You are on page 1of 15

Pengaruh Brand Positioning dan Brand Equity terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha

PENGARUH BRAND POSITIONING DAN BRAND EQUITY TERHADAP


KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA
Jatmiko1, Retno Lies Setyawati1.
1
Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul
Jalan Arjuna Utara No 9 Kebon Jeruk Jakarta 11510
Jatmiko@esaunggul.a.id

Abstract
This study aims to determine whether the brand positioning and brand equity that include brand
awareness, perceived quality, brand association, brand loyalty have an influence on purchasing
decisions Yamaha motorcycles, as well as what factors are the most dominant among the brand
positioning, brand awareness, perceived quality, brand association, brand loyalty, the purchasing
decision of Yamaha motorcycles in the Housing Karawaci Tangerang.The population in this study are
all consumers of Yamaha motorcycles in the Housing Karawaci Tangerang who buy and use a
Yamaha motorcycle. A sample drawn from the population to be used in research as respondents as
many as 100 people. Sampling technique using non-probability sampling method by purposive
sampling. The analytical method used is the Multiple Linear Regression Analysis.The results showed
that the analysis of the factors that influence purchasing decisions Yamaha motorcycle individually is
the brand positioning has an influence on purchasing decisions with significant value 0.032> 0.05,
and brand equity, especially perceived quality has an influence on purchasing decisions with
significant value 0.029 < 0:05. Other elements of brand equity consisting of brand awareness does
not have the influence on purchasing decisions with significant value 0496> 0.05, brand association
has no influence on purchasing decisions with significant value 0.900> 0.05, and brand loyalty has
no influence on purchasing decisions with significant value 0.296> 0.05.Further analysis of the
factors that influence purchasing decisions Yamaha motorcycle jointly between the brand positioning
and brand equity consisting of brand awareness, perceived quality, brand association, and brand
loyalty effect with significant value 0.011 <0.05. From the analysis of the factors that influence the
purchase decisions of the five variables analyzed, the most dominant influence purchasing decisions
Yamaha motorcycle seen based on the value Unstandarized Coefficients (B) is variable perceived
quality with the coefficient of the biggest (0.266) compared with the value coefficients of other
variables.

Keywords : Brand Positioning, Brand Awareness, Perceived Quality, Brand Association, Brand
Loyalty and Purchase Decisions.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah brand positioning dan brand equity yang meliputi
kesadaran merek, perceived quality, asosiasi merek, brand loyality mempunyai pengaruh terhadap
keputusan pembelian sepeda motor Yamaha, serta faktor apakah yang paling dominan pengaruhnya
antara posisi merek, kesadaran merek, perceived quality, asosiasi merek, brand loyality, terhadap
keputusan pembelian sepeda motor Yamaha di wilayah Perumnas Karawaci Tangerang.Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen sepeda motor Yamaha di wilayah Perumnas Karawaci
Tangerang yang membeli dan menggunakan sepeda motor Yamaha. Dari populasi ditarik sampel
untuk digunakan pada penelitian sebagai responden sebanyak 100 orang. Teknik penarikan sampel
menggunakan metode non probability sampling dengan cara purposive sampling. Metode analisis
yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian sepeda motor Yamaha secara sendiri-sendiri
adalah brand positioning memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian dengan nilai signifikan
0.032 < 0.05, dan brand equity terutama perceived quality memiliki pengaruh terhadap keputusan
pembelian dengan nilai signifikan 0.029 < 0.05. Elemen lain dari brand equity yang terdiri dari
kesadaran merek tidak memilki pengaruh terhadap keputusan pembelian dengan nilai signifikan
0.496 > 0.05, asosiasi merek tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian dengan nilai
signifikan 0.900 > 0.05, dan loyalitas merek tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian
dengan nilai signifikan 0.296 > 0.05.Selanjutnya analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian sepeda motor Yamaha secara bersama-sama antara brand positioning dan
brand equity yang terdiri dari kesadaran merek, perceived quality, asosiasi merek, dan loyalitas
merek berpengaruh dengan nilai signifikan 0.011 < 0.05. Dari hasil analisis mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan pembelian di antara ke lima variabel yang dianalisis, yang paling
dominan mempenga- ruhi keputusan pembelian sepeda motor Yamaha dilihat berdasarkan nilai
Unstandarized Coefficients (B) adalah variabel perceived quality dengan nilai koefisien terbesar
(0.266) dibandingkan dengan nilai koefisien variabel lainnya.

Kata Kunci : Posisi Merek,Kesadaran Merek, Kesan Kualitas, Asosiasi Merek, Loyalitas Merek dan
Keputusan Pembelian.

Jurnal Ekonomi Volume 6 Nomor 2, November 2015 18


Pengaruh Brand Positioning dan Brand Equity terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha

Pendahuluan pembelian sepeda motor Yamaha yang


Perkembangan dunia usaha baik produk fenomenanya dilihat dari perbandingan data
maupun jasa saat ini semakin berkembang penjualan sepeda motor pada tahun 2013 dan
pesat menyebabkan perusahaan harus pandai 2014.
dalam menghadapi para pesaingnya yang Tabel 1
ditandai dengan semakin berkembangnya Data Penjualan Produk Sepeda Motor tahun
berbagai produk maupun jasa yang disertai 2013-2014
dengan inovasi baru. Berbagai upaya dilakukan
oleh perusahaan untuk meningkatkan
penjualan produk atau jasa nya tersebut dalam
memuaskan kebutuhan pelanggannya.
Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan
bahwa khususnya persaingan sepeda motor
yang memperlihatkan penjualan sepeda motor
dari tahun ke tahun menunjukkan sebuah Berdasarkan tabel di atas diketahui
peningkatan yang terjadi secara terus bahwa merek sepeda motor Yamaha
menerus. Dengan hadirnya berbagai macam mengalami penurun jumlah penjualan sepeda
merek sepeda motor, yang dimana kendaran motor dimana pada tahun 2013 produk sepeda
roda dua (sepeda motor) disamping harganya motor Yamaha terjual sebanyak 622.970 unit
terjangkau dan sangat dibutuhkan oleh banyak dan pada tahun 2013 mengalami penurunun
orang, sepeda motor juga mudah dan lumayan dengan jumlah penjualan sepeda motor hanya
terjangkau dalam hal perawatan mesin dan 617.331 unit.
body sepeda motor. Ekuitas merek (brand equity)dan brand
Pemasaran sebagai konsep strategi positioning (posisi merek) sangatlah
bisnis yang mampu melakukan tindakan menentukan konsumen dalam pengambilan
penyesuaian terhadap kondisi lingkungan yang keputusan pembelian karena nilai – nilai yang
terus berubah dengan tujuan agar perusahaan terdapat pada sebuah merek memiliki sudut
dapat mengatasi persaingan, mencegah pandang yang berbeda – beda pada setiap
merosotnya pangsa pasar dan mencegah konsumennya terhadap suatu produk, sehingga
kebangkrutan. Merek dinyakini mempunyai perusahaan seringkali memperoleh kendala
peran dan kekuatan yang sangat besar dalam yang sulit dalam memperoleh konsumen.
mempengaruhi orang dalam keputusan Kendala yang timbul tersebut dapat menjadi
pembelian produk atau jasa. ancaman bagi perusahaan, namun apabila
Brand positioning (posisi merek) dan kendala tersebut dapat diatasi dengan baik
brand equity (ekuitas merek) merupakan aset akan menjadi faktor yang membuat
yang paling berharga dalam setiap bisnis dalam perusahaan berhasil dalam pencapaian tujuan
mendasari image, kepribadian, identitas, sikap, perusahaan.
keakraban, asosiasi dan kesadaran Kegiatan penelitian pada produk sepeda
merek.Semakin kuat ekuitas merek suatu motor Yamaha pada dasarnya dimotivasi oleh
produk maka akan semakin kuat pula daya adanya gap yang sangat tajam dalam
tarik bagi konsumen untuk membeli produk penjualannya dibandingkan dengan motor
tersebut dan pada akirnya akan memberikan Honda dan adanya penurunan penjualan motor
keuntungan yang meningkat bagi perusahaan Yamaha tahun 2014 dibandingkan dengan
(Lee & Leh, 2013). Ekuitas merek menjadi penjualan tahun 2031. Peneliti akan melihat
salah satu bagian penting dalam pemasaran bagaimana relevansinya factor penentu
karena kehidupan masyarakat modern saat ini pengambilan keputusan dalam pembelian
seingkali dikaitkan dengan gaya hidup terutama brand positioning dan elemen brand
seseorang yang menyebabkan masyarakat equity. Secara sfesifik tujuan penelitian ini
lebih selektif dalam menentukan sebuah adalah; (1) menganalisis pengaruh brand
keputusan pembelian sehingga menyebabkan positioning terhadap keputusan pembelian; (2)
perusahaan harus lebih tanggap dengan menganalisis pengaruh elemen brand equity
keinginan dan kebutuhan konsumen. yang melitputi brand awareness, perceived
Melalui riset ini akan dianalisis faktor– quality, brand association, brand loyality
faktor yang mempengaruhi keputusan terhadap keputusan pembelian.

