Professional Documents
Culture Documents
DI INDONESIA
( ANALISIS DATA RISKESDAS 2007)
Abstract. Malaria in Indonesia is a public health problem. The prevalence still have a tendency to increase
in all province in Indonesia. Many factors are influencing the malaria incident among other the
environment, physicall, biologic or social in a place. The purpose of this analysis is to learn and find factors
influencing malaria incident. Sources of data were from the riskesdas 2007. Varibel used for the purpose of
this analysis were age, gender, individual occupation, used bednet, breed cattle and malaria
prevalence.Data analyse was conducted in Logit (Logistik Biner) model or nonlinier model. The result on
analyse showed that respondents of age deferent have significance corelation with risk probability malaria
incident in one month to finish.The risk of having incident malaria of group adult age 1,30 times more
compared of risk to have group adult old, and the risk probability malaria incident of group young age are
1,279 times compared to group adult age (60 th).The probability to have deferent of gender not significance
correlation betwen women and man. Malaria incident of worker on famer or fisherman department with
high risk are 1,22 times more of risk to compared worker other. Malaria incident of human being sleeping
not with bednet high risk are 0,646 times more compared of risk to compared sleeping with bednet.The risk
of having malaria incident of breed cattle indoor with high risk are 1,246 times more compared of risk to
have compared of breed cattle oudoor.
perilaku nyamuk menggigit orang, dan faktor yang penting dalam mempengaruhi
sebaliknya. Karena semakin banyak intensitas penularan dan tinggi prevalensi
binatang ternak, kemungkinan nyamuk penyakit malaria. Intensitas penularan
menghisap darah semakin besar dan juga akan ditentukan oleh derajat kontak
menggigit orang semakin kecil. antara vektor dan manusianya. Besarnya
ancaman malaria di suatu daerah terkait
Penggunaan kelambu sebagai
dengan dimana dan kapan masalah
usaha proteksi terhadap gigitan nyamuk terjadi, kelompok mana (umur,
malaria
telah lama dilakukan oleh masyarakat. jenis kelamin, pekerjaan) penularan
Kenyataannya, kelambu dapat berperan memungkinkan
terjadi. Keadaan ini
sebagai alat untuk mencegah kontak antara kepadatan nyamuk Anopheles meningkat,
nyamuk dan manusia. Kemudian
sehingga suatu daerah menjadi endemis.
dikembangkan sebagai program dan
Adanya vektor di suatu tempat
penanggulangan malaria dengan dicelup penderita malaria maka
d itemukan
dengan insektisida. Selain sebagai
penularan akan berlangsung dari orang
mencegah kontak dengan manusia, juga sakit ke orang sehat. Untuk memutuskan
membunuh atau menghalau nyamuk, rantai penularan dan penanggulangan
dengan demikian kelambu celup dapat malaria dapat melalui pengendaliaan
digunakan di dalam program pengendalian vektor dan mencegah kontak antara vektor
malaria. Adanya hewan ternak sebagai dan manusia. Faktor resiko yang terdapat
barier maka nyamuk menggigit hewan pada kelompok penduduk pada suatu
ternak sehingga men gu rangi kontak waktu dan tempat tertentu serta agent yang
gigitan nyamuk terhadap manusia. terjadinya penyakit.
menyebabkan
Dilaporkan bahwa An.barbirostris dan Sehingga perlu dilakukan analisis ini,
An.aconitus dalam mencari mangsa untuk mencari hubungan antara faktor-
bersifat heterogen, artinya tidak ada faktor tersebut terhadap angka kesakitan
selektifitas hospes bagi kedua spesies malaria menggunakan data Riskesdas
untuk mendapatkan mangsa sebagai 2007.
cumber darah (Boewe-,o,D.T. dan
Nalim,S. 1998). Sehinga posisi
penempatan kandang ternak akan
BAHAN DAN METODE
mempengarhui banyaknya kontak gigitan
nyamuk pada manusia. Hal ini tentunya Analisis ini menggunakan data
berkaitan dengan faktor sosial ekonomi, riskesdas 2007 secara deskriptif dan
faktor lingkungan dan faktor demografi. analitik, dengan rancangan cross-sectional.
