You are on page 1of 14

Biota Vol.

16 (1): 114−127, Februari 2011


ISSN 0853-8670

Identifikasi, Tingkat Insidensi, Indeks Dominasi dan Tingkat Kesukaan


Parasit pada Sidat (Anguilla marmorata)
Identification, Incidence rates, Dominance Index and Level of Preferences of Parasites in
Eels (Anguilla marmorata)
Reiny A. Tumbol*, Sammy N. Longdong, dan Tauvan A. Kanoli
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi
Jl. Kampus UNSRAT Bahu Manado – 95115
E-mail: reinytumbol@yahoo.com *Penulis untuk korespondensi

Abstract
The aims of this research were to identify the types of parasites and to determine the incidence
rate, dominance index and preference level of parasite in eels (Anguilla marmorata). The
parasites examination was carried out in the Fish Health Laboratory of Freshwater
Aquaculture Centre, Tatelu. The length of fifty samples of Sidat was around 30–45 cm. The
examination of parasites was done on both ectoparasite on the organs of eyes, mouth, skin /
scales, gills and fins; and endoparasite examination covered the stomach, intestines, liver and
meat. The results of identification of the infecting parasite were Trichodina sp, Lerneae sp,
Myxobolus sp, Gyrodactylus sp, Oxyurida sp, Capillaria sp, and Acanthocephalus sp, Vorticella
sp. Level of incidence of each species of parasite was as follows: 92% Trichodina sp,
Gyrodactylus sp 74%, Lerneae sp 26%, Capillaria sp 24%, Myxobolus sp 22%, Oxyurida sp 6%,
Acanthocephalus sp 2% and Vorticella 2%. Analysis of the dominance index and the Simpson
index indicated that there was one type of parasite infection found to dominate the existing
parasites in the sample organs which was Trichodina Sp. Each speciaes of the parasite has a
different preference level in occupying the organs of eel’s body.
Key words: Eel, Anguilla marmorata, Ectoparasite, Endoparasite, Trichodina
Abstrak
Penelitian ini dilakukan dengan bertujuan mengetahui jenis-jenis parasit, tingkat insidensi,
indeks dominasi dan tingkat kesukaan parasit pada sidat (Anguilla marmorata). Pemeriksaan
sampel Sidat dimulai tanggal 25 Mei−16 Juni 2009, di Laboratorium Kesehatan Ikan Balai
Budidaya Air Tawar Tatelu. Sampel diambil secara acak dari kolam-kolam pembesaran
sebanyak 50 ekor, ukuran panjang 30–45 cm. Pemeriksaan parasit pada Sidat terbagi atas
pemeriksaan ektoparasit yaitu mata, mulut, kulit/sisik, insang dan sirip. Pemeriksaan
endoparasit meliputi pemeriksaan lambung, usus, hati dan daging. Hasil identifikasi parasit
yang menginfeksi Sidat adalah Trichodina sp, Lerneae sp, Myxobolus sp, Gyrodactylus sp,
Oxyurida sp, Capillaria, Acanthocephalus sp dan Vorticella sp. Tingkat insidensi dari tiap spesies
parasit adalah sebagai berikut; Trichodina sp 92%, Gyrodactylus sp 74%, Lerneae sp 26%,
Capillaria sp 24%, Myxobolus sp 22%, Oxyurida sp 6%, Acanthocephalus sp 2% dan Vorticella
2%. Analisis indeks dominasi menunjukan bahwa ada satu jenis parasit yang mendominasi
infeksi parasit-parasit yang ada pada organ-organ sampel yang diperiksa dan parasit tersebut
adalah Trichodina Sp. Setiap jenis parasit memiliki tingkat kesukaan yang berbeda dalam
menempati organ-organ tubuh Sidat.
Kata kunci: Belut, Anguilla marmorata, Ektoparasit, Endoparasit, Trichodina

Diterima: 20 Agustus 2010, disetujui: 27 Januari 2011


Tumbol et al.,

Pendahuluan tetapi, pada intesitas penyerangan yang sangat


tinggi dan areal yang terbatas dapat berakibat
Sektor kelautan dan perikanan dengan buruk pada ikan yang dibudidayakan. Akibat
potensi sumber daya alam yang sangat besar dari penyakit yang disebabkan oleh parasit
diharapkan dapat menjadi sektor unggulan secara ekonomis cukup merugikan yaitu dapat
dalam pemulihan ekonomi. Salah satu aspek menyebabkan kematian, menurunkan berat
budidaya yang sangat berpeluang dalam tubuh, bentuk dan ketahanan tubuh ikan
menunjang pemulihan ekonomi dan menjadi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai jalan
produk unggulan yaitu sidat (Anguilla masuk bagi infeksi sekunder oleh patogen lain
marmorata). Hal ini disebabkan, belum banyak seperti jamur, bakteri dan virus (Huda, 2008).
pembudidaya yang menggeluti budidaya sidat. Jenis-jenis parasit yang umum ditemukan
Sidat (Anguilla sp) merupakan komoditas hasil menyerang berbagai ikan budidaya berasal dari
perikanan yang prospek ekspornya sangat baik, golongan Arthropoda, Helminthes, dan
karena komoditas ini mempunyai cukup Protozoa. Parasit dari golongan Protozoa
banyak konsumen di luar negeri karena cita seperti Mycosoma, Trypanosoma, Oodium,
rasa dagingnya yang khas serta kandungan gizi Eimeria, Cilliophora juga dari jenis Metazoa
dagingnya. Selain itu banyak konsumen yang seperti Monogenea, Digenea, Cestoda
menyatakan mengonsumsi sidat dapat selanjutnya dari jenis Nematoda, Kopepoda
menyembuhkan berbagai penyakit (Liviawati yaitu Lernea sp, Lintah (Hirudinea) yaitu
dan Afrianto, 1998). Piscicolidae sp. (Handajani dan Samsudari,
Secara umum kendala teknis mulai dapat 2005).
diatasi dengan semakin dikuasainya teknologi Protozoa yang umum menyebabkan
budidaya serta sistem pengelolaan lingkungan penyakit pada sidat adalah Ichthyophthirius
yang mengarah pada pengelolaan multifiliis yang menyebabkan penyakit white
berkesinambungan. Seiring dengan spot, Myxidium yang menyebabkan penyakit
berkembangnya teknologi usaha budidaya yang Myxidium (spora patogen pada permukaan kulit
mengarah ke sistem budidaya intensif, dapat yang membentuk bulatan putih yang terus
meningkatkan pendapatan dengan melebar dan membesar), Plistophora yaitu
meningkatnya padat tebar, namun disisi lain patogen yang menyerang sistem jaringan yang
padat tebar yang tinggi dan dibarengi dengan menyebabkan tubuh sidat menjadi mengkerut,
penggunaan pakan buatan dengan kadar protein Anguillicola grobiceps yang menyerang pada
yang tinggi, masalah-masalah seperti gelembung renang sidat, Copepoda (golongan
penyakitpun meningkat. Hal ini terutama udang renik) yang terdapat pada bagian luar
terjadi apabila peningkatan padat tebar tidak tubuh dan insang sidat, Lernea cyprinaceae
diiringi dengan penanganan kualitas air yang yaitu sejenis udang renik berbentuk bulat
tepat dan pengolahan budidaya secara integral. panjang seperti cacing biasa disebut cacing
Serangan penyakit pada usaha budidaya ikan jangkar (Anchor worm) (Liviawati dan
baik air tawar, payau maupun laut sampai saat Afrianto, 1998). Adanya akibat dari serangan
ini masih belum semuanya dapat diatasi parasit pada ikan, maka perlu diadakan
(Handajani dan Samsudari, 2005). penanganan parasit secara cepat dan tepat.
Munculnya penyakit pada ikan umumnya Pengetahuan dan pemahaman yang tepat
merupakan hasil interaksi yang tidak seimbang tentang penyakit ikan yang disebabkan oleh
antara tiga komponen dalam ekosistem perairan parasit sangatlah penting. Untuk itulah
yaitu inang (ikan) yang lemah, patogen serta penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan
kualitas lingkungan yang memburuk. Penyakit mengidentifikasi jenis-jenis parasit, mengetahui
ikan dapat disebabkan oleh mikrob penyebab tingkat insidensi, indeks dominasi dan tingkat
penyakit (Patogen) yang dapat berupa parasit, kesukaan parasit pada sidat yang
bakteri, virus maupun jamur (Kordi, 2004). dibudidayakan di Balai Budidaya Air Tawar
Penyakit yang disebabkan oleh parasit Tatelu.
secara umum jarang mengakibatkan dampak
yang akan berakibat buruk dengan cepat. Akan

