You are on page 1of 8

Gambaran Perilaku Berisiko Remaja( Ika)

GAMBARAN PERILAKU BERISIKO REMAJA DI KELURAHAN KEBON


KELAPA KECAMATAN BOGOR TENGAH KOTA BOGOR TAHUN 2013
(STUDI KUALITATIF)

Description of Adelescent Risk Behavior in Kebon Kelapa Village Bogor Subdistrict,


Bogor City (Qualitative Study)
Iram Barida Maisya*, Andi Susilowati*, Rika Rachmalina*
*Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat, Badan Litbangkes

Abstract
Background : The common problems which are currently faced by adolescents are lack of reproductive
health information, low access to health facilities, and risk behavior among themselves. Risk behaviors in
this age group tend to increase and become serious issues; therefore this requires considerable attention
from all parties/sectors. Risk behaviors among youth include smoking, alcohol and drugs use, and
premarital sex.
Objective : The objective of this study was to examine the problems related to risk behavior among
adolescents in Kebon Kelapa, Kota Bogor.
Methods : This was qualitative research using in depth interview method.
Results : The results showed that risk behaviors were at an alarming stage. All respondents admitted
having premarital sex; theySome of them claimed using condoms in their practice. The respondents
confirmed the main reasons for having premarital sex were consensual or being induced by their partner.
In addition, this study also addressed low reproductive knowledge among youth, resulting unsafe abortion
trial by visiting paraji (shaman).
Conclusions: Besides premarital sex issue, some respondents declared their addiction to smoke and
alcohol. Lack of knowledge and poor access of information on risk behavior and reproductive health
confirmed the key findings of this study. The influences of friends have strong encouragement to participate
in risk behaviors and additionally, yet, educational institutions were not being able to be a medium in
facilitating the development of self-esteem towards young generation.
Keywords: adolescents, smoking, alcohol, drugs, premarital sexual

Abstrak
Latar Belakang : Permasalahan umum remaja adalah kurangnya informasi yang benar dan tepat tentang
reproduksi, rendahnya akses terhadap fasilitas kesehatan, dan perilaku berisiko. Perilaku berisiko remaja
saat ini semakin meningkat dan menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan sehingga memerlukan
perhatian khusus dari semua pihak. Perilaku berisiko remaja meliputi merokok, minum beralkohol,
konsumsi narkoba, dan seks pranikah.
Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk mengkaji lebih dalam permasalahan yang berkaitan dengan perilaku
berisiko pada remaja di Kelurahan Kebon Kelapa, Kota Bogor.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara wawancara mendalam terhadap
informan.
Hasil : Hasil penelitian menunjukan perilaku berisiko yang dilakukan informan sangat mengkhawatirkan,
semua informan mengatakan pernah melakukan hubungan seks pranikah, bahkan ada yang menggunakan
alat kontrasepsi (kondom). Tempat melakukan hubungan seks biasanya di rumah pasangan atau di hotel
kelas melati. Alasan melakukan hubungan seks pranikah ada yang suka sama suka, ada juga yang dipaksa
oleh pacar.
Kesimpulan : Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi masih rendah, bahkan ada informan yang pernah
mencoba melakukan aborsi/pengguguran tidak aman dengan mendatangi paraji (dukun bayi). Selain
hubungan seks pranikah, sebagian informan ada yang merokok dan kecanduan minuman beralkohol.
Pengetahuan dan akses informasi tentang perilaku berisiko dan kesehatan reproduksi masih rendah.
Pengaruh teman sebaya sangat kuat, bahkan sekolah sebagai institusi pendidikan belum mampu menjadi
wadah bagi remaja untuk bisa mengembangkan dan mengapresiasikan diri.
Kata Kunci : Remaja, merokok, alkohol, narkoba, hubungan seksual pranikah

Naskah masuk: 17 September 2013, Review: 3 Oktober 2013, Disetujui terbit: 22 November 2
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 4 No 3, Desember 2012 : 123 130

