You are on page 1of 8

SPOT SURVEI LEPTOSPIROSIS DI KECAMATAN NGEMPLAK

DAN NOGOSARI, KABUPATEN BOYOLALI, PROVINSI JAWA


TENGAH

LEPTOSPIROSIS SURVEY SPOT IN NGEMPLAK AND NOGOSARI


SUBDISTRICT, BOYOLALI DISTRICT, CENTRAL JAVA
PROVINCE

Nova Pramestuti, Bina Ikawati, Dyah Widiastuti


Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian
Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Banjarnegara

ABSTRACT
In 2013 there were three leptospirosis cases reported in Boyolali. This study aimed to
describe the epidemiology of leptospirosis including cases overview aboutperson, place
and time, transmission history, the trap success in catching mice and rats, and species of
Leptospira infected rodent in Ngemplak and Nogosari district, Boyolali. This study was
a cross sectional study. Rodent traping conducted at three locations with leptospirosis
cases in Ngemplak and Nogosari District, Boyolali, in April 2013. A total of 300 traps
wereinstalled, 2 traps inside and 2 traps outside for each house during three days. The
trapped mice and rats were identified, counted their population density and their
kidneys were taken for Leptospira examainationusingPCR (Polymerase Chain Reaction)
assay. Data were processed and analyzed descriptively, presented in a frequency
distribution form. The result showed that transmission of leptospirosis may occured
around the case house, the river and rice fields. The highest rodentsuccess trapwas
found in KismoyosoVillage (14 %). Rat species which were found consisted of
R.tanezumi, and R. indica Bandicota argentiventer, there was no rat kidney samples
infected with Leptospira bacteria according to PCR assay. Leptospirosis transmission in
Boyolali should be noteddue to the high rat trap success and the location which was
closed to the river .

Key words: Survey,leptospirosis, rats


Kesmasindo, Volume 7( 1 )Juli 2014, Hal 63-70
PENDAHULUAN patogen ke manusia terjadi terutama
Leptospirosis adalah infeksi melalui kontak langsung dengan air
akut yang disebabkan oleh bakteri atau tanah yang tercemar oleh urin
Leptospira. Penyakit ini merupakan hewan yang terinfeksi (Faine, 1999).
penyakit zoonosis penting yang Pada tahun 1886 Adolf Weil
mempengaruhi kehidupan manusia di pertama kali melaporkan penelitian
daerah pedesaan dan perkotaan, baik tentang penyakit ini. Di Indonesia,
di negara-negara industri dan gambaran klinis leptospirosis pertama
berkembang. Transmisi Leptospira kali dilaporkan oleh Van der Scheer di

63
64 Jurnal Kesmasindo, Volume 7, Nomor 1 Juli 2014, Hal 63-70

Jakarta pada tahun 1892. Kabupaten Boyolali. Penelitian ini


Leptospiradapat menyerang semua bertujuan untuk mendeskripsikan
jenis mamalia seperti tikus, anjing, epidemiologi leptospirosis di
kucing, landak, sapi, burung, dan ikan. Kecamatan Ngemplak dan Nogosari,
Hewan-hewan tersebut merupakan Kabupaten Boyolali yang meliputi
vektor penyakit pada manusia. gambaran kasus berdasarkan orang,
Manusia yang berisiko tertular adalah tempat dan waktu, riwayat penularan
orang yang pekerjaannya berhubungan kasus, keberhasilan penangkapan
dengan hewan liar dan hewan tikus, spesies tikus yang berada di
peliharaan. Wanita dan anak di lokasi penelitian, dan spesies tikus
perkotaan sering terinfeksi setelah yang positif Leptospira.
berenang dan piknik di luar rumah.
Orang yang hobi berenang termasuk METODE PENELITIAN
yang sering terkena penyakit ini Penelitian dilakukan di Desa
(Widoyono, 2008). Kismoyoso Kecamatan Ngemplak,
Angka kematian akibat Desa Guli dan Desa Sembungan
penyakit leptospirosis relatif rendah, Kecamatan Nogosari Kabupaten
tetapi meningkat dengan Boyolali pada bulan April 2013.
bertambahnya usia. Mortalitas bisa Penelitian ini merupakan survei
mencapai lebih dari 20% jika disertai potong lintang dengan kegiatan
ikterus dan kerusakan ginjal. Pada penangkapan tikus dan pemeriksaan
penderita yang berusia lebih dari 51 sampel ginjal tikus, serta wawancara
tahun, mortalitasnya mencapai 56% untuk memprediksi riwayat penularan
(Widoyono, 2008). kasus. Populasi pada penelitian ini
Berdasarkan informasi dari adalah semua jenis tikus dan cecurut
Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, yang berada di wilayah penelitian.
pada bulan Maret dan April tahun Sampel pada penelitian ini adalah
2013 telah ditemukan 3 orang tikus Novacecurut
dan Pramestuti,
yangSpot berhasil
Survei Leptospirosis Di K
penderita leptospirosis di Kecamatan tertangkap di wilayah penelitian.
Ngemplak dan Nogosari, Kabupaten Penangkapan tikus dan cecurut
Boyolali. Kasus leptospirosis belum dilakukan selama tiga malam berturut-
pernah ditemukan sebelumnya di turut. Jumlah perangkap yang
66 Jurnal Kesmasindo, Volume 7, Nomor 1 Juli 2014, Hal 63-70

