Professional Documents
Culture Documents
6 Titrasi Kompleksometri PDF
6 Titrasi Kompleksometri PDF
Prinsip dasar
Titrasi Kompleksometri
reaksi pembentukan
senyawa kompleks
digunakan untuk
ANALISIS
LOGAM
CEMARAN
LOGAM
ZAT AKTIF
Kualitatif Kuantitatif
Titr. pengendapan
Titr. kompleksometri
Sophie Damayanti / SF ITB
SENYAWA KOMPLEKS
• Akseptor elektron
(ion logam
atau atom netral)
• Donor elektron
(bgn dr molekul atau
bukan ion logam)
Ligan:
mempunyai atom
elektronegatif, misal:
nitrogen, oksigen, halogen
contoh: :NH3
NH3 mempunyai 1 pasang
elektron yg tak dipakai
bersama jd dpt
membentuk 1 ikatan dgn
ion logam
Sophie Damayanti / SF ITB
Ligan polidentat
(multidentat)
Ligan yg menyerahkan >1 (satu)
pasang elektron utk membtk
ikatan kovalen dgn ion logam
contoh: NH2CH2CH2NH2
etilendiamin mempunyai 2
pasang elektron yg tak
dipakai bersama jd
dpt membentuk 2 ikatan
dgn ion logam
dapat digunakan
sbg pentitrasi
pd penentuan kuantitatif
ion logam
Kompleks yg terbentuk
disebut:
Senyawa Kelat
Sesquestering agent
contoh: EDTA
paling banyak
digunakan pada
titrasi kompleksometri
mempunyai 6 tempat
untuk mengikat
ion logam
• 4 di gugus karboksilat
• 2 di gugus amino
HOOCCH2 CH2COOH
:NCH2CH2N:
HOOCCH2 CH2COOH
Sophie Damayanti / SF ITB
Kompleks logam-EDTA
O 2-
OC C
CH2
CH2
O
O N
CH2
M
O N
CH2
C
O CH2 O CH2
C
Reaksi penggabungan
atau assosiasi
antara ion logam dan
ligan membentuk
kompleks yg larut air
Ni + Dimetilglioksim
endapan merah
Sophie Damayanti / SF ITB
Reaksi kompleks
dapat juga dinyatakan
sebagai berikut:
M n+ +L m- ML +(n-m)
M = ion logam
L = ligan
Tetapan kesetimbangan
(K stab) :
[ML+(n-m) ]
Kstab =
[Mn+] [Lm-]
Tetapan stabilitas
disebut juga
tetapan pembentukan kompleks
K stab = K f
Sophie Damayanti / SF ITB
Kebalikan dari K stab
Tetapan instabilitas
atau
tetapan disosiasi kompleks
K instab = 1/K stab
Ligan unidentat
Ligan bidentat
Ligan tetradentat
Sophie Damayanti / SF ITB
Reaksi ion logam
dengan ligan unidentat
M+L ML K1 = 108
ML + L ML2 K2 = 106
ML2 + L ML3 K3 = 104
ML3 + L ML4 K4 = 102
reaksi keseluruhan:
M+L ML K1 = 1012
ML + L ML2 K2 = 108
reaksi keseluruhan:
M+L ML 1:1
K= 10 20
1:1
1:2
1:4
mL L
Sophie Damayanti / SF ITB
PENGARUH pH
PADA PEMBENTUKAN
KOMPLEKS
Tetapan disosiasi
asam EDTA (H4Y) :
H4Y + H2O H3O+ + H3Y-
K1 = 1,02. 10-2
H3Y- + H2O H3O+ + H2Y2-
K2 = 2,14. 10-3
H2Y2- + H2O H3O+ + HY3-
