You are on page 1of 10

Beberapa aspek bionomik…(Lasbudi P, Yulian T, Dian P, Betriyon, R.

Irpan P & Akhmad S)

BEBERAPA ASPEK BIONOMIK ANOPHELES MACULATUS DAN AN.


LEUCOSPHYRUS DI PERKEBUNAN KOPI DAERAH ENDEMIS MALARIA
KABUPATEN OKU SELATAN

Several Bionomic Aspects of Anopheles maculatus and An. leucosphyrus in Coffee Plantation
in Malaria-endemic areas of South OKU District

Lasbudi P. Ambarita, , Yulian Taviv, Dian Purnama, Betriyon, R. Irpan Pahlepi 1 dan Akhmad
Saikhu2

Abstract. Malaria remains a major global problem including Indonesia, affecting people in the productive
age, resulting in low productivity. Vector control is one of the important intervention to interrupt the
malaria transmission. The purpose of research is to examine bionomics of An. maculatus and An.
leucosphyrus in the coffee plantations of South Ogan Komering Ulu District. The research conducts
mosquito collection, larval collection and breeding habitat survey. The bionomic study was conducted 12
times in two separate villages from June to December 2009. Results from all night biting studies show
different biting peak between An. maculatus and An. leucosphyrus in both villages. An. maculatus
mosquitoes had an indoor landing peak between 04.00 until 05.00 in Sukaraja village, while outdoor biting
time occur start from 18.00 until 02.00. Indoor biting activity of An. leucosphyrus in Sukaraja start from
22.00 until 01.00 and start biting again at 04.00. Indoor biting peak of An. maculatus in Simpang Tiga
village at 23.00 until 24.00, while outdoor biting reach its peak at 03.00 until 05.00. Only 1 An.
leucosphyrus adult collected in Simpang Tiga. Larva of An. leucosphyrus only found in a puddle in the side
road, on contrary there were 4 type breeding sites found in Simpang Tiga. The important breeding sites
were dams, puddle, spring and swamp in the foot hill. Information about vector bionomic in a given area
was usefull for planning and undertaken vector control activities to be more effective and efficient.

Keywords: Bionomics, An. maculatus, An. leucosphyrus, Coffee Plantations, South OKU District

Abstrak. Malaria masih menjadi masalah global termasuk di Indonesia, yang mempengaruhi masyarakat
dalam usia produktif, sehingga produktivitas menjadi rendah. Pengendalian vektor merupakan salah satu
intervensi penting untuk memutus penularan malaria. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bionomik An. maculatus dan An. leucosphyrus di perkebunan kopi Kabupaten Ogan Komering Ulu
Selatan. Penelitian ini melakukan penangkapan nyamuk, pencidukan larva dan survei habitat
perberkembangbiakan. Penelitian dilakukan 12 kali di dua desa yang terpisah dari Juni hingga Desember
2009. Hasil penelitian menunjukkan puncak aktivitas menghisap darah berbeda antara An. maculatus dan
An. leucosphyrus di kedua desa tersebut. Nyamuk An. maculatus memiliki puncak aktivitas di dalam
rumah di Desa Sukaraja antara pukul 04.00 sampai 05.00, sedangkan di luar rumah terjadi mulai pukul
18.00 sampai 02.00. Aktivitas An. leucosphyrus menghisap darah dalam rumah di Desa Sukaraja mulai
pukul 22.00 sampai 01.00 dan mulai beraktivitas lagi pukul 04.00. Puncak aktivitas An. maculatus dalam
rumah di Desa Simpang Tiga terjadi pada pukul 23.00 sampai 24.00, sementara di luar rumah mencapai
puncaknya pada pukul 03.00 sampai 05.00. Hanya 1 ekor An. leucosphyrus dewasa yang tertangkap di desa
Simpang Tiga. Larva dari An. leucosphyrus hanya ditemukan pada genangan di tepi jalan, sebaliknya ada 4
jenis habitat perkembangbiakan An. maculatus yang ditemukan di desa Simpang Tiga. Empat jenis habitat
perkembangbiakan tersebut adalah bendungan, genangan, kobakan dan rawa di kaki bukit. Informasi
tentang bionomik vektor di suatu daerah sangat berguna sebagai dasar perencanaan dan kegiatan
pengendalian vektor agar menjadi lebih efektif dan efisien.

