You are on page 1of 15

JESTT Vol. 2 No.

7 Juli 2015

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI TINGKAT BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH


PADA INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2011-2014 1)

Lauda Huruniang
Mahasiswa Program Studi S1 Ekonomi Islam-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga
Email : laudahuruniang@gmail.com

Noven Suprayogi
Departemen Ekonomi Syariah-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga
Email : noven.suprayogi@feb.unair.ac.id

ABSTRACT:
The purpose of this research is examine the influence of non performing financing (NPF),
financing to deposit ratio (FDR), total revenue, and BI rate toward trustee profit sharing
mudharabah Islamic Bank Industries in Indonesia start from January 2011 until June 2014
periods. This research uses quantitative approach. The analysis method used in this research
is the method of multiple linear regression analysis of time series with a significance level of
0,05.
The result showed that performing financing (NPF) and BI rate have significant influence
toward trustee profit sharing mudharabah partially, while financing to deposit ratio (FDR) and
total revenue does not influence trustee profit sharing mudharabah significantly. However,
non performing financing (NPF), financing to deposit Ratio (FDR), total revenue, and BI rate
have significant influence toward trustee profit sharing mudharabah simultaneously.
Keywords : Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Total Revenue,
BI rate, Trustee Profit Sharing Mudharabah

I. PENDAHULUAN dalam Qs. Ali Imran ayat 130 sebagai


Latar Belakang berikut :

        


Ditengah kondisi perekonomian
Indonesia yang saat ini masih dalam
    
tahap pemulihan, pertumbuhan
perbankan syariah di Indonesia saat ini Yā ayyuhal-lażīna āmanū lā ta’kulur-riba
aḍ’āfamuḍ’afah(tan), wattaqullāha
berkembang dengan pesat. Perbankan la’allakum tufliḥūn.
Syariah merupakan bagian dari salah satu
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman,
industri keuangan syariah dengan janganlah kamu memakan Riba dengan
menggunakan prinsip-prinsip Ekonomi berlipat ganda dan bertakwalah kamu
kepada Allah supaya kamu mendapat
Islam. Menurut Machmud dan Rukmana keberuntungan.” (Departemen Agama RI,
(2010 : 9) bank syariah disebut juga 2010 : 66)

dengan bank yang tidak menetapkan Hal yang sama bahwa riba dilarang
bunga tetapi berdasarkan prinsip bagi dapat dilihat pada Hadits berikut ini :
hasil. Prinsip bunga dalam Islam sangat ‫ﷲ ْﮫ و ﱠ آﻛ ا ﱢﺮ ﺎ‬ ‫ﷲ ﺻ ﱠﻰ ﱠ‬ ‫ )) ﻦ ر ﻮل ﱠ‬:‫ْﻦ ﺟﺎ ﺮ ﻗﺎل‬
( ‫و ْﺆﻛ ﮫ وﻛﺎﺗ ﮫ وﺷﺎھﺪ ْﮫ وﻗﺎل ھ ْ ﻮاء (( )رواه‬
dilarang. Hal ini sesuai dengan Alquran
‘an jābirin qāla : la’ana rasulullāhi shola
allāh ‘alaihi wa salama akilurriba wa
1)Jurnalini merupakan bagian dari Skripsi yang ditulis oleh (Lauda Huruniang; NIM : 041114157), yang
diuji pada tanggal 22 Juni 2015