Jurnal Ekonomi Volume 6 Nomor 2, November 2015 19


Pengaruh Brand Positioning dan Brand Equity terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha

Pemasaran 1. Atribut produk.


Pemasaran merupakan salah satu Sebuah merek diharapkan mengingatkan
faktor pendukung keberhasilan sebuah pada suatu atribut atau sifat – sifat
perusahaan. Oleh karena itu, pemasaran tertentu. Misalnya, BMW memberikan
dibutuhkan untuk meningkatkan penjualan kesan prestise, berteknologi, tinggi dan
produk perusahaan.Salah satu definisi yang elegan. Perusahaan menggunakan atribut-
baik dan singkat dari pemasaran adalah atribut untuk mempromosikan mobil BMW.
“memenuhi kebutuhan dengan cara yang 2. Manfaat.
menguntungkan (Kotler P and Kevin Kale K, Atribut perlu diwujudkan dalam manfaat
2008). Asumsi pokok yang mendasari konsep fungsional dan atribut emosional. Contoh
pemasaran adalah bahwa untuk sukses manfaat fungsional (atribut tahan lama)
perusahaan harus menentukan kebutuhan dan seperti “saya tidak harus membeli mobil
keinginan berbagai target pasar tertentu dan yang baru setiap tahun”. Sebagai contoh
memberikan kepuasan yang di inginkan lebih atribut emosional (atribut mahal) adalah
baik dari pada pesaing (Schiffman, Leon and “mobil ini membuat saya merasa
Leslie Lazar K, 2004). dikagumi.”
Pemasaran menurut Ali Hasan (2013), 3. Nilai.
merupakan sebuah konsep ilmu dalam strategi Merek juga menciptakan nilai bagi
bisnis yang bertujuan untuk mencapai produsen. BMW penampilan, keselamatan
kepuasan berkelanjutan bagi stakholder dan prestise yang tinggi maka para
(pelanggan, karyawan, dan pemegang pemasar merek mencari pembeli mobil itu
saham).Sebagai ilmu, marketing merupakan yang mencari nilai–nilai tersebut.
ilmu pengetahuan yang objektif yang diperoleh 4. Budaya.
dengan penggunaan instrumen tertentu untuk Merupakan atau mewakili budaya tertentu.
mengukur kinerja dari aktivitas bisnis dalam Misalkan, merek Mercedes Benz yang
membentuk, mengembangkan, mengarahkan, mencerminkan budaya negara Jerman yang
pertukaran yang saling menguntungkan dalam berkualitas tinggi, konsistensi tinggi dan
jangka panjang antara produsen dan keseriusan tinggi.
konsumen atau pemakai dan sebagai strategi 5. Kepribadian.
bisnis marketing merupakan tindakan Sebuah merek mencerminkan kepribadian
penyesuaian suatu organisasi yangberorientasi tertentu. Misalnya merek Apple,
pasar dalam menghadapi kenyataan bisnis baik mencerminkan pribadi yang profesional dan
dalam lingkungan mikro maupun lingkungan berinovasi.
makro berubah. 6. Pemakai.
Sebuah merek mencerminkan siapa yang
Merek (brand) memakai. Misalnya, merek johnson&
Pengertian Merek (brand),mempunyai johnson, mencerminkan konsumen yang
posisi yang ssangat penting dalam keputusan sudah tentu adalah bayi.
pembelian dan mempermudah konsumen
dalam mengidentifikasikan produk atau jasa Manfaat merek (brand),dengan adanya
dalam tingkat pengenalan konsumen. American merek yang membuat produk yang satu
Marketing Association mendefinisikan merek berbeda dengan produk lainnya sehinnga
sebagai “nama, istilah, tanda, lambang atau memudahkan konsumen dalam menentukan
design, atau kombinasinya, yang dimaksudkan produk yang akan digunakan atau dikonsumsi
untuk mengidentifikasikan barang atau jasa berdasarkan berbagai pertimbangan.Berikut
dari salah satu penjual atau kelompok penjual adalah beberapa manfaat merek yang
dan mendeferensiasikan mereka dari para dikemukakan oleh Rangkuti dalam Mamang, E
pesaing” (Kotler, P and Kevin Lane K, 2008). dan Sopiah (2013) sebagai berikut:
Kohza, K dan Lili Harjati (2012), 1. Bagi perusahaan
berpendapat bahwa didalam merek dapat a. Nama merek memudahkan penjual
memiliki enam level pengertian, yaitu sebagai mengolah pesan-pesan dan
berikut: memperkecil timbulnya permasalahan.
b. Nama merek dan tanda dagang secara
hukum akan melindungi penjualan dari

Jurnal Ekonomi Volume 6 Nomor 2, November 2015 20


Pengaruh Brand Positioning dan Brand Equity terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha

pemalsuan ciri–ciri produk yang telah Setelah pemasar menetapkan kerangka


berhasil dipasaran. referensi kompetitif untuk positioning
c. Merek memberikan peluang bagi dengan mendefinisikan pasar sasaran
penjual untuk mempertahankan pelanggan dan sifat persaingan,mereka
kesetian konsumen terhadap dapat mendefinisikan asosiasi titik
produknya. perbedaan dan asosiasi titik paritas yang
d. Merek dapat membantu penjual tepat.
mengkelompokkan pasar ke dalam 3. Menetapkan Keanggotaan Kategori.
segmen–segmen. Pemasar harus memberitahu konsumen
e. Citra perusahaan dapat dibina dengan tentang keangotaan kategori suatu merek.
adanya nama yang baik. Mungkin situasi yang paling jelas adalah
2. Bagi distributor peluncuran produk-produk, terutama ketika
Memudahkan penanganan produk; identifikasi kategori itu sendiri tidak jelas.
Mengidentifikasi pendistribusian produk; Ada juga situasidimana konsumen
Meminta produk agar berada pada standar mengetahui keanggotaan kategori merek,
mutu tertentu; dan meningkatkan pilihan tetapi mungkin tidak yakin bahwa merek itu
para pembeli. merupakan anggota sah kategori
3. Bagi konsumen tersebut.Pendekatan ini merupakan satu
Memudahkan mengenali mutu; Dapat cara untuk menekankan titik perbedaan
berjalan dengan mudah dan efisien, merek, sehingga konsumen mengetahui
terutama ketika membeli kembali; Dengan keanggotaan actual merek.
adanya merek tertentu, konsumen dapat 4. Memilih POD dan POP.
mengaitkan status dan prestisenya. Titik paritas digerakkan oleh kebutuhan
anggotaan kategori (untuk menciptakan
Positioning Merek (Brand Positioning) kategori POP) dan kebutuhan
Positioning adalah tindakan merancang menghilangkan POD pesaing (untuk
penawaran dan citra perusahaan agar menciptakan POP kompetitif). Selain
mendapatkan tempat khusus dalam pikiran perbedaan, dua pertimbangan penting
pasar sasaran. Tujuannya adalah lainnya dalam memilih titik perbedaan
menempatkan merek dalam pikiran konsumen adalah bahwa konsumen menginkan POD
untuk memaksimalkan manfaat potensial bagi dan bahwa perusahaan mempunyai
perusahaan. Positioning merek (brand kapabilitas untuk menghantar- kannya.
positioning) yang baik membantu memandu 5. Menciptakan POD dan POP.
strategi pemasaran dengan cara memperjelas Salah satu kesulitan umum dalam
esensi merek, tujuan apa yang dapat diraih menciptakan positioning merek yang kuat
pelanggan dengan bantuan merek, dan dan kompetitif adalah bahwa banyak
bagaimana menjalankannya secara unik. atribut dan manfaat yang membentuk titik
Hasil positioning adalahterciptanya parintas dan titik perbedaan berkolerasi
dengan sukses suatu proposisi nilai yang negative. Sebagiann besar seni dan ilmu
terfokus pada pelanggan, suatu alasan kuat permasaran berhubungan dengan trade off,
mengapa pasar sasaran harus membeli produk dan begitu juga dengan positioning.
bersangkutan. Pedekatan terbaik jelas adalah
1. Kerangka Referensi Kompetitif. mengembangkan produk atau jasa yang
Dari titik awal dalam mendefinisikan bekerja dengan baik pada dua dimensi
kerangka referensi yang kompetitif untuk tersebut.
suatu positioning merek adalah
menentukan keanggotaan kategori Ekuitas Merek (Brand Equity)
(category membership) produk atau Pengertian Ekuitas Merek(Brand
sekumpulan produk dengan mana suatu Equity), menurut Aaker (dalam Lubis, SM.,
merek bersaing dan yang berfungsi sebagai 2013)ekuitas merek adalah seperangkat asset
pengganti dekat. dan liabilitas yang terkait dengan suatu merek,
2. Titik Perbedaan (Point Of Difference) dan nama dan simbol yang mampu menambah
Titik Paritas (PointOf Parity). atau mengurangi nilai yang diberikan oleh
sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan

Jurnal Ekonomi Volume 6 Nomor 2, November 2015 21


Pengaruh Brand Positioning dan Brand Equity terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha

ataupun pada pelanggan.Menurut Simamora, ekuitas merek sebagai sumber diferensiasi


mengemukakan bahwa ekuitas merek adalah keunggulan dalam bersaing.
nilai tambah yang diberikan merek kepada 5. Brand Equity yang kuat dapat membantu
produk.Ekuitas merek (Brand Equity) adalah pelanggan mengurangi risiko evaluasi
nilai tambah yang diberikan pada produk dan kualitas dalam keterlibatannya dengan
jasa(Kotler P and Kevin LK (2008).Ekuitas yang keputusan pembelian.
tinggi menjadi idaman setiap merek, hal itu 6. Dapat menjadi penjelas bagi pelanggan
berarti bahwa merek-merek tersebut memiliki yang masih ragu – ragu mengenai
kedekatan dengan pasar pelanggan. Apabila pengalaman dan kemampuan perusahaan
suatu merek di dalam benak konsumen dalam menghasilkan kualitas produk.
mempunyai persepsi dan nilai yang positif 7. Dapat mendorong pelannggan membayar
maka konsumen akan mempersepsikan merek harga dengan harga sangat mahal karena
tersebut sebagai merek yang berkualitas dan kemampuannya mengurangi
mempunyai mutu yang bagus. Menurut ketidakpastian.
Irawati, Ika,ekuitas merek (brand equity)
adalah nilai tambah yang diberikan pada Tahap Proses Perkembangan Ekuitas
produk dan jasa yang dapat tercermin dalam Merek(Brand Equity), setelah perusahaan
cara konsumen berpikir, merasa, dan bertindak dapat membangun sebuah brand equity
dalam hubungannya dengan merek, dan juga (ekuitas merek) maka selanjutnya perusahaan
harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang harus memahami bagaimana cara atau
diberikan merek bagi perusahaan.Menurut tahapan proses dalam mengembangkan
Durianto (dalam Khasanah, I., 2013), semakin ekuitas merek produk tersebut(Kotler, Philip
kuat ekuitas merek suatu produk, maka akan and Kevin Lane Keller, 2002). Perkembangan
semakin kuat pula daya tariknya bagi brand equity paling tidak mengikuti enam
konsumen untuk membeliproduk tersebut dan tahapan yang akan di jekaskan sebagai berikut
pada akhirnya akan memberikan keuntungan (Hasan A,2013) :
yang terus meningkat kepada 1. Tahap 1 : Produk Unbranded
perusahaan.Aaker dalam Tjiptono (2005) Pada tahap pertama “barang diperlakukan
mengklasifikasikan merek ke dalam lima sebagai barang komoditi atau kasus dimana
ketegori : (1) loyalitas merek, (2) kesadaran konsumen enggan untuk membuat
merek, (3) persepsi kualitas, (4) asosiasi perbedaan merek, misalnya tusuk gigi. Di
merek, (5) asset merek lainnya. negara-negara berkembang, informasi
Manfaat Ekuitas Merek(Brand Equity), tentang produk umumnya dibatasi dan
ekuitas merek menjadi topik hangat bagi karenanya konsumen memiliki
eksekutif perusahaan atau marketer dan pengetahuan merek produk sangat sedikit.
akademis terutama ketika memperhitungkan Ekuitas merek nyaris tidak ada pada tahap
kinerja jangaka panjang sebuah bisnis. Oleh ini.
karena itu ekuitas merek memilik manfaat yang 2. Tahap 2 : Merek sebagai Referensi
sangat besar baik bagi perushaan maupun Pada tahap kedua, “produsen
konsumen. Manfaat ekuitas merek menurut meningkatkan daya saing produk” di pasar
Hasan A. (2013), yaitu : untuk membedakan barang barang mereka
1. Dapat membantu membedakan produk dari yang lain”. Pelanggan belajar tentang
dari produk yang ditawarkan pesaing. produk dan jenis pertama dari pegetahuan
2. Dapat menjadi pengganti kualitas dan yang berhubungan dengan informasi
menciptakan image positif dalam pikiran produk. Pada tahap ini, upaya membangun
pelanggan, membantu memikat para ekuitas merek berfokus pada kesadaran
pelanggan baru. merek, yang berhubungan dengan atribut
3. Dapat mencegah penurunan market share produk, dan manfaat fungsional.
selama perang harga dan promosi, Meningkatkan kekuatan asosiasi merek
memberikan waktu pada perusahaan adalah tujuan utama dari bauran
untuk merespon atau menanggapi pemasaran.
ancaman persaingan. 3. Tahap 3 : Merek sebagai Kepribadian
4. Jika tangibilitas suatu produk semakin Ketika banyak produsen membuat klaim
besar, maka semakin besar pentingnya rasional/atribut fungsional, diferensiasi di

Jurnal Ekonomi Volume 6 Nomor 2, November 2015 22


Pengaruh Brand Positioning dan Brand Equity terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha

antar merek. Pelanggan memilih merek asosiasi merek untuk menarik pelanggan
sejalan dengan kepribadian, nilai-nilai potensial.
emosional dari brand dan target gaya hidup
konsumen. Dengan demikian, kepribadian Keputusan Pembelian
konsumen dan merek mulai digabungkan Pengertian Keputusan Pembelian,
agar nilai merek menjadi ekspresi diri menurut Kotler dan Keller Keputusan
konsumen. Pada tahap ini, manajemen pembelian adalah beberapa tahapan yang
harus memberikan perhatian yang terus dilakukan oleh konsumen sebelum melakukan
menerus ke pasar untuk menciptakan keputusan membeli suatu produk (Liwe, F.,
kepribadian yang tepat untuk merek dan 2013). Konsumen membuat sejumlah
memperbaruinya ketika diperlukan. keputusan pembelian setiap harinya. Hampir
4. Tahap 4 : Merek sebagai Ikon seluruh perusahaan meneliti pengambilan
Pada tahap ini, konsumen memiliki keputusan pembelian konsumen secara
pengetahuan merek dan menggunakan mendetail untuk memperoleh jawaban apa
manfaat simbolik sebagai identitas. yang konsumen beli, dimana mereka
Manajemen menghubungkan merek membelinya, bagaimana caranya dan seberapa
dengan nilai tertentu untuk memperluas banyak, kapan dan mengapa mereka
persepsi merek global, yang dinotasikan membelinya.
sebagai simbol fisik, seperti M pada Menurut Chapman dan Wahlers,
McDonald. Ikon memudahkan identifikasi keputusan pembelian adalah sebagai keinginan
simbolis dari sebuah merek dan tidak peduli konsumen untuk membeli suatu produk
pada bahasa lokal (apa) yang digunakan. kemudian konsumen akan memutuskan produk
Beberapa asosiasi seperti Michael Jordan yang akan dibeli berdasarkan persepsi mereka
dan Nike menunjukkan satu set asosiasi terhadap produk tersebut berkaitan dengan
sekunder yang sangat positif. kemampuan produk tersebut dalam memenuhi
5. Tahap 5 : Perusahaan sebagai Merek kebutuhannya (Fian, M., Japarianto, E., 2012).
Merek memiliki identitas komposit dan Pada umumnya, keputusan pembelian
tersedia banyak jalur komunikasi antara konsumen adalah membeli merek yang paling
konsumen dalam tahap ini. Dengan disukai.Jika seseorang mempunyai pilihan
munculnya penetrasi internet antara melakukan pembelian atau tidak
memungkinkan lebih banyak konsumen melakukan pembelian, pilihan x dan y, atau
untuk mengetahui apa yang mereka pilihan untuk menggunakan waktu
inginkan. Konsumen jadi lebih bersemangat mengerjakan A atau B, orang tersebut berada
untuk terlibat dalam proses penciptaan dalam posisi untuk mengambil keputusan dan
merek dalam membangun sikap mereka sebaliknya, jika konsumen tersebut tidak
terhadap merek. Di sisi penawaran, pasar memiliki alternatif untuk memilih dan benar-
cenderung menjadi lebih luas, sebagai benar terpaksa melakukan pembelian tertentu
segmentasi berbasis kebutuhan menjadi atau mengambil tindakan tertentu (misalkan
lebih umum dibanding dukungan berbagai menggunakan obat resep dokter) maka
merek individu, penggunaan asosiasi keadaan satu-satunya atau “tanpa pilihan lain”
perusahaan dan sikap terhadap merek yang ini bukanlah suatu keputusan melainkan
dikembangkan dalam tahap ini. keputusan atas tanpa pilihan yang biasa
6. Tahap 6 : Merek sebagai Kebijakan disebut “pilihan Hobson”(Sciffman, L., Lesile,
Pada tahap akhir, merek dan perusahaan LK., 2004).
diidentifikasikan dengan etika, sosial dan Faktor-faktor yang mempengaruhi
politik. Konsumen berkomitmen berbagai keputusan pembelian konsumen, ada tiga
pandangan untuk merek-merek dan kelompok yang mempengaruhi konsumen
perusahaan yang terkait dengan mereka. untuk mengambil keputusan menurut Pride
Risiko dari melibatkan isu-isu etis, politik, dan Ferrell dalam Mamang E dan Sopiah
dan sosial adalah menjauhkan konsumen (2013), yaitu ;
terutama jika mereka tidak suka terhadap 1. Faktor pribadi
sudut pandang perusahaan. Pada tahap ini, Faktor pribadi merupakan faktor unik bagi
perusahaan memilihi fokus favorabilitas seseorang. Faktor pribadi digolongkan
menjadi tiga, yaitu;

Jurnal Ekonomi Volume 6 Nomor 2, November 2015 23


Pengaruh Brand Positioning dan Brand Equity terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha

a. Faktor demografi 2. Pemberi pengaruh (influence), adalah orang


Faktor demografi berkaitan dengan yang pandangan atau nasihatnya
siapa yang terlibat dalam pengambilan diperhitungkan dalam membuat keputusan.
keputusan pembelian. Faktor ini 3. Pembuat keputusan (devider), adalah
meliputi ciri-ciri individual seperti jenis seorang yang pada akhirnya menentukan
kelamin, usia, status, suku bangsa, sebagianbesar atau keseluruhan keputusan
pendapatan, siklus, kehidupan pembelian yaitu apakah jadi membeli, apa
keluarga, dan pekerjaan. yang dibeli, bagaimana cara membeli, atau
b. Faktor situasional dimana akan membeli.
Faktor situasional merupakan keadaan 4. Pembeli (buyer), adalah seseorang yang
atau kondisi eksternal yang ada ketika melakukan pembelian yang sebenarnya.
konsumen membuat keputusan 5. Pemakai (user), adalah seseorang atau
pembelian. beberapa orang yang menikmati atau
c. Faktor tingkat keterlibatan memakai produk atau jasa.
Faktor tingkat keterlibatan konsumen
ditunjukkan dengan sejauh mana Proses Keputusan Pembelian
konsumen mempertimbangkan telebih Konsumen, pengambilan keputusan pembelian
dahulu keputusannya sebelum membeli menurut Hasan, A (2013), berlangsung secara
sebuah produk. runtut dalam lima tahap antara lain :
1. Pengenalan Masalah
2. Faktor psikologis Masalah merupakan hasil dari adanya
Faktor psikologis yang ada pada diri perbedaan antara keadaan yang diinginkan
seseorang sebagian menetapkan perilaku konsumen dan keadaan yang sebenernya
orang tersebut sehingga mempengaruhi dihadapi, dan konsumen termotivasi untuk
perilakunya sebagai konsumen. Faktor- mengatasi perbedaan tersebut,sehingga
faktor psikologis, yaitu ;Motif; Persepsi; mereka memulai proses pembelian.Sumber
Kemampuan dan pengetahuan; Sikap; penngenalan masalah meliputi ;Item-item
Kepribadian; keistimewaan produk sudah usang;
3. Faktor sosial Ketidakpuasan dengan produk atau layanan
Manusia hidup di tengah-tengah saat ini; Perubahan kebutuhan dan
masyarakat. Sudah tentu manusia akan keinginan konsumen; Tingkat layanan
dipengaruhi oleh masyarakat dimana dia penjualan produk atau pembelian; Induksi
hidup. Dengan demikian, perilaku marketer; Adanya produk baru.
konsumen juga akan dipengaruhi oleh 2. Mencari Informasi
masyarakat atau faktor sosial yang Setelah konsumen mengakui bahwa mereka
melingkarinya.Faktor sosial tersebut merasakan ada masalah, mereka mencari
meliputi ;Peran dan pengaruh keluarga; informasi tentang produk dan layanan yang
Kelompok referensi; Kelas sosial; Budaya dapat memecahkan masalah itu. Konsumen
dan subbudaya. melakukan pencarian informasi ini baik
secara internal (memori) dan pencarian
Pihak – Pihak Yang Terlibat Dalam eksternal, melalui sumber pribadi, publik
Keputusan Pembelian, seorang pemasar harus atau pengalaman pribadi.
menguasai pengaruh- pengaruh yang terjadi 3. Evaluasi Alternatif
pada seorang pembeli serta membangun Pada tahap ini konsumen membandingkan
pengertian sebenarnya. Untuk itu seorang merek dan produk yang dipertimbangkan
pemasar harus mengidentifikasi siapa saja mereka. Bagaimana marketer meningkatkan
yang membuat keputusan pembelian.Menurut kemungkinan bahwa tawaran merek bagian
Kotler, P., Kevin LK., (2008), pihak- pihak yang dari yang mempertimbangkan konsumen?
terlibat dalam keputusan pembelian konsumen Konsumen mengevaluasi manfaat fungsional
dapat dibagi menjadi : dan psikologia dari tawaran itu.Marketer
1. Pengambil inisiatif (inisiator), yaitu orang perlu memahami manfaat apa yang dicari
yang pertama menyarankan atau oleh konsumen, karena manfaat merupakan
memikirkan gagasan membeli produk atau atribut yang paling penting dalam hal
jasa tertentu. membuat keputusan.

