You are on page 1of 17

Umi Widyastuti, et al.

Malaria di Dusun Bakal

MALARIA DI DUSUN BAKAL, DESA CAMPUREJO,


KECAMATAN TRETEP, KABUPATEN TEMANGGUNG

Umi Widyastuti, Wiwik Trapsilowati, dan Damar Tri Boewono


Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit
Jl. Hasanudin 123 Salatiga 

MALARIA IN BAKAL HAMLET, CAMPUREJO VILLAGE, TRETEP SUB


DISTRICT, TEMANGGUNG REGENCY

ABSTRACT

Malaria spot survey was conducted in Hamlet Bakal, Campurejo Village, District Tretep,
Temanggung Regency in view of the increasing cases in this area. The aims of the survey was to
obtain information about the epidemiology of malaria transmission in Bakal Hamlet, Campurejo
Village include: Entomology (especially suspected vectors, density and habitat), the social
environment (focusing on the behavior and migration of patient / case) and parasitology includes
slides and blood examination to confirm the patient post-treatment. The main result is that the
mosquito An. aconitus (as suspected vector of malaria) would be found in this area with density
of 0.91 / person / hour was found resting outside the house / around the cage. Anopheles
mosquitoes habitat are found in Bakal Hamlet, Campurejo Village among other rivers, ditches
and ponds. Local malaria transmission occur in Bakal Hamlet, Campurejo Village with the
indicator case, the source of transmission is supported by other cases (patients with P.
falciparum) and the finding of a mosquito An . aconitus as a suspected vector. Post-treatment
blood examination showed that seven patients of malaria (indigenous suspects) are not found
anymore malaria parasites (negative examination). Advised to increase surveillance of malaria
on the population migrants (migration) in Temanggung Regency area, especially Bakal Hamlet,
Campurejo Village, District Tretep. It is necessary to educate the community to increase
knowledge, particularly about how to protect themselves to prevent transmission of malaria, due
to local transmission of malaria occurs in the area.

Key words :  Spot survey, malaria, An. aconitus

ABSTRAK

Kegiatan spot survai malaria telah dilakukan di Dusun Bakal, Desa Campurejo,
Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung sehubungan dengan adanya peningkatan kasus di
daerah tersebut. Survei bertujuan untuk memperoleh informasi tentang Epidemiologi penularan
malaria di Dusun Bakal, Desa Campurejo meliputi: Entomologi (khususnya tersangka vektor,
kepadatan dan habitat), lingkungan sosial (difokuskan pada perilaku dan migrasi penderita/
kasus) dan Parasitologi meliputi konfirmasi slide dan pemeriksaan darah penderita pasca
pengobatan. Hasil yang diperoleh adalah bahwa nyamuk An. aconitus (sebagai tersangka vektor
malaria) ditemukan di Dusun Bakal, Desa Campurejo dengan kepadatan 0,91/orang/jam
ditemukan istirahat di luar rumah/ sekitar kandang. Habitat nyamuk Anopheles ditemukan di
Dusun Bakal, Desa Campurejo antara lain sungai, selokan dan kolam.Transmisi malaria terjadi
setempat di Dusun Bakal, Desa Campurejo dengan adanya indikator kasus, sumber penularan
yang didukung oleh kasus lain (penderita P. falciparum) dan ditemukannya nyamuk An. aconitus
sebagai tersangka vektor. Pemeriksaan darah pasca pengobatan menunjukkan bahwa pada 7
penderita malaria (tersangka indigenous) tidak ditemukan lagi parasit malaria (hasil pemeriksaan
negatif). Disarankan untuk meningkatkan survailans malaria terhadap penduduk pendatang
(migrasi) di wilayah Kabupaten Temanggung, khususnya Dusun Bakal, Desa Campurejo,
Kecamatan Tretep. Perlu adanya penyuluhan kepada masyarakat untuk peningkatan pengetahuan

JURNAL VEKTORA Vol. II No. 1 42


Umi Widyastuti, et al. Malaria di Dusun Bakal

khususnya mengenai cara pencegahan dengan perlindungan diri agar tidak terjadi penularan
malaria, karena penularan malaria terjadi setempat di daerah tersebut.