Kata kunci: Bionomik, An. maculatus, An. leucosphyrus, Kebun kopi, OKU Selatan

PENDAHULUAN Angka AMI (annual malaria incidence) di


Kabupaten OKU Selatan pada tahun 2007
Propinsi Sumatera Selatan
dan 2008 berturut-turut sebesar 6,3%o dan
dikategorikan sebagai daerah dengan
8,7%o (Dinkes Propinsi Sumsel, 2009). Luas
endemisitas malaria rendah, namun terdapat
wilayah Kabupaten OKU Selatan lebih
beberapa kabupaten yang endemisitasnya
kurang 5.849 km2 dengan jumlah penduduk
sedang, yaitu di Kabupaten Ogan Komering
281.685 jiwa. Secara administratif kabupaten
Ulu (OKU) Selatan (Ditjen PP&PL, 2007).
ini terdiri dari 19 kecamatan dan terletak
1 Peneliti pada Loka Litbang P2B2 Baturaja
2 Peneliti pada BPTOOT Badan Litbangkes
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 10 No 4, Desember 2011 : 229 – 238

antara 103°22’ - 104°21’ bujur timur dan 18.00 hingga 06.00 WIB. Penangkapan
04°14’ - 04°55’ lintang selatan. Topografi dilakukan di 3 rumah penduduk oleh 6 orang
wilayah kabupaten ini adalah perbukitan kolektor (Depkes, 1999). Setiap rumah terdiri
yang didominasi oleh tanaman kopi dan dari 2 orang kolektor, masing-masing
karet. bertugas menangkap nyamuk di dalam dan
luar rumah. Penangkapan nyamuk yang
Studi dinamika penularan malaria di
hinggap (human landing collection) di dalam
wilayah perkebunan kopi di Desa Tenang
dan luar rumah dilakukan selama 40 menit
Kabupaten OKU Selatan pada tahun 2004
setiap jamnya. Penangkapan nyamuk yang
menunjukkan masyarakat yang tinggal di
sedang istirahat (resting collection) di malam
kebun lokasinya cukup jauh dari pusat desa.
hari juga dilakukan oleh 6 orang selama 10
Pemilik kebun pada waktu-waktu tertentu
menit pada ketiga rumah yang sama.
harus menetap di sekitar areal kebun atau
Penangkapan di dalam rumah dilakukan pada
disebut dengan talang. Talang merupakan
dinding serta objek lainnya (lemari, gorden,
kelompok pemukiman kecil lebih kurang 10-
kursi, dll) dan di luar rumah di sekitar
20 rumah berada di sekitar kebun kopi.
kandang dan vegetasi yang ada. Identifikasi
Selain pemilik kebun, masyarakat yang
nyamuk Anopheles dewasa dilakukan dengan
tinggal di talang adalah penduduk pendatang
menggunakan buku kunci identifikasi
yang bekerja sebagai petani penggarap.
Anopheles di Indonesia (O’Connor dan
Di Propinsi Sumatera Selatan Soepanto, 1999). Juga dilakukan
terdapat 2 spesies vektor malaria yaitu An. penangkapan nyamuk dewasa menggunakan
letifer dan An. nigerrimus (Depkes, 1987). perangkap lampu (light trap). Survei larva
Survei yang dilakukan oleh Bogh tahun dan pupa nyamuk dilakukan pada semua
2003, menemukan An. maculatus di genangan air yang berpotensi sebagai habitat
perkebunan kopi Kecamatan Kisam Tinggi perkembangbiakan stadium pra dewasa.
Kabupaten OKU (sekarang Kabupaten OKU Khusus untuk habitat larva dipetakan
Selatan), dari survei ini juga diperoleh An. menggunakan GPS (Global Positioning
leucosphyrus dengan jumlah yang cukup System) untuk menentukan jarak antara
banyak. Penelitian ini bertujuan untuk lokasi habitat dengan pemukiman penduduk.
mengetahui bionomik An. maculatus dan An. Larva yang diperoleh di lapangan dibawa
leucosphyrus di wilayah perkebunan kopi di dalam kondisi hidup ke laboratorium
Kabupaten OKU Selatan. Pengetahuan entomologi Loka Litbang P2B2 Baturaja
tentang fluktuasi kepadatan populasi serta untuk dikolonisasi hingga dewasa dan
perilaku nyamuk vektor sangat penting untuk selanjutnya diidentifikasi.
menunjang upaya pengendalian yang
dilakukan agar dapat berhasil (Rozendaal,
1997). HASIL
Terdapat perbedaan jumlah nyamuk
An. maculatus dan An. leucosphyrus yang
BAHAN DAN CARA
tertangkap di Desa Sukaraja dan Desa
Penelitian dilakukan di dua desa Simpang Tiga (Gambar 2). Nyamuk An.
endemis malaria yaitu Desa Simpang Tiga maculatus lebih banyak tertangkap di Desa
Kecamatan Kisam Tinggi dan Desa Sukaraja Simpang Tiga (503 ekor) dibandingkan di
Kecamatan Muara Dua Kisam di Kabupaten Desa Sukaraja, namun sebaliknya nyamuk
OKU Selatan mulai bulan Juni hingga An. leucosphyrus yang tertangkap sangat
Desember 2009. Penangkapan nyamuk sedikit (1 ekor) di Desa Simpang Tiga
dilakukan pada malam hari dimulai pukul dibandingkan di Desa Sukaraja.
Beberapa aspek bionomik…(Lasbudi P, Yulian T, Dian P, Betriyon, R. Irpan P & Akhmad S)

