You are on page 1of 48

ISSN: 1979 - 6358

JURNAL KEDOKTERAN DAN


KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS
PATTIMURA

M LLUCA
MEDICA
Penanggung
Jawab

Dr. Jacob Manuputty, MPH


(Ketua Program Pendidikan
Dokter)

Ketua
Redaksi

DR. Maria Nindatu,


M.Kes

Dewan
Editor

Prof. Lyle E. Craker, Ph.D (University of


Massachusetts, USA) Prof. Johnson Stanslas, M.Sc, Ph.D
(University Putra Malaysia, Serdang) Prof. Dr. Sultana M. Farazs, M.Sc,
Ph.D (Universitas Diponegoro, Semarang) Prof. DR. Dr.
Suharyo H, Sp.PD-KPTI (Universitas Diponegoro,
Semarang) Prof. DR. Paul Tahalele, dr, Sp.BTKU
(Universitas Airlangga, Surabaya) Prof. DR. N. M. Rehata, dr, Sp.An.Kic
(Universitas Airlangga, Surabaya) Prof. Mulyahadi Ali
(Universitas Brawijaya, Malang)
Prof. DR. Th. Pentury, M.Si (Universitas
Pattimura, Ambon) Prof. DR. Sri Subekti, drh, DEA
(Universitas Airlangga, Surabaya) Prof. DR. T. G. Ratumanan, M.Pd
(Universitas Pattimura, Ambon) DR. Subagyo Yotopranoto, DAP&E
(Universitas Airlangga, Surabaya) DR. F. Leiwakabessy, M.Pd
(Universitas Pattimura, Ambon)
Dr. Titi Savitri P, MA, M.Med.Ed, Ph.D (Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta) Dr. Budu, Ph.D
(Universitas Hasanudin, Makasar)
Dr. Bertha Jean Que, Sp.S, M.Kes (Universitas
Pattimura, Ambon) Dr. Refendi Hasanusi, Sp.THT
(Universitas Pattimura, Ambon)
Sekretaris Redaksi

Theopilus Wilhelmus W,

M.Kes Alamat Redaksi

Program Studi Pendidikan Dokter Universitas


Pattimura
Kampus Universitas Pattimura Jl. Dr. Tamaela
Ambon 97112
Telp. 0911-344982, Fax. 0911-344982, HP. 085243082128;
085231048390
E-mail:
molluca_medica@yahoo.co.id
EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH (Piper betle L.)
TERHADAP MORTALITAS LARVA NYAMUK Anopheles sp DAN Culex

a) b) a)
Martha Kaihena , Vika Lalihatu , Maria Nindatu

a)
Jurusan Biologi, Fakultas MIPA & Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura Ambon,
b)
Jurusan Biologi, Fakultas MIPA Universitas Pattimura Ambon
e-mail: martha_kaihena@yahoo.com

Diterima 16 Maret 2011/Disetujui 22 Mei 2011

Abstract

Have tested the effectiveness of ethanol extract of betel leaf (Piper betle L.) on mortality of larvae
of Anopheles mosquitoes and Culex sp, to determine the concentration of ethanol extract of betel
leaf (Piper betle L.) are effective against mosquito larvae mortality of Anopheles sp. and Culex
sp and LC50 for 24 hours.
This study used completely randomized design with 4 treatments extracts are: 0.01%, 0.03%,
0.05%,
0.07% and 1 negative control group with 3 replications. The results were analyzed using one-way
analysis of variance and followed by LSD test at the 0.05% level. Data analysis using SPSS 15.0 for
Windows.
The results showed that the ethanol extract of betel leaf (Piper betle L) were effective against
larvae
of Anopheles and Culex sp indicated by the increasing number of larval mortality. Effective
concentration to kill 50% of larvae of Anopheles and Culex sp sp (LC50) in the amount of
0.012% and 0.011%.
Therefore, the ethanol extract of betel leaf (Piper betle L) potential to be developed as
biolarvaside.

Keywords: Piper betle L, biolarvasida, in


vitro

Abstrak

Telah dilakukan uji efektivitas ekstrak etanol daun sirih (Piper betle L.) terhadap mortalitas larva
nyamuk Anopheles sp dan Culex,untuk mengetahui konsentrasi ekstrak etanol daun sirih (Piper betle
L.) yang efektif terhadap mortalitas larva nyamuk Anopheles sp. dan Culex sp dan LC50 selama
24 jam.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan ekstrak yaitu:
0,01%;
0,03%; 0,05%; 0,07% dan 1 kelompok control negative dengan 3 kali ulangan. Hasil
penelitian
dianalisis dengan menggunakan analisis varian satu arahdan dilanjutkan dengan uji BNT pada
taraf
0,05%. Analisis data menggunakan program SPSS 15.0 for w
indows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sirih (Piper betle L) efektif terhadap larva
nyamuk Anopheles sp dan Culex sp yang ditandai dengan meningkatnya jumlah mortalitas larva.
Konsentrasi yang efektif membunuh 50% larva nyamuk Anopheles sp dan Culex sp (LC50)
yaitu sebesar 0,012% dan 0,011%.
Oleh karena itu ekstrak etanol daun sirih (Piper betle L) potensial dikembangkan sebagai
biolarvasida.

Kata kunci: Piper betle L, biolarvasida, in


vitro
88
Martha Kaihena, dkk, Aktivitas Ekstrak Etanol Daun… 89
90 Molucca Medica, Volume 4, Nomor 1, Oktober 2012, hlm. 88-105

P Plasmodium dan Filariasis menyatakan


E ditularkan melalui telah tersebar penyakit ini
N gigitan nyamuk hampir di semua sudah endemis
D Anopheles.sp provinsi. Pada (
A (Hizwani, 2004). tahun 2005 kasus H
H Selain merupakan kronis dilaporkan e
U vektor penyakit sebanyak 10.237 l
L malaria, beberapa orang yang tersebar u
U spesies Anopheles di 373 t
A juga merupakan kabupaten/kota di ,
N vektor penyakit 33 propinsi
Keberadaan filariasis (Syachrial (Kurniawan, 2008). 2
nyamuk yang dkk, 2005). Berdasarkan survei 0
berdekatan Filariasis Dinas Kesehatan 0
dengan kehidupan merupakan Kota Ambon tahun 9
manusia dan hewan penyakit menular 2009, ditemukan )
menimbulkan menahun yang sekitar 150 kasus .
masalah yang disebabkan oleh filariasis yang Upaya
cukup serius infeksi cacing tersebar di pengobatan telah
dikarenakan filaria hidup di sebagian besar dilakukan dengan
nyamuk bertindak kelenjar getah wilayah Toisapu, melaksanakan
sebagai vektor bening dan darah, Kayu Putih, dan pengobatan masal,
beberapa penyakit bersifat menahun Waihaong sehingga pengobatan
yang sangat dan dapat Dinas Kesehatan selektif, dan
penting dengan menimbulkan cacat Kota Ambon pengobatan
tingginya tingkat menetap berupa individual
kesakitan dan pembesaran kaki, (Kurniawan, 2008).
kematian yang lengan dan alat Sedangkan upaya
ditimbulkannya. kelamin baik pemberantasan
Aedes, Anopheles perempuan maupun nyamuk dilakukan
dan Culex laki-laki (Syachrial dengan
merupakan nyamuk dkk, 2005). pemberantasan
yang lebih Sampai saat ini di sarang nyamuk dan
mendapat perhatian Indonesia telah larvasida.
karena berpotensi ditemukan 3 Pemberantasan
sebagai vektor spesies cacing sarang nyamuk
penyakit. Berbagai filaria yang dilakukan dengan
jenis virus, menginfeksi fogging sedangkan
protozoa dan manusia, yaitu larvasida dilakukan
cacing filaria Wuchereria dengan abetasi atau
ditularkan oleh bancrofti yang insektisida alami.
jenis-jenis dari ditularkan oleh Sampai saat ini,
ketiga marga nyamuk Anopheles pemberantasan
tersebut (Suwito, sp, Culex sp sarang nyamuk
2008). dan Aedes sp, masih
Di Indonesia Brugia malayi dititikberatkan
penyakit yang ditularkan oleh pada insektisida
ditularkan oleh Mansonia sp, kimia karena
nyamuk masih Aedes sp, dianggap efektif,
merupakan Anopheles sp dan hasilnya dapat
masalah kesehatan. sedangkan Brugia diketahui dengan
Malaria adalah timori ditularkan cepat. Tetapi,
penyakit yang oleh Anopheles sp penggunaannya
disebabkan oleh (Sandjaja, 2007). secara terus-
Martha Kaihena, dkk, Aktivitas Ekstrak Etanol Daun… 91

menerus dan merupakan


berulang-ulang tanaman yang
dapat biasanya digunakan
menimbulkan untuk pengobatan
pencemaran (Hermawan dkk,
lingkungan karena 2007). Namun,
mengandung bahan beberapa penelitian
kimia yang sulit menunjukan bahwa
terdegradasi daun sirih dapat
dialam, kematian dikembangkan
berbagai jenis sebagai larvasida
makhluk hidup dan untuk membunuh
resistensi larva nyamuk.
terhadap vektor Berdasarkan hasil
(Yunita, dkk, penelitian
2009). Selain itu, Kusumaningrum
adanya (2008) diketahui
kecenderungan bahwa ekstrak daun
masyarakat sirih bersifat
menggunakan larvasida baik
pembasmi serangga sebagai racun perut
(baygon, HIT) dan racun kontak
dan penolak terhadap nyamuk
nyamuk (autan, Aedes aegypti
sari puspa) untuk dengan LC50
mencegah gigitan sebesar 0,049 %.
nyamuk tetapi Li-Ching dan Jiau-
bersifat racun Ching (2009)
karena menyimpulkan
mengandung bahwa eugenol
propoxur, senyawa yang terkandung
karbamat, DDVP dalam ekstrak daun
dan DEET sirih berpotensi
sehingga dapat sebagai larvasida
menimbulkan terhadap nyamuk
berbagai penyakit Aedes aegypti
(Kardinan, dengan LD50
2 sebesar
0
0
7
)
.
Upaya
meminimalkan
dampak-dampak
tersebut maka,
penggunaan bahan
alam misalnya
tanaman, adalah
salah satu
alternatif yang bisa
digunakan. Sirih
(Piper betle L.)
92 Molucca Medica, Volume 4, Nomor 1, Oktober 2012, hlm. 88-105
Martha Kaihena, dkk, Aktivitas Ekstrak Etanol Daun… 93