Kata Kunci : Spot survai, malaria, An. aconitus

PENDAHULUAN

Malaria di Indonesia masih bermaksud menurunkan jumlah desa


menjadi masalah baik di daerah maupun dengan kasus indigenous di daerah
nasional. Lebih dari setengah penduduk malaria di Jawa-Bali (Dit. Jen. P2M &PL,
Indonesia masih hidup di daerah endemis 1999).
malaria dan berisiko tertular malaria Pemberantasan malaria yang
(Laihad & Gunawan, 1999). Meskipun dilakukan di Indonesia secara umum
sebagian wilayah Jawa-Bali telah bebas ditujukan untuk menurunkan angka
dari penularan malaria, namun pada tahun kesakitan, mempersempit daerah
1997 masih terdapat 208 desa dengan penularan, menurunkan angka kematian
penularan malaria, yang tersebar di dan mencegah terjadinya Kejadian Luar
beberapa kabupaten antara lain Biasa (KLB) melalui: a). Pengobatan
Pandeglang, Ciamis, Sukabumi (Jawa penderita yang tersangka malaria atau
Barat), Jepara, Banjarnegara, yang telah terbukti positif mengandung
Purworejo,Wonosobo, Pekalongan, parasit malaria secara laboratorium, dan
Magelang, Kebumen (Jawa Tengah), b). pengendalian nyamuk malaria dengan
Trenggalek, Tulung Agung, Sumenep, perbaikan lingkungan, penggunaan
Pacitan, Banyuwangi, (Jawa Timur), kelambu, penebaran ikan pemakan jentik
Kulonprogo (Daerah Istimewa dan upaya-upaya lain untuk menekan
Yogyakarta) dan Buleleng (Bali) populasi nyamuk (Dit. Jen P2M&PL,
(Harijanto, 1999). Khususnya di Jawa 1999; Harijanto, 1999).
Tengah dan Jawa Barat pada tahun 1998 Nyamuk Anopheles maculatus, An
terdapat 151 desa endemis dengan Annual balabacensis, An. sundaicus, dan An.
Parasite Incidence (API) berkisar antara aconitus merupakan vektor malaria di
0,2-62,8 per 1000 penduduk, 74 desa Jawa Tengah. Berbagai upaya
diantaranya adalah desa High Case pengendalian sudah dilakukan akan tetapi
Incidence (HCI) dengan API > 5 per 1000 penularan malaria masih tetap terjadi dari
penduduk. Desa-desa tersebut tersebar di tahun ke tahun (Dinkes Prop. Jawa
35 wilayah Puskesmas, 31 kecamatan di 6 Tengah, 2000). Pada tahun 2005 penderita
daerah tingkat II. Proporsi Plasmodium malaria di Jawa Tengah sebanyak 2590
falciparum di Jawa-Bali tahun 1997 kasus (angka kesakitan malaria 0,08 per
adalah 32,4 % dengan variasi 63,6 % di 1000 penduduk). Sampai dengan
Jawa Tengah dan 12,4 % di Jawa Barat. September 2006 penderita malaria yang
Melalui Intensifikasi Program ditemukan sebanyak 1.566 penderita
Pemberantasan Malaria, pemerintah (angka kesakitan 0,047 per 1000

JURNAL VEKTORA Vol. II No. 1 43


Umi Widyastuti, et al. Malaria di Dusun Bakal

penduduk). Proporsi penderita malaria Juli 1984 dan sampai dengan akhir tahun
import dari tahun 2000-2006 cenderung 2007 tidak ditemukan kasus malaria di
meningkat, yaitu dari 1,81% pada tahun desa tersebut (Data Dinkes Kab.
2000 menjadi 38% pada tahun 2006. Temanggung, 2007). Dengan demikian
Angka kesakitan malaria tahun 2005 dapat dikatakan bahwa malaria telah
menurun secara bermakna (60%) muncul kembali (re-emerging disease) di
dibandingkan dengan tahun 2004 atau Desa Campurejo. Berdasarkan
menurun 96,6% dibanding tahun 2000. permasalahan tersebut Balai Besar
Jumlah desa HCI malaria menurun dari Penelitian dan Pengembangan Vektor dan
424 desa pada tahun 2002 menjadi 277 Reservoir Penyakit (B2P2VRP), Salatiga
desa pada tahun 2003, 109 desa pada menindaklanjuti dengan melakukan
tahun 2004 dan 28 desa pada tahun 2005. kegiatan spot survai malaria di Dusun
Penurunan kasus ini merupakan hasil Bakal, Desa Campurejo, Kecamatan
upaya pemberantasan malaria secara Tretep, Kabupaten Temanggung.
komprehensif yang dilaksanakan oleh
pemerintah daerah bersama masyarakat TUJUAN SURVAI
melalui gerakan pemberantasan kembali
Tujuan Umum :
malaria (Gebrak Malaria) yang telah
Memperoleh informasi tentang
dicanangkan sejak tahun 2000 di mana
Epidemiologi penularan malaria
pada saat itu merupakan puncak kasus
di Dusun Bakal, Desa Campurejo
malaria tertinggi (Budihardja, 2006).
meliputi: Entomologi (khususnya
Pada bulan Pebruari 2008
tersangka vektor, kepadatan dan
ditemukan adanya kasus malaria di Dusun
habitat), lingkungan sosial
Bakal, Desa Campurejo, Kecamatan
(difokuskan pada perilaku dan
Tretep, Kabupaten Temanggung (Dinkes
migrasi penderita/ kasus) dan
Prop. Jateng, 2008). Dilaporkan ada 1
Parasitologi (konfirmasi slide dan
penderita malaria (Plasmodium vivax) di
pemeriksaan darah penderita
RT 3 Dusun Bakal, Desa Campurejo.
pasca pengobatan).
Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung
telah menindaklanjuti dengan Tujuan khusus:
pengambilan 75 slide darah penduduk di 1. Mengetahui kepadatan tersangka
sekitar penderita. Sebagai hasil, vektor malaria di Dusun Bakal,
ditemukan 4 penderita positif malaria Desa Campurejo.
masing-masing dengan Plasmodium vivax 2. Mengetahui terjadinya penularan
(2 orang) dan P. falciparum (2 orang). malaria berkaitan dengan
Berdasarkan informasi yang diperoleh, topografi, dan kebiasaan/perilaku
penderita tersebut adalah penduduk penderita malaria.
setempat (bukan pendatang atau pulang 3. Mengetahui kondisi parasit
dari luar daerah). Kasus malaria terakhir malaria pada darah penderita pasca
di Desa Campurejo terjadi pada tanggal 9 pengobatan.