An. An.
leucosphyrus leucosphyrus
22% 0,2%

An. maculatus An. maculatus


78% 99,8%
n = 59 n = 504
Desa Sukaraja Desa Simpang Tiga
(ketinggian 624-638 m dpl) (ketinggian rata-rata 861-890 m dpl)
Gambar 2. Komposisi spesies An. leucosphyrus dan An. maculatus yang tertangkap dari seluruh
metode penangkapan di Desa Sukaraja dan Simpang Tiga Kabupaten OKU Selatan
tahun 2009

Kepadatan An. maculatus yang Di Desa Simpang Tiga, nyamuk An.


menghisap darah di Desa Sukaraja (Gambar maculatus yang tertangkap dengan metode
3) terlihat sangat rendah. An. maculatus HLC baik di dalam maupun luar rumah
yang tertangkap dengan metode HLC di ditemukan sepanjang malam seperti pada
dalam rumah memiliki kepadatan tertinggi Gambar 4. Aktivitas nyamuk An. maculatus
pada pukul 04.00-05.00, sedangkan yang di dalam rumah yang diperoleh pada jam
tertangkap dengan HLC di luar rumah tidak 18.00-19.00 (0,17 ekor/orang/jam)
memperlihatkan puncak kepadatan pada jam- merupakan kepadatan yang terendah,
jam tertentu. Namun demikian perilaku sedangkan puncak kepadatannya terjadi pada
menghisap darah An. maculatus di Desa pukul 23.00-24.00 yaitu 0,67 ekor
Sukaraja belum menggambarkan perilaku /orang/jam.
yang sesungguhnya mengingat jumlah yang
tertangkap tidak banyak.

(Sumber foto: http://www.lombokmarine.com/sumatra-island.htm (inset peta)


dan http://oku-selatan.blogspot.com/2009_07_01_archive.html (peta OKU Selatan))

Gambar 1. Peta lokasi penelitian (tanda panah) di Kecamatan Muara Dua Kisam dan Kecamatan
Kisam Tinggi Kabupaten OKU Selatan
1 Peneliti pada Loka Litbang P2B2 Baturaja
2 Peneliti pada BPTOOT Badan Litbangkes
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 10 No 4, Desember 2011 : 229 – 238

Perilaku menghisap darah An. membentuk genangan air (stagnan).


