You are on page 1of 6

Status

Resistensi Anopheles barbirostris........... (Andi Arahmadani Arasy dan Anis Nurwidayati)

Status Resistensi Anopheles barbirostris terhadap Permethrin 0,75%


Desa Wawosangula, Kecamatan Puriala, Kabupaten Konawe,
Provinsi Sulawesi Tenggara

The Anopheles barbirostris Resistance Status To Permethrin 0.75%


in Wawosangula Village, Puriala District, Konawe Regency,
South East Sulawesi
Andi Arahmadani Arasya,* dan Anis Nurwidayatib
a
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit Makassar, Kementerian Kesehatan RI
Jl. Wijaya Kusuma No.29-31, Banta-Bantaeng, Makassar, Sulawesi Selatan 90222
b
Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI
Jl. Masitudju No.58 Labuan Panimba, Labuan, Donggala, Sulawesi Tengah, Indonesia

INFO ARTIKEL A B S T R A C T / A B S T R A K
Article History: The insecticide permethrin is a compound or class of Pyrethroids (sp) known as synthetic
Received: 11 Maret 2017 pyrethroids that works disrupt the nervous system. SP Group is widely used in the control
Revised: 7 April 2017 of insect vectors for adults (space spraying and IRS) nets, bags or insectiside Treated Net
Accepted: 29 Mei 2017 (ITN) or Long Lasting insecticidal net (LLINs) and various formulations insectisides
households. The survey aimed to find differences in the number of deaths of Anopheles
barbirostris according permethrin dose and duration of contact. The method used was the
susceptibility Test. Samples numbered 125 An. barbirostris mosquitoes which consists of
100 for the test group and 25 for the control group are derived from the same population.
Keywords: Samples obtained through the capture of mosquitoes in cages near the houses in the
susceptibility, village Wawosangula Puriala, Konawe. The results showed vulnerability or susceptibility
Anopheles barbirostris, where death mosquitoes to test 100% at a dose of 0.75% permethrin. Although test results
permethrin, show the vulnerability and the test material can still be used but it is expected, in the
puriala spraying of field variation of dose and increase the duration of contact between
mosquitoes with insecticide are made permethrin active, such as closing windows and
doors shut to increase mortality malaria mosquitoes.

Kata kunci: Insektisida permethrin adalah senyawa atau insektisida dari golongan Piretroid (sp)
Kerentanan, yang dikenal sebagai synthetic pyretroid yang bekerja menganggu system syaraf.
Anopheles barbirostris, Golongan SP banyak digunakan dalam pengendalian vektor untuk serangga dewasa
permethrin (space spraying dan IRS) kelambu celup atau Insectiside Treated Net (ITN) atau Long
puriala Lasting Insectisidal Net (LLINs) dan berbagai formulasi insketisida rumah tangga.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan jumlah kematian nyamuk
Anopheles barbirostris menurut dosis permethrin dan lama kontak. Metode yang
digunakan adalah The susceptibility Test. Sampel berjumlah 125 ekor nyamuk An.
barbirostris yang terdiri dari 100 ekor nyamuk untuk kelompok uji dan 25 ekor nyamuk
untuk kelompok kontrol yang berasal dari populasi yang sama. Sampel didapatkan
melalui penangkapan nyamuk di kandang dekat rumah penduduk di Desa
Wawosangula, Kecamatan Puriala, Kabupaten Konawe. Hasil penelitian menunjukkan
kerentanan atau susceptible dimana kematian nyamuk uji 100% untuk Permethrin
dengan dosis 0,75%. Walaupun hasil pengujian menunjukkan kerentanan dan bahan
uji masih dapat digunakan namun diharapkan, dalam penyemprotan di lapangan
dilakukan variasi dosis dan meningkatkan lama kontak antara nyamuk dengan
insektisida yang berbahan aktif permethrin, seperti menutup jendela dan pintu dengan
rapat untuk meningkatkan kematian nyamuk.