PENDAHULUAN melakukan hubungan seksual pranikah.5


Prevalensi perilaku berisiko pada remaja
Pembangunan kesehatan yang berorientasi
semakin meningkat dan dampak yang
pada pembangunan manusia berkelanjutan
ditimbulkannya juga semakin
(sustainable development for mankind)
mengkhawatirkan. Pengetahuan yang benar
dilandasi oleh kesadaran mengenai pentingnya
tentang kesehatan reproduksi remaja juga tidak
investasi kesehatan bagi kemajuan suatu
meningkat prevalensinya. Diperlukan adanya
bangsa. Tanpa kesehatan, tidak akan ada
analisis yang mendalam tentang determinan
sumber daya manusia (SDM) yang intelektual
atau faktor-faktor yang menentukan terjadinya
dan produktif yang merupakan prasyarat
perilaku berisiko pada remaja, sehingga dapat
utama keberhasilan suatu bangsa. Kesehatan
dilakukan intervensi yang lebih baik dan lebih
adalah kapital utama pembangunan yang
tepat sasaran.6
tanpanya, kapital-kapital lain tidak berfungsi
optimal.1 Sumber daya manusia merupakan Perilaku berisiko saat remaja dapat berdampak
salah satu komponen penting dalam mencapai pada menurunnya kualitas kehidupan keluarga
tujuan pembangunan kesehatan. Sumber daya saat ini dan masa mendatang. Remaja yang
manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan tidak sehat secara fisik dan mental dapat
untuk dapat meningkatkan status kesehatan melahirkan keturunan yang tidak sehat pula,
masyarakat. Remaja sebagai bagian dari antara lain: bayi yang dilahirkan akan
komponen sumber daya manusia adalah aset menderita gizi buruk atau penyakit tertentu.
yang sangat berharga bagi bangsa pada masa Oleh karena itu identifikasi masalah perilaku
yang akan datang. berisiko lebih dini sangat penting untuk
mencegah masalah lainn yang akan muncul.7
Masa remaja merupakan masa transisi antara
masa kanak-kanak menuju dewasa dan relatif Studi perilaku yang dilakukan di Jakarta dan
belum mencapai tahap kematangan mental dan Merauke melaporkan bahwa kaum muda
sosial sehingga mereka harus menghadapi memiliki kecenderungan cukup tinggi untuk
tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
bertentangan. Banyak sekali kejadian yang perilaku seksual seperti berciuman, saling
akan terjadi yang tidak saja akan menentukan melakukan rangsangan seksual, melakukan
kehidupan masa dewasa tetapi juga kualitas onani/masturbasi, dan berhubungan seks
hidup generasi berikutnya sehingga sebelum menikah. Kecenderungan perilaku
menempatkan masa ini sebagai masa kritis.2 seksual pranikah di kalangan remaja dewasa
ini semakin tinggi, kasus aborsi di Indonesia
Remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
sebanyak 30% dilakukan oleh remaja atau
(high curiousity). Remaja cenderung
sekitar 700 ribu kasus per tahun.8
berpetualang menjelajah segala sesuatu dan
mencoba segala sesuatu yang belum pernah Tulisan ini adalah bagian dari penelitian
dialaminya, selain itu juga didorong keinginan Determinan Perilaku Berisiko Pada Remaja di
menjadi seperti orang dewasa menyebabkan Kelurahan Kebon Kelapa.Tujuan penelitian ini
remaja mencoba melakukan apa yang sering untuk menggali lebih dalam permasalahan
dilakukan orang dewasa termasuk yang yang terjadi berkaitan dengan perilaku berisiko
berkaitan dengan masalah seksualitas.2 pada remaja di Kelurahan Kebon Kelapa, Kota
Masalah kesehatan pada remaja berkaitan Bogor. Informan penelitian ini adalah remaja
dengan perilaku yang berisiko, yaitu merokok, yang masuk dalam sampel penelitian
minum-minuman beralkohol, penyalahgunaan Determinan Perilaku Berisiko pada Remaja di
narkoba, dan melakukan hubungan seksual Kelurahan Kebon Kelapa, Kota Bogor yang
pranikah. Perilaku berisiko pada remaja diketahui telah melakukan seks pranikah
mengacu pada segala sesuatu yang berrkaitan maupun yang mengkonsumsi minum-
dengan perkembangan kepribadian dan minuman beralkohol atau menggunakan
adaptasi dari remaja.3 narkoba.
Kementerian Kesehatan RI mendefinisikan
remaja berisiko sebagai remaja yang pernah
METODE
melakukan perilaku yang berisiko bagi
kesehatan seperti merokok, minum-minuman Penelitian ini merupakan studi kualitatif
beralkohol, menyalahgunakan narkoba, dan dengan menggunakan metode studi kasus
Gambaran Perilaku Berisiko Remaja( Ika)

