You are on page 1of 5

e-ISSN 2715-3312 Medical Scope Journal (MSJ).

2021;2(2):73-77
DOI: https://doi.org/10.35790/msj.2.2.2021.32547
Available from:https: //ejournal.unsrat.ac.id/index.php/msj

Gagal Ginjal Kronik Hemodialisis dengan Kadar Eritropoietin dan


Hemoglobin Normal: Laporan Kasus

Tulus Amudi,1 Stella Palar2

1
Program Pendidikan Dokter Spesialis Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, Indonesia
2
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi - RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou, Manado, Sulawesi Utara, Indonesia
Email: tulusamudi@gmail.com

Abstract: Generally, chronic kidney disease (CKD) is associated with anemia due to decrease of
erythropoietin that plays an important role in erythropoiesis. We reported a patient, 61-year-old
male, suffered from chronic hemodialysis kidney disease with coinfection of viral hepatitis C,
albeit, had normal hemoglobin and erythropoietin levels. The patient was diagnosed as CKD in
March 2014 with laboratory results, as follows: hemoglobin (Hb) 9.9 g/dl; ureum 223 mg/dl;
creatinine 7.5 mg/dl, and was confirmed with ultrasonography. The patient underwent hemodialysis
and was treated with erythropoiesis stimulating agent (ESA) for the first time in April 2014. The last
ESA was given in June 2015 and the laboratory results were serum iron 61 µg/dl, total iron binding
capacity (TIBC) 173 µg/dl, ferritin 1431 ng/ml, and the qualitative anti HCV test was reactive.
Afterwards, the patient was not treated with ESA anymore since his Hb level was normal without
ESA or blood transfusion. Moreover, the erythropoietin (EPO) level was tested in December 2018
resulted within normal level. Until now, the patient is still undergoing hemodialysis without ESA or
transfusion. This is a rare condition, and there is still no certain pathophysiology to explain. It is
assumed that the mechanism is related to hepatitis C infection that stimulates the hepatocyte
regeneration, therefore, the cells produce endogen erythropoietin resulting in increased Hb level.
Keywords: chronic kidney disease (CKD), erythropoietin and hemoglobin level

Abstrak: Umumnya penyakit ginjal kronik (PGK) disertai dengan anemia akibat penurunan
eritropoietin yang berperan penting dalam proses eritropoiesis. Kami melaporkan kasus seorang laki-
laki 61 tahun dengan PGK hemodialisis disertai ko-infeksi hepatitis C namun dengan kadar
hemoglobin dan eritropoietin normal. Pasien dinyatakan PGK sejak Maret 2014 dengan kadar
hemoglobin (Hb) 9,9 g/dL; ureum 223 mg/dl; kreatinin 7,5 mg/dl, dan didukung oleh hasil
ultrasonografi. Pasien diberikan hemodialisis dan terapi ESA pertama kali pada bulan April 2014.
Terapi ESA terakhir diberikan pada bulan Juni 2015 dengan hasil serum iron 61 µg/dl, total iron
binding capacity (TIBC) 173 µg/dl, feritin 1431 ng/ml, dan anti HCV kualitatif reaktif, Setelah itu
pasien tidak mendapat terapi ESA lagi karena pada pemeriksaan laboratorium ditemukan kadar
hemoglobin normal tanpa terapi ESA atau transfusi darah. Pemeriksaan kadar eritropoietin (EPO)
pada bulan Desember 2018 mendapatkan hasil 16 mIU/ml (nilai normal 2,6-18,5 mIU/ml). Hingga
saat ini pasien masih rutin menjalani hemodialisis dan tidak pernah mendapat terapi ESA atau
transfusi darah. Keadaan tersebut jarang ditemukan, dan tidak ada patofisologi yang pasti untuk
menjelaskan penyebab keadaan tersebut. Mekanisme keadaan ini dikaitkan dengan infeksi hepatitis
C yang merangsang regenerasi hepatosit, sehingga sel-sel tersebut menghasilkan hormon
ertiropoietin endogen, dengan hasil akhir ialah peningkatan hemoglobin.
Kata kunci: penyakit ginjal kronik (PGK), kadar eritropoietin dan hemoglobin

