Professional Documents
Culture Documents
1
Pamela M. Poluan
2
Ventje Kawengian
2
Cerelia Sugeng
1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: ppoluan11_237@yahoo.com
Abstract: Liver cirrhosis is often associated with impaired renal function. This can be due to
disturbances of hemodynamic and neurohormonal systems and increased activity of the
sympathetic nervous system. This will lead to a decrease in glomerular filtration rate (GFR).
This study aimed to find out the connection of the liver cirrhosis degree and GFR values in
liver cirrhosis subjects. This study was a cross-sectional design. Samples were 30 liver
cirrhosis cases’ medical records at BLU Prof. Dr R.D Kandou Hospital Manado in the period
of October 2013 to October 2014.The medical record data included age, gender, values of
albumin, bilirubin, and creatinine, Child’s score, and the GFR values by using CKD-EPI
formula. The corrrelation of the liver cirrhosis degrees and GFR values was tested by using the
Spearman correlation test. The results showed that there was a negative, not significant
correlation between class B Child’s score and GFR (r = -0.231, p = 0.618); a positive, not
significant correlation between class C Child’s score and GFR (r = 0.188, p = 0.428), and
btween Child’s score and GFR (r = 0.118, p = 0.533)
Conclusion: There was no significant correlation between the liver cirrhosis degree (Child’s
score) and GFR values.
Keywords: liver cirhhosis, Child’s score, GFR
Abstrak: Sirosis hati sering disertai gangguan fungsi ginjal. Hal tersebut dapat disebabkan
adanya gangguan sistem hemodinamik dan neurohormonal, serta peningkatan aktivitas sistem
saraf simpatis. Gangguan ini akan memicu penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG).
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan derajat keparahan sirosis hati dengan nilai
laju filtrasi glomerulus pada subyek sirosis hati. Penelitian ini menggunakan desain potong
lintang. Sampel peneltian ini berjumlah 30 rekam medik subyek sirosis hati yang tercatat di
BLU RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode Oktober 2013 sampai Oktober 2014. Data
rekam medik tersebut mencakup umur, jenis kelamin, nilai albumin, bilirubin, kreatinin, skor
Child, dan nilai LFG menggunakan formula CKD-EPI. Hubungan derajat keparahan Child
dengan LFG diuji dengan uji korelasi Spearman. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan
bahwa terdapat hubungan negatif dan tidak signifikan antara skor Child kelas B dengan LFG
(r = -0,231, p = 0,618), hubungan positif dan tidak signifikan antara skor Child kelas Cdengan
LFG (r = 0,188, p = 0,428), serta skor Child dengan LFG (r = 0,118, p = 0,533). Simpulan:
Tidak terdapat hubungan signifikan antara derajat keparahan sirosis hati (Skor Child) dengan
nilai LFG.
Kata kunci: sirosis hati, skor Child, LFG
Sirosis hati (SH) adalah sekelompok kerusakan sel hati dan sel tersebut
penyakit hati kronik yang mengakibatkan digantikan oleh jaringan parut sehingga
497
Poluan, Kawengian, Sugeng: Hubungan derajat keparahan...
