You are on page 1of 11

Inventarisasi

Jurnal parasit
Akuakultur lele dumbo
Indonesia, 5(2): 167-177 (2006) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 167
http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id

INVENTARISASI PARASIT LELE DUMBO Clarias sp. DI DAERAH BOGOR

Inventarisation of Parasite in ”Dumbo” Catfish Clarias sp. from Bogor Region

Y. Hadiroseyani, P. Hariyadi dan S. Nuryati


Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga, Bogor 16680

ABSTRACT

Outbreak of parasites can reduce aquaculture productivity or even cause mass mortality of fish. Few
quantities of parasite infection may still be tolerated by the host, however high intensity of infection can impair
to fish metabolism or even damage of organelle. Proper treatment can be done when parasite infecting fish is
known. This study was conducted to record parasite infecting “dumbo” catfish Clarias sp. that is reared by
farmers in three location at Bogor, i.e. Cimanggu, Cijeruk and Cibinong. Data included prevalence and
intensity of parasite were analyzed descriptively. There were 7 kinds of parasite infecting catfish from
Cimanggu, i.e. Trichodina, Myxosporea, Ichthyophthirius multifiliis, Metacercaria, Gyrodactylus,
Dactylogyrus and Lytocestus parvulus. Monogenean was dominant parasite infecting catfish from Cimanggu,
i.e. 61% was Dactylogyrus with 83.33% of prevalence and 12.37 of intensity levels. Ichthyophthirius
multifiliis, Metacercaria and Myxosporea were only found from Cimanggu samples. Catfish from Cijeruk
infected by 5 kinds of parasites, i.e. Cryptobia sp., Vorticella, Gyrodactylus, Dactylogyrus and Lytocestus
parvulus. Same pattern with Cimanggu, samples from Cijeruk were also dominant infected by monogenean,
i.e. 46% was Dactylogyrus with 96.667% of prevalence and 20.694 of intensity levels. Samples from
Cibinong were infected by 6 kinds of parasites, i.e. Vorticella, Trichodina, Gyrodactylus, Dactylogyrus,
Lytocestus parvulus and Branchionus. Branchionus was not parasite, but is as ectocomensal. Parasite
dominating in Cibinong samples was Branchionus by 32% with 33.333% of prevalence and 0.555 of intensity
levels.

Keywords: parasite, “dumbo” catfish, Clarias sp., inventarisation, Bogor

ABSTRAK

Parasit yang menginfeksi ikan budidaya dapat mengakibatkan menurunnya produksi bahkan kematian
masal. Dalam jumlah sedikit, parasit yang menginfeksi masih dapat ditolerir oleh inang, tetapi dapat
menyebabkan gangguan metabolisme bahkan kerusakan organ jika terjadi dalam intensitas yang tinggi.
Dengan mengetahui jenis organisme parasit yang menyerang lele, penanggulangannya akan lebih mudah.
Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi parasit yang terdapat pada ikan lele dumbo Clarias sp. yang
dibudidayakan oleh petani di 3 lokasi di Kabupaten Bogor yaitu Cimanggu, Cijeruk dan Cibinong. Data
meliputi prevalensi dan intensitas parasit yang diperoleh dianalisa secara deskriptif. Sebanyak 7 jenis parasit
yang teridentifikasi menginfeksi ikan lele dari Cimanggu, yaitu Trichodina, Myxosporea, Ichthyophthirius
multifiliis, Metacercaria, Gyrodactylus, Dactylogyrus dan Lytocestus parvulus. Monogenea merupakan parasit
yang mendominasi lele dari daerah ini. yaitu Dactylogyrus sebesar 61% dengan nilai prevalensi sebesar
83,333% dan intensitas sebesar 12,370. Terdapat Ichthyophthirius multifiliis, Metacercaria dan Myxosporea
yang didentifikasi dari ikan sampel yang hanya berasal dari Cimanggu. Ikan sample dari Cijeruk mengandung
sebanyak 5 jenis parasit yaitu Cryptobia sp., Vorticella, Gyrodactylus, Dactylogyrus dan Lytocestus parvulus.
Sama halnya dengan Cimanggu, pada daerah Cijeruk juga didominasi oleh jenis monogenea yaitu
Dactylogyrus sebesar 46% dengan nilai prevalensi sebesar 96,667% dan nilai intensitas sebesar 20,694.
Sampel dari Cibinong ditemukan sebanyak 6 jenis parasit yaitu Vorticella, Trichodina, Gyrodactylus,
Dactylogyrus, Lytocestus parvulus dan Branchionus. Branchionus diduga bukan merupakan parasit tetapi
ektokomensal. Dari Cibinong didominasi oleh Branchionus sebesar 32% dengan nilai prevalensi sebesar
33,333% dan nilai intensitas sebesar 0,555.