Biota Vol. 16 (1), Februari 2011 115


Identifikasi, Tingkat Insidensi, Indeks Dominasi dan Tingkat Kesukaan Parasit pada Sidat

Metode Penelitian dipotong menggunakan pisau, supaya mudah


diperiksa keberadaan parasitnya. Pemeriksaan
Teknik Pengambilan dan Penanganan parasit dilakukan menggunakan mikroskop atau
Sampel Lup. Parasit yang sudah ditemukan kemudian
dihitung jumlahnya dan dimasukan ke dalam
Sidat diambil dari lokasi budidaya Balai botol yang sudah berisi larutan AFA dan diberi
Budidaya Air Tawar Tatelu. Jumlah sampel label sesuai dengan asal organ dimana parasit
yang diambil sebanyak 50 ekor dalam keadaan ditemukan.
hidup, dengan ukuran panjang 30–45 cm. Sidat Pemeriksaan pada bagian mulut dengan
dimasukkan ke dalam ember secara terpisah. cara mulut atau rongga mulut dibuka
Untuk mempertahankan Sidat tetap dalam menggunakan pinset dan kedua sudut mulut
keadaan hidup, dalam ember dimasukkan digunting supaya terbuka lebar sehingga mudah
selang aerasi dan dibawa ke Laboratorium diamati keberadaan parasit pada organ ini.
Kesehatan Ikan Balai Budidaya Air Tawar Pemeriksaan dilakukan menggunakan lup,
Tatelu untuk sampel diadakan pemeriksaan. selanjutnya parasit yang ditemukan diambil
Setiap sampel Sidat yang diidentifikasi dengan pinset, dihitung jumlah parasit,
diletakkan pada papan bedah kemudian diukur kemudian dimasukkan ke dalam botol yang
panjang total ikan menggunakan mistar, berisi larutan AFA yang telah diberi label.
kemudian dilakukan penimbangan dan
pengamatan dengan lup untuk pemeriksaan Pemeriksaan Parasit pada Insang
ektoparasit. Selanjutnya, tubuh ikan dibedah, Insang dikeluarkan menggunakan pinset
organ-organ tubuh seperti usus, lambung, hati dan gunting. Selanjutnya, insang dipindahkan
dan daging dikeluarkan untuk diperiksa pada cawan petri. Setiap lembar insang
keberadaan parasitnya. Pemeriksaan parasit dipisahkan menggunakan pinset dan gunting,
menggunakan lup dan mikroskop. Parasit yang kemudian diletakkan pada kaca preparat dan
ditemukan diambil menggunakan pinset dan diamati di bawah mikroskop. Parasit yang
dimasukkan dalam botol yang telah diisi ditemukan dihitung jumlahnya dan dimasukkan
larutan Alkohol Formol Asetik (AFA) yang ke dalam botol berisi larutan AFA.
telah diberi label. Kegunaan dari larutan AFA
yaitu mengawetkan parasit tanpa mengubah Pemeriksaan Parasit pada Sirip
warna maupun struktur organ (Pritchard dan Pemeriksaan parasit pada sirip dilakukan
Kruse dalam Singkoh, 1999). pada beberapa bagian, pada sirip punggung,
Pemeriksaan parasit pada Sidat terbagi sirip dada, sirip dubur dan sirip ekor
atas pemeriksaan endoparasit dan ektoparasit. menggunakan lup dan setiap jari-jari sirip
Cara pemeriksaan parasit dilakukan dengan dipisahkan menggunakan pinset. Setiap bagian
menggunakan prosedur yang dianjurkan oleh sirip dipotong lalu dimasukkan ke cawan petri
Fernando et al., (1972). yang sudah berisi aquades. Kemudian, setiap
Pemeriksaan Parasit pada Sidat lembar sirip dan cairan yang berada dalam
cawan petri diamati di bawah mikroskop.
Pemeriksaan Ektoparasit Parasit yang ditemukan dihitung jumlahnya dan
Pengamatan dimulai dengan melihat dimasukkan ke dalam botol berisi larutan AFA
gejala-gejala klinis pada ikan seperti lesu, yang sudah diberi label sesuai dengan organ
lemah, tidak mau makan, berenang dengan parasit tersebut ditemukan.
tubuh miring, bernafas dengan cepat, atau Pemeriksaan pada Kulit/ Sisik
tampak buta sehingga menabrak dinding kolam
atau menggosok-gosokkan tubuhnya ke dinding Permukaan dari tubuh ikan disikat
atau dasar kolam (Handajani, 2005). perlahan-lahan menggunakan sikat halus,
kemudian sikat yang sudah digunakan
Pemeriksaan pada Mata dan Mulut dicelupkan pada aquades yang ada dalam
Mata dikeluarkan menggunakan pinset cawan petri dan diaduk. Selanjutnya, cairan
dan gunting bedah kemudian diuraikan atau pada cawan petri dipindahkan ke kaca preparat