terjadi penurunan jumlah jaringan hati Gangguan fungsi ginjal yang terjadi
normal. Peningkatan jaringan parut tersebut pada pasien sirosis hati dapat disebabkan
menimbulkan distorsi struktur hati yang adanya gangguan hemodinamik, terutama
normal, sehingga terjadi gangguan aliran vasodilatasi perifer, yang akan diikuti
darah melalui hati dan terjadi gangguan aktivasi hormon vasokonstriksi, sistem
fungsi hati.1-3 SH secara klinis dibagi neurohormonal seperti renin-aldosteron,
menjadi sirosis hati kompensata yang vasopresin, endotelin dan peningkatan
berarti belum adanya gejala klinis yang aktivitas sistem saraf simpatis. Gangguan
nyata dan sirosis hati dekompensata yang ini akan memicu retensi air dan natrium di
ditandai gejala-gejala tanda klinis yang ginjal, dan penurunan laju filtrasi
jelas.2,3 glomerulus (LFG) ginjal.5-7
World Health Organization (WHO) Penilaian fungsi ginjal dapat dilakukan
pada tahun 2004 melaporkan bahwa sirosis dengan cara pengukuran LFG dan
hati merupakan penyebab kematian ke-18 penghitungan LFG. Pengukuran LFG
di dunia dengan prevalensi 1,3%.3 Insidens secara langsung dengan substansi eksogen
di Amerika diperkirakan terdapat 360 per atau endogen pada pelaksanaannya sulit
100.000 penduduk, dengan penyebab dan tidak praktis sehingga saat ini di klinik
sebagian besar akibat penyakit hati digunakan penghitungan estimasi laju
alkoholik dan infeksi virus kronik. Di filtrasi glomerulus (eLFG) yang terdiri dari
Indonesia data prevalensi sirosis hati belum formula Cockcroft-Gault (eLFGCG),
ada. Rumah sakit Dr. Sardjito Yogyakarta formula Modification of Diet in Renal
melaporkan bahwa pada tahun 2004, Disease (eLFGMDRD) dan formula Chronic
jumlah pasien sirosis hati berkisar 4,1% Kidney Disease-Epidemiology (eLFGCKD-
8
dari total pasien yang dirawat di bagian EPI). Menurut Chronic Kidney Disease
Penyakit Dalam.3 Epidemiology Collaboration, formula
Prognosis SH dipengaruhi berbagai eLFGCKD-EPI memiliki akurasi sedikit lebih
faktor, seperti etiologi, beratnya kerusakan baik dari formula eLFGMDRD dalam
hati, komplikasi dan penyakit lain yang penentuan nilai eLFG.9,10
menyertai.4 Klasifikasi Child merupakan Gangguan fungsi ginjal pada pasien
salah satu parameter untuk menilai derajat dengan sirosis, terutama berkaitan dengan
keparahan pasien sirosis hepatis, dimana gangguan fungsi peredaran darah, dimana
variabelnya meliputi konsentrasi bilirubin, terjadi penurunan tahanan pada pembuluh
albumin, ada tidaknya ascites dan darah sistemik akibat vasodilatasi arteri
ensefalopati, serta status nutrisi. Klasifikasi primer yang meningkatkan produksi atau
ini terdiri dari Child kelas A,B dan C.3,4 aktivitas dari faktor vasodilator, terutama
Pasien dengan sirosis hati dalam nitrat oksida, karbon monoksida,
perjalanan penyakitnya, sering mengalami endogenous-cannabinoids yang terutama
gangguan ginjal, dimana pada stadium awal terdapat pada sirkulasi splanknikus.11 Pada
gangguan fungsi ginjal ini bersifat tahap awal sirosis, dengan tingkat
reversibel, yaitu dapat membaik dengan hipertensi portal moderat, terjadi
intervensi medis.Stadium ekstrim dari peningkatan curah jantung yang
gangguan fungsi ginjal ini adalah sindrom mengkompensasi untuk penurunan
hepatorenal (SHR) yang umumnya bersifat resistensi pembuluh darah sistemik, yang
ireversibel. SHR adalah gangguan fungsi memungkinkan tekanan arteri dan volume
ginjal sekunder pada penyakit hati tingkat darah arteri efektif untuk tetap dalam batas
berat baik akut maupun kronik yang normal. Pada sirosis stadium lanjut terjadi
bersifat fungsional dan progresif. Sekitar penurunan resistensi pembuluh darah yang
20% pasien sirosis hati dengan asites nyata, dan tambahan peningkatan curah
disertai fungsi ginjal yang normal, akan jantung tidak bisa mengkompensasi, yang
mengalami SHR setelah 1 tahun, dan 39% mengarah pada arteri underfilling.