K3 = 6,92. 10-7
HY3- + H2O H3O+ + Y4-
K4 = 5,50. 10-11
Sophie Damayanti / SF ITB
Mn+ +H2Y2- MY(n-4)+ + 2H+
Jika [H ]
+ menaik
atau pH menurun
Kesetimbangan reaksi
bergeser ke kiri
Kompleks
tidak terbentuk
Sophie Damayanti / SF ITB
Ada kondisi (pH)
yg tidak layak
untuk pembentukan
kompleks
Pada pH tersebut
kompleks tidak terbentuk
atau
EDTA (asam lemah)
terdisosiasi (terurai) tgt pH
1,0
H4 Y
Y4-
fraksi
H2Y2- HY3-
0,5
H3Y-
4 8 12
pH
Sophie Damayanti / SF ITB
Pada pH larutan
tertentu
pH Spesi dominan
12 Y4-
8 HY3-
4,4 H2Y2-
Sophie Damayanti / SF ITB
Hubungan
Tetapan stabilitas
kompleks logam-EDTA
dan pH
K stab Kompleks pH
maksimum logam-
EDTA
1016 Al 3+ 4
1017 Zn 2+ 9
1011 Ca 2+ 12
109 Mg 2+ 12
108 Ba 2+ 12
[H3O+]4 [Y4-]
+
K1 K2 K3 K 4
Sophie Damayanti / SF ITB
[H3O+]
[Y]T = [Y4-] 1+ +
K4
[H3O+]2 [H3O+]3
+
K3 K4 K2 K 3 K 4
[H3O+]4
+
K1 K2 K 3 K 4
[H3O+]2 [H3O+]3
+
K3 K4 K2 K3 K4
[H3O+]4
+
K1 K2 K 3 K 4
K1 [H3O+]3 + [H3O+]4
K1 [H3O+]3 + [H3O+]4
Tetapan stabilitas
kompleks (K stab):
[MY (n-4)]
Kstab =
[M n+] [Y4-]
Sophie Damayanti / SF ITB
[MY (n-4)]
Kstab =
[M n+]
Y [Y]T
[MY (n-4)]
Kstab. Y =
[M n+] [Y]T
[MY (n-4)]
Keff =
[M n+] [Y]T
K eff = Y . Kstab
Sophie Damayanti / SF ITB
Harga Y EDTA pd berbagai pH
pH Y
2 3,7. 10-14
3 2,5. 10-11
4 3,6.10-9
5 3,5.10-7
6 2,2.10-5
7 4,8.10-4
8 5,4.10-3
9 5,2.10-2
10 0,35
11 0,85
12 0,98
Sophie Damayanti / SF ITB
Titrasi kompleksometri
berjalan baik
jika K eff 10 8
K eff = Y . Kstab
maka
K eff = Y . Kstab
maka
K eff = Y . Kstab
maka
dapat berjalan
dengan baik
K stab = 5. 1010
K eff = Y . Kstab
pH = 12 Y = 0,98
K eff = 4,9. 1010
pH = 8 Y = 0,0054
K eff = 2,7. 109
pH = 6 Y = 2,2. 10 -5
pH 12
pH 10
pH 8
pH 6
mL EDTA
Sophie Damayanti / SF ITB
Kelayakan
Titrasi kompleksometri
• menghitung K eff
Pd pH >12: Y =1
K eff = Kstab
Reaksi logam-EDTA
berjalan sangat lambat
Sophie Damayanti / SF ITB
Titrasi kompleksometri
campuran ion logam
Ca2+ dan Mg2+
Jika kedalam sistem titrasi
ditambahkan basa kuat
hingga pH > 12
akan terbentuk
Mg(OH)2 mengendap,
sedangkan Ca2+ tidak
cara pencegahan
Konsentrasi ion logam antara
0,001 – 0,01 M
Sophie Damayanti / SF ITB
PENGARUH BAHAN
PENGKOMPLEKS LAIN
untuk mencegah
pengendapan
Perlu ditambahkan
bahan lain
Sophie Damayanti / SF ITB
Terjadi kompetisi antara
pembentukan kompleks
M-EDTA dan
M-pengkompleks lain
Sampel Zn
+ dapar salmiak
