You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/277741075

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI PENINGKATAN KASUS MALARIA DI DUSUN


BENDAWULUH, DESA BEJI, KECAMATAN BANJARMANGU, KABUPATEN
BANJARNEGARA EPIDEMIOLOGY INVESTIGATION ON INCREASED OF
MALARIA...

Article · January 2009

CITATIONS READS
0 2,207

2 authors, including:

Bina Ikawati
National Institute of Health Research and Development
15 PUBLICATIONS   16 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

PETA STATUS KERENTANAN Aedes aegypti (Linn) TERHADAP INSEKTISIDA CYPERMETHRIN 0,05%, MALATHION 0,8% DAN TEMEPHOS DI KABUPATEN PURWOREJO,
KEBUMEN, PEKALONGAN, DEMAK, WONOSOBO, CILACAP, KUDUS, KLATEN, BANJARNEGARA TAHUN 2014 View project

All content following this page was uploaded by Bina Ikawati on 13 July 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI PENINGKATAN KASUS MALARIA
DI DUSUN BENDAWULUH, DESA BEJI, KECAMATAN BANJARMANGU,
KABUPATEN BANJARNEGARA

EPIDEMIOLOGY INVESTIGATION ON INCREASED OF MALARIA CASES


IN BENDAWULUH SUB VILLAGE, BEJI VILLAGE, BANJARMANGU SUB
DISTRICT, BANJARNEGARA DISTRICT

by : Bina Ikawati,SKM,M.Kes* and Tri Wijayanti, SKM*


e_mail : bina@litbang.depkes.go.id

ABSTRACT

Malaria is one of infectious and communicable disease that need high attention
specially in endemic area like Banjarnegara District. Annual Paracyte Incidence (API) in
Banjarnegara District in the last 5 years significantly decreases. Bevertheless
environment condition that have connection with malaria vector caused almost all area in
Banjarnegara have possibility for malaria transmission. On April-May 2009 malaria case
in Bendawuluh Sub village, Banjarmangu Village increased.
The aims of this research were to know how much patient and type of
Plasmodium, to know type of mosquito vector suspect and their habitat, to predict malaria
transmission place and distribution of malaria cases, to know what was malaria
indigenous transmission had been occur in Bendawuluh Sub village. This research was
cross sectional by purposive sampling. Epidemiological investigation obtained by
parasitology survey, entomology survey, breeding place survey and interview to malaria
patient.
Result of this research showed malaria transmission was occur in Bendawuluh
Sub Village on April-May 2009, there were 39 malaria cases (56% was male and 44%
was female) with type of Plasmodium 62% Plasmodium vivax tropozoit dan 38% P.
vivax gametosit. Malaria vector suspect were Anopheles maculatus, An. aconitus and
An. balabacensis. Breeding places of An. balabacensis on water pool at salak garden and
Anopheles sp at water pool around baby’s malaria case home. Malaria transmission can
be occurred in and out of the home. Index case predicted caused by outsider from Jambi.
The found of baby with malaria showed there was indigenous malaria transmission in
Bendawuluh Sub Village.

Key words : malaria, Banjarnegara, epidemiology, investigation, Anopheles


.

