You are on page 1of 8

ANY TRI HENDARINI, SP, M.

Si

HUBUNGAN MALNUTRISI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA


PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 1 KAMPAR
TAHUN 2014

Any Tri Hendarini,SP, M.Si


Dosen S1 Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau

ABSTRACT
Risk factors are the cause of dysmenorrhoea first menstruation at a very early age,
long menstrual periods, severe menstrual blood flow, smoking, a positive family
history of disease, alcoholism, and obesity. The incidence of menstrual pain is quite
high at junior high school student by a factor of poor nutrition, lack of physical
activity, students with moderate to severe anxiety. Menstrual pain occurs on the first
and second periods. The purpose of this study was to determine the relationship of
malnutrition with the incidence of dysmenorrhea in adolescent girls in SMAN 1
Kampar 2014. This study was observational analytic with cross sectional method.
This research was conducted in March-July 2014 SMA 1 Kampar. Population and
sample in this study were all young students of class X - XII in SMA 1 Kampar
which amounts to 60 people, who were taken by simple random sampling technique.
Data obtained through questionnaires and weighing and measuring height. Data was
analyzed by observing the Fisher Exact test. Fisher Exact test results obtained
statistical significant correlation between the incidence of malnutrition with
dysmenorrhoea. Students who are malnourished 8.9 times higher risk for
experiencing dysmenorrhoea, of the students who are not malnourished. This is
evidenced by the p value 0.046 (p <0.05), PR (8.941). Students should pay attention
to their nutritional needs and monitor his weight. Good nutritional status will affect
the health condition of the body, particularly in the event of dysmenorrhea.

Keywords: Malnutrition and the incidence of dysmenorrhoea

PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan salah remaja merupakan suatu periode
satu tahap dalam kehidupan manusia transisi dalam upaya menemukan jati
yang sering disebut sebaga imasa diri dan kedewasaan biologis serta
pubertas yaitu masa peralihan dari psikologi. Usia tersebut merupakan
anak-anak ke masa dewasa. Pada periode kritis sehingga perlu dibina
tahap ini remaja akan mengalami dan dibimbing dengan benar. Remaja
suatu perubahan fisik, emosional dan yang dimaksud adalah mereka yang
social sebagai cirri dalam masa berusia antara 10 19 tahun.
pubertas, dan dari berbagai cirri Menurut hasil Survey Demografi dan
pubertas tersebut (Panuju dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
Umami, 2005). Menurut WHO 2011 jumlah penduduk usia 10 19
(World Health Organization) usia tahun mencakup 22,9 % dari jumlah

Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 12


HUBUNGAN MALNUTRISI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA
PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 1 KAMPAR TAHUN 2014