dipasang sebanyak 300 perangkap Kecamatan Nogosari dan


untuk tiga lokasi penelitian (masing- Kecamatan Ngemplak merupakan
masing desa 100 perangkap). Tikus wilayah yang saling berbatasan.
dan cecurut yang berhasil tertangkap Desa Guli dan Sembungan,
dibius dengan atropin dosis 0,02 Kecamatan Nogosari adalah dua
0,05 mg/kg berat badan tikus, desa yang saling berbatasan
dilanjutkan dengan pemberian ketamin sedangkan, Desa Kismoyoso,
HCL dosis 50 100 mg/kg berat Kecamatan Nogosari letaknya
badan tikus dengan cara menyuntikkan dekat dengan Desa Sembungan
pada otot tebal bagian paha melewati dua desa (Anonim,
tikus.Selanjutnya tikus diidentifikasi 2014).
menggunakan buku identifikasi Penderita leptospirosis
Harrison dan Quah Siew-Keen dalam berdasarkan laporan dari Dinas
Yunianto (2010) dan dilakukan Kesehatan Kabupaten Boyolali
penghitungan keberhasilan yang diagnosisnya ditegakkan
penangkapan (Ristiyanto, 2007).Tikus dengan leptotek IgG/IgM adalah
kemudian dibedah dan diambil Ny A, Tn X dan Tn Y. Ny A
ginjalnya untuk konfirmasi keberadaan beralamat di Dusun Plokolegi RT
bakteri Leptospira menggunakan 7 RW 1, Desa Sembungan,
teknik Polimerase Chain Reaction Kecamatan Nogosari berusia 49
(PCR) (Biswas, 2007). Data diolah tahun, profesi sebagai ibu rumah
dan dianalisis secara deskriptif, tangga. Kemungkinan penularan
disajikan dalam bentuk distribusi leptospirosis untuk Ny A adalah
frekuensi. sekitar rumah penderita, rumah
dekat sungai dan di daerah
HASIL DAN PEMBAHASAN
persawahan. Tn X beralamat di
A. Hasil
Dusun Jampen RT 3 RW 6, Desa
Kabupaten Boyolali
Kismoyoso, Kecamatan
terbagi dalam 19 kecamatan
Ngemplak berusia 45 tahun,
terdiri dari 263 desa dan 4
profesi sebagai pedagang.
kelurahan. Pusat pemerintahan
Kemungkinan penularan
berada di Kecamatan Boyolali.
leptospirosis untuk Tn X adalah
Nova Pramestuti, Spot Survei Leptospirosis Di Kecamatan Ngemplak 67

sekitar rumah penderita. Tn Y Kemungkinan penularan


beralamat di Dusun Mangurejo leptospirosis untuk Tn Y adalah
RT 3 RW 1, Desa Guli, sekitar rumah penderita, rumah
Kecamatan Nogosari berusia 51 dekat sungai dan ketika
tahun, profesi sebagai petani. membersihkan parit di sawah.