73
74 Medical Scope Journal (MSJ), Volume 2, Nomor 2, Januari-Juni 2021, hlm. 73-77

PENDAHULUAN LAPORAN KASUS


Penyakit ginjal kronik merupakan suatu Seorang laki-laki berusia 61 tahun, suku
proses patofisologik dengan etiologi yang Minahasa, dinyatakan PGK pada tahun
beragam, mengakibatkan penurunan fungsi 2014. Pasien dianjurkan pertama kali untuk
ginjal yang progresif, dan umumnya ber- menggunakan terapi pengganti ginjal
akhir dengan gagal ginjal. Fungsi ginjal di (hemodialisis) pada bulan Maret 2014 di
dalam tubuh memiliki peranan penting Unit Hemodialisa RSUP Prof. Dr. Dr. R. D.
seperti pengaturan metabolisme tubuh, Kandou Manado. Awalnya pasien dinyata-
endokrin, dan kontribusinya dalam pemben- kan menderita penyakit ginjal, saat pasien
tukan sel darah merah yang dikenal sebagai masuk ke rumah sakit dengan keluhan sesak
eritropoiesis. Eritropoiesis yang dihasilkan nafas yang dirasakan terus menerus. Pasien
oleh ginjal akan terganggu pada penyakit memiliki riwayat hipertensi sekitar 5 tahun
gagal ginjal kronik (GGK), yang berakibat sebelumnya yang tidak terkontrol dengan
terjadinya gangguan pembentukan sel darah terapi anti hipertensi. Riwayat asam urat,
merah.1 diabetes melitus, jantung, paru, dan penyakit
Anemia merupakan salah satu kom- hati disangkal. Riwayat kosnumsi obat
plikasi pada pasien dengan penyakit ginjal penahan nyeri disangkal. Pada riwayat
kronik (PGK). Penyebab anemia pada pasien penyakit keluarga atau anggota keluarga
PGK sangat multifaktorial di antaranya ialah tidak didapatkan yang menderita keluhan
pemendekan umur eritrosit yang disebabkan yang sama. Riwayat kebiasaan merokok dan
karena uremia, defisiensi zat besi, fibrosis alkohol disangkal.
sumsum tulang, defisiensi kadar eritro- Pada pemeriksaan laboratorium tanggal
poietin, dan hiperparatiroidisme.1 17 Maret 2014 didapatkan hemoglobin (Hb)
Umumnya pasien dengan PGK yang 9,9 g/dl; leukosit 13.800/µl; trombosit
menjalani terapi pengganti ginjal (hemo- 227.000/µL; ureum 223 mg/dl; kreatinin 7,5
dialisis) menggunakan terapi stimulan mg/dl; natrium 130 m/mmol; kalium 5,0