maculatus di luar rumah (Gambar 4) Genangan pada umumnya berair jernih dan
menunjukkan kesamaan dengan penangkapan larva An leucosphyrus ditemukan pada
di dalam rumah yaitu nyamuk An. maculatus genangan dengan naungan (tumbuhan) akan
tertangkap pada seluruh jam penangkapan, tetapi larva An. maculatus tidak berhasil
namun kepadatan An. maculatus yang ditemukan di Desa Sukaraja.
menghisap darah di luar rumah
Habitat perkembangbiakan larva
memperlihatkan pola yang sedikit berbeda
Anopheles yang ditemukan di Desa Simpang
bila dibandingkan penangkapan di dalam
Tiga terdiri dari bendungan, kobakan, mata
rumah, dimana puncak kepadatan nyamuk
air dan rawa-rawa di kaki bukit (Gambar 8).
yang menghisap darah di luar rumah terjadi
Larva An. maculatus ditemukan pada semua
pada jam 03.00-04.00 WIB yaitu 0,71 ekor
jenis habitat tersebut sementara larva An.
/orang/jam.
leucosphyrus tidak berhasil diperoleh.
Seperti halnya An. maculatus, Habitat perkembangbiakan An. maculatus
nyamuk An. leucosphyrus yang tertangkap yang ditemukan memiliki radius jarak hingga
dengan metode umpan orang di Desa 250 meter dari pemukiman penduduk.
Sukaraja jumlahnya tidak banyak. Nyamuk
An. leucosphyrus mulai tertangkap pada jam
penangkapan 22.00-23.00 WIB (Gambar 5). PEMBAHASAN
Spesies ini cenderung lebih banyak Nyamuk An. maculatus lebih banyak
tertangkap pada metode umpan orang luar, tertangkap selama penelitian dibandingkan
sedangkan di Desa Simpang Tiga hanya An. leucosphyrus. Pada tahun 2003 dilakukan
tertangkap 1 ekor An. leucosphyrus. 2 kali penangkapan (2 malam berturut-turut)
Gambar 6 memperlihatkan fluktuasi di Desa Simpang Tiga dan pada saat itu
curah hujan dan jumlah nyamuk An. diperoleh 233 ekor An. maculatus dan 123
maculatus dan An. leucosphyrus selama ekor An. leucosphyrus dengan metode
penelitian di Desa Sukaraja. Pola fluktuasi landing dan resting collection. Bila
curah hujan dan jumlah An. maculatus yang dibandingkan dengan hasil yang diperoleh
tertangkap memperlihatkan fenomena yang dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
hampir sama yaitu jumlah curah hujan An. maculatus masih cukup dominan di
semakin tinggi jumlah nyamuk An. wilayah perkebunan kopi di Desa Simpang
maculatus yang tertangkap semakin besar Tiga. Nyamuk An. maculatus sendiri sudah
jumlahnya, sebaliknya fluktuasi kepadatan dikonfirmasi sebagai vektor malaria di Jawa
An. leucosphyrus sedikit berbeda dengan pola dan Sumatera (Marwoto et al., 1992).
curah hujan terutama di bulan-bulan akhir Fenomena tersebut pun didukung oleh hasil
penelitian. Fluktuasi kepadatan An. perhitungan indeks dominansi seperti yang
maculatus dan curah hujan (Gambar 7) di ditampilkan pada Tabel 1.
Desa Simpang Tiga memperlihatkan pola Kepadatan nyamuk An. maculatus di
yang relatif sama yaitu adanya peningkatan Desa Sukaraja memperlihatkan tidak terdapat
jumlah nyamuk An. maculatus dengan perbedaan jumlah nyamuk yang tertangkap di
peningkatan curah hujan. dalam maupun luar rumah. Survei sewaktu
Habitat perkembangbiakan larva An. yang dilakukan oleh Bogh (2003) di Desa
leucosphyrus berhasil ditemukan pada Tenang mendapatkan nyamuk An. maculatus
saluran air di tepi jalan (Gambar 8). Jalan dewasa lebih banyak tertangkap dengan
yang dimaksud pada awalnya adalah jalan metode Human Landing Collection di luar
yang menghubungkan Desa Sukaraja dan rumah (eksofagik), selain itu aktivitas
desa tetangga di Kecamatan Kisam Tinggi, menghisap darah lebih dominan pada paruh
namun kondisinya sekarang sangat malam pertama (18.00 – 24.00 WIB)
memprihatinkan sehingga untuk dilalui dibandingkan paruh malam kedua (24.00-
kendaraan roda dua pun akan sangat 06.00 WIB).
berbahaya. Saluran air ini pada bagian Penelitian yang dilakukan di
dasarnya tidak landai sehingga pada saat air Kabupaten Banjarnegara mendapatkan
mulai berkurang (tidak mengalir) akan puncak aktivitas An. maculatus terjadi pada
Beberapa aspek bionomik…(Lasbudi P, Yulian T, Dian P, Betriyon, R. Irpan P & Akhmad S)

awal jam penangkapan (pukul 18.00 WIB) sedikit naik saat menjelang pagi yaitu pukul
kemudian makin malam makin menurun dan 04.00-05.00 WIB (Suwasono et al., 1997).