116 Biota Vol. 16 (1), Februari 2011


Tumbol et al.,

menggunakan pipet dan diamati menggunakan Setelah pemeriksaan parasit pada


mikroskop. Parasit yang ditemukan dihitung beberapa bagian selesai, selanjutnya dilakukan
jumlahnya dan dimasukkan ke dalam botol pengambilan gambar (foto) dengan memilih
yang telah diberi label. beberapa sampel yang masih dalam kondisi
baik. Pada proses pengambilam gambar sampel
Pemeriksaan Endoparasit
diletakkan di atas kaca preparat dan pemotretan
Bagian perut ikan dibedah menggunakan dilakukan menggunakan kamera digital yang
gunting kemudian organ-organ yang diamati dihubungkan menggunakan mikroskop.
parasitnya dikeluarkan menggunakan pinset
Identifikasi Parasit
dan organ-organ tersebut dipindahkan ke dalam
cawan petri secara terpisah. Organ bagian Identifikasi menggunakan mikroskop
dalam yang diperiksa/diamati yaitu lambung, dan untuk mengidentifikasi jenis parasit
usus, hati dan daging. digunakan buku-buku identifikasi seperti
Grabda, (1991); Noble dan Noble, (1989);
Pemeriksaan Parasit pada Lambung
Axelrod, (1989); Post (1987).
Lambung digunting dan diletakkan ke
Analisis Data
dalam cawan petri. Isi dalam lambung dan
bagian dinding lambung dikerik menggunakan Analisis data dilakukan dengan
pisau bedah. Selanjutnya, hasil kerikan mengidentifikasi jenis-jenis parasit yang
dimasukkan ke dalam cawan petri dan diaduk ditemukan, selanjutnya dihitung tingkat
dengan akuades, cairan hasil kerikan lambung insidensi, indeks dominasi, dan tingkat
ini selanjutnya diamati di bawah mikroskop. kesukaan parasit menggunakan rumus sebagai
Parasit yang ditemukan dimasukan ke dalam berikut:
botol berisi larutan AFA dan botol tersebut
Tingkat Insidensi
diberi label.
Nilai insidensi serangan penyakit pada
Pemeriksaan Parasit pada Usus
Sidat dihitung menggunakan cara Fernando et
Usus diletakkan dalam cawan petri al., (1972), yaitu :
kemudian dilakukan pengerikan pada bagian
dinding usus untuk mengeluarkan kotoran
dalam usus dan dimasukkan ke cawan petri Keterangan:
yang berisi aquades secukupnya kemudian n = Jumlah Sidat yang terinfeksi parasit
dikocok. Hasil kerikan kemudian diamati di N = Jumlah sampel yang diamati
bawah mikroskop. Parasit yang ditemukan Indeks Dominasi
dihitung jumlahnya dan dimasukkan ke dalam
botol yang berisi larutan AFA dan diberi label. Untuk mengetahui indeks dominasi
spesies parasit terhadap habitat tubuh Sidat,
Pemeriksaan Parasit pada Hati
digunakan indeks dominasi menurut Odum,
Hati dipotong-potong, dipindahkan ke (1983), yaitu :
dalam cawan petri yang berisi akuades, setelah n
itu dikocok. Kocokan selanjutnya dipindahkan Indeks Dominasi = ∑ (ni/N)2
ke kaca preparat dengan menggunakan pipet (i=1)
dan diamati dengan mikroskop. Keterangan :
ni = Jumlah individu tiap spesies parasit
Pemeriksaan Parasit pada Daging N = Jumlah total seluruh individu parasit
Daging yang diamati dipotong
Tingkat Kesukaan
menggunakan pisau bedah dari bagian
punggung sampai ke arah ekor. Daging yang Tingkat kesukaan diukur atau ditentukan
potong diperiksa menggunakan pembesar/lup berdasarkan tingkat keberadaan jenis parasit
dan mikroskop. Parasit yang ditemukan pada organ tertentu. Untuk mengetahui tingkat
dihitung jumlahnya, dimasukaan ke dalam kesukaan tiap spesies parasit pada bagian-
botol berisi larutan AFA dan botol diberi label. bagian tubuh ikan yang diamati dianalisis

Biota Vol. 16 (1), Februari 2011 117


Identifikasi, Tingkat Insidensi, Indeks Dominasi dan Tingkat Kesukaan Parasit pada Sidat

menggunakan uji Chi-kuadrat (Gazperz dalam parasit Trichodina sp berbentuk bundar seperti
Singkoh, 1999) yaitu: topi, berukuran lebih 100 mikron dan tubuh
(O – E)2 bagian bawah terdapat lingkaran pelekat
χ =∑
2
(adhesive disk) yang berfungsi untuk
E melekatkan dirinya ke tubuh inang. Parasit ini
Keterangan : juga menginfeksi hampir semua jenis ikan, baik
O = Frekuensi pengamatan ikan air tawar maupun ikan laut.
E = Frekuensi harapan Infeksi dari parasit ini (Trichodina sp.)
mengakibatkan tingkat kekebalan menurun dari
Hasil dan Pembahasan tubuh ikan terhadap serangan penyakit serta
memberikan kesempatan terjadinya infeksi
Jenis Parasit sekunder oleh patogen lain, seperti bakteri dan
jamur (Post, 1980). Ikan yang terinfeksi parasit
Dari penelitian yang dilakukan telah ini akan menunjukkan tanda-tanda seperti
teridentifikasi 8 jenis parasit yang diperoleh berenang tidak tenang, frekuensi pernafasan
dari berbagai organ ikan. Delapan jenis parasit meningkat, terjadi perubahan warna ikan
tersebut dikelompokkan atas ektoparasit dan menjadi gelap, pertumbuhan menurun sehingga
endoparasit. Jenis-jenis parasit yang tergolong ikan menjadi lemah (Madsen et al., 2000).
ektoparasit yaitu Trichodina sp., Lernaea sp., Kematian ikan yang terinfeksi parasit ini,
Myxobolus, Gyrodactylus sp., Capllaria sp. dan karena produksi lendir yang berlebihan
Vorticella sp. Jenis parasit yang tergolong terutama pada organ insang yang
endoparasit adalah Oxyurida sp. dan mengakibatkan ikan sulit bernafas dan menjadi
Acanthocephalus sp. lemah. Hal ini terjadi akibat terganggunya
Trichodina sp. sistem pernafasan, karena dinding lamella
insang dipenuhi oleh lendir. Penularan parasit
Berdasarkan hasil pengamatan ini terjadi melalui kontak langsung antara ikan
Trichodina sp. berbentuk lingkaran transparant yang terinfeksi dengan ikan sehat. Kualitas air
dengan sejumlah silia yang terdapat di yang kurang baik terutama kandungan oksigen
sekeliling lingkaran (Gambar 1). Jenis parasit yang rendah dan kepadatan ikan yang tinggi
ini hampir terdapat pada semua organ tubuh akan mendukung berkembangnya penyakit ini
sampel sidat yang diperiksa. Hasil pengamatan (Sugianti, 2005).
yang ada sesuai dengan yang dikemukakan
oleh Kordi (2004) dan Paperna (1996), bentuk