33 ppm. Selain itu, menurut Widajat, dkk Lokasi dan Waktu Penelitian
(2008), daun sirih mengandung senyawa Penelitian ini dilaksanakan di
alkaloid sehingga mempunyai potensi laboratorium Zoologi, Fakultas Matematika
sebagai insektisida alami. Alkaloid arecoline dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
dalam daun sirih diduga menghambat kerja Pattimura Ambon, dari bulan November
enzim acethylcolin esterase nyamuk, 2010 – Februari 2011.
sehingga mempengaruhi sistem saraf.
Berdasarkan latar tersebut, maka penulis Alat dan Bahan
tertarik melakukan penelitian tentang Alat-alat yang digunakan dalam
efektifitas ekstrak etanol daun sirih (Piper penelitian ini adalah : Seperangkat alat
betle L.)terhadap mortalitas larva nyamuk soxhlet, hot plate, lumpang, timbangan
Anopheles sp. dan Culex sp. Penelitian ini digital, evaporator, batang pengaduk, pipet
bertujuan untuk mengetahui konsentrasi tetes, wadah plastik, gelas plastic,
ekstrak etanol daun sirih (Piper betle L.) erlenmeyer dan gelas ukur 100 mL.
yang efektif terhadap mortalitas larva Bahan-bahan yang digunakan dalam
nyamuk Anopheles sp. dan Culex sp dan penelitian ini adalah : Daun sirih, etanol
LC50 24 jam. absolut, kertas saring, aquades, CMC
(Carboxy Methyl Cellulosa) 0,5 %, larva
nyamuk Anopheles sp dan Culex sp instar
METODE PENELITIAN III-IV.
Tipe Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Rancangan Penelitian
eksperimental laboratorik untuk melihat Penelitian ini menggunakan Rancangan
efektifitas ekstrak daun sirih (Piper betle L.) Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan
terhadap mortalitas larva nyamuk Anopheles yaitu: 0%; 0,01%; 0,03%; 0,05%; 0,07%
sp dan Culex sp. dengan 3 kali ulangan.

Tabel 1. Kombinasi Konsentrasi Perlakuan

Konsentrasi Anopheles sp Culex sp


(K) U1 U2 U3 U1 U2 U3
K1 K1U1 K1U2 K1U3 K1U1 K1U2 K1U3
K2 K2U1 K2U2 K2U3 K2U1 K2U2 K2U3
K3 K3U1 K3U2 K3U3 K3U1 K3U2 K3U3
K4 K4U1 K4U2 K4U3 K4U1 K4U2 K4U3
K5 K5U1 K5U2 K5U3 K5U1 K5U2 K5U3
Keterangan :
K1 : Konsentrasi larutan ekstrak
0%
K2 : Konsentrasi larutan ekstrak
0,01% K3 : Konsentrasi larutan
ekstrak 0,03% K4 : Konsentrasi
larutan ekstrak 0,05% K5 :
Konsentrasi larutan ekstrak 0,07% Yij = µ + αi + ij
Sesuai dengan rancangan percobaan
yang digunakan, maka model
matematikanya, menurut Sugandi dan
Sugiarto (1994), sebagai berikut : Dimana ; Yij : Nilai satuan percobaan
µ : Nilai rata-rata
αi : kedalam (kertas 2
Pengaruh ekstrak kertas saring yang .
etanol Daun saring yang berisi bahan
Sirih (Piper betle ukurannya ekstrak). H
L.) terhadap sesuai Proses e
mortalitas dengan ekstraksi w
ij : Galat besar dilakukan ± a
percobaan soxhlet 4-6 jam n
yang atau sampai
Variabel digunakan komponen U
penelitian dan yang j
Variabel dalam ditempatka diekstraksi i
penelitian ini n pada telah Larva
adalah : soxhlet. terlarut nyamuk
a. Variabel bebas : Etanol dalam Anopheles
Ekstrak etanol sebanyak pelarut. diambil
daun sirih 300 mL c. Labu alas langsung dari
(Piper betle L.) yang bulat yang lingkungan yaitu di
b. Variabel dimasukan berisi daerah rawa hutan
terikat : dalam labu ekstrak kampung tial, desa
Mortalitas alas bulat diambil dan Suli kecamatan
nyamuk yang dihubungka Salahutu.
Anopheles sp dan dirangkai n dengan Sedangkan Larva
Culex sp dengan labu evaporator nyamuk Culex sp
ekstrak dan untuk diambil dari
Prosedur Kerja pendingin. menguapka selokan di Jl. AY.
1. Pembuatan Kemudian n etanol Patti, Ambon.
ekstrak daun pelarut dari Larva kemudian
sirih (Piper dalam labu senyawa dimasukan
betle L.) alas bulat ekstrak kedalam wadah
a. Daun sirih dipanaskan sehingga plastik dan
(Piper betle diatas hot diperoleh selanjutnya akan
L.) diambil plate ekstrak digunakan untuk
kemudian hingga murni. uji coba. Dengan
dibersihkan mendidih. Ekstrak melihat ciri secara
pada air Kemudian yang morfologi atau
yang uap diperoleh ukuran larva, maka
mengalir pelarut akan berwarna larva instar III-IV
dan keluar hijau dipisahkan untuk
dikering melalui kehitaman digunakan dalam
anginkan. labu ekstrak dan penelitian.
Setelah itu, terus keatas mengandun
daun kondensor g minyak. 3. Pembuatan
dihaluskan untuk konsentrasi
menggunak selanjutnya larutan uji
an blender. akan Konsentrasi
Serbuk diembunkan larutan yang
kemudian oleh digunakan
ditimbang kondensor. dalam penelitian
sebanyak Hasil ini adalah : 0% ;
100 gr. pengembun 0,01%;
b. Serbuk an tersebut 0,03%; 0,05% ;
kemudian jatuh ke 0,07%; Karena
dimasukan bungkusan hasil ekstrak yang
diperoleh masing 0%;
mengandung 0,01%;
minyak sehingga 0,03%;
ekstrak sulit larut 0,05%;
dalam aquades, 0,07%;
maka ditambahkan dimasukan
CMC (Carboxy terpisah
Methyl Cellulosa) kedalam
0,5% untuk tiap wadah.
konsentrasi. Tiap b. Larva
pembuatan instar III -
konsentarsi diawali IV
dengan melarutkan sebanyak
CMC 0,5 gr dalam 20 ekor
100 mL aqudes larva
hangat (CMC (masing-
0,5%). Selanjutnya masing
ekstrak dengan jenis larva
konsentrasi 0,01% nyamuk)
dibuat. Dengan diambil
cara menimbang dengan
0,01 gr ekstrak pipet dan
kemudian dimasukan
ditambahkan ke dalam
larutan CMC 0,5% masing-
sedikit demi masing
sedikit. Untuk konsentrasi
mempermudah ekstrak
menghomogenkan yang sudah
larutan CMC disiapkan.
0,5% dengan
ekstrak digunakan
lumpang untuk
mengaduk. Setelah
larut, larutan
ekstrak dituangkan
dalam wadah untuk
digunakan. Hal
yang sama juga
dilakukan untuk
konsentarasi
berikutnya. Kontrol
menggunakan
aquades 100 mL.