Kata kunci : parasit, lele dimbo, Clarias sp., inventarisasi dan Bogor
168 Y. Hadiroseyani, P. Hariyadi dan S. Nuryati

PENDAHULUAN sehingga para petani dapat mengantisipasi


keadaan yang timbul akibat parasit tersebut.
Ikan lele dumbo Clarias sp. merupakan Dengan melakukan inventarisasi parasit
salah satu ikan konsumsi air tawar yang dapat diketahui jenis–jenis parasit yang
sangat digemari oleh masyarakat Bogor. menginfeksi ikan budidaya dan tentang
Kegemaran masyarakat Bogor untuk hubungan antara inang dan parasit.
mengkonsumsi ikan lele membuat para Pengetahuan tentang jenis-jenis parasit yang
pembudidaya harus berusaha keras dalam hidup pada tubuh ikan baik ekto maupun
memenuhi permintaan konsumen yang besar. endoparasit dapat digunakan untuk
Terdapat 6.000 pedagang pecel lele di Jakarta melakukan tindakan pencegahan dan
yang membutuhkan rata-rata 8 Kg lele setiap pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk
malamnya dengan omset mencapai Rp 1 menginventarisasi parasit yang mencakup
miliar per hari (Situs Hijau, 2005). nilai prevalensi, intensitas dan dominansi
Permintaan konsumen yang cukup besar dari jenis-jenis parasit yang terdapat pada
membuat para petani sekitar Bogor harus ikan lele dumbo yang dibudidayakan petani
berproduksi secara kontinyu untuk di Bogor.
memenuhi kebutuhan pasar. Selain rasanya
yang lezat, mudahnya pemeliharaan,
harganya yang murah, cara penanganannya BAHAN DAN METODE
pasca panen yang mudah dan memiliki
sedikit duri, lele dumbo menjadi salah satu Pengambilan ikan sampel
komoditas budidaya yang banyak ditekuni
Ikan lele dumbo Clarias sp. diambil
dan cukup menjanjikan. Selain mudah dalam
dari 3 lokasi berbeda di daerah Bogor yaitu
pemeliharaannya ikan lele dikenal dapat
Cimanggu, Cijeruk dan Cibinong pada bulan
memakan apa saja, sehingga membuat para
Januari – Februari 2006. Pengambilan
petani tidak sulit dalam pemilihan pakan.
sampel dilakukan dengan mengambil ikan
Dengan menggunakan kolam sederhana yang
lele sebanyak ekor pada setiap lokasi dan
menggunakan sumber air dari sungai, ikan
diikuti dengan pengambilan data lapang
lele sudah dapat tumbuh dengan baik.
berupa suhu perairan, musim sekitar, kondisi
Akan tetapi masih banyak kendala yang
kolam (dasar, pematang dan sumber air),
harus dihadapi oleh para petani ikan lele
informasi tentang umur ikan, sistem sanitasi,
dumbo di sekitar Bogor, antara lain penyakit
frekwensi dan jenis pakan serta metode
yang menyerang ikan budidaya yang berupa
budidaya yang digunakan.
ektoparasit maupun endoparasit. Parasit yang
menyerang akan mempengaruhi hidup ikan
Pemeriksaan ikan sampel
dengan menghambat pertumbuhan. Pengaruh
yang muncul diawali dengan terganggunya Prosedur pemeriksaan ikan dilakukan di
sistem metabolisme tubuh inang sampai laboratorium dan di tempat pengambilan ikan
merusak organ. Pakan yang dikonsumsi ikan sampel. Prosedur yang harus dilakukan
dan digunakan untuk pertumbuhan sebelum pemeriksaan parasit adalah
dimanfaatkan oleh parasit yang terdapat pada mematikan ikan sampel dengan menusukkan
tubuh inang (ikan) sehingga tubuh inang jarum tepat pada bagian medulla oblongata.
kekurangan nutrien. Pengaruh tersebut terjadi Kemudian dicatat panjang (cm) dan bobot (g)
mulai parasit menempel dan tumbuh pada setiap ikan sampel. Pemeriksaan meliputi
organ inang sampai dengan yang merusak bagian internal maupun eksternal yaitu,
organ sehingga dapat mempengaruhi permukaan tubuh, sirip, insang, lambung dan
pertumbuhan bahkan kematian inang. Daur usus. Untuk mengetahui jenis-jenis parasit
hidup parasit yang mengganggu ikan yang menyerang ikan, pemeriksaan
budidaya dapat diketahui melalui hubungan dilakukan mulai dari bagian luar ikan.
antara inang, yaitu ikan budidaya, parasit
serta lingkungan tempat inang tersebut hidup
Inventarisasi parasit lele dumbo 169