Cilia

Lingkaran Pelekat

Gambar 1. Trichodina sp pada pembesaran 100X.

118 Biota Vol. 16 (1), Februari 2011


Tumbol et al.,

seperti plankton. Spora ini berukuran 10–20


Lerneae sp.
mikron, sehingga sering tertelan oleh ikan.
Lerneae sp berbentuk seperti cacing Dampak dari infeksi Myxobolus sp.
yang menempel pada ikan, salah satu bagian tergantung tingkat infeksi dan lokasi infeksi
tubuhnya menancap pada organ ikan. Lerneae tersebut. Infeksi dengan intensitas serangan
sp. merupakan golongan ektoparasit dan sesuai yang tinggi pada insang menyebabkan
dengan hasil pengamatan parasit ini ditemukan kematian jaringan (necrosis) dan tidak
pada organ mulut, sirip dan insang. Menurut berfungsinya pernafasan. Secara umum, infeksi
Handajani dan Samsudari (2005) parasit ini dari parasit ini menyebabkan penurunan berat
termasuk udang kelas rendah (Entomostraea), badan, ikan menjadi lemah, warna kulit mulai
dikenal dengan 3 macam stadium larvae yang pucat, dan terganggunya sistem saraf (Sugianti,
disebut Nauplius, Copepodit, dan Cyclopodit 2005). Perkembangan parasit ini disebabkan
dan setelah pada stadium dewasa bagian kepala oleh sirkulasi air yang tidak teratur sehingga
berbentuk jangkar (anchor) yang biasanya berdampak pada menurunnya kualitas air
menancap pada daging inangnya serta pada (Kordi, 2004).
bagian posterior terdapat 2 kantung telur
Gyrodactylus sp.
(Gambar 2). Lerneae sp yang ditemukan pada
hasil pengamatan sudah berada pada fase Berdasarkan hasil pengamatan
dewasa. Hal ini dapat dilihat karena parasit Gyrodactylus sp memiliki bentuk tubuh pipih
yang ditemukan sudah terdapat jangkar untuk memanjang dan pada bagian perut tampak lebih
menempel atau menancap pada tubuh ikan. lebar. Pada bagian anterior dari parasit ini
Ikan yang terserang Lerneae sp. memiliki pharinx sedangkan pada bagian
pertumbuhannya semakin menurun dan posterior terdapat alat pengait yang berfungsi
intensitas penyerangan dalam jumlah banyak untuk menempel pada inang (Gambar 4).
serta waktu yang lama akan menyebabkan Menurut Handajani dan Samsudari (2005)
kematian pada ikan. Hal ini disebabkan ikan Gyrodactylus sp berbentuk pipih dan
yang terserang parasit ini mengalami kesulitan transparan memiliki satu lingkaran alat
mengambil atau memperoleh makanan karena penempel (spine) dengan 2 bagian pengait
bagian mulutnya sudah terinfeksi oleh parasit (hook). Kordi (2004) bahwa Gyrodactylus sp
ini (Handajani dan Samsudari, 2005). yaitu golongan cacing monogenea, bentuknya
pipih dan pada ujung badannya dilengkapi
Myxobolus sp.
dengan alat yang berfungsi sebagai pengait dan
Berdasarkan pengamatan, Myxobolus sp. alat penghisap darah. Gyrodactylus sp biasanya
memiliki bentuk tubuh bulat oval, kecil, menyerang bagian kulit dan sirip ikan.
berwarna transparant dan pergerakan yang Infeksi dari Gyrodactylus sp adalah
cepat (Gambar3). Parasit ini ditemukan pada warna kulit ikan yang semakin pucat, terdapat
berbagai organ ikan. Menurut Handajani dan lapisan abu-abu yang merupakan produksi
Samsudari (2005) sporanya berbentuk seperti lendir yang berlebihan, bercak merah dan hitam
lensa, dikelilingi dua dinding yang sama kadang terlihat pada permukaan tubuh
(bivalvae) dan berukuran 10−20 mikron. Pada (Paperna, 1996). Pada infeksi yang berat,
ujung spora terdapat Polar capsule yang dapat sebagian besar sisik lepas, respirasi dan
dikeluarkan menurut keperluannya. Spora ini osmoregulasi terganggu. Infeksi dari parasit ini
masuk ke dalam usus dan pengaruh dari cairan secara umum dapat berakibat pada frekuensi
tertentu dalam usus, maka dinding spora pecah pernafasan meningkat, nafsu makan menurun
dan menembus dinding usus dengan perantara yang berpengaruh pada pertumbuhan ikan,
darah di angkut ke insang, kantung empedu dan serta produksi lendir yang tinggi.
ginjal maka keluarlah suatu sel baru (spora). Berkembangnya parasit ini disebabkan
Menurut Kordi (2004) siklus hidup Mixobolus pemberian pakan yang tidak teratur baik
sp. belum diketahui dengan pasti. Jika bintil kualitas dan kuantitasnya, kualitas air yang
pecah, spora yang ada di dalam akan menyebar rendah serta tingkat kepadatan yang tinggi
(Sugianti, 2005).

