Professional Documents
Culture Documents
Analisis Stripping Ratio (SR) Seam Batubara Dengan Menggunakan Data Geofisika Logging Pada Area Pit-3 Konsesi Tambang Batubara PDF
Analisis Stripping Ratio (SR) Seam Batubara Dengan Menggunakan Data Geofisika Logging Pada Area Pit-3 Konsesi Tambang Batubara PDF
(Skripsi)
Oleh
UJANG SUARDI
ABSTRACT
By
Ujang Suardi
ABSTRAK
Oleh
Ujang Suardi
Kata kunci: Logging, batubara, seam, Gamma Ray, Density, Stripping Ratio.
iii
Oleh
UJANG SUARDI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA TEKNIK
Pada
Jurusan Teknik Geofisika
Fakultas Teknik Universitas Lampung
Fakultas : Teknik
MEYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah dilakukan orang lain, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat
karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini sebagaimana disebutkan dalam daftar
pustaka, selain itu saya menyatakan pula bahwa skripsi ini dibuat oleh saya
sendiri.
Apabila pernyataan saya ini tidak benar maka saya bersedia dikenai sanksi sesuai
Ujang Suardi
NPM. 0715051040
vii
RIWAYAT HIDUP
menamatkan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri 1 Pelita Jaya pada tahun
SMP Negeri 1 Pesisir Selatan dan pada tahun 2004 penulis melanjutkan ke
Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Pesisir Selatan, Lampung Barat. Pada
Mahasiswa Geofisika Indonesia (HMGI). Pada bulan Juli - Agustus 2010, penulis
melaksanakan Kerja Praktik (KP) di PT. Buena Persada Mining Services site
serta
Semua Guru yang telah menginspirasi dan memberikan ilmu kepada saya.
ix
SANWACANA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
nikmat yang diberikan sampai dengan saat ini sehingga penulis dapat
sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik di Universitas
Lampung.
Karya ini dapat penulis selesaikan dengan bantuan seluruh pihak dan instansi
terkait yang senantiasa memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi penulis.
Dengan penuh rasa ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Ir. Lusmeiliana Afriani, D.E.A., selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Lampung.
yang telah memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian
Geofisika dan sebagai Penguji saya yang telah begitu banyak memberikan
mendoakan dan memberi semangat kepada putranya agar selalu tegar, dewasa
6. Keluarga yang mendukung saya dalam segala hal positif yang saya
kepada saya untuk melaksanakan kerja praktek dan penelitian di site Kohong.
Terima kasih atas waktu, tenaga, kesempatan dan semua bantuan sehingga
9. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Teknik Geofisika FT UNILA atas perhatian dan
Aan, Yuza, Tika, Megi, Titin, Uni, Iis, Mukti, serta “Keluarga Anomali”
tawa kita selama ini dan semoga kekompakkan kita terjaga untuk selamanya.
Mbak Agnes Widyarini, beserta seluruh staf dan karyawan PT. Buena Persada
13. Seluruh pihak yang banyak membantu, tanpa mengurangi rasa terima kasih,
mohon maaf lahir batin tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga karya ini bermanfaat bagi kita semua, dan menjadi sedikit bagian dari
Universitas Lampung.
Ujang Suardi
xii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT .............................................................................................. i
ABSTRAK ................................................................................................ ii
SANWACANA ......................................................................................... ix
I. PENDAHULUAN
A. Batubara ...................................................................................... 14
1. Cara Terbentuknya Batubara ................................................. 14
2. Tempat Terbentuknya Batubara ............................................ 14
a. Teori Insitu ...................................................................... 14
b. Teori Drift ....................................................................... 15
3. Faktor yang Berpengaruh ...................................................... 15
a. Posisi Geotektonik .......................................................... 15
b. Topografi (Morfologi) ..................................................... 16
c. Iklim ................................................................................ 16
d. Kecepatan Penurunan Cekungan ..................................... 17
e. Tumbuhan ....................................................................... 17
f. Dekomposisi Flora .......................................................... 18
g. Sejarah Sesudah Pengendapan ........................................ 19
h. Struktur Cekungan Batubara ........................................... 19
i. Metamorfosa Organik ..................................................... 20
4. Jenis Batubara dan Sifatnya .................................................. 20
B. Well Logging (Log Sumur) ......................................................... 21
1. Log Gamma Ray (Log Sinar Gamma) .................................. 22
2. Log Density (Log Rapat Massa) ............................................ 27
3. Log Caliper ........................................................................... 29
C. Analisis Nisbah Kupas atau Stripping Ratio (SR) ........................ 30
A. Kesimpulan ................................................................................. 75
B. Saran ............................................................................................ 76
DAFTAR PUSTAKA
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jadwal penelitian ......................................................................... 34
Tabel 2. Tabel sebaran posisi dan ketebalan seam K36
tiap sumur eksplorasi daerah penelitian ..................................... 40
Tabel 3. Tabel sebaran posisi dan ketebalan seam K37 dan K39
tiap sumur ekplorasi daerah penelitian ....................................... 41
Tabel 4. Tabel sebaran posisi dan ketebalan seam K41 dan K43
tiap sumur ekplorasi daerah penelitian ....................................... 42
Tabel 5. Sampel nilai parameter log seam K36 yang diambil
dari sumur KHP383_OC ............................................................ 51
Tabel 6. Sampel nilai parameter log seam K37 yang diambil
dari sumur KHP400_IC ............................................................. 55
Tabel 7. Sampel nilai parameter log seam K39 yang diambil
dari sumur KHP384C_OC ......................................................... 59
Tabel 8. Sampel nilai parameter log seam K41 yang diambil
dari sumur KHP432C_IC ........................................................... 63
Tabel 9. Sampel nilai parameter log seam K43 yang diambil
dari sumur KHP426C_OC ......................................................... 66
Tabel 10. Volume cadangan batubara berdasarkan parameter log ............ 67
Tabel 11. Tabel hasil perhitungan volume litologi area penelitian ............ 70
Tabel 12. Tabel hasil perhitungan OB, IB dan seam batubara ................... 72
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.