*Research and Development Animal Born Deseases Control Station, Banjarnegara,


Central Java
PENDAHULUAN sesuai bagi nyamuk penular malaria untuk
Malaria merupakan salah satu berkembangbiak dan memungkinkan
penyakit infeksi dan menular yang masih terjadinya kontak antara nyamuk dan
memerlukan perhatian besar khususnya di manusia.
Kabupaten Banjarnegara. Hampir seluruh Pada bulan April ditemukan kasus
wilayahnya merupakan daerah endemis malaria di Dusun Bendawuluh, Desa
malaria, dari 20 Kecamatan yang ada Beji, Kecamatan Banjarmangu,
hanya 3 yang merupakan kecamatan bebas Kabupaten Banjarnegara secara PCD
malaria. Untuk merubah peta endemisitas dengan hasil laboratorium Plasmodium
tersebut pemerintah daerah setempat lewat vivax tropozoit ring gametosit. Fase
Dinas Kesehatan Kabupaten berupaya gametosit merupakan fase penularan
dengan segala cara, sehingga malaria bisa untuk malaria. Dengan ditemukannya
bebas dari Banjarnegara . Hal ini telah kasus pada fase gamet besar
terbukti selama 5 tahun angka kesakitan kemungkinan adanya penularan. Tahun
malaria penduduk perseribu atau Annual sebelumnya pada bulan yang sama kasus
Paracyte Incidence (API) di Kabupaten malaria adalah nol. Kegiatan ini
Banjarnegara mengalami penurunan yang bertujuan untuk menemukan penderita
cukup siginifikan. Pada tahun 2001 angka malaria lainnya dan mengetahui jenis
kesakitan malaria mencapai 9,07 ‰, tahun plasmodium penyebab penyakit malaria,
2002 meningkat menjadi 15,54 ‰ mengetahui distribusi kasus malaria,
kemudian mengalami penurunan menjadi mengetahui nyamuk tersangka vektor
5,74 ‰ pada tahun 2003), 0,77 ‰ pada malaria dan tempat perkembangbiakan
tahun 2004 dan 0,13 ‰ pada tahun Th atau habitatnya, memprediksikan tempat
2005 sebesar 0,22 ‰, tahun 2006 sebesar terjadinya penularan malaria dan
0,37‰; tahun 2007 sebesar 0,23 ‰ dan mengetahui apakah terjadi penularan
pada tahun 2008 sebesar 0,21 ‰.1 Dengan setempat (indegeneous) penyakit
keberhasilannya ini banyak dari berbagai malaria,di Dukuh Bendawuluh, Desa
institusi maupun LSM baik dari dalam Beji, Kecamatan Banjarmangu,
maupun luar negeri yang ingin belajar ke Kabupaten Banjarnegara sehingga dapat
Banjarnegara dalam rangka memberikan rekomendasi
penanggulangan malaria. penanggulangan malaria dengan harapan
Namun demikian kondisi kasus yang ada dapat terdeteksi dan
lingkungan, terkait dengan keberadaan penyebaran luas wilayah KLB dapat
vektor penular malaria di Banjarnegara dibatasi.
menyebabkan hampir semua wilayah di BAHAN DAN METODA
Kabupaten Banjarnegara memungkinkan Survei cepat KLB menggunakan desain
untuk terjadinya penularan malaria. cross sectinal, sampel diambil secara
Terjadinya suatu penyakit menyangkut tiga purposive, merupakan kerjasama antara
aspek yaitu host, agent dan environment. Dinas Kesehatan Kabupaten
Host dalam hal ini manusia, untuk menjadi Banjarnegara, Puskesmas dan Loka
sakit tergantung banyak hal yaitu perilaku, Litbang P2B2 Banjarnegara.
daya tahan tubuh, imunitas. Agent untuk 1. Bahan
malaria adalah Plasmodium, sedangkan Bahan yang digunakan pada kegiatan
environment adalah lingkungan, penyelidikan epidemiologi malaria ini
lingkungan yang mendukung terjadinya adalah : seperangkat alat survei
penularan malaria adalah lingkungan yang parasitologi (kaca slide, blood lancet,
kapas alkohol), seperangkat alat untuk suntuk (all night entomology
pengecatan sediaan darah malaria, survey) di Dusun Bendawuluh, Desa
seperangkat alat survei entomologi, Beji, dan diharapkan memberikan
seperangkat alat survei tempat gambaran tentang.
perkembangbiakan atau habitat - Kepadatan nyamuk menggigit di
nyamuk, kuesioner, alat tulis. rumah/Man Bitting Rate (MBR)
2. Metode Adalah angka kepadatan nyamuk
a. Survei Parasitologi Anopheles per spesies yang
Survei parasitologi bertujuan untuk menggigit orang di dalam rumah
mengetahui jenis plasmodium dan berhasil ditangkap oleh
penyebab penyakit malaria, kolektor selama satu periode
dilakukan dengan melakukan penangkapan.
pengambilan darah jari terhadap - Kepadatan nyamuk istirahat di
penduduk di Dusun Bendawuluh, kandang/Man Hour Density
Desa Beji yang menunjukkan gejala (MHD)
klinis malaria, dan dibuat sediaan Adalah angka kepadatan nyamuk
darah tebal dan tipis.2 Anopheles per spesies yang
b. Spot Survei Entomologi3 beristirahat di kandang yang
Spot survei entomologi bertujuan berhasil ditangkap oleh kolektor
untuk mengetahui nyamuk tersangka dalam suatu periode penangkapan.
vektor. Survei ini berupa Rumus penghitungan MBR dan
penangkapan nyamuk semalam MHD dijabarkan sebagai berikut

