You are on page 1of 10

Hubungan Karakteristik Kontainer.......... (Santoso, et.

al)

Hubungan Karakteristik Kontainer dengan Keberadaan Jentik


Aedes aegypti pada Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue :
Studi Kasus di Kabupaten Ogan Komering Ulu
The Relationship between Container Characteristics and
Aedes aegypti Larvae on Dengue Hemorrhagic Fever Outbreak:
A case study in Ogan Komering Ulu District
Santoso*, Yulian Taviv, Rika Mayasari, Indah Margarethy, I Gede Wempi DSP,
dan Marini
Balai Litbang Kesehatan Baturaja, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI
Jl. A. Yani KM. 7, Kemelak, Baturaja 32111, Sumatera Selatan, Indonesia

INFO ARTIKEL ABSTRACT/ABSTRAK


Article History: Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an infectious arboviral disease transmitted by Aedes
Received: 14 Nov. 2017 mosquitoes. DHF is a public health importance in Indonesia which cause outbreaks in
Revised: 9 Jan. 2018 endemic areas. Dengue infection could be fatal if it is not immediately addressed. In
Accepted: 2 Feb. 2018 January 2016, the dengue outbreak occurred in the Sekarjaya community health center
(CHC) working area, Ogan Komering Ulu district leading to one fatal case. A post-outbreak
investigation was employed to observe the presence of the Aedes immature stage and to
characterize their potential breeding sites. A total of 230 houses were inspected. A high
Keywords: larval density was observed with free-larval index and house index (HI) was 54% and 46%,
DHF, respectively. Of 876 containers were found; of which 181containers contained larva and 49
outbreak, containers with Aedes pupae. The container index (CI)and pupal index (PI) was 21% and
Aedes aegypti, 6%, respectively. Aedes aegypti positive containers associated with the water source, type,
container color, the presence of predatory fish, the presence of cover and draining frequency. A
routine larval survey needs to be conducted in public places around the residences.

Kata kunci: Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
DBD, virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk sebagai vektor. Penyakit ini masih menjadi
KLB, masalah kesehatan di Indonesia karena sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB)
Aedes aegypti, di beberapa daerah endemis. Penyakit ini dapat menimbulkan kematian dalam waktu
Kontainer yang singkat bila tidak segera ditangani. Kejadian luar biasa DBD telah terjadi di wilayah
Puskesmas Sekarjaya, Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan satu kasus kematian pada
bulan Januari 2016. Penelitian ini merupakan studi kasus dengan tujuan untuk
mengetahui indeks larva dan karakteristik kontainer yang berpotensi sebagai tempat
perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Jumlah rumah yang diperiksa sebanyak 230
rumah. Hasil survei jentik mendapatkan angka kepadatan jentik termasuk dalam
kepadatan tinggi. Hasil perhitungan indek larva mendapatkan angka bebas jentik (ABJ)
sebesar 54% sedangkan house index (HI) sebesar 46%. Jumlah kontainer yang
ditemukan sebanyak 876 buah dengan jumlah kontainer positif jentik sebanyak 181
dan kontainer dengan pupa sebanyak 49 buah kontainer. Hasil perhitungan
mendapatkan nilai container index (CI) sebesar 21% dan pupa index (PI) sebesar 6%.
Karaketeristik kontainer yang berhubungan dengan keberadaan jentik Aedes aegypti.
adalah sumber air, jenis, warna, pemeliharaan ikan, keberadaan tutup dan pengurasan
kontainer. Perlu ditingkatkan kegiatan pemeriksaan jentik di tempat-tempat umum di
sekitar pemukiman.

© 2018 Jurnal Vektor Penyakit. All rights reserved


*Alamat Korespondensi : email : santosmetro@yahoo.co.id

https://doi.org/10.22435/vektorp.v12i1.229 9
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 12 No. 1, 2018 : 9 - 18

PENDAHULUAN KLB DBD di wilayah Puskesmas Sekarjaya.