Peta lokasi daerah penelitian .................................................. 4
Gambar 2.
Peta peologi daerah Muara Teweh ......................................... 6
Gambar 3.
Kolom stratigrafi PKP2B PT. Asmin Koalindo Tuhup .......... 12
Gambar 4.
Stratigrafi daerah Barito Utara dan sekitarnya ....................... 12
Gambar 5.
Pengukuran Wireline Logging sumur eksplorasi ................... 22
Gambar 6.
Contoh interpretasi lapisan batuan dengan
log Gamma Ray ....................................................................... 24
Gambar 7. Contoh korelasi well dengan data logging ............................. 27
Gambar 8. Prinsip pengukuran Density log ............................................. 28
Gambar 9. Log Caliper yang menggambarkan keadaan
diameter borehole ..................................................................... 30
Gambar 10. Ilustrasi lapisan batubara dan Overburden ............................. 33
Gambar 11. Diagram alir penelitian ........................................................... 38
Gambar 12. Interpretasi grafik log sumur dalam
penentuan litologi .................................................................... 39
Gambar 13. Surface map contour sebaran elevasi permukaan
sumur eksplorasi ...................................................................... 43
Gambar 14. Striplog sumur dan sebaran litologi batuan
dengan software Rockwork 15 ................................................ 44
Gambar 15. Model 3D sebaran litologi batuan daerah penelitian .............. 45
Gambar 16. Model 3D irisan penampang litologi daerah penelitian ......... 46
Gambar 17. Model 3 Dimensi penyebaran batubara area penelitian ......... 47
Gambar 18. Peta isopach sebaran ketebalan batubara seam K36 .............. 48
Gambar 19. Model 3 Dimensi sebaran seam K36 area penelitian ............. 49
Gambar 20. Sampel grafik log seam K36 .................................................. 50
Gambar 21. Peta isopach sebaran ketebalan batubara seam K37 .............. 52
Gambar 22. Model 3 Dimensi sebaran seam K37 area penelitian ............. 52
Gambar 23. Sampel grafik log seam K37 .................................................. 54
Gambar 24. Peta isopach sebaran ketebalan batubara seam K39 .............. 56
Gambar 25. Model 3 Dimensi sebaran seam K39 area penelitian ............. 56
Gambar 26. Sampel grafik log seam K39 .................................................. 58
Gambar 27. Peta isopach sebaran ketebalan batubara seam K41 .............. 60
Gambar 28. Model 3 Dimensi sebaran seam K41 area penelitian ............. 60
Gambar 29. Sampel grafik log seam K41 .................................................. 62
Gambar 30. Peta isopach sebaran ketebalan batubara seam K43 .............. 64
Gambar 31. Model 3 Dimensi sebaran seam K43 area penelitian ............. 64
Gambar 32. Sampel grafik log seam K43 .................................................. 65
xvii
I.IIPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Endapan batubara adalah salah satu sumber daya alam yang digunakan
krisis sumber energi migas, maka perlu diketahui penyebaran dari batubara di
Tuhup tentunya dipengaruhi oleh berbagai hal, baik oleh pengaruh geologi
maupun geofisika. Karena berbagai pengaruh inilah, maka akan ada perbedaan
karakter dari tiap lapisannya, baik dari segi kuantitatif maupun kualitatif.
Untuk itulah perlu dilakukan suatu langkah untuk mengetahui penyebaran dan
2
batubara dengan melihat bacaan pola grafik log pada tiap log sumur
eksplorasi. Dengan data log ini pula dapat diklasifikasikan lapisan atau seam
batubara, sehingga dapat dibedakan karakter tiap seam dan dapat dianalisis
nilai potensialnya.
B. Tujuan Penelitian
penelitian,
C. Batasan Masalah
studi penyebaran dan analisis nilai potensial Stripping Ratio (SR) seam
batubara berdasarkan data Geofisika logging dengan jenis log Gamma Ray
dan Density pada 20 sumur eksplorasi dengan jumlah seam sebanyak 5 seam
yaitu; seam K36, K37, K39, K41, dan K43 di area PIT-3 wilayah
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang bisa didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
penelitian,
antara 00o 40’ – 01o 00’ LS dan 115o 00’ – 115o 15’ BT. Peta lokasi dapat
1. Geologi Umum
Secara umum geologi Kabupaten Barito Selatan dan Barito Utara termasuk
berumur Pra Tersier yang terdiri dari batuan beku, batuan metamorf dan
batuan metasedimen.
2. Geologi Regional.
PT Asmin Koalindo tuhup berada pada tepi timur sub Cekungan Barito
Cekungan Kutai. Cekungan ini dapat dibagi lagi menjadi empat sub
cekungan yaitu:
Peta Geologi Regional daerah Muara Teweh dapat dilihat pada Gambar 2.
Lokasi
Utara membentuk pelipatan yang berarah Barat daya – Timur laut sampai
yang secara umum berarah Barat daya – Timur laut. Sesar terdiri dari sesar
normal dan sesar naik yang melibatkan batuan sedimen yang berumur
atau petunjuk kekar dan sesar yang berarah sejajar dengan struktur umum.
