Professional Documents
Culture Documents
Hubungan Malnutrisi Dengan Kejadian Dismenorea Pada Remaja Putri Di Sman 1 Kampar TAHUN 2014
Hubungan Malnutrisi Dengan Kejadian Dismenorea Pada Remaja Putri Di Sman 1 Kampar TAHUN 2014
Si
ABSTRACT
Risk factors are the cause of dysmenorrhoea first menstruation at a very early age,
long menstrual periods, severe menstrual blood flow, smoking, a positive family
history of disease, alcoholism, and obesity. The incidence of menstrual pain is quite
high at junior high school student by a factor of poor nutrition, lack of physical
activity, students with moderate to severe anxiety. Menstrual pain occurs on the first
and second periods. The purpose of this study was to determine the relationship of
malnutrition with the incidence of dysmenorrhea in adolescent girls in SMAN 1
Kampar 2014. This study was observational analytic with cross sectional method.
This research was conducted in March-July 2014 SMA 1 Kampar. Population and
sample in this study were all young students of class X - XII in SMA 1 Kampar
which amounts to 60 people, who were taken by simple random sampling technique.
Data obtained through questionnaires and weighing and measuring height. Data was
analyzed by observing the Fisher Exact test. Fisher Exact test results obtained
statistical significant correlation between the incidence of malnutrition with
dysmenorrhoea. Students who are malnourished 8.9 times higher risk for
experiencing dysmenorrhoea, of the students who are not malnourished. This is
evidenced by the p value 0.046 (p <0.05), PR (8.941). Students should pay attention
to their nutritional needs and monitor his weight. Good nutritional status will affect
the health condition of the body, particularly in the event of dysmenorrhea.
PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan salah remaja merupakan suatu periode
satu tahap dalam kehidupan manusia transisi dalam upaya menemukan jati
yang sering disebut sebaga imasa diri dan kedewasaan biologis serta
pubertas yaitu masa peralihan dari psikologi. Usia tersebut merupakan
anak-anak ke masa dewasa. Pada periode kritis sehingga perlu dibina
tahap ini remaja akan mengalami dan dibimbing dengan benar. Remaja
suatu perubahan fisik, emosional dan yang dimaksud adalah mereka yang
social sebagai cirri dalam masa berusia antara 10 19 tahun.
pubertas, dan dari berbagai cirri Menurut hasil Survey Demografi dan
pubertas tersebut (Panuju dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
Umami, 2005). Menurut WHO 2011 jumlah penduduk usia 10 19
(World Health Organization) usia tahun mencakup 22,9 % dari jumlah
METODE
A. Desain, Tempat, dan Waktu Populasi dalam penelitian ini
Penelitian ini merupakan adalah seluruh remaja putri kelas X-
penelitian analitik observasional XII di SMA 1 Kampar Tahun 2014
(survey lapangan) dengan pendekatan yang berjumlah 60 orang.
Cross Sectional yang bertujuan Pengambilan sampel dalam penelitian
untuk mengetahui sejauh mana ini menggunakan teknik simple
hubungan antara variabel yang random sampling, yaitu semua
diteliti. Penelitian ini dilaksanakan di anggota populasi digunakan sebagai
SMA 1 Kampar pada bulan Maret sampel pada penelitian ini.
Juli 2014.
C. Jenis dan Cara Pengumpulan
Data
B. Jumlah dan Teknik Penarikan
Contoh
HASIL
A. Distribusi frekuensi malnutrisi Berdasarkan penelitian yang
remaja putri kelas X-XII di telah dilakukan diperoleh distribusi
SMAN 1 KamparTahun 2014. frekuensi malnutrisi remaja putri
kelas X-XII di SMA 1 Kampar
Tahun 2014. Hasil tersebut
diuraikan pada tabel dibawah ini :
Tabel 2Distribusi frekuensi kejadian dismenorea pada remaja putri kelas X XII
diSMAN 1 KamparTahun 2014.
Kejadian Dismenorea
Jumlah
Malnutrisi Ya Tidak P value PR
F % F % F %
Ya Malnutrisi 4 80,0 1 20,0 5 100
Tidak Malnutrisi 17 30,9 38 69,1 55 100 0,046 8,941
Jumlah 21 35,0 39 65,0 60 100
PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang dibuktikan dengan nilai p value 0,046
dilakukan terhadap 60 responden (p< 0,05), PR (8,941).
terdapat 5 orang remaja putri yang Malnutrisi adalah kondisi
mengalami malnutrisi. Dan dari 5 kekurangan gizi akibat jumlah
orang remaja putri terdapat 4 orang kandungan mikro atau makronutriens
(80,0%) yang mengalami kejadian yang tidak mencukupi. Kondisi ini
dismenorea. Dari 55 orangremaja putri dapat diakibatkan oleh malabsorpsi
yang tidak mengalami malnutrisi (mis, fibrosis kistik) atau
terdapat 38 orang (65,0%) yang tidak ketidakmampuan untuk mengonsumsi
mengalami kejadian dismenorea. Hasil nutriens.Malnutrisi dapat
uji statistik Fisher Exact diperoleh menyebabkan penyakit seperti skorbut
terdapat hubungan yang signifikan (malnutrisi akibat kurangnya asupan
antara malnutrisi dengan kejadian Vitamin C dalam diet), atau obesitas
dismenorea. Siswa yang mengalami (malnutrisi akibat asupan energi yang
malnutrisi berisiko 8,9 kali lebih tinggi berlebihan) (Brooker chris, 2009).
untuk mengalami dismenorea daripada Obesitas merupakan gangguan
siswa yang tidak malnutrisi. Hal ini nutrisi yang paling umum, dan
insidensnya meningkat serta tidak
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian 2. Sebagian besar responden tidak
tentang hubungan malnutrisi dengan mengalami kejadian dismenorea.
kejadian dismenorea pada remaja putri 3. Terdapat hubungan antara
di SMAN 1 Kampartahun 2014. Maka malnutrisi dengan kejadian
dapat diambil kesimpulan bahwa : dismenorea pada remaja putri kelas
1. Sebagian besar responden masuk X XII di SMAN 1 Kampartahun
dalam kategori tidak mengalami 2014.
malnutrisi.
DAFTAR PUSTAKA