Penyakit Demam Berdarah Dengue sebanyak 10 penderita DBD, satu orang
(DBD) telah menjadi salah satu re-emerging diantaranya meninggal pada Bulan Januari
7
mosquito-borne disease yang tersebar luas 2016.
dengan angka kejadian meningkat 30 kali Berdasarkan laporan tersebut maka perlu
dalam lima dekade terakhir. Demam Berdarah s e g e ra d i l a ku k a n i nve s t i g a s i u n t u k
Dengue menyerang 128 negara, terutama mengetahui beberapa faktor penyebab KLB
negara yang sedang berkembang termasuk DBD yang telah terjadi di wilayah Puskesmas
Indonesia. 1 Penyakit DBD merupakan salah Sekarjaya, Kabupaten Ogan Komering Ulu,
s a t u p e nya k i t m e n u l a r ya n g s e l a l u Sumatera Selatan. Studi kasus ini bertujuan
menimbulkan masalah kesehatan di untuk mengetahui indeks larva dan
Indonesia. Sejak tahun 1968, kasus DBD di karakteristik kontainer yang berpotensi
Indonesia cenderung meningkat, seiring sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk
dengan meningkatnya mobilitas penduduk Ae. aegypti. Melalui studi kasus ini diharapkan
dari satu daerah ke daerah lain. Pada tahun dapat memberikan informasi kepada
2013 DBD di Indonesia menyebar di 33 pemegang program pengendalian DBD
provinsi.
2
tentang indeks larva Aedes spp., beberapa
Penyakit DBD disebabkan oleh virus faktor yang berhubungan dengan kejadian
dengue yang termasuk dalam golongan virus DBD khususnya yang berkaitan dengan vektor
RNA genus flavivirus dari famili flaviviridae, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan
yang terdiri dari empat serotipe (DEN1- kewaspadaan dini pencegahan KLB DBD di
DEN4). Penyakit ini dapat disebarkan oleh masa yang akan datang.
nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor utama
dan Aedes albopictus sebagai vektor sekunder. BAHAN DAN METODE
Aedes aegypti jarang ditemukan pada Desain penelitian ini adalah studi kasus
3
ketinggian lebih dari 1000 meter. untuk penanggulangan KLB DBD. Studi kasus
Nyamuk Ae. aegypti betina menghisap dilakukan Kelurahan Sekarjaya, Kabupaten
darah untuk proses pematangan telur Ogan Komering Ulu selama Bulan Februari
sedangkan nyamuk jantan menghisap sari- 2016. Populasi dalam studi ini adalah seluruh
sari tumbuhan. Nyamuk Aedes spp. bertelur tempat yang berpotensi sebagai tempat
dalam genangan air bersih. Tempat yang perkembangbiakan nyamuk Ae. aegypti di
sering digunakan nyamuk untuk bertelur di wilayah Kelurahan Sekarjaya, Kabupaten
dalam rumah antara lain jerigen, tong, teko, Ogan Komering Ulu. Jumlah rukun tetangga
plastik terpal, ember dan tutup ember, drum, (RT) yang ada di Kelurahan Sekarjaya
pot bunga, dan alasnya. Sedangkan di luar sebanyak 23 RT. Masing-masing RT diambil 10
rumah biasanya jentik ditemukan di genangan rumah secara acak sehingga jumlah rumah
air yang ada di drum, kaleng bekas, ban bekas, yang diperiksa sebanyak 230 rumah.
4
atau barang bekas lainnya yang berisi air. Selain dilakukan survei jentik, juga
Nyamuk Ae. aegyti dan Ae. albopictus selain dilakukan wawancara untuk mengetahui
menjadi vektor untuk penyakit DBD juga telah karakteristik kontainer yang diperiksa. Survei
diidentifikasi sebagai penyebar virus Zika .
5 jentik ke masyarakat dilakukan oleh petugas
Loka Litbang P2B2 Baturaja dengan dibantu
Indikator entomologi berupa kepadatan
oleh petugas dari Puskesmas Sekarjaya. Survei
jentik berhubungan dengan kejadian DBD,
jentik dilakukan dengan metode single larva,
Kepadatan jentik yang tinggi di suatu daerah
yaitu mengambil satu jentik disetiap tempat-
dapat meningkatkan risiko terjadinya
tempat yang menampung air yang ditemukan
Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD. Hasil analisis
ada jentiknya untuk selanjutnya dilakukan
di beberapa negara mendapatkan adanya
identifikasi lebih lanjut mengenai jenis
hubungan yang signifikan antara indikator
jentiknya.
entomologi dengan KLB DBD. 6 Laporan dari
Puskesmas Sekarjaya, Kabupaten Ogan Perhitungan kepadatan jentik Aedes spp.
Komering Ulu diketahui bahwa telah terjadi (indeks larva) meliputi beberapa indikator,