Lipatan – lipatan berupa antiklin dan sinklin seperti halnya sesar dan
kelurusan, juga berarah sejajar dengan struktur regional timur laut – barat
a. Bentang Alam
b. Pola Aliran
8
antara lain anak - anak Sungai Laung, Sungai Tuhup dan Sungai Lahai.
pelipatan.
c. Satuan Batuan.
maka satuan batuan ini termasuk dalam Formasi Batu Ayau (Tea)
2) Satuan Batulumpur.
4) Retas Andesit
5) Satuan Batupasir
4. Stratigrafi
Stratigrafi secara regional pada sub Cekungan Barito dan Sub Cekungan
Kutai yang berumur Eosen dan Pleistosen, bahasan dari tua ke muda
sebagai berikut:
Terdiri dari Andesit dan Riolit setempat dasit berupa sumbat, stok,
UMUR FORMASI
Formasi Karamuan
Tengah (Batulumpur – Batupasir)
Tersier
Formasi Oyohbilang
Awal
(Batulumpur)
Eosen
Barito Utara.
12
5. Endapan Batubara
4500 kal/gr – 5000 kal/gr. Apabila dilihat secara kualitas batubara berumur
III.IIITEORI DASAR
A. Batubara
waktu yang sangat lama (puluhan sampai ratusan juta tahun) dibawah
a. Teori Insitu
Sumatra selatan.
b. Teori Drift
telah mati diangkut oleh media air dan berakumulasi di suatu tempat,
Timur.
a. Posisi Geotektonik
15
b. Topografi (Morfologi)
c. Iklim
yang sesuai. Iklim tergantung pada posisi geografi dan lebih luas lagi
batubara yang memepunyai umur geologi lebih tua selalu ada resiko
atau patahan pada lapisan batubara. Di samping itu faktor erosi akan
e. Tumbuhan
Mulai dari paleozoic hingga Devon, flora belum tumbuh dengan baik.
f. Dekomposisi Flora
proses di atas terjadi perubahan dari kayu menjadi lignit dan batubara
tertutup oleh air dengan cepat, maka akan terhindar oleh proses
Bila tumbuhan yang telah mati terlalu lama berada di udara terbuka,
mikroorganisme.
menerus.
19
i. Metamorfosa Organik
lembab oksigen dan zat terbang (seperti CO2, CO), CH4 dan gas
Logging adalah pengukuran satu atau lebih kuantitas fisik di dalam atau
waktu atau kedua - duanya. Kata logging berasal dari kata Bahasa Inggris
"log" yang berarti catatan atau rekaman. Data "wireline logs" di ambil di
dalam sumur memakai alat yang disebut "logging tool", ditransmisikan lewat
dibawah ini,
Log Gamma Ray adalah metoda untuk mengukur radiasi sinar gamma
yang dihasilkan oleh unsur - unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan
Radium, dan lain - lain. Unsur radioaktif umumnya banyak terdapat dalam
22
coal, gypsum, dan lain - lain. Oleh karena itu shale akan memberikan
yang lainnya.
terdiri dari sandstone atau shale (sand-shale interbeds), maka log Gamma
Evaluation- FE).
logging Gamma Ray dapat dilakukan pada lubang bor yang telah dipasang
gamma karena casing dan semen, akan tetapi energinya masih cukup kuat
Seperti yang disebutkan diatas bahwa log Gammar Ray mengukur radiasi
gamma yang dihasilkan oleh unsur - unsur radio aktif seperti Uranium,
Ray yang terdapat didalam rekaman merupakan jumlah total dari radiasi
yang dihasilkan oleh semua unsur radioaktif yang ada di dalam batuan.
dimana tipikal kisaran API biasanya berkisar antara 0 sampai dengan 150.
Walaupun terdapat juga suatu kasus dengan nilai Gamma Ray sampai 200
API untuk jenis Organic Rich Shale. Gambar dibawah ini menunjukkan
dari formasi - formasi, maka log ini berguna dalam mendeteksi dan
atau Biji Uranium. Dalam formasi - formasi sedimen secara normal log
vulkanik ash atau geonite wash atau apabila air formasi mengandung
Garam Potassium. Log Gamma Ray dapat di rekam dalam cased well, ini
cased well, atau jika log SP tidak memuaskan. Log Gamma Ray sangat
shaly sand mempunyai sifat radioaktif yang tinggi, clean sand, karbonat
adanya tingkat radioaktif yang agak tinggi (namun masih berada dibawah
Nilai utama dari log Gamma Ray adalah membedakan antara shale dan
di dalam beberapa tempat mempunyai sifat radioaktif yang lebih besar dari
pada shale. Interpretasi dari stratigrafik log Gamma Ray diperlukan untuk
Dengan kata lain intensitas rata - rata radioaktivitas dalam borehole amat
dengan nilai Gamma Ray yang tinggi. Well to well correlation ini biasanya
Log Gamma Ray digunakan secara luas untuk korelasi pada sumur - sumur
Gamma Ray,
26
bahkan kualitas seam batubara. Dimana rapat massa batubara sangat khas
yang hampir hanya setengah kali rapat massa batuan lain pada umumnya.
Lebih ekstrem lagi dalam aplikasinya pada industri batubara karena sifat
fisik ini (rapat massa) hampir linier dengan kandungan abu sehingga
pemakaian log ini akan memberikan gambaran khas bagi tiap daerah
dalam satu probe dengan jarak satu sama lain diatur sedemikan rupa.