Di India vektor malaria nyamuk An. Sampel penelitian adalah semua anggota
culcifacie.s bersifat zoofilik dengan indeks keluarga yang terpilih sebagai
antropofilik 0,62% bervariasi pada sampel.Populasi adalah semua ART yang
keadaan fisiografik yang berbeda di Kheda termasuk dalam sampel Riskesdas 2007.
( Malaria Researh Centre in India 2002). Dalam analisis ternyata data riskesdas
tersebut tidak dijumpai nilai extrim
Spesies vektor sangat adaptif dan sehingga tidak perlu dilakukan cleaning
cepat mencari mangsa pengganti, apabila data sesuai dengan tujuan penelitian.
hospes pilihan tidak dijumpai di Selanjutnya dilakukan pengkodean sesuai
lingkungan hidupnya, sehingga populasi dengan definisi operasional. Pemilihan
vektor menjadi tinggi dari waktu ke waktu. variabel sesuai dengan kerangka konsep;
berhubungan erat dengan faktor-faktor untuk variabel bebas (independent
lingkungan antara lain kepadatan variable) dikelompokan dalam tiga
penduduk. kelompok faktor yaitu faktor lingkungan,
Faktor-faktor tersebut sangat faktor ekonomi dan faktor demografi
berpengaruh terhadap keaktifan vektor, sebagai variabel bebas. Penelitian
sehingga penyebarannya akan berbentuk ini melihat hubungan faktor-faktor
cluster, mencari tempat hinggap yang tersebut dengan resiko terjadinya kejadian
lembab (di luar rumah). Kepadatan malaria. Sedangkan variabel tidak
vektor merupakan salah satu bebasnya (dependent variabel) adalah
1208
Faktor Yang Mempengaruhi Malaria...( A Munif, Lamria& Rafli4.1r)
r P a a y a
—F1( = ± 1,-,2 X2 + 133 X3 ± 164 X4 + 135 X5 +
1— P
dimana :
P = probabilitas terjadinya suatu peristiwa dalam hal ini pernah sakit malaria
1 — P = probabilitas tidak terjadinya suatu peristiwa atau tidak pernah sakit malaria
X = variabel bebas yang mempengaruhi.
1209
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 9 No 2, Juni 2010: 1207 — 1218
Persentase
N Persentase (%)
Jawaban
Menjawab Tidak 958121 98.4 98.4
Pernah 15382 1.6 1.6
Total 973503 100.0 100.0
Tidak menjawab 154 .0
Total 973657 100.0
1210
Faktor Yang Mempengaruhi Malaria...( A Munif, Lamria& Raflizar)
kelompok umur dewasa (30 tahun — 59 menurut jenis kelamin laki — laki lebih
tahun) sebesar 36,3% , sedangkan besar dari pada perempuan. Karena laki-
persentase terkecil adalah kelompok umur laki mempunyai resiko terkena malaria
tua (60 tahun keatas) sebesar 8,2%. lebih memungkinkan sebab aktivitasnya
Responden kelompok umur anak (0 tahun berhubungan dengan lingkungan, bertani,
— 14 tahun) tidak ditemukan, hal ini berternak, mengelola tambak yang
disebabkan dari kelompok umur ini tidak merupakan habitat dari nyamuk vektor
menjawab (missing system) Persentase (Stops C.A., Yoyo R.G., Saptoro R.,
Kejadian Malaria dalam 1 bulan terakhir Dwiko S., Kathryn A.B., Heri A., lqbbal
menurut kelompok umur menunjukkan F.E., and Amrul M., (2008).
bahwa 1,6 kali dari seluruh responden
kelompok umur muda pernah terkena
malaria dalam 1 bulan terakhir, untuk Hubungan Kejadian Malaria dengan
kelompok umur dewasa 1,7 kali dari Bidang Pekerjaan
seluruh responden kelompok umur
tersebut pernah terkena malaria dalam 1 Penularan malaria dapat
bulan terakhir, sedangkan pada kelompok dihubungkan dengan aktivitas terbanyak
umur tua 1,4 kali dari seluruh responden yang d ilakukan seseorang yang
berumur lebih dari 60 tahun pernah berhubungan dengan dimana orang
terkena malaria dalam 1 bulan terakhir. tersebut melakukan aktivitas sehari—hari.