583
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015

mu’kilahu wa kātibahu wa syahidahi wa Perbankan Syariah di Indonesia dapat


qālahum sawā’ un.
dilihat dalam tabel 1.2
Dari Jabir ra berkata, bahwa Rasulullah Tabel 1.
SAW melaknat orang yang memakan riba,
Tingkat bagi Hasil Dana Pihak Ketiga pada
orang yang memberikannya, penulisnya
dan dua saksinya, dan beliau berkata, Perbankan Syariah di Indonesia
mereka semua adalah sama (HR. Muslim
Tahun 2011-Juni 2014 (dalam satuan %)
no.2995, Kitab al-Masaqqah).
Indikator 2011 2012 2013 2014
Pada umunya perbankan syariah
(Juni) (Juni)
di Indonesia beroperasi dengan prinsip
Tabungan iB 3,21 2,37 5,35 5,76
bagi hasil antara nasabah dengan bank
Deposito iB
syariah. Manfaat adanya bagi hasil
a. 1 Bulan 6,90 6,06 4,77 5,49
adalah baik nasabah atau bank syariah
b. 3 Bulan 6,68 6,17 4,86 6,10
memperoleh kepuasan, memberikan
c. 6 Bulan 7,15 6,76 6,04 6,09
manfaat keadilan yang diterima oleh
d. 12 Bulan 7,32 6,27 6,16 5,80
nasabah dan bank syariah. Perhitungan
e. > 12 48,1 6,49 5,42 6,65
bagi hasil pada perbankan syariah di
Bulan 4
Indonesia berdasarkan profit yang
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (SPS),
diperoleh (profit and loss sharing) yang
Juni 2014 (diolah)
didasarkan kepada revenue sharing
Dari data di atas diperoleh bahwa
(yang dibagikan pendapatannya).
tingkat bagi hasil tabungan mudharabah
Nasabah sebagai shahibul maal
dari tahun 2011 mengalami penurunan
menyimpan uang di bank syariah dengan
sebesar 2,37% dan mengalami
tujuan sebagai pemilik dana yang
peningkatan pada tahun 2013 sebesar
melakukan investasi pada bank syariah.
5,35% dan 5,76%, sedangkan tingkat bagi
Bank syariah sebagai mudharib bertugas
hasil pada deposito pada tahun 2011 ke
untuk mengelola dana yang diperoleh
tahun 2012 dan 2013 mengalami
dari nasabah. Di akhir perjanjiannya,
penurunan. Sedangkan pada tahun 2014
keuntungan tersebut akan dibagihasilkan
mengalami kenaikan lagi. Hal ini
sesuai dengan kesepakatan antara
dikarenakan ada beberapa faktor yang
nasabah dan bank syariah. Besarnya
mempengaruhi kenaikan atau penurunan
tingkat keuntungan yang diterima oleh
tingkat bagi hasil tersebut. Penelitian ini
nasabah disebut dengan tingkat bagi
berusaha mencari faktor-faktor yang
hasil.
mempengaruhi tingkat bagi hasil
Penentuan tingkat bagi hasil
khususnya pada tabungan mudharabah.
adalah hal paling utama untuk
Pengaruh langsung dari investasi
mendapatkan bagi hasil yang diterima
yang dilakukan oleh bank syariah adalah
oleh nasabah. Tingkat bagi hasil
bagi hasil yang diterima oleh nasabah.

584
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015

Pendapatan yang akan dibagihasilkan Pendapatan, dan BI rate secara parsial


bergantung kepada kualitas penyaluran dan simultan berpengaruh terhadap
dana. Semakin baik kualitas penyaluran Tingkat Bagi Hasil Tabungan Mudharabah
dana maka akan semakin besar dana Industri Perbankan Syariah di Indonesia
yang akan diterima oleh bank syariah. periode 2011-2014?
Kesalahan dalam penyaluran dana Tujuan Penelitian
kepada investor untuk mendapatkan bagi Berdasarkan rumusan masalah
hasil yang maksimal, akan menimbulkan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
kredit macet yang ditunjukkan oleh NPF untuk mengetahui pengaruh Non
(Non Performing Financing). Apabila NPF Performing Financing (NPF), Financing to
tinggi, maka return yang diterima Deposit Ratio (FDR), Total Pendapatan,
nasabah akan menurun. Menurut Antonio dan BI rate secara parsial dan simultan
(2001 : 145) bahwa bank syariah terhadap Tingkat Bagi Hasil Tabungan
memberikan tingkat bagi hasil kepada Mudharabah Industri Perbankan Syariah di
nasabah dengan menggunakan Indonesia periode 2011-2014
pendekatan FDR. Antonio (2001 : 145) juga II. LANDASAN TEORI DAN
menjelaskan bahwa besar kecilnya bagi PENGEMBANGAN HIPOTESIS
hasil yang diperoleh dalam kontrak Bank Syariah
mudharabah salah satunya adalah Secara umum, Bank syariah
bergantung kepada pendapatan bank adalah lembaga keuangan yang usaha
syariah. BI rate memiliki pengaruh pokoknya memberikan kredit dan jasa-
terhadap investasi yang berpengaruh jasa lain dalam lalu lintas pembayaran
kepada perolehan bagi hasil serta peredaran uang yang beroperasi
nasabahnya. yang disesuaikan dengan prinsi-prinsip
Oleh karena itu perlu diteliti syariah (Sudarsono, 2008 : 29). Menurut
seberapa besar “pengaruh non pembukaan standar akuntansi oleh
performing financing (NPF), financing to Accounting an Auditing Organizing for
deposit ratio (FDR), total pendapatan, dan Islamic Financial Institution (AAOIFI),
BI rate terhadap tingkat bagi hasil bahwa fungsi dan peran bank syariah
tabungan mudharabah industri perbankan adalah manajer investasi, investor,
syariah di Indonesia periode 2011-2014”. penyedia jasa keuangan dan lalu lintas
Rumusan Masalah pembayaran, dan pelaksanaan kegiatan
Berdasarkan uraian latar belakang sosial. (Sudarsono, 2008 : 45)
diatas, maka rumusan masalah yang Hubungan antara Non Performing
diajukan dalam penelitian ini adalah Financing (NPF) terhadap Tingkat Bagi
apakah Non Performing Financing (NPF), Hasil Nasabah pada Tabungan
Financing to Deposit Ratio (FDR), Total Mudharabah