Kedua detector short dan long space diamankan dari pengaruh sinar
gamma yang datang langsung dari sumber radiasi. Sehingga yang terekam
oleh kedua detector hanya sinar yang telah melewati formasi saja, seperti
porositas batuan tersebut akan semakin kecil. Pada batuan yang sangat
lubang bor. Densitas yang diukur adalah densitas keseluruhan dari matriks
batuan dan fluida yang terdapat pada pori. Prinsip kerja alatnya adalah
dengan emisi sumber radioaktif. Semakin padat batuan semakin sulit sinar
3. Log Caliper
Pada logging out casing, log ini mengukur diameter lubang sumur yang
menjadi lebih kecil, sedangkan pada lapisan kompak tak terjadi kerak
diameter semula. Jadi log ini juga berguna untuk menentukan adanya
Gambaran lubang bor oleh log Caliper dapat dilihat pada Gambar dibawah
ini,
1. Faktor Volume
untuk seluruh lubang bor. Perbedaan ketebalan dari tanah penutup dan
diasumsikan jelas.
2. Faktor Tonase
produksi dilakukan selain atas dasar volume juga dilakukuan atas dasar
berat dari bahan galian tersebut. Konversi dari volume ke berat harus
berat dilakukan dengan bantuan suatu faktor tonase. Faktor tonase yang
sekitar sebesar 1,365 ton/m3 dan Densitas batubara sebesar 1,3 ton/m3.
31
Berat (tonase) tanah penutup yang akan dikupas maupun batubara yang
berikut :
3. Nisbah Pengupasan
Batubara atau tonase tanah penutup dengan tonase batubara pada areal
Pada gambar dibawah ini bisa dilihat ada tiga anak panah yang menunjukkan
tiga lapisan batubara (Coal seam) diantara lapisan - lapisan berwarna abu -
Gambar 10. Ilustrasi lapisan Batubara (Coal seam) dan Overburden seam.
Dalam dunia tambang perbandingan tebal lapisan ini disebut sebagai Stripping
dengan SR = 15, Overburden (OB) yang harus dikupas adalah 15 ton atau 15
2011 di PT. Buena Persada Mining Services wilayah tambang Batubara milik
PT. Asmin Koalindo Tuhup di desa Kohong kecamatan Barito Tuhup Raya,
B. Jadwal Penelitian
Adapun rincian jadwal waktu penelitian, dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah
ini,
N Waktu
Kegiatan
o Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5
Persiapan
1
(Kajian Pustaka)
Akuisisi Data
2
Lapangan
3 Pengolahan Data
Analisis dan
4
Interpretasi
Penyusunan
5 Laporan / Seminar
34
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut;
1. Sample cutting
2. Sample coring
4. Literatur deskripsi
9. Literatur Pustaka
D. Metode Penelitian
1. Pengambilan Data
ciri geologi fisik lapisan batuan Batubara dengan melihat hasil pecahan
35
data log sumur dengan teknik Wireline Logging in casing dan out casing
nilai log litologi batuan yang terdapat pada sumur eksplorasi berupa data
2. Pengolahan Data.
Data bawah permukaan yang diambil pada saat pengeboran inti dan
coring yang berupa deskripsi litologi dan ciri geologi fisik batuan,
pada program Ms. Excel. Data log sumur yang berupa LAS file diolah
tampilan grafik log sumur yang terdiri dari Gamma Ray log, Caliper,
nilai Gamma Ray log dan Density. Untuk memodelkan sebaran sumur,
3. Interpretasi Data
kurva atau grafik log yang terdapat pada Gamma Ray log dan Density log.
Lapisan Batubara diinterpretasi pada nilai Gamma Ray yang rendah yang
idealnya bernilai ≤40 dan nilai density yang tinggi yaitu ≥2900. Untuk
4. Diagram Alir
Mulai
Pengeboran inti
Sumur eksplorasi
Logging in casing
dan out casing
Sampel cutting, coring,
litotype, dan ciri fisik batuan
Nilai dan grafik Log
GR, Cal, LD, dan SD
Korelasi dan
Penamaan Seam
Sebaran Kedalaman
dan ketebalan Seam
Batubara Pengolahan
Rockwork 15
Peta isopach dan
Model 3 Dimensi
Volume Overburden,
Interburden, dan Seam Batuabara
Analisis
Kesimpulan
Selesai
Dari data Geofisika Logging yang diambil pada sumur eksplorasi daerah
parameter log yaitu Gamma Ray, Caliper, Long Density, serta Short Density,
Terlihat pada gambar diatas bahwa grafik log Gamma Ray untuk litologi
litologi yang mempunyai nilai Gamma Ray tertinggi yang umumnya lebih
Nilai log Density menunjukkan perbedaan yang cukup jelas pada litologi
batubara dengan litologi yang lainnya, dimana nilai Long Density untuk
batubara umumnya berada di rentang nilai minimal yaitu 2500 cps, sedangkan
Dalam penelitian ini digunakan data log 20 sumur eksplorasi yang terdiri dari
parameter log Gamma Ray (GR), Caliper (Cal), Long Density (LD), dan Short
Density (SD) yang mempunyai lapisan batubara terdiri dari banyak seam
diantaranya 5 (lima) seam tebal yaitu seam K36, K37, K39, K41, serta seam
K43 yang ditemukan pada area PIT-3 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2. Tabel sebaran posisi dan ketebalan seam K36 tiap sumur eksplorasi
daerah penelitian.
Seam K36
No Borehole Easting Northing Elevation
From To Thick
1 KHP342 259805.152 9955576.679 196.944 23.28 23.78 0.5
2 KHP352 259820.026 9955600.563 193.922 21.87 22.27 0.4
3 KHP376 260215.061 9955701.881 164.682 62.14 62.62 0.48
4 KHP377 260344.947 9955704.878 159.837 96.2 96.69 0.49
5 KHP378 260411.61 9955689.756 144.136 109.47 110.2 0.71
40
Tabel 3. Tabel sebaran posisi dan ketebalan seam K37 dan K39 tiap sumur
eksplorasi daerah penelitian.