4. Uji
efektifitas
ekstrak daun
sirih
(Piper betle L.)
a. Larutan
uji dengan
konsentrasi
masing-
c. Larva dibiarkan kontak dengan terhadap mortalitas larva larva nyamuk
larutan uji selama 24 jam Anopheles sp dan Culex sp dianalisis dengan
d. Perlakuan diulang sebanyak 3 kali menggunakan analisis varian satu
dan pengamatan dilakukan terhadap arah.Apabila setelah dilakukan uji F.
kematian larva yaitu 24 jam setelah Apabila terdapat perbedaan nyata antara
pendedahan perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji
e. Mortalitas larva pada kelompok Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf
perlakuan dibandingkan dengan 0,05%. (Sugandi dan Sugiarto, 1994).
kontrol yaitu larva Culex sp. dan Analisis data menggunakan program SPSS
larva Anopheles sp. yang dimasukan 15.0 for windows.
dalam aquades. Efektifitas ekstrak etanol daun sirih
(Piper betle L.) dengan pendekatan statistik
5. Pengamatan diukur melalui nilai LC50, yaitu untuk
Pengamatan dilakukan terhadap menentukan konsentrasi ekstrak etanol daun
mortalitas larva nyamuk Anopheles sp. dan sirih (Piper betle L) yang dapat membunuh
Culex sp setelah pendedahan selama 24 jam. 50% larva nyamuk Anopheles sp dan larva
Mortalitas larva yang dihitung dengan nyamuk Culex sp. Penentuan nilai LC50,
menggunakan rumus (Kundra, 1981) : dilakukan dengan menggunakan analisis
a probit dari program SPSS 15.0 for Windows
M = x 100 %. pada tingkat kepercayaan 95 %.
b
Dimana: M = Persentase mortalitas larva
nyamuk
a = Jumlah larva nyamuk yang mati HASIL DAN PEMBAHASAN
b = Jumlah larva nyamuk yang Hasil
digunakan sebagai data penunjang Berdasarkan hasil pengamatan dan
pengukuran efektifitas ekstrak etanol daun
Analisis data sirih (Piper betle L) terhadap mortalitas
Data yang didapat berdasarkan angka larva nyamuk Anopheles sp dan Culex sp
mortalitas larva nyamuk Anopheles sp dan maka diperoleh persentase rata-rata
Culex sp pada masing-masing perlakuan. mortalitas larva nyamuk Anopheles sp dan
Untuk membedakan efektifitas ekstrak daun Culex sp yang tersaji dalam tabel 3.
sirih (Piper betle L) antar perlakuan

Tabel 2. Rata-rata mortalitas larva nyamuk Anopheles sp dan Culex sp yang


didedahkan selama 24 jam dengan ekstrak etanol daun sirih (Piper betle.L)

Rata-rata Mortalitas Larva (%)


Konsentrasi (%)
Anopheles sp. Culex sp.
0 (Kontrol) 0 0
0,01 50 48,33
0,03 66,66 88,33
0,05 86,66 96,33
0,07 100 100

Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat Anopheles sp pada perlakuan terendah yaitu


bahwa rata-rata mortalitas larva nyamuk 0,01% sudah efektif membunuh setengah
dari jumlah larva yang didedahkan dengan konsentrasi 0,03% dan 0,05% rata-rata
mortalitas sebesar 50%, dan selanjutnya mortalitas meningkat menjadi 88,33%, dan
pada perlakuan konsentrasi 0,03% dan 96,33%, Sedangkan pada perlakuan
0,05% rata-rata mortalitas meningkat konsentrasi 0,07% efektif membunuh
menjadi 66,66% dan 86,66%. Sedangkan keseluruhan larva nyamuk Culex sp yang
pada perlakuan konsentrasi 0,07% efektif didedahkan dengan rata-rata konsentrasi
membunuh keseluruhan larva nyamuk meningkat menjadi 100%. Untuk lebih jelas
Anopheles sp. Dan rata-rata mortalitas larva dibuat histogram persentase rata-rata
nyamuk Culex sp pada perlakuan mortalitas larva nyamuk Anopheles sp dan
konsentrasi terendah yaitu 0,01% sudah Culex sp yang didedahkan dengan ekstrak
efektif membunuh hampir setengah dari etanol daun sirih (Piper betle L) selama 24
jumlah larva yang didedahkan dengan jam.
mortalitas sebesar 48,33%. Pada perlakuan

100

80
Mortalitas (%)

60
Anopheles sp
40
Culex sp
20

0
0 0.01 0.03 0.05 0.07
Konsentrasi (%)

Gambar 3. Histogram rata-rata mortalitas larva nyamuk Anopheles sp dan Culex sp

Berdasarkan gambar 3, dapat dilihat Sesuai dengan data perhitungan rata-


bahwa pada konsentrasi terendah, yaitu rata mortalitas, terlihat bahwa pada semua
0,01% sudah membunuh hampir setengah konsentrasi ekstrak etanol daun sirih (Piper
larva nyamuk Anopheles sp dan Culex sp. betle L) yang digunakan, semakin tinggi
Sedangkan pada konsentrasi tertinggi yaitu konsentrasi ekstrak, persentase mortalitas
0,07% sudah membunuh keseluruhan larva larva nyamuk Anopheles sp dan Culex sp
nyamuk Anopheles sp dan Culex sp. Hal ini semakin meningkat. Berdasarkan data
menunjukkan dan memastikan bahwa tersebut dibuat grafik hubungan antara
ekstrak daun sirih (Piper betle L) bersifat konsentrasi ekstrak etanol daun sirih (Piper
toksit baik terhadap larva nyamuk betle L) dengan mortalitas nyamuk
Anopheles sp dan Culex sp. Anopheles sp dan Culex sp.
100
90
80
70
Mortalitas

60
Larva
(%)

50 Anopheles sp
40
30 Larva Culex
20 sp
10
0
0 0.01 0.03 0.05 0.07
Konsentrasi (%)

Gambar 4. Grafik hubungan antara konsentrasi ekstrak etanol daun sirih (Piper betle
L) dengan mortalitas larva nyamuk Anopheles sp dan Culex sp.

Gambar 4 menunjukan bahwa semakin pun menunjukan perbedaan mortalitas larva


bertambah konsentrasi ekstrak etanol daun nyamuk Anopheles sp dan Culex sp, dimana
sirih (Piper betle L), maka mengakibatkan mortalitas larva nyamuk Anopheles sp lebih
peningkatan mortalitas larva nyamuk rendah dari pada mortalitas larva nyamuk
Anopheles sp dan Culex sp. Hal ini berarti Culex sp.
bahwa mortalitas larva nyamuk Anopheles Selanjutnya untuk melihat perbedaan
sp dan Culex sp berhubungan dengan yang signifikan dari setiap konsentrasi
konsentrasi ekstrak etanol daun sirih (Piper ekstrak etanol daun sirih (Piper betle L)
betle L). Selain itu data ini menunjukan terhadap mortalitas larva nyamuk Anopheles
bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak, sp dan Culex sp, data dianalisis dengan uji
maka semakin tinggi pula mortalitas larva F (Anova) menggunakan program SPSS
nyamuk Anopheles sp dan Culex sp. 15.0 for Windows. Hasil uji F mortalitas
Sehingga dapat dikatakan bahwa mortalitas larva nyamuk Anopheles sp dan Culex sp
larva semakin tinggi dengan meningkatnya tersaji pada tabel 4 dan 6.
konsentrasi ekstrak yang diujikan. Grafik ini

Tabel 5. Hasil analisis varians satu arah efektifitas ekstrak etanol daun sirih (Piper betle
L) terhadap mortalitas larva nyamuk Anopheles sp.

Sumber Keragaman DB JK KT F.hitung F.tabel


Perlakuan 4 726.400 181.600 544.800* 3.478
Galat 10 3.333 0.333
Jumlah 14 729.733
Ket: tanda * berarti terdapat perbedaan yang nyata (P0,05)

Dari hasil analisis varian satu arah pada ekstrak etanol daun sirih (Piper betle L)
tabel 5, menunjukkan bahwa nilai F.hitung  yang berbeda secara nyata terhadap
F.tabel (Pα = 0,05). Hal ini berarti bahwa mortalitas larva nyamuk Anopheles sp, data
perlakuan yang diberikan berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil
terhadap mortalitas larva nyamuk Anopheles (BNT) menggunakan program SPSS 15.0
sp. Selanjutnya untuk mengetahui efektifitas for Windows.
Tabel 6. Uji BNT antar konsentrasi ekstrak etanol daun sirih (Piper betle L) terhadap
mortalitas larva nyamuk Anopheles sp.
Konsentrasi K1 K2 K3 K4 K5
(%) (0) (0,01) (0,03) (0,05) (0,07)
K1 (0) * * * *
K2 (0,01) * * *
K3 (0,03) * *
K4 (0,05) *
K5 (0,07)
Ket: Tanda * berarti berbeda nyata

Hasil uji BNT pada tabel 6, Selanjutnya untuk melihat perbedaan


menunjukan adanya perbedaan yang nyata yang signifikan dari setiap konsentrasi
antara masing-masing perlakuan maupun ekstrak etanol daun sirih (Piper betle L)
dengan kontrol. Sehingga dapat dikatakan terhadap mortalitas larva nyamuk Culex sp,
bahwa setiap konsentrasi mempunyai data dianalisis dengan uji F (Anova)
pengaruh terhadap mortalitas larva nyamuk menggunakan program SPSS 15.0 for
Anopheles sp. Windows. Hasil uji F mortalitas larva
nyamuk Culex sp tersaji pada tabel 6.

Tabel 6. Hasil analisis varians satu arah efektifitas ekstrak etanol daun sirih (Piper betle
L) terhadap mortalitas larva nyamuk Culex sp.

