kaum penyandag cacat kesulitan untuk naik ke trotoar. Kondisi ramp yang
tidak rata juga mempersulit kursi roda penyandang cacat untuk melintas. Adanya akses
trotoar yang terdapat atap ruko dengan tinggi 167 yang membuat akses dan ruang
pengliatan pejalan kaki yang memiliki tinggi badan lebih dari 167 cm terganggu.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka perlu dilakukan analisa dan redesain
terhadap trotoar dengan menggunakan pendekatan anthopometri dan aksesibilitas.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan tingkat pelayanan trotoar yang
mengakomodasi semua kepentingan termasuk penyandang cacat yang menggunakan kursi
roda dan menumbuhkan jiwa mandiri pada kaum penyandang cacat dengan fasilitas yang
mendukung.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Data Eksisting dari Trotoar
Hasil pengukuran dimensi eksisting trotoar pada Tabel 1 dibawah ini:
Tabel 1. Dimensi Eksisting Trotoar

No Variabel Dimensi (cm) Gambar


1. Lebar Trotoar 200

2. Tinggi Trotoar 20

3. Lebar Trotoar dengan 160


Tempat Sampah

3
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

4. Lebar Trotoar dengan 130


Pot Tumbuhan

5. Lebar Trotoar dengan 149


Pintu Ruko

6. Tinggi Atap Ruko 167

Sumber: Data Hasil Pengukuran, 19/06/2016


Eksisting trotoar yang memiliki desain sempit, fasilitas umum baik fungsional
maupun estetika justru mengurangi lebar trotoar dan atap ruko yang rendah. Disisi lain
lapis permukaan trotoar yang tidak rata, desain ramp tinggi yang dibangun pada bahu jalan
dengan lapis permukaan yang bersifat sementara dan mudah terkikis.
Pengukuran dimensi kursi roda digunakan untuk membandingkan kondisi dimensi
eksisting trotoar. Sampel kursi roda yang digunakan merupakan kursi roda standar yang
biasa digunakan oleh penyandang cacat (Permenkes RI No. 340/Menkes/Per/III/2010).
Gambar 5 menunjukkan dimensi kursi roda standar yang memiliki lebar 75 cm dengan
panjang dan tinggi masing-masing 110 cm.

Sumber: Permenkes RI No. 340/Menkes/Per/III/2010

Gambar 3. Dimensi kursi roda

Data Anthropometri
Pengumpulan data anthropometri dibagi menjadi dua jenis yaitu data anthropometri
penyandang cacat dan data anthropometri pejalan kaki normal.

4
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

Data Anthropometri Penyandang Cacat


Data anthropometri penyandang cacat diperoleh dengan cara melakukan
pengukuran terhadap 15 sampel orang penyandang cacat pada RSU Kardinah Kota Tegal.
Hasil data dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Hasil data anthropometri penyandang cacat

No Variabel Rata-Rata Standar Deviasi (SD)


1. Diameter genggaman tangan 4.84 0.37
2. Jangkauan tangan ke depan 63.08 1.87
3. Tinggi jari-jari kaki 8.80 1.30
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 26/06/2016

Data Anthropometri Pejalan Kaki Normal


Data anthropometri pejalan kaki normal diperoleh dengan cara melakukan
pengukuran terhadap 15 orang sampel pejalan kaki normal yang melintasi trotoar tersebut.
Hasil data dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Hasil data anthropometri pejalan kaki normal

No Variabel Rata-rata Standar Devisiasi (SD)


1. Tinggi Badan 173 7.51
2. Lebar Bahu 49.20 2.86
3. Jangkauan tangan ke depan 101.36 3.38
4. Tinggi angkatan kaki 13.48 0.67
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 26/06/2016

Perancangan Desain
Perancangan desain dilakukan dengan menggunakan pendekatan anthropometri dan
aksesibilitas. Data anthropometri digunakan untuk merancang desain trotoar dan fasilitas
pelengkapnya yang dapat mengakomodasi semua kepentingan khususnya penyandang
cacat. Hasil data dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.
Tabel 4. Hasil data redesain trotoar
No Variabel Persentil Redesain
99
1 Lebar lajur penyandang cacat 5.70 cm 126.4 cm
2 Lebar lajur pejalan kaki normal 55.85 cm 105.85 cm
3 Lebar Penempatan Tempat Sampah dan Pot 40 cm
Tanaman
4 Tinggi Trotoar 15.04 cm
5 Tinggi Tempat Sampah (Fasilitas Umum)

5
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

a. penyandang cacat (PC) 67.43 cm


b. pejalan kaki normal (PN) 109.21 cm
6 Rancangan Desain Ramp
a. tinggi jari jari kaki penyandang cacat 11.82 cm 236.17 cm
b. jangkauan tangan penyandang cacat 67.43 cm
c. wilayah menyiap untuk turun dan naik ramp 5.70 cm 161.4 cm
7 Tinggi Atap Ruko yang Diperbolehkan 190.46 cm
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 26/06/2016

Hasil Perancangan Desain


Berikut merupakan desain trotoar Jl. Sultan Agung Kota Tegal secara keseluruhan
dalam bentuk dua dimensi.

Gambar 4. Desain rancangan ramp

Gambar 5. Tampak depan desain trotoar secara keseluruhan


Pada gambar tampak depan ini dijelaskan bahwa dimensi desain dari trotoar
sesuai dengan perhitungan persentil 99 dengan berdasarkan pada data anthropometri
penyandang cacat dan pejalan kaki normal.

6
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

Gambar 6. Potongan A-A desain trotoar secara keseluruhan


Pada potongan A-A ini dijelaskan bahwa pada desain pintu ruko dari awalnya
dilipat keluar kemudian diredesain menjadi arah lipatannya kedepan, hal ini dilakukan agar
lipatan pintu tidak mengurangi lebar efektif dari trotoar.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah diperoleh redesain trotar
pada Jl. Sultan Agung Kota Tegal. Hasil desain yaitu 272.25 cm untuk lebar trotoar, 15.04
untuk tinggi trotoar. Hasil perancangan tinggi dari sudut ketinggian ramp adalah 4 dengan
tinggi ramp 11.82 cm, panjang ramp 236.17 cm serta panjang wilayah menyiap untuk
turun dan naik ramp yaitu 161.4 cm.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1997. Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1997Tentang
Penyandang Cacat. Jakarta: Sekretariat Negara.
Handayani, T. (2010). Efisiensi Energi dalam Perancangan Bangunan. Spektrum Sipil,
ISSN 1858-4896, 1(2): 102-108.
Iqbal, M., Iqbal, S. A., & Ahmad, S. (2013). Designing and Fabricating A Tabloid Chair
for Students Focusing on Ergonomics. Asian Journal of Management Sciences and
Education, 2(2): 125-135.
Israel, G. D. (1992). Fact Sheet PEOD-6. Determining Sample Size: 151-155.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 468/KPTS/1998 Tentang Persyaratan Teknis
Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan.
Suhardi, Bambang; Wiwik Setyaningsih; S.B, Hermono; dan Kuncoro Diharjo. 2007.
Rancang Bangun Elemen Aksesibilitas Ramp Pada Fasilitas Umum Bagi
Penyandang Cacat Dan Lansia Dalam Mewujudkan Lingkungan Bebas Rintangan.
Laporan Penelitian Hibah Bersaing Perguruan Tinggi. Surakarta: Universitas Negeri
Sebelas Maret.

You might also like