(case study) tentang perilaku berisiko pada 2. Melakukan Hubungan Seks Pranikah
remaja yang dilakukan di Kelurahan Kebon
Beberapa informan mengatakan bahwa mereka
Kelapa, Kecamatan Bogor Tengah, Kota
pernah melakukan hubungan seks pranikah.
Bogor. Perilaku pada remaja yang masuk
Bahkan ada informan yang mengatakan bahwa
dalam kategori berisiko yaitu merokok,
mereka melakukan hubungan seks di
minum-minuman beralkohol, penyalahgunaan
lingkungan sekolah, seperti di kamar mandi
narkoba, dan seks pranikah. Penelitian ini
sekolah, tanpa diketahui oleh penjaga sekolah
dilaksanakan pada bulan Maret-September
maupun guru.
2013. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan teknik wawancara Iya pernah dengan pacar saya yang
mendalam yang dilakukan terhadap informan sekarang jadi ayah biologis anak saya
yang terdiri dari remaja yang melakukan seks pada gitu (berhubungan seks) siy bu,
pranikah dan remaja yang pecandu minuman kadang di kamar mandi sekolahan,
beralkohol. Wawancara mendalam dilakukan seharusnya di kamar mandi teh ada cctv,
di suatu tempat dimana informan merasa dan itu ga ada org yg tau krn lg suasana
nyaman untuk diwawancarai oleh peneliti. belajar, pura-puranya ijin ke kamar
mandi, trus ketemuan sama anaknya
Analisis data dilakukan dengan menggunakan
(pasangannya).
analisis data kualitatif yang dikembangkan
atau lebih dikenal dengan analisis interaktif
(interactive models of analysis). Analisis 3. Penggunaan Alat Kontrasepsi/kondom
interaktif ini terdiri dari tiga komponen utama, Sebagian informan mengatakan kalau mereka
yaitu reduksi data, penyajian data, dan menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom
penarikan kesimpulan yang dilakukan dalam ketika berhubungan seks. Mereka mengatakan
bentuk interaktif dengan proses pengumpulan bahwa yang membelikan kondom tersebut
data sebagai suatu siklus.9 adalah pacarnya. Seperti yang dikatakan oleh
informan sebagai berikut:
HASIL Ada beberapa sahabat saya yang
sudahngelepas(melepas keperawanan)
Gambaran Perilaku Berisiko Remaja (Studi
gitu ada si A si B, tp mereka ga pada
Kualitatif)
hamil karena pada pake kondom, mereka
1. Konsumsi Minuman Beralkohol belinya di apotik, lakinya (pacarnya) yang
beli.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam
terdapat beberapa informan yang mengatakan 4. Pengaruh Teman Sebaya
bahwa pergaulan remaja di Kelurahan Kebon
Sebagian besar informan mengatakan bahwa
Kelapa sudah cukup mengkhawatirkan
mereka mulai mengenal rokok dan minuman
walaupun mereka masih duduk dibangku
keras dari kakak kelasnya. Mereka awalnya
sekolah menengah, namun mereka sudah
hanya iseng-iseng saja mencobanya namun
mengenal dan mengkonsumsi rokok dan
ada juga informan yang mengatakan kalau
minuman keras kelas kampung. Menurut
mereka dipaksa oleh kakak kelas untuk
bahasa remaja setempat minuman keras kelas
mencobanya. Lingkungan dan teman sebaya
kampung adalah minuman yang mengandung
sangat berpengaruh terhadap perkembangan
alkohol tapi diproduksi secara
sosial dan psikologis remaja. Tidak jarang
rumahan/tradisional seperti arak. Seperti yang
mereka akan mendapat tekanan jika tidak mau
dikatakan oleh seorang informan sebagai
mengikuti teman sebayanya. Biasanya
berikut:
senioritas sangat dominan dan berpengaruh
Sejak kelas 1 SMP, kalo minuman keras bagi adik kelasnya, bahkan dalam hal negatif
1 SMU pake pil double D, nama pilnya sekalipun. Seperti yang dikatakan oleh
ada Leksotan, Arthan, Three X obat informan berikut ini:
penenang gitu dari Three X Pinidil.
Setelah lulus SMP, saya mencoba
Cuman yang saya pernah coba itu dari
merokok. Awalnya hanya iseng-iseng,
Three X Pinidil.
namun setelah saya mencobanya ternyata
saya ketagihan. Namun saya tidak
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 4 No 3, Desember 2012 : 123 130