JURNAL VEKTORA Vol. II No. 1 44


Umi Widyastuti, et al. Malaria di Dusun Bakal

BAHAN DAN CARA KERJA sepanjang malam (18.00-06.00).


Survai jentik dilakukan di tempat-
Kegiatan spot survai malaria di
tempat perkembangbiakan/ habitat
Dusun Bakal, Desa Campurejo,
seperti kolam, kobakan air di
Kecamatan Tretep, Kabupaten
sepanjang sungai, selokan, bak air dan
Temanggung dilaksanakan pada bulan
rumpun bambu. Metode koleksi jentik
Maret 2008. Untuk memperoleh informasi
yang dilakukan di sungai, selokan, bak
tentang Epidemiologi malaria di Dusun
air dan kolam menggunakan ciduk
Bakal dilakukan kegiatan sebagai berikut:
sedangkan di rumpun bambu
a. Menggali informasi mengenai
digunakan pipet.
gambaran umum Dusun Bakal, Desa
d. Parasitologi, pada saat spot survei
Campurejo, Kecamatan Tretep,
dilakukan pengambilan dan
Kabupaten Temanggung, berkenaan
pemeriksaan ulang (cross check) darah
dengan batas wilayah, kependudukan,
penderita untuk mengetahui
dan pendidikan masyarakat, dan mata
keberhasilan pengobatan yang telah
pencahariannya, yang diperoleh dari
dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Kepala Desa dan perangkat desa
Kabupaten Temanggung selain untuk
lainnya
mengetahui adanya penderita baru.
b. Survei kasus, berupa penelusuran
lebih lanjut terhadap penderita positif HASIL
malaria dengan wawancara terstruktur
yang meliputi karakteristik penderita, A. Gambaran Umum Desa Campurejo
gejala klinis, dan observasi lingkungan 1. Gambaran Wilayah
sekitar penderita (fisik, sosial dan Desa Campurejo merupakan
budaya). wilayah kerja Puskesmas Tretep, dengan
c. Survei Entomologi: luas wilayah 1.060,941 Ha (sebagian
Survei entomologi dimaksudkan untuk besar merupakan area perkebunan
mengetahui spesies nyamuk tersangka tembakau, sebagian lainnya kebun sayur,
vektor di daerah Campurejo yang jagung, dan persawahan) terletak pada
bertanggung jawab atas terjadinya ketinggian ± 1389 m (di atas permukaan
penularan malaria. Kegiatan berupa laut), suhu udara 20 – 30oC,
penangkapan nyamuk pada malam batas desa sebagai berikut :
hari dan survai jentik pada pagi hari. Sebelah Utara : Desa Tempelsari
Metode penangkapan nyamuk yang Sebelah Selatan : Desa Rejosari dan
digunakan sesuai dengan standar Desa Cemoro
WHO (1992 dan 1994) yaitu Sebelah Barat : Desa Wates
menggunakan umpan badan (di dalam Sebelah Timur : Desa Bojong
dan di luar rumah), serta penangkapan (Lampiran 4)
nyamuk istirahat di sekitar kandang Desa Campurejo terdiri dari 6 Dusun/RW
ternak. Penangkapan nyamuk dan 30 RT dengan fasilitas umum seperti:
dilakukan oleh 6 orang petugas Sekolah Dasar 3 unit, Puskesmas

JURNAL VEKTORA Vol. II No. 1 45


Umi Widyastuti, et al. Malaria di Dusun Bakal

Pembantu (Pustu) 1 unit, Posyandu 5 unit, 2.1. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok
Pos Obat Desa (POD) 1 unit dan Kader Umur
Kesehatan 30 orang. Proporsi penduduk menurut
kelompok umur, sebanyak 67,91 %
2. Kependudukan berumur diatas 19 tahun dan secara
Penduduk berjumlah 4.799 jiwa rinci disajikan pada Tabel 1 dan
(laki-laki 2.448 orang dan perempuan Gambar 1.
2.351 orang) terdiri 1.329 KK.