10
Hubungan Karakteristik Kontainer.......... (Santoso, et.al)

yaitu Angka Bebas Jentik (ABJ), House Index menentukan tingkat kepadatan jentik di suatu
9,10
(HI), Container Index (CI), Pupa Index (PI), kelurahan. Berikut tabel untuk menentukan
Breateau Index (BI), dan Density Figure (DF). Density Figure berdasarkan gabungan ketiga
11
Angka bebas jentik adalah persentase indikator tersebut.
rumah tanpa jentik, yaitu jumlah rumah tanpa Tabel 1. Tingkat Kepadatan Jentik berdasarkan
jentik dibagi jumlah rumah diperiksa dikali Indikator Density Figure
100%. Dalam program pengendalian DBD
ditetapkan bahwa dalam satu kelurahan Density House Breateau
diharapkan ABJ > 95% untuk mengurangi Container
figure Index Index
Index (CI)
penularan DBD di kelurahan tersebut.8 (DF) (HI) (BI)
1 1–3 1–2 1–4
Jumlah rumah negatif jentik 2 4–7 3–5 5–9
ABJ = x100% 3 8 – 17 6–9 10 – 19
Jumlah rumah diperiksa 4 18 – 28 10 – 14 20 – 34
5 29 – 37 15 – 20 35 – 49
House Index merupakan persentase 6 38 – 49 21 – 27 50 – 74
rumah dengan jentik, yaitu jumlah rumah 7 50 – 59 28 – 31 75 – 99
8 60 – 76 32 – 40 100 – 199
positif jentik dibagi jumlah rumah diperiksa 9 > 77 > 41 > 200
dikali 100%.
Sumber : WHO, 2003
Jumlah rumah positif jentik
HI = x100%
Jumlah rumah diperiksa HASIL
Hasil surve i terhadap 230 rumah
Persentase kontainer dengan jentik, yaitu ditemukan sebanyak 105 rumah positif jentik
jumlah kontainer positif jentik dibagi jumlah dan 34 rumah positif pupa. Hasil perhitungan
kontainer diperiksa dikali 100%. indeks larva mendapatkan ABJ sebesar 54%
Jumlah kontainer positif jentik sedangkan HI sebesar 46%. Jumlah kontainer
CI = x100% yang ditemukan sebanyak 876 buah dengan
Jumlah kontainer diperiksa jumlah kontainer positif jentik sebanyak 181
dan kontainer dengan pupa sebanyak 49 buah
Persentase kontainer dengan pupa, yaitu
kontainer. Hasil perhitungan mendapatkan
jumlah kontainer positif pupa dibagi jumlah
nilai CI sebesar 21% dan PI sebesar 6%.
kontainer diperiksa dikali 100%.
Sedangkan hasil perhitungan BI mendapatkan
Jumlah kontainer positif pupa nilai sebesar 79. Berdasarkan hasil
PI = x100% perhitungan HI, CI dan BI maka diperoleh
Jumlah kontainer diperiksa
tingkat kepadatan jentik berdasarkan
Breateau index merupakan perbandingan indikator DF dikategorikan dalam tingkatan
jumlah kontainer positif jentik dibagi jumlah kepadatan jentik tinggi (kategori berdasarkan
rumah diperiksa dikali 100 (tidak dalam Tabel 1).
persen).
Jumlah kontainer positif jentik
BI = x100
Jumlah rumah diperiksa

Angka kepadatan jentik (Density Figure)


merupakan indikator yang dihitung
berdasarkan gabungan indikator HI, CI dan BI,
dengan kriteria: kepadatan rendah (DF=1),
kepadatan sedang (DF 2-5) kepadatan tinggi
(DF 6-9).
Penentuan tingkat kepadatan jentik dari Gambar 1. Distribusi Proporsi Jentik yang
beberapa indikator tersebut selanjutnya Ditemukan Berdasarkan Spesies dan
dikonversi dan dimasukkan dalam tabel untuk Letak Kontainer

11
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 12 No. 1, 2018 : 9 - 18

Spesies jentik yang ditemukan terdiri dari Berdasarkan hasil analisis hubungan
tiga yaitu A. aegypti (144 ekor), Ae. albopictus antara karakteristik kontainer dengan
(26 ekor) dan Culex sp. (11 ekor) (Gambar 1). keberadaan jentik Ae. aegypti dan Ae.
Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa jentik albopictus ditemukan adanya perbedaan
Ae. aegypti dan Culex spp. lebih banyak perilaku antara kedua spesies Aedes tersebut.
ditemukan di dalam bangunan, sedangkan Proporsi jentik yang lebih banyak ditemukan
jentik Ae. albopictus lebih banyak ditemukan berdasarkan letak kontainer yang berada di
di luar gedung. luar adalah jentik Ae. aegypti (60%)

Tabel 2. Hubungan Karakteristik Kontainer dengan Keberadaan Jentik Ae. aegypti


Keberadaan Jentik
N=876 Jumlah
Kondisi Kontainer P value
Positif Negatif N (%)
n (%) n (%)
Sumber air:
- PDAM 32 (18,4) 142 (81,6) 174 (100)
- Sumur 87 (13,7) 549 (86,3) 635 (100) 0,001
- Air hujan 23 (41,1) 33 (58,9) 56 (100)
- Lain-lain 2 (20,0) 8 (80,0) 10 (100)
Jenis:
- Tempat Penampungan Air (TPA) 88 (14,2) 533 (85,8) 621 (100) 0,007
- Non TPA 56 (22,0) 199 (78,0) 255 (100)
Letak:
- Dalam gedung 87 (16,1) 454 (83,9) 541 (100) 0,709
- Luar gedung 57 (17,0) 278 (83,0) 335 (100)
Warna:
- Merah 10 (18,5) 44 (81,5) 54 (100)
- Kuning 15 (22,4) 52 (77,6) 67 (100)
- Biru 39 (22,2) 137 (77,8) 176 (100)
- Putih 32 (14,3) 192 (85,7) 224 (100)
- Hitam 12 (7,7) 144 (92,3) 156 (100) 0,029
- Hijau 9 (19,1) 38 (80,9) 47 (100)
- Ungu 1 (50,0) 1 (50,0) 2 (100)
- Orange 1 (8,3) 11 (91,7) 12 (100)
- Abu-abu 22 (18,8) 95 (81,2) 117 (100)
- Lainnya 3 (14,3) 18 (85,7) 21 (100)
Bahan:
- Semen 21 (21,0) 79 (79,0) 100 (100)
- Tanah 0 (0,0) 1 (100) 1 (100)
- Plastik 96 (14,7) 557 (85,3) 653 (100)
0,264
- Kaca 1 (10,0) 9 (90,0) 10 (100)
- Keramik 17 (23,3) 56 (76,7) 73 (100)
- Logam 6 (20,7) 23 (79,3) 29 (100)
- Lainnya 3 (30,0) 7 (70,0) 10 (100)
Peliharaikan:
- Tidak 140 (17,2) 673 (82,8) 813 (100) 0,022
- Pelihara 4 (6,3) 59 (93,7) 63 (100)
Kondisitutup:
- Tidak tertutup 126 (18,3) 562 (81,7) 688 (100) 0,004
- Tertutup 18 (9,6) 170 (90,4) 188 (100)
Dikuras 1 minggu terakhir:
- Tidak dikuras 110 (28,8) 272 (71,2) 382 (100) 0,001
- Dikuras 34 (6,9) 460 (93,1) 494 (100)
Ditaburi bubuk abate:
- Tidak 138 (16,6) 692 (83,4) 830 (100) 0,683
- Ya 6 (13,0) 40 (87,0) 46 (100)
Jumlah 144 (16,4) 732 (83,6) 876 (100)
Keterangan : Jumlah seluruh kontainer yang diperiksa 876. Jumlah kontainer 181. Jumlah kontainer
positif Ae. aegypti 144.