setiap hari merokok hanya sekitar 2 kali Dia bisa cegah ke paraji, digugurin gitu.
dalam seminggu atau ketika saya merasa Dia siy bilangnya kesel kalo sampe
sedang gak mood. hamil, tp besok2nya diulangi lagi, pernah
sampai 2 kali saya anter ke parajinya
Kenal minuman keras pertama kali dari
buat gugurin...
kaka kelas, waktu saya sekolah di STM
sering dimintain duit, setiap hari setor Dia (pacar saya) membawa saya ke
2000 atau 3000. Istirahat diajak, Villa di Puncak Bogor untuk melakukan
dikenalin pertama kali minuman itu berbagai cara agar kandungan saya
namanya ARAK, pertamanya sempet digugurkan, seperti makan nanas mentah
kelimpungan, berat, ga kuat jalan cuman dan jus nanas yang dicampur dengan
kenapa setiap kesini, karena sering ketumbar.
diajak jadi enak gitu. Jadi tiap hari, tiap
7. Faktor Pendorong Melakukan Perilaku
hari keterusan. Pertama kali kenal
Berisiko
minuman keras itu dari sekolahan.
Ada beberapa yang mengatakan bahwa mereka
melakukan hubungan seks sebelum nikah atas
5. Tempat Khusus untuk Nongkrong/ dasar suka sama suka, ada juga informan yang
Kongkow mengatakan mereka melakukan hubungan seks
pranikah karena dipaksa oleh teman dekatnya
Menurut beberapa informan mereka
sendiri dan ada juga yang dipaksa oleh
mempunyai benteng tempat berkumpul dan
pacarnya. Ada beberapa informan yang
kongkow anak muda yang posisinya agak
mengatakan bahwa mereka melakukan
tinggi dan banyak terdapat tanaman dan
hubungan seks pranikah karena penasaran
pohon-pohon yang tinggi hingga bisa
mendengarkan cerita dari teman-temannya.
digunakan untuk mojok. Benteng tersebut
Seperti yang dikatakan informan berikut ini:
atasnya terdapat kuburan. Menurut mereka
benteng tersebut tiap malam digunakan untuk Ya dipaksa....dipaksa sama pacar karena
nongkrong dan benteng tersebut tidak jarang dikasih minuman, pertama ga sadar, yg
juga digunakan untuk maen (berhubungan kedua pas itu di rumahnya saya dipaksa
seks). Seperti yang dikatakan oleh informan sampe saya jejeritan ga ada yg denger.
berikut ini:
Suka sama suka aja. Iya pernah
Mereka suka maenya di benteng, berhubungan seks dg X, dia adalah ayah
atasnya itu kuburan, apalagi kalo malem2 biologis dari anak saya dan pernah
rame disitu buat nongkrong. Waktu itu ada menjadi suami siri saya.
temen yang sampe kaya saya ini (hamil).
Alasannya, ngedenger temen-temen
Saya hanya di rumah setiap hari senin pacarannya. Waktu itu serng main jujur-
hingga jumat dan ketika weekend (sabtu- jujuran satu geng itu. Siapa yang pernah
minggu) saya bermain dengan teman- begini-begini (hubungan seks) disitu
teman saya hingga larut pagi dan keluar rasa penasaran saya..
menginap di rumah teman saya.
8. Akses Informasi
6. Pengguguran Kandungan
Karena kurangnya informasi yang mereka
Sebagian besar informan mengatakan bahwa peroleh tentang kesehatan reproduksi maka
mereka menggunakan kondom pada saat pengetahuan mereka tentang kesehatan
melakukan hubungan seks, tetapi menurut reproduksi juga terbatas, mereka tidak
mereka ada juga yang kebobolan artinya mengetahui akibat dari perbuatan mereka
pihak perempuannya hamil, ada sebagian dari tersebut. Beberapa informan juga tidaak
mereka yang bertahan untuk tetap memelihara mengetahui apa tanda-tanda kehamilan. Hal ini
kandungannya hingga melahirkan, tetapi ada seperti yang di katakan oleh informan sebagai
juga yang sengaja pergi ke paraji untuk berikut:
menggugurkan kandungannya. Seperti yang
saya dulu mah ga tau tanda-tanda
dikatakan oleh informan berikut ini:
hamil
Gambaran Perilaku Berisiko Remaja( Ika)