Gambar 3. Pola aktivitas menghisap darah An. maculatus di Desa Sukaraja Kecamatan Muara
Dua Kisam Kabupaten OKU Selatan Juni-Desember tahun 2009

Berdasarkan Gambar 5, aktivitas leucopshyrus mulai tertangkap (dengan


nyamuk An. leucosphyrus di Desa Sukaraja metode umpan orang di dalam maupun di
dimulai pada pukul 22.00 WIB hingga luar rumah) pada jam 18.00-19.00 WIB
menjelang pagi dan lebih banyak tertangkap walaupun dalam jumlah yang sedikit, tetapi
dengan metode umpan orang di luar rumah. beberapa jam berikutnya tidak diperoleh
Hasil penelitian ini relatif sama dengan hasil nyamuk dewasa. Aktivitas menghisap darah
survei sewaktu yang dilakukan Bogh et al. berlangsung kembali pada jam 21.00-22.00
(2003) di Desa Simpang Tiga Kabupaten WIB hingga menjelang pagi hari (jam 06.00
OKU Selatan, dimana saat itu nyamuk An. WIB).

Gambar 4. Pola aktivitas menghisap darah An. maculatus di Desa Simpang Tiga Kecamatan
Kisam Tinggi Kabupaten OKU Selatan Juni-Desember tahun 2009

1 Peneliti pada Loka Litbang P2B2 Baturaja


2 Peneliti pada BPTOOT Badan Litbangkes
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 10 No 4, Desember 2011 : 229 – 238

Gambar 5. Pola aktivitas menghisap darah An. leucosphyrus di Desa Sukaraja Kecamatan Muara
Dua Kisam Kabupaten OKU Selatan Juni-Desember tahun 2009

Kepadatan nyamuk An. maculatus Perilaku yang sama juga diperlihatkan di


yang beraktivitas di dalam dan luar rumah di Kabupaten Sukabumi dimana nyamuk An.
Desa Simpang Tiga memperlihatkan maculatus lebih banyak tertangkap di luar
fenomena yang berbeda bila dibandingkan rumah dibandingkan di luar rumah (Munif et
dengan hasil penangkapan di Desa Sukaraja. al., 2007). Penelitian biekologi vektor
Nyamuk An. maculatus diperoleh pada malaria di kecamatan Srumbung Kabupaten
seluruh jam penangkapan. Puncak kepadatan Magelang hanya mendapatkan An. maculatus
An. maculatus yang menghisap darah di yang menghisap darah di luar rumah dan
dalam rumah mendekati tengah malam yaitu sama sekali tidak mendapatkan yang
pada pukul 23.00-24.00 WIB, sedangkan menghisap darah di dalam rumah (Boewono
nyamuk yang beraktivitas di luar rumah dan Ristiyanto, 2004). Nyamuk yang
memiliki puncak kepadatan tertinggi pada endofagik adalah nyamuk-nyamuk yang
pukul 03.00 WIB hingga pukul 05.00 WIB. terutama menghisap darah di dalam rumah,
Hasil tersebut cukup berbeda dengan spesies tetapi bila hospes tidak tersedia di dalam
nyamuk yang sama yang tertangkap di rumah sebagian nyamuk tersebut akan
Kabupaten Banjarnegara, dimana puncak mencari hospesnya di luar rumah, kondisi ini
kepadatan menghisap darah terjadi pada awal berlaku sebaliknya untuk sifat eksofagik
jam penangkapan (pukul 18.00 WIB) (Depkes, 2001).
kemudian makin malam makin menurun dan
Kecenderungan adanya pola yang
sedikit naik saat menjelang pagi yaitu pukul
sama antara fluktuasi curah hujan dan
04.00 WIB-05.00 WIB (Suwasono et al.,
kepadatan vektor. Curah hujan yang tinggi
1997). Gambar 5 yang memperlihatkan pola
akan memicu terbentuknya habitat larva yang
nyamuk An. maculatus menghisap darah di
baru seperti yang terjadi di lokasi penelitian.
dalam dan di luar rumah menurut waktu
Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Pranoto
penangkapan, juga memperlihatkan pola
dan Munif (1995), nyamuk An. maculatus
kepadatan nyamuk yang berimbang antara
dewasa di dua kecamatan di Kabupaten
nyamuk yang menghisap darah di dalam
Banjarnegara lebih banyak ditemukan pada
rumah dengan di luar rumah. Penelitian yang
musim kemarau dibandingkan pada musim
dilakukan oleh Pranoto dan Munif (1993) di
penghujan, hal ini disebabkan habitat
Kabupaten Banjarnegara menyimpulkan
perkembangbiakan vektor berupa genangan-
nyamuk An. maculatus bersifat eksofilik
genangan air di sungai-sungai kecil yang
karena banyak ditemukan menghisap darah
lebih banyak ditemukan pada musim
di luar rumah dan istirahat di kandang.
kemarau. Studi klimograf di Kabupaten
Beberapa aspek bionomik…(Lasbudi P, Yulian T, Dian P, Betriyon, R. Irpan P & Akhmad S)