Jumlah Anopheles sp yang menggigit dirumah


MBR=
Jumlah jam penangkapa n x jumlah kolektor
Kepadatan nyamuk istirahat di kandang/Ma n Hour Density
MHD=
Jumlah jam penangkapa n x jumlah kolektor

c. Survei Tempat Banjarmangu adalah 717 orang, dengan


Perkembangbiakan/Habitat Nyamuk jumlah Kepala Keluarga 182 dan jumlah
Tersangka Vektor. rumah 161. Wilayah dusun Bendawuluh
Adalah pencarian tempat Anopheles sebagian besar merupakan daerah
spp. bertelur dan berkembang sampai perkebunan salak. Air untuk keperluan
menjadi dewasa. sehari-hari diperoleh dari mata air yang
d. Indepth Interview disalurkan ke rumah penduduk melalui
Adalah wawancara mendalam perpipaan maupun selang. Penduduk yang
terhadap penderita malaria untuk tidak menyalurkan air sampai ke
memperkirakan tempat terjadinya rumahnya mendapatkan air dengan
penularan. mendatangi tempat-tempat pemandian
umum yang airnya juga diperoleh dari
HASIL DAN PEMBAHASAN mata air yang disalurkan.4 Pada
Dusun Bendawuluh, Desa Beji, Kecamatan Banjarmangu terdapat dua
Kecamatan Banjarmangu terletak pada Puskesmas yaitu Banjarmangu I dan
ketinggian 648 m dpl. Jumlah penduduk di Banjarmangu II. Desa Beji berada dalam
Dusun Bendawuluh Tahun 2008 wilayah kerja Puskesmas Banjarmangu II.
berdasarkan data dari Puskesmas II
Semua Desa di Kecamatan Plasmodium vivax, dengan fase
Banjarmangu merupakan daerah yang Plasmodium vivax tropozoit sebanyak
mempunyai catatan sejarah sebagai daerah 62% dan P. vivax pada fase gamet
malaria. Pada tahun 2002-2004 tercatat sebanyak 38% (Gambar 1).
Annual Paracyte Incidence (API) di Desa
Beji berturut-turut 77,53; 78,13; 11,40;
Vtrg; 15; 38%
0,92. Pada tahun 2005 dan 2006 API nol.
Indikasi peningkatan kasus malaria di
Desa Beji, dengan fokus kasus di Dukuh
Bendawuluh pertamakali bermula dari
ditemukannya kasus malaria di Puskesmas Vtr; 24; 62%
Vtrg Vtr
Banjarmangu II secara Passive Case
Detection (PCD) pada 8 April 2009
Gambar 1. Fase dari Plasmodium yang
bernama Mn, 21 tahun, species Vtrg
ditemukan di Dusun
(Vivax tropozoit ring gamet), dengan
Bendawuluh, Desa Beji,
indikasi indigenous karena satu bulan
Kecamatan Banjarmangu
sebelum sakit sampai saat sakit tidak ada
riwayat bepergian sebelumnya baik sesaat
Adanya penularan Plasmodium
maupun menginap ke luar kota/luar jawa.
vivax menunjukkan transmisi dini yang
Sebelum Mn menderita malaria, di sekitar
tinggi dengan vektor potensial. Fase
rumah Mn pernah ada pendatang dari
gamet adalah fase plasmodium dalam
Jambi yang tinggal sekitar satu minggu
tubuh manusia yang siap untuk
(kedatangan sekitar 2 minggu sebelum Mn
menularkan. Fase gamet > 30 %
berobat ke Puskesmas).5
menunjukkan adanya keterlambatan
penemuan kasus di lapangan. Kejadian
1. Hasil Survei Parasitologi
peningkatan kasus di Dukuh Bendawuluh
Hasil pengambilan Sediaan Darah
dapat dikategorikan KLB yaitu dengan
pada kontak serumah, Active Case
adanya peningkatan lebih dari dua kali
Detection (ACD) maupun MFS (Mass
lipat dibandingkan bulan sebelumnya
Fever Survey) ditemukan 13 lagi kasus
(bulan sebelumnya kasus di wilayah
malaria, sehingga pada bulan April terdapat
Bendawuluh nol). KLB dapat dinyatakan
14 kasus malaria, 1 diantaranya merupakan
berhenti apabila tidak ada kasus baru
kasus luar wilayah (dari Dukuh
sampai 2x2 masa inkubasi dari kasus
Karangsengon, Desa Sigeblog) namun bila
terakhir yang didapatkan. Masa inkubasi
dilihat dari lokasi sangat berdekatan
untuk Plasmodium vivax berkisar sekitar
dengan Dukuh Bendawuluh. Hasil MFS
15 hari (kurang lebih 1 bulan).6
pada bulan Mei sampai tanggal 15
Berdasarkan jenis kelaminnya penderita
diperoleh 26 kasus malaria. Sehingga
malaria di lokasi survey lebih banyak
keseluruhan jumlah kasus malaria di Dusun
berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak
Bendawuluh sejak April hingga 15 Mei
56% dibandingkan perempuan 44%,
adalah 39 kasus. Pemberian informasi dari
dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini.
kasus luar wilayah Puskesmas
Banjarmangu II dilakukan segera untuk
mencegah perluasan penularan.
Seluruh kasus yang ditemukan secara
laboratorium terdiagnosis sebagai
Gambar 3 di bawah ini menunjukkan
Perempuan
; 17; 44%
bahwa kasus malaria ditemukan pada
semua umur, ditemukan paling banyak
Laki-laki;
22; 56% pada usia >15 tahun-55 tahun dengan
distribusi laki-laki dan perempuan
Perempuan Laki-laki seimbang.
Gambar 2. Distribusi penderita malaria di
Dukuh Bendawuluh
berdasarkan jenis kelamin