Pemeriksaan ektoparasit digunakan untuk membuat preparat protozoa


Prosedur pemeriksaan untuk antara lain:
mengatahui ektoparasit pada ikan sampel 1. Teknik Impregnaris Perak Nitrat
dilakukan dengan cara sebagai berikut dan Ulasan mukus yang sudah kering udara
dilakukan secara berurutan: digenangi dengan larutan perak nitrat
1. Seluruh permukaan tubuh diamati sacara 0,2% selama 5 – 10 menit. Preparat
kasat mata atau menggunakan mikroskop direndam dalam air di bawah sinar
dengan perbesaran 50 kali. Lendir dikerik matahari selama 15 – 30 menit dan
menggunakan pisau bedah dan dibuat dikeringkan.
preparat ulas pada gelas objek yang telah 2. Teknik Pewarnaan Giemsa
ditetesi air dan diamati menggunakan Ulasan mukus yang sudah dikeringkan
mikroskop. udara difiksasi menggunakan metanol
selama 15 menit. Preparat dgenangi
2. Seluruh sirip ikan dipotong, ditempatkan
pada gelas objek yang telah ditetesi air dengan Giemsa selama 15 – 30 menit dan
agar tidak kering dan diamati bilas dengan air dan dikeringkan.
menggunakan mikroskop.
3. Kedua belah insang diambil, dipisahkan b. Myxosporea
antara filamen dengan tapisnya, Parasit jenis myxosporea merupakan
dihaluskan dan ditetesi air agar tidak endoparasit yang berada pada urat daging
dan ditemukan dalam bentuk kista atau spora.
kering, kemudian diamati menggunakan
mikroskop. Kista dapat dipecahkan sehingga spora dapat
keluar. Suspensi spora ditipiskan dan
difiksasi dengan methanol 3 – 5 menit dan
Pemeriksaan endoparasit
diwarnai dengan Giemsa selama 20 menit.
Prosedur pemeriksaan untuk Keudian preparat dicuci dengan air bersih,
mengatahui endoparasit pada alat pencernaan dikeringkan dan diperiksa di bawah
ikan dilakukan dengan cara sebagai berikut mikroskop.
dan dilakukan secara berurutan:
1. Perut ikan dibuka dengan menggunting c. Monogenea
perut bagian bawah ikan dari anus hingga Organ yang mengandung parasit
ke bawah sirip dada. Isi perut monogenea direndam dalam larutan formalin
dipindahkan kedalam gelas objek atau selama 30 menit untuk melepaskannya.
cawan petri yang telah ditetesi NaCl 0,6 Parasit monogenea yang terlepas disusun
% dan diamati menggunakan mikroskop. dalam gelas objek dan ditetesi dengan
2. Antara usus dan lambung dipisahkan, amonium pikrat gliserin. Spesies parasit ini
lambung dibuka menggunakan gunting diidentifikasi menurut organ penempelannya.
secara memanjang atau dengan mengerik
secara perlahan bagian dalam lambung d. Digenea
dan dioleskan pada gelas objek yang Digenea atau metaserkaria didapat dari
telah ditetesi oleh NaCL 0,6% dan usus atau daging ikan. Parasit ini mudah
diamati menggunakan mikroskop. mengkerut sehingga harus dipres dengan
3. Usus digunting memanjang, diletakkan gelas penutup dan difiksasi menggunakan
pada gelas objek, dibuat sayatan tipis dan formalin 3% selama 5 menit dan disimpan
diamati menggunakan mikroskop. dalam larutan alkohol 70%.

Penanganan spesimen dan identifikasi e. Cestoda


parasit Cestoda yang biasanya menempel pada
a. Protozoa usus dilepaskan dengan hati-hati agar scoleks
Protozoa diperoleh dengan mengerik tidak terputus. Cestoda yang telah terlepas
lendir atau mukus dan dioleskan pada gelas diletakkan dalam gelas objek dan dipres.
objek yang telah ditetesi oleh air. Cara yang Kemudian difiksasi menggunakan alkohol
70% atau formalin 3% selama 5 – 30 menit.
170 Y. Hadiroseyani, P. Hariyadi dan S. Nuryati