eritropoietin (erythropoietin stimulating mmol/l; gula darah sewaktu 125 mg/dl. anti
agent, ESA). Hal ini dimaksudkan untuk HCV kualitatif non reaktif; HbsAg Elisa non
merangsang produksi hormon eritropoietin reaktif; dan anti HIV Elisa non reaktif. Hasil
sehingga produksi hemoglobin berlangsung elektrokardiografi mendapatkan irama sinus
dengan baik dan dapat mencegah terjadinya normal, dengan denyut jantung 75 x/ menit.
anemia pada pasien PGK. Terapi ESA Pada pemeriksaan foto toraks tidak didapat-
diberikan untuk mempertahankan kadar kan kelainan. Pemeriksaan ultrasonografi
hemoglobin pasien PGK.2 Pada umumnya (USG) pada tanggal 14 Maret 2014
pasien diberikan terapi ESA bila kadar mendapatkan hasil ukuran kedua ginjal yang
hemoglobin di bawah 10g/dl karena keada- sudah mengecil, batas korteks dan medula
an anemia kronik sangat berbahaya bagi yang menipis, dengan kesan PGK (chronic
pasien PGK. 3 kidney disease/CKD) pada kedua ginjal, dan
Pada beberapa kondisi ditemukan kadar tidak tampak kelainan pada organ lain.
hemoglobin yang normal pada pasien PGK Pasien mendapatkan terapi anti hipertensi
yang menjalani terapi dialisis dengan status amlodipin 10 mg tiap 24 jam pada pagi hari
kadar hormon eritropoietin yang normal dan telmisartan 80 mg tiap 24 jam pada
walaupun tanpa pemberian terapi ESA sebe- malam hari, dan diindikasikan untuk menja-
lumnya. Kondisi tersebut dapat ditemukan lani terapi pengganti ginjal (hemodialisis).
antara lain pada pasien PGK dengan ko- Pasien mendapat terapi ESA pertama
infeksi hepatitis C.3,4 kali pada bulan April 2014. Hasil labora-
Kami melaporkan sebuah kasus seorang torium saat pasien mendapat terapi ESA
laki-laki berusia 61 tahun dengan PGK dan ialah sebagai berikut: leukosit 13.000/µL;
ko-infeksi hepatitis C yang menjalani terapi eritrosit 3.01 x 106/ µL; Hb 9.4 g/dL; MCV
hemodialisis di RSUP Prof. Dr. Dr. R. D. 87,9 fL; MCH 31,2 pg; MCHC 35,5 g/dL Ht
Kandou Manado. 26,8%; trombosit 317.000/µL; ureum 138
Amudi, Palar: Gagal ginjal kronik hemodialisis ,,, 75