© 2017 Jurnal Vektor Penyakit. All rights reserved


*Alamat Korespondensi : email : andias_entosulsel@yahoo.co.id

http://dx.doi.org/10.22435/vektorp.v11i1.6345.27-32 27
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 11 No. 1, 2017 : 27 - 32

PENDAHULUAN Milenium (MDGs), dimana ditargetkan untuk


Malaria adalah penyakit reemerging, menghentikan penyebaran dan mengurangi
yakni penyakit yang menular kembali secara kejadian insiden malaria pada tahun 2015
massal. Malaria merupakan penyakit yang yang dilihat dari indikator menurunnya angka
2
ditularkan oleh nyamuk vektor (vector borne kesakitan dan angka kematian akibat malaria.
diseases). Penyakit infeksi ini banyak dijumpai Penyakit malaria masih ditemukan di
di daerah tropis, disertai gejala-gejala seperti seluruh provinsi di Indonesia. Berdasarkan
demam dengan fluktuasi suhu secara teratur, API, dilakukan stratifikasi wilayah dimana
kurang darah, pembesaran limpa dan adanya Indonesia bagian Timur masuk dalam
pigmen dalam jaringan. Malaria disebabkan stratifikasi malaria tinggi, stratifikasi sedang
oleh parasit bersel satu dari kelas Sporozoa, di beberapa wilayah di Kalimantan, Sulawesi
suku Haemosporida, keluarga Plasmodium. dan Sumatera sedangkan di Jawa-Bali masuk
Spesies yang diketahui menginfeksi manusia dalam stratifikasi rendah, meskipun masih
1
yaitu P. falciparum, P. malariae, P. vivax, dan P. terdapat desa/fokus malaria tinggi.
ovale. P. falciparum ditemukan terutama di Malaria merupakan salah satu penyakit
daerah tropis dengan risiko kematian yang tular vektor yang penanggulangannya antara
lebih besar bagi orang dengan kadar imunitas lain menggunakan insektisida, selain upaya
rendah. Parasit ini disebarkan oleh nyamuk pengelolaan lingkungan, penggunaan musuh
1
dari genus Anopheles. alami serta upaya pencegahan kontak orang
Diketahui lebih dari 422 spesies dengan vektor agar terhindar dari penularan
Anopheles di dunia dan sekitar 60 spesies penyakit. Pelaksanaan pengendalian vektor
berperan sebagai vektor malaria yang alami. mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan
Di Indonesia hanya ada 80 spesies dan 22 R I ( P e r m e n k e s ) n o m o r
diantaranya ditetapkan menjadi vektor 374/Menkes/Per/III/2010 tanggal 17 Maret
malaria. Delapan belas spesies dikonfirmasi 2010 tentang pengendalian vektor yang
sebagai vektor malaria dan empat spesies mengatur beberapa hal yang berkaitan
diduga berperan dalam penularan malaria di d e n ga n p e nye l e n g ga ra a n , p e r i z i n a n ,
Indonesia. Nyamuk tersebut hidup di daerah pembiayaan, peran serta masyarakat,
tertentu dengan kondisi habitat lingkungan monitoring dan evaluasi serta pembinaan dan
yang spesifik seperti daerah pantai, rawa- pengawasan pengendalian vektor. Secara
1,2
rawa, persawahan, hutan dan pegunungan. teknis upaya pengendalian vektor perlu
Vektor malaria di Provinsi Sulawesi Selatan diterapkan pendekatan pengendalian vektor
yang diketahui adalah An. barbirostis, An. terpadu (PVT) yang salah satu prinsipnya
1
subpictus, dan An. sundaicus. adalah penggunaan insektisida merupakan
Malaria dapat ditemukan mulai dari pilihan terakhir dan dilakukan secara rasional
2
belahan bumi utara (Amerika Utara sampai serta bijaksana.
Eropa dan Asia) ke belahan bumi selatan Cara kerja insektisida dalam tubuh
(Amerika Selatan). Keadaan malaria di dunia serangga dikenal istilah mode of action dan
saat ini diperkirakan terdapat 300-500 juta cara masuk atau mode of entry. Mode of action
kasus malaria klinis/tahun dengan 1,5-2,7 adalah cara insektisida memberikan
juta kematian, terutama negara-negara benua pengaruh melalui titik tangkap (target site) di
Afrika. Risiko tinggi penularan malaria di dalam tubuh serangga. Titik tangkap pada
Afrika dengan jumlah estimasi kasus pada serangga biasanya berupa enzim atau protein.
tahun 2010 sekitar 174 kasus dengan estimasi Beberapa jenis insektisida dapat
kematian sebanyak 596.000 kasus. 3 Di Asia mempengaruhi lebih dari satu titik tangkap
Tenggara negara yang termasuk wilayah pada serangga. Cara kerja insektisida yang
endemis malaria adalah: Bangladesh, Bhutan, digunakan dalam pengendalian vektor terbagi
India, Indonesia, Maldives, Myanmar, Nepal, dalam lima kelompok yaitu: 1) mempengaruhi
3
Srilanka, dan Thailand. sistem saraf, 2) menghambat produksi energi,
Malaria di Indonesia merupakan salah 3) mempengaruhi sistem endokrin, 4)
satu indikator dari target Pembangunan menghambat produksi kutikula dan 5)