f. Acanthocephala HASIL DAN PEMBAHASAN


Cacing yang terdapat pada usus ikan
ini diambil dengan hati-hati agar Jenis, prevalensi dan intensitas parasit
proboscisnya tidak terputus. Kemudian yang ditemukan
dicuci menggunakan NaCl 0,85% dan Dari hasil penelitian yang dilakukan
diteruskan dengan air bersih. Perbedaan didapatkan beberapa jenis ektoparasit dan
tekanan akan membuat cacing menjadi kaku endoparasit yang menginfeksi ikan lele
dan proboscis terjulur. Cacing dibiarkan Clarias sp. dari tiga lokasi berbeda di
dalam air kran selama 1 jam dan ditutup serta wilayah Bogor (Cimanggu, Cijeruk dan
difiksasi menggunakan larutan fiksatif pada Cibinong). Parasit yang ditemukan antara
salah satu ujung gelas penutupnya. Larutan lain Vorticella, Cryptobia sp., Trichodina,
fiksatif yang digunakan adalah Bouin Ichthyophthirius multifiliis, Myxosporea,
beralkohol dan dicuci dengan alkohol untuk
Metacercaria, Gyrodactylus, Dactylogyrus,
menghilangkan formalin. Cacing yang Lytocestus parvulus dan Branchionus. Dari
diperoleh disimpan dalam formalin 3%. hasil pemeriksaan didapat nilai prevalensi
dan intensitas parasit beserta habitat masing-
g. Nematoda masing parasit. Nilai prevalensi dan
Parasit jenis nematoda biasanya intensitas serangan parasit pada ikan lele
ditemukan dalam bentuk kista maupun tidak dumbo Clarias sp. dari tiga lokasi berbeda di
dan menginfeksi usus, hati, kulit, daging dan
wilayah Bogor tersaji pada Tabel 2, 3 dan 4
perut. Cacing yang menempel diambil Dari daerah Cimanggu terdapat 7 jenis
menggunakan pinset sedangkan kista dipecah parasit jenis Protozoa dan Platyhelminthes
sehingga cacing keluar dan difiksasi dengan nilai prevalensi terbesar dari
menggunakan alkohol atau formalin 3%. Gyrodactylus dan Dactylogyrus yang berasal
Jenis-jenis parasit yang ditemukan dari insang masing–masing sebesar 70 dan
diidentifikasi menggunakan metode Robert 83,333% dengan nilai intensitas sebesar
W. Pennak (1989), Hoffman (1967) dan
5,926 dan 12,370 (Tabel 2). Terdapat 5 jenis
Noble (1989). parasit dari jenis Protozoa dan
Platyhelminthes yang ditemukan pada ikan
Analisa Data lele dari daerah Cijeruk. Nilai prevalensi
Parasit yang ditemukan dicatat jenis, Dactylogyrus terbesar (100%) terjadi pada
jumlah dan organ tempat parasit tersebut insang dengan nilai intensitas sebesar 20,033
ditemukan serta dihitung nilai prevalensi dan (Tabel 3). Sedangkan dari daerah Cibinong,
intensitasnya yang kemudian dianalisa secara didapatkan 6 jenis parasit dari jenis Protozoa,
deskriptif. Nilai prevalensi dan intensitas Platyhelminthes dan Rotifera dengan nilai
dihitung dengan rumus : prevalensi terbesar terjadi pada insang yang
terserang Gyrodactylus yang mencapai
Jumlah ikan yg terserang parasit 13,33% dengan nilai intensitas sebesar 0,222.
Prevalensi 100 % Parasit Gyrodactylus paling banyak
Jumlah ikan yg diperiksa
menginfeksi ikan lele di daerah Cijeruk
dengan nilai prevalensi sebesar 96,667%
yang berarti terdapat 29 dari 30 ekor ikan
Jumlah tot al parasit yang menginfeks i
Intensitas sampel yang terinfeksi. Nilai Intensitas
Jumlah ikan yang terserang parasit mencapai 160 ind/ekor Gyrodactylus dari 29
ekor ikan lele sampel. Urutan kedua
ditempati oleh Cimanggu dengan nilai
Jumlah satu jenis parasit yg menginfeks i
Dominasi 100 % prevalensi sebesar 70% dengan nilai
Jumlah semua parasit yg menginfeks i
intensitas sebesar 5,926. Sedangkan pada
daerah Cibinong, Gyrodactylus memiliki
nilai prevalensi sebesar 13,333% dan dengan
nilai intensitas sebesar 0,222.
Inventarisasi parasit lele dumbo 171