585
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015

Menurut Djamil (2014 : 72) tinggi kepada nasabahnya. Semakin


berpendapat bahwa penyebab dari besar dana pihak ketiga maka FDR juga
pembiayaan bermasalah salah satunya semakin besar. Maka dari pernyataan
adalah bagi hasil. Wiroso (2005 : 60) juga tersebut dapat disimpulkan bahwa
berpendapat bahwa Non performing apabila FDR tinggi maka tingkat bagi hasil
financing (NPF) akan berdampak pada juga tinggi.
menurunnya tingkat bagi hasil yang Hubungan antara Total Pendapatan
dibagikan pada pemilik dana. Menurut terhadap Tingkat Bagi Hasil Nasabah
Mawardi (2005) bahwa apabila NPF tinggi, pada Tabungan Mudharabah
maka return yang diterima nasabah akan Menurut Arifin (2009 : 70)
menurun. Sehingga nasabah mengalihkan menerangkan bahwa berdasarkan asumsi
tabungannya kepada bank lain yang nasabah bank syariah belum terbiasa
mempunyai tingkat bagi hasil yang tinggi. menerima kondisi berbagi hasil dan
Hal ini dapat disimpulkan apabila NPF naik berbagi risiko, maka bank syariah di
maka tingkat bagi hasil yang diberikan ke Indonesia menggunakan sistem revenue
nasabah akan mengalami penurunan. sharing. Revenue sharing diperoleh melalui
Hubungan antara Financing to Deposit bagi hasil yang didistribusikan dihitung dari
Ratio (FDR) terhadap Tingkat Bagi Hasil total pendapatan bank sebelum dikurangi
Nasabah pada Tabungan Mudharabah dengan biaya bank syariah. Hal ini
Kondisi internal bank syariah didukung oleh pernyataan Muhamad
bergantung kepada dana pihak ketiga. (2004 : 98) bahwa bank yang
Dana pihak ketiga merupakan salah satu menggunakan sistem revenue sharing
faktor untuk menentukan bagi hasil memiliki tingkat bagi hasil yang diterima
(Antonio, 2001 : 139). Salah satu ketentuan oleh pemilik dana akan lebih besar
yang dipakai untuk menentukan daripada tingkat suku bunga pasar yang
perolehan jumlah dana pihak ketiga berlaku. Antonio (2001 : 145) juga
adalah dengan FDR (Financing to Deposit menjelaskan bahwa besar kecilnya bagi
Ratio). FDR adalah ratio antara dana hasil yang diperoleh dalam kontrak
yang ditempatkan pada pembiayaan mudharabah salah satunya adalah
dibandingkan dengan dana yang bergantung kepada pendapatan bank
dihimpun dari masyarakat atau dana syariah.
pihak ketiga. Menurut Vustany (2006) Hubungan Antara BI rate terhadap Tingkat
menjelaskan bahwa dana untuk Bagi Hasil Nasabah pada Tabungan
pembiayaan yang akan disalurkan Mudharabah
sebanding dengan jumlah dana pihak Menurut Bank Indonesia
ketiga. Pertumbuhan dana pihak ketiga pengertian dari BI rate adalah suku bunga
yang tinggi memberikan bagi hasil yang kebijakan yang mencerminkan sikap atau