Banjarnegara (Raharjo, 2003) menunjukkan hujan menyebabkan hilangnya tempat biakan


korelasi negatif antara curah hujan dengan akibat debit air yang meningkat.
kasus malaria, karena dengan tingginya curah

12 16
14
10

curah hujan rata-rata (mm)


12
jumlah (ekor)

8
10
6 8
6
4
4
2
2
0 0
Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des
bulan
An. maculatus An. leucosphyrus Curah Hujan

Penangkapan dilakukan 2 kali setiap bulannya, namun di bulan Juni tidak dilakukan penangkapan
dan di bulan Nopember hanya dilakukan 1 kali penangkapan)

Gambar 6. Fluktuasi curah hujan, jumlah An. maculatus dan An leucosphyrus dengan metode
umpan orang yang tertangkap di Desa Sukaraja Kabupaten OKU Selatan tahun 2009

250 16

curah hujan rata-rata (mm)


14
200
12
jumlah (ekor)

150 10
8
100 6
4
50
2
0 0
Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des
bulan
An. maculatus An. leucosphyrus Curah Hujan

(Penangkapan dilakukan 2 kali setiap bulannya, namun di bulan Juni dan Nopember hanya
dilakukan 1 kali penangkapan)

Gambar 7. Fluktuasi curah hujan, jumlah An. maculatus dan An leucosphyrus dengan metode
umpan orang yang tertangkap di Desa Simpang Tiga Kab. OKU Selatan tahun 2009

Habitat perkembangbiakan An. yang memperoleh hasil yang hampir sama


maculatus hanya ditemukan di Desa Simpang diantaranya adalah penelitian habitat
Tiga dan terdiri dari 3 jenis yaitu bendungan perkembangbiakan Anopheles di Kabupaten
(pada sungai), kobakan, mata air serta rawa- Jepara Jawa Tengah (Mardiana dan Sukana,
rawa di kaki bukit. Beberapa penelitian lain 2005) yang mendapatkan larva An. maculatus
1 Peneliti pada Loka Litbang P2B2 Baturaja
2 Peneliti pada BPTOOT Badan Litbangkes
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 10 No 4, Desember 2011 : 229 – 238

di sungai, penelitian bioekologi vektor kumbangan/mata air di Kecamatan Lengkong


malaria di Kecamatan Srumbung Kabupaten Kabupaten Sukabumi, masih di kabupaten
Magelang (Boewono dan Ristiyanto, 2004) yang sama Stoops et al. (2007) menyatakan
menemukan habitat perkembangbiakan larva An. maculatus, An. flavirostris dan An
pradewasa berupa sungai dan genangan air di insulaeflorum merupakan spesies Anopheles
kebun salak sementara di Kecamatan yang secara signifikan berkaitan erat dengan
Sukoharjo Kabupaten Wonosobo, Ikawati habitat vegetasi pada sungai (riparian
dan Marbawati (2008) menemukan habitat vegetation) di kawasan hutan, serta
larva An. maculatus juga di kebun salak pada Ompusunggu et al. (1995) menemukan
genangan yang terbentuk akibat bocornya habitat larva spesies ini pada sungai dan
perpipaan distribusi air, Munif et al. (2007), sawah di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara
menemukan habitat larva An. maculatus pada Timur.

a b

c d

Gambar 8. Habitat perkembangbiakan An. maculatus berupa mata air (a), kobakan (b), dan sungai
kecil yang dibendung (c), serta habitat perkembangbiakan An. leucosphyrus pada
saluran air di tepi jalan (d)

Habitat perkembangbiakan An. Habitat perkembangbiakan An.