Jurnal Ekonomi Volume 6 Nomor 2, November 2015 24


Pengaruh Brand Positioning dan Brand Equity terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha

4. Keputusan Pembelian memiliki jumlah variabel lebih dari satu. Maka


Setelah alternatif dievaluasi, konsumen siap untuk membuktikan adanya hubungan antar
untuk membuat keputusan pembelian. variable dibutuhkan hipotesis sebagai jawaban
Kadang-kadang niat beli tidak sementara, dan selanjutnya diuji kebenarannya
mengakibatkan pembelia aktual. Marketer secara statistic.
harus memfasilitasi konsumen untuk Hipotesis penelitian terdahulu
bertindak pada niat beli mereka. Ketentuan berdasarkan penelitian dariDeby Susanti S dan
persyaratan kredit atau pembayaran dapat Dyah Kurniawati pada tahun 2013 dengan
mendorong pembelian, atau promosi judul penelitian “Elemen Ekuitas Merek Dalam
penjualan seperti kesempatan untuk Keputusan Pembelian Laptop”
mereima premi atau memasukkan mengatakanbahwa variabel ekuitas merek yang
kelemahan pasanagn dapat menjadi terdiri dari brand awareness (kesadaran
dorongan untuk membeli sekarang. merek), perceived quality (kesan kualitas),
5. Evaluasi Purnabeli brand assosiation (asosiasi merek), dan brand
Setelah konsumen membeli dan loyality (loyalitas merek) berpengaruh
menggunakan produk tersebut maka signifikan terhadap keputusan pembelian
mereka akan mengevaluasi keputusan laptop baik secara parsial (sendiri-sendiri)
pembelian mereka. Merek membandingkan maupun secara simultan (bersamaan).
kinerja produk dengan harapan mereka. Jika Berdasarkan penelitian Fadli dan Inneke
produk yang dibeli memenuhi apa yang ia Qamariah pada tahun 2008 dengan judul
harapkan maka konsumen akan bereaksi penelitian “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor
positif, dan sebaliknya akan bereaksi Ekuitas Merek Sepeda Motor Merek Honda
negatif. Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus
pada Universitas Sumatera Utara)”
Hasan A (2013) mengatakan hubungan mengatakan bahwa dari keempat faktor
Keputusan Pembelian dengan Brand Equity ekuitas merek yaitu brand awareness
(Ekuitas Merek), sangatlah berkaitan dengan (kesadaran merek), perceived quality (kesan
tingkat keterllibatan keputusan pembelian kualitas), brand assosiation (asosiasi merek),
pelanggan, yang dapat dirinci sebagai berikut. dan brand loyality (loyalitas merek) diketahui
1. Jika keterlibatan pembelian tinggi, maka ; variabel yang paling dominan mempengaruhi
a. Pelanggan menjadi setia kepada sebuah keputusan pembelian terhadap sepeda motor
merek berdasarkan pengalaman dan merek Honda adalah faktor (brand loyality)
pengetahuan yang luas mengenai loyalitas merek.Dari hasil penelitian diatas,
produk. maka penulis membuat hipotesis :
b. Merek menjadi bagian-bagian yang Ha1 : Diduga terdapat pengaruh
menggabungkan semua pengalaman memposisikan merek(brand
pelanggan. positioning) terhadap keputusan
c. Kesetian pelanggan menjadi stabil dan pembelian sepada motor Yamaha.
tidak mudah putus. Ha2 : Diduga terdapat pengaruh
2. Jika keterlibatan keputusan pembelian kesadaran merek(brand
rendah, maka ; awareness)terhadap keputusan
a. Merek berperan untuk memfasilitasi pembelian sepeda motor Yamaha.
pengenalan produk. Ha3: Diduga terdapat pengaruh antara
b. Kurangnya pengetahuan atau kesadaran merek(perceived quality)
pengalaman pelanggan, maka kesetian terhadap keputusan pembelian
pelanggan kurang stabil. sepeda motor Yamaha.
c. Fungsi pengingat yang penting unutk Ha4: Diduga terdapat pengaruh antara
dikembangkan oleh marketer adalah asosiasi merek(brand assosiation)
fungsi merek. terhadap keputusan pembelian
sepeda motor Yamaha.
Hipotesis Ha5: Diduga terdapat pengaruh antara
Penelitian ini bersifat asosiatif yang loyalitas merek(brand loyality)
berarti didalam penelitian ini bertujuan untuk terhadap keputusan pembelian
menjelaskan hubungan antar variabel yang sepeda motor Yamaha.

Jurnal Ekonomi Volume 6 Nomor 2, November 2015 25


Pengaruh Brand Positioning dan Brand Equity terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha

Ha6: Diduga memposisikan merek(brand dengan kriteria yang telah ditentukan. Analisa
positioning),kesadaran merek(brand data menggunakan linier regresi berganda.
awareness), kesan
kualitas(perceived quality), asosiasi Pengujian Hipotesis
merek(brand assosiation), loyalitas Uji validitas penelitian ini menggunakan
merek(brand loyality) secara data primer ytaitu berupa pernyataan dari
simultan memiliki pengaruh konsumen melalui sebuah kuesioner yang
terhadap keputusan pembelian diberikan kepada responden. Kuesioner
sepeda motor Yamaha. sebelum di sebarkan kepada responden
Ha7: Diduga faktor yang paling dominan terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan
adalah brand loyality (loyalitas relibilitas. Kuesioner/instrument dikatakan valid
merek) terhadap keputusan dilakukan dengan membandingkan indeks
pembelian sepeda motor Yamaha. korelasi sebagai nilai krisisnya antara r-hitung
dengan r-tabel yang dihasilan dari rumus
Person Products Moment dengan ketentuan; r-
hitung > r-tabel atau nilai sig r < 0.05
dikatakan valid; dan r-hitung < r-tabel atau
nilai sig r >0.05 dikatakan tidak valid
Uji reliabilitas ditandai sejauh mana
pengukuran dari suatu uji coba yang dilakukan
tetap memiliki hasil yang sama meskipun
dilakukan secara berulang-ulang terhadap
subjek dan dalam kondisi yang sama dan
dikatakan reliabel (andal) jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu,
menggunakan rumus cronbach alpha:

Keterangan :
Gambar 1
:Reliabilitas instrumen
Keputusan Pembelian Y
:Banyaknya butir pertanyaan kuesioner
∑ :Jumlah varians butir
Metode Penelitian
Populasi, Sampel, dan Penarikan Sampel
∑ :Varians total
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh konsumen sepeda motor Yamaha di Hasil perhitungan reliabilitas
wilayah Perumnas Karawaci Tangerangyang berdasarkan rumus yang digunakan dipadukan
membeli dan menggunakan sepeda motor dengan nilai range atau ketentuan yang telah
Yamaha. Jumlah populasi tidak diketahui maka ditetapkan secara statistik sebagai berikut
pengambilan sampel digunakan metode non (Hasyim dan anindiya R, 2009); 0.0–0.2Sangat
probability sampling secara purposive sampling Tidak Reliabel; 0.21–0.4 Tidak Reliabel;
dengan jumlah sampel 96,04 responden 0.41–0.6Cukup Reliabel; 0.61–0.8Reliabel; dan
dibulatkan menjadi 100 orang. 0.81–1.0Sangat Reliabel.

