Professional Documents
Culture Documents
Penyusun:
Kelompok F2
Fakultas Kedokteran
Page | 1
Abstract
The muscles can be contraction and relaxation because of the availability of
energy from energy systems. Through muscle contraction, the human body is
capable to working like a machine. In other words, muscle is the engine of
converting chemical energy into mechanical energy, which is manifested in a
work or physical activity. Skeletal muscle / skeletal composed by a collection of
fibers (cells) striped muscle (muscle fiber), has a lot located on the edge of the
core. Wall or cell membrane called sarkolemma have the ability to conduct
impulses (action potentials) all these directions along the walls including the
continued delivery of transverse tubules. Cytoplasm containing sarcoplasmic
muscle fibers or contractile structures (a cytoskeleton) which lead to the main
function is the function of skeletal muscle contraction. Muscle fatigue limit
muscle performance. Muscle fatigue can cause muscle spasms or muscle cramps.
Abstrak
Otot dapat berkontraksi dan berelaksasi karena tersedianya energi dari sistem
energi.Melalui kontraksi otot, tubuh manusia mampu melakukan kerja seperti
mesin. Dengan kata lain, otot merupakan mesin pengubah energi kimia menjadi
energi mekanik, yang terwujud dalam suatu kerja atau aktivitas fisik. Otot
rangka/skelet tersusun oleh kumpulan serabut (sel) otot bergaris (muscle fiber),
mempunyai banyak inti yang terletak di tepi.Dinding atau membran sel disebut
sarkolemma mempunyai kemampuan menghantarkan impuls (potensial aksi)
kesemua arah temasuk melanjutkan penghantaran sepanjang dinding tubulus
transversalis.Sitoplasma serabut otot atau sarkoplasma mengandung struktur
kontraktil (suatu cytoskeleton) yang berperanan terhadap fungsi utama otot
rangka yaitu fungsi kontraksi.Kelelahan otot membatasi kinerja otot.Kelelahan
otot dapat menyebabkan kejang otot atau kram otot.
Page | 2
Pendahuluan
Area yang dibahas pada makalah ini meliputi ekstremitas inferior regio cruris,
mekanisme & biokimia kontraksi otot, mekanisme jalannya impuls dari saraf
pusat motorik hingga ke otot, mekanisme terjadinya kram otot, peran &
mekanisme kalsium dalam kontraksi otot
Isi
Makroskopis
Ekstremitas Inferior
Gaya berjalan tegak dan menggunakan dua kaki (bipedal) tidak hanya
berpengaruh terhadap perkembangan intelektual dan sosiokultural manusia
tetapi juga menghasilkan perubahan yang signifikan terhadap anatomi
manusia. Pada manusia, ekstremitas bawah merupakan organ lokomosi dan
penunjang.1
Struktur Otot
Page | 3
Gambar 1.Otot-otot fascia posterior tungkai bawah2
Page | 4
M. Soleus Corpus tibiae dan Melalui tendo cal- Secara bersama-sama dengan m. gastroc-
fibulae caneus ke facies nemius dan m. plantaris berfungsi sebagai
posterior calcaneus plantar fleksor yang kuat sendi pergelangan
kaki; memberikan tenaga untuk gerak maju
pada waktu berjalan dan berlari
Kelompok Profunda
M. Popliteus Facies lateralis Facies posterior Fleksi tungkai pada articulatio genus;
condylus lateralis corpus tibiae di atas membuka articulatio genus dengan rotasi
femoris linea musculi solei lateral femur pada tibia dan mengendur kan
ligamenta sendi
M. Flexor digitorum Facies posterior Basis phalanges Fleksi phalanges distal empat jari kaki
longus corpus tibiae distal empat jari kaki lateral (II s/d V); plantar fleksi kaki pada
lateral sendi pergelangan kaki; menyokong arcus
longitudinalis medialis dan lateralis kaki
M. Flexor hallucis Facies posterior Basis phalanges Fleksi phalanges distal ibu jari; plantar fleksi
longus corpus fibulae distal ibujari kaki kaki pada sendi pergelangan kaki;
menyokong arcus longitudinalis medialis
kaki
M. Tibialis posterior Facies posterior Tuberositas ossis Plantar fleksi kaki pa- da sendi pergelang-
cor- pus tibiae dan naviculare dan . an kaki; inversio kaki pada articulatio
fibulae dan mem- tulang-tulang di subtalaris dan arti- culatio tarso trans-
brana interossea dekatnya versus; menyokong articulatio longitudinalis
medialis kaki.
