Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 5
Nama/NIM :
Zulfi Nabila/24030117120047
Aisyah Yuliani/24030117120048
Faza Aldhisfa Ahdi/24030117120049
Fadjrin Nurahmayani/24030117130050
Lufthansyah Daniswara/24030117130051
Nurul Aisyah Putri/24030117130052
Yosie Maulinda R/24030117130053
Ade Arkhamuddin/24030117130054
2017/2018
Sifat – Sifat Golongan 14
Unsur – unsur yang terdapat pada golongan 14 adalah C (Karbon), Si (Silikon), Ge (Germanium), Sn
(Timah), Pb (Timbal) dengan konfigurasi elektron ns2 np2 dimana n=2-6. Sifat-sifat unsur golongan 14 sangat
bervariasi, karbon merupakan unsur non logam, Si utamanya non logam, Ge adalah metaloid (semilogam),
sedang Sn dan Pb adalah logam.
C>>SI>Ge≈Sn>>Pb
Hal ini menunjukan menurunnya kuat ikatan dari C-C, Si-Si,Ge-Ge,Sn-Sn, dan Pb-Pb,
Kekuatan ikatan kovalen tunggal unsur-unsur golongan 14 dengan unsur golongan lain secara umum berkurang
dengan meningkatnya nomor atom, energi-energi ini tidak mencerminkan mudahnya heterolisis ikatan.
Senyawa-senyawanya dari unsur golongan 14 berada dalam keadaan tetravalent. Potensial ionisasinya
sangat tinggi sehingga jarang ditemukan sebagai ion 4+, sedangkan harga elektronegatifitas unsur-unsurnya
tidak mengalami penurunan yang teratur dari Si ke Pb dan perbedaannya sangat kecil (tidak nyata), karena
harganya sangat rendah maka sulit membentuk ion 4-.
Keadaan valensi yang lebih rendah (divalen) dapat terbentuk pada karben Si, Ge, dan Sn (analog dengan
MR2), terbentuknya keadaan divalen disebabkan oleh adanya pasangan inert. Kestabilan keadaan divalen
meningkat dengan meningkatnya nomor atom dan senyawa bersifat ionik dan Sn2+ dan Pb2+ bersifat sebagai
reduktor.
Keadaan Diavalensi
Silikon, spesies silikon divalensi tidak stabil secara termodinamika dalam kondisi normal. Meskipun
demikian, beberapa bisa dicatat seperti SiF2 telah diidentifikasi dalam reaksi pada suhu tinggi dan dijebak
dengan pendinginan sampai suhu cairan nitrogen. Jadi setikar suhu 1100o dan tekanan rendah, reaksi berikut
berlangsung kira-kira dengan hasil 99,5%.
SiF4 + Si 2SiF2
Germanium. Dihalida germanium stabil. GeF2 adalah padatan kristal-putih yang diperoleh dari reaksi HF
anhidrat dengan Ge pada 200o; merupakan polimer berjembatan fluor dan Ge diperkirakan berkoordinasi tbp.
GeCl3- yang mirip dengan garam Sn seperti di bawah.
Timah, senyawaan yang terpenting adalah SnF2 dan SnCl2 yang diperoleh dengan pemanasan Sn dengan
HF dan HCl gas. Fluoridanya cukup larut dalam air.air menghidrolisis SnCl2 menjadi klorida yang bersifat basa,
tetapi dari larutan asam encer SnCl2.2H2O dapat terkristalisasi. Kedua halidanyua larut dalam larutan yang
mengandung ion halida berlebihan, jadi:
SnCl2 + Cl- SnCl3- pK≈2
Timbal, dari keempat unsur, hanya timbal yang mempunyai kimiawi kation yang dapat ditetapkan secara
baik. Ion plumbo, Pb2=, terhidrolisis sebagian dalam air. Dalam larutan preklorat
Sifat fisik :
Nomor Atom :6
Konfigurasi EV : [He] 2s2 2p2
Wujud : Padatan
Densitas (g/cm3) : 2,267 (grafit), 3,513 (intan)
Titik Leleh (oC) : 3.550
Titik Didih (oC) : 4.827
Jari-jari atom (pm) : 77
Elektronegativitas : 2,5
Sifat fisik ini tergantung dari struktur kristalnya. Kepadatan karbon juga bervariasi, intan lebih rapat
(3,51 g/cc) dibanding grafit (2,22 g/cc) tetapi grafit lebih stabil pada kondisi atmosfir (normal_ intan
sifatnya keras, indeks refraktif dan titik lelehnya tinggi tetapi konduktifitas termalnya rendah. Pada struktur
intan setiap atom karbon berikatan dengan yang lain membentuk suatu susunan polimer tiga dimensi, hal
ini yang menyebabkan intan mempunyai titik leleh dan kekerasan yang tinggi. Untuk kalor lebur
memungkinkan berbeda 100 Kj/mol (grafit) dan 120 Kj/mol (intan). Namun untuk kalor penguapan sama
355,8 kJ/mol.
Pada sifat fisik ini terlihat pada jari-jari karbon yang lebih kecil dari pada unsur satu golongannya. Titik leleh
dan titik didih pada unsur karbon ini mempunyai titik leleh dan titik didih yang relatif cukup tinggi dari unsur-
unsur lainnya. Dan untuk unsur karbon tersendiri mempunyai luas permukaan yang kecil diantara unsur
golongan lainnya, karena dari satu unsur dari atas sampai bawah perubahan ukuran dari kecil hingga menjadi
besar.Kemudian elektro negativnya untuk unsur karbon sendiri diantara rentang 2,5-2,6.