Gambar 1. Keberhasilan Penangkapan (Trap Success) di Lokasi Penelitian


Gambar 1 menunjukkan Kismoyoso, Kecamatan
keberhasilan penangkapan tikus di Ngemplak sebesar 14%. Hasil
dua lokasi penelitian >7%, dengan penangkapan tikus di lokasi
keberhasilan penangkapan penelitian secara lengkap
tertinggi adalah di Desa disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Distribusi Tikus dan Cecurut yang Diperoleh Berdasarkan Lokasi, Spesies, Jenis Kelamin
dan Umpan
Spesies Berdasarkan Sex Umpan
Lokasi Jantan Betina Kelapa Ikan
Desa Kismoyoso
Rattus tanezumi 15 19 19 15
Bandicota indica 1 1 1 1
Suncus murinus 2 3 3 2
Desa Guli
Rattus tanezumi 4 5 6 3
Suncus murinus 0 1 1 0
Desa Sembungan
Rattus tanezumi 4 8 3 9
Rattus argentiventer 0 1 1 0
Suncus murinus 0 2 2 0
Total 26 40 36 30
(39,4%) (60,6%) (54,5%) (45,5%)
Tabel 1 menunjukkan lokasi adalah R. tanezumi. Jumlah
dominasi spesies masing-masing tikus dan cecurut tertangkap
dengan umpan kelapa lebih risiko 2,08 kali lebih tinggi
banyak sebanyak 36 ekor (54,5%) terkena leptospirosis (OR = 2,08;
daripada umpan ikan sebanyak 30 95% CI = 1,06-4,06).
ekor (45,5%). Tikus betina lebih Kemungkinan penularan
banyak ditemukan dibandingkan pada dua kasus leptospirosis di
tikus jantan. Hasil pemeriksaan Kabupaten Boyolali adalah tempat
bakteri Leptospira sp. pada tinggal penderita dekat dengan
sampel ginjal tikus (10 sampel) sungai. Keberadaan sungai di
menunjukkan tidak ditemukan sekitar rumah dapat menjadi
tikus yang positif mengandung media untuk menularkan berbagai
bakteri Leptospira patogenik di jenis penyakit termasuk penyakit
dalam ginjalnya. leptospirosis. Peran sungai
sebagai media penularan penyakit
B. Pembahasan
leptospirosis terjadi ketika air
Kasus leptospirosis di sungai terkontaminasi oleh urin
Kabupaten Boyolali lebih banyak tikus atau hewan peliharaan yang
terjadi pada laki-laki (2 orang terinfeksi bakteri Leptospira
laki-laki dari tiga kasus yang sehingga cara penularannya
ditemukan). Sebagian besar studi disebut water-borne
leptospirosis menunjukkan infection(Suratman,
bahwatingkat infeksi berbeda 2006).Menurut Johnson et
untuk pria dan wanita terkait al(2004). menyebutkan bahwa
dengan aktivitas. Laki-laki lebih tempat tinggal yang dekat dengan
terlibat dalam pekerjaan berisiko sungai mempunyai risiko 1,58 kali
seperti panen dan penanganan lebih tinggi terkena leptospirosis
hewan. Namun, jenis kelamin (OR = 1,58; 95% CI = 1,072,32).
laki-laki tetap menjadi faktor Penelitian lain oleh Philip et
penentu yang berhubungan al(2013). menyebutkan aliran air
bahkan dalam analisis penelitian seperti sungai yang dekat dari
yang multivariabel. Penelitian rumah ( 250 m) memiliki risiko
Philip et al(2013). menyebutkan 3,38 kali lebih tinggi terkena
jenis kelamin laki-laki memiliki
68 Jurnal Kesmasindo, Volume 7, Nomor 1 Juli 2014, Hal 63-70

leptospirosis (OR = 3,38; 95% CI keberhasilan penangkapan di atas


= 1,746,57). 7% untuk di dalam rumah dan 2%
Kemungkinan penularan untuk di luar rumah menunjukkan
lain dari kasus leptospirosis yang kepadatan relatif yang
ada di Kabupaten Boyolali adalah tinggi.Tidak ditemukansampel
dari areal persawahan. Satu kasus ginjal tikus yang menunjukkan
leptospirosis di Kabupaten positif bakteri Leptospira dalam
Boyolali bekerja sebagai petani penelitian ini. Hal ini
dan satu kasus sebelum sakit dimungkinkan penangkapan tikus
leptospirosis pernah menjadi baru dilakukan satu bulan setelah
buruh di sawah. Sawah kasus terjadi dan tidak semua
merupakan tempat yang sesuai tikus tertangkap pada kegiatan ini.
untuk penyebaran leptospirosis. Tikus yang tertangkap
Keberadaan genangan air, kaya lebih banyak berjenis kelamin
akan bahan organik, keberadaan betina (60,6%) daripada jantan.
tikus, petani berada di sawah Dalamkelompoktikus, tikus betina
selama berjam-jam dengan tidak merupakan individu pencari
memakai alas kaki dan kaki makan untuk anak-anaknya
terendam dalam air dan lumpur sedangkan jantan berperan
adalah semua kondisi yang sangat sebagai penjaga sarang, sehingga
kondusif untuk mendukung tikus betinacenderung mudah
penyebaran leptospirosis dengan terperangkap daripada tikus
mudah (Babudieri, 2003). jantan. Menurut Priyambodo
Tikus mempunyai peran (1995), tikus betina lebih mudah
yang besar dalam penularan terperangkap daripada tikus
leptospirosis, kepadatan relatif jantan, selanjutnya menurut
tikus dan cecurut di lokasi Cockrum (1962), perilaku tikus
penelitian cukup tinggi yaitu dalam menjaga sarang dan
sebesar 14% di Desa Kismoyoso, berkelahi bagi tikus jantan, serta
5% di Desa Guli dan 7,5% di naluri merawat dan mengasuh
Desa Sembungan. Menurut Hadi anak bagi tikus betina dipengaruhi
dalam Ristiyanto (2006), oleh hormon pituitari dan hormon
Nova Pramestuti, Spot Survei Leptospirosis Di Kecamatan Ngemplak 69