15

10
Jumlah

0
<1 th 1-5 th >5-15 th >15-55 th >55 th

L 0 3 8 10 1
P 1 0 6 10 0
Um ur

L P

Gambar 3. Distribusi Umur penderita malaria berdasarkan jenis kelamin

2. Hasil survei entomologi dan habitat juga ditemukan 1 ekor pada pukul 23.00-
perkembangbiakan nyamuk 24.00 WIB (MBR 0,04/orang/jam). Jenis
species Anopheles lainnya ada yang
Hasil penangkapan nyamuk semalam ditemukan di luar rumah yaitu An.
suntuk di Dukuh Bendawuluh, Desa Beji barbirostris, An. kochi dan An. vagus,
menunjukkan ditemukannya semua jenis tidak ada yang ditemukan di dalam
nyamuk vektor malaria yaitu An. aconitus, rumah. Pada penangkapan di dinding
An. maculatus dan An. balabacensis. ditemukan 1 ekor An. maculatus pada
Anopheles aconitus ditemukan pada pukul 18.00-19.00WIB (MHD
penangkapan umpan orang di luar rumah 0,17/orang/jam) serta Culex sp.
pukul 19.00-20.00 WIB dan 23.00-24.00 Penangkapan di kandang mendapatkan
WIB dengan MBR outdoor 0,08/orang/jam. An. barbirostris hampir setiap jamnya
Anopheles balabacensis ditemukan 1 ekor (MHD 2,33/orang/jam) dan An kochi 1
pada penangkapan dengan umpan orang di ekor pada pukul 01-02 WIB (MHD
luar rumah pada pukul 01.00-02.00 WIB 0,17/orang/jam).
(MBR outdoor 0,04/orang/jam), pada Survei jentik menunjukkan lokasi
penangkapan umpan orang di dalam rumah yang merupakan habitat
perkembangbiakan nyamuk adalah Si (30 tahun) aktivitas malam 2 minggu
genangan air di kebun salak dan genangan sebelum sakit adalah menghadiri hajatan
di dekat rumah penderita bayi. Selanjutnya (kondangan) pada beberapa malam,
jentik di rearing di laboratorium Loka karena merupakan bulan baik sehingga
Litbang P2B2 Banjarnegara, setelah banyak yang mengadakan suatu acara.
menjadi nyamuk dewasa barulah Selain itu pada beberapa malam selama
diidentifikasi. Jentik dari genangan di suaminya menata salak sesekali beliau
kebun salak diidentifikasi sebagai An. ikut datang dan melihat. Selain Ny Si
balabacensis dan jentik dari genangan di terdapat pula Ny Al yang dua minggu
dekat rumah penderita bayi hanya dapat sebelum sakit banyak melakukan aktivitas
diidentifikasi sebagai Anopheles sp, karena malam berupa kondangan.
jentik mati sebelum menjadi nyamuk. Terdapat 6 kasus usia sekolah ( 9-
14 tahun) dengan aktivitas di malam hari
3.Hasil wawancara untuk sekitar 2 minggu sebelum sakit adalah
memprediksikan lokasi penularan mengaji keenam-enamnya, 2 orang dari 6
Penularan malaria diketahui sejak orang belajar kelompok bersama bahkan
ditemukannya kasus PCD malaria di menginap karena mempersiapkan ujian, 1
Puskesmas Banjarmangu II dengan orang dari 6 orang diantaranya setelah
konfirmasi laboratorium Plasmodium vivax mengaji lalu menonton televisi di rumah
tropozoit gamet. 2 minggu sebelum kasus tetangga sampai pukul 21.00 WIB.
PCD berobat ke Puskesmas di lingkungan Terdapat 3 kasus, 2 usia remaja
penderita terdapat pendatang dari Jambi sekitar 20 tahunan dan 1 orang tua
yang menginap selama seminggu dan ada berumur 70 tahun kesemuanya laki-laki