Sifat kimia :
Karbon memiliki sifat katenasi yaitu mampu membentuk cincin atau rantai tertutup. Dan juga membentuk
ikatan rangkap. Hal ini menyebabkan karbon membentuk sejumlah besar senyawa. Syarat agar suatu atom
memiliki sifat katenasi yaitu valensinya minimal dua, kuat ikatan antara sesama atom kira-kira sama dengan
kuat ikatan anatara atom tersebut dengan atom lain, dan relatif lamban reaksinya terhadap molekul atau ion
lain. Pengenergi ionisasian dari setiap kulitnya untuk mengionisasi karbon cukup berbeda-beda namun masih
tetap yang paling tertinggi dari unsur-unsur satu golongannya (1086-2353-4618-6512).
Germanium adalah logam berwarna putih-keabuabuan. Dalam bentuknya yang murni, germanium berbentuk
kristal dan rapuh. Germanium merupakan bahan semikonduktor yangpenting. Teknik pengilangan-zona (zone-
refining techni1ues) memproduksi germanium kristal untuk semikonduktor dengan kemurnian yang sangat tinggi.
Germanium larut dengan cepat dalam natrium hidroksida cair atau kalium hidroksida,sehingga membentuk
germanat masing-masing.
Sumber : https://id.scribd.com/doc/258999891/Germanium
Timah (Sn)
Sifat fisik :
Nomor Atom : 50
Konfigurasi EV : [Kr] 5s2 4d10 5p2
Wujud : Padatan
Densitas (g/cm3) : 7,365 (timah putih), 5,769 (timah abu-abu)
Titik Leleh (oC) : 231,9
Titik Didih (oC) : 2360
Jari-jari atom (pm) : 140
Elektronegativitas : 1,8
Timah menunjukkan kesamaan sifat kimia dengan Ge dan Pb seperti pembentukan keadaan oksidasi +2 dan
+4. Sebagai anggota dalam golongan IVA, struktur geometri SnCl4 yang telah dikarakterisasi ialah tetrahedral
seperti CCl4. Pada suhu ruang, keduanya cairan tidak berwarna dengan titik didih masing-masing 114°C dan
77°C (pada tekanan atmosfer). Di luar keadaan tersebut, keduanya menunjukkan karakter yang cukup berbeda.
Perbedaan tersebut dapat dijelaskan karena ukuran atom Sn yang lebih besar dibandingkan atom C dan
dimilikinya orbital 5d pada atom Sn. Kedua faktor tersebut, membuat Sn memungkinkan untuk “berikatan lebih”
(ekstra koordinasi) dengan ligan-ligannya. Dalam hal tersebut, timah memiliki fleksibilitas valensi yang lebih besar,
yaitu memiliki bilangan koordinasi yang dapat lebih dari empat. (Purnomo, 2008)
Timah memiliki tiga bentuk alotrop, yaitu timah abu-abu (α), timah putih (β), dan timah rombik (γ). Pada suhu
ruang, timah lebih stabil sebagai logam timah putih (-Sn) dalam bentuk tetragonal. Sedangkan pada suhu
rendah, timah putih berubah menjadi timah abu-abu (-Sn) berbentuk intan kubik berupa nonlogam. Perubahan 5
ini terjadi cepat karena timah membentuk oksida film. Peristiwa ini dikenal sebagai plak timah atau timah plague.
Timah dapat bivalen dan tetravalent dalam senyawa-senyawa nya. Senyawa timah(II), atau stano, biasanya
tidak berwarna. Dalam larutan asam, ion –ion tima (II) Sn 2+ yang terdapat, sedangkan dalam larutan basa, kita
mendapatkn ion – ion tetrahidroksostanat(II) atau ion stanit [Sn(OH)4]2- . Ion timah(II)merupakan zat pereduksi
yang kuat.
Senyawa-senyawa timah(IV) atau stani adalah lebih stabil. Dalam larutan airnya, senyawa-senyawa ini bisa
terdapat sebagai ion timah(IV), Sn4+, atau sebagai ion heksahidroksostanat(IV)
Sumber : -Purnomo,2008
-Cotton & Wilkinson,1989
-Vogel,1990
Timbal (Pb)
Timbal memiliki titik lebur yang rendah, mudah dibentuk, memiliki sifat kimia yang aktif sehingga biasa
digunakan untuk melapisi logam agar tidak timbul perkaratan.
Pb termasuk unsur yang relatif kecil kelimpahannya (~ 10¯³ % berat) tetapi dikenal karena manfaatnya yang
besar dalam bidang industri dan relatif mudah diperoleh dari sumber alamnya. Pb dapat larut dalam berbagai asam
dan mudah diserang dengan halogen, bereaksi secara lambat dengan alkali dingin tetapi bereaksi cepat dengan
alkali panas membentuk plumbat.
Bilangan oksidasi divalen dan tetravalen adalah yang paling umum dijumpai dan biasanya timbal ada sebagai ion
Pb⁺² kecuali dalam senyawa organologam. PbO₂ adalah senyawa timbal tetravalen yang dengan mudah menjadi
timbal divalen, jadi PbO₂ adalah oksidator yang sangat kuat. Sedangkan Ikatan Pb-Pb relatif rendah (Sunarya,
2007).