Biota Vol. 16 (1), Februari 2011 119


Identifikasi, Tingkat Insidensi, Indeks Dominasi dan Tingkat Kesukaan Parasit pada Sidat

Jangkar

A Kantung Telur
B

Gambar 2. A. Lerneae sp yang terdapat pada bagian mulut sidat. B. Lerneae sp pada pembesaran 40×.

Gambar 3. Myxobolus sp pada pembesaran 100×.

Kepala
Mulut

Embrio

Vagina

Ovari

Testis Jangkar

Pengait

Gambar 4. Gyrodactylus sp pada pembesaran 40X.

120 Biota Vol. 16 (1), Februari 2011


Tumbol et al.,

Oxyurida sp. nematoda, transparant, berbentuk silinder dan


bergerak secara aktif. Cacing ini memiliki
Berdasarkan hasil pengamatan Oxyurida
panjang 0,5–2 cm dan diameter kurang lebih
sp. merupakan jenis cacing yang berasal dari
seukuran rambut sehingga sebagian dari parasit
filum nematoda. Cacing ini ditemukan pada
ini dapat dilihat secara langsung tanpa harus
organ usus, berwarna hitam serta bergerak
menggunakan mikroskop (Gambar 6).
secara aktif. Panjang tubuh parasit yang diukur
Capillaria sp. merupakan parasit yang
mencapai 2 cm (Gambar 5). Menurut Axelrod
selalu menginfeksi ikan-ikan air tawar. Gejala
(1989), parasit ini hidup bebas dalam usus ikan
dari ikan yang terinfeksi parasit ini adalah tidak
dan tidak menempel pada organ usus ataupun
nafsu makan, bobot tubuh menurun, ikan
organ tubuh lain karena tidak memiliki alat
menjadi lemah dan dalam waktu tertentu serta
penempel khusus untuk menancapkan tubuhnya
intensitas serangan yang tinggi menyebabkan
ke inang. Parasit ini mengambil makanan dari
kematian pada ikan (Axelrod, 1989).
dalam usus inangnya sehingga mengakibatkan
Infeksi Capillaria sp. biasanya
menurunnya bobot tubuh dari inangnya. Dalam
disebabkan oleh penularan dari ikan lain yang
jumlah yang banyak dapat mengakibatkan
telah terinfeksi sebelumnya. Parasit ini tidak
kerusakan pada organ yang ditempatinya.
memerlukan inang tertentu, sehingga infeksi
Berkembangnya parasit ini disebabkan oleh
hanya bisa dilakukan oleh ikan lain yang
adanya pemberian pakan yang tidak teratur.
terinfeksi. Kotoran ikan yang terinfeksi pada
Capillaria sp. umumnya akan mengandung telur Capillaria
Jenis parasit ini ditemukan pada organ dalam jumlah banyak sehingga akan mudah
ikan bagian usus, lambung serta bagian lendir menular ke ikan lainnya (Anonimousb, 2009).
tubuh (kulit). Capillaria sp adalah jenis cacing

a. b.

Gambar 5. (a). Oxyurida sp. (pengambilan gambar menggunakan kamera digital) (b).
Oxyurida sp. Pada pembesaran 40X.

Gambar 6. Capillaria sp pada pembesaran 40X.

Biota Vol. 16 (1), Februari 2011 121


Identifikasi, Tingkat Insidensi, Indeks Dominasi dan Tingkat Kesukaan Parasit pada Sidat

Acanthocephalus sp. 96%, yang berarti bahwa 96% dari sampel yang
diperiksa telah terinfeksi parasit.
Berdasarkan hasil pengamatan
Beberapa faktor yang menyebabkan
Acanthocephalus sp. ditemukan pada organ
tingginya tingkat insidensi parasit pada
usus. Parasit ini berbentuk silinder dan bagian
budidaya sidat di lokasi ini adalah kualitas air,
kepala terdapat organ yang dapat dimasukan
padat tebar dan kondisi wadah budidaya.
dan dikeluarkan dari dari tubuhnya (Gambar 7).
Kualitas air yang kurang baik terutama
Filum Acanthocephala ini disebut cacing
kandungan oksigen yang rendah, kepadatan
kepala berduri karena adanya kait-kait mirip
ikan yang tinggi dapat memicu berkembangnya
duri pada probosisnya (acanth berarti duri dan
parasit pada Sidat. Kandungan oksigen yang
cephala berarti kepala). Acanthocephala
rendah disebabkan oleh kondisi air yang
merupakan cacing yang berbentuk silinder,
stagnan seperti yang ada di lokasi pengambilan
agak pipih dan mempunyai proboscis yang
sampel, BBAT Tatelu. Sidat di tempat ini
dapat dimasukkan dan dikeluarkan dari
dibudidayakan dalam kolam dengan pergantian
tubuhnya yang berada di ujung anterior tubuh.
air yang sangat kecil serta dasar kolam yang
Probosis berbentuk bulat atau silindris,
berlumpur. Hal ini mengakibatkan
dilengkapi baris-baris kait atau spina yang
menumpuknya bahan-bahan organik dalam
membengkak yang berguna untuk melekatkan
kolam ditambah lagi dengan lumpur yang
tubuh cacing tersebut pada usus inangnya
berasal dari dasar kolam yang mencegah
(Noble dan Noble, 1989).
masuknya oksigen ke dalam kolam. Kondisi
Vorticella sp. seperti ini berlawanan dengan kondisi tempat
Vorticella sp. memiliki tubuh seperti hidup sidat di alam. Sidat di alam hidup di
lonceng dengan tangkai panjang yang melekat sungai atau muara, pergerakan air sangat cepat
pada substrat serta silianya hanya terdapat di dan ketersediaan oksigen cukup tinggi.
sekitar mulut. Parasit ini ditemukan pada Perbedaan kondisi lingkungan ini merupakan
bagian kulit. Menurut Axelrod (1989), pemicu melemahnya pertahanan tubuh sidat
Vorticella sp. dapat ditemukan pada air yang terhadap serangan penyakit terutama parasit
mengandung bahan organik yang sudah sangat dan Trichodina sp. Kondisi kolam di BBAT
tinggi. Parasit ini memiliki pengait sebagai alat sangat memungkinkan berkembangnya parasit
untuk menempelkan tubuhnya ke inang dalam jumlah tinggi. Perpaduan antara
sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada menurunnya sistem pertahanan tubuh dan
kulit inang (Gambar 8). berkembangnya parasit di dalam kolam
Vorticella sp. adalah organisme perairan budidaya ini, dapat dijadikan alasan tingginya
yang umumnya hidup di perairan tawar seperti tingkat insidensi parasit dalam kolam tempat
kolam, sungai yang terdapat protista yang pengambilan sampel.
berlimpah. Parasit ini bergerak menggunakan Faktor lain yang merupakan penyebab
tangkai berbentuk silia, tangkai ini untuk tingginya tingkat insidensi parasit di wadah
menancapkan tubuhnya ke inang tetapi jika budidaya sidat BBAT Tatelu adalah tingginya
sumber makanan yang terdapat disekitarnya padat tebar (padat penebaran pada satu kolam
berkurang atau habis maka parasit ini mencari pembesaran ± 2000 ekor). Telah dijelaskan
tempat baru. Silianya berfungsi menciptakan sebelumnya bahwa di alam, sidat hidup pada
arus air (pusaran air) untuk mengarahkan air yang bergerak dengan ketersediaan oksigen
makanan kemulutnya (Anonimousa, 2009). yang tinggi berbeda dengan kondisi lingkungan
di kolam BBAT Tatelu, sehingga kapasitas
Tingkat Insidensi dukung dari kolam tidak memenuhi syarat
Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk jumlah sidat yang ada. Hal ini selain
tingkat insidensi parasit pada sidat (Anguilla menyebabkan tingginya kompetisi baik ruang
marmorata) yang dibudidayakan di Balai dan oksigen, juga memberikan peluang yang
Budidaya Air Tawar Tatelu sudah sangat besar untuk berjangkitnya penyakit termasuk
tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis penyakit oleh parasit dari satu individu pada
tingkat insidensi yang persentasenya mencapai individu sidat yang lain. Handajani dan