Sumber DB JK KT F.hitung F.tabel


Keragaman
Perlakuan 4 871.333 271.833 1089.167* 3.478
Galat 10 2.000 0.200
Jumlah 14 873.333
Ket: tanda * berarti terdapat perbedaan yang nyata (P0,05)

Dari hasil analisis varian satu arah pada ekstrak etanol daun sirih (Piper betle L)
tabel 6, menunjukkan bahwa nilai F.hitung  yang berbeda secara nyata terhadap
F.tabel (Pα = 0,05). Hal ini berarti bahwa mortalitas larva nyamuk Culex sp, data
perlakuan yang diberikan berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil
terhadap mortalitas larva nyamuk Culex sp. (BNT) menggunakan program SPSS 15.0
Selanjutnya untuk mengetahui efektifitas for Windows.

Tabel 7. Uji BNT antar konsentrasi ekstrak etanol daun sirih (Piper betle L) terhadap
mortalitas larva nyamuk Culex sp.

Konsentrasi K1 K2 K3 K4 K5
(%) (0) (0,01) (0,03) (0,05) (0,07)
K1 (0) * * * *
K2 (0,01) * * *
K3 (0,03) * *
K4 (0,05)
K5 (0,07)
Ket: Tanda * berarti berbeda nyata
Hasil uji BNT pada tabel 7, maupun antar perlakuan. Hal ini berari
menunjukan bahwa konsentrasi 0,07% bahwa pada konsentrasi 0,05% tidak
berbeda nyata dengan konsentrasi 0,03%; berbeda nyata dengan konsentrasi 0,07%.
0,01% dan kontrol, tetapi tidak berbeda Dari tabel 5 dan 7 hasil uji BNT antar
nyata dengan konsentrasi 0,05%. konsentrasi ekstrak etanol daun sirih (Piper
Konsentrasi 0,05% berbeda nyata dengan betle L) terhadap mortalitas larva nyamuk
konsentrasi 0,03%; 0,01% dan kontrol, Anopheles sp dan Culex sp, dibuat tabel
tetapi tidak berbeda nyata dengan perbandingan keefektifan ekstrak etanol
konsentrasi 0,07%. Sedangkan pada daun sirih (Piper Betle L) terhadap
konsentrasi 0,03% dan 0,01% semua terlihat mortalitas larva nyamuk Anopheles sp dan
berbeda nyata, baik terhadap kontrol Culex sp.

Tabel 8. Perbandingan keefektifan ekstrak etanol daun sirih (Piper Betle L) terhadap
mortalitas larva nyamuk Anopheles sp dan Culex sp.

Anopheles sp Culex sp
Konsentrasi 0,07 % 0,05%
terbaik 0,07%
Pada tabel 8, menunjukan bahwa toksisitas insektisida terhadap serangga
konsentrasi terbaik yang dapat membunuh diukur dengan nilai LC50 yaitu suatu
larva nyamuk Anopheles sp adalah 0,07%. konsentrasi yang dapat menyebabkan
Karena hasil uji BNT menunjukan adanya kematian 50% serangga hama yang diuji
perbedaan yang nyata antara masing-masing (Moekasan, 1993 dalam Sariayati 2010). Uji
perlakuan maupun dengan kontrol. beda nyata kepekaan populasi terhadap
Sedangkan, konsentrasi terbaik yang dapat insektisida dibandingkan berdasarkan nilai
membunuh larva nyamuk Culex sp adalah 95% selang kepercayaan. Dua nilai LC50
0,05% dan 0,07%. Karena hasil uji BNT akan berbeda nyata apabila nilai selang
menunjukan pada konsentrasi 0,05% tidak kepercayaan 95% (batas atas dan batas
berbeda nyata dengan konsentrasi 0,07%. bawah) tidak tumpang tindih (Marcon dkk.,
Analisis probit digunakan dalam 1999 dalam Sariyati 2010). Penentukan
pengujian biologis untuk mengetahui repons LC50 24 jam, data dianalisis dengan analisis
subjek yang diteliti oleh adanya stimulasi probit menggunakan program SPSS 15.0 for
dalam hal ini insektisida dengan mengatahui Windows. Hasil analisis probit dapat dilihat
respons berupa mortalitas (Umniyati, 1990 pada tabel 8 berikut ini.
dalam Sariyati 2010). Pendugaan nilai

Tabel 9. Nilai LC50 ekstrak etanol daun sirih (Piper betle L) terhadap mortalitas larva
nyamuk Anopheles sp dan Culex sp.

Tingkat Interval Kepercayaan


Mortalitas Konsentrasi
kepercayaan
(%) (%) Batas Bawah Batas Atas
(%)
Anopheles sp 50 0,012 95 0,008 0,016
Culex sp 50 0,011 95 0,008 0,013

Berdasarkan tabel 9, hasil analisis mortalitas larva nyamuk Culex sp 0,011 %.