(NH4OH-NH4Cl)
Titrasi dgn
EDTA
Sophie Damayanti / SF ITB
Terjadi kompetisi antara
Zn yg bereaksi dgn EDTA
dan
Zn yg bereaksi dgn NH3+
[Zn2+]
= M
[Zn2+] = M CM
CM
+ [Zn(NH3)3 2+]
+ [Zn(NH3)4 2+]
Sophie Damayanti / SF ITB
Reaksi antara Y4- dgn
ion logam Zn 2+ :
Zn 2+ +Y 4- ZnY (2-)
Tetapan stabilitas
kompleks (K stab):
[ZnY (2-)]
Kstab =
[Zn 2+] [Y4-]
[ZnY (2-)]
Kstab =
M. CM . Y. [Y]T
Keff
Kstab =
M. Y
Keff = M. Y . Kstab
Sophie Damayanti / SF ITB
Jika diketahui K stab
(Zn-EDTA) 3,2.1016. Hitung
Keff (Zn-EDTA) di dalam
larutan dapar pH 9
(konsentrasi NH3 = 0,1 M)
Keff = M. Y . Kstab
[Zn2+]
M =
CM
Sophie Damayanti / SF ITB
[Zn2+]
M =
[Zn2+] +[Zn(NH3)2+]
[Zn(NH3)22+]+[Zn(NH3)32+]
+ [Zn(NH3)42+]
[Zn(NH3)2+]
K1 =
[Zn2+] [NH3]
[Zn(NH3)2+] =
K1 [Zn2+][NH3]
Sophie Damayanti / SF ITB
[Zn(NH3)22+]
K2 =
[Zn(NH3)2+] [NH3]
[Zn(NH3)22+] =
K2 K1 [Zn2+][NH3]2
[Zn(NH3)32+]
K3 =
[Zn(NH3)22+] [NH3]
[Zn(NH3)32+] =
K3 K2 K1 [Zn2+][NH3]3
+ K2 K1 [Zn2+][NH3]2 +
+ K3 K2 K1 [Zn2+][NH3]3
+ K4K3 K2 K1[Zn2+][NH3]4
Sophie Damayanti / SF ITB
1
M =
1 + K1 [NH3] +
K2 K1 [NH3]2 +
K3 K2 K1 [NH3]3 +
K4 K3 K2 K1 [NH3]4
210.190 (0,1)2 +
250.210.190(0,1)3 +
M =8,3. 10-6
Y = 5,2.10-2
Keff = M. Y . Kstab
Keff = 8,3. 10-6 x 5,2.10-2
x 3,2. 1016
= 1,4. 10 10
[NH3]= 0,1 M
[NH3]=
0,01 M
Vol peniter
Sophie Damayanti / SF ITB
Kesimpulan
Semakin besar
konsentrasi bahan
pengkompleks lain
selain EDTA
Kesalahan titrasi
semakin besar
Indikator metalokrom
dpt membtk
senyawa kompleks khelat
dgn ion logam
Sophie Damayanti / SF ITB
PERSYARATAN INDIKATOR
METALOKROM
• Kompleks logam –indikator
harus stabil
warna I warna II
warna warna
bentuk bentuk
bebas kompleks
Tetapan disosiasi
kompleks logam- indikator
[M] [In]
KIn =
[MIn]
Sophie Damayanti / SF ITB
Perubahan warna yg jelas
terjadi pada daerah
sekitar titik setara
M + In MIn
warna I warna II
[In] sekitar 99 %
0,1 reaksi sempurna
[MIn] muncul
warna II
warna warna
bentuk bentuk
bebas kompleks
Sophie Damayanti / SF ITB
Sebelum dicampurkan
INDIKATOR
(biru)
LOGAM
terbentuk kompleks
LOGAM INDIKATOR
(merah anggur)
LOGAM INDIKATOR
EDTA
sebagian
LOGAM EDTA
sebagian
LOGAM INDIKATOR
(merah anggur)
Sophie Damayanti / SF ITB
Pada akhir titrasi
semua
LOGAM EDTA
INDIKATOR
(biru)
Sophie Damayanti / SF ITB
Kompleks logam – EDTA
harus lebih stabil daripada
Kompleks logam-indikator
Kstab kompleks
logam – EDTA