Hal ini menunjukkan bahwa kelompok Hal inilah yang menjadi dasar untuk
umur dewasa memiliki persentase terbesar melihat hubungan pekerjaan utama dengan
kejadian malaria. Berdasarkan data Riset
dibandingkan dengan kelompok lainnya,
terjadi karena adanya perbedaan imunitas Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007
pekerjaan utama responden
Fox,J.P, Hall, C.R.N. and Elvecback,L.
dikelompokkan menjadi 13 yaitu : tidak
R.(1989).
bekerja, sekolah, ibu rumah tangga,
TNI/Polri, PNS, pegawai BUMN, pegawai
Hubungan Kejadian Malaria dengan swasta, wiraswasta/pedagang, pelayanan
Jenis Kelamin jasa, petani, nelayan, buruh, dan lainnya.
Dari semua responden di seluruh Propinsi
Dari semua responden menurut di Indonesia yang bekerja di bidang
Jenis Kelamin di seluruh Propinsi di pertanian dan nelayan sebesar 18,5% dan
Indonesia secara valid 52% adalah sisanya bekerja di bidang lain serta
perempuan, sedangkan 48,1% lainnya beberapa responden tidak memberi
adalah laki-laki. Dan .31,8% dari seluruh jawaban. Kejadian Malaria dalam 1 bulan
responden tidak memberi jawaban terakhir menurut bidang pekerjaan,
(missing system) hal ini karena responden yang pernah terkena malaria
kemungkinan muncul pada responden dalam 1 bulan terakhir sebesar 41% adalah
yang berumur di bawah 15 tahun bekerja di bidang pertanian atau nelayan
Sedangkan Responden yang tidak pernah dibandingkan seluruh responden yang
terkena malaria dalam 1 bulan terakhir pernah terkena malaria dalam satu bulan
52% adalah perempuan dan 48% laki-laki. terakhir. Persentase Kejadian Malaria
Hal ini menunjukkan bahwa secara dalam 1 bulan terakhir menunjukkan
persentase responden yang pernah terkena bahwa 2,4 kali dari semua responden yang
malaria dalam 1 bulan terakhir laki-laki bekerja di bidang pertanian atau nelayan
lebih banyak di banding perempuan. pernah terkena. Sedangkan untuk
Persentase Kejadian Malaria dalam 1 responden yang bekerja dibidang lainnya
bulan terakhir menunjukkan bahwa 1,4 (selain petani/nelayan) 1,3 kali pernah
kali dari seluruh responden perempuan terkena malaria dalam 1 bulan terakhir.
pernah terkena malaria dalam satu bulan Hal ini menunjukkan bahwa persentase
terakhir, Sedangkan untuk responden laki Kejadian Malaria dalam 1 bulan terakhir
— laki 1,8 kali pernah terkena malaria. Hal menurut bidang pekerjaan, orang yang
ini menunjukkan bahwa persentase bekerja di bidang pertanian/nelayan besar
Kejadian Malaria dalam 1 bulan terakhir dari pada pekerja lainnya, selalu
1211
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 9 No 2, Juni 2010: 1207 — 1218
1212
Faktor Yang Mempengaruhi Malaria...( A Munif, Lamria& Raflizar)
Variabel
Kejadian Malaria
Tidak Pernah
Kelompok Umur
Jumlah (n) Jumlah(n)
Muda 227144 34.8 3614 33.9
Dewasa 347767 53.2 5973 56.0
Tua 78516 12.0 1085 10.2
Total 653427 100.0 10672 100.0
Jenis kelamin
Perempuan 339692 52.0 4845 45.4
Laki - Laki 313735 48.0 5827 54.6
Total 653427 100.0 10672 100.0
Bidang pekerjaan
Lainnya 477152 73.1 6273 59.0
Pertanian/Nelayan 175488 26.9 4362 41.0
Total 652640 100.0 10635 100.0
Pemakaian kelambu
Pakai 312298 32.9 6932 45.8
Tidak Pakai 638281 67.1 8207 54.2
Total 950579 100.0 15139 100.0
1213
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 9 No 2, Juni 2010: 1207 - 1218
P
Ln -3.817 + 0.265 Age 1 + 0.246 Age 2 + 0.067 Sex + 0.196 Kerja
`1 -P j
Tabel 3. Estimasi koefisien hubungan antara kejadian malaria dalam 1 bulan terakhir dengan
variabel yang mempengaruhi.