122 Biota Vol. 16 (1), Februari 2011


Tumbol et al.,

Samsudari (2005) menyatakan bahwa dalam Lerneae sp. ditemukan menancapkan


kepadatan dan ruang gerak yang kecil maka tubuhnya ke inang, dengan tingkat insidensi
akan terjadi persaingan dalam memperoleh 26% dan jenis parasit ini ditemukan pada organ
makanan dan wilayah pergerakan dari spesies mulut, insang dan sirip. Menurut Kordi (2004),
yang dibudidayakan sehingga ikan mudah ikan yang terserang parasit ini mengalami luka
mengalami stres. Hal ini mempermudah ikan pada tubuhnya dan terlihat dengan jelas cacing
terserang penyakit dan berpeluang terjadinya jangkar yang menempel pada bagian badan,
wabah. Hasil analisis tingkat insidensi sirip, insang dan mata. Akibat dari infeksi
berdasarkan spesies parasit ditunjukan pada parasit ini urat daging ikan bengkak dan sisik
Tabel 1. terkelupas pada bagian yang terinfeksi,
Parasit Trichodina sp memiliki tingkat penurunan berat tubuh ikan dan mengalami
insidensi yang paling tinggi yaitu 92% (Tabel kesulitan bernafas serta terjadi infeksi sekunder
1). Parasit ini menginfeksi semua organ yaitu oleh jamur dan lumut pada luka atau radang
kulit/lendir tubuh, mata, sirip dada, sirip, tempat melekatnya parasit tersebut.
insang dan usus. Axelrod (1989) menyatakan, Capillaria sp. dengan tingkat insidensi
ikan yang terinfeksi parasit ini dalam jumlah 24%. Parasit ini terdapat pada organ usus,
banyak mengakibatkan luka pada bagian tubuh lambung dan lendir kulit. Axelrod (1989)
ikan yang terinfeksi sehingga mengakibatkan menyatakan, pada infeksi tingkat tinggi ikan
munculnya infeksi sekunder oleh bakteri. Kordi menjadi lemah dan penurunan berat tubuh ikan
(2004) menyatakan jenis parasit Trichodina karena menurunnya nafsu makan dari ikan
dapat menyebabkan adanya bintik-bintik putih yang terinfeksi.
terutama bagian kepala dan punggung, nafsu Myxobolus sp. dengan tingkat insidensi
makan ikan akan hilang, ikan menjadi lemah, 22% menyerang organ bagian kulit, sirip,
tubuh bagian luar akan terjadi pendarahan, insang, usus dan lambung. Menurut Kordi
warna tubuh ikan akan kusam sehingga sering (2004) ikan yang terinfeksi parasit ini
terlihat menggosokkan tubuhnya pada dasar menunjukkan gejala-gejala timbulnya bintil
atau dinding kolam. Tingginya tingkat insidensi kemerah-merahan yang merupakan kumpulan
Trichodina sp. di kolam, selain disebabkan oleh dari ribuan spora. Bintil ini menyebabkan tutup
kondisi kolam, juga karena sifat dari parasit ini. insang selalu terbuka, sehingga terjadi
Menurut (Post, 1980), Trichodina sp. dapat gangguan pada sirkulasi pernafasan.
bertahan hidup sampai 2 hari tanpa inang, dan Tingkat insidensi dari parasit Oxyurida
dapat hidup lebih dari 1 jenis inang. Sifat sp. adalah 6%. Jenis parasit ini ditemukan pada
seperti ini memberikan kesempatan bagi parasit organ usus dan terdapat pada 3 ekor sampel
ini untuk berkembang lebih cepat dari pada ikan dari 50 ekor keseluruhan sampel.
parasit lainnya yang tidak mampu bertahan Oxyurida sp. memperoleh makanan dari dalam
hidup tanpa inang untuk waktu yang lama. usus inang yang ditempatinya sehingga
Selanjutnya, Gyrodactylus sp. dengan menimbulkan kerusakan pada organ usus yang
tingkat insidensi 74% menginfeksi organ mengakibatkan menurunnya berat tubuh dari
kulit/lendir, mata, sirip dada, usus hati dan inangnya (Axelrod, 1989).
lambung. Tingginya tingkat insidensi Selanjutnya, Acanthocephalus sp.
disebabkan oleh struktur kolam, dalam hal ini dengan tingkat insidensi 2% menginfeksi pada
substrat dasar dari kolam yaitu tanah lumpur. bagian usus. Parasit ini menyerap makanan dari
Substrat ini merupakan tempat yang baik bagi tubuh inangnya sehingga mengakibatkan
perkembangan cacing Gyrodactylus sp. menurunnya berat tubuh dari inangnya
Handajani dan Samsudari (2005) menyatakan (Axelrod, 1989).
bahwa akibat yang ditimbulkan adanya infeksi Vorticella sp. dengan tingkat insidensi
Gyrodactylus sp. adalah meningkatnya 2% ditemukan pada bagian kulit sampel Sidat.
frekuensi pernafasan dan produksi lendir. Axelrod (1989) menyatakan, ikan yang
Selanjutnya Kordi (2004) menyatakan ikan terinfeksi parasit ini mengalami kerusakan pada
yang terserang parasit ini dapat dikenali dengan kulit serta infeksi yang serius menyebabkan
insang yang pucat dan bengkak.