Tabel 1 : Jumlah Penduduk Desa Campurejo Menurut Kelompok Umur

No Kelompok umur Jumlah penduduk Persen (%)


1. 0 -3 Tahun 190 3,96
2. 4 – 6 Tahun 252 5,25
3. 7 – 12 Tahun 518 10,79
4. 13 – 15 Tahun 330 6,88
5. 16 – 18 Tahun 250 5,21
6. 19 > 3.259 67,91
Jumlah 4.799 100,00
Sumber: Monografi Desa Campurejo, Maret 2008

3.96
5.25

10.79
0‐3 tahun
4‐6 tahun
6.68
7‐12 tahun

5.21 13‐15 tahun
16‐18 tahun
67.91
> 19 tahun

Gambar 1. Persentase jumlah penduduk Desa Campurejo menurut kelompok umur

2.2. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat persentase yang paling kecil (0,02%)
Pendidikan berpendidikan Akademi 1 orang
Penduduk sebagian besar tamat (Tabel 2).
Sekolah Dasar (91,16 %) dan

JURNAL VEKTORA Vol. II No. 1 46


Umi Widyastuti, et al. Malaria di Dusun Bakal

Tabel 2 : Jumlah Penduduk Desa Campurejo Menurut Pendidikan

No Tingkat pendidikan Jumlah penduduk Persen (%)


1. TK 0 0
2. SD 4.375 91,16
3. Tidak tamat SD 179 3,73
4. SLTP 215 4,48
5. SLTA 23 0,48
6. Akademi 1 0,02
7. S1 6 0,13
Jumlah 4.799 100,00
Sumber: Monografi Desa Campurejo, Maret 2008

4.48 0.48 0.02


0 0.13
3.73

TK
SD
Tdk tamat  SD
SLTP
SLTA
Akademi
S1

91.16

Gambar 2. Persentase penduduk Desa Campurejo menurut tingkat pendidikan

2.3. Jumlah Penduduk Menurut Mata sebagian lainnya buruh tani (9,09%)
Pencaharian dan wiraswasta/pedagang (0,73%)
Penduduk Desa Campurejo (Tabel 3)
sebagian besar petani (65,18%),

JURNAL VEKTORA Vol. II No. 1 47


Umi Widyastuti, et al. Malaria di Dusun Bakal

Tabel 3 : Jumlah Penduduk Desa Campurejo Menurut Mata Pencaharian

No Mata pencaharian Jumlah penduduk Persen (%)

1. PNS 0 0,00

2. ABRI 0 0,00

3. Swasta 0 0,00

4. Wiraswasta/Pedagang 35 0,73

5. Tani 3.128 65,18

6. Buruh Tani 436 9,09

7. Pensiunan 0 0,00

8. Tidak bekerja 1.200 25,00

Jumlah 4.799 100,00


Sumber: Monografi Desa Campurejo, Maret 2008

0 0.73

25 PNS
ABRI
Swasta
Pedagang
0 Tani
Buruh tani
9.09 Pensiunan
Tdk bekerja

65.18

 
Gambar 3. Persentase penduduk Desa Campurejo menurut matapencaharian
 
B. Survai Kasus a. Pendidikan
Survai kasus dilakukan melalui Penderita berpendidikan
wawancara dan observasi terhadap 7 tidak tamat SD (1 orang), tamat
orang penderita malaria indigenous SD (3 orang), dan 3 orang
(data Dinas Kesehatan Kabupaten penderita masih berstatus sebagai
Temanggung). Dari survei tersebut siswa di Sekolah Dasar.
diperoleh data tentang karakteristik, b. Pekerjaan
gejala klinis, lingkungan fisik dan Penderita bekerja sebagai
lingkungan sosial budaya. petani (4 orang) dan masih
I. Karakteristik Penderita