28
Status Resistensi Anopheles barbirostris........... (Andi Arahmadani Arasy dan Anis Nurwidayati)

2
menghambat keseimbangan air. yang diuji adalah 25 ekor dengan empat kali
Insektisida permethrin termasuk ke ulangan, baik pada perlakuan maupun
dalam golongan insektisida synthetic kelompok kontrol.
pyretroid (SP) yang bekerja mengganggu Kegiatan pengujian meliputi tahap
sistem syaraf. Golongan SP banyak digunakan persiapan nyamuk uji, identifikasi nyamuk,
dalam pengendalian vector untuk serangga pelaksanaan pengujian, dan pengolahan data.
dewasa (space spraying dan IRS), kelambu Persentase kematian nyamuk uji dan kontrol
celup atau Insecticide Treated Net (ITN), Long dihitung. Apabila persentase kematian
Lasting Insecticidal Net (LLIN), dan berbagai n y a m u k k o n t r o l s e t e l a h
formulasi Insektisida rumah tangga. Contoh pengamatan/pemeliharaan 24 jam antara 5 –
lain golongan ini adalah metoflutrin, 20%, maka persentase kematian nyamuk uji
transflutrin, d-fenotrin, lamda-sihalotrin, dikoreksi dengan rumus Abbot. Apabila
2
sipermetrin, deltametrin, serta etofenproks. persentase kematian nyamuk kontrol lebih
Pengertian resistensi adalah kemampuan dari 20%, maka pengujian ini dianggap gagal
populasi vektor untuk bertahan hidup dan harus diulang lagi.6-8

terhadap suatu dosis insektisda yang dalam Tingat kerentanan vektor ditentukan
keadaan normal dapat membunuh spesies berdasarkan persentase kematian nyamuk uji
4
vektor tersebut. Jenis resistensi dapat berupa setelah periode pengamatan/pemeliharaan
7,8
resistensi tunggal, resistensi ganda (multiple) 24 jam , yaitu:
dan resistensi silang (cross resistance). - kematian nyamuk uji < 90% dinyatakan
Resistensi berkembang dalam populasi resisten tinggi
spesies vektor melalui generasi atau seleksi - kematian nyamuk uji 90 - <98 % adalah
akibat paparan insektisida terhadap spesies resisten moderat
vektor dan metode aplikasi, dosis, serta
- sedangkan kematian 98 - 100 % adalah
cakupan intervensi. Proses terjadinya
rentan
resistensi dapat berlangsung secara cepat
atau lambat dalam ukuran bulan hingga tahun, catatan:
serta frekuensi penggunaan insektisida.
2,3,5
Jika hasil uji 90 – < 98 % maka dicurigai adanya
Tu j u a n d i l a ku k a n u j i a d a l a h u n t u k resisten genetik sehingga perlu dilakukan uji
mengetahui status kerentanan nyamuk vektor lanjutan secara genetik/biokimia.
malaria terhadap penggunaan insektisida
yang selama ini digunakan untuk
HASIL
pengendalian vektor yaitu permetrin dengan
dosis 0,75%. Hasil pengujian kerentanan nyamuk An.
barbirostris terhadap insektisida permethrin
0,75% dapat dilihat pada Tabel 1. Kematian
BAHAN DAN METODE nyamuk kelompok uji pada 60 menit
Uji kerentanan ini merupakan salah satu pengamatan menunjukkan angka kematian
bagian dari kegiatan survei entomologi yang 96% pada ulangan satu sampai dengan empat.
d i l a ks a n a ka n d i D e s a Wawo s a n g u l a Kematian nyamuk uji pada pengamatan 24
Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe pada jam menunjukkan 100% pada semua ulangan.
bulan Juni 2016. Pelaksanaan kegiatan Pada kelompok kontrol tidak ditemukan
meliputi penangkapan nyamuk dewasa dan kematian nyamuk baik pada pengamatan 60
pengujian insektisida mengacu pada standar menit maupun 24 jam. Berdasarkan hasil
3
WHO. pengujian, dapat dilihat bahwa kematian
Bahan yang digunakan adalah nyamuk An. nyamuk An. barbirostris terhadap insektisida
barbirostris, insektisida permethrin 0,75%, permethrin 0,75% di Desa Wawosangu
kertas uji, tabung uji resistensi, kertas saring, Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe masih
dan formulir pengamatan. Jumlah nyamuk 100 %.