Begitu pula dengan Dactylogyrus yang pada sel epidermal. Dalam kondisi ini,
paling banyak menginfeksi ikan lele dari Trichodinid berlaku seperti ektoparasit sejati
daerah Cijeruk dengan nilai prevalensi yang memakan sel rusak dan bahkan dapat
sebesar 100% yang berarti bahwa semua ikan menembus masuk ke dalam insang dan
sampel dari daerah tersebut terinfeksi oleh jaringan kulit.
Dactylogyrus dengan nilai intensitas Ichthyophthirius multifiliis merupakan
mencapai 14,069. Sedangkan untuk ikan lele jenis parasit yang menyebabkan penyakit
dari daerah Cimanggu memiliki nilai white spot. Parasit ini teridentifikasi dari sirip
prevalensi sebesar 83,333% dan nilai caudal ikan sampel yang berasal dari
intensitas sebesar 12,370. Ikan lele sampel Cimanggu dengan ciri bentuk makronukleus
yang berasal dari Cibinong memiliki nilai seperti tapal kuda dan memiliki cilia. Ikan
prevalensi sebesar 6,667% dan 0,222 untuk yang terserang parasit jenis ini akan
nilai intensitas. menunjukkan bintik–bintik putih pada
Trichodina paling banyak menginfeksi sekujur tubuhnya.
ikan contoh dari daerah Cimanggu dengan Myxosporea hanya teridentifikasi pada
nilai prevalensi sebesar 20% yang berarti ikan sampel yang berasal dari Cimanggu dan
terdapat 6 ekor ikan contoh yang terinfeksi masuk kedalam Filum Myxozoa. Ikan yang
Trichodina, dengan nilai intensitas mencapai terserang parasit jenis ini akan terlihat
26 ind/ekor. Dari daerah Cibinong terdapat 5 memiliki bintil pada tubuhnya yang berwarna
ekor ikan sampel yang terinfeksi Trichodina kemerah–merahan. Bintil tersebut berisi
sebanyak 9 ind/ekor dengan nilai ribuan spora yang berukuran 0,01 – 0,02 mm
intensitasnya sebesar 0,5. Sedangkan pada dan dapat menyebabkan tutup insang selalu
ikan sampel yang berasal dari Cijeruk tidak terbuka.
ditemukan Trichodina. Metacercaria merupakan salah satu fase
Vorticella yang diidentifikasi dari ikan kista dari digenea. Metacercaria ter-
lele Cijeruk dan Cibinong berasal dari sirip identifikasi pada saat berbentuk kista pada
dan permukaan tubuh. Parasit ini memiliki ikan sampel Cimanggu. Pada stadia ini
ciri bentuk yang khas, adoral membran yang Digenea menginfeksi ikan melalui mulut
bergerak membuka dan menutup seperti menuju saluran pencernaan dan membentuk
rambut getar, tangkai yang berfungsi untuk stadia metacercaria pada organ inang.
menempel pada organ atau substrat dan Gyrodactylus diidentifikasi berdasarkan
memiliki makronukleus. Cryptobia sp. hanya tidak terdapatnya dua pasang bintik mata
ditemukan pada insang ikan sampel dari pada bagian anterior dan sepasang kait besar
Cijeruk. Parasit tersebut memiliki ciri dan 16 kait kecil ditepinya dan memiliki
berbentuk elips dan memiliki dua flagella opisthaptor yang terletak pada bagian
yang digunakan sebagai alat gerak serta posterior. Serangan dari parasit tersebut
memiliki nukleus seperti bola pada bagian dapat menyebabkan iritasi dan infeksi
tengah. skunder.
Trichodina yang didapat diidentifikasi Dactylogyrus diidentifikasi berdasarkan
berdasarkan bentuk hanya sampai pada dua pasang bintik mata yang terdapat
genus. Menurut Lom (1995) dalam Vini dibagian anterior, memiliki empat tonjolan
Awilia (2002), Trichodinid merupakan pada bagian anterior dan 14 kait marginal.
ektokomensal yaitu menggunakan inang Lytocestus parvulus diidentifikasi
sebagai daerah untuk mencari makanannya berdasarkan bentuk tubuhnya yang tidak
(partikel air, bakteri dan detritus). Infeksi memiliki segmen, pipih dan memiliki organ
organisme ini dapat menyebabkan iritasi penempel berupa scolex. Bentuk tubuhnya
yang disebabkan oleh penempelan cawan yang memanjang dan berwarna putih
adhesivenya. Jika permukaan tubuh ikan memiliki ukuran yang tidak terlalu kecil
ditutupi oleh lapisan tebal parasit ini, maka sehingga dapat dilihat secara langsung.
dapat menimbulkan kerusakan yang serius
172 Y. Hadiroseyani, P. Hariyadi dan S. Nuryati
Inventarisasi parasit lele dumbo 173
174 Y. Hadiroseyani, P. Hariyadi dan S. Nuryati