12
Hubungan Karakteristik Kontainer.......... (Santoso, et.al)

dibandingkan jentik Ae. albopictus (19%). Kepadatan vektor merupakan salah satu
Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya faktor risiko penyebaran kasus DBD. Tingkat
hubungan yang bermakna secara statistik k e p a d a t a n j e n t i k ya n g t i n g g i a k a n
antara letak kontainer dengan spesies jentik meningkatkan populasi nyamuk Ae. aegypti
yang ditemukan (p<0,001). sebagai vektor penular penyakit DBD di suatu
Analisis bivariat hanya dilakukan pada wilayah. Nyamuk Ae. aegypti merupakan
Ae. aegypti karena spesies nyamuk ini vektor DBD di daerah perkotaan yang
merupakan vektor utama penyakit DBD. Hasil memiliki jarak terbang sekitar 100 meter
analisis hubungan antara karakteristik memiliki potensi besar untuk mengakibatkan
kontainer yang diperiksa dengan keberadaan KLB DBD terutama di daerah pemukiman yang
jentik Ae. aegypti disajikan dalam Tabel 2. p a d a t p e n d u d u k nya a t a u d i d a e ra h
8,14
Pada Tabel 2 terlihat bahwa hasil analisis perkotaan. Selain itu, kondisi iklim juga
hubungan antara karakteristik kontainer mempengaruhi kepadatan vektor DBD. Curah
dengan keberadaan jentik Ae. aegypti hujan yang melebihi 200 mm juga dapat
mendapatkan beberapa faktor yang memiliki meningkatkan jumlah kasus DBD. 15,16 Daerah
hubungan bermakna secara statistik perkotaan dengan kepadatan penduduk yang
diantaranya pada variabel sumber air, jenis, tinggi serta jarak antar rumah yang saling
warna pemeliharaan ikan, keberadaan tutup berdekatan menyebabkan potensi nyamuk Ae.
dan pengurasan kontainer. Sedangkan aegypti untuk menyebarkan virus dengue
17
variabel letak dan bahan kontainer serta akan lebih tinggi.
penaburan bubuk abate tidak memiliki Tingkat kepadatan jentik yang tinggi
hubungan yang bermakna secara statistik disebabkan karena perilaku buruk dalam
(P>0,05). Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang
dilakukan penduduk. Banyaknya penduduk
PEMBAHASAN yang tidak melakukan PSN di satu daerah
Hasil surve i di wilayah Kelurahan mengakibatkan tingkat kepadatan jentik
Sekarjaya mendapatkan bahwa rumah yang menjadi tinggi. Proporsi keberadaan jentik
ditemukan jentik lebih dari 5%. Jika rumah lebih banyak ditemukan pada penduduk yang
ya n g d i t e m u k a n j e n t i k d a l a m s a t u tidak melakukan kebiasaan PSN sebesar
kelurahan/desa lebih dari 5% maka desa 80,5% dibandingkan dengan penduduk yang
tersebut merupakan desa potensial terjadinya melakukan kebiasaan PSN sebesar 40,8%. 18
penularan DBD. 8 Potensi penularan DBD di Tindakan dalam PSN DBD dipengaruhi oleh
Kelurahan Sekarjaya cukup tinggi karena pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap
ditemukannya beberapa kasus DBD yang DBD. Pengetahuan tinggi dan sikap positif
sudah dikonfirmasi di Rumah Sakit setempat. meningkatkan tindakan masyarakat untuk
19
Selain itu berdasarkan laporan diketahui melakukan PSN DBD.
bahwa telah terjadi KLB DBD di wilayah Intervensi untuk menurunkan kepadatan
Puskesmas Sekarjaya dengan ditemukannya jentik di suatu daerah dapat berjalan optimal
7
satu orang yang meninggal karena DBD. Hasil bila didukung dengan kegiatan pemantauan
investigasi yang dilakukan oleh petugas jentik secara berkala. Pemantauan jentik
Puskesmas Sekarjaya mendapatkan bahwa berkala yang dilakukan oleh petugas
penderita yang meninggal karena DBD pemantau jentik terbukti dapat menurunkan
memiliki kondisi lingkungan yang cukup kepadatan jentik, sesuai dengan hasil
bersih, sehingga disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan di Kota Prabumulih.
penderita terkena DBD bukan di rumah, Indeks Density Figure dan Container Index di
melainkan di luar lingkungan perumahan daerah intervensi mengalami penurunan dari
rumah. Hasil ini sejalan dengan penelitian enam menjadi tiga sedangkan di daerah non
yang dilakukan di Kota Bandung dan Hanoi, intervensi mengalami kenaikan dari lima
Vietnam yang juga tidak mendapatkan menjadi enam. 20 Hal tersebut menunjukkan
hubungan antara keberadaan jentik dengan bahwa kegiatan intervensi dengan melibatkan
keberadaan DBD.12,13