Analisis Data Uji Regresi Linier Berganda,


Desain penilitian dilakukan secara kemudian untuk melihat pengaruh variable
ekplanatory causalitas dengan pengujian independen (X) dan variable dependen (Y) di
hipotesis dan teknik pengambilan analisa menggunakan Regresi Linier Berganda
sampelpurposive sampling, data yang yang diekspresikan melalui persamaan antara
digunakan data primer. Pengumpulan data variabel terikat Y dengan satu atau lebih
dilakukan secara survey dengan memberikan variabel bebas X1, X2, X3...XK (variabel yang
kuesioner kepada para responden sesuai mempengaruhi)dengan bentuk persamaan
sebagai berikut :
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+e

Jurnal Ekonomi Volume 6 Nomor 2, November 2015 26


Pengaruh Brand Positioning dan Brand Equity terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha

Keterangan : Yamaha.Sebaliknya R2 yang mendekati 0%


Y : Keputusan Pembelian menunjukan bahwa tidak ada pengaruh yang
A : Konstanta diberikan oleh brand positioning dan brand
X1 : Posisikan Merek (Brand Positioning) equity (brand awareness, perceived quality,
X2 : Kesadaran Merek (Brand Awerness) brand assosiation, brand loyality) terhadap
X3 : Kesan Kualitas(Perceived Quality) keputusan pembelian sepeda motor Yamaha.
X4 : Asosiasi Merek(Brand Assosiation)
X5 : Loyalitas Merek(Brand Loyality) Definisi Operasional Variabel
b1: Koefisien Regresi Posisikan Merek(Brand 1. Variabel Independen (X) :
Positioning) X1 : Variabel brand positioning
b2:Koefisien Regresi Kesadaran Merek(Brand (memposisikan merek), adalah
Awreness) menempatkan merek dalam
b3: Koefisien Regresi Kesan Kualitas(Perceived pikiran/benak konsumen untuk
Quality) memaksimalkan potensial bagi
b4: Koefisien Regresi Asosiasi Merek(Brand perusahaan. Indicator yang terkait
Assosiation) menurut Kotler, Philip and Keller K.L
b5: Koefisien Regresi Loyalitas Merek(Brand (2002) adalah; nilai positif merek;
Loyality) tidak ada kesamaan dengan merek
e : Variabel pengganggu (tak dihitung) lain; penawaran yang syah dan
kredibel. Diukur dengan skala Likert.
Uji t, digunakan untuk menguji X2 : Variabel brand awareness (kesadaran
pengaruh secara parsial atau secara sendiri- merek),adalah kesanggupan seorang
sendiri (atau individu) variabel independen calon pembeli untuk mengenali atau
mempengaruhi variabel dependen atau tidak mengingat kembali bahwa suatu
(Nuchrowi, 2006).Dengan membandingkan merek merupakan bagian dari kategori
thitung dengan ttabel pada tingkat signifikan produk tertentu.Indikator yang terkait
tertentu. Apabila thitung> ttabel maka hipoesis menurut Fadli dan Inneke Qamariah
diterima.H0 : βi = 0(secara parsial, X tidak adalah; pengenalan merek; media
mempengaruhi Y), H1 : βi ≠ 0(secara parsial, X iklan; kegiatan promosi. Diukur dengan
mempengaruhi Y). (1)Terima H0, Jika nilai sig t skala Likert.
> 0.05 atau -ttabel< t hitung< ttabel. (2)Terima Ha, X3 : Variabel perceived quality (kesan
jika nilai sig t < 0.05 atau -thitung<-ttabel atau kualitas), adalah persepsi konsumen
thitung> ttabel terhadap keseluruhan kualitas atau
Uji f, digunakan untuk mngetahui keunggulan suatu produk atau jasa
pengaruh bersama-sama antara variabel layanan yang sama dengan maksud
independen terhadap variabel dipenden pada yang diharapkannya. Indikator terkait
penelitian dengan membandingkan fhitung menurut Fadli dan Inneke Qamariah
dengan ftabel pda tingkat signifikan tertentu. yaitu; kinerja produk; rancangan
Apabila ftabel< fhitung maka hipotesis H0 : β1 = β2 produk atau desain; nilai fungsional
= β3 = ..... = β1 = 0 (Secara bersama-sama harga jual; kesempurnaan produk.
variabel independen mempengaruhi variabel Diukur dengan skala Likert.
dependen/model persamaan yang terbentuk X4 : VariabelBrand assosiation (asosiasi
sudah tepat: (1)Terima H0 jika fhitung<ftabel atau merek), segala hal yang berkaitan
nilai sig F > 0.05, (2) Terima Ha jika fhitung> ftabel dengan ingatan mengenai merek. Atau
atau nilai sig F < 0.05 dengan kata lain segala kesan yang
Uji Koefisien Determinasi (R2), ada di benak konsumen terkait dengan
digunakan untuk melihat berapa besar ingatannya mengenai suatu merek.
pengaruh variabel independen terhadap Indikator yang terkait menurut Fadli
variabel dependen (Hasyim dan Rina, 2009). dan Inneke Qamariah yaitu; harga
Nilai R2 yang mendekati 100% berarti produk; kemanan produk; lokasi
pengaruh yang diberikan brand positioning penjualan dan purna jual. Diukur
danbrand equity (brand awareness, perceived dengan skala Likert.
quality, brand assosiation, brand preference) X5 : Variabel Brand Loyality (loyalitas
terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek) (X4) adalah komitmen kuat

Jurnal Ekonomi Volume 6 Nomor 2, November 2015 27


Pengaruh Brand Positioning dan Brand Equity terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha

dalam membeli atau berlangganan Tabel 2


kembali suatu produk atau jasa yang Hasil Uji Validitas
dipilih secara konsisten dimasa
mendatang. Indikator yang terkait
menurut Fadli dan Inneke Qamariah
yaitu; merek prioritas,peralihan ke
merek lain. Diukur dengan skala Likert.

2. Variabel Dependen (Y) :


Y :Variabel Keputusan Pembelian (Y),
adalah bagian dari perilaku konsumen
yang bertujuan untuk menentukan
proses pengembangan keputusan
dalam membeli suatu barang atau jasa
dimana individu terlibat secara
langsung dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang atau jasa yang
ditawarkan tersebut. Indikator yang
terkait menurut Kotler dan Keller
(2008), yaitu ; pengenalan masalah; Sumber : data primer yang diolah, 2015.
pencarian informasi; evaluasi alternatif;
keputusan pembelian; perilaku pasca Dari tabel diatas masing-masing variabel
pembelian. Diukur dengan skala Likert. memiliki koefisien kolerasi lebih besar dari
0.361 dan signifikan probabilitas kurang dari
Hasil Penelitian dan Pembahasan 0.05, sehingga dapat dikatakan bahwa alat
Uji Validitas ukur yang digunakan dalam penelitian ini Valid.
Uji validitas digunakan untuk
menyatakan sejauh mana data yang Uji Reliabilitas
ditampung pada suatu kuesioner akan Uji Reliabitas digunakan untuk
mengukur apa yang diukur. Pertanyaan yang menunjukkan konsistensi alat ukur yang
akan diuji sebanyak 28 pertanyaan yang harus digunakan atau sejauh mana alat ukur dapat
dijawab oleh responden. Hasil uji validitas dipercaya atau diandalkan. Hasil uji reliabilitas
dikatakan valid apabilanilai sig r < 0.05 dan dinyatakan reliabel jika hasil perhitungan
dikatakan tidak valid apabila nilai sig r > 0.05 memiliki koefisien keandalan (reliabilitas)
atau dapat dilihat dengan membandingkan r sebesar Cronbach Alpha > 0,6.
hitung dengan r tabel, apabila r hitung > r tabel
(0.361) maka dikatakan valid dan sebaliknya Tabel 3
jika r hitung < r tabel (0.361) maka dikatakan Uji Alpha Cronbach
tidak valid.

Sumber : Hasil kuesioner diolah, 2015.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa


hasil perhitungan dari masing-masing variabel
memiliki koefisien keandalan (reliabilitas) lebih
besar dari 0,6 sehingga dapat dikatakan bahwa
alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini
reliabel.