probit terhadap angka mortalits larva Artinya bahwa pada konsentrasi 0,012%
nyamuk Anopheles sp diperoleh dari nilai ekstrak etanol daun sirih (Piper betle L)
LC50 sebesar 0,012% sedangkan angka dapat membunuh 50% larva nyamuk
Anopheles sp yang nyamuk Anopheles Anopheles sp dan Anopheles sp
digunakan dan sp menunjukkan Culex sp. dan Culex sp.
didedahkan selama bahwa terdapat Hal ini juga Sehingga, ekstrak
24 jam dengan perbedaan yang menunjukan etanol daun sirih
batas bawah 0,008 nyata antara adanya perbedaan (Piper betle L)
dan batas atas masing-masing mortalitas larva efektif digunakan
0,016 pada tingkat perlakuan maupun nyamuk Anopheles sebagai insektisida
kepercayaan 95%. dengan kontrol. sp dan Culex sp. alami dalam upaya
Sedangkan, pada Sedangkan pada Mortalitas larva membunuh larva
konsentrasi 0,011% mortalitas larva nyamuk Anopheles nyamuk. Sesuai
ekstrak etanol daun nyamuk Culex sp sp lebih rendah dengan pendapat
sirih (Piper betle menunjukan bahwa dari pada Mumford dan
L) dapat terdapat perbedaan mortalita Northon (1984)
membunuh 50% yang nyata antar s larva dalam Sariyati
larva nyamuk setiap konsentrasi nyamuk (2010) yang
Culex sp yang dengan kontrol Culex mengatakan bahwa
digunakan dan maupun antar sp. suatu insektisida
didedahkan selama masing-masing Berdasarkan efektif apabila
24 jam dengan konsentrasi. hasil pengujian mampu membunuh
batas bawah 0,008 Berdasarkan hasil dan analisis data, minimal 80%
dan batas atas uji, konsentrasi setiap konsentrasi serangga uji.
0,013 pada tingkat 0,07% mampu ekstrak etanol daun Sesuai dengan
kepercayaan 95%. membunuh sirih (Piper betle hasil analisis
100% larva L) memiliki probit, nilai LC50
P nyamuk Anopheles pengaruh terhadap 24 jam ekstrak
e sp maupun Culex mortalitas larva etanol daun sirih
m sp. Sedangkan nyamuk (Piper betle L)
b konsentrasi 0,05% terhadap mortalitas
a pada larva nyamuk larva nyamuk
h Anopheles Anopheles sp dan
a mempunyai Culex sp
s pengaruh yang didapatkan pada
a hampir sama konsentrasi 0,012
n dengan konsentrasi % dan 0,011%.
Berdasarkan 0,03% pada larva Yang berarti bahwa
hasil uji F nyamuk Culex sp pada konsentrasi
(Anova) daun yaitu, mampu 0,012% ekstrak
sirih (Piper betle membunuh etanol daun sirih
L) yang diuji 86,66% dan (Piper betle L)
terhadap mortalitas 88,33% . Hal ini mampu membunuh
larva nyamuk membuktikan 50% larva nyamuk
Anopheles sp dan bahwa terdapat Anopheles sp dan
Culex sp. dapat perbedaan pada konsentrasi
dikemukakan efektifitas ekstrak 0,011% ekstrak
bahwa ekstrak daun sirih (Piper etanol daun sirih
etanol daun sirih betle L) pada setiap (Piper betle L)
(Piper betle L) konsentrasi uji, mampu
efektif terhadap karena setiap membunuh 50%
larva nyamuk konsentrasi larva nyamuk
Anopheles sp dan mempunyai Culex sp yang
Culex sp. efektifitas yang didedahkan selama
Berdasarkan hasil berbeda terhadap 24 jam. Sehingga
uji BNT, pada mortalitas larva dapat dikatakan
mortalitas larva nyamuk bahwa ekstrak
etanol daun sirih sangat berpengaruh
(Piper betle L) pada pertumbuhan
efektif terhadap tanaman dan
larva nyamuk kandungan dari
Anopheles sp dan tanaman tersebut.
Culex sp dengan Perbedaan itu
nilai LC50 24 jam dipengaruhi oleh
yang sama. lingkungan seperti,
Jika ketinggian, curah
dibandingkan hujan, keadaan
dengan penelitian tanah, suhu,
yang telah cahaya matahari,
dilakukan oleh nutrisi tanaman
Kusumaningrum dan air (Kusnadi,
(2008), hasil 2007). Sirih (Piper
penelitian ini Betle L.) tumbuh
tidak jauh berbeda di daerah hutan
karena perbedaan
LC50 tidak terlalu
jauh. Dimana
Kusumaningrum
(2008) menunjukan
bahwa ekstrak
etanol daun sirih
(Piper betle L)
efektif terhadap
larva nyamuk
Aedes aegypti
dengan LC50 24
jam sebesar
0,049%.
Perbedaan ini
diduga karena daun
sirih yang
digunakan berbeda
tempat tumbuhnya.
Dimana daun sirih
yang digunakan
oleh
Kusumaningrum
diperoleh di
Jember, Jawa
Timur. Sedangkan
daun sirih yang
digunakan pada
penelitian ini
diambil di hutan
desa Waai,
kecamatan
Salahutu, Pulau
Ambon. Perbedaan
tumbuh tanaman
pada masing-
masing daerah
agak lembab sedangkan pada dikemukakan oleh dari pada nyamuk
dengan keadaan penelitian Natawigena (1990) Culex sp. Jika
tanah yang lembab, Kusumaningrum bahwa salah satu dibandingkan
daerah yang teduh (2008) mekanisme secara morfologi
dan terlindung dari menggunakan larva resistensi pada yaitu ukuran tubuh,
angin, mempunyai nyamuk Aedes serangga larva nyamuk
curah hujan 2250 aegypti. Perbedaan disebabkan oleh Culex sp lebih
– larva nyamuk yang sifat morfologis besar dari pada
4750 mm per tahun digunakan diduga berupa besar larva nyamuk
dan ditanam hingga berpengaruh kecilnya ukuran Anopheles sp.
ketinggian 900 m terhadap tubuh, tebal dan Dengan demikian,
dpl (Plantus, 2007). mortalitas larva tipis kutikula, seharusnya
Berdasarkan yang dihasilkan. adanya penghalang mortalitas larva
pengamatan Hal ini atau bulu pada nyamuk Anopheles
keadaan ini hampir berhubungan serangga. sp lebih tinggi dari
sama dengan hutan dengan ketahanan Berdasarkan pada Culex sp.
desa Waai, masing-masing hasil pengujian Hal ini disebabkan
Kecamatan jenis larva nyamuk mortalitas larva karena perbedaan
Salahutu. Menurut terhadap ekstrak. nyamuk waktu pengujian
Pengadilan Tata Jika dibandingkan Anopheles sp larva. Pada
Usaha Negeri secara morfologi lebih rendah penelitian ini larva
Ambon (2009), larva nyamuk nyamuk Culex sp
rata-rata curah Anopheles sp dan diuji pada bulan
hujan di Pulau Aedes aegypti lebih November 2010
Ambon adalah kecil jika dari pada sedangkan larva
lebih dari 3000 larva nyamuk nyamuk Anopheles
mm per tahun. Culex sp. Larva sp diuji pada bulan
Sedangkan Anopheles sp Februari 2011.
menurut Badan instar III Pada pengujian
Planologi berukuran ± 4 mm larva nyamuk
Kehutanan (2002) dan instar IV Culex sp ekstrak
rata-rata curah biasanya 5-6 mm etanol daun sirih
hujan Jawa Timur (Dharmawan, (Piper betle L)
adalah 1260 – 3000 1993). Larva yang digunakan
per tahun. nyamuk Aedes masih segar,
Sehingga dapat aegypti instar IV sehingga mortalitas
dikatakan bahwa berukuran ± 5 mm larva Culex sp
daun sirih di hutan (Isna, lebih tinggi
desa Waai lebih 2007). Larva dibandingkan
efektif dari pada Culex instar III dengan mortalitas
daun sirih di daerah berukuran 4-5 mm. larva nyamuk
Jember, Jawa Sedangkan larva Anopheles sp yang
Timur. instar IV berukuran diuji 3 bulan
Selain itu, paling besar yaitu berikutnya.
disebabkan karena 6-8 mm (Soedarto, Perbedaan ini
larva nyamuk yang 1992). Perbedaan mempengaruhi
digunakan berbeda. ukuran larva ini, toksisitas ekstrak
Pada penelitian ini menyebabkan larva karena adanya
larva nyamuk yang dengan ukuran perbedaan waktu
digunakan sebagai yang lebih besar pegujian sehingga
hewan uji adalah lebih tahan menyebakan
larva nyamuk terhadap terjadinya
Anopheles sp dan insektisida. Seperti penyimpanan
Culex sp, halnya yang ekstrak etanol daun
sirih (Piper betle bahwa pelarut
L). Penyimpanan metanol memiliki
ekstrak ini LC50 yang terendah
menyebabkan sehingga mortalitas
toksisitas ekstrak larva Aedes aegypti
menurun. Seperti lebih tinggi pada
yang dikemukakan penggunaan
oleh Ningsih konsentrasi yang
(2008) bahwa kecil dibandingkan
semakin lama pelarut air dan
waktu etanol.
penyimpanan Pada penelitian
ekstrak cenderung ini digunakan
menurunkan pelarut etanol,
toksisitas ekstrak sehingga dapat
terhadap larva uji. melarutkan
Perbedaan waktu senyawa metabolit
pengujian pada sekunder yang
penelitian ini terkandung dalam
disebabkan karena daun sirih
sulitnya (Piper betle L).
medapatkan larva Perbedaan
nyamuk Anopheles
sp.
Jika
dibandingkan
dengan hasil
penelitian yang
telah dilakukan
oleh Anonim c
(2010), yang
melaporkan bahwa
ekstrak daun sirih
(Piper betle L)
dengan
menggunakan
pelarut air,
metanol, dan
etanol dapat
berfungsi sebagai
pengendali