setelah 5 tahun perjalanan penyakit.2,5,6 Gangguan ginjal sering terjadi pada sirosis
498
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015
yang telah lanjut dengan asites dan Tabel 1. Karakteristik Sampel Penelitian
edema.2,5,11 Pada sirosis tingkat lanjut,
Variabel N Min Maks Rerata SD
tekanan arteri harus dijaga melalui sistem Umur 30 27 77 54,13 12,182
vasokonstriktor termasuk renin- Albumin 30 1,7 4,4 2,741 0,6616
angiotensin, sistem saraf simpatik, dan (gr/dL}
hipersekresi hormon antidiuretik non Bilirubin 30 0,2 33,9 5,01 7,0642
osmotik.2,5 Mekanisme kompensasi ini (mg/dL)
Kreatinin 30 0,4 3,2 1,237 0,7025
membantu ginjal mempertahankan volume (mg/dL)
darah arteri efektif dan tekanan arterial eLFG CKD- 30 15 119 71,73 33,001
relatif normal tetapi memiliki efek penting EPI
pada fungsi ginjal, terutama natrium dan N = jumlah sampel, min = nilai terendah, maks =
retensi air zat terlarut bebas, yang mungkin nilai tertinggi, SD = standar deviasi
akhirnya menyebabkan asites dan edema
pada gangguan ginjal dengan menyebabkan Berdasarkan umur, terlihat bahwa
vasokonstriksi intrarenal dan hipoperfusi. umur rata-rata subyek sirosis hati yaitu
Gangguan ini akan menyebabkan 54,13 tahun, standar deviasi 12,182 dengan
penurunan laju filtrasi glomerulus.2,5-7,11 umur subyek termuda yaitu 27 tahun dan
tertua 77 tahun.
METODE PENELITIAN Berdasarkan nilai albumin, terlihat
Penelitian ini menggunakan jenis bahwa rata-rata nilai albumin subyek
penelitian analitik retrospektif dengan sirosis hati yaitu 2,741 gr/dL, standar
pendekatan potong lintang, teknik deviasi 0,6616 dengan nilai albumin
pengambilan sampel yang digunakan yaitu terendah yaitu 1,7 gr/dL, dan nilai albumin
secara consecutive sampling. Penelitian ini tertinggi yaitu 4,4 gr/dL.
dilaksanakan di RSUP Prof. Dr. R. D. Berdasarkan nilai bilirubin, terlihat
Kandou Manado selama 2 (dua) bulan, bahwa rata-rata nilai bilirubin subyek
mulai November 2014 – Desember 2014. sirosis hati yaitu 5,01, standar deviasi
Populasi penelitian ialah rekam medik 7,0642 dengan nilai bilirubin terendah yaitu
subyek sirosis hati yang dirawat di RSUP 0,2 mg/dL, dan nilai bilirubin tertinggi
Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode yaitu 33,9 mg/dL.
Oktober 2013 - Oktober 2014. Sampel Berdasarkan nilai kreatinin, terlihat
berjumlah 30 rekam medik subyek sirosis bahwa rata-rata nilai kreatinin subyek
hati. Teknik analisis data dengan sirosis hati yaitu 1,237, standar deviasi
menggunakan analisis univariat dalam 0,7025 dengan nilai kreatinin terendah
menilai karakteristik sampel penelitian yaitu 0,4 mg/dL, dan nilai kreatinin
serta analisis bivariat menggunakan uji tertinggi yaitu 3,2 mg/dL.
korelasi spearman dengan tingkat Berdasarkan nilai eLFG CKD-EPI,
kemaknaan p = <0,05. Penelitian ini terlihat bahwa rata-rata eLFG subyek
menggunakan data rekam medik yang sirosis hati yaitu 71,73, standar deviasi
mencakupumur, jenis kelamin, nilai 33,001 dengan eLFG terendah yaitu 15 dan
albumin, bilirubin, kreatinin, skor child, eLFG tertinggi yaitu 119.
dan nilai LFG menggunakan formula CKD-
EPI. Pengolahan data dan analisis data Tabel 2. Distribusi frekuensi subyek sirosis
menggunakan software program komputer hati menurut jenis kelamin
untuk uji korelasi Spearman.
Jenis Kelamin n %
Laki-laki 16 53,3
HASIL PENELITIAN Perempuan 15 46,7
Tabel 1 memperlihatkan karakteristik
Total 30 100
sampel penelitian berdasarkan umur, nilai
n = jumlah sampel, % = persentase
albumin, bilirubin, kreatinin, dan eLFG
CKD-EPI.
499
Poluan, Kawengian, Sugeng: Hubungan derajat keparahan...
fungsi ginjal, terutama natrium dan retensi bahwa subyek sirosis hati dengan derajat
air zat terlarut bebas, yang mungkin keparahan Child kelas A berjumlah 3 orang
akhirnya menyebabkan asites dan edema (9,7%), kelas B berjumlah 7 orang (22,6%),
pada gangguan ginjal dengan menyebabkan dan kelas C (64,5%). Penelitian oleh
vasokonstriksi intrarenal dan hipoperfusi. Tambunan et al.19 di Pontianak juga
Gangguan ini akan menyebabkan menunjukkan hal yang sama dimana
penurunan laju filtrasi glomerulus ginjal. sebagian besar pasien sirosis hati sudah
2,5-7,11
masuk dalam golongan kriteria Child B dan
Skor Child, digunakan untuk menilai C, dimana 6 pasien (3.3%) tergolong
kondisi umum pasien sirosis hati dan kriteria Child A, 69 pasien (37.5%)
menilai perubahan multiorgan yang tergolong kriteria Child B dan 98 pasien
disebabkan oleh sirosis hati. Klasifikasi (53,3%) tergolong kriteria Child C.