leucosphyrus hanya berhasil ditemukan di maculatus maupun An. leucosphyrus yang
Desa Sukaraja yang berupa saluran air di tepi ditemukan berada dalam radius jarak hingga
jalan. Menurut Reid (1968) larva An. 250 meter dari pemukiman penduduk. Jarak
leucosphyrus dapat ditemukan pada berbagai tersebut masih dalam jangkauan terbang
jenis habitat perkembangbiakan. Di Sarawak nyamuk vektor. Studi tentang faktor-faktor
(Malaysia), larva spesies ini banyak dijumpai resiko malaria di Kabupaten Purworejo
pada kolam-kolam kecil berdekatan dengan (Darundiati, 2003), menyatakan dari hasil
sungai di kawasan hutan, juga dapat analisis multivariat dengan regresi logistik
ditemukan pada rawa-rawa di sepanjang kaki dengan metode backward conditional
bukit. menunjukkan bahwa jarak rumah dengan
breeding places memiliki pengaruh terhadap
kejadian malaria pada anggota keluarga
Beberapa aspek bionomik…(Lasbudi P, Yulian T, Dian P, Betriyon, R. Irpan P & Akhmad S)

responden yang diteliti. Faktor jarak rumah UCAPAN TERIMA KASIH


dengan breeding places lebih dari 2 km
Ucapan terima kasih disampaikan
merupakan faktor protektif bagi terjadinya
kepada Kepala Loka Litbang P2B2 Baturaja
malaria, karena dengan jarak lebih dari 2 km
atas kepercayaan yang diberikan kepada
maka resiko untuk terjadinya kasus malaria
kami untuk melaksanakan penelitian ini.
pada anggota keluarga responden lebih kecil
Selanjutnya kami juga mengucapkan terima
0,263 kali daripada responden yang jarak
kasih kepada Kepala Dinas Kesehatan OKU
rumahnya dengan breeding places kurang
Selatan atas ijin penelitian yang diberikan,
dari 2 km (OR=0,263; 95% CI=0,102-0,676).
begitu juga dengan Kepala Puskesmas Muara
Dua Kisam dan Puskesmas Kisam Tinggi
beserta staf atas kerjasamanya. Akhirnya
KESIMPULAN
penulis juga mengucapkan terima kasih yang
1. Nyamuk An. maculatus diperoleh dalam tak terhingga atas keramahtamahan segenap
jumlah yang lebih banyak di Desa masyarakat Desa Sukaraja dan Desa Simpang
Simpang Tiga (ketinggian 861-890 m Tiga untuk mengijinkan kami melaksanakan
dpl) dibandingkan yang tertangkap di penelitian ini serta partisipasi penduduk yang
Desa Sukaraja (ketinggian 624-638 m terlibat dalam kegiatan penangkapan
dpl). nyamuk.
2. Di Desa Sukaraja aktivitas menghisap
darah An. maculatus terjadi di dalam dan
DAFTAR PUSTAKA
luar rumah, dengan puncak aktivitas di
luar rumah, terjadi saat menjelang pagi Alwi, A., Ambarita, L.P., Purnama, D., dan Betriyon.
hari (pukul 04.00-05.00 WIB), 2005. Studi Dinamika Penularan Malaria di
Desa Tenang Kecamatan Muara Dua Kisam
sedangkan aktivitas menghisap darah An. Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2004.
leucosphyrus berlangsung mulai pukul Laporan Penelitian Loka Litbang P2B2
22.00 WIB hingga menjelang pagi. Baturaja
Boewono, D.T. dan Ristiyanto. 2004. Studi Bioekologi
3. Di Desa Simpang Tiga aktivitas Vektor Malaria di Kecamatan Srumbung
menghisap darah An. maculatus terjadi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
dalam dan luar rumah, dengan puncak Dibawakan dalam Simposium Nasional I
Hasil-Hasil Litbangkes 2004.
aktivitas di dalam rumah terjadi Bogh, C., 2003. Malaria in the Coffee Gardens of
menjelang tengah malam (pukul 23.00- South Sumatera (Summary of Findings from
24.00 WIB), sedangkan puncak aktivitas Surveys Done by OKU-VBDC). Intensified
menghisap darah di luar rumah terjadi Communicable Disease Control Project.
menjelang pagi hari (pukul 03.00-05.00 Darundiati, Y.H. 2003. Analisis Faktor-Faktor Resiko
Malaria di Daerah Endemis dengan
WIB). Pendekatan Spasial di Kabupaten Purworejo.
J Kesehat Lingkung Indones. Vol.2 No.2
4. Habitat perkembangbiakan An.
Depkes. 1987. Pemberantasan Vektor dan Cara-Cara
maculatus pradewasa yang ditemukan Evaluasinya. Ditjen PPM dan PLP.
yaitu mata air, bendungan, kobakan serta Depkes. 1999. Modul Entomologi Malaria. Ditjen PPM
rawa-rawa di kaki bukit, sedangkan dan PLP.
habitat perkembangbiakan An. Depkes. 2001. Pedoman Ekologi dan Aspek Perilaku
Vektor. Ditjen PPM dan PLP.
leucosphyrus yang ditemukan hanya Ikawati, B. dan Marbawati, D. 2008. Pengkajian
berupa saluran air di tepi jalan. Bionomik Nyamuk Anopheles Sebagai
Pendekatan untuk Mengendalikan
Populasinya dalam Upaya Menanggulangi
SARAN Malaria. Balaba Edisi 006 No. 01 Tahun IV
Mardiana dan Sukana B. 2005. Tempat
Manipulasi dan modifikasi habitat Perkembangbiakan Anopheles aconitus di
perkembangbiakan merupakan aspek penting Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Media
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
dalam mencegah vektor berkembangbiak, Vol. 15 No. 04.
oleh karenanya masyarakat perlu Marwoto, H.A., Atmosoedjono, S. dan Dewi, R.M.
dinformasikan diberdayakan tentang kegiatan 1992. Penentuan Vektor Malaria di Flores.
ini. Bul. Penelit. Kes. 20 (3).
Munif, A., Sudomo, Soekirno. 2007. Bionomi
Anopheles spp di Daerah Endemis Malaria di
1 Peneliti pada Loka Litbang P2B2 Baturaja
2 Peneliti pada BPTOOT Badan Litbangkes
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 10 No 4, Desember 2011 : 229 – 238

Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi, Reid, J.A. 1968. Anopheles Mosquitoes of Malaya and
Jawa Barat. Buletin Penelitian Kesehatan Borneo. Studies from the Institute for
Vol. 35 No. 2 Medical Research, Malaysia No. 31
O’Connor, C.T., dan Soepanto, A. 1999. Kunci Rozendaal, J. 1997. Vector Control. Methods for Use
Bergambar Nyamuk Anopheles Dewasa di by Individuals and Communities. World
Indonesia. Ditjen PPM dan PLP. Depkes RI. Health Organization. Geneva
Odum E.P, 1994. Dasar-Dasar Ekologi. Gajahmada Stoops, C.A., Gionar, Y.R., Shinta, Sismadi, P.,
University Press, Yogyakarta. Elyazar, I.R.F., Bangs, M.J., dan Sukowati,
Ompusunggu, S., Marwoto, H.A., Sulaksono, S.T., S. 2007. Environmental Factors Associated
Atmosoedjono, S., Suyitno, dan Moersiatno. with Spatial and Temporal Distribution of
1995. Penelitian Pemberantasan Malaria di Anopheles (Diptera: Culicidae) Larvae in
Kabupaten Sikka Penelitian Entomologi-2: Sukabumi, West Java, Indonesia. J. Med.
Tempat Perindukan Anopheles sp. Cermin Entomol. 44 (4): 543-553
Dunia Kedokteran No. 101 Suwasono, H., Widiarti, Nalim, S., dan Anwar. 1997.
Pranoto, Munif, A. 1995. Korelasi Musim Terhadap Fluktuasi Padat Populasi An. balabacencis
Populasi Tiga Vektor Malaria-Kaitannya dan An. maculatus di Daerah Endemis
dengan Insiden Malaria di Dua Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Banjarnegara. Cermin Dunia Kedokteran No. Cermin Dunia Kedokteran No.118.
101 WHO, 1975. Manual on Practical Entomology in
Raharjo, M. 2003. Studi Klimograf Perubahan Cuaca Malaria. Prepared by the WHO Division of
dan Bangkitan Malaria di Kabupaten Malaria and Other Parasitic Diseases. Geneva
Banjarnegara. J Kesehat Lingkung Indones
Vol. 2 No. 2

You might also like