Tabel 4. Tabel sebaran posisi dan ketebalan seam K41 dan K43 tiap sumur
eksplorasi daerah penelitian.
Keterangan:
:Terdiri dari upper dan lower
:Tidak termasuk parting
: Tidak ditemukan seam
terdapat pada setiap sumur ekplorasi. Ditemukan seam K36 hanya pada 13
sumur, seam K37 hanya pada 15 sumur, seam K43 hanya pada 11 sumur, dan
42
seam K41 terdapat pada 19 sumur dari 20 sumur eksplorasi. Sedangkan seam
Dari rekapan data sebaran diatas dapat dipetakan sebarannya berupa peta
Kontur 2D elevasi permukaan seperti yang ditunjukkan oleh Peta dibawah ini.
Elevasi (m)
Gambar 13. Surface map contur sebaran elevasi permukaan sumur eksplorasi.
tiap sumur pada daerah penelitian, maka dapat dipetakan sebarannya berupa
surface map contur 2D, dan didapatkan luas area sebesar 222,750 m2 atau
elevasi diatas 190 m yaitu masing - masing 193,922 m dan 196,944 m. Untuk
120 m - 135 m. Dan untuk kelompok sumur dengan elevasi terendah adalah
Dengan mengimport data litologi hasil interpretasi dari masing – masing data
sebaran litologi sumur ekplorasi daerah penelitian seperti yang terdapat pada
Gambar 14. Striplog sumur dan sebaran litologi batuan dengan software
Rockwork 15.
Apabila pada Gambar 14 diatas kita melihat penyebaran litologi per sumur
eksplorasi, maka pada Gambar 15 dibawah ini kita dapat melihat penyebaran
sebaran terbesar keempat, lalu disusul oleh litologi soil. Sedangkan litologi
Dan apabila model penyebaran litologi pada Gambar 15 diatas diiris dengan
arah section diagonal, maka akan didapatkan model irisan penampang litologi
Sedangkan objek utama dari penelitian ini sendiri adalah litologi batubara,
namun yang menjadi fokus penelitian ini adalah hanya pada 5 seam tebal saja.
penelitian.
46
Setelah diketahui uraian tentang penyebaran litologi dan seam batubara daerah
1. Seam K36
tiap sumur eksplorasi didapatkan peta penyebaran seam K36 yang ditinjau
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 18, Gambar 19, dan Gambar 20.
Seam K36 merupakan seam teratas atau yang sebaran kedalaman nya
paling dangkal diantara 5 seam yang dibahas dalam penelitian ini, seam ini
berikut ini,
Thick (m)
Meskipun letaknya paling atas diantara 5 seam tebal yang diteliti, tetapi
ketebalan lapisan batubara pada seam K36 ini rata - rata paling kecil
berada pada batas 0,675 meter seperti yang terlihat pada peta isopach
batubara yang terjadi pada saat proses terjadinya batubara pada seam ini
baik lagi jika kita bisa membandingkannya dalam hal kualitas yang
kualitas pada seam K36 ini adalah lebih rendah dibanding seam yang
lainnya.
Pengelompokan suatu seam atau pembagian nama seam pada penelitian ini
didasarkan pada kesamaan ciri dan sifat yang terdapat pada pola grafik log
Gamma Ray dan Density yang ada pada data log sumur serta dengan
melihat litologi atas dan bawah dari seam tersebut. Seperti yang terlihat
pada Gambar 20 dibawah ini pola grafik log seam K36 menunjukkan ciri
dan sifat kick yang kenaikan dan penurunan grafiknya mirip satu sama
lain.
49
Ketebalan rata - rata seam K36 adalah 0.45 m, dengan ketebalan tertinggi
tidak lebih dari 0.71 m dan terendah adalah 0.22 m. Sifat grafik Gamma
signifikan juga, begitupun juga grafik Density naik dan langsung turun
sehingga ketebalan nya tidak terlalu besar karena nilai Gamma Ray
terkecil dan Density terbesar hanya terdapat sedikit saja. Nilai Long
Density (LD) terbesar berkisar antara 6000 sampai 8000, sedangkan nilai
Long Density (LD) terendah berkisar antara 2900 sampai 4200. Tabel
dibawah ini menunjukkan nilai - nilai log yang diambil sebagai sampel
Tabel 5. Sampel nilai parameter log seam K36 yang diambil dari sumur
KHP383_OC.
Depth GR Cal LD SD
74.44 70 4.09462 2954 24792
74.48 50 4.24373 3706 24990
74.52 48 4.19403 4224 25502
74.56 40 4.19403 5010 26352
74.58 32 4.19403 5568 26784
74.6 26 4.19403 5734 26842
74.62 22 4.19403 6078 27150
74.64 22 4.14432 6254 27844
74.68 20 4.14432 6842 28350
74.7 22 4.14432 7410 28346
74.72 20 4.14432 7566 28170
74.74 24 4.19403 7764 27964
74.76 18 4.14432 7780 27732
74.8 28 4.19403 7444 28062
74.84 34 3.9455 6666 28394
74.88 56 3.19992 5550 28086
74.92 52 3.0011 4564 26712
74.94 52 3.10051 4222 26050
2. Seam K37
KHP342_IC dengan ketebalan 2,19 m. sehingga pada seam K37 ini dapat
paling rendah serta ketebalan nya yang paling tinggi. Peta sebaran
ketebalan lapisan batubara seam K37 dapat dilihat pada Peta isopach
dibawah ini,
51
Thick (m)
Dari hasil interpretasi grafik log sumur ditemukan bahwa pada seam K37
tidak semua sumur menunjukkan keadaan ciri atau sifat kick log Gamma
Ray dan Density yang sama seperti pada umumnya, namun lapisan tersebut
memiliki kesamaan dengan seam K37 pada sumur - sumur yang lainnya.