mg/dL; dan kreatinin 6,2 mg/dL. Peme- pada kedua ginjal. Untuk organ lain seperti
riksaan laboratorium pada bulan Juni 2015 lien, pankreas, ureter kanan dan kiri, dan
mendapatkan hasil serum iron 61 µg/dl, kandung kemih tidak ditemukan kelainan.
total iron binding capacity (TIBC) 173 Dari hasil USG disimpulkan kesan PGK
µg/dl, feritin 1431 ng/ml, fosfor 5,7mg/dl, bilateral.
calcium 8.51mg/dl, magnesium 2.56mg/dl,
anti HCV kualitatif reaktif, sedangkan BAHASAN
HbsAg dan anti HIV non-reaktif sehingga Penyakit ginjal kronik (PGK) meng-
pasien dinyatakan terinfeksi hepatitis C akibatkan penurunan fungsi ginjal yang
pada bulan Juni 2015. Menurut keterangan progresif, dan umumnya berakhir dengan
pasien, pasien mendapat terapi ESA terakhir gagal ginjal yaitu suatu keadaan klinis yang
pada bulan Juni 2015. Setelah itu pasien ditandai dengan penurunan fungsi ginjal
tidak mendapat terapi ESA karena pada yang ireversibel. Pravelensi kasus PGK di
pemeriksaan laboratorium ditemukan kadar negara berkembang semakin meningkat.
hemoglobin yang normal tanpa terapi ESA Khususnya di negara berkembang angka
dan tanpa transfusi darah. kejadian PGK diperkirakan sekitar 40-60
Hasil laboratorium kontrol pada tanggal kasus per juta penduduk. Etiologi PGK
11 Januari 2018 mendapatkan kadar hemo- sangat bervariasi, dan penyebab tersering
globin 14,8 g/dl, hematokrit 44,8%, feritin ialah hipertensi, diabetes melitus, glome-
1228ng/ml, SI 67µg/dl, TIBC 252 µg/dl, rulonefritis, obstruksi saluran kemih, dan
ureum 88 mg/dl, keatinin 8,9 mg/dl, asam infeksi saluran kemih.1 Pada kasus ini
urat 6,3 mg/dl, gula darah puasa 82 mg/dl. penyebab PGK ialah hipertensi kronis yang
Pasien direncanakan untuk pemeriksaan tidak terkontrol, berdasarkan riwayat pasien
kadar eritropoietin, namun sebelumnya dila- yang telah menyandang hipertensi sejak 5
kukan permeriksan laboratorium kontrol tahun sebelum ditegakkan diagnosis PGK.
pada tanggal 15 November 2018 dan Ginjal memiliki peranan penting seperti
didapatkan hasil leukosit 7.800/µL; eritrosit pengaturan metabolisme tubuh, endokrin,
4,61 x 106/ µL; Hb 15,5 g/dL; Ht 45,4% ; dan eritropoiesis. Eritropoiesis berperan
MCV 98,5 fL; MCH 33,6 pg; MCHC 34,1 g/; dalam pematangan sel darah merah.
dan trombosit 317.000/µL. Kemudian pasien Eritropoiesis yang dihasilkan oleh ginjal
dilakukan pemeriksaan kadar eritropoietin akan terganggu pada PGK. Patogenesis
(EPO) pada bulan Desember 2018 dengan anemia pada PGK ialah multifaktorial.
metode pemeriksaan immunometric assay Kadar ureum yang tinggi menyebabkan
(Siemens Immulate 2000) dan didapatkan pemendekan umur eritrosit, kekurangan
hasil 16 mIU/ml (nilai normal 2,6-18,5 mIU/ hormon eritropoietin menyebabkan tergang-
ml). Hingga saat ini pasien masih rutin gunya proses hematopoiesis, hiperpar-
menjalani hemodialisis dan tidak pernah atiroid, fibrosis sumsum tulang, defisiensi
mendapat terapi ESA atau transfusi darah zat besi, ataupun perdarahan pada saluran
Pemeriksaan USG abdomen dan ginjal cerna yang sering dialami pada pasien
pada tanggal 12 Maret 2019 mendapatkan dengan kadar ureum yang tinggi.1,2
hasil gambaran organ hati normal (ukuran Keadaan anemia pada pasien PGK
normal, tepi tajam, permukaan rata, eko- umumnya disebabkan karena kekurangan
parenkim hepar baik, sistem biliar baik, kadar hormon eritropoietin, sehingga untuk
vena porta dan vena hepatika normal, dan pencegahan terjadinya anemia kronik pada
tidak tampak gambaran nodul hepar), pasien PGK ialah dengan pemberian terapi
sedangkan untuk gambaran ginjal kanan dan ESA. Hal ini bertujuan untuk memper-
kiri didapatkan ukuran ginjal yang meng- tahankan kadar hemoglobin pasien.2 Ter-
ecil, tepi tidak rata, intensitas ekoparenkim dapat beberapa kasus pasien dengan PGK
ginjal yang meningkat, batas korteks dengan yang menjalani hemodialisis terkadang
medula yang tidak tegas, dan tidak ditemukan peningkatan kadar hemoglobin
ditemukan gambaran batu ataupun nodul (eritrositosis). Hal ini biasa dijumpai pada
76 Medical Scope Journal (MSJ), Volume 2, Nomor 2, Januari-Juni 2021, hlm. 73-77