Biota Vol. 16 (1), Februari 2011 123


Identifikasi, Tingkat Insidensi, Indeks Dominasi dan Tingkat Kesukaan Parasit pada Sidat

infeksi sekunder oleh bakteri sehingga Indeks Dominasi


menyebabkan kematian pada ikan.
Dari hasil analisis data yang ada
Infeksi parasit pada ikan terjadi akibat
didapatkan Index Dominasi 1 (satu) (Tabel 2).
interaksi antara parasit, ikan dan lingkungan.
Hal ini berarti bahwa ada 1 jenis parasit yang
Tingginya tingkat insidensi parasit di kolam
ditemukan mendominasi infeksi parasit-parasit
sidat pada BBAT Tatelu disebabkan oleh
yang ada. Dari hasil yang ada, terlihat bahwa
kondisi kolam dengan dasar berlumpur,
Trichodina sp. merupakan parasit yang
sirkulasi atau pergantian air yang minim
dominan. Parasit ini merupakan ektoparasit
menyebabkan kualitas air tidak baik serta padat
obligator, pada stadium dewasa melepaskan
tebar yang relatif tinggi. Kondisi kolam sidat
diri dari tubuh inang dan dapat bertahan hidup
ini sangat bertolak belakang dengan kondisi
tanpa inang untuk beberapa jam sampai
alam tempat sidat hidup. Hal ini yang menjadi
beberapa hari dan juga dapat hidup pada inang
faktor berkembangnya berbagai jenis parasit
lain selain ikan (Post, 1987). Hal ini dapat
dalam wadah budidaya ini yang menyebabkan
menjelaskan mengapa parasit Trichodina sp.
penyakit sehingga menyebabkan kematian pada
banyak terdapat pada kolam pemeliharaan
sidat. Langkah-langkah penanggulangan seperti
Sidat seperti yang telah dijelaskan pada bagian
penurunan padat tebar, peningkatan debit air
tingkat insidensi.
yang masuk dalam kolam untuk menjaga
kualitas air tetap baik.

Proboscis

Gambar 7. Acanthocephalus sp pada pembesaran 40X.

Tangkai

Gambar 8. Vorticella sp pada pembesaran 40X.

124 Biota Vol. 16 (1), Februari 2011


Tumbol et al.,

Tabel 1. Hasil analisis parasit yang dominan berdasarkan spesies parasit dan bagian organ tubuh Sidat.
Spesies parasit Bagian Tubuh Jumlah Individu Total Individu TiapIndeks Dominasi
(ni) Spesies Parasit (ni/N)2
Trichodina sp. Lendir Kulit 1041 0,0846015
Mata 1 0,00000008
Sirip Dada 154 0,00185148
Sirip 164 0,00209973
Insang 1651 0,21279957
Usus 148 0,00171002
3159 0,77906887
Lerneae sp. Mulut 20 0,00003123
Sirip 2 0,00000031
Insang 2 0,00000031
24 0,00004497
Myxobolus sp. Lendir Kulit 91 0,00064649
Sirip Dada 35 0,00009563
Sirip 4 0,00000125
Insang 5 0,00000195
Usus 16 0,00001999
Lambung 3 0,0000007
154 0,00185148
Gyrodactylus sp. Lendir Kulit 43 0,00014435
Mata 1 0,00000008
Sirip Dada 7 0,00000383
Insang 45 0,00015809
Usus 77 0,00046287
Lambung 10 0,00000781
Hati 1 0,00000008
184 0,00264309
Oxyurida sp. Usus 33 0,00008502
33 0,00008502
Capillaria sp. Lendir Kulit 3 0,0000007
Usus 17 0,00002256
Lambung 2 0,00000031
22 0,00003779
Acanthocephalus sp. Usus 2 0,00000031
2 0,00000031
Vorticella sp. Lendir Kulit 1 0,00000008
1 0,00000008
ID = 0, 78369663 (0,77906887 + 0,00004497 + 0,00185148 + 0,00264309 + 0.00008502 + 0,00000281 +
0.00000031 + 0.00000008)
Simpson Indeks = 1/ID = 1/0,78369663 = 1.27600396 =1

Tabel 2. Tingkat insidensi berdasarkan spesies parasit yang menginfeksi Sidat.


Spesies Parasit Tingkat Insidensi (%) n/N
Trichodina sp. 92
Lerneae sp. 26
Myxobolus sp. 22
Gyrodactylus sp. 74
Oxyurida sp. 6
Capillaria sp. 24
Acanthocephalus sp. 2
Vorticella sp. 2

Biota Vol. 16 (1), Februari 2011 125


Identifikasi, Tingkat Insidensi, Indeks Dominasi dan Tingkat Kesukaan Parasit pada Sidat

Tingkat Kesukaan Parasit menunjukan bahwa setiap spesies parasit


memiliki tingkat kesukaan yang berbeda dalam
Pemeriksaan parasit pada Sidat terbagi
menempati organ-organ tubuh Sidat.
atas pemeriksaan ektoparasit dan endoparasit.
Jenis-jenis parasit yang ditemukan lebih
Ektoparasit terdiri dari mulut, lendir kulit,
menyukai bagian eksternal organ ikan
mata, sirip dada, sirip dan insang (Tabel 3).
dibandingkan bagian internal. Hal ini
Semua bagian tubuh dari sidat yang tergolong
disebabkan oleh mudahnya parasit menempel
ektoparasit ditemukan parasit. Untuk
pada organ eksternal dibandingkan pada organ
endoparasit yaitu pemeriksaan meliputi bagian
internal seperti usus, parasit harus melalui
usus, lambung, hati dan daging.
proses pencernaan yang dapat menyebabkan
Hasil analisis menunjukan adanya
kematian dari parasit yang melewati proses ini.
perbedaan tingkat kesukaan jenis parasit
yakni proses fisik dan kimia dari pencernaan
terhadap organ tubuh sidat yaitu: χ2 hit
(Noble dan Noble, 1989).
8838,00196 > χ2 tab 21,666. Hal ini

Tabel 3. Jumlah Parasit pada tiap-tiap organ.