JURNAL VEKTORA Vol. II No. 1 48


Umi Widyastuti, et al. Malaria di Dusun Bakal

sekolah pada tingkat Sekolah 5 orang penderita lainnya


Dasar (3 orang) mengatakan bahwa tidak
c. Umur dan Jenis Kelamin merasakan adanya gejala klinis
Umur penderita malaria atau keluhan/sakit akibat terinfeksi
antara 6,5 – 50 tahun dengan parasit malaria.
distribusi sebagai berikut: Mass Blood Survey dilakukan
penderita dengan umur < 15 oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
tahun (4 orang) dan > 15 tahun Temanggung sebanyak 2 kali.
(3 orang). Jenis kelamin Hasil pengambilan dan
penderita perempuan sebanyak 3 pemeriksaan darah yang ke 1
orang dan laki-laki sebanyak 4 ditemukan bahwa 5 slide darah
orang. positif, hasil tersebut telah
d. Jumlah Anggota Rumah Tangga dikonfirmasi oleh Dinas Kesehatan
Semua penderita (7 orang) Propinsi Jawa Tengah. Secara rinci
yang diwawancarai merupakan sebagai berikut P. falciparum (2
bagian dari KK yang memiliki orang), P. vivax (2 orang) dan P.
anggota rumah tangga 3 – 8 vivax mix infection (1 orang).
orang dan berdomisili di dusun Pengambilan/pemeriksaan darah
yang sama (RT/RW yang sama). yang ke 2 diperoleh hasil 2 slide
Dua orang penderita berasal dari positif, akan tetapi belum
KK yang sama (ibu dan anak). dikonfirmasi oleh Dinas Kesehatan
Jarak antara rumah penderita Propinsi. Setelah dikonfirmasi oleh
yang satu dan lainnya berkisar Petugas B2P2VRP menunjukkan
antara 50-300 meter. hasil P. vivax (1 slide) dan 1 slide
lainnya negatif (Tabel 4).
II. Gejala Klinis
Dari 7 orang penderita III. Lingkungan fisik
malaria di Dusun Bakal, Desa Hasil wawancara dan
Campurejo pada saat observasi di 7 (tujuh) rumah
diwawancarai dengan alat bantu penderita malaria, menunjukkan
kuesioner ada 2 penderita yaitu bahwa rumah mereka dekat
wanita umur 35 th menunjukkan dengan tempat berkembangbiak/
gejala klinis malaria seperti: habitat nyamuk vektor malaria
demam, berkeringat dingin, seperti sungai/parit, bak bersemen
menggigil, dan sakit kepala, dan tempat penampungan air dan
remaja putra umur 9 th hanya kolam. Jarak rumah penderita
merasakan kepalanya pusing/sakit dengan tempat perindukan antara 5
dan perut mual (bahkan gejala ini - 60 meter. Dari hasil observasi
masih terasa sampai pada saat kondisi rumah penderita diketahui
wawancara dilakukan). Sedangkan bahwa rumah dengan dinding

JURNAL VEKTORA Vol. II No. 1 49


Umi Widyastuti, et al. Malaria di Dusun Bakal

tembok (3 rumah : Janatun, Ivan anak-anak), sedangkan bertandang


(putra Janatun) dan Jumeni)), ke tetangga dilakukan 1 orang
dinding sebagian besar papan (4 (penderita dewasa) sampai + jam
rumah : Puji, Irfan, Naffal dan 21.00. Penderita yang lain (3
Aprilianti). Lubang angin semua orang) memberikan jawaban
rumah tersebut cukup banyak bahwa mereka tidak pernah pergi
(tanpa kawat kasa) terutama pada pada waktu malam. Semua
batas dinding dengan atap rumah. penderita bila tidur tidak
Sebagian besar keluarga penderita menggunakan kelambu dan
(5 orang) memelihara ternak yaitu penderita dewasa biasa tidur
sapi dan kambing, letak kandang sesudah pukul 21.00. Sedangkan
ternak berada di luar rumah tetapi untuk penggunaan obat nyamuk
dekat/berdampingan dengan rumah bakar dilakukan oleh 2 penderita
penderita. untuk mengusir nyamuk di dalam
rumah.
IV. Lingkungan sosial budaya
Hasil wawancara dengan C. Entomologi
penderita diketahui bahwa ada 2 Beberapa spesies nyamuk dapat
penderita yang bepergian ke luar ditangkap malam hari yaitu Anopheles
wilayah Desa Campurejo dan 5 aconitus, An. vagus, Aedes aegypti,
penderita yang lain tidak pernah Ae.albopictus, Culex quenquefasciatus
bepergian. Dua penderita tersebut dan Cx. vishnui. Sehubungan dengan
pergi ke Dusun Krakal, Desa kegiatan spot survei malaria, maka
Kejajar, Kecamatan Kejajar, penekanan dilakukan pada nyamuk
Kabupaten Wonosobo dan dusun yang diduga sebagai vektor, yaitu An.
tersebut bukan merupakan daerah aconitus. Spesies tersebut ditemukan
endemis malaria. Penderita atau istirahat di luar rumah
tetangga penderita yang (kandang/sekitar rumah penduduk)
mempunyai tamu dari luar wilayah dengan kepadatan 0,91/orang/jam.
Desa Campurejo ada 2 penderita Nyamuk An. vagus juga ditemukan
(tamu tetangga dari Kalimantan) istirahat di luar rumah (sekitar
dan 5 penderita yang lain tidak ada kandang) dengan kepadatan
tamu begitu juga di rumah 0,33/orang/jam. Tidak ditemukan
tetangga mereka. nyamuk tersangka vektor malaria
Kebiasaan ke luar rumah istirahat di dalam rumah penduduk.
pada malam hari dilakukan untuk Penangkapan dengan umpan badan di
kegiatan mengaji dan bertandang dalam dan di luar rumah juga tidak
ke rumah tetangga. Mengaji ditemukan nyamuk Anopheles. Dua
dilakukan setiap hari pada pukul spesies nyamuk Anopheles yaitu An.
18.00 – 19.30 WIB (3 penderita aconitus dan An. vagus yang