pasien dengan kista ginjal, renal cell ialah rangsangan dari insulin-like growth
carcinoma (RCC), pasien PGK dengan factor-1 (IGF-1) yang dihasilkan oleh hepa-
obstructive sleep apnea syndrome (OSA), tosit yang dapat merangsang pembentukan
hepatitis C kronik, dan pasca transplantasi hormon eritropoietin.7
renal. Eritropoietin umumnya dibentuk dari Kadar hemoglobin normal atau mening-
ginjal, tetapi hati juga dapat memroduksi kat pada PGK dapat disebabkan karena
eritropoietin dalam jumlah kecil.3 mutasi gen reseptor eritropoietin (deletion
Pasien yang rutin menjalani hemo- mutation 1377-1411) atau oleh karena
dialisis sering dikaitkan dengan infeksi mutasi sinyal reseptor system eritropoietin
hepatitis C mengingat proses penularan (mutasi JAK2). Hal ini yang dikenal sebagai
infeksi hepatitis C ialah dengan penetrasi polisitemia pada pasien PGK, namun ciri
langsung virus tersebut ke dalam membran khas dari kasus tersebut ialah ditemukan
sel dan menyebar ke sel darah. Pada pasien kadar eritropoietin rendah namun kadar
PGK yang harus menjalani hemodialisis hemoglobin meningkat.7 Sheqwara et al3
secara rutin akan berisiko terinfeksi heap- melaporkan suatu eritrositosis idiopatik
titis C lebih tinggi. Beberapa proses trans- pada pasien hemodialisis, yaitu pada kasus
misi infeksi Hepatitis C (HCV) pada pasien tersebut ditemukan kadar hemoglobin dan
PGK di antaranya ialah penggunaan alat eritropoietin normal dengan menyingkirkan
hemodialisis atau dialisat yang bergantian beberapa penyebab terjadinya eritrositosis
dengan pasien lain, transfusi darah berulang, pada pasien hemodialisis.
dan penggunaan jarum yang sudah terpapar Elnaggar et al8 menghubungkan pe-
oleh virus hepatitis C (infeksi nosokomial). ningkatan kadar hemoglobin dan hemato-
Caramello et al5 menyatakan bahwa peng- krit pada pasien dengan hepatitis C yang
gunaan dialisat yang berulang berhubungan menjalani hemodialisis, dan mendapatkan
dengan transmisi HCV. Pada pasien ini di- adanya hubungan bermakna. Hal ini dapat
ketahui terinfeksi hepatitis C pada tahun dijelaskan karena hati juga dapat meng-
2015 yaitu setelah pasien menjalani hemo- hasilkan eritropoietin. Dengan terdapatnya
dialisis selama 1 tahun sebelumnya. infeksi virus hepatitis, maka hati terangsang
Pasien PGK terkadang mengalami untuk membentuk eritropoietin. Hal inilah
peningkatan hemoglobin ataupun kadar yang menyebabkan kadar ertiropoietin pada
hemoglobin normal. Hal ini dipengaruhi pasien dengan PGK yang disertai infeksi
oleh kadar hormon eritropoietin yang hepatitis tetap normal, demikian pula halnya
normal pada pasien PGK tersebeut. Kadar dengan kadar hemoglobin dan hematokrit
eritropoietin dalam tubuh pada pasien PGK yang meningkat karena pengaruh rangsang-
seharusnya akan mengalami penurunan an eritopoietin tersebut.
seiring penurunan fungsi ginjal namun Laporan kasus oleh Sahin et al men-
terdapat beberapa kasus dimana kadar dapatkan peningkatan kadar hemoglobin dan
eritropoitin tidak mengalami penurunan, hematokrit pada pasien PGK dengan
sehingga menyebabkan kadar hemoglobin hepatitis C reaktif dan sebaliknya pada pasien
pasien tersebut tetap normal. Selain itu, hepatitis C yang negatif tidak ditemukan
kadar hemoglobin yang normal pada PGK peningkatan kadar hemoglobin dan hema-
dapat juga disebabkan karena hipoksemia tokrit.9 Pada kasus ini, seorang pasien PGK
kronik yang merangsang pembentukan dengan rutin hemodialisis, dan pasien
eritropoietin. Seperti halnya pada kista terinfeksi hepatitis C baru diketahui pada
ginjal yang menjadi salah satu penyebab bulan Juni 2015. Hepatitis menyebabkan sel
terjadinya peningkatan kadar eritropoietin, hati untuk beregenerasi sehingga memicu
karena sel-sel yang terdapat pada kista terbentuknya eritropoietin endogen yang
tersebut mampu secara mandiri untuk mem- dihasilkan oleh hepatosit yang baru. Hal ini
bentuk hormon eritropoietin.6 Beberapa yang menyebabkan kadar eritropoietin yang
mekanisme lain yang dapat menyebabkan normal pada pasien ini (16mIU/ml; nilai
kadar hemoglobin normal pada pasien PGK normal 2,6-18,5mIU/ml). Pasien tidak men-
Amudi, Palar: Gagal ginjal kronik hemodialisis ,,, 77