Parasit Mulut Lendir Tubuh Mata Sirip Dada Sirip Insang Usus Lambung Hati Daging
Lerneae sp 20 2 2
Trichodina sp 1041 1 154 164 1651 148
Gyrodactylus sp 38 1 3 45 77 10 1
Capillaria sp 3 17 2
Oxyurida sp 33
Mixobolus sp 91 35 4 5 16 3
Acanthocephalus sp 2
Vorticella sp 1

http://www.taxonomy.nl/main/classification/1
Simpulan 4684.htm/. 04/08/2009.

Hasil identifikasi parasit yang Anonimous. 2007. Mengenal Penyakit Ikan Air Tawar -
Bagian I. http://www.google.com/
menginfeksi Sidat yang dibudidayakan di Balai tanindo/abdi/mengenal penyakit ikan air
Budidaya Air Tawar Tatelu adalah Trichodina tawar.
sp, Lerneae sp, Myxobolus sp, Gyrodactylus sp,
Anonimousa. 2008. Anguilla marmorata. Giant Mottled
Oxyurida sp, Capillaria sp, Acanthocephalus Eel; Marbled Eel; Giant mottled freshwater
sp dan Vorticella sp. Tingkat insidensi secara eel.http://www.google.com/Anguilla
keseluruhan mencapai 96%. Tingkat insidensi marmorata aquamaps. 28/12/2008.
tiap spesies parasit adalah sebagai berikut Anonimousb. 2008. Penyakit Parasiter (Ciliata).
Trichodina sp 92%, Gyrodactylus sp 74%, http://google/parasit pada ikan. 30/07/2008.
Lerneae sp 26%, Capillaria sp 24%, Anonimousa. 2009. Vorticella.
Myxobolus 22%, Oxyurida sp 6%, http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/vort
Acanthocephalus sp 2% dan Vorticella sp 2%. icella. 4/08/2009.
Parasit yang menginfeksi sidat didominasi oleh Anonimousb. 2009. Capillaria http://o-
jenis ektoparasit yaitu Trichodina sp. fish.com/HamaPenyakit/Capillaria.htm
Ditemukan adanya perbedaan tingkat kesukaan Axelrod, H.R. 1989. Handbook of Fish Deseases. T. F. H.
jenis parasit pada organ tubuh ikan, parasit- Publication, Inc. New York.
parasit yang ditemukan lebih menyukai organ
Sugianti, B. 2005. Makalah Pribadi Falsafah Sains (PPS-
insang. 702) Sekolah Pasca sarjana Institut Pertanian
Bogor.

Daftar Pustaka Fernando, C.H., Furtado, J.L., Gussey, A.V., Honek, G.


dan Kakonge, S.A. 1972. Method For Study
of Freshwater Fish Parasite. University of
Anonimous. 2000. System Naturae. Classification –
Waterloo. 76 page.
Genus Acanthocphalus.

126 Biota Vol. 16 (1), Februari 2011


Tumbol et al.,

Grabda, J. 1991. Marine Fish Parasitology. Polish Noble, E.R. dan Noble, G.A. 1989. Parasitologi: Biologi
Scientific Publisher. Warsawa. Parasit Hewan. Edisi Indonesia (Penerjemah:
Wardiarto, Editor: Noerhajati Soeripto).
Handajani, H. dan Samsudari, S. 2005. Parasit dan Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Penyakit Ikan. Universitas Muhammadiyah
Malang. Malang. Odum, H.T. 1983. Ekologi Sistem. Gadjah Mada
University Press.
Herianti, I. 2005. Rekayasa Lingkungan untuk memacu
perkembangan ovarium ikan sidat (Anguilla Paperna, I. 1996. Parasites, infections and diseases of
bicolor). Balai Pengkajian Teknologi fishes in Africa - An update CIFA Technical
Pertanian Jawa Tengah.17/12/ 2008. Paper. No.31. Rome, FAO. 220p.
Huda, S. 2008. Penyakit Pada Budidaya Ikan Air Tawar. Post, G. 1987. Text Book of Fish Health. T. F. H.
http://www.google.com/dkp.banten.go.id/new Publication. Inc. New York.
s. 28/12/2008.
Sarwono, B. 2006. Budidaya Belut dan Sidat. Penebar
Kekenusa. 2002. Statistika 1. Universitas sam Ratulangi. Swadaya. Jakarta.
Manado.
Sasongko dan Agus. 2007. Sidat. Panduan Penangkapan,
Kordi, K. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Pendederan, dan Pembesaran. Penebar
Ikan. Rineka cipta dan Bina Adiaksara. Swadaya. Jakarta.
Jakarta.
Setiawan. 2008. Umur Rekruitmen dan Pertumbuhan
Kottelat, M., Whitten, J.A., Kartikasari, S.N. dan Stadia Elver Ikan Sidat Anguilla marmorata
Wirjoatmodjo. 1993. Frehwater Fishes of Berdasarkan Mikrostruktur Otolith. Sumber
Western Indonesia and Sulawesi (Ikan Air Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol.4,
Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi). No.5, (Agustus 2002). Pustaka Iptek (hal.26-
Peripulus Edition (HK) Ltd. In Collaboration 31).
with the Environmental Management http://www.iptek.net.id/ind/sentrainformasi/
Development in Indonesia (EMDI) Project, iwanekasetiawan. 17/12/2008.
Minisrty of State for Population and
Environment, Republic of Indonesia. Singkoh, M. 1999. Identifikasi, Tingkat Insidensi, Indeks
Dominasi dan Tingkat Kesukaaan Parasit
Krebs, C.J. 1989. Ecological Methodology. Harper Pada Ikan Mas (Cyprinus Carpio, L) Yang
Collins Publishers. University of British Dipelihara Dalam Jaring Apung Di Desa Eris
Columbia. Vancover. Kecamatan Eris. Skripsi. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan. UNSRAT. Manado.
Liviawati, E. dan Afrianto, E. 1998. Pemeliharaan Sidat.
Kanisius. Yogyakarta. Suhendra, A. 2006. Penyakit Parasitik pada Ikan.
http://www.google/hobiikan/parasit pada ikan.
Madsen, H.C.K., Buchmann, K. dan Mellergaard, S. 17/12/2008.
2000. Trichodina sp. (Ciliophora: Peritrichida)
in eel Anguilla anguilla in recirculation
systems in Denmark: Host-parasite relations.
Dis. Aquat. Org., 42: 149−152.

Biota Vol. 16 (1), Februari 2011 127

You might also like