gejala sakit namun tidak yang mempunyai aktivitas malam pada
diperiksakan/diambil sediaan darahnya. dua minggu sebelum sakit ngumpul-
Selanjutnya, penyelidikan epidemiologi ngumpul, ngobrol di luar rumah.
dilakukan di sekitar rumah penderita Penderita lainnya menyatakan
dengan tujuan utama penemuan kasus, hal aktivitas di malam hari selama 2 minggu
ini mengingat plasmodium ditemukan pada sebelum sakit, apabila malam hari berada
fase gamet yang berarti siap untuk di dalam rumah. Namun tidak mengelak
menularkan. Ditemukan penderita positif bahwa sewaktu-waktu mereka pergi ke
berikutnya dari kegiatan Active Case luar seperti ke warung atau tempat
Detection (ACD) pada 13 April 2009 yaitu lainnya. Kegiatan Mandi, Cuci dan Kakus
Ny Cs (40 tahun) merupakan warga dusun tidak ada yang dilakukan malam hari
Karangsengon, Desa Sigeblog, namun sampai dini hari.
lokasi rumah berdekatan dengan dusun Dari hasil wawancara mendalam
Bendawuluh. dapat disimpulkan aktivitas di malam hari
Aktivitas Ny Cs sekitar 2 minggu di luar rumah yang berperan dalam
sebelum sakit di malam hari adalah terjadinya penularan dapat dilihat pada
beberapa malam menata salak di depan tabel 1 berikut ini
rumahnya (di luar rumah), terkadang
sampai jam 12 malam. Orang yang
melakukan aktivitas sama, di lokasi dan
waktu yang sama dengan Ny Cs dan
menderita malaria adalah En (22 tahun), Tn
Sy (38 tahun). Sedangkan istri Tn Sy yaitu
Tabel 1. Aktifitas malam hari di luar rumah luar rumah. Kasus satu rumah ditemukan
yang memungkinkan terjadinya pada 4 rumah dari rumah kasus.
penularan malaria dari 31 Ditemukannya kasus bayi berinisial S
responden (pada bulan Mei berusia 9 bulan)
No Kegiatan Frekuensi Persen menguatkan bahwa penularan yang terjadi
(%) adalah penularan indigenous. Selain itu,
n=31 berdasarkan tanggal terjadinya
1. Menata 4 12,9 menunjukkan suatu rangkaian kejadian
salak yang menunjukkan bahwa sangat
2. Kondangan 2 6,45 memungkinkan penularan setempat
3. Mengaji 6 19,35 terjadi (rentang antar kasus kurang dari
4. Belajar 2 6,45 7-12 hari) dapat dilihat pada Gambar 4
kelompok sebagai berikut
5. Nongkrong 3 9,67 Malaria dengan tipe Plasmodium
vivax ada kemungkinan untuk hipnozoit
Kegiatan tersebut menata salak, di dalam hati. Namun berdasarkan
kondangan, belajar kelompok, mengaji dan literatur hipnozoit dalam hati hanya
nongkrong yang semua kegiatan tersebut bertahan dalam masa sampai 5 tahun.7
dilakukan tanpa ada upaya untuk Hasil wawancara dengan penderita
melindungi diri dari gigitan nyamuk. menunjukkan hanya 5 kasus yang pernah
Penularan di dalam rumah juga sangat menderita malaria sebelumnya (tidak tahu
dimungkinkan mengingat kondisi rumah jenis Plasmodiumnya), kesemuanya lebih
hampir semuanya memungkinkan nyamuk dari 5 tahun yang lalu (berkisar 7-20
masuk, dekat dengan lokasi perkebunan tahun). Oleh karena itu kemungkinan
salak, banyak yang memelihara ternak baik kasus yang terjadi berasal dari penderita
sapi maupun kambing di dalam maupun yang relapse dapat ditepiskan.