dapat terapi ESA selama 4 tahun namun pada and Surgery. 2011;13(9):630-2.
pemeriksaan eritropoietin didapatkan hasil 2. Provatopoulou ST, Ziroyiannis PN. Clinical use
yang normal. Demikian pula dengan kadar of erythropoietin in chronic kidney
hemoglobin yang normal sehingga pasien disease: outcomes and future prospects.
tidak pernah menjalani transfusi darah Hippokratia. 2011;15(2):109-15.
3. Sheqwara J, Alkhatib Y, Dabak V, Kuriakose P.
Pada kasus ini diperlukan pemeriksaan
Idiopathic erythrocytosis in dialysis
lanjutan, seperti pemantauan berkala kadar patients: a case report and literature
hemoglobin, hematokrit, dan eritropoietin. review. Am J Nephrol. 2013;37(4):333-
Selain itu juga diperlukan pemeriksaan 8.
kadar paratiroid, penanda tumor, CT-scan 4. Shalhoub RJ. Erythrocytosis in patients on long-
abdomen untuk menyingkirkan kemung- term hemodialysis. Ann Intern Med.
kinan lain untuk terjadinya peningkatan 1982;97(5):686.
kadar eritropoietin pada pasien PGK yang 5. Caramelo C, Navas S, Alberola ML, Bermejillo T,
menjalani hemodialisis. Reyero A, Carreño V. Evidence against
transmission of hepatitis C virus through
hemodialysis ultrafiltrate and peritoneal
SIMPULAN fluid. Nephron. 1994;66(4):470-3.
Telah dilaporkan kasus seorang laki- 6. Lee DH, Min JH, Bae SB, Gil HW, Yang JO, Lee
laki 61 tahun dengan penyakit ginjal kronik EY, et al. Idiopathic erythrocytosis in a
hemodialisis dengan ko-infeksi hepatitis C patient on chronic hemodialysis. Kidney
dan kadar eritropoietin normal. Keadaan Res Clin Pract. 2015;34(1):60-3.
tersebut jarang ditemukan, dan tidak ada 7. Adeniyi M, Sun Y, Servilla KS, Hartshorne MF,
patofisologi yang pasti untuk menjelaskan Tzamaloukas AH. Spontaneous erythro-
penyebab keadaan tersebut. Mekanisme cytosis in a patient on chronic
keadaan ini dikaitkan dengan infeksi hemodialysis. Hemodial Int. 2009;13
hepatitis C yang merangsang regenerasi (Suppl1):S30-S3.
hepatosit, sehingga sel-sel tersebut mengha- 8. Elnaggar MN, Bichari WA, Elshinnawy H.
Effect of HCV infection versus HBV
silkan ertiropoietin endogen, dengan hasil
infection on the response to erythro-
akhir terjadinya peningkatan hemoglobin. poietin therapy in the treatment of
anemia in prevalent haemodialysis
Konflik Kepentingan patients. The Egyptian Journal of
Penulis menyatakan tidak terdapat Hospital Medicine. 2018;70(1):92-6.
konflik kepentingan dalam studi ini. 9. Saifan C, Kleiner, El-Charabaty E, Kleoner M,
El-Sayegh S. Effect of hepatitis C virus
DAFTAR PUSTAKA infection on erythropoiesis in patients on
1. Chalhoub S, Langston C, Eatroff A. Anemia of hemodialysis. International Journal of
renal disease: what it is, what to do and Nephrology and Renovascular Disease.
what's new. Journal of Feline Medicine 2013;6:121.

You might also like