Page | 5
articulatio subtalaris dan articulatio
tarso transversus
M. Extensor hallucis Facies anterior corpus Basis phalanges Ekstensi ibu jari kai
longus fibula distal ibbu jari kaki
M. Ekstensor digitorum calcaneum Oleh empat tendo Ekstensi jari
brevis ke phalanx proximal
ibu jari kaki dan
tendo tendo
extensor panjang
jari kaki 2,3 dan 4
M. peroneus lo- Facies lateralis Basis ossis meta- Plantar fleksi kaki pada articulatio talocruralis
ngus corpus fibulae tarsal I dan cu- dan eversi kaki pada articulatio subtalaris dan
neiforme mediate articulatio tarso transversus; menyokong arcus
longitudinalis lateralis dan arcus transversus
kaki
M. peroneus bre- Facies lateralis Basis ossis meta- Plantar fleksi kaki pada articulatio talocruralis
vis corpus fibulae tarsal V dan eversi kaki pada articulatio subtalaris dan
articulatio tarso transversus; menyokong arcus
longitudinalis lateralis
Fisiologis
Page | 6
Mekanisme : Serat otot tereksitasi dan Ca2+ dilepaskan, Ca yang
dilepaskan berikatan dengan troponin, menarik kompleks troponin-
tropomiosin ke samping sehingga tempat pengikatan jembatan silang
terpajan.6
Otot Somatik
Sistem saraf somatik adalah bagian dari sistem saraf yang bertanggung
jawab untuk gerakan tubuh secara sadar dan untuk merasakan rangsangan
eksternal.Semua panca indera dikendalikan oleh sistem ini. Sistem saraf
somatik adalah sub-bagian dari sistem saraf perifer.7
Saraf motorik somatik membawa implus dari pusat ke otot rangka (otot
somatik) sebagai organ efektor.melalui proses komunikasi secara biolistrik
di saraf dan proses komunikasi melalui neurotransmitor di hubungkan saraf-
otot, dapat terbangkit kontraksi otot. Baik kekuatan maupun jenis kontraksi
oto rangka (otot somatik) dapat dikendalikan oleh sistem saraf pusat maupun
sistem saraf tepi. Sistem saraf somatik turut berperan dalam proses
pengendalian kinerja otot rangka yang diperlukan untuk menyelengarakan
berbagai sikap dan gerakan tubuh.8
Page | 7
kelembapan, tekanan udara, dan lain-lain.Alat yang menerima rangsangan
itu disebut reseptor, yang terbagi menjadi 2, yaitu reseptor saraf dan bukan
saraf.Reseptor saraf struktur paling sederhananya berupa ujung dendrit dari
suatu sel saraf tanpa selubung myelin yang dapat ditemukan pada reseptor
nyeri atau nosiseptor. Struktur reseptor yang lebih rumit dapat ditemukan
dalam organ pendengaran pada vertebrata (sel rambut) dan pada organ
reseptor penglihatan (sel batang dan kerucut), reseptor ini merupakan
reseptor khusus dan bukan reseptor saraf.9
Page | 8
menyebabkan pelepasan asetilkolin. Asetilkolin merangsang pelepasan
ion kalsium (Ca2+) oleh retikulum sarkoplasma di otot. Kemudian
konsentrasi Ca2+ yang meningkat di serat otot diikat oleh troponin C, yang
ada pada F aktin juga terdapat 2 troponin lain; troponin T mengikat
tropomiosin, dan troponin I yang berguna untuk menghambat aktivitas F-
aktin dengan miosin. Troponin C + Ca2+ menyebabkan afinitas yang
tinggi pada F-aktin, hal ini memungkinkan terjadi ikatan antara F-aktin
dengan kepala miosin + ATP.F-aktin yang menempel pada kepala miosin
mempercepat kerja ATPase untuk menguraikan ATP menjadi ADP + Pi +
energi, dan terjadi ikatan aktomiosin. Kemudian ADP + Pi + energi
terlepas dari kepala miosin menyebabkan terjadinya kontraksi.9,11
Page | 9
Penjumlahan kedutan hanya dapat terjadi karena durasi potensial aksi
(1 sampai 2 mdet) jauh lebih singkat daripada durasi kedutan yang
ditimbulkannya (100 mdet).Setelah terbentuk satu potensial aksi akan
timbul periode refrakter singkat saat tidak dapat terjadi potensial aksi
berikutnya.Karena itu penjumlahan potensial aksi tidak dapat terjadi pada
periode ini.Membran harus kembali ke potensial istirahatnya dan pulih
dari periode refrakter sebelum potensial aksi berikutnya dapat
terjadi.Namun karena potensial aksi dan periode refrakter telah selesai
jauh sebelum kedutan otot yang ditimbulkannya berakhir maka serat otot
dapat dirangsang kembali selagi sebagian aktivitas kontraksi masih
berlangsung, untuk menghasilkan penjumlahan respons mekanis.Jika
serat otot dirangsang sedemikian cepat sehingga serat tersebut sama sekali
tidak mendapat kesempatan untuk melemas di antara rangsangan maka
timbul kontraksi menetap dengan kekuatan maksimal yang dikenal
sebagai tetanus.6
Sel otot dapat menyimpan glukosa dalam jumlah terbatas dalam bentuk
glikogen tetapi glikolisis anaerob cepat menguras simpanan glikogen otot
ini.Kedua ketika produk akhir glikolisis anaerob, asam piruvat, tidak
dapat diproses lebih lanjut oleh jalur fosforilasi oksidatif, molekul ini
diubah menjadi asam laktat.Akumulasi asam laktat diperkirakan berperan
menimbulkan nyeri otot yang dirasakan ketika seseorang melakukan
olahraga intens. Selain itu asam laktat yang diserap oleh darah
menimbulkan asidosis metabolik yang menyertai olahraga
intens.Terkurasnya cadangan energi dan turunnya pH otot akibat
akumulasi asam laktan berperan dalam munculnya kelelahan otot.6
Page | 10
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Page | 11
Page | 12