586
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015

stance kebijakan moneter yang Sumber: Penelitian, 2015


ditetapkan oleh bank Indonesia dan Gambar 1.
Model Analisis secara Parsial dan Simultan
diumumkan kepada publik. Menurut
Vustany (2006) bahwa variabel BI rate
Persamaan regresi linear berganda dalam
mempunyai pengaruh terhadap iklim
penelitian ini sebagai berikut :
investasi yang berpengaruh kepada
Y = a + b1X1 + b1X2 + b1 X3+ b1 X4 + €
perolehan bagi hasil nasabah. Apabila BI
Keterarangan :
rate turun, maka tingkat bagi hasil
Y = Tingkat bagi hasil nasabah
mengalami kenaikan.
a = Konstanta
Hipotesis
b1 = Koefisien regresi
Berdasarkan teori dan konsep
X1 = Non Performing Financing (FDR)
dalam rumusan masalah, tujuan, dan
X2 = Financing to Deposit Ratio (FDR)
landasan teori, maka hipotesis dalam
X3 = Total pendapatan
penelitian dirumuskan sebagai berikut :
X4 = BI Rate
1. Non Performing Financing (NPF),
€ = error
Financing to Deposit Ratio (FDR) dan
III. METODE PENELITIAN
Total Pendapatan, dan BI Rate secara
Pendekatan Penelitian
parsial berpengaruh terhadap Tingkat
Penelitian ini menggunakan pendekatan
Bagi Hasil Tabungan Mudharabah
kuantitatif dengan menggunakan
Industri Perbankan Syariah di
hubungan kausal atau mempunyai
Indonesia periode 2011-2014.
hubungan sebab akibat dan bebas nilai.
2. Non Performing Financing (NPF),
Identifikasi Variabel Penelitian
Financing to Deposit Ratio (FDR) dan
1. Variabel Bebas atau Independent
Total Pendapatan, dan BI Rate secara
Variable (X)
simultan berpengaruh terhadap
X1 = Non Performing Financing (NPF)
Tingkat Bagi Hasil Tabungan
X2 = Financing to Deposit Ratio (FDR)
Mudharabah Industri Perbankan
X3 = Total Pendapatan
Syariah di Indonesia periode 2011-
X4 = BI rate
2014.
2. Variabel Bergantung atau Dependent
Model Analisis
Variable
Model analisis adalah sebagai berikut :
Y = Tingkat bagi hasil tabungan
Non Performing Tingkat mudharabah
Financing (NPF) Bagi
Hasil Definisi Operasional Variabel
Financing to
Tabun
Deposit Ratio Definisi operasional variabel-variabel
gan
Mudha yang digunakan dalam penelitian ini
Total
rabah
adalah :
BI rate

587
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015

1. NPF (Non Performing Financing) (X1) Indonesia. Penelitian ini menggunakan


NPF adalah ratio antara pembiayaan metode pengambilan sampel jenuh.
bermasalah dengan total Sampel jenuh adalah teknik penentuan
pembiayaan yang disalurkan oleh sampel bila semua anggota populasi
bank syariah. NPF dirumuskan sebagai digunakan sebagai sampel.
berikut : Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan data yang
2. FDR (Financing to Deposit Ratio) (X2) bersifat sekunder yang disusun secara
FDR adalah ratio antara dana yang time series dari bulan Januari 2011 sampai
ditempatkan pada pembiaaan dengan bulan Juni 2014. Sumber data
dibandingkan dengan dana yang yang digunakan dalam penelitian ini
dihimpun dari masyarakat atau dana diperoleh dari statistik perbankan syariah
pihak ketiga. FDR dirumuskan sebagai yang diterbitkan oleh Bank Indonesia
berikut : melalui situs resmi Bank Indonesia:
www.bi.go.id.
Teknik Analisis
3. Total Pendapatan (X3)
Penelitian ini menggunakan
Total Pendapatan adalah jumlah
analisis regresi linier berganda (Multiple
seluruh pendapatan perbankan
Linier Regression Analysis).
syariah.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. BI Rate (X4)
Uji Normalitas
BI rate adalah tingkat bunga bank
Normalitas residual dapat
konvensional rata-rata
diketahui dengan cara melihat grafik P – P
5. Tingkat bagi hasil adalah persentase
plot. Jika data menyebar di sekitar garis
pengembalian atas dana nasabah
diagonal dan mengikuti arah garis
yang disalurkan melalui tabungan
diagonal maka model regresi memenuhi
mudharabah.
asumsi normalitas. Berikut adalah gambar
NPF, FDR, total pendapatan, BI rate,
normalitas data :
dan tingkat bagi hasil dihitung dalam
jangka waktu Januari Tahun 2011 sampai
Juni Tahun 2014 yang terdapat dalam
laporan publikasi Bank Umum Syariah
pada website resmi Bank Indonesia.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini
adalah semua Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah yang terdaftar di Bank Sumber: Hasil Uji SPSS, 2015