penduduk Indonesia (Dinkes, 2012). ini juga melaporkan bahwa


Pada masa ini remaja tersebut dismenorea menyebabkan 14%
akan mengalami suatu kondisi yang remaja putri sering tidak masuk
dinamakan menstruasi. Menstruasi sekolah (Anurogo, 2011).
adalah perdarahan secara periodik Berdasarkan data di Indonesia
dan siklik dari uterus, disertai angka kejadian dismenorea sebesar
pelepasan (deskuamasi) 64,25 % yang terdiri dari 54,89%
endometrium. Pada waktu menstruasi dismenorea primer dan 9,36 %
ini remaja tersebut akan mengalami dismenorea sekunder (Info sehat,
nyeri menstruasi (dismenorea), 2008). Angka kejadian dismenorea
(Atikah Proverawati, 2009). tipe primer di Indonesia adalah
Angka kejadian nyeri sekitar 54,89%, sedangkan sisanya
menstruasi di dunia sangat besar. adalah penderita dengan tipe
Lebih dari 50% perempuan di setiap sekunder.
Negara mengalami nyeri menstruasi. Berdasarkan hasil penelitian
Di Amerika angka persentasenya Mahmudiono pada tahun 2011, angka
sekitar 60% dan di Swedia sekitar kejadian dismenore primer pada
72%, sementara di Indonesia remaja wanita yang berusia 14 19
angkanya diperkirakan 55% tahun di Indonesia sekitar 54, 89%.
perempuan usia produktif yang Hasil penelitian Novia pada tahun
tersiksa oleh nyeri selama menstruasi. 2012 menunjukkan 84,4 %
Angka kejadian (prevalensi) nyeri remajausia 16 18 tahun di SMA St.
menstruasi berkisar 45-95% di Thomas 1 Medan mengalami
kalangan wanita usia produktif. dismenore. Dengan intensitas nyeri
Walaupun pada umumnya tidak ringan 46,7%, nyeri sedang 30,0%,
berbahaya, namun seringkali dirasa dan nyeri berat 23,3%.
mengganggu bagi wanita yang Dismenorea atau nyeri haid
mengalaminya. Derajat nyeri dan merupakan salah satu keluhan
kadar gangguan tentu tidak sama ginekologi yang paling umum pada
untuk setiap wanita. Ada yang masih perempuan muda yang datang ke
bias bekerja (sesekali sambil klinik atau dokter. Hampir semua
meringis), adapula yang tidak perempuan mengalami rasa tidak
sanggup beraktifitas karena nyerinya nyaman selama haid, seperti rasa
(Proverawati, 2009). tidak enak di perut bagian bawah dan
Di Amerika Serikat, prevalensi biasanya juga disertai mual, pusing,
dismenorea diperkirakan 45 90%. bahkan pingsan (Anurogo, 2011).
Dismenorea juga bertanggung jawab Ada beberapa hal yang sering
atas ketidakhadiran saat bekerja dan dihubungkan dengan kejadian
sekolah, sebanyak 13 51% dismenorea antara lain umur < 30
perempuan telah absen sedikitnya tahun, usia menarche < 12 tahun,
sekali, dan 5 14% berulang kali siklus menstruasi yang panjang,
absen. Dalam studi epidemiologi perdarahan menstruasi yang banyak,
pada populasi remaja (berusia 12 -17 merokok, gangguan psikologis dan
tahun) di Amerika Serikat, Klein dan salah satunya status indeks masa
Lift melaporkan prevalensi tubuh yang kurang/rendah (Latthe P,
dismenorea 59,7%. Dari mereka yang Mig nini L, Gray R, Hills R, Khan K,
mengeluh nyeri, 12%tergolong berat, 2006).
37% sedang, dan 49% ringan. Studi Indeks berat/tinggi merupakan

Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 13


ANY TRI HENDARINI, SP, M.Si

suatu ukuran dari berat badan (BB) kurang sering meninggalkan


berdasarkan tinggi badan (TB). pelajaran karena nyeri haid yang
Sebagai suatu ukuran komposisi tidak tertahankan.
tubuh, indeks berat/tinggi dapat Mengetahui banyaknya
memenuhi kriteria yang diharapkan kejadian dismenorea yang berkaitan
yaitu mempunyai hubungan erat dengan rasa sakit yang mengganggu
dengan jumlah lemak tubuh dan aktifitas para wanita perlu ditegakkan
hubungan yang rendah dengan tinggi suatu upaya penanganan yang tepat
badan atau komposisi tubuh dan cepat. Dari hasil survei
(Kartono, D dan Lamid, A, 2009). pendahuluan yang dilakukan di
Faktor resiko penyebab SMAN 1 Kampar Tahun 2014
dismenorea ialah haid pertama pada terdapat beberapa orang yang
usia amat dini, periode haid yang mengalami dismenorea. Berdasarkan
lama, aliran darah haid yang hebat, data di atas, perlu dilakukan
merokok, riwayat keluarga yang penelitian untuk mengetahui
positif terkena penyakit, hubungan malnutrisi dengan kejadian
mengonsumsi alkohol, kegemukan. dismenorea pada remaja putri di
Kejadian nyeri haid ditemukan tinggi SMAN 1 Kampar tahun 2014.
pada siswi SLTP dengan faktor gizi Perumusan Masalah. Berdasarkan
kurang, kurang melakukan kegiatan uraian latar belakang maka dapat
fisik, siswi dengan kecemasan sedang dirumuskan masalah dalam penelitian
sampai berat (Anurogo, 2011). ini adalah, Adakah hubungan antara
Berdasarkan hasil survey malnutrisi dengan kejadian
pendahuluan pada tanggal 7 agustus dismenorea pada remaja putri di
2014 yang dilakukan terhadap 10 SMAN 1 Kampar tahun 2014?
sisiwi di SMA 1 Kampar, didapatkan
7 orang yang mengalami dismenorea Tujuan Penelitian. Tujuan umum
saat menstruasi. Nyeri haid terjadi dalam penelitian ini adalah untuk
pada hari pertama dan kedua mengetahui hubungan malnutrisi
menstruasi. Dari 7 orang yang dengan kejadian dismenorea pada
mengalami dismenorea, terdapat 2 remaja putri di SMAN 1 Kampar
orang dengan status gizi lebih dan tahun 2014.

METODE
A. Desain, Tempat, dan Waktu Populasi dalam penelitian ini
Penelitian ini merupakan adalah seluruh remaja putri kelas X-
penelitian analitik observasional XII di SMA 1 Kampar Tahun 2014
(survey lapangan) dengan pendekatan yang berjumlah 60 orang.
Cross Sectional yang bertujuan Pengambilan sampel dalam penelitian
untuk mengetahui sejauh mana ini menggunakan teknik simple
hubungan antara variabel yang random sampling, yaitu semua
diteliti. Penelitian ini dilaksanakan di anggota populasi digunakan sebagai
SMA 1 Kampar pada bulan Maret sampel pada penelitian ini.
Juli 2014.
C. Jenis dan Cara Pengumpulan
Data
B. Jumlah dan Teknik Penarikan
Contoh

Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 14


HUBUNGAN MALNUTRISI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA
PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 1 KAMPAR TAHUN 2014

Jenis data yang digunakan entry, editing, cleaning.


adalah data primer yang diperoleh Selanjutnya data yang diperoleh
melalui wawancara dan pengisian dianalisis menggunakan analisis
kuesioner. univariat dan analisis bivariat.
Uji statistik yang digunakan
D. Pengolahan dan Analisis Data
yaitu uji Fishers exact dengan
Pengolahan data meliputi coding,
tingkat kepercayaan 95%.

HASIL
A. Distribusi frekuensi malnutrisi Berdasarkan penelitian yang
remaja putri kelas X-XII di telah dilakukan diperoleh distribusi
SMAN 1 KamparTahun 2014. frekuensi malnutrisi remaja putri
kelas X-XII di SMA 1 Kampar
Tahun 2014. Hasil tersebut
diuraikan pada tabel dibawah ini :

Tabel 1 Distribusi frekuensi malnutrisi remaja putri kelas X-XII di SMAN 1


KamparTahun 2014.

No Kejadian Malnutrisi Frekuensi Persentase (%)


1 Ya Malnutrisi 5 8,3
2 Tidak malnutrisi 55 91,9
Jumlah 60 100

Berdasarkan tabel 1 diketahui sebanyak 55 orang (91,9%) remaja


bahwa sebagian besar responden putri.
tidak mengalami malnutrisi, yaitu

B. Distribusi frekuensi kejadian dismenorea pada remaja putri kelas X XII di


SMAN 1 KamparTahun 2014.