Dari hasil wawancara mendalam diketahui Secara umum, tingkat pergaulan remaja di
bahwa informan tidak tahu jika ada wadah Kelurahan Kebon Kelapa cukup
atau tempat untuk konsultasi mengenai mengkhawatirkan, rata-rata remaja yang masih
kesehatan reproduksi, baik itu di lingkungan duduk di bangku sekolah menengah sudah
sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal mengenal bahkan mencoba mengkonsumsi
mereka. Hal ini seperti yang dikatakan oleh dari mulai rokok, minuman keras kelas
informan sebagai berikut: kampung alias minuman yang mengandung
alkohol tapi diproduksi secara
Saya tidak pernah mendengar tentang
rumahan/tradisional seperti arak (menurut
tempat buat remaja untuk memperoleh
bahasa remaja setempat). Diduga, orang tua
informasi dan konsultasi mengenai
yang mempunyai kebiasaan merokok atau
kesehatan reproduksi
minum alkohol akan dengan mudahnya ditiru
ga pernah tahu tempat yg digunakan oleh anaknya, karena orang tua merupakan
oleh remaja untuk memperoleh informasi contoh nyata untuk anak. Apa yang dilakukan
tentang kesehatan reproduksi. oleh orang tua akan dengan mudah diadaptasi
oleh anak, begitu juga dengan perilaku yang
9. Tempat Melakukan Hubungan Seks tidak baik yang dilakukan oleh orang tua maka
Menurut beberapa informan mereka akan dengan mudah ditiru oleh anak. Beberapa
memanfaatkan kesempatan untuk melakukan remaja minum alkohol sebagai simbol
hubungan seks pranikah di rumah pada saat kedewasaan dan sebagai jalan pintas dalam
orang tua bekerja atau tidak berada di rumah. mengatasi masalah yang mendera dalam
Bahkan ada informan yang sudah biasa kehidupannya. Hasil ini serupa dengan hasil
melakukannya di hotel. Hal ini seperi yang penelitian yang menunjukkan bahwa remaja
dikatakan oleh beberapa informan berikut ini: yang memiliki teman berperilaku berisiko
cenderung akan melakukan perilaku berisiko
dirumahnya saya dipaksa sampe saya juga.10,11,12 Hal ini terjadi karena remaja ingin
jejeritan ga ada yg denger karena diakui oleh lingkungan pertemanannya, tidak
bapaknya lagi pergi jemput mamanya ke dianggap ketinggalan jaman dan mempererat
ciomas.trus mau pergi keluar dari hubungan pertemanan.
rumahnya jg dikunci rumahnya..
2. Melakukan hubungan seks pranikah
Dirumah pacar saya, karena sepi, orang
tuanya sibuk bekerja diluar.. Perilaku seks pranikah juga sudah terjadi di
kalangan remaja di daerah ini, berdasarkan
Di hotel-hotel cepe-cepean. Di jembatan pengakuan salah satu informan menyatakan
merah.. bahwa kegiatan melakukan hubungan seks ini
terjadi di lingkungan sekolah, seperti di kamar
Hampir semua informan mengatakan kalau mandi sekolah, tanpa diketahui oleh penjaga
mereka melakukan hubungan seks pertama sekolah maupun guru. Fungsi pengawasan
kali dengan pacar. Bahkan ada informan yang yang melekat pada guru dan lembaga
mengaku sudah berganti pacar sebanyak 5 kali pendidikan (sekolah) layak dipertanyakan jika
dan dia selalu melakukan hubungan seks terjadi kasus seperti itu, karena sekolah
bersama pacar-pacarnya itu. Fungsi keluarga sebagai lembaga pendidikan semestinya
dalam hal keharmonisan juga memberikan memberikan kontribusi positif terhadap
dampak yang besar terhadap perkembangan perkembangan perilaku siswanya. Hasil
remaja. Salah satu informan mengaku jika dia penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
lebih sering menghabiskan waktunya di luar tentang perilaku seksual mahasiswa yang
rumah karena suasana di rumah tidak nyaman, dilakukan oleh Pusat Informasi dan Pelayanan
ibunya sudah bercerai kemudian menikah lagi Remaja (PILAR) PKBI Jawa Tengah pada
sehingga dia memilih untuk tinggal bersama bulan Juni-Juli 2006, terhadap 500 informan
nenek dan bibinya. mahasiswa di Semarang. Berdasarkan
penelitian tersebut, diperoleh 31 orang (6,2%)
menyatakan pernah melakukan intercourse,
PEMBAHASAN 111 orang (22%) pernah melakukan petting.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Unnes Sex
1. Konsumsi Minuman Beralkohol Care Community (USeCC) suatu organisasi
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 4 No 3, Desember 2012 : 123 130