588
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015

Gambar 2. regresi. Untuk mendeteksi adanya gejala


Grafik Normalitas P-P plot multikolinearitas pada model regresi diuji
Disamping itu normalitas dapat dengan menggunakan Variance Inflation
juga dipastikan dengan menggunakan uji Factor (VIF). Multikolinearitas terjadi
Kolmogorov-Smirnov Test. Tujuannya apabila nilai VIF ≥ 10. hasil pengujian
adalah juga untuk mengetahui data multikolinearitas dalam penelitian ini
berdistribusi normal atau tidak. Data ditunjukkan dalam tabel berikut ini :
dikatakan berdistribusi normal jika Tabel 3.
Hasil Uji Multikolinearitas
signifikansinya lebih dari 0,05.
Variabel VIF Keterangan
Hasil perhitungan di bawah ini
diperoleh nilai Kolmogorov Smirnov test NPF 2,617 Bebas multikol
sebesar 0,949 dengan tingkat signifikansi FDR 1,259 Bebas multikol
sebesar 0,329. Nilai signifikansi ini lebih
Total 1,875 Bebas multikol
besar dari 0,05 yang berarti data Pendapatan
berdistribusi normal. BI rate 2,494 Bebas multikol

Berikut hasil tabel pengujian Sumber : Hasil Uji SPSS, 2015 (diolah)
normalitas data selengkapnya : Berdasarkan tabel diatas diketahui
Tabel 2. bahwa semua variabel bebas yaitu NPF
Uji Normalitas
(X1), FDR (X2), Total Pendapatan (X3), dan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
BI rate (X4) mempunyai nilai VIF < 10. Hal ini
Unstandard dapat disimpulkan bahwa pada model
ized
regresi tidak terjadi Multikolinearitas.
Residual
Uji Heteroskedastisitas
N 42
Pengujian untuk heteroskedastisitas
Normal Mean 0E-7
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
a,,b
Parameters Std. Deviation .73652393
hubungan antar variabel penganggu
Most Extreme Absolute .146 dengan variabel bebasnya. Jika terjadi
Differences Positive .146 gejala homoskedastisitas pada model
Negative -.121 yang digunakan, berarti tidak terjadi
Kolmogorov-Smirnov Z .949 hubungan antara variabel pengganggu
Asymp. Sig. (2-tailed) .329 dengan variabel bebas, sehingga
Sumber: Hasil Uji SPSS, 2015 variabel tergantung benar-benar hanya
Uji Multikolinearitas dijelaskan oleh variabel bebasnya. Uji
Multikolinearitas berarti adanya gejala heterokedastisitas juga dapat
hubungan linear yang sempurna atau diketahui dengan menggunakan scatter
pasti, diantara beberapa atau semua analisis. Jika titik – titik menyebar dan tidak
variabel yang menjelaskan dari model membentuk pola yang khas maka uji