29
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 11 No. 1, 2017 : 27 - 32

Tabel 1. Hasil Uji Susceptibility An. barbirostris terhadap Insektisida Permethrin 0.75 %
di Desa Wawosangula Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe

P erlakuan K ontrol
Pengamatan 60 menit Pengamatan 24 Jam Pengamatan 60 menit Pengamatan 24 Jam
Ulangan
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
% % % %
Nyamuk yang yang Nyamuk yang yang
Kematian Kematian Kematian Kematian
Uji mati mati Uji mati mati
I 25 24 96 25 100 25 0 0 0 0
II 25 24 96 25 100
III 25 24 96 25 100
IV 25 24 96 25 100
Rata- Rata-
Rata 96 93% 100 100% Rata 0 0 0 0
Suhu 25 - 29 25 – 29 25 - 29 25 - 29
Kelembaban 70 - 80 70 – 80 70 - 80 70 - 80

PEMBAHASAN Perubahan perilaku atau bionomik


Uji kerentanan pada dasarnya merupakan nyamuk juga dapat menjadi faktor munculnya
uji untuk mendeteksi adanya resistensi vektor resistensi nyamuk. Resistensi Anopheles
terhadap insektisida yang digunakan. terhadap insektisida juga telah dilaporkan di
Efektifitas pengendalian nyamuk malaria beberapa negara di Asia, seperti China,
tergantung pada kerentanan vektor terhadap Thailand dan Srilanka. 11-14
5
insektisida yang digunakan.
Uji susceptibility dengan kertas uji
Hasil uji kerentanan An. barbirostris di permethrin 0,75% memastikan bahwa
Kabupaten Konawe terhadap insektisida populasi nyamuk yang diuji masih rentan
Permethrin 0,75% menunjukkan masih terhadap bahan aktif ini karena bahan ini
rentan. Hasil penelitian Widiarti menunjukkan bahwa tingkat kematian
menunjukkan An. aconitus di Jawa Tengah dan mencapai 100%. Walaupun bahan aktif
DIY mengalami penurunan kerentanan p e r m e t h r i n m a s i h re n t a n t e r h a d a p
7
terhadap permethrin 0,75%. pemberantasan nyamuk, namun dalam
Penggunaan insektisida di beberapa penggunaanya tetap memperhatikan aturan
daerah bersifat lokal spesifik sehingga pakai, mengingat bahan aktif permethrin
hasilnya dapat berbeda-beda pada tiap lokasi. adalah insektisida yang dikenal sebagai
Perbedaan hasil uji kerentanan nyamuk synthetic pryretroid (sp) yang bekerja
vektor antar kabupaten ini juga dapat menganggu system syaraf .

disebabkan karena spesies, perilaku vektor,
serta lama dan frekuensi penggunaan KESIMPULAN
insektisida masing - masing daerah berbeda Penggunaan bahan aktif permenthrin
9
sehingga frekuensi kontak juga berbeda. 0,75% untuk pengendalian nyamuk dewasa di
Adanya perbedaan tingkat kepekaan Desa Wawosangula Kecamatan Puriala,
insektisida dapat dipengaruhi oleh frekuensi Kabupaten Konawe masih efektif terhadap
penggunaan insektisida tersebut. Jika pada nyamuk An. barbirostris.
pemberian insektisida yang sama, terdapat
individu yang mampu hidup dan membentuk SARAN
galur yang resisten. Pemecahan yang dapat Perlu upaya pengendalian vektor dengan
diambil dari masalah tersebut adalah metode lain, diantaranya dengan
meningkatkan dosis atau jumlah pengendalian hayati dan tetap
penyemprotan atau mengganti dengan bahan memperhatikan aturan pakai yang telah
kimia lainnya yang lebih beracun.9,10 dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan.