mahasiswa peduli kesehatan reproduksi remaja trend yang dilakukan oleh teman-temannya.
pada tahun 2009, menyebutkan bahwa Hasil wawancara mendalam yang dilakukan
kebiasaan pacaran mahasiswa UNNES dilaku- terhadap informan memperlihatkan bahwa
kan dengan aktivitas yaitu kissing 43%, pengaruh teman sebaya sangat dominan. Hasil
necking 17%, petting 15%, dan sebanyak 5% penelitian lain menunjukkan bahwa sudah
mengaku pernah melakukan intercourse cukup banyak teman dekat informan pernah
(hubungan seksual) pranikah.13 melakukan perilaku seksual berisiko. Kondisi
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
3. Penggunaan Alat Kontrasepsi/Kondom
yaitu sikap dari mahasiswa dan teman-teman
dan Pengguguran Kandungan
dekatnya yang menganggap bahwa perilaku
Di Kelurahan Kebon Kelapa, ada remaja yang seksual yang terjadi di kalangan mahasiswa
sudah melakukan seks pranikah, artinya merupakan hal yang sudah dianggap biasa.14
mereka sudah terpapar dengan informasi Sikap yang makin permisif ini tidak jarang
mengenai penggunaan pengaman/kondom saat akan berdampak terhadap perilaku seksual
berhubungan dengan pasangannya. Akses mereka. Seorang remaja akan lebih terbuka
untuk mendapatkan kondom sangat mudah. bercerita dan membahas permasalahan
Mereka dengan mudah mendapatkannya di seksualitas dengan teman dekat atau teman
apotik atau bahkan di mini market yang sebayanya, sehingga informasi dan sikap dari
dengan jelas memajang alat kontrasepsi ini. teman tidak sedikit membawa pengaruh
Pada saat membelinya pun mereka tidak terhadap sikap seorang remaja.
ditanya berapa umur mereka saat ini, karena di
Indonesia belum ada regulasi yang jelas 5. Tingkat Pengetahuan dan Akses
mengenai peredaran kondom dan siapa saja Informasi
yang berhak untuk membelinya. Dengan
Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
kemudahan ini, remaja merasa mendapatkan
yang setengah-setengah menjadikan remaja
angin segar bahwa dengan dalih
ingin tahu dan penasaran, sayangnya mereka
menggunakan kondom, mereka dengan bebas
tidak tahu harus mencari informasi yang benar
melakukan seks pranikah. Disamping mereka
kemana dan kepada siapa, karena fasilitas
menggunakan alat kontrasepsi/pengaman,
seperti lembaga penyedia layanan kesehatan
ternyata ada juga yang menurut istilah mereka
reproduksi untuk remaja tidak ada baik di
kebobolan, artinya pihak remaja perempuan
lingkungan sekolah maupun lingkungan
sampai hamil. Ada sebagian dari mereka yang
tempat tinggal mereka. Menurut hasil SDKI
bertahan untuk tetap memelihara kandunganya
tahun 2012 disebutkan bahwa sekolah
hingga melahirkan, tetapi ada juga yang
merupakan sumber pengetahuan kesehatan
sengaja pergi ke paraji untuk menggugurkan
reproduksi yang penting untuk remaja. Sekitar
kandungannya. Artinya, mereka sudah paham
9 dari 10 remaja wanita umur 15-24 tahun dan
jika terjadi kehamilan yang tidak diinginkan,
8 dari 10 remaja pria umur 15-24 tahun
mereka harus berbuat apa dan pergi kemana.
mendapat pelajaran sistem reproduksi manusia
di sekolah.14
Hal ini senada dengan temuan utama hasil
Survei Demografi dan Kesehatan : Kesehatan Pengaruh dari teman sebaya justru sangat
Reproduksi remaja tahun 2012 yang dominan, informasi yang belum tentu benar
menyebutkan bahwa pengetahuan tentang keberadaannya ditelan mentah-mentah,
alat/cara KB cukup menyebar luas di kalangan sehingga terkadang mereka tidak tahu risiko
remaja Indonesia. Lebih dari 90 persen remaja apa yang akan mereka tanggung dari
mengetahui paling sedikit satu alat/cara KB perbuatannya tersebut. Selain itu, meskipun
modern, dan satu dari tiga remaja mengetahui banyak remaja mengetahui tentang seks akan
paling sedikit satu alat/cara KB tradisional. tetapi faktor budaya melarang membicarakan
Alat/cara KB modern yang banyak dikenal mengenai seksualitas di depan umum karena
oleh remaja adalah pil, suntikan dan kondom.14 dianggap tabu. Pada budaya tertentu, masalah
seksual sering dianggap tabu untuk
4. Pengaruh Teman Sebaya
dibicarakan antara remaja dan orang tuanya.
Teman sebaya mempunyai pengaruh yang Namun demikian, kesehatan reproduksi saat
begitu besar dan kuat, karena remaja merasa ini masuk sebagai bagian dari pelajaran
diakui eksistensinya jika bisa bergaul dan ikut Biologi dan sebagai aktivitas ekstra kurikuler.
Gambaran Perilaku Berisiko Remaja( Ika)