589
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015

regresi tidak terkena asumsi observasi diperoleh nilai du sebesar


heteroskedastis. Berikut hasil selengkapnya 1,7202. Sehingga rentang bebas
: autokorelasi adalah 1,3064 sampai
dengan 2,2798. Sedangkan pada hasil
perhitungan diperoleh nilai 1,757 yang
berarti nilai Durbin Watson masih pada
rentang daerah bebas autokorelasi.
Koefisien Determinasi Berganda dan
Koefisien Korelasi Berganda
Koefisien determinasi menunjukkan
seberapa besar kemampuan variabel
Sumber: Hasil Uji SPSS, 2015
independen terhadap variabel
Gambar 3.
dependen. Bila semakin tinggi nilai R2
Uji Heteroskedastisitas
suatu regresi maka semakin baik.
Gambar diatas dapat dilihat
Berikut hasil tabel mengenai koefisien
bahwa titik – titik menyebar tidak
determinasi berganda :
membentuk pola yang khas dengan
Tabel 4.
demikian dapat disimpulkan bahwa Hasil Koefisien Determinasi Berganda
terjadi gejala homokedastis atau tidak
Model Summaryb
terjadi hubungan antara variabel
Std.
penggangu dengan variabel bebas,
Adjust Error of Durbin
sehingga variabel tergantung benar-
M R ed R the -
benar hanya dijelaskan oleh variabel
od Squ Squar Estima Watso
bebas. el R are e te n
Uji Autokorelasi
1 .851 .724 .694 .77531 1.757
Pengujian gejala autokorelasi ini a

digunakan untuk mengetahui ada a. Predictors: (Constant), BI rate,


tidaknya hubungan antar kesalahan FDR, Total Pendapatan, NPF
pengamatan atau error residual. Untuk b. Dependent Variable: Tingkat bagi
mengetahui ada tidaknya autokorelasi ini hasil
Sumber: Hasil Uji SPSS, 2015
digunakan uji Durbin Watson. Tabel
menunjukkan nilai Durbin Watson Pada Tabel 4. dapat dilihat bahwa

diperoleh nilai 1,757. Pengujian dikatakan nilai R2 atau koefisien determinasi adalah

bebas autokorelasi jika berada pada sebesar 0,724, hal ini berarti bahwa

rentang du sampai 4 – du pada tabel perubahan variabel Tingkat Bagi Hasil

Durbin Watson dengan jumlah variabel Tabungan Mudharabah (Y) yang

bebas = 4, dengan n sebesar 42. Pada disebabkan oleh adanya NPF (X1), FDR

tingkat kesalahan 0,05 dengan besar (X2), Total pendapatan (X3), BI rate (X4)

590
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015

adalah sebesar 0,724 atau 72,4 % menunjukkan bahwa nilai uji F adalah
sedangkan sisanya sebesar 0,276 atau sebesar 24,251 dengan tingkat signifikansi
27,6 % dipengaruhi oleh variabel lain diluar 0,000. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari
variabel bebas yang digunakan dalam 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
penelitian. Nilai koefisien determinasi variabel NPF (X1), FDR (X2), Total
antara 0-1. Semakin mendekati 1 (100%) Pendapatan (X3), BI rate (X4) secara
artinya model sangat baik karena semua bersama-sama berpengaruh secara
keragaman variabel independen dapat signifikan terhadap Tingkat Bagi Hasil
menjelaskan variabel dependen (Indriani, Tabungan Mudharabah. Yang berarti
2008 : 97). Jadi dapat disimpulkan bahwa menerima H1 dan menolak Ho. Setelah
penelitian ini sangat baik karena variabel dilakukan pengujian dengan
NPF (X1), FDR (X2), Total Pendapatan (X3), menggunakan uji F maka langkah
BI rate (X4) dapat menjelaskan variabel selanjutnya melakukan pengujian dengan
Tingkat Bagi Hasil Tabungan Mudharabah uji t, karena apabila ada pengaruh secara
(Y). bersama – sama maka sekurang –
Disamping diketahui nilai koefisien kurangnya ada 1 variabel yang
determinasi (R2) juga diperoleh nilai berpengaruh parsial. Uji T atau t-hitung
koefisien korelasi (R). Pada tabel didapat dari persamaan sebagai berikut :
menunjukkan nilai R atau koefisien korelasi
adalah sebesar 0,851, hal ini berarti
bahwa NPF (X1), FDR (X2), Total Koefisien regresi adalah koefisien
Pendapatan (X3), BI rate (X4) secara yang menunjukkan kemiringan atau
bersama-sama berhubungan sangat kuat signifikansi suatu persamaan, sedangkan
dengan Tingkat Bagi Hasil Tabungan standar error adalah nilai standar deviasi
Mudharabah (Y) dengan nilai koefisien error dimana error adalah nilai duga
sebesar 0,851. Nilai R merupakan multiple dikurangi dengan nilai sebenarnya.
coefficient correlation. Nilai R berkisar Untuk mengetahui apakah hasil
antara -1 sampai 1. Jika nilai R semakin pengujian secara parsial terdapat
mendekati -1 atau 1 menunjukkan pengaruh secara signifikan, digunakan
hubungan semakin kuat, jika nilai R aturan pembacaan sebagai berikut :
mendekati 0 menunjukkan hubungan 1. Jika signifikansi uji t lebih kecil atau
semakin lemah (Indriani, 2008 : 97). sama dengan 0,05 maka dapat
Pengujian Hipotesis disimpulkan bahwa NPF (X1), FDR
Untuk melakukan pengujian (X2), Total Pendapatan (X3), BI rate
pengaruh variabel bebas secara (X4) secara parsial berpengaruh
bersama-sama dengan menggunakan secara signifikan terhadap Tingkat
teknik statistik uji-F. Hasil pengujian Bagi Hasil Tabungan Mudharabah.