JURNAL VEKTORA Vol. II No. 1 50


Umi Widyastuti, et al. Malaria di Dusun Bakal

tertangkap selama survai adalah Petugas B2P2VRP hasilnya 1 slide


nyamuk baru muncul dari pupa sama dan 1 slide berbeda (negatif).
/nulliparous (Lampiran 2-3). Berdasarkan hasil pemeriksaan yang
Hasil koleksi jentik Anopheles dilakukan oleh Dinas Kesehatan
yang ditemukan di kolam sebanyak 2 Temanggung, kepada semua
ekor adalah An. barbirostris. penderita (7 orang) dilakukan
Sedangkan di sungai, selokan, dan bak pengobatan. Pada saat spot survei
air tidak ditemukan jentik Anopheles. dilakukan pengambilan dan
Pada pangkal bambu ditemukan jentik pemeriksaan darah penderita yang
sebanyak 24 ekor ( 19 ekor Armigeres sama untuk mengetahui keberhasilan
subalbatus dan 5 ekor Ae. albopictus) pengobatan yang dilakukan oleh
(Lampiran 1). petugas dari Puskesmas Tretep.
Hasil pemeriksaan menunjukkan
D. Parasitologi bahwa semua sediaan darah
Jumlah penderita malaria positif P. penderita yang diambil sudah negatif
falciparum dan P. vivax dan tidak ditemukan parasit malaria
(diperkirakan indegenous) sebanyak (Tabel 4). Dengan demikian dapat
7 orang (pemeriksaan dilakukan oleh dikatakan bahwa sudah tidak
Dinas Kesehatan Kabupaten ditemukan lagi parasit pada 7 orang
Temanggung). Setelah dilakukan penderita malaria tersangka
pemeriksaan ulang (cross check) endigenous di Dusun Bakal, Desa
oleh Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Campurejo, Kecamatan Tretep,
Tengah (5 slide) hasilnya sama, Kabupaten Temanggung
sedang 2 slide diperiksa ulang oleh

Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Parasitologi Malaria di Dusun Bakal , Desa Campurejo,


Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung

Pemeriksaan
Dinkes Konfirmasi
ulang setelah
Umur L/ Kabupaten Dinkes Propinsi
No Nama pengobatan oleh
(th) P Temanggung Jateng
B2P2VRP
Pf Pv Mix Pf Pv Mix Pf Pv Mix
1. Janatun 36 P - - + - - + - - -
2. Ivan Nasrudin 9 L + - - + - - - - -
3. Irfan Mubarok 12 L - + - - + - - - -
4. Naffal Asaroh 6,5 P + - - + - - - - -
5. Puji 50 L - + - - + - - - -
6. Aprilianti 14 P - + - - - */ - - - -
7. Jumeni 43 L - + - - + */ - - - -
Keterangan: */ konfirmasi B2P2VRP