10
I
9
8 n
7 d
6
e
5
4 x
3
2
1
0
8 13 14 16 23 29 30 2 4 8 12 13 14 15

April Mei

Gambar 4 .Grafik Distribusi Penderita Berdasarkan Waktu di Dusun Bendawuluh,


Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara April-15 Mei 2009
KESIMPULAN keluarga,kader dan pamong setempat
1. Telah terjadi peningkatan kasus sebagai pengawas minum obat.
malaria di Dukuh Bendawuluh, Desa  Mengadakan kegiatan pengambilan
Beji, Kecamatan Banjarmangu, sediaan darah follow up bagi
Kabupaten Banjarnegara pada bulan penderita positif malaria untuk
April-Mei 2009 dengan ditemukannya mengetahui tingkat kesembuhan
39 kasus malaria dengan distribusi pada serta untuk mengetahui
laki-laki 56% perempuan 44%. Tipe kemungkinan terjadinya rekrudensi
plasmodium yang ditemukan sebanyak dan rekurensi.
62% Plasmodium vivax tropozoit dan  Penyuluhan pada masyarakat tentang
38% P. vivax pada fase gamet upaya pencegahan dan
2. Tersangka vektor di daerah tersebut penanggulangan malaria.
yang diperoleh dari hasil penangkapan  Menggerakkan peran serta
semalam suntuk adalah An. maculatus , masyarakat dalam menghilangkan
An.aconitus dan An. balabacensis. tempat perindukan nyamuk penular
Penangkapan di luar rumah diperoleh malaria.
An. aconitus dan An. balabacensis.  Refresing JMD oleh Kepala
Penangkapan di dalam rumah pada Puskesmas dan KUPM
diperoleh An. balabacensis. Anopheles 2. Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
maculatus ditemukan pada Banjarnegara
penangkapan di dinding  Untuk pengendalian vektor malaria
3. Teridentifikasi tempat perindukan perlu dilakukan penyemprotan
Anopheles balabacensis pada genangan rumah (IRS) terutama di daerah
air di kebun salak dan Anopheles sp fokus tinggi yaitu di dukuh
pada genangan air di sekitar rumah Bendawuluh, Desa Beji, Kecamatan
penderita bayi. Banjarmangu dengan cakupan semua
4. Aktivitas di dalam maupun luar rumah bangunan yang ada di wilayah
berisiko tertular malaria. tersebut.
5. Peningkatan kasus malaria yang terjadi  Aplikasi larvisida dilakukan setiap
merupakan penularan indigenous yang dua mingguan selama 5 bulan pada
kemungkinan besar dipicu adanya habitat perkembangbiakan nyamuk
pendatang dari Jambi. Ditemukannya atau upaya penggerakan masyarakat
kasus bayi menguatkan indikasi adanya untuk penghilangan tempat
penularan setempat. perkembangbiakan nyamuk
SARAN  Pengamatan nyamuk / spot survey
1. Kepada Puskesmas Banjarmangu 2 satu bulan kedepan setelah kegiatan
 Peningkatan kegiatan ACD oleh JMD IRS untuk melihat kepadatan
sehingga penderita dapat diketahui nyamuk Anopheles ( melihat
sedini mungkin (intensifikasi persentase parous / nuli parous ).
penemuan penderita)  Mengingatkan kembali mengenai
 Pengobatan malaria secara baik dan kewaspadaan dini penularan malaria
benar dengan melibatkan anggota pada Puskesmas di wilayah
Banjarnegara
DAFTAR PUSTAKA

1
DKK Banjarnegara. Data Malaria, Subdin P3PL.Tahun 2009
2
Depkes RI, Ditjen PPM&PL. Modul Parasitologi Malaria 2. Jakarta 2001
3
Depkes RI, Ditjen PPM & PLP (1999), Modul Entomologi Malaria. Jakarta.
4
Puskesmas Banjarmangu II. Data Profil Dusun Bendawuluh, Desi Beji,Kecamatan
Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara. Tahun 2009
5
Puskesmas Banjarmangu II. Data Malaria. 2009
6
Dinkes Provinsi Jawa Tengah. Prosedur Tetap Penanggulangan KLB dan Bencana
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006
7
David L. Heymann. Control of Communicable Desease Manual page 374. APHA. 2008

View publication stats

You might also like