13
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 12 No. 1, 2018 : 9 - 18

jumantik yang melakukan pemeriksaan jentik ember tersebut diisi air kembali dan dibiarkan
secara berkala dapat menurunkan angka maka telur tersebut akan menetas dan
kepadatan jentik di suatu daerah. berkembang menjadi nyamuk dewasa dalam
Sumber air yang paling banyak digunakan waktu sekitar satu minggu. Pengetahuan
oleh penduduk adalah sumur gali. Namun masyarakat yang masih rendah tentang cara
hasil survey mendapatkan proporsi sumber menguras bak tersebut mengakibatkan masih
air yang paling banyak ditemukan jentik Ae. tingginya angka kepadatan jentik di lokasi
aegypti adalah sumber air yang berasal dari penelitian. Hasil penelitian yang dilakukan di
air hujan (p<0,05). Kuantitas air PDAM yang Provinsi Jawa Barat dan Kalimantan Barat juga
rendah dan kualitas air sumur yang relatif mendapatkan bahwa sebagian besar
buruk karena sebagian besar sumur gali di penduduk kurang memahami dan kurang
wilayah Ogan Komering Ulu memiliki kualitas peduli dengan kegiatan pembersihan
f i s i k ya n g b u r u k ( b e r wa r n a ke r u h ) kontainer. Penelitian menunjukkan 37,2%
mengakibatkan masyarakat pada musim yang tidak tahu tentang pembersihan
hujan akan menampung air hujan sebagai kontainer dan hanya 26,1% penduduk yang
persediaan air bersih. Air hujan biasanya memahami bahwa pengurasan bak harus
ditampung oleh penduduk dalam beberapa dilakukan minimal seminggu sekali untuk
kontainer. Hal ini memberikan peluang pada mencegah berkembangnya nyamuk.22
nyamuk Ae. aegypti untuk bertelur dalam Salah satu kegiatan PSN adalah dengan
kontainer tersebut, karena umumnya pengurasan bak. Pengurasan berpengaruh
kontainer yang digunakan sebagai terhadap keberadaan jentik Ae. aegypti.
penampungan air hujan tidak memiliki tutup Kondisi kontainer yang tidak dikuras dalam
dan jarang dikuras. waktu satu minggu mengakibatkan telur
Perilaku nyamuk Ae. aegypti lebih senang nyamuk Ae. aegypti yang diletakkan di
bertelur dalam air yang jernih. Hal ini kontainer dapat melewati siklus secara
dijumpai pada sumber air yang berasal dari air sempurna sehingga menjadi nyamuk dewasa.
hujan yang relatif lebih jernih dibandingkan Hal ini berkaitan dengan siklus hidup nyamuk
dengan air sumur atau air PDAM yang Ae. aegypti yang berkisar antara 7-12 hari.
digunakan masyarakat. Hasil penelitian yang Dalam kondisi temperatur lebih rendah, siklus
23
dilakukan di Kota Semarang mendapatkan dapat berlangsung lebih panjang. Kondisi
bahwa proporsi jentik lebih banyak lingkungan juga mempengaruhi keberadaan
ditemukan dalam air yang jernih (46,7%) jentik Ae. aegypti. Kondisi lingkungan yang
dibandingkan pada air yang keruh (10,0%) berpengaruh diantaranya PH dan suhu air,
dengan nilai p=0,039. Hal ini menunjukkan serta kelembaban ruangan.24,25
bahwa ada perbedaan yang bermakna secara Warna kontainer yang paling banyak
signifikan antara kondisi air dengan ditemukan jentik Ae. aegypti adalah biru
keberadaan jentik.21 dengan bahan plastik. Warna biru di dalam
Sebagian besar penduduk terutama pada bangunan menunjukkan kecenderungan
musim kemarau biasanya memiliki banyak warna gelap sehingga menjadi tempat yang
ember yang digunakan sebagai tempat paling disukai oleh nyamuk Ae. aegypti untuk
penampungan air sementara. Ember ini b e r t e l u r. K o n t a i n e r w a r n a g e l a p
seringkali digunakan untuk menampung air menyebabkan jentik Ae. aegypti sulit terlihat
sementara dan seringkali menyisakan sedikit bila terletak di dalam rumah dengan kondisi
air yang berpotensi untuk nyamuk bertelur pencahayaan kurang sehingga masyarakat
dalam ember tersebut. Penampungan air jenis seringkali tidak menyadari bila dalam
ember ini jarang sekali dibersihkan oleh kontainer tersebut terdapat jentik. Hasil
penduduk. Penduduk biasanya hanya penelitian sejenis juga mendapatkan bahwa
menumpahkan air dalam ember tersebut jentik Ae. aegypti lebih banyak ditemukan
tanpa menyikatnya sehingga kemungkinan pada kontainer yang berwarna hitam (20,0%)
telur nyamuk Ae. aegypti untuk menetas masih dibandingkan kontainer warna lain (5,8%)
26
ada karena telur nyamuk Ae. aegypti biasanya dengan nilai p=0,004.
menempel pada dinding ember. Apabila