Variables in the Equation
Dari basil estimasi parameter maka (age2) memiliki probabilitas resiko lebih
diperoleh hasil bahwa : besar yaitu exp (fin ) = exp (0,245) = 1,279
kali dibandingkan dengan responden
Hubungan Kejadian Malaria dengan
kelompok umur tua, 60 tahun keatas.
Kelompok Umur
Hal ini disebabkan karena
Secara statistik kelompok umur
dewasa (30 - 59 tahun) memiliki adanya perbedaan daya ketahanan tubuh
hubungan yang signifikan ( memiliki antara yang muda dengan yang tua selain
pengaruh yang nyata) dengan probabilitas perbedaan aktivitas ( Malaria Research
Centre in India (1977-2002).
terjadinya malaria dalam 1 bulan terakhir
dibandingkan kelompok umur tua (60
tahun ke atas). Terjadinya malaria pada
Hubungan Kejadian Malaria dengan
kelompok umur dewasa, 30 - 59 tahun
Jenis kelamin
(agel) memiliki probabilitas resiko lebih
besar yaitu exp (PH ) = exp (0,265) = 1,304 Secara statistik variabel jenis
kali dibandingkan dengan responden kelamin tidak memiliki hubungan yang
kelompok umur tua, 60 tahun keatas signifikan (tidak memiliki pengaruh yang
(Tabel 3). nyata) dengan probabilitas terjadinya
malaria dalam 1 bulan terakhir . Jadi
Secara statistik kelompok umur secara statistik tidak ada perbedaan yang
muda (15 - 29 tahun) memiliki hubungan nyata terhadap resiko terjadinya malaria
yang signifikan (memiliki pengaruh yang dalam I bulan terakhir antara laki - laki
nyata) dengan probabilitas terjadinya dan perempuan.
malaria dalam 1 bulan terakhir
dibandingkan kelompok umur tua (60
tahun ke atas).Terjadinya malaria pada
kelompok umur muda, 15 - 29 tahun
1214
Faktor Yang Mempengaruhi Malaria...( A Munif, Lamria& Raflizar)
1215
Jumal Ekologi Kesehatan Vol. 9 No 2, Juni 2010: 1207 — 1218
1216
Faktor Yang Mempengaruhi Malaria...( A Munif, Lamria& Raflizar)
Perbedaan orang yang tadi malam vector malaria An. aconitus. Seminar
tidur memakai kelambu memiliki Parasitologi Nasional ke V. Ciawi, Bogor.
Dit.Jen P2M dan PLP( 2008). Program dan
hubungan yang signifikan (memiliki Kebijakan Pengendalian Vektor/Reservoir
pengaruh yang nyata) dengan probabilitas Penyakit di Indonesia. SimNas
terjadinya malaria dalam 1 bulan terakhir. Pengendalian vektor dan Reservoar,
Resiko terjadinya malaria pada orang yang 17Desember
tadi malam tidur tidak memakai kelambu Fox,J.P, Hall, C.R.N. and Elvecback,L. R.(1989),
Epidemiology, Man an Diseases. The
0,646 kali dibandingkan dengan orang Macmillan Company, Collier - Mac
yang tadi malam tidur memakai kelambu. millan. Ltd., London
Hasan,A.A, Rahman,W.A., Rashid,M.Z.A.,
Perbedaan orang yang memelihara Shahrem,M.R. and Adanan,C.R. (2001),
ternak besar/sedang di dalam atau di luar Composition and biting activity of
rumah memiliki hubungan yang signifikan Anopheles (Diptera: Culicidae) attracted
(memiliki pengaruh yang nyata) dengan to human bait in a malaria endemic
. village in peninsular Malaysia near the
probabilitas terjadinya malaria dalam 1 Thailand border. Journal of Vector
bulan terakhir. Resiko terjadinya malaria Ecology. 70-75
pada orang yang memelihara ternak Kandun,Ny. Kesehatan dan perubahan lklim.