Umumnya seam K37 memiliki ciri dan sifat log seperti terdapat pada
Rata - rata ketebalan seam ini adalah sebesar 1.09 m, dengan lapisan
paling tipis adalah sebesar 0,20 m. Pada dua titik sumur eksplorasi, seam
ini ditemukan dalam bentuk split atau terdiri dari dua lapisan yaitu upper
dan lower karena adanya parting cukup tebal yang membagi seam
itu juga ditemukan parting pada sumur KHP382_IC. Nilai Long Density
tertinggi berkisar antara 6500 sampai 8000, sedangkan nilai Long Density
terendah berkisar antara 2500 sampai 3300. Nilai Gamma Ray terendah
berada pada level 0 sampai 8 dengan nilai Long Density pada Gamma Ray
Tabel 6. Sampel nilai parameter log seam K37 yang diambil dari sumur
KHP400_IC.
Depth GR Cal LD SD
51 18 2.67817 2638 16976
51.2 8 2.46614 3364 16616
51.3 2 2.51915 3126 16658
51.4 4 2.67817 3344 16822
51.5 6 2.57215 3224 16196
51.6 6 2.51915 3218 16864
51.7 4 2.51915 3174 16544
51.8 2 2.62516 3060 16652
51.9 4 2.62516 3158 16408
52 0 2.67817 3234 16470
52.1 6 2.94321 3332 16398
52.2 2 2.83719 3184 16324
52.3 10 2.83719 3042 16670
52.4 4 2.8902 3210 16162
52.5 6 2.8902 3166 16508
52.6 8 2.83719 3110 16194
52.7 4 2.8902 3218 16674
52.8 16 2.8902 3026 16728
52.9 22 2.83719 2244 16654
3. Seam K39
Seam K39 adalah seam yang sebarannya paling merata karena ditemukan
di semua sumur eksplorasi yang digunakan dalam penelitian ini, dari data
ini,
55
Thick (m)
Sebaran ketebalan lapisan seam K39 dari semua sumur eksplorasi hampir
seam K39 tiap sumur tidak berbeda jauh antara satu dengan yang lainnya,
maka skala ketebalan pada peta isopach juga tidak terlalu banyak.
Pola grafik log atau ciri serta sifat kick log Gamma Ray dan Density pada
dibandingkan dengan seam - seam yang lainnya. Sehingga kick log yang
pengotor (parting) pada litologi batubara seam K39. Gambar dibawah ini
menunjukkan keadaan pola grafik log pada seam K39 yang diambil dari
Pada seam ini banyak ditemukan parting dan split yang membentuk seam
upper dan lower. Seam K39 yang mempunyai parting (lapisan pengotor)
ditemukan pada sembilan titik sumur, sedangkan seam yang terdiri dari
upper (K39U) dan lower (K39L) ditemukan pada enam titik sumur. Rata -
rata ketebalannya adalah 1,542 m, dengan lapisan yang paling tipis adalah
0,77 m. Nilai Long Density (LD) tertinggi adalah sebesar 7150 sampai
7400 dengan nilai Gamma Ray (GR) pada level tersebut adalah termasuk
dalam kategori sedang yaitu sebesar 12 dan 14. Seam K39 dengan kualitas
dimana nilai GR terkecil dan nilai LD terbesar terdapat di sumur ini, selain
itu pada sumur KHP384C dan KHP406C nilai LD terbesar berkisar antara
yang terdapat pada seam upper dan lower yang terletak pada sumur
rendah dan merata yang berkisar antara 2900 sampai 3500. Tabel dibawah
ini menunjukkan gambaran tentang nilai parameter log yang terdapat pada
seam K39.
58
Tabel 7. Sampel nilai parameter log seam K39 yang diambil dari sumur
KHP384C_OC.
Depth GR Cal LD SD
94.54 66 3.59756 4910 26776
94.6 44 3.59756 6364 27060
94.7 32 3.54786 7166 25974
94.8 38 3.54786 6974 26122
94.9 16 3.44845 7696 27064
95 4 3.49815 8268 26796
95.1 8 3.59756 8312 27152
95.2 4 3.54786 8186 26596
95.3 4 3.49815 8438 27058
95.32 2 3.54786 8260 27436
95.34 0 3.54786 8462 27416
95.36 2 3.54786 8586 27452
95.38 6 3.49815 8604 26672
95.4 6 3.49815 8608 26576
95.5 6 3.24963 8640 27236
95.6 4 2.95139 8486 27050
95.7 8 3.39874 8582 27612
95.8 10 3.34904 8302 27268
95.9 18 3.49815 8102 26482
96 10 1.80817 8442 26610
96.1 30 3.49815 6760 27472
96.16 50 3.49815 4644 26498
4. Seam K41
Thick (m)
Seam K41 adalah seam terbaik dibandingkan seam - seam yang lainnya
sumur dari 20 sumur eksplorasi yang diteliti. Lapisan batubara pada seam
ini adalah lapisan paling tebal dari lima seam tebal keseluruhan dengan
yaitu 2,11 m dan lapisan tertipis pada sumur KHP382_IC yaitu 1,65 m.