K stab kompleks
logam-indikator
Titik akhir
Sophie Damayanti / SF ITB
Murexida
Digunakan untuk penentuan
Co, Cu, Ni dan Ce
Titik akhir
Sophie Damayanti / SF ITB
Xilenol jingga
Kompleks logam -indikator
(warna merah)
Indikator bentuk bebas
(kuning lemon)
Titik akhir
Untuk penentuan
Bi, Th pH 1-3
Pb, Zn pH 4-5
Cd, Hg pH 5-6
Sophie Damayanti / SF ITB
Semua indikator metalokrom
merupakan
indikator asam basa
contoh: EBT
pH 5,3-7,3
Ka1
H2In- +H2O HIn2- + H3O+
Ka1 = 5. 10-7
pH 10,5-12,5
Ka2
HIn2- +H2O In3- + H3O+
Ka2 = 2,8. 10-12
Sophie Damayanti / SF ITB
Konsentrasi ion logam bebas
pada titik setara
Pada saat titik setara
reaksi yg terjadi
M2+ + H2Y2- MY2- + 2H+
[M2+]setara = [Y4-]
[MY2-] = [M2+] awal
[M2+]2setara
Kdis =
[M2+]awal
[M2+]2setara
Kdis =
CM
log Kdis = 2 log[Ms] – log CM
K eff = Y. K stab
= 0,35. 5.1010
= 1,75. 1010
Kdis = 1/1,75.1010 CM = 5.10-3
log[Ms] = ½(log Kdis+ log CM)
pCas = - (½(log Kdis+ log CM))
= 6,27
Sophie Damayanti / SF ITB
Titrasi Mg2+ 0,005 M dengan
EDTA pada pH 10
Pada pH 10, Y = 0,35
K eff = Y. K stab
= 0,35. 4,9.108
= 1,71. 108
Kdis = 1/1,71.108 CM = 5.10-3
log[Ms] = ½(log Kdis+ log CM)
pMgs = - (½(log Kdis+ log CM))
= 5,27
Ka x KMgIn =
[H3O+] [In3-] [MgIn-]
x
[HIn2-] [Mg2+][In3-]
Ka x KCaIn =
[H3O+] [In3-] [CaIn-]
x
[HIn2-] [Ca2+][In3-]
digunakan
Garam di-Na edetat
(Na2-EDTA) disebut
Komplekson III
Na2-EDTA larut air
Sophie Damayanti / SF ITB
Garam di-Na edetat
(Na2-EDTA)
EDTA + NaOH
Na2-EDTA
Sophie Damayanti / SF ITB
CARA-CARA TITRASI
KOMPLEKSOMETRI
TITRASI LANGSUNG
Sampel
+ dapar
+ indikator
Sampel
+ EDTA berlebih
+ dapar
+ indikator
Sampel
+ Zn- EDTA
+ dapar
+ indikator
Sulfat
+ Ba2+ berlebih
+ dapar
+ indikator
Kelebihan Ba2+
Sampel
+ EDTA
Terbentuk H+
Terbentuk H+
+ KIO3 + KI
Terbentuk I2
+ indikator kanji
Pengontolan pH sistem
yg sesuai
Masking
Proses penghilangan/
pengurangan efek
gangguan
Pengganggu diubah
menjadi spesi
yg tidak aktif
Sophie Damayanti / SF ITB
Kristal KCN
dapat digunakan
untuk me “masking”
Zn, Cd, Hg, Cu, Ni, Co
Trietanol amin
dapat digunakan
untuk me “masking”
Al, Fe, Mn
Sophie Damayanti / SF ITB
Demasking
Proses pelepasan
pengganggu dari
bentuk di “masking”
menjadi spesi yg aktif lagi
Zn di “masking”
dengan KCN
+ Formaldehida
Zn aktif lagi
Sophie Damayanti / SF ITB
PRAKTIKUM
Sampel
+ dapar
+ indikator EBT
Titrasi dgn
Komplekson III