populasi larva
nyamuk Aedes
aegypti. Dengan
LC50 ekstrak daun
sirih dalam pelarut
air adalah
8,75668%; dalam
pelarut metanol
sebesar 0,30314%
dan dalam pelarut
etanol sebesar
0,87945%. Ini
membuktikan
penggunaan pelarut perbedaan jenis mengekstraksi pelarut yang
sangat larva yang komponen digunakan untuk
mempengaruhi digunakan, tetapi senyawa metabolit ekstraksi
mortalitas larva. juga berbeda dalam sekunder relatif mempengaruhi
Hal ini proses pembuatan rendah hasil, jika dilihat
berhubungan ekstrak. Pada dibandingkan dari toksisitas
dengan kemapuan penelitian Anonim pelarut etanol dan senyawa
pelarut dalam c (2010) ekstrak metanol. Bahan bioaktifnya.
melarutkan dibuat dengan cara pelarut alkohol Pada penelitian
senyawa metabolit merendam daun dalam ekstraksi ini ditambahkan
sekunder pada sirih dalam pelarut digunakan untuk larutan CMC
tumbuhan. Metanol air, metanol, senyawa yang (Carboxy Methyl
dan etanol maupun etanol. kesetimbangan Cellulosa) 0,5%,
merupakan pelarut Sedangkan polaritasnya karena hasil
yang sangat baik penelitian ini cenderung kurang ekstrak
untuk melarutkan ekstrak dibuat polar. Saptoriyadi mengandung
senyawa metabolit dengan metode (2009) minyak sehingga
sekunder dalam soxchletasi mengemukakan sulit larut dalam
daun sirih (Piper menggunakan bahwa macam aquades. CMC
betle L) pelarut etanol. bahan yang digunakan
dibandingkan Sehingga diduga sebagai pengelmusi
pelarut air sehingga senyawa aktif yang karena memiliki
penggunaannya tertarik keluar lebih kemampuan untuk
lebih efektif banyak menyatukan dua
sebagai pelarut dibandingkan jenis bahan yang
ekstrak daun sirih dengan pelarut air. tidak saling melarut
(Piper betle L) Menurut karena molekulnya
yang berfungsi Saptoriyadi (2009), terdiri dari gugus
sebagai insektisida polaritas pelarut hidrofilik dan
nabati (Anonim mempunyai arti lipofilik sekaligus.
c). Walaupun penting dalam Gugus hidrofilik
penelitian yang ekstraksi. Sehingga mampu berikatan
dilakukan oleh suatu molekul dengan air atau
Anonim c (2010) dapat tertarik oleh bahan lain yang
menggunakan larva molekul lain yang bersifat polar,
nyamuk Aedes mempunyai sedangkan gugus
aegypti dan pelarut polaritas tertentu. lipofilik mampu
yang digunakan Dilihat dari sisi berikatan dengan
yaitu etanol dengan kesetimbangan minyak atau
LC50 sebesar polaritasnya, air bahan lain yang
0,87945%, tetapi sangat polar bersifat non polar.
LC50 dibandingkan Selain itu, CMC
24 jam yang dengan etanol tidak beracun,
diperoleh pada maupun metanol sehingga pada
penelitian ini yang cenderung kontrol hanya
lebih kecil sebesar kurang polar. menggunakan
0,012% untuk larva Sedangkan aquades
nyamuk Anopheles kepolaran senyawa (Deviwings, 2008).
sp dan 0,011% aktif dalam daun Berhubungan
untuk larva sirih kurang polar dengan efektifitas
nyamuk Culex sp. atau semipolar, ekstrak etanol daun
Perbedaan sehingga sirih (Piper betle
efektifitas selain kemampuan air L), hasil
diduga karena dalam penelitian ini
menunjukan bahwa saponin, tanin,
ekstrak etanol diastase, dan
daun sirih (Piper alkaloid
betle L) (Hermawan, 2007).
mempunyai Sedangkan daun
efektifitas yang nimba
sama untuk (Azadiractha
mengedalikan indica A.Juss),
larva nyamuk mengandung tanin,
Culex sp dengan saponin, alkaloid,
ekstrak Daun salannin dan
nimba azadiraktin dari
(Azadiractha golongan
indica A.Juss) triterpenoid.
yang telah diuji Menurut Aminah
oleh Kaihena dan (1995) senyawa-
Nindatu (2005). senyawa seperti
Hasilnya sianida, saponin,
diperoleh LC50 tanin, flavonoid,
0,01179%. steroid, alkanoid
Persamaan ini
diduga karena
kedua jenis ekstrak
tersebut
mengandung
senyawa aktif yang
hampir sama dan
mempunyai potensi
sebagai insektisida.
Menurut Kardinan
(2002), famili
tumbuhan yang
dianggap
merupakan sumber
potensial
insektisida nabati
adalah Meliacea,
Annonaceae,
Astraceae,
Piperaceae dan
Rutaceae. Daun
sirih (Piper betle
L) mengandung
minyak atsiri yang
terdiri dari
betlephenol,
hidroksikavikol,
kavikol, kavibetol,
cyneole, estragol,
eugenol,
metileugenol,
karvakrol, terpinen,
siskuiterpen,
fenilpropan,
dan minyak atsiri langsung dengan Pada larva Pada larva nyamuk
diduga dapat banyaknya yang hidup di Anopheles sp dan
berfungsi sebagai kandungan bahan kontrol, posisi Culex sp yang
insektisida. racun. tubuh larva hidup dalam
Peningkatan Berdasarkan Anopheles sejajar larutan uji ketika
mortalitas larva hasil pengamatan, dengan permukaan mengambil
nyamuk Anopheles gejala yang air ketika oksigen, sipon
sp dan Culex sp, teramati pada larva beristirahat. yang terlihat
disebabkan karena nyamuk Anopheles Sedangkan larva menunjukan pola
peningkatan sp dan Culex sp nyamuk Culex sp yang tidak teratur
konsentrasi yang mengalami menggantung dan berlangsung
ekstrak. Ini kontak dengan membentuk sudut dalam waktu yang
mengindikasikan ekstrak, yaitu larva dengan permukaan singkat. Sehingga
bahwa masing- membersihkan air dan dapat dipastikan
masing konsentrasi badannya dengan berlangsung cukup larva mengalami
memiliki kadar mulut, menggulung lama. kegelisahan dengan
toksit yang badannya dan cara melakukan
berbeda. Hal ini bergerak naik turun gerakan teleskopik.
dibuktikan dengan dengan sangat Mortalitas
rendahnya cepat. Hal ini larva nyamuk
konsentrasi ekstrak sejalan dengan Anopheles sp dan
memiliki kadar apa yang dikatakan Culex sp
toksit yang rendah oleh Hamidah memperlihatkan
sehingga (2001), yaitu gejala tanda-tanda sebagai
menyebabkan awal yang teramati berikut: larva tidak
mortalitas larva pada larva yang bergerak ketika
yang rendah pula. mengalami kontak disentuh, tubuh
Sebaliknya, dengan insektisida larva berwarnah
semakin tinggi biasanya putih atau kuning
konsentrasi ekstrak menimbulkan pucat, bentuk tubuh
akan memiliki empat tahap gejala memanjang dan
kadar toksit yang yaitu, eksitasi, kaku. Watuguly
tinggi sehingga konvulsi (2003) mengatakan
menyebabkan (kekejangan), bahwa larva
mortalitas larva paralisis nyamuk yang mati
semakin tinggi (kelumpuhan) dan selain
pula. Hal ini kematian. Pada memperlihatkan
sejalan dengan tahap eksitasi, larva tanda tersebut juga
yang diungkapkan memperlihatkan ditandai dengan
oleh Watuguly kegelisahan sebagian kepala
(2003) bahwa (anxiety) dengan terlepas atau
faktor yang paling cara membersihkan seluruh tubuhnya
menentukan badan seperti hancur dan
potensi bahaya atau antenna atau terapung diatas
amannya suatu bagian tubuh lain permukaan air
senyawa adalah dengan mulut, dalam keadaan
hubungan antara menggulung memanjang.
kadar zat kimia badannya dan Mortalitas
dengan efek yang melakukan gerakan larva nyamuk
ditimbulkannya. teleskopik, yaitu Anopheles sp dan
Selain itu, interaksi gerakan turun naik Culex sp, diduga
suatu bahan racun yang sangat cepat karena pengaruh
dengan sistem pada permukaan metabolit sekunder
hayati berhubungan air. yang terdapat
dalam daun sirih hemolimfa dan
(Piper betle L) disebarkan ke
yang masuk seluruh bagian
melalui kulit dan tubuh larva. Hal
mulut larva. ini sesuai dengan
Syauta (2000), pendapat Jumar
mengatakan bahwa (2000) yang
insektisida mengatakan bahwa,
umumnya senyawa metabolit
memasuki tubuh sekunder dapat
serangga melalui diserap masuk
bagian yang secara selektif
dilapisi oleh kedalam tubuh
kutikula yang serangga karena
tipis. Menurut tertelan ataupun
Sastrodihardjo dapat melalui
(1979) dalam membran seluler
Yunita dkk (kutikula)
(2009), dinding menyebabkan
tubuh merupakan perubahan
bagian tubuh permeabilitas sel
serangga yang
dapat menyerap zat
toksit dalam jumlah
besar. Matsumura
(1976) dalam
Yunita dkk (2009),
mengatakan zat
toksit relatif lebih
mudah menembus
kutikula dan
selanjutnya masuk
ke dalam tubuh
serangga karena
serangga pada
umumnya
berukuran kecil
sehingga luas
permukaan luar
tubuh yang
terdedah relatif
lebih besar
(terhadap volume)
dibandingkan