Selain penyebaran dan ketebalan nya yang baik, grafik log atau sifat kick
log Gamma Ray dan Density nya juga menunjukkkan pola yang lebih rapi
dan teratur dibandingkan pola grafik log pada seam yang lain, seperti yang
Pada seam ini bentuk grafik Gamma Ray dan Density nya adalah yang
bersifat paling seragam dan konsisten antara satu dengan yang lainnya,
sehingga lebih mudah diidentifikasi. Pada seam K41 ini tidak ditemukan
seam upper dan lower serta jarang ditemukan parting. Parting hanya
Density (LD) terbesar ditemukan berada pada level 6000 sampai 8200
nilai Long Density (LD) yang rendah dan merata yaitu berkisar pada level
2900 sampai 3500 yang ditemukan pada sampel sumur KHP342_IC dan
Tabel 8. Sampel nilai parameter log seam K41 yang diambil dari sumur
KHP432C_IC.
Depth GR Cal LD SD
69.14 32 2.40463 2894 17312
69.2 28 2.50404 3424 17442
69.3 6 2.45434 3504 17946
69.4 4 2.45434 3576 17888
69.5 6 2.40463 3576 17810
69.6 12 2.45434 3702 17576
69.7 2 2.45434 3308 17512
69.8 2 2.50404 3470 16660
69.9 4 2.45434 3180 16326
70 2 2.40463 3056 17102
70.1 2 2.40463 3224 17254
70.2 2 2.40463 3334 17500
70.3 2 2.40463 3342 17272
70.4 2 2.40463 3110 16870
70.5 4 2.50404 3126 17142
70.6 4 2.50404 3240 16754
70.7 4 2.50404 3264 16990
70.8 6 2.45434 3324 17106
70.9 10 2.40463 3118 17232
71 0 2.45434 2322 16828
5. Seam K43
Keberadaan seam K43 dan seam K36 sama - sama sedikit dibandingkan
seam K36, hanya empat sumur saja yang memiliki kedua seam tersebut
KHP387_IC, dan pada empat sumur tersebut juga merupakan sumur yang
kumpulan dari data ketebalan lapisan batubara seam K43 didapatkan peta
Thick (m)
Ciri dan pola grafik log pada seam K43 ditunjukkan oleh beberapa sampel
ini,
Dari pola grafik log yang didapatkan tersebut teridentifikasi bahwa litologi
batubara hanya ditemukan pada satu sumur yang mempunyai seam upper
dan lower yaitu pada sumur KHP377_OC dengan tebal parting 0,35 m,
dan pada sumur - sumur yang lain pun sering ditemukan parting mudstone.
Nilai Gamma Ray terendah berkisar antara 4 sampai 8, yang pada level
tersebut nilai Long Density (LD) termasuk dalam kategori rendah yaitu
sebesar 2900 sampai 3100. Lain hal nya nilai Long Density tertinggi yang
berada pada level 6400 sampai 7800 yang pada level tersebut nilai Gamma
Ray tidak begitu rendah bahkan dapat dikatakan sedang yaitu berkisar
antara 10 sampai 16, hal ini dapat dilihat pada sampel sumur
Tabel 9. Sampel nilai parameter log seam K43 yang diambil dari sumur
KHP426C_OC.
Depth GR Cal LD SD
74.08 62 3.84435 4642 21040
74.1 46 3.73833 5284 21404
74.18 32 3.84435 6376 22390
74.2 14 3.79134 6446 22850
74.28 22 3.73833 7038 22186
74.3 14 3.89735 7198 22066
74.38 12 4.00337 7084 22754
74.4 10 4.05638 7146 22748
74.48 12 3.95036 7636 22526
74.5 10 4.05638 7708 22616
74.58 16 3.89735 7812 22790
74.6 14 4.00337 7772 23212
74.68 26 4.10939 7196 22754
74.7 22 4.32142 6464 22808
74.78 56 3.63231 4100 21866
74.8 48 3.57931 3822 20656
66
Dari data sebaran 5 seam tebal yang terdapat pada data log 20 titik sumur yang
batubara dan litologi lain sebagai lapisan penutupnya adalah sebagai berikut:
eksplorasi yaitu log Gamma Ray, Long Density, dan Short Density dengan
akan lebih efektif jika dihitung berdasarkan data litologi nya dari pada data
nilai parameter log nya, selain karena data hasil interpretasi litologi telah
didapatkan pada software WellCAD yang berdasarkan sifat grafik log atau
67
besar kecil nya nilai parameter log, juga karena adanya kerancuan apabila
rentang nilai maksimum dan minimum nilai log yang terdapat pada litologi
tersebut. Di daerah penelitian ini, pada litologi batubara nilai log Gamma
pada litologi dangkal seperti soil ataupun juga pada litologi sandstone
yang masih berada pada kedalaman yang dangkal pula. Hal tersebut
diambil dari grafik log pada software WellCAD yang ada pada sumur
Gambar 33. Kesamaan grafik log pada litologi batubara dan sandstone.
68
Gambar 34. Kesamaan grafik log pada litologi batubara dan soil.
Keadaan grafik log seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas tidak
hanya terdapat pada dua sumur tersebut, tetapi juga terdapat pada log
Selain alasan tersebut juga apabila digunakan parameter data litologi, kita
masing litologi lain yang terdapat pada area penelitian. Seperti yang
(a) (b)
Gambar 35. (a). Hasil pemodelan litologi, (b). Hasil perhitungan total volume
litologi area penelitian.
69
Dan berikut ini adalah model 3 Dimensi penyebaran litologi penyusun area
penelitian.