JURNAL VEKTORA Vol. II No. 1 51


Umi Widyastuti, et al. Malaria di Dusun Bakal

PEMBAHASAN memungkinkan terjadinya penularan


malaria Adanya penderita malaria P.
Indeks kasus pada peningkatan falciparum (Naffal Asaroh, 6,5 th) yang
malaria di Dusun Bakal, Desa Campurejo, tidak pernah pergi ke luar Dusun Bakal,
Kecamatan Tretep, Kabupaten merupakan indikator yang menunjukkan
Temanggung adalah Janatun (wanita, 36 bahwa penularan malaria terjadi setempat,
tahun). Penderita tersebut pada tanggal 26 yaitu di wilayah Dusun Bakal, Desa
Pebruari 2008 dirawat di Puskesmas Campurejo, Kecamatan Tretep,
Ngadirejo. Dari hasil wawancara dengan Kabupaten Temanggung.
Janatun, diketahui bahwa sepulang Kemungkinan lain yang dapat
dirawat, putranya Ivan Nasrudin dilakukan adalah dengan menetapkan
mengeluh sakit kepala dan perut mual. indikator prediksi penularan malaria.
Hasil pengambilan darah dinyatakan Angka inokulasi entomologis
bahwa keduanya positif malaria dengan P. (Entomological Inoculation Rate / EIR)
vivax dan P. falciparum (mix infection) diartikan sebagai indikator lengkap
(Janatun) dan P. falciparum (Ivan). tingkat penularan malaria, yaitu
Kurang lebih 2 bulan sebelum Janatun perubahan relatif yang mencerminkan
sakit, diinformasikan ada tetangga risiko potensial perkembangan epidemi.
penderita yang kembali ke Kalimantan. Perhitungan matematis pada EIR lebih
Tetangga tersebut bernama Rozikun dan akurat karena menggabungkan aspek
istrinya. Mereka tinggal di Dusun Bakal epidemiologis yaitu parasit (gametocyte
kurang lebih 1 tahun dan selama tinggal di carrier) dan aspek entomologis (umur
desa tersebut mereka juga menderita harapan hidup vektor) untuk terjadinya
gejala yang sama dengan Janatun, namun penularan malaria (Onori dan Grab, 1980
tidak diperiksakan ke pelayanan cit Snow & Gilles, 2002). Selain itu
kesehatan. Melihat hal ini perlu beberapa faktor yang tidak langsung
ditekankan adanya survelans migrasi bagi seperti suhu, kelembaban, dan importasi
penduduk yang datang dari dan pergi ke parasit malaria juga dapat mendorong
luar daerah seperti halnya Kalimantan terjadinya penularan malaria. Perhitungan
agar dapat dipantau apakah penduduk EIR sangat berguna untuk meramalkan
tersebut datang dari daerah endemis adanya KLB (Kejadian Luar Biasa)
malaria. Lingkungan di dusun Bakal malaria, menilai dampak entomologi suatu
sendiri sangat mendukung intervensi, dan sangat berguna sebagai
berkembangnya nyamuk vektor dan sistem kewaspadaan dini (SKD) yang
parasit (dalam hal tempat perindukan bertujuan mendapatkan informasi dini
tersedia, suhu dan kelembaban dapat tentang penularan malaria di suatu daerah
menunjang perkembangan parasit dalam sehingga peningkatan kasus dapat
tubuh nyamuk dan perkembangan nyamuk diantisipasi. SKD malaria dapat
vektornya, perilaku penduduk keluar dikembangkan bukan hanya berdasarkan
rumah pada malam hari) dan pada laporan kasus malaria, akan tetapi

JURNAL VEKTORA Vol. II No. 1 52


Umi Widyastuti, et al. Malaria di Dusun Bakal

juga perlu mempertimbangkan dan Yoga, 1999 melaporkan bahwa kepadatan


memanfaatkan data dari aspek entomologi nyamuk An aconitus yang menggigit
dan lingkungan. manusia menunjukkan korelasi negatif
Dari hasil penangkapan nyamuk dengan kasus malaria, dan angka paritas
ditemukan An. aconitus yang pernah An aconitus mempunyai hubungan yang
dilaporkan merupakan salah satu vektor erat dengan penularan malaria di
malaria di Jawa Tengah. Nyamuk tersebut Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara.
mempunyai perilaku menggigit/ Hal tersebut dapat terjadi karena
menghisap darah ternak dan manusia kepadatan selalu dipengaruhi oleh
(Service, 1996). Joshi et al, 1977 nyamuk yang baru muncul dan belum
melaporkan bahwa An aconitus lebih pernah bertelur (nulliparous). Semakin
tertarik mengisap darah binatang daripada tinggi persentase nyamuk parous dalam
manusia. Aktivitas An aconitus mencari populasi vektor akan semakin panjang
darah sepanjang malam, aktivitas tertinggi umurnya, yang menunjukkan bahwa
terjadi sebelum tengah malam yaitu antara dalam populasi tersebut banyak
pukul 18.00-22.00 dan lebih banyak anggotanya yang bertahan hidup. Apabila
menggigit di luar rumah daripada di dalam populasi banyak anggotanya yang
dalam rumah (Ditjen P2M &PL, 1990), bertahan hidup (berumur panjang) besar
akan tetapi hal tersebut menunjukkan kemungkinan banyak pula anggota
perbedaan yang tidak bermakna (Yoga, populasi yang mengandung sporozoit
1999). Kepadatan nyamuk yang tinggi (infected). Bruce-Chwatt (1985)
(secara logika) akan menyebabkan jumlah melaporkan bahwa kepadatan populasi
atau frekuensi kontak antara nyamuk dan nyamuk Anopheles sangat dipengaruhi
manusia cukup tinggi dan memperbesar oleh perubahan suhu, kelembaban relatif
risiko penularan malaria. Kepadatan dan curah hujan Tampaknya faktor-faktor
nyamuk yang dekat dengan manusia akan lingkungan tersebut juga berperan
berpengaruh terhadap kompetensi mendukung kepadatan nyamuk An.
vektorial nyamuk tersebut. Akan tetapi aconitus di Desa Campurejo, meskipun
hasil penelitian lain menunjukkan pada saat spot survei hanya mendapatkan
fenomena yang berbeda bahwa kepadatan nyamuk An aconitus dalam kondisi
nyamuk yang tinggi tidak menjamin nulliparous.
adanya kasus penularan yang tinggi.