kelamin yang dihasilkan oleh Kemungkinan riwayat


kelenjar endokrin yang terdapat penularan kasus leptospirosis pada
pada hipotalamus, yaitu dasar dan survei ini berasal dari sekitar rumah
sisi yang menebal padaventrikulus penderita, sungai dan daerah
ketiga dari otak depan tikus persawahan. Keberhasilan
(diensefalon). penangkapan tikus tertinggi di Desa
Kepadatan relatif tikus Kismoyoso sebesar 14%. Spesies tikus
yang tinggi dan kedekatan lokasi yang ditemukan R. tanezumi,
dengan sungai serta aktivitas di Bandicota indica dan R. argentiventer,
sawah memungkinkan akan tidak ditemukan sampel ginjal tikus
adanya penularan leptospirosis di terinfeksi bakteri Leptospira.
wilayah tersebut yang harus Leptospirosis di Kabupaten Boyolali
diwaspadai, meskipun tidak patut diwaspadai penularannya dengan
ditemukan tikus positif Leptospira trap success tikus yang tinggi dan
sp dari sampel ginjal yang lokasi dekat sungai.Perlu dilakukan
diperiksa. pemeriksaan sampel air sungai dan
sawah dengan metode yang tepat
untuk mengetahui keberadaan bakteri
SIMPULAN DAN SARAN Leptospira.

DAFTAR PUSTAKA Laboratory Manual. WHO. New


Delhi
Anonim. Gambaran Umum Kabupaten
Boyolali. Available at: Cockrum E. 1962. Introduction to
http://ppsp.nawasis.info/dokumen/per Mamalogy. The Ronald Press Comp,
encanaan/sanitasi/pokja/bp/kab.boyol New York.
ali/Boyolali BPS bab 2.pdf. Accessed
February 5, 2014. Faine S, Adler B, Bolin C, Perolat P.
1999. Leptospira and Leptospirosis.
Babudieri B. Leptospirosis. In: WHO. 2nd Ed. Melbourne: MediSci.
Available at:
http://whqlibdoc.who.int/monograph/ Johnson MAS, Smith H, Joseph P,
WHO_MONO_19_(part3).pdf; 2003. Gilman RH, Bautista C, Compos KJ,
Lespedes M, Klatsky P, Vidal C,
Biswas D, Roy S. 2007. Molecular Tools
Terry H, Calderon MM, Carlots C,
in the Diagnosis and Characterization
of Leptospires. In: Leptospirosis: Cabreba L, Parmar PS, Vinetz JM.
2004. Environmental Exposure and
70 Jurnal Kesmasindo, Volume 7, Nomor 1 Juli 2014, Hal 63-70

Leptospirosis, Peru. Emerg Infect Penyakit Bidang Minat Rodensia.


Dis. Vol 10(6):10161022. B2P2VRP Salatiga.

Philip RR, PS I, TS A, BM S, Joy TM, Suratman. Analisis Faktor Risiko


CM S. 2013. Occupational and Lingkungan dan Perilaku Yang
Environmental Risk Factors of Berpengaruh Terhadap Kejadian
Leptospirosis a Case Control Study Leptospirosis Berat di Kota
in a Tertiary Care Setting in Kerala , Semarang (Studi Kasus di RS. Dr.
India. Heal Sci. Vol 2(1):112. Kariadi Semarang). 2006. Thesis.
Universitas Diponegoro. Semarang
Priyambodo S. 1995. Pengendalian Hama
Tikus Terpadu. PT Penebar Swadaya. Widoyono. 2008. Penyakit Tropis:
Jakarta Epidemiologi, Penularan,
Pencegahan & Pemberantasannya.
Ristiyanto, DH Farida, Gambiro. 2006. Erlangga, Jakarta.
Spot Survey Leptospirosis di Desa
Bakung, Kecamatan Jogonalan, Yunianto B, Ramadhani T. 2010. Kajian
Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Bul Epidemiologis Kejadian
Penelit Kesehat. Vol 34(3):105110. Leptospirosis di Kota Semarang dan
Kabupaten Demak Tahun 2008.
Ristiyanto. 2007. Modul Pelatihan Teknis BALABA. Vol 6(1):711.
Tingkat Dasar Survei Reservoir

You might also like