No Litologi Volume
1 Carbonaceous 318,240
2 Coal 1,658,000
3 Mudstone 12,627,280
4 Sandstone 4,624,320
5 Siltstone 8,194,800
6 Soil 342,640
Total 27,765,280
OB 26,107,280
SR 15.746
kedalaman dan ketebalan litologi pada penelitian ini adalah meter (m).
70
maka dapat diketahui pula nilai Striping Ratio (SR) area penelitian yaitu
penutupnya masing - masing. Berikut ini adalah hasil perhitungan OB, IB,
(a) (b)
Gambar 37. (a). Hasil pemodelan lapisan, (b). Hasil perhitungan volume OB, IB,
dan seam batubara area penelitian.
71
Dalam hal ini Overburden adalah semua litologi yang menutupi lapisan
seam teratas yaitu seam K36, sedangkan Interburden adalah semua litologi
yang terletak dibawah seam lain dan menutupi seam yang dihitung, antara
lapisan penutupnya diatas, maka didapatkan juga harga Striping Ratio (SR)
setiap seam batubara seperti yang ditunjukkan pada Tabel dibawah ini.
Tabel 12. Tabel hasil perhitungan OB, IB, dan seam batubara.
pengolahan yang pertama dimana setiap litologi menjadi satu nama dan
penutupnya masing - masing pula. Pada seam batubara K36, Striping Ratio
(Interburden) K41 dengan volume seam K41, dan Striping Ratio K43
Gambar 38. Model 3 Dimensi sebaran seam batubara dan lapisan penutup.
Perbedaan dalam penyebutan istilah lapisan penutup untuk seam K36 yaitu
Interburden adalah karena pada seam K36 letaknya paling atas menutupi
lapisan seam batubara sedangkan pada lapisan seam batubara yang lain,
Dari hasil perhitungan kedua metode diatas didapatkan nilai Striping Ratio
(SR) nya masing - masing, dimana pada perhitungan volume litologi total
atau 22.275 Hektar, dengan harga Striping Ratio (SR) sebesar 1 : 15.746.
Dengan harga Striping Ratio (SR) tersebut, maka cadangan batubara masih
didapatkan harga Striping Ratio (SR) seam K36 sebesar 1 : 38.243, seam K37
SR nya sebesar 1 : 9.287, seam K39 SR nya sebesar 1 : 11.235, seam K41 SR
nya sebesar 1 : 10.725, dan seam K43 SR nya sebesar 1 : 19.099. Ditinjau dari
hasil perhitungan masing - masing seam tersebut, karena Striping Ratio (SR)
penelitian tersebut adalah sebesar 1: 20, maka seam yang termasuk ekonomis
adalah seam K37, K39, K41, dan K43. Sedangkan seam K36 tidak termasuk
ekonomis karena SR nya lebih besar dari batas maksimum, akan tetapi pada
proses penambangan seam K36 akan tetap terambil, karena keberadaan seam
ini letaknya berada paling atas atau paling dangkal daripada seam yang
lainnya. Dan apabila dilihat dengan volume total seam yang sebesar 1,662,240
A. Kesimpulan
lebih merata dan elevasi kedalaman yang semakin rendah dari arah Timur
2. Lapisan batubara tidak selalu memiliki nilai Density pada level tertinggi
dan nilai Gamma Ray pada level terendah, akan tetapi sering ditemukan
dengan nilai Gamma Ray yang rendah tetapi Density yang sedang dan nilai
yang paling tebal adalah seam K41, sedangkan sebaran seam batubara
yang paling sedikit adalah adalah seam K43, dan seam yang lapisannya
4. Seam K37 dan K39 menunjukkan kesamaan pada sifat seam yang
mempunyai split atau memiliki seam upper dan lower, tetapi Seam K39
nilai Long Density (LD) yang paling tinggi yaitu 13150 – 13400.
75
6. Stripping Ratio (SR) seam yang paling tinggi nilai potensialitasnya adalah
seam K37 yaitu dengan SR sebesar 9.287 dan seam yang paling rendah
B. Saran
yang lebih banyak lagi dan kerapatan atau jarak antar titik sumur nya sama
atau tidak berbeda jauh, Selain itu, dalam menghitung volume Overburden,
atau metode lain yang dapat memodelkan 3 dimensi yang lebih baik, sehingga
hasil perhitungan volume nya pun akan lebih baik dan lebih akurat. Begitupun
batubara, karena nilai kualitas juga sangat berperan dalam menentukan nilai
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Agus. Gamma Ray Log. Ensiklopedi Seismik Online. January 31, 2009.
August 11, 2010.
http://ensiklopediseismik.blogspot.com/2009/01/gamma-ray-log.html
Aziz, Abdul. 2011. About SR, Density, Tonase. August 10, 2011. November 26,
2011.
http://www.scribd.com/doc/67977189/About-SR-Density-Tonase
Bagusnet. Bagusnet Internet Service Provider. April 15, 2011. September 25,
2011.
http://www.bagusnet.net.id/images/peta.kalimantan.tengah.bagusnet.internet
.service.provider.jpg
Naim, Anim. Analisa Logging. Blog Fi_Qolbi. May 10, 2010. August 11, 2010.
http://andrewfahlik.blogspot.com/2010_10_01_archive.html
Dewanto, Ordas. 2006. Buku Ajar Well Logging Vol-1. Jurusan Fisika FMIPA
UNILA. Bandar Lampung.
Rahmanberau, Density Log (Log Rapat Massa). January 15, 2009. August 11,
2010.
http://rahmanberau.wordpress.com/2009/01/15/density-log-(log-rapat-
massa).html
Widyarini, Agnes. 2008. Rencana Kegiatan dan Anggaran Biaya Tahun 2008
pada Salah Satu Perusahaan Batubara Kalimantan Tengah.