Regresi Linier Berganda


Analisis ini digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh antara
variabel independen yaitu brand positioning

Jurnal Ekonomi Volume 6 Nomor 2, November 2015 28


Pengaruh Brand Positioning dan Brand Equity terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha

(posisi merek) (X1), brand awareness b5 : 0.080 artinya, brand loyality (loyalitas
(kesadaran merek) (X2), perceived quality merek)akan mempengaruhi peningkatan
(kesan kualitas)(X3), brand assosiation keputusan pembelian sebesar 0.080.
(asosiasi merek)(X4), dan brand loyality Hasil analisis regresi dari tabel diatas
(loyalitas merek)(X5) dengan variabel menunjukkan brand positioning (posisi merek),
dependen yaitu Keputusan Pembelian (Y). brand awareness (kesadaran merek),perceived
Perhitungan analisis ini menggunakan quality (kesan kualitas), brand assosiation
perangkat lunak SPSS(Statistical Product and (asosiasi merek), dan brand loyality (loyalitas
Service Solution). merek) memiliki hubungan positif terhadap
keputusan pembelian, ini ditunjukkan dengan
Tabel 4 koefisien variabel dimana brand positioning
Hasil Perhitungan Unstandardized Coefficients (posisi merek), brand awareness (kesadaran
dan Standardized Coefficients merek), perceived quality (kesan kualitas),
brand assosiation (asosiasi merek), dan brand
loyality (loyalitas merek) bertanda positif
terhadap keputusan pembelian.

Uji t
Tujuan dilakukannya uji t adalah untuk
melihat sejauh mana pengaruh antara variabel
independen yaitu brand positioning (posisi
merek) (X1), brand awareness (kesadaran
merek) (X2), perceived quality (kesan
Dari tabel diatas maka diperoleh kualitas)(X3), brand assosiation (asosiasi
persamaan sebagai berikut : merek)(X4), dan brand loyality (loyalitas
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4x4 +b5x5+ e merek)(X5) dan dipenden yaitu keputusan
pembelian (Y) secara sendiri-sendiri. Dengan
Dimana : dilakukannya uji t juga dapat melihat variabel
Y = 1.759 + 0.206X1 + 0.067X2 + 0.266X3 + bebas mana yang memiliki pengaruh paling
0.012X4 + 0.080X5 + e dominan.
Tabel 5
a :1.759 artinya jika tidak ada perubahan pada Hasil Perhitungan Unstandardized Coefficients
brand awareness (kesadaran merek), Standardized Coefficients
perceived quality (kesan kualitas), brand
assosiation (asosiasi merek), dan brand
loyality (loyalitas merek) yang termasuk
dalam variabel bebas maka nilai keputusan
pembelian 1.759 sebagai nilai konstan
untuk variabel terikat.
b1 : 0.206 artinya, setiap penambahan brand
positioning (posisi merek) akan
mempengaruhi peningkatan keputusan
pembelian sebesar 0.266.
b2 : 0.067 artinya, setiap penambahan brand Dari hasil analisis data diatas, maka
awareness (kesadaran merek) akan diperoleh hasil sebagai berikut :
mempengaruhi peningkatan keputusan a. Variabel brand positioning (posisi merek)
pembelian sebesar 0.067 menunjukkan nilai signifikan 0.032 yang
b3 : 0.266 artinya, setiap penambahan berarti lebih kecil 0.05 sehingga dapat
perceived quality (kesan kualitas)akan disimpulkan bahwa variable brand
mempengaruhi peningkatan keputusan positioning (posisi merek) memiliki
pembelian sebesar 0.266. pengaruh terhadap variabel keputusan
b4 : 0.012 artinya, brand assosiation (asosiasi pembelian.
merek)akan mempengaruhi peningkatan b. Variabel brand awareness (kesadaran
keputusan pembelian sebesar 0.012. merek) menunjukkan nilai signifikan 0.496
yang berarti lebih besar dari 0.05,
Jurnal Ekonomi Volume 6 Nomor 2, November 2015 29
Pengaruh Brand Positioning dan Brand Equity terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha

sehingga dapat disimpulkan bahwa Uji f


variabel brand awareness (kesadaran Tujuan dari dilakukannya uji f adalah
merek) tidak memiliki pengaruh terhadap untuk menguji pengaruh dari variabel
variabel keputusan pembelian. independen secara bersama sama. Berikut
c. Variabel perceived quality (kesan kualitas) adalah hasil perhitungannya.
menunjukkan nilai signifikan 0.029 yang
berarti lebih kecil dari 0.05, sehingga Tabel 6
dapat disimpulkan bahwa variabel ANOVA
perceived quality (kesan kualitas) memiliki
pengaruh terhadap variabel keputusan
pembelian.
d. Variabelbrand assosiation (asosiasi mererk)
menunjukkan nilai signifikan 0.900 yang
berarti lebih besar dari 0.05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel brand
assosiation (asosiasi mererk) tidak memiliki Tabel anova menunjukkan bahwa
pengaruh terhadap variabel keputusan signifikan 0.011, dengan menggunakan batas
pembelian. signifikan 0.05 maka diperoleh nilai signifikan
e. Variabel brand loyality (loyalitas merek) dari uji f yang dilakukan yaitu 0.011 < 0.05
menunjukkan nilai signifikan 0.296 yang sehinggan menyatakan bahwa secara bersama-
berarti lebih besar dari 0.05, sehingga sama variabel brand positioning (posisi merek),
dapat disimpulkan bahwa variabel brand brand awareness (kesadaran merek), perceived
loyality (loyalitas merek) tidak memiliki quality (kesan kualitas), brand assosiation
pengaruh terhadap variabel keputusan (asosiasi merek), dan brand loyality (loyalitas
pembelian (Y). merek) berpengaruh secara signifikan terhadap
keputusan pembelian sepeda motor Yamaha.
Selanjutnya penelitian ini
mengungkapkan faktor diantara brand Uji Koefisien Determinasi (R2)
positioning (posisi merek) (X1), brand Koefisien determinasi pada intinya
awareness (kesadaran merek) (X2), perceived adalah untuk mengukur seberapa jauh
quality (kesan kualitas) (X3), brand assosiation kemampuan model dalam menerangkan variasi
(asosiasi merek) (X4), dan brand loyality variabel Y (dependen).
(loyalitas merek) (X5) yang berpengaruh paling Berikut ini tabel hasil perhitungan
dominan terhadap keputusan pembelian koefisien determinasi penelitian:
sepeda motor Yamaha.
Terdapat dua varibel independen yang Tabel 7
berpengaruh terhadap keputusan pembelian Koefisien Detetrminan
sepeda motor Yamaha yaitu :
a. Pertama elemen Brand equity (ekuitas
merek) diketahui mempengaruhi
keputusan pembelian sepeda motor
Yamaha adalah faktor perceived quality
(kesan kualitas) dengan nilai signifikan Dari hasil perhitungan diperoleh nilai
sebesar 0,029 dan memiliki Unstandarized koefisien determinasi (R2) yang dilihat dari
Coefficients (B) 0,266 paling besar Adjusted Rsquare sebesar 0.090, berarti
diantara yang lain. Kedua adalah variable mengidentifikasikan bahwa sebesar 9%
brand positioning dengan nilai signifikan keputusan pembelian sepeda motor Yamaha
0,032, dengan Unstandarized Coefficients dipengaruhi oleh brand equity (ekuitas merek)
(B) 0,206. yaitu brand awareness (kesadaran merek),
b. Elemen brand equity (ekuitas merek) yaitu perceived quality (kesan kualitas), brand
perceived quality adalah variable assosiation (asosiasi merek), dan brand loyality
independent yang paling berpengaruh (loyalitas merek). Sedangkan sisanya sebesar
dalam pengambilan keputusan pembelian 91% dipengaruhi oleh variabel lain diluar
sepeda motor Yahama. penelitian.