14
Hubungan Karakteristik Kontainer.......... (Santoso, et.al)

Bahan kontainer yang banyak ditemukan dilakukan apabila volume kontainer cukup
adalah dari bahan plastik. Hal ini berkaitan besar dan sulit untuk melakukan pengurasan
dengan jenis kontainer yang banyak secara rutin (satu minggu sekali). Bubuk abate
ditemukan dalam bentuk ember plastik. biasanya disediakan oleh dinas kesehatan
Ember merupakan jenis kontainer yang setempat yang selanjutnya didistribusikan ke
umum dan praktis digunakan oleh masyarkat masyarakat oleh puskesmas ke wilayah
karena bahan yang ringan dan mudah dibawa. kerjanya. Pengendalian nyamuk dewasa
Selain digunakan untuk menampung juga dilakukan dengan kegiatan penyemprotan
dapat digunakan untuk mengangkut/ rumah dengan menggunakan insektisida.
memindahkan air dari satu tempat ke tempat Namun kegiatan ini kurang optimal, karena
lain. Penelitian yang dilakukan di Semarang penyemprotan rumah yang dilakukan oleh
mendapatkan bahwa terdapat hubungan yang masyarakat dilakukan pada malam hari,
signifikan antara PSN 3M plus dengan sedangkan nyamuk Ae. aegypti yang
kepadatan jentik pada TPA jenis bak mandi, merupakan vektor utama DBD aktif pada pagi
27 32
ember dan gentong. Penelitian di India juga dan siang hari. Waktu penyemprotan rumah
mendapatkan bahwa jenis kontainer yang dengan menggunakan insektisida rumah
paling banyak ditemukan jentik adalah tangga yang tepat adalah pada sore dan pagi
kontainer yang terbuat dari plastik sebanyak hari. Hal ini berkaitan dengan perilaku
28
37,84% . Hasil penelitian di Provinsi nyamuk yang menghisap darah pada pagi dan
Sumatera Selatan juga mendapatkan adanya sore hari.33 Perilaku nyamuk Ae. aegypti
hubungan yang bermakna antara letak, bahan, dewasa setelah menghisap darah sebagian
warna dan volume kontainer dengan besar akan beristirahat di dalam kamar tidur,
29
kepadatan nyamuk pradewasa. sehingga pengendalian yang efektif dengan
Kontainer yang tidak tertutup menjadi penyemprotan di dalam kamar tidur pada sore
34
tempat yang paling banyak ditemukan jentik hari sebelum tidur.
karena nyamuk dengan mudah menemukan Tingkat pengetahuan dan sikap
sumber air yang akan dijadikan sebagai masyarakat terhadap DBD berperan dalam
tempat untuk bertelur. Jenis tempat upaya pengendalian nyamuk vektor DBD.
penampungan air seperti bak mandi, bak WC Pengetahuan dan sikap masyarakat yang
dan ember jarang sekali memiliki penutup. tinggi dapat menurunkan angka kepadatan
Hal ini karena ukuran bak yang terlalu besar jentik, sehingga potensi penularan DBD dapat
atau justru ember yang terlalu kecil sehingga diturunkan agar tidak berkembang menjadi
penduduk tidak membuat penutup untuk KLB. Hasil penelitian di Kota Manado
jenis kontainer ini. menunjukkan adanya hubungan antara
Nyamuk Ae. aegypti mampu berkembang pengetahuan dan sikap terhadap DBD dengan
dalam semua jenis air, baik air bersih maupun perilaku masyarakat terhadap tindakan
35
air yang tercemar. Hasil uji laboratorium pencegahan DBD.
mendapatkan bahwa telur Ae. aegypti dapat
menetas pada semua jenis air namun pada
KESIMPULAN
jenis air selokan perkembangan dari telur
Tingkat kepadatan jentik (density figure)
menjadi nyamuk dewasa lebih lambat
30 termasuk dalam kategori kepadatan tinggi.
dibandingkan dengan air sumur. Hasil Larva indeks Ae. aegypti di Kelurahan Sekar
analisis yang dilakukan oleh Wurisastuti juga Jaya adalah HI 46%, CI 21%, PI 6%, dan BI 79.
mendapatkan bahwa semua jenis air dapat Karakteristik kontainer yang banyak
dijadikan tempat bertelur bagi nyamuk Ae. ditemukan jentik, yaitu berdasarkan sumber
aegypti dengan jenis air yang paling disukai air adalah air hujan; berdasarkan jenis adalah
31
adalah air yang tercemar kotoran sapi. non TPA; berdasarkan letak adalah di luar
Penaburan bubuk abate merupakan salah gedung; berdasarkan warna adalah kuning;
satu cara untuk membunuh jentik nyamuk Ae. kontainer tidak tertutup, tidak memelihara
aegypti agar tidak berkembang menjadi ikan, tidak dikuras, dan tidak ditaburi abate.
nyamuk dewasa. Penaburan bubuk abate ini

15
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 12 No. 1, 2018 : 9 - 18

SARAN Trop Dis. 2014;8(5):1-11.