Child berkaitan dengan angka Penelitian yang dilakukan oleh
kelangsungan hidup yaitu menilai derajat Gunadi13 tentang korelasi cystatin C
keparahan berdasarkan skor minimal (6-7), dengan derajat keparahan sirosis hati
sedang (8-9), dan berat (10-15). Pada Skor menurut skor Model of End Stage Liver
Child, kadar serum bilirubin, serum Disease (MELD) didapatkan korelasi yang
albumin, asites, gangguan neurologis, dan bermakna antara kadar cystatin C dengan
status nutrisi. Kriteria asites dan derajat keparahan sirosis hati, artinya
ensefalopati menggambarkan tingkat terdapat hubungan derajat keparahan sirosis
beratnya hipertensi portal, sedangkan hati dengan penurunan fungsi ginjal. Pada
kriteria lainya yaitu ikterus, albumin, dan penelitian ini berdasarkan analisis korelasi
status nutrisi menggambarkan fungsi mengguanakan uji korelasi Spearman
metabolisme hepar. Sintesis dan diperoleh hasil yaitu hubungan tidak
katabolisme albumin terjadi di hati. Pada bermakna (p = 0,533, r = 0,118). Hasil ini
sirosis hati akan dijumpai rendahnya menunjukkan tidak adanya hubungan (p >
produksi albumin. Perubahan serum 0,05) antara derajat keparahan sirosis hati
albumin dapat menunjukkan peningkatan dengan nilai laju filtrasi glomerulus pada
permeabilitas vaskuler karena sepsis dan subyek sirosis hati. Penelitian ini tidak
asites. Pada sirosis hati juga akan dijumpai didapatkan hubungan yang bermakna
peningkatan produksi bilirubin. karena adanya faktor-faktor pencetus lain
Peningkatan bilirubin juga dapat yang dapat menyebabkan penurunan laju
disebabkan oleh kegagalan fungsi ginjal, filtrasi glomerulus pada subyek sirosis hati
proses hemolisis, atau sepsis. selain fungsi keparahan sirosis hati, seperti
Berdasarkan jenis kelamin, terlihat infeksi bakteri akut, perdarahan
bahwa proporsi sirosis hati lebih banyak gastrointestinal, dan kadar albumin yang
terjadi pada laki-laki yaitu dengan tidak adekuat setelah melakukan terapi
persentase 53,3:46,7. Hal ini tidak jauh parasentesis.2,7 Penelitian ini juga
berbeda dengan penelitian yang dilakukan menggunakan penanda kreatinin untuk
oleh Tambunan et al.12 tentang karakteristik menghitung nilai LFG, dimana penanda ini
pasien sirosis di RSU Dr. Soedarso mempunyai beberapa keterbatasan
Pontianak bahwa sebanyak 128 pasien diantaranya rendahnya sensitivitas untuk
(69,6%) laki-laki dan 56 pasien (30,4%) mengukur kerusakan fungsi ginjal dan tidak
perempuan. Kecenderungan ini belum mampu mendeteksi perubahan LFG yang
diketahui secara pasti penyebabnya. Laki- cepat. Publikasi penelitian klinis penyakit
laki lebih banyak menderita sirosis hati ginjal menyebutkan bahwa Cystatin C
kemungkinan karena mereka lebih sering merupakan penanda yang baik karena zat
terpapar dengan sejumlah agen penyebab ini diproduksi oleh sel tubuh secara tetap,
sirosis hati, seperti virus hepatitis dan difiltrasi melalui glomerulus, tidak
alkohol. disekresi oleh tubuli ginjal, dan tidak
Berdasarkan klasifikasi Child, terlihat dipengaruhi oleh makanan, usia, massa otot
501
Poluan, Kawengian, Sugeng: Hubungan derajat keparahan...
502