KESIMPULAN DAN SARAN ditemukan istirahat di luar rumah/


sekitar kandang.
KESIMPULAN: 2. Habitat nyamuk Anopheles ditemukan
1. Nyamuk An. aconitus (sebagai di Dusun Bakal, Desa Campurejo
tersangka vektor malaria) ditemukan antara lain sungai, selokan dan kolam.
di Dusun Bakal, Desa Campurejo 3. Penularan malaria terjadi setempat di
dengan kepadatan 0,91/orang/jam Dusun Bakal, Desa Campurejo dengan

JURNAL VEKTORA Vol. II No. 1 53


Umi Widyastuti, et al. Malaria di Dusun Bakal

adanya indikator kasus, sumber SARAN :


penularan yang didukung oleh kasus
lain (penderita P. falciparum) dan Disarankan untuk meningkatkan
ditemukannya nyamuk An. aconitus survailans malaria terhadap penduduk
sebagai tersangka vektor. pendatang (migrasi) di wilayah Kabupaten
4. Hasil pemeriksaan darah pasca Temanggung, khususnya Dusun Bakal,
pengobatan menunjukkan bahwa 7 Desa Campurejo, Kecamatan Tretep.
penderita malaria (tersangka Perlu adanya penyuluhan kepada
indigenous) tidak ditemukan lagi masyarakat untuk peningkatan
parasit malaria (hasil pemeriksaan pengetahuan khususnya mengenai cara
negatif). pencegahan dengan perlindungan diri agar
tidak terjadi penularan malaria, karena
penularan malaria terjadi setempat di
daerah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA: dan penanganan. Penerbit: EGC.


17-37.
Bruce-Chwatt, LJ. 1985. Essential
malariology. William Service, MW. 1996. Medical Entomology.
Heinemann Med. Books Ltd., Chapman & Hall, London.
London.
Snow RW and HM Gilles. 2002. The
Budihardja. 2006. Pencegahan dan Epidemiology Of Malaria. In:
pemberantasan penyakit di Warrell DA and HM Gilles.
Indonesia: kebijakan dan 2002. Essential malariology. 4th
kendala. Kebutuhan penelitian di Ed.Arnold Int. Stu. Ed. Pub.
bidang P2M untuk mengambil London.
kebijakan di daerah. Dinkes.
Prov. Jateng. 13 hal. WHO, 1992. Entomological Field
Techniques For Malaria
Dit. Jen. P2M &PL, 1999. Gebrak Control. Part I: Learner’s guide.
Malaria. Konsep program 78 p.
nasional pemberantasan malaria
di Indonesia melalui gerakan WHO, 1994. Entomological Laboratory
basmi kembali malaria. 10 hal. Techniques For Malaria
Control. Part I: Learner’s guide.
Harijanto, PN. 1999. Malaria, 160 p.
Epidemiologi, Patogenesis,
Manifestasi klinis dan Yoga, GP. 1999. Penetapan indikator-
penanganan. Penerbit: EGC. 17- indikator penentu penularan
37. malaria di Kecamatan Mayong,
Kabupaten Jepara. Tesis S2
Laihad, FJ dan S. Gunawan. 1999. Prog. Studi IKM, Minat:
Malaria di Indonesia. Dalam: Epidemiologi Lapangan.
Malaria, Epidemiologi, Program Pascasarjana UGM,
Patogenesis, Manifestasi klinis Yogyakarta.

JURNAL VEKTORA Vol. II No. 1 54


Umi Widyastuti, et al. Malaria di Dusun Bakal

Lampiran 1.

JURNAL VEKTORA Vol. II No. 1 55


Umi Widyastuti, et al. Malaria di Dusun Bakal

Lampiran 2.

JURNAL VEKTORA Vol. II No. 1 56


Umi Widyastuti, et al. Malaria di Dusun Bakal

Lampiran 3

JURNAL VEKTORA Vol. II No. 1 57


Umi Widyastuti, et al. Malaria di Dusun Bakal

Lampiran 4.

JURNAL VEKTORA Vol. II No. 1 58

You might also like