Perlu peningkatan peran serta doi:10.1371/journal.pntd.0002848.
masyarakat dalam kegiatan 3M untuk 7. Puskesmas Sekarjaya. Laporan Kejadian Luar
mengurangi tempat perkembangbiakan Biasa/Wabah (Laporan W1). Baturaja; 2016.
nyamuk Ae. aegypti. Perlu dibentuk petugas 8. Depkes RI. Petunjuk Teknis Pemberantasan
pemantau jentik tiap RT dengan melibatkan Nyamuk Penular Penyakit Demam Berdarah
kader dan masyarakat setempat. Kegiatan Dengue. Jakarta: Dirjen P2M PLP, Departemen
pemeriksaan jentik berkala terutama pada Kesehatan RI; 1999.
awal musim hujan (sebelum puncak kasus 9. Santoso, Budiyanto A. Hubungan Pengetahuan
DBD) untuk mengantisipasi adanya KLB DBD Sikap dan Perilaku (PSP) Masyarakat
perlu juga dilakukan di tempat-tempat umum, Terhadap Vektor DBD di Kota Palembang
seperti sekolah dan masjid di sekitar Provinsi Sumatera Selatan. J Ekol Kesehat.
pemukiman. 2008;7(2):732-739.
10. Santoso, Yahya. Analisis Kejadian Luar Biasa
UCAPAN TERIMA KASIH (KLB) Demam Berdarah Dengue di Wilayah
Ucapan terima kasih penulis sampaikan Puskesmas Rawasari Kota Jambi Bulan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Agustus 2011. J Ekol Kesehat. 2011;10(4):248-
255.
Ogan Komering Ulu, Kepala Puskesmas Sekar
Jaya, Bidan Puskesmas dan Bidan Desa di 11. WHO & TDR. Review of Entomological
wilayah PKM Sekar Jaya, Lurah Sekar Jaya, Sampling Methods and Indicators for. (Focks
DA, ed.). World Health Organization on behalf
Ketua RT se-Kelurahan Sekar Jaya, serta
of the Special Programme for Research and
seluruh pihak yang telah membantu Training in Tropical Diseases; 2003.
pelaksanaan survei dan pembuatan artikel ini.
12. Hakim L, Ruliansyah A. Hubungan keberadaan
larva Aedes spp dengan kasus Demam
DAFTAR PUSTAKA
Berdarah Dengue di Kota Bandung. Aspirator.
2015;7(2):74-82.
1. Khetarpal N, Khanna I. Dengue Fever: Causes,
Complications, and Vaccine Strategies. J 13. Toan DTT, Hoat LN, Hu W, Wright P, Martens P.
Immunol Res. 2016;2016:1-14. doi:6803098. Risk factors associated with an outbreak of
dengue fever / dengue haemorrhagic fever in
2. Infodatin Kemenkes RI. Situasi Demam Hanoi , Vietnam. Epidemiol Infect. 2014:1-5.
Berdarah Dengue di Indonesia. 2014:8. doi:10.1017/S0950268814002647.
http://www.depkes.go.id/folder/view/01/st
ructure-publikasi-pusdatin-info-datin.html. 14. Gonçalves CM, Melo FF, Bezerra JMT, et al.
Distinct variation in vector competence
3. WHO & TDR. Dengue. Guidelines for Diagnosis among nine field populations of Aedes aegypti
Treatment, Prevention and Control. New Editio. from a Brazilian dengue-endemic risk city.
Geneva: WHO Press; 2009. Parasit Vectors. 2014;7(320):1-8.
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/4
4188/1/9789241547871_eng.pdf. 15. Perwitasari D, Ariati J, Puspita T. Kondisi Iklim
dan Pola Kejadian Demam Berdarah Dengue di
4. Astuti EP, Prasetyowati H, Ginanjar A. Risiko Kota Yogyakarta Tahun 2004-2011. Media
Penularan Demam Berdarah Dengue Litbangkes. 2015;25(4):243-248.
berdasarkan Maya Indeks dan Indeks
Entomologi di Kota Tangerang Selatan, 16. Williams CR, Mincham G, Ritchie SA, Viennet E,
Banten. Media Litbangkes. 2016;26(4):211- Harley D. Bionomic response of Aedes aegypti
218. to two future climate change scenarios in far
north Queensland , Australia": implications for
5. CDC. Zika Virus. Center for Disease Cotrol and dengue outbreaks. Parasite & Vectors .
P r e v e n t i o n . 2014;7(447):1-7.
https://www.cdc.gov/zika/transmission/ind
ex.html. Published 2017. Accessed November 17.Thomas S, Umar IA. Epidemiologi Dan
21, 2017. Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD) Di Indonesia Saat Ini. Jakarta:
6. Bowman LR, Runge-ranzinger S, Mccall PJ. Balai Penerbit FKUI; 2002.
Assessing the Relationship between Vector
Indices and Dengue Transmission": A 18. Imawati D, Sukesi TW. Faktor-faktor yang
Systematic Review of the Evidence. PLoS Negl berhubungan dengan keberadaaan jentik di