Dominasi parasit dalam inang Keberhasilan parasit dalam meng-


Dactylogyrus mendominasi nilai infeksi ditentukan oleh berbagai hal mulai
prevalensi pada ikan sampel dari daerah dari lingkungan sampai sistem imun inang.
Cimanggu dengan nilai sebesar 61% dan Menurut Nobel (1989), distribusi parasit
hanya menginfeksi insang saja. Jumlah pada organ penempelnya dipengaruhi oleh
parasit yang paling banyak menginfeksi ikan suhu, kelembaban, sifat kimia media
sampel dari Cimanggu adalah dari jenis sekelilingnya dan persediaan makanan pada
Monogenea yaitu Dactylogyrus dengan nilai tubuh inang. Perbedaan dalam sistem
intensitas sebesar 12,370. Parasit monogenea budidaya masing–masing daerah juga
berupa Dactylogyrus juga mendominasi mempengaruhi jenis parasit yang
parasit pada ikan sampel dari daerah Cijeruk menginfeksi ikan dari daerah tersebut.
dengan nilai dominansi sebesar 46% dan Bahkan vektor berupa pakan alami juga bisa
menjadi perantara bagi parasit.
intensitas sebesar 20,964. Dactylogyrus yang
teridentifikasi dari ikan sampel Cijeruk ini Perbedaan distribusi parasit dari ketiga
tidak hanya menginfeksi insang tetapi lokasi tersebut dipengaruhi oleh berbagai hal,
permukaan tubuh dan juga sirip. Sedangkan antara lain musim, suhu, lingkungan sekitar
parasit yang mendominasi ikan sampel dari maupun sistem budidaya. Kondisi musim
daerah Cibinong adalah Branchionus dengan dari ketiga lokasi pengambilan sampel adalah
nilai dominansi sebesar 32% dengan sama yaitu musim hujan dengan rata–rata
suhu perairan sekitar 24,5 ºC. Sistem
intensitas sebesar 0,555. Parasit ini
ditemukan pada permukaan tubuh, sirip budidaya yang diterapkan pada ketiga lokasi
dorsal, sirip ventral dan sirip pektoral. juga sama dengan menggunakan pakan yang
sama berupa pelet apung dengan frekuensi
pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari.
Distribusi Parasit
Ketiga lokasi pengambilan sampel
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan kolam dengan dasar tanah dan
parasit yang menginfeksi ikan lele dari tiga pemupukan menggunakan kotoran ayam
lokasi yang berbeda memiliki spesifikasi kering serta pemberian kapur untuk
lokasi organ untuk habitat mereka. Hal itu menaikkan kesadahan dan membunuh
ditentukan dari jenis parasit serta bahan mikroorganisme penyebab penyakit. Ikan lele
organik yang dibutuhkan untuk dapat hidup. yang berasal dari Cimanggu dan Cijeruk
Dari ketiga lokasi pengambilan sampel, ikan dipelihara menggunakan sumber air yang
sampel dari Cibinong merupakan ikan yang berasal dari sungai, sedangkan sumber air
paling sedikit terinfeksi oleh spesies parasit, pemeliharaan di Cibinong berasal dari danau
sedangkan yang paling banyak terinfeksi oleh atau situ. Sumber air yang digunakan bisa
spesies parasit adalah ikan dari daerah menjadi pembawa atau vektor bagi parasit
Cimanggu dengan 7 jenis parasit. untuk mengifeksi ikan karena tidak dilakukan
penyaringan sebelumnya.

Lytocestus
4%
14,000
12,370
Myxosporea
0%
12,000
Metacercaria 10,000
1%
8,000
Nilai

Trichodina 5,926
5% 6,000
Gyrodactylus
Ichthyophthirius
29% 4,000
0%
0,963 0,741
2,000
0,074 0,148 0,074
Gyrodactylus 0,000
Dactylogyrus
Dactylogyrus
a

s
s

s
us

ri a
ina

tu
re
ru

iu

Ichthyophthirius
61%
tyl

ca

s
gy

hir

od

po

ce

Trichodina
ac

er
yl o

ht

os
i ch

to
ac
od

op

Metacercaria
yx
ct

Ly
Tr

et
yr

hy
Da

Myxosporea
M
G

ht

Lytocestus
Ic

Spesies Parasit
(b) Intensitas Parasit di Cimanggu
(a) Prevalensi Parasit di Cimanggu

Gambar 11. Dominasi Parasit di Wilayah Cimanggu : (a) Prevalensi parasit (b) Intensitas parasit
Inventarisasi parasit lele dumbo 175

25,000
20,964
20,000
17,182
14,069
Cryptobia Lytocestus 15,000

Nilai
14% 1% Gyrodactylus
10,636
30%
Vorticella
Gyrodactylus 10,000
9%
Dactylogyrus
Vorticella
5,000
Cryptobia
1,3
Dactylogyrus Lytocestus
46% 0,000
Gyrodactylus Dactylogyrus Vorticella Cryptobia Lytocestus

Spesies Parasit
(a) Prevalensi Parasit di Cijeruk (b) Intensitas Parasit di Cijeruk