Jurnal Ekonomi Volume 6 Nomor 2, November 2015 30


Pengaruh Brand Positioning dan Brand Equity terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha

Kesimpulan pembelian sepeda motor Yamaha dengan


Berdasarkan hasil penelitian dari signifikan lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.011>
pengaruh Brand Positioning (posisi merek), 0.05, yang artinya secara bersama-sama
Brand Equity (ekuitas merek) terhadap memiliki pengaruh dalam menentukan
keputusan pembelian sepeda motor Yamaha, keputusan pembelian.
maka dapat tarik kesimpulan sebagai berikut: 7. Berdasarkan hasil analisis mengenai
1. Hasil pengujian secara parsial (uji t)dari factor-faktor yang mempengaruhi
brand positioning (posisi merek) keputusan pembelian, nampak bahwa
berpengaruh terhadap keputusan antara kelima variabel yang dianalisis
pembelian sepeda motor Yamaha dengan faktor yang paling dominan atau paling
signifikan lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.032< kuat mempengaruhi keputusan pembelian
0.05, yang artinya brand positioning adalah variabel perceived quality (kesan
memiliki pengaruh positif dalam kualitas).Terbukti bahwa hasil perhitungan
menentukan keputusan pembelian. nilai Unstandarized Coefficients (B)
2. Hasil pengujian secara parsial (uji t)dari masing-masing variabel, nilai
brand awareness (kesadaran merek) tidak dariUnstandarized Coefficients (B)
berpengaruh terhadap keputusan perceived quality (kesan kualitas)
pembelian sepeda motor Yamaha dengan mempunyai nilai koefisien terbesar (0.266)
signifikan lebih besar dari 0.05 yaitu dibandingkan dengan nilai koefisien
0.496> 0.05, yang artinya brand variabel lainnya.
awarenesstidak memiliki pengaruh dalam
keputusan pembelian. Berdasarkan kesimpulan tersebut di
3. Hasil pengujian secara parsial (uji t)dari atas, maka saran yang dapat diberikan sebagai
perceived quality (kesan kualitas) masukan yang dapat dilakukan untuk
berpengaruh terhadap keputusan perusahaan antara lain:
pembelian sepeda motor Yamaha dengan 1. Perusahaan Yamaha perlu memperhatikan
signifikan lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.029< brand positioning dan elemen-elemen
0.05, yang artinya perceived quality pembentuk brand equity (ekuitas merek)
memiliki pengaruh positif dalam yang meliputibrand awareness (kesadaran
menentukan keputusan pembelian. merek), perceived quality (kesan kualitas),
4. Hasil pengujian secara parsial (uji t)dari brand assosiation (asosiasi merek), dan
brand assosiation (asosiasi merek) tidak brand loyality (loyalitas merek),
berpengaruh terhadap keputusan karenaterbukti mampu mempengaruhi
pembelian sepeda motor Yamaha dengan keputusan pembelian konsumen.
signifikan lebih besar dari 0.05 yaitu Terutama brand positioning dan perceived
0.900> 0.05, yang artinya brand quality terbukti memiliki pengaruh paling
assosiation tidak memiliki pengaruh dalam besar membentuk persepsi bahwa merek
keputusan pembelian. tersebut memiliki kualitas, mutu yang
5. Hasil pengujian secara parsial (uji t)dari sangat terpecaya dan dapat diandalkan
brand loyality (loyalitas merek)tidak sehingga dapat mendorong konsumen
berpengaruh terhadap keputusan untuk memilih sepeda motor Yamaha
pembelian sepeda motor Yamaha dengan sebagai keputusan pembeliannya.
signifikan lebih besar dari 0.05 yaitu 2. Dalam upaya meningkatkan keputusan
0.296> 0.05, yang artinya brand loyality pembelian sepeda motor Yamaha
tidak memiliki pengaruh dalam keputusan sebaiknya berusaha semaksimal mungkin
pembelian. untuk bisa mempertahankan, memelihara
6. Hasil pengujian secara bersama-sama (uji serta meningkatkan kualitas sepeda motor
f)dari brand positioning (posisi merek) dan Yamaha. Melihat bahwa variabel percived
elemenbrand equity (ekuitas merek) yang quality (kesan kualitas) merupakan
meliputibrand awareness (kesadaran variabel yang paling penting bagi
merek), perceived quality (kesan kualitas), konsumen dalam mempertimbangkan
brand assosiation (asosiasi merek), dan untuk melakukan keputusan pembelian.
brand loyality (loyalitas Dengan begitu apabila kesan kualitas
merek)berpengaruh terhadap keputusan sepeda motor Yamaha lebih baik

Jurnal Ekonomi Volume 6 Nomor 2, November 2015 31


Pengaruh Brand Positioning dan Brand Equity terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha

dibandingkan dengan para pesaingnya, Irwanti, Ika. Analisis Pengaruh Brand Equity Terhadap
maka konsumen akan lebih memilih untuk Proses Keputusan Pembelian Pada Konsumen
membeli sepeda motor Yamaha. Pond’s Di Kota Surabaya.

Daftar Pustaka Khoza, Kevin dan Lili HarJati. (2012). Analisis Brand Trust
Cobb-Walgren, Ruble A.C., Donthu N. (3 November 1995). dan Brand Loyality Konsumen Garuda.
Brand Equity, Brand Preference, and Purchase
Internet. Journal of Advertising, XXIV. Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. (2008). Manajemen
Pemasaran (Jilid 1, edisi 13). Jakarta: Penerbit
Debby, Susanti Sudarsono., dan Dyah Kurniawati. (2013). Erlangga.
Elemen Ekuitas Merek Dalam Keputusan
Pembelian Laptop.Jurnal Riset Bisnis dan Mamang, E. dan Sopiah. (2013).Perilaku Konsumen (Edisi
Akuntansi, 1(1). 1). Yogyakarta: Andi Offset.

Fian, M dan Japarianto E. (2012). Analisis Pengaruh Food Nachrowi, dkk. (2006). Pendekatan Populer dan Praktis
Quality dan Brand Image Terhadap Keputusan Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan
PembelN Roti Kecik Toko Roti Genap’s Di Kota Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Solo.Jurnal Manajemen Pemasaran, 1(1), hal. 1- Ekonomi Universitas Indonesia.
6.
Sciffman, Leon and Leslie Lazar Kanuk.(2004). Perilaku
Khasanah, Imroatul. (2013). Analisis Pengaruh Ekuitas Konsumen (Edisi 7).Jakarta: PT Indeks.
Merek Terhadap Keputusan Pembelian Mie
Instan Sedap di Semarang. Jurnal Dinamika Sedarmayanti dan Syarifudin, Hidayat. (2002). Metodologi
Manajemen, 4(1), hal. 93-102 Penelitian. Bandung: CV. Mandar Maju.

Liwe,Farli. (2013). Kesadaran Merek, Keberagaman Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
Produk, dan Kualitas Produk Pengaruhnya dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Terhadap Pengambilan Keputusan Konsumen
Membeli Di Kentucky Fried Chiken Manado. 1(4). ------------. (2009). Metode Penelitian Bisnis. (Cetakan
ketigabelas). Bandung: CV. Alfabeta.
Lubis, Saleh M.(2013). Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap
Keputusan Membeli Sepeda Motor Yamaha ------------. (2004). Statistika Untuk Penelitian, Bandung:
Dengan Faktor Keluarga Sebagai Variabel CV.Alfabeta.
Moderator. E – journal Apresiasi Ekonomi, 1(3),
hal.145-156. Suliyanto. (2011).Ekonometrika Terapan: teori dan Aplikasi
dengan SPSS. Yogyakarta: Andi Offset.
Chi, H. K., Yeh, H. R., dan Tsai, Y. C. (2012).The Influence
of Perceived Value on Consumer Purchase Swasta Basu dan Irawan. (2005).Manajemen Pemasaran
Intention: The Moderating Effect of Advertising Modern. Yogyakarta: Liberty.
Endorser.
[Artikel weblog}. Diakses dari
Hasan, Ali. (2013). Marketing dan Kasus –Kasus http://pertamax7.com/2014/04/09/astra-honda-
Pilihan.Yogyakarta:Penerbit CAPS (Center for motor-kuasai-penjualan-sepeda-motor-kuartal-1-
Academi Publishing Sevice). 2014-sebesar-63-naik-dari-periode-sebelumnya-
disusul-yamaha-31-dan-suzuki-4/
Hasyim dan Rina Anindita. (2009).Prinsip–Prinsip Dasar
Metode Riset Bidang Pemasaran. Edisi 1.Jakarta:
Penerbit UIEU University Press.

Herdiansyah, Jefri. (2012). Pengaruh Advertising Terhadap


Pembentukan Brand Awareness Serta
Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Produk
Kecap Pedas ABC. Jurnal STIE Semarang,Vol. 4,
No.2.

Jurnal Ekonomi Volume 6 Nomor 2, November 2015 32

You might also like