16
Hubungan Karakteristik Kontainer.......... (Santoso, et.al)

Dusun Mandingan Desa Kebon Agung (3M Plus) di Kelurahan Srondol Wetan,
Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul. J Med Semarang. MAKARA Kesehat. 2008;12(1):13-
Respati. 2015;X(2):78-89. 19.
19. Monintja TCN. Hubungan antara karakteristik 28. Vijayakumar K, Kumar TKS, Nujum ZT, Umarul
individu, pengetahuan dan sikap dengan F, Kuriakose A. A study on container breeding
tindakan PSN DBD masyarakat Kelurahan mosquitoes with special reference to Aedes (
Malalayang I Kecamatan Malalayang Kota Stegomyia ) aegypti and Aedes albopictus in
Manado. JIKMU. 2015;5(2b):503-519. Thiruvananthapuram district , India. J Vector
20. Sitorus H, Taviv Y, Budiyanto A, Ambarita LP, Borne Dis. 2014;51(March):27-32.
Salim M, Mayasari R. Perbandingan Indeks 29. Ambarita LP, Sitorus H, Komaria RH. Habitat
Larva Vektor Demam Berdarah Dengue Pra Aedes Pradewasa dan Indeks Entomologi di 11
dan Paska-Intervensi di Kota Prabumulih. Kabupaten / Kota Provinsi S umatera S elatan
BALABA. 2017;13(1):55-64. Aedes Pre-adults Habitats and Entomological
21. Ayuningtyas E. Perbedaan Keberadaan Jentik Indices in 11 Regencies / Cities of South
Aedes aegypti Berdasarkan Karakteristik Sumatera Province. BALABA. 2016;12(2):111-
Kontainer di Daerah Endemis Demam 120.
Berdarah Dengue (Studi Kasus di Kelurahan 30.Yahya, Warni SE. Daya Tetas dan Perkembangan
Bangetayu Wetan Kota Semarang Tahun Larva Aedes aegypti menjadi Nyamuk Dewasa
2013). 2013. pada Tiga Jenis Air Sumur Gali dan Air Selokan.
J Vektor Penyakit. 2017;11(1):9-18.
22. Manalu HSP, Munif A. Pengetahuan dan
Perilaku Masyarakat dalam Pencegahan 31. Wurisastuti T. Perilaku Bertelur Nyamuk Aedes
Demam Berdarah Dengue di Provinsi Jawa aegypti pada Media Air Tercemar. J Biotek
Barat dan Kalimantan Barat. Aspirator . Medisiana Indones. 2013;2(1):25-32.
2016;8(2):69-76. 32. Prasetyowati H, Astuti EP, Ruliansyah A.
23. WHO. Pencegahan Dan Pengendalian Dengue Penggunaan Insektisida Rumah Tangga dalam
Dan Demam Berdarah Dengue. Panduan Pengendalian Populasi Aedes aegypti di
Lengkap. I. (Salmiyatun, ed.). Jakarta: Penerbit Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue (
Buku Kedokteran EGC; 2005. D B D ) d i J a k a r t a T i m u r. A s p i ra t o r .
2016;8(1):29-36.
24.Boekoesoe L. Kajian Faktor Lingkungan
terhadap Kasus Demam Berdarah Dengue 33. Chadee DD. Studies on the post-oviposition
(DBD). Studi Kasus di Kota Gorontalo Provinsi blood-feeding behaviour of Aedes aegypti (L.)
Gorontalo. 2013. (Diptera: Culicidae) in the laboratory. Pathog
Glob Health. 2012;106(7):413-417.
25. R i d h a M R , R a h ay u N , R o s v i t a NA ,
doi:10.1179/2047773212Y.0000000036.
Setyaningtyas DE. Hubungan kondisi
lingkungan dan kontainer dengan keberadaan 34. Chadee DD. Resting behaviour of Aedes aegypti
jentik nyamuk Aedes aegypti di daerah in Trinidad: with evidence for the re-
endemis demam berdarah dengue di kota introduction of indoor residual spraying (IRS)
Banjarbaru. J Buski. 2013;4(3):133-137. for dengue control. Parasite & Vectors.
2013;6(255):1-7.
26. Aniq L, Suharyo. Hubungan Karakteristik
Kontainer dengan Keberadaan Jentik Aedes 35. Ayudhya P, Ottay RI, Kaunang WPJ, Kandou GD,
aegypti di Wilayah Endemis dan Non Endemis Pandelaki AJ. Hubungan Pengetahuan dan
Demam Berdarah Dengue. 2015. Sikap Masyarakat Tentang Penyakit Demam
Berdarah Dengue Dengan Pencegahan Vektor
27. Widagdo L, Husodo BT, Bhinuri. Kepadatan
di Kelurahan Malalayang 1 Barat, Kota
jentik Aedes aegypti sebagai indicator
Manado. J Kedokt Komunitas dan Trop .
keberhasilan Pemberantasan Sarang Nyamuk
2014;II(1):9-13.

17
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 12 No. 1, 2018 : 9 - 18

18

You might also like