Hasil SDKI 2012 menyarankan perlunya Perilaku berisiko remaja di daerah ini
pengembangan kurikulum pendidikan dan perlu mendapat perhatian walaupun mereka
pelatihan untuk sasaran tenaga pendidik dan masih duduk di bangku sekolah menengah.
pengembangan program operasional Remaja sudah pernah melakukan hubungan
14
lapangan. seks pranikah dan mereka menggunakan alat
pengaman berupa kondom. Adanya praktek
Semakin banyaknya kasus kehamilan diluar
aborsi dengan mendatangi dukun bayi
nikah yang dialami remaja telah menyebabkan
mengindikasikan pengetahuan dan akses
hancurnya masa depan remaja tersebut. Hal ini
informasi tentang kesehatan reproduksi remaja
sesuai dengan Sarlito, yang menyatakan
masih sangat rendah. Selain hubungan seks
bahwa remaja yang sedang dalam periode
pranikah, sebagian informan ada yang
ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru
merokok dan kecanduan minuman beralkohol.
apa yang dilihat atau didengarnya dari media
Dalam hal ini, perilaku berisiko remaja sangat
massa, karena mereka belum pernah
dipengaruhi oleh teman sebaya. Sekolah
mengetahui masalah seks secara lengkap dari
sebagai institusi pendidikan ternyata belum
orang tua mereka sendiri.15 Menurut Sarlito
mampu menjadi wadah bagi remaja untuk bisa
Wirawan, pendidikan seks paling banyak
mengembangkan dan mengapresiasikan diri.
didapat dari media massa 58,81%. Hal tersebut
sesuai dengan peneliti dari North Caroline,
yang secara umum remaja yang paling banyak Saran
mendapat dorongan seksual dari media Sekolah sebagai institusi pendidikan
cenderung melakukan seks pada usia 14 hendaknya meningkatkan peran dan fungsinya
hingga 16 tahun 2,2 kali lebih tinggi di band- sebagai lembaga yang mampu memberikan
ing dengan remaja lain yang lebih sedikit meli- contoh dan mengarahkan serta melakukan
hat eksploitasi seks dari media.16 pembinaan kepada para siswanya agar
Semua informan mengakui jika mereka menghindari perilaku berisiko baik dengan
berhubungan seks pertama kali dengan pacar. memasukkan materi kesehatan reproduksi dan
Pacaran dan perilaku seksual berkaitan erat budi pekerti kedalam kurikulum maupun
satu sama lain. Namun, pengalaman seksual kegiatan ekstra kurikuler. Selanjutnya perlu
dikalangan remaja biasanya terjadi dalam tindakan advokasi dan sosialisasi kepada
konteks remaja yang berhubungan atau institusi yang berwenang (Kelurahan dan
berelasi dalam hubungan pacaran karena jajarannya) mengenai bahaya perilaku berisiko
pacaran akan menghadapkan remaja dengan pada remaja (merokok, minum-minuman
kondisi yang meningkatkan pengalaman beralkohol, konsumsi narkoba, dan seks
seksual mereka17. Informan tidak tahu jika ada pranikah) serta memberikan informasi tentang
wadah atau tempat untuk konsultasi mengenai kesehatan reproduksi yang benar.
kesehatan reproduksi, baik itu di lingkungan
sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal Remaja juga dapat diberdayakan dalam
mereka. Pola asuh dan pengawasan dari orang berbagai kegiatan positif, seperti melibatkan
tua sangat dibutuhkan untuk mencegah remaja secara aktif dalam kegiatan yang
perilaku berisiko pada remaja, selama berhubungan dengan kesehatan yaitu dengan
melewati masa remaja, mereka membutuhkan mengikutsertakan dan melatih remaja menjadi
dukungan dan bimbingan dari orang tua untuk kader kesehatan remaja atau konselor sebaya.
memotivasi mereka ke arah tujuan positif Dukungan lain yang dapat diberikan yaitu
dalam hidup. Ini hanya dapat dicapai melalui dengan memberikan informasi yang benar
komunikasi yang jelas dan kedekatan antara mengenai perilaku berisiko remaja dan
remaja dan orang tua. Fungsi keluarga dalam kesehatan reproduksi kepada orang tua melalui
hal ini keharmonisan dalam keluarga juga seminar atau pertemuan yang diselenggarakan
memberikan dampak yang besar terhadap oleh pihak sekolah ataupun kelurahan.
perkembangan remaja. Kerjasama lintas sektor dibutuhkan untuk
menyediakan wadah layanan kesehatan
reproduksi di lingkungannya dalam bentuk
KESIMPULAN DAN SARAN KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
yang memadai sesuai dengan kebutuhan para
Kesimpulan remaja.
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 4 No 3, Desember 2012 : 123 130