mamalia. Tannin
dan saponin
diduga mampu
berdifusi dari
lapisan kutikula
terluar melalui
lapisan yang lebih
dalam menuju
hemolimfa,
mengikuti aliran
secara internal saluran pencernaan protease yang pertumbuhan larva
maupun eksternal. larva. Walaupun berperan dalam menjadi terhambat
Menurut Kaihena gejala-gejala ini mengkatalis protein dan jika proses ini
dan Nindatu tidak ditemukan menjadi asam berlangsung terus,
(2005), penetrasi pada semua larva amino yang maka akan
insektisida melalui yang didedahkan. diperlukan untuk berdampak pada
kutikula serangga Hal ini sesuai pertumbuhan kematian larva
merupakan suatu dengan pendapat larva. Dengan (Alfandiah dan
proses difusi. Munif (2003), terikatnya enzim Munandar, 2001
Difusi insektisida bahwa keberadaan oleh tanin, maka dalam
dalam kutikula senyawa toksit kerja dari enzim Latupeirissa,
berlangsung dua dalam saluran tersebut menjadi 2005). Selain itu,
arah, yaitu secara pencernaan dapat terhambat, tanin dapat
vertikal dan diindikasikan sehingga proses mengganggu
horizontal. Secara dengan seluruh metabolisme sel serangga dalam
vertikal, insektisida tubuh larva dapat terganggu mencerna makanan
berdifusi dalam berwarna hitam dan larva akan karena tanin akan
kutikula terluar yang disebabkan kekurangan mengikat protein
melalui lapisan karena sel- sel nutrisi. dalam sistem
yang lebih dalam pencernaan Akibatnya pencernaan yang
menuju hemolimfa. mengalami diperlukan larva
Sedangkan secara paralisis. Diduga, untuk
horizontal senyawa yang pertumbuhan.
sepanjang lapisan berpengaruh Sehingga proses
lilin kutikula adalah senyawa penyerapan protein
kemudian masuk tanin, yang sesuai dalam sistem
kedalam tubuh dengan penelitian pencemaan
serangga melalui yang dilakukan menjadi terganggu.
sistem trakea. terhadap larva Menurut Hopkins
Sistem trakea nyamuk Aedes dan Hiiner (2004),
berhubungan aegypti tanin menekan
langsung dengan menggunakan konsumsi makan,
jaringan tubuh ekstrak kulit kayu tingkat
serangga. Annona muricata L pertumbuhan dan
Insektisida dapat (Latuperissa,2005). kemampuan
ditranslokasikan Kemampuan bertahan. Tanin,
secara langsung ke senyawa tanin memiliki rasa
dalam jaringan dalam membunuh yang pahit
tubuh. Selain itu, larva nyamuk, sehingga dapat
kutikula bersifat disebabkan karena menyebabkan
hidrofobik dan senyawa ini dapat mekanisme
lipofilik sehingga menghambat kerja penghambatan
senyawa bioaktif enzim dan makan pada larva
yang bersifat non penghilangan uji. Rasa yang pahit
polar mudah substrat (protein). menyebabkan larva
menembus kutikula Berdasarkan tidak mau makan
(Yunita dkk, 2009). pendapat Susanti sehingga larva akan
Berdasarkan (1998) dalam Lapu kelaparan dan
hasil pengamatan, dan Nganro (2001), akhirya mati.
bagian- bagian bahwa tanin dapat Selain tanin,
tertentu pada tubuh berikatan dengan senyawa lain yang
larva terlihat lipid dan protein berperan dalam
berwarna hitam, dan diduga penghambatan
misalnya pada mengikat enzim pertumbuhan larva
adalah saponin. saponin ke dalam
Saponin diduga usus larva dapat
masuk melalui menghambat kerja
bagian mulut, enzim pencernaan
kemudian serta
ditranslokasikan mengakibatkan
kesaluran kerusakan sel-sel
pencernaan larva pada saluran
pada bagian usus pencernaan larva.
tengah yang Kerusakan dimulai
merupakan tempat dengan
terjadinya efek membengkaknya
keracunan. usus tengah hingga
Berbeda dengan mnyentuh dinding
pupa, larva tubuh sehingga
merupakan tahap menyebabkan
yang aktif makan membrane
sehingga senyawa peritrofik aseluler
metabolit yang ikut terlepas dari sel-
tertelan akan sel usus tengah.
diserap oleh intima
(lapisan tipis
kutikula) pada
proktodeum dan
dibawa keseluruh
bagian tubuh
termasuk ke sistem
saraf pusat
(Djojosumarto,
2004). Saponin
memiliki rasa yang
pahit dan tajam
serta dapat
menyebabkan
iritasi pada
lambung. Saluran
pencernaan larva,
khususnya usus
tengah (midgut)
merupakan tempat
utama penyerapan
zat makanan dan
sekresi enzim-
enzim pencernaan.
Usus tengah
memiliki
membrane
peritrofik aseluler
yang berfungsi
membatasi
makanan yang
tertelan dengan
dinding usus
tengah. Penyerapan
Dan akhirnya sel- produksi urine implus ke sel-sel berlebihan diduga
sel akan terpisah (Natawigena, otot. Hal ini akan menghambat
sehingga 1991). Pada sistem menyebabkan kerja enzim
menyebabkan saraf serangga pesan- pesan asetilkolinesterase.
kematian pada antara sel saraf berikutnya tidak Keadaan ini
larva. dengan sel otot dapat diteruskan, menyebabkan
Menurut terdapat celah yang larva mengalami enzim tersebut
Hopkins dan Huner disebut sinapse. kekejangan secara tidak mampu untuk
(2004), saponin Enzim asetilkolin terus- menerus dan memecahkan
sebagai bahan yang yang dibentuk oleh akhirnya terjadi asetilkolin
mirip deterjen sistem saraf pusat kelumpuhan dan sehingga terjadi
mempunyai berfungsi untuk kondisi ini penumpukan
kemampuan untuk menghantar implus berlanjut terus asetilkolin pada
merusak membran. dari sel saraf ke sel sehingga sinap saraf.
Tarumingkeng otot melalui menyebabkan Sehingga terjadi
(1992) mengatakan sinapse. Setelah kematian. kekacauan pada
bahwa, impuls diantarkan Kandungan sistem
meningkatkan ke sel-sel otot senyawa hasil penghantaran
penetrasi senyawa proses ekstrak etanol implus ke sel-sel
toksit karena dapat penghantaran daun sirih (Piper otot atau proses
melarutkan bahan- implus tersebut betle L) yang transmisi saraf
bahan lipofilik dihentikan oleh normal menjadi
dengan air. enzim terhambat. Dengan
Deterjen tidak asetilkolinesterase demikian
hanya mengganggu (AchE) yang menyebabkan
lapisan lipoid dari menyebabkan pesan-pesan
epikutikula tetapi sinapse menjadi berikutnya tidak
juga mengganggu kosong lagi dapat lagi
lapisan protein sehingga diteruskan,
endokutikula penghantaran sehingga larava
sehingga berakibat implus berikutnya menjadi kejang
senyawa toksit dapat dilakukan. secara terus-
dapat masuk Enzin menerus dan
dengan mudah ke asetilkolinesterase berakhir dengan
dalam tubuh larva. berfungsi untuk kematian. Hal ini
Alkaloid memecahkan sesuai dengan
merupakan asetilkolin menjadi pendapat Jumar
senyawa yang juga kolin, asam asetat (2000), bahwa
berperan sebagai dan air (Untung, keracunan pada
insektisida. Selain 1996). Alkaloid serangga ditandai
menyebabkan rasa yang berlebihan dengan terjadinya
pahit sehingga diduga akan gangguan pada
menghambat menghambat sistem saraf pusat
aktivitas makan, kerjanya enzim yang
Alkaloid mampu AchE yang mengakibatkan
memperlihatkan mengakibatkan terjadinya
aktivitas paralitik terjadinya kerusakan saraf dan
(Herlina, 2005), penumpukan menyampaikan
menyebabkan asetilkolin hasil integrasi ke
lumpuh pada sehingga otot yang
serangga, menyebabkan merupakan reaksi
mengganggu kekacauan pada terhadap racun
sistem saraf pusat, sistem yang masuk
produksi feses dan penghantaran kedalam tubuh,
sehingga 0
mengakibatkan ,
kematian. 0
Berdasarkan 1
hasil penelitian, 1
senyawa aktif %
alkaloid dalam .
ekstrak etanol
daun sirih (Piper S
betle L) diserap ke a
dalam tubuh larva r
melalui kutikula a
maupun yang n
tertelan secara Ekstrak etanol
langsung sehingga daun sirih
menyebabkan (Piper betle.
gangguan serta L) mempunyai
keracunan pada peluang yang baik
sel-sel saraf atau untuk digunakan
membrane sel sebagai insektisida
sehingga nabati dalam
berdampak pada mengendalikan
kematian larva. larva nyamuk yang
bersifat ramah
lingkungan.Pada
KESI aplikasi di
MPU lapangan,
LAN sebaiknya ekstrak
DAN etanol daun sirih
SARA (Piper
N
Kesim
pulan
Berdasarkan
pada uraian
hasil
penelitian dan
analisis data yang
telah dilakukan,
maka dapat
disimpulkan bahwa
ekstrak etanol daun
sirih (Piper betle
L) efektif terhadap
larva nyamuk
Anopheles sp dan
Culex sp yang
ditandai dengan
meningkatnya
jumlah mortalitas
larva, dengan
LC50 (24 jam)
sebesar 0,012%
dan