Gambar 12. Dominasi Parasit di Wilayah Cijeruk : (a) Prevalensi Parasit (b) Intensitas Parasit

0,600 0,555
0,5
0,500

0,400
0,278
Nilai

Lytocestus 0,300
6% Gyrodactylus
0,222 0,222
11% Dactylogyrus Gyrodactylus 0,200
Vorticella 0,111
11% Dactylogyrus
14%
Trichodina 0,100
Branchiura 0,000
Branchiura Trichodina Vorticella

s
s
us

a
ina

l la

tu
ru

iur
32% 26% Lytocestus

ce
tyl

s
gy

od

ch

ce
ac

rti
yl o

i ch

an

to
Vo
od

ct

Ly
Tr

Br
yr

Da
G

Spesies Parasit
(a) Prevalensi Parasit di Cibinong (b) Intensitas Parasit di Cibinong

Gambar 13. Dominasi Parasit di Wilayah Cibinong : (a) Prevalensi Parasit (b) Intensitas Parasit

Ikan sampel yang berasal dari Kondisi kolam lele di Cibinong berupa bekas
Cimanggu merupakan ikan yang paling kebun pepaya yang digali dan dibuat
banyak terinfeksi parasit, yaitu sebanyak 7 pematangnya dari tumpukan tanah galian
jenis. Lingkungan tempat ikan hidup sangat tersebut. Sumber air yang berasal dari danau
berpengaruh terhadap distribusi parasit pada atau situ dialirkan menggunakan keseluruh
tubuh inang. Pematang kolam yang terbuat kolam. Kondisi lingkungan sekitar berupa
dari tanah memungkinkan parasit untuk kebun pepaya dan beberapa rumah penduduk
kontak langsung dengan inang. Kondisi yang tidak padat. Untuk menumbuhkan
pematang yang terbuat dari tanah pakan alami, pembudidaya menggunakan
memungkinkan organisme parasit pupuk berupa kotoran ayam kering yang
mendapatkan media untuk tumbuh dan dimasukkan kedalam karung.
berkembang biak secara bebas. Ikan sampel Vorticella yang diidentifikasi berasal
dari Cijeruk merupakan ikan sampel yang dari sirip dan permukaan tubuh ikan lele
paling sedikit terinfeksi parasit, yaitu sampel yang berasal dari Cijeruk dan
didapatkan 5 jenis. Kondisi kolam di Cijeruk Cibinong. Vorticella merupakan salah satu
adalah pematang dari beton, sekitar kolam parasit filter feeder yang dapat meman-
berupa pemukiman padat yang bisa menjadi faatkan tangkainya untuk menempel pada
agen pembawa penyakit jika menggunakan inang dan menggunakan adoral membran
air yang berasal dari sungai sekitar yang untuk mendapatkan makanan dari
terlebih dahulu melalui jamban umum. lingkungan. Sedangkan Cryptobia sp. hanya
Ikan sampel yang berasal dari Cibinong ditemukan pada ikan sampel yang berasal
teridentifikasi mengandung 6 jenis parasit. dari Cijeruk dan didapat dari Insang.
176 Y. Hadiroseyani, P. Hariyadi dan S. Nuryati