besar/sedang di dalam rumah 1,246 kali Dit.Jen P2 & PLP, Seminar Pengaruh
dibandingkan Pemanasan Global, Jakarta 7 April 2008
dengan orang yang Kirnowardoyo,S and Supalin , 1986.
memelihara ternak besar/sedang di luar Zooprophylaxis as a Usefultool for control
rumah of An.aconitus transmitted malaria in
Central Java, Indonesia. J.Com. Dis., 18
(2):90-94
Malaria Research Centre in India (1977-2002).
Saran Bionomics of Malaria Vectors in India.
Penempatan kandang yang tepat Vector Biology, 19-31.
Mendoza,C.F. and Oliveira,R.L.d.(1996). Bionomic
diletakan di luar rumah dapat mengurangi of Anopheles aquasalis Curry 1932, in
kontak gigitan nyamuk vektor sehigga Guarai, State of Rio de Janeiro,
dapat mengurangi resiko terkena malaria. Southeastern Brazil-I. Seasonal
Dalam Riskesdas masa mendatang perlu Distribution and Parity Rates. Mem. Inst.
Oswaldo Cruz, Rio de Janeiro. 91.(3);
dilibatkan biologi lingkungan khususnya
265-270.
dalam bidang penyakit tular vektor Munif A, dan Yusniar,(2005). Tabel kehidupan
sehingga dapat memberikan kontribusi An.aconitus sebagai pendukung analisis
lebih cermat. epidemiologi penyakit tular vector. Media
litbangKes.vol XV No4/2005
Munif,A. dan M.Sudomo (2006c) Bionomi
Anopheles spp di daerah endemis malaria
UCAPAN TERIMA KASIH Kecamatan Lengkong, Kabupaten
Sukabumi. Prosiding Seminar Nasional
Kami ucapkan terimakasih pada Penyakit Tropis Parasiter, Purwokerto, 8
Kapuslit Ekologi dan Status Kesehatan Juli 2006
yang telah memberi kesempatan untuk Somthes,M.( I 993),Consolidated Annual Report on
menganalisa hasil riskesdas tahun 2007. Malaria Control Programme Indonesia
Kepada Dr. Trihono Sundoro Phd selaku Ministry of Health World Health
Organization, WHO/Ino.Ma1.001
kepala badan Penelitian dan Stops C.A., Yoyo R.G., Saptoro R., Dwiko S.,
Pengembangan Kesehatan, Departemen Kathryn A.B., Heri A., Iqbbal F.E., and
Kesehatan R.I. kami sangat berterimakasih Amrul M., (2008). Laboratory and Field
untuk minat dann perhatiannya serta pula Testing of Bed-net Trap for Mosquito
(Diptera: Culicidae) Collection in West
untuk kesempatan yang diberikan dalam Java, Indonesia. Submited Journal of
melakukan analisis lanjut Riskesdas tahun Medical Entomology
2007. UNICEF/UNDP/World Bank/WH0,2007. Special
Programme for Research and Training in
Tropical Diseases (TDR), WHO, TDR
News no 78, Geneva.
DAFTAR PUSTAKA Vytilingam,I., Chiang,G.L. and Shing,K.I., (1992),
Boewono, D.T. dan Nalim.S. (1998). Pencirian, Bionomic of important mosquito vector in
Pelepasan dan penangkapan ulang sebagai Malaysia. Southeast Asean. J.
upaya mengetahui perilaku menggigit Trop.Public. Hlth, 23 (4), 587-603
1217
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 9 No 2, Juni 2010: 1207 — 1218
WHO (2007). Special Programme for Research and WHO, TDR News no. 78 Geneva.
Training in Tropical Diseases (TDR),
1218