Berdasarkan penelitian yang putri kelas X-XII di SMA 1 Kampar


telah dilakukan pada Juni - Oktober, Tahun 2014. Hasil tersebut diuraikan
diperoleh distribusi frekuensi pada tabel dibawah ini :
kejadian dismenorea pada remaja

Tabel 2Distribusi frekuensi kejadian dismenorea pada remaja putri kelas X XII
diSMAN 1 KamparTahun 2014.

No Kejadian Dismenorea Frekuensi Persentase (%)


1 Ya 21 35,0
2 Tidak 39 65,0
Jumlah 60 100

Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 15


ANY TRI HENDARINI, SP, M.Si

Berdasarkan tabel 2 dapat dismenorea yaitu sebanyak 39 orang


dilihat bahwa sebagian besar (65,0%) remaja putri.
responden tidak mengalami kejadian

C. Hubungan malnutrisi dengan kejadian dismenorea pada remaja putri di


SMAN 1 KamparTahun 2014.

Tabel 3 Hubungan malnutrisi dengan kejadian dismenorea pada remaja putri di


SMAN 1 KamparTahun 2014.

Kejadian Dismenorea
Jumlah
Malnutrisi Ya Tidak P value PR
F % F % F %
Ya Malnutrisi 4 80,0 1 20,0 5 100
Tidak Malnutrisi 17 30,9 38 69,1 55 100 0,046 8,941
Jumlah 21 35,0 39 65,0 60 100

Berdasarkan Tabel 3 dapat Hasil uji statistik Fisher Exact


dilihat bahwa dari 5 responden yang diperoleh terdapat hubungan yang
mengalami malnutrisi terdapat 4 signifikan antara malnutrisi dengan
orang (80,0%) yang mengalami kejadian dismenorea. Siswa yang
kejadian dismenorea dan 1 orang mengalami malnutrisi berisiko 8,9
yang tidak mengalami kejadian kali lebih tinggi untuk mengalami
dismenorea. Sedangkan dari 55 dismenorea, dari pada siswa yang
orang yang mengalami malnutrisi tidak malnutrisi. Hal ini dibuktikan
normal terdapat 17 orang yang dengan nilai p value 0,046 (p<
mengalami kejadian dismenorea. 0,05), PR (8,941).

PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang dibuktikan dengan nilai p value 0,046
dilakukan terhadap 60 responden (p< 0,05), PR (8,941).
terdapat 5 orang remaja putri yang Malnutrisi adalah kondisi
mengalami malnutrisi. Dan dari 5 kekurangan gizi akibat jumlah
orang remaja putri terdapat 4 orang kandungan mikro atau makronutriens
(80,0%) yang mengalami kejadian yang tidak mencukupi. Kondisi ini
dismenorea. Dari 55 orangremaja putri dapat diakibatkan oleh malabsorpsi
yang tidak mengalami malnutrisi (mis, fibrosis kistik) atau
terdapat 38 orang (65,0%) yang tidak ketidakmampuan untuk mengonsumsi
mengalami kejadian dismenorea. Hasil nutriens.Malnutrisi dapat
uji statistik Fisher Exact diperoleh menyebabkan penyakit seperti skorbut
terdapat hubungan yang signifikan (malnutrisi akibat kurangnya asupan
antara malnutrisi dengan kejadian Vitamin C dalam diet), atau obesitas
dismenorea. Siswa yang mengalami (malnutrisi akibat asupan energi yang
malnutrisi berisiko 8,9 kali lebih tinggi berlebihan) (Brooker chris, 2009).
untuk mengalami dismenorea daripada Obesitas merupakan gangguan
siswa yang tidak malnutrisi. Hal ini nutrisi yang paling umum, dan
insidensnya meningkat serta tidak

Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 16


HUBUNGAN MALNUTRISI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA
PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 1 KAMPAR TAHUN 2014

sama dengan kondisi status Gampong KliengCot Aron Kecamatan


sosioekonomi, serta kelompok ras. Baitussalam Kabupaten Aceh Besar.
Obesitas berhubungan dengan deposit Hubungan status gizi dengan kejadian
lemak yang berlebihan di sekitar tubuh, dismenore pada wanita usia subur
terutama di jaringan subkutan. bahwa dari 67 responden dengan status
Obesitas terjadi bila asupan diet gizi obesitas sering mengalami
melebihi energi yang dibsutuhkan dismenore sebanyak 33 responden
tubuh (Brooker chris, 2009). (49.3%). Berdasarkan hasil penelitian
Ada beberapa hal yang sering dapat disimpulkan bahwa ada
dihubungkan dengan kejadian hubungan antara status gizi (P =0,001)
dismenorea antara lain umur < 30 dengan kejadian dismenore pada
tahun, usia menarche < 12 tahun, wanita usia subur.
siklus menstruasi yang panjang, Menurut peneliti dari 55
perdarahan menstruasi yang banyak, responden yang memiliki malnutrisi
merokok, gangguan psikologis dan normal terdapat 17 orang (30,9%) yang
salah satunya status indeks masa tubuh mengalami dismenorea. Menurut
yang kurang/rendah (Latthe P, Mig peneliti hal ini bisa saja disebabkan
nini L, Gray R, Hills R, Khan K, oleh faktor pola hidup, haid pertama
2006). pada usia amat dini, periode haid yang
Faktor resiko penyebab lama, aliran darah haid yang hebat,
dismenorea ialah haid pertama pada riwayat keluarga yang positif terkena
usia amat dini, periode haid yang lama, penyakit. Selain itu IMT hanya
aliran darah haid yang hebat, menggambarkan berat badan
merokok, riwayat keluarga yang positif responden, namun tidak mampu
terkena penyakit, mengonsumsi menjelasakan secara terperinci
alkohol, kegemukan. Kejadian nyeri kelebihan atau kekurangan zat gizi
haid ditemukan cukup tinggi pada yang dialami responden. Hal ini yang
siswi SLTP dengan faktor gizi kurang, mungkin menyebabkan adanya
kurang melakukan kegiatan fisik, responden yang memiliki malnutrisi
siswi dengan kecemasan sedang normal namun tetap mengalami
sampai berat (Anurogo, 2011). dismenore.
Penelitian ini sejalan dengan Menurut peneliti ada 1 orang
penelitian yang dilakukan yang termasuk dalam kategori
olehDyah(2009) di SMA Negeri 3 malnutrisi namun tidak mengalami
Sragen. Hasil penelitian yang kejadian dismenorea, dikarenakan
dilakukan menunjukkan bahwa ada faktor resiko dismenorea tidak hanya
hubungan IMT < 20 dengan kejadian malnutrisi. Hal ini mungkin
dismenore pada remaja putri di SMA dikarenakan faktor resiko yang lain
Negeri 3 Sragen ditunjukkan dengan tidak mendukung terjadinya kejadian
hasil X2hitung 8,134 > X2tabel 7,815 dismenorea. Faktor resiko yang lain
dan Value 0,019 dengan df =3, ialah haid pertama pada usia yang
artinya bahwa mempunyai hubungan normal, periode haid dan aliran darah
yang signifikan. haid yang normal, tidak merokok,
Penelitian ini sejalan dengan riwayat keluarga yang tidak memiliki
penelitian yang dilakukan oleh penyakit dan tidak mengkonsumsi
Suliawati (2014) dilaksanakan di alkohol.

Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 17


ANY TRI HENDARINI, SP, M.Si

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian 2. Sebagian besar responden tidak
tentang hubungan malnutrisi dengan mengalami kejadian dismenorea.
kejadian dismenorea pada remaja putri 3. Terdapat hubungan antara
di SMAN 1 Kampartahun 2014. Maka malnutrisi dengan kejadian
dapat diambil kesimpulan bahwa : dismenorea pada remaja putri kelas
1. Sebagian besar responden masuk X XII di SMAN 1 Kampartahun
dalam kategori tidak mengalami 2014.
malnutrisi.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. (2009). Prinsip Dasar Hastono Dkk (2006). Statistik


Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Kesehatan. Jakarta : Rajawali
Pustaka Utama. Pers.
Andira, Dita. (2010). Seluk Beluk Kartono, D & Lamid, A, (2009).
Kesehatan Reproduksi Wanita. Keadaaan Kegemukan di
Yogyakarta : A Plus Books. Kelurahan Kebon Kelapa, Bogor
Anugoro D, Dkk, (2011). Cara Jitu berdasarkan indeks massa tubuh.
Mengelola Nyeri Haid. Kusmiran, Eny. (2011). Kesehatan Dan
Yogyakarta : C.V Andi Offset. Reproduksi Remaja dan Wanita.
Bachyar,dkk. (2002). Penilaian Status Jakarta : Salemba Medika.
Gizi. Buku Kedokteran. Jakarta : Mahmudiono, T, (2011). Fiber, PUFA
EGC. and Calcium Intake is Associated
Bardosono, Saptawati (2012). With The Degree of Primary
Perhimpunan Dokter Gizi Medik. Dysmenorrhea In Adolescent Girl
Jakarta : Tribunews.com. Surabaya, Indonesia. Journal of
Brooker Chris (2009). Ensiklopedia Obstretics & Gynecology.
keperawatan. Jakarta : EGC. Maulana, M. (2009). Cara Cerdas
Deddy Muchtadi. (2009). Gizi untuk Menghadapi Kehamilan Dan
Bayi. Jakarta: Pustaka Sinar Mengasuh bayi. Jogjakarta: Kata
Harapan. Hati.
Dinas Kesehatan Indonesia, (2012), Manuaba. Dkk. (2009). Memahami
Profil Kesehatan Indonesia, Kesehatan Reproduksi Wanita,
Jakarta. Edisi 2. Jakarta : EGC.
Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat. Moehji, S. (2003). Ilmu Gizi. Jakarta:
Buku Panduan 13 Pesan Dasar PT. Bharata Karya Aksara.
Gizi Seimbang. Jakarta, (2002). Notoatmodjo, S.( 2007). Metodologi
Elfindri, (2011). Metodologi Penelitian Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Rineka Cipta.
Gibney, M. J.( 2008). Public Health Novia, D, (2012). Hubungan Dismenore
Nutrition. Jakarta: EGC. dengan Olahraga pada Remaja di
Hidayat, A.(2011). Metode Penelitian SMA St. Thomas 1 Medan. Skripsi
Kebidanan Teknik Analisis Data. Fakultas Kedokteran Universitas
Jakarta : Salemba Medika. Sumatera Utara.

Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 18


HUBUNGAN MALNUTRISI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA
PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 1 KAMPAR TAHUN 2014

Paath, E. F. (2004). Gizi dalam kedokteran . yogyakarta : Bursa


Kesehatan Reproduksi. Jakarta: ilmu.
EGC Supriasa Dkk. (2002). Penilaian Status
Panuju, P, Umami, I. (2005). Psikologi Gizi. Jakarta: EGC.
Remaja. Tiara Wacana : Suhardjo.(2003). Berbagai Cara
Yogyakarta. Pendidikan Gizi. Jakarta : Bumi
Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Aksara.
Kandungan. Jakarta : Yayasan Widyastuti, R, P. (2009). Kesehatan
Bina Pustaka. Reproduksi. Yogyakarta:
Proverawati, A. (2009). Menarche Fitramaya.
Menstruasi Pertama Penuh Wiknjosastro, (2005). Ilmu Kandungan
Makna, Yogyakarta : Mulia dan Kebidanan. Jakarta : Yayasan
Medika. Pustaka Sarwono Prawiharjo.
Siswanto Dkk. (2013). Metodologi
penelitian kesehatan dan

Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 19

You might also like