Menurut Kabata (1985) parasit ini banyak Penggunaan sumber air sangat
menyerang insang dan kulit ikan yang dapat mempengaruhi keberadaan dan jenis parasit
menyebabkan gangguan pernapasan. yang menginfeksi hewan budidaya. Semakin
Trichodina yang teridentifikasi dari buruk sumber air yang digunakan
ikan sample berasal dari sirip dan permukaan memungkinkan semakin beragamnya
tubuh. Menurut Lom (1995), Trichodinid ektoparasit maupun endoparasit yang
merupakan ektokomensal yang menggunakan menginfeksi. Buruknya sumber air yang
inang sebagai daerah untuk mencari makan digunakan oleh para pembudidaya dapat
dari partikel air dan bakteri serta detritus. dilihat dari beragam dan melimpahnya
Sedangkan Ichthyophthirius multifiliis hanya ektoparasit dari jenis protozoa karena
teridentifikasi pada sirip ikan sampel dari. cenderung menyukai perairan yang banyak
Parasit yang telah menginfeksi dalam jumlah mengandung bahan organik tinggi. Buruknya
banyak dapat menyebabkan penyakit White sistem sanitasi juga dapat menjadi penyebab
Spot. Ciri ikan yang terserang melimpahnya organisme parasit dalam media
Ichthyophthirius multifiliis adalah terdapat budidaya. Begitu pula dengan pakan alami
bercak putih pada tubuh dan siripnya. Ikan yang juga dapat menjadi pembawa parasit.
yang sudah terinfeksi Ichthyophthirius Seperti penggunaan kotoran ayam sebagai
multifiliis cenderung berenang di permukaan pupuk untuk menumbuhkan pakan alami
atau bergerak menuju inlet dan biasanya akan dapat menjadi penyebab tumbuhnya
menggosok badannya kedasar perairan. Lytocestus parvulus pada organ dalam ikan
Myxosporea yang teridentifikasi lele. Pakan alami yang tumbuh pada perairan
berasal dari insang ikan sampel dari yang dipupuk menggunakan kotoran ayam
Cimanggu. Menurut Dana dan Angka (1990), memakan zat-zat organik yang terdapat pada
infeksi parasit jenis ini dapat menyebabkan media itu sendiri.
gangguan pernapasan sampai penurunan
fungsi organ pernapasan. Begitu pula dengan
Metacercaria yang teridentifikasi pada insang KESIMPULAN
ikan yang berasal dari Cimanggu.
Gyrodactylus dan Dactylogyrus Parasit yang teridentifikasi pada ikan
memiliki distribusi yang sangat luas, pada lele dumbo Clarias sp. dari wilayah Bogor
ikan lele dapat ditemukan pada permukaan (Cimanggu, Cijeruk dan Cibinong) adalah
tubuh sampai sirip kaudal. Infeksi parasit ini Vorticella, Cryptobia sp., Trichodina,
dapat menyebabkan iritasi dan infeksi Ichthyophthirius multifiliis, Myxosporea,
sekunder. Gyrodactylus dan Dactylogyrus Metacercaria, Gyrodactylus, Dactylogyrus,
tidak memerlukan inang antara untuk dapat Lytocestus parvulus dan Branchionus. Nilai
menginfeksi inang lain. Ikan yang terserang prevalensi tertinggi yang mencapai 100 %
parasit jenis ini akan memperlihatkan tanda– tercatat pada Dactylogyrus dari insang ikan
tanda kulitnya pucat, bintik merah pada sampel yang berasal dari Cijeruk. Intensitas
bagian kulit tertentu, produksi lendir tidak tertinggi sebesar 20,964 ditemukan pada
normal, sisik dan kulit biasanya terkelupas Dactylogyrus pada insang yang berasal dari
dan terjadi ganguan pada proses respirasi dan
ikan sampel Cijeruk. Daerah Cimanggu
osmoregulasi.
didominasi oleh parasit Dactylogyrus sebesar
Lytocestus parvulus diidentifikasi
berasal dari lambung dan usus ikan sampel. 61%, begitu pula di daerah Cijeruk yang juga
Lytocestus parvulus merupakan endoparasit didominasi oleh Dactylogyrus sebesar 46%.
yang ditemukan di bagian anterior sampai Sedangkan Cibinong didominasi oleh
tengah usus lele dumbo. Sedangkan parasit Branchionus sebesar 32%.
Branchiorus teridentifikasi berasal dari sirip
ikan yang diambil dari Cibinong. DAFTAR PUSTAKA
Branchiorus diduga bukan merupakan
parasit, namun merupakan pakan alami yang Situs Hijau. 2005. Pedoman Teknis
terbawa atau menempel pada inang. Pembenihan Ikan Lele (Clarias
batracus). Badan Penelitian dan
Inventarisasi parasit lele dumbo 177

Pengembangan Pertanian Jakarta. Lom, J. 1995. Trichodinidae and other


Departemen Pertanian. Jakarta ciliates (phylum Ciliopgora). P: 229-
http://www.SitusHijau.co.id/tulisan_d 257. In Fish Diseases and Disorders.
etail.php. Tanggal kunjungan 07 Volume I. Protozoan and Metazoan
Maret 2006. Infectons. Edited by P. T. K. Woo,
Department of Zoology, University of
Dana, D, dan S. L. Angka. 1990. Makalah Guelph, Canada. Cab Intenational.
penyakit Parasit dan Bakteri pada Canada.
Ikan Air Tawar serta Cara
Penanggulangannya. Dalam Prosiding Noble, E. R. Dan G. A. Noble. 1989.
: Seminar Nasional II Penyakit Ikan Parasitologi : Biologi Parasit Hewan.
dan Udang. 16 – 18 Januari 1990. Edisi V. Diterjemahkan oleh drh.
Pus. Lit. Bang. Perikanan. Jakarta. Wardiarto. Gadjahmada University
Press.
Hoffman, G. L. 1967. Parasites of North
American Freshwater Fishes. Pennak. Robert. W. 1989. Fresh-Water
University California Press, Berkeley. Invertebrates of The United States.
University of Colorado. Boulder,
Kabata, Z. 1985. Parasites and Diseases of Colorado.
Fish Cultured in The Tropics. Taylor
and Francis. London and
Philadelphia. 318 p.

You might also like