30
Status Resistensi Anopheles barbirostris........... (Andi Arahmadani Arasy dan Anis Nurwidayati)

UCAPAN TERIMA KASIH 8. Widiarti, Suskamdani, Mujiono. Resistensi


Penulis mengucapakan terimakasih Vektor Malaria Terhadap Insektisida di Dusun
kepada Kepala Balai Tehnik Kesehatan Karyasari dan Tukatpule Pulau Bali Dan Desa
Lingkungan Pengendalian Penyakit Makassar, Lendang Ree dan Labuhan Haji Pulau Lombok.
Media Litbang Kesehat. 2009;XIX(3):154-164.
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi
9. Suwasono H, Soekirno M. Uji Coba Beberapa
Tenggara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Insektisida Golongan Pyrethroid Sintetik
Konawe, Puskesmas Puriala, dan Warga Desa Terhadap Vektor Demam Berdarah Dengue
Wawosangula. Aedes aegypti Di Wilayah Jakarta Utara. Ekol
Kesehat. 2004;3 No 1:43-47.
DAFTAR PUSTAKA 10. Hasan Boesri, Tri Suwaryono. Situasi Vektor
1. Andi Arsunan Arsin. MALARIA DI INDONESIA, Malaria di Desa Buayan dan Ayah Kabupaten
Epidemiologi, Tinjauan Aspek. 1st ed. Makassar: Kebumen Jawa Tengah | Boesri | ASPIRATOR -
M A S A G E N A P R E S S ; 2 0 1 2 . Journal of Vector-borne Disease Studies.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/hand A S P R AT O R . 2 0 1 1 ; 3 ( 1 ) : 2 5 - 4 0 .
le/123456789/3109/MALARIA_Layout.pdf?s http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.ph
equence=1. Accessed March 6, 2017. p/aspirator/article/view/2956/2141.
2. Aditama TYP d. Pedoman Penggunaan Accessed March 6, 2017.
Insektisida ( Pestisida ) Dalam Pengendalian 11. Perera MDB, Hemingway J, Karunaratne SP.
Vektor.; 2012. Multiple insecticide resistance mechanisms
3. Cdc. Guideline for Evaluating Insecticide involving metabolic changes and insensitive
Resistance in Vectors Using the CDC Bottle target sites selected in anopheline vectors of
Bioassay. CDC Methods. 2012:1-28. malaria in Sri Lanka. Malar J. 2008;7:168.
4. WHO. Vector Resistance to Pesticides: Fifteenth doi:10.1186/1475-2875-7-168.
Report of the WHO Expert Committee on Vector 12. Surendran SN, Jude PJ, Weerarathne TC,
B i o l o g y a n d C o n t r o l . G e n e va ; 1 9 9 2 . Parakrama Karunaratne S, Ramasamy R.
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1574 Variations in susceptibility to common
907. insecticides and resistance mechanisms
5. Mustafa, Hasrida, Jastal, Gunawan R. Penentuan among morphologically identified sibling
Status Kerentanan Nyamuk Anopheles species of the malaria vector Anopheles
barbirostris terhadap Insektisida Bendiocarb , subpictus in Sri Lanka. Parasit Vectors.
Etofenprox , dan Lambdacyhalothrin di 2012;5(1):34. doi:10.1186/1756-3305-5-34.
Kabupaten Tojo Una-una , Sulawesi Tengah. 13. Thongsahuan S, Baimai V, Junkum A, et al.
Media Litbangkes. 2016;26(2):93-98. Susceptibility of Anopheles campestris-like
6. Widiarti, Boewono DT, Widiarti U, Mujiono. Uji and Anopheles barbirostris species complexes
Biokimia Kerentanan Vektor Malaria terhadap to Plasmodium falciparum and Plasmodium
Insektisida Organofosfat dan Karbamat di vivax in Thailand. Mem Inst Oswaldo Cruz.
Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa 2011;106(1):105-112. doi:10.1590/S0074-
Yogyakarta. Bul Penelit Kesehat. 2005;33(2):80- 02762011000100017.
88. doi:10.1016/j.topol.2015.02.004. 14. Grewal PS, Li Y, Zhong D, et al. Insecticide
7. Widiarti, Damar TB, Barodji, Mujiyono. Uji resistance of Anopheles sinensis and An. vagus
Kerentanan Anopheles aconitus & Anopheles in Hainan Island, a malaria-endemic area of
maculatus terhadap Insektisida Sintetik China. Integr Pest Manag Rev. 1999;4(4):287-
Pyrethroid di Jawa Tengah dan DIY. J Ekol 294. doi:10.1023/A:1009640909449.
Kesehat. 2005;4(2):227-232.

31
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 11 No. 1, 2017 : 27 - 32

32

You might also like