UCAPAN TERIMA KASIH tahun: sebuah analisis data sekunder hasil Survey
KesehatanReproduksi Remaja Indonesia (SKRRI)
Penulis mengucapkan terima kasih kepada 2002-2003.
Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/ detail.j
Masyarakat, Badan Litbangkes yang telah sp ?id= 111943 &lokasi = local
8. Milles
memberikan kesempatan dalam melaksanakan dan Hubberman, 1992, Analisis Data
Kualitatif, Gramedia, Jakarta.
penelitian ini. Ucapan terima kasih juga 9. Raharni, 2002. Faktor-faktor yang berhubungan
ditujukan kepada Dr. Ir. Anies Irawati, M.Kes dengan penyalahgunaan NAPZA di kalangan siswa
yang telah memberikan bimbingan teknis SMU Negeri Kota Bekasi.Tesis, Fakultas Kesehatan
kepada peneliti mulai dari protokol penelitian Masyarakat. Depok: Universitas Indonesia
10. Ismail, A. 2006.Hubungan riwayat merokok dengan
sampai pada tahap publikasi. Selanjutnya penyalahgunaan narkoba di Indonesia (Analisis data
ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Survei Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran
koordinator kader Kebon Kelapa Kota Bogor Gelap Narkoba pada Rumah Tangga di Indonesia
yang telah membantu peneliti selama proses tahun 2005). Tesis, Fakultas Kesehatan Masyarakat.
pengumpulan data. Depok: Universitas Indonesia.
11. Iqbal, M. F. 2008. Perilaku merokok remaja di

lingkimgan RW 22 kelurahan Sukatani kecamatan


Cimangis Depok tahun 2008.Skripsi, Fakultas
DAFTAR PUSTAKA Kesehatan Masyarakat. Depok: Universitas Indonesia.
12. Ningrum, Dina Nur Anggraini, Eram TP, Bambang
1. Grossman, Michael. 1972. The Demand for Health: BR. 2008. Pendekatan Participatory Rapid Appraisal
Theoretical and empirical Investigation. Columbia (PRA) dalam Analisis Masalah Kesehatan Reproduksi
University Press. New York ) Mahasiswa Jurusan IKM FIK UNNES. Jurnal
2. Azwar, A. Kesehatan Reproduksi Remaja di Indonesia KEMAS. Vol. 3 (2): 165-173.
(Adolescent Reproductive Health in Indonesia), 13. BKKBN, Survei Demografi dan Kesehatan :
unpublished paper presented at the : National Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia 2012
Congress of Epidemiology IX in Jakarta, 8 Nopember 14. Azinar, Muhamad, Perilaku Seksual Pranikah
2000. Berisiko terhadap Kehamilan Tidak Diinginkan. Jurnal
3.
World Health Organization, 1993. The Health of KEMAS.Vol 8 (2) (2013) 137-145
Young People: a Challenge and a Promise. Geneva, 15. Suryoputro, Antono. 2006. Faktor-faktor yang Mem-
Switzerland pengaruhi Perilaku Seksual Remaja di Jawa Tengah:
4. Anonym. Remaja dan hubungan seksual pranikah,. 25 Implikasinya Terhadap Kebijakan dan Layanan
Nopember, 2007 pada 7:41 am. Disimpan dalam Kesehatan Seksual dan Reproduksi. Jurnal Makara,
GayaHidup. Akses tanggal 16 Juli 2009. Kesehatan. 10 (1): 29-40.
5. 16. Miller and Benson,1999;Brooks-Gunn and Paikoff,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003.
Materi Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). 1997
17. Iswarati dan T.Y. Prihyugiarto. 2008. Faktor-Faktor
Jakarta
6. yang Mempengaruhi Sikap terhadap Perilaku Seksual
Heny, Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 1 No 3,
Pra Nikah pada Remaja di Indonesia. Jurnal Ilmiah
Agustus 2011 : 136- 144
Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi,
7. Sabon, Simon Sili. Deterrninan perilaku berisiko Tahun II, No.2.
HIV/AIDS dikalangan remaja tidak kawinusia 15-24

You might also like