betle. L) yang digunakan langsung dipakai, sehingga tidak menurunkan keefektifannya.
DAFTAR piper- Marga Iwang S), Ed
PUSTAKA betle-l- Annona 2, Bandung :
Aminah, S, N., terhadap- Terhadap Institut
1995. Evaluasi kemampuan- Larva Nyamuk T
Tiga Jenis hidup-dan-per Aedes aegypti e
Tumbuhan kembangan- Dan Culex k
Sebagai pradewasa- quinqienfascia n
Insektisida nyamuk-aedes- tus. Berkala o
dan Repelan aegypti/ Penelitian l
Terhadap diakses 21 Hayati o
Nyamuk di November (J.Biol.Res). g
Laboraturium. 2010, pukul PBI i
Tesis. Institut 12:30 WIT Komisariat
Pertanian Badan Planologi Surabaya. B
Bogor. Bogor. Kehutanan, 6(2):153-157 a
Anonim a, 2002. Data Harborne, JB. n
2009. Sirih. dan 1996. Metode d
http://id.wikip Fitokimia : u
edia.org/wiki/s Informasi Penuntun n
irih Kehutanan Cara Modern g
diakses 23 Propinsi Jawa Menganalisis .
Oktober 2009 Timur. Tumbuhan Hermawan, dkk.
diakses pukul http://www.de (Terjemahan 2007.
16.35 WIT phut.go.id/INF Kokasih P dan Pengaruh
Anonim b, ORMASI/ Ekstrak Daun
2009. IN F P R O P / IN F Sirih (Piper
Anopheles. -J T IM . P D F betle L.)
http://id.wikipe diakses 10 Terhadap
dia.org/wiki/an Maret 2011, Pertumbuhan
opheles 21:30 WIT Staphylococcu
diakses 23 Dharmawan, R. s aureus Dan
November 1993. Metoda Escherichia
2009, pukul Identifikasi coli Dengan
20:30 WIT Spesies Metode Difusi
Anonim c, 2010. Kembar Disk. Artikel
Pengaruh Nyamuk Ilmiah.
Ekstrak Daun Anopheles. http://www.jou
Sirih (Piper Sebelas Maret rnal.unair.ac.id
Betle L.) University /filerPDF/
Terhadap Press. 15.%20Daun
Kemampuan Surakarta. %20 Sirih.pdf
Hidup Dan Djojosumarto, P. diakses 18
Perkembangan 2004. Teknik Janua
Pradewasa Aplikasi ri
Nyamuk Aedes Pestisida 2010,
Aegypti. Pertanian pukul
http://miqbal08 Kanisius. 20:15
.student.ipb.ac. Jakarta WIT
id/ Hamidah, 2001. Helut, S. 2009.
2010/06/2 Eksplorasi Kota Ambon
0/pengaru Dan Uji Endemis
h-ekstrak- Biolarvasida Penyakit Kaki
daun- Fraksi Daun Gajah.
sirih- Tanaman Liputan6.com.
http://kesehata k Indonesia, r 2009,
n.liputan6.com u Volume pukul
/berita/200 l 18(3) 21.00
911/251120/K November 2007. WIT.
ota.Ambon.En 2 Hal: 36-44.
demis.Pen 0 Kardinan,
yakit.Kaki. : A.2002.
Gajah 4 Pestisida
diakses 15 5 Nabati,
Januari Ramuan dan
2 W Aplikasi. PT.
0 I Penebar
1 T S
0 - w
, Isna. I, 2007. a
Vektor DBD d
p dan Aedes a
u aegypti. BAB y
k II. a
u http://digilib.u .
l nimus.ac.id/fil
es/disk1/ J
1 105/jtptunimus a
2 -gdl- k
: isnainimah- a
1 5219-3- r
5 bab2.pdf t
diakses 09 a
W Maret 2011 .
I pukul Kardinan, A. 2007.
T 1 Potensi selasih
Hiswani. 2004. 2 sebagai
Gambaran : repellent
Penyakit Dan 3 terhadap
Vektor 0 nyamuk Aedes
Malaria Di aegypti. Jurnal
Indonesia. W Littri Vol.13
Digitized by I No.2, Juni
USU digital T 2007 : 39–42
library . http://perkebun
http://library.u Kaihena, M dan an.litbang.dept
su.ac.id/downl Nindatu, M, an.go.id/u
oad/fkm/fk m- 2005. Potensi pload.files
hiswani Daun Nimba /
11.pdf diakses (Azadiractha File/publikasi/
16 Januari indica.Juss) jurnal/Jurnal
2 Sebagai %202007/A
0 Bioinsektisida rtikel
1 Terhadap %201321-
0 Mortalitas AGU
, Larva Culex %20KARDIN
sp. Majalah AN.pdf.
p Kedokteran diakses 24
u Tropis Oktobe
Kurniawan, L. Dengan Larva Aedes Prevaluasi
2008. Ekstrak Daun aegypti.L. Malaria Di
Filariasis - Sirih (Piper Skripsi. Kecamatan
Aspek Klinis, betle L.) Fakultas Cineam,
Diagnosis, Terhadap Matematika Kabupaten
Pengobatan Mortalitas Dan Ilmu Tasikmalaya.
Dan Larva Nyamuk Pengetahuan Arikel. Departemen
Pemberantasa Aedes Alam.Universi Kesehatan. Jakarta.
nnya Artikel. aegypti tas Pattimura. Ningsih, F.
Pusat L. Ambon. 2008. Pengaruh
Penelitian http://digilib.U Li-Ching, M, R & lama penyimpanan
Penyakit ne.ac.id/ Jiau, Ching-Ho. Formulasi
Menular, go.php? 2009. Ekstrak Biji
Badan id=gdlhub-gdl- The Baringtonia
Penelitian Dan grey-2008- Antimicrobial asitica (L)
Pengembangan vivinkusum- Activity, kurz
Kesehatan 468 Mosquito (Lecythidaceae)
Departemen &PH Larvicidal Terhadap
Kesehatan RI, SE S Activity, Mortalitas
Jakarta.Http:// S ID = Antioxidant rocidolomia
Downloads.Zi 7556 Property and pavonana F
ddu.Com/D b734 Tyrosinase (Lepidoptera:
ownloadfile 5f Inhibition of Pyralidae).http://hp
/ 7a0ef9e18c9ff Piper betle. t.unpad.ac.id/penga
2097074/Kaki 28c80810c. Journal of the r
gajah1.Pdf.Ht diakses 23 Chinese uh-lama-
ml diakses Oktober Chemical penyimpanan-
12 Januari 2009, Society, formulasi-
2010, pukul 20:30 pukul 17 2009,56, 653- ekstrak-biji-
WIT Kusnadi, : 00 658 barin gtonia-
R, 2007. WIT. http://proj3.sin asitica-l-kurz-
Faktor Yang Lapu, P., Nganro., ica.edu.tw/~ch lecythidaceae-
Mempengaruh 2001. em/servxx terhadap-
i Kehidupan Pengaruh In 6 / mortalitas-
Makhluk Vitro Ekstrak files/paper109 rocidolomia-
Hidup. Daun Nimba 631246598637 pavonana-f-
http:/Guru (Azadiractha .pdf diakses 2 lepidopter a-
muda. Com indica) November pyralidae/
/bse. diakses Terhadap 2009, pukul diakses 10
24 Febuari Bakteri 17:50 Maret 2011
2011, pukul Patogen W pukul
16:23 Udang Windu I 18:36 WIT.
W Vibrio T Nurcahyati, S.
I alginolyticus. . 2008.
T Biosains.6(2): Munif, H., Efektifitas
Kusumaningrum, 49-53 2003. Korelasi Ekstrak Daun
V. 2008. Latupeirissa,Y. Kepadatan Mojo (Aegle
Perbedaan 2005. Uji Populasi An. marmelos.L)
Toksisitas Daya Bunuh barbirostris Terhadap
Ekstrak Daun Ekstrak Etanol Dengan Kematian
Serai Wangi Biji Sirsak (A. Larva Nyamuk
(Andropogon muricata.L) Aedes aegypti
nardus (L.) Terhadap Instar III.
Rendle) Mortalitas Skripsi
Fakultas Ilmu Warta bone,
Kesehatan Sulawesi
Universitas Utara:
Muhammadiya Keragaman,
h Surakarta Status Dan
http://etd.eprint Habitatnya
s.ums.ac.id Bidang
/2715/1/J41004 Zoologi,
0018.pdf Pusat
diakses 4 Penelitian
November Biologi
2009, pukul 15:45 LIPI
WIT. Plantus. http://digilib.bi
2007. Daun Sirih, ologi.lipi.go.id
Obat Serbaguna /zoo%20i
Sepanjang ndonesia/files/
Masa. zi1712008273
http://lupuzz.bl 4.pdf diakses
ogspot.com 15 Januari
/ 2010, pukul
2008/04/kandu 20:00
ngan-dan- WIT.
manfaat-daun- Syachrial, dkk.
sirih.html 2005. Populasi
diakses 07 Nyamuk
Oktober 2009, Dewasa Di
pukul 21: 07 Daerah
WIT. Endemis
Sariyati, 2010. Filariasis
Daya Bunuh Studi Di Desa
Ekstrak Etanol Empat
Biji Srikaya Kecamatan
(Annona Simpang
squamosa.L) Empat
terhadap Kabupaten
Mortalitas Banjar
Larva
Spodoptera
litura.Fab.
Skripsi.Fakulta
s Matematika
dan Ilmu
Pengetahuan
Alam.
Universitas
Pattimura.
Ambon .
Suwito, A.
2008.
Nyamuk
(Diptera:Culic
idae) Taman
Nasional
Boganinani
Tahun Artikel (Eupatorium Culex- Sp
2004. Departemen riparium) diakses 15
Jurnal Kesehatan terhadap Januari 2010,
Kesehatan Republik Mortalitas dan pukul
Lingkungan, Indonesia. Perkembangan 16:30 WIT.
Vol.2, No.1, Yunita E.A, Larva Aedes
Juli 2005:85- Suprapti N.H, dan aegypti. Bioma
96 Hidayat J.W. vol. 11, No. 1,
. 2009. Hal. 11-17.
http://journal. Pengaruh Jurusan
Unair.ac.id/for Ekstrak daun Biologi
mdownloa Teklan FMIPA.
d.php? Watuguly, T.,
id=NTMz 2003. Uji
diakses 15 Toksisitas
Januari Ekstrak Biji
2010, pukul Kota Dewa
15:30 WIT. (Phaleria
Syauta, E. L., papuana.
2000. Warb)
Pengaruh Terhadap
Tepung biji Mortalitas
sirsak Nyamuk Aedes
(Annona aegypti Baik
muricata L) Pada
terhadap Stadium Larva
mortalitas Maupun
Sitophilus Stadium
oryzae L. Dewasa Di
Skripsi. Laboratorium.
Fakultas Tesis.
Pertanian. Universitas
Universitas Airlangga,
Pattimura. Surabaya.
Yogyakarta, Widajat, dkk. 2008.
Ambon. Efek Ekstrak
Tarumingkeng, R. Daun Sirih
C. 1992. Terhadap
Insektisida: Acethylcolin
Sifat, Esterase
Mekanisme Nyamuk Culex
Kerja dan sp.
Dampak Http://Jurnalm
Penggunaanny edika.Com/Edi
a. Universitas si-09-
Kristen Krida 2009/93-
Wacana. Artikel-
Jakarta. Penelitian/60-
Triarsari, D. 2008. Efek- Ekstrak-
Daun Sirih Daun-Sirih
Mengobati -Terhadap-
Mimisan Acethylcolin-
Sampai Esterase-
Keputihan. Nyamuk-

You might also like