591
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015

2. Jika signifikansi uji t lebih besar dari penelitian ini, ridak ditemukan data yang
0,05 maka dapat disimpulkan bias. Uji normalitas menunjukkan bahwa
bahwa NPF (X1), FDR (X2), Total variabel-variabel dalam penelitian
Pendapatan (X3), BI rate (X4) secara mempunyai distribusi normal. Uji
parsial berpengaruh secara multikolinearitas yang dilakukan tidak ada
signifikan terhadap Tingkat Bagi Hasil hubungan antara masing-masing variabel,
Tabungan Mudharabah. hal ini membuktikan bahwa bebas dari
Adapun hasil dari Uji T adalah multikolineritas. Pada uji autokorelasi, nilai
sebagai berikut : durbin watson berada diatas nilai du
Tabel 5. sehingga menunjukkan bebas dari
Hasil Uji T
autokorelasi positif maupun negatif atau
Variabel t-hitung Signifikan
tidak ada korelasi antar variabel. Uji
Terikat
heterokedastisitas tidak terdapat
Konstanta -2,914 0,006
hubungan antar variabel dependen dan
NPF -3,299 0,002 variabel independen, sehingga bebas
FDR 1,314 0,197 dari heterokedastisitas.
Total -1,037 0,306 Berdasarkan hasil uji statistik dapat
Pendapatan diperoleh persamaan regresi linear
BI rate 7,811 0,000 berganda untuk periode 2011-2014,
Sumber : hasil uji SPSS, 2015 (diolah) adalah sebagai berikut :
Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa Y = -8,981 – 1,567 X1 + 0,038 X2 – 2,2727E-
variabel NPF dan BI rate menghasilkan 005 X3 + 2,150 X4
tingkat signifikansi kurang dari 5% dengan Dari persamaan di atas dapat
demikian dapat disimpulkan bahwa NPF diketahui bahwa setiap kenaikan satu
(X1) dan BI rate (X4) berpengaruh signifikan satuan NPF (X1) maka tingkat bagi hasil
secara parsial terhadap Tingkat Bagi Hasil tabungan mudharabah akan turun
Tabungan Mudharabah (Y). Sedangkan sebesar 1,567. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel FDR (X2) dan Total Pendapatan dengan semakin meningkatnya NPF maka
(X3) menghasilkan tingkat signifikansi lebih akan menurunkan tingkat bagi hasil
dari 5%. Dengan demikian, dapat tabungan mudharabah. Setiap kenaikan
disimpulkan bahwa FDR (X2) dan Total satu satuan FDR (X2) maka tingkat bagi
Pendapatan (X3) secara parsial tidak hasil tabungan mudharabah akan naik
berpengaruh signifikan terhadap Tingkat sebesar 0,038. Hal ini menunjukkan bahwa
Bagi Hasil Tabungan Mudharabah (Y). dengan semakin meningkatnya FDR maka
Pembahasan tingkat bagi hasil tabungan mudharabah
Menurut pengujian asumsi klasik mengalami kenaikan. Setiap kenaikan
yang dilakukan pada variabel-variabel satu satuan Total Pendapatan (X3) maka

592
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015

tingkat bagi hasil tabungan mudharabah pencadangan, yaitu PPAP (Penyisihan


akan turun sebesar 2,272E-005. Hal ini Penghapusan Aktiva Produktif),
menunjukkan bahwa dengan semakin sedangkan dari segi nasional, mengurangi
meningkatnya total pendapatan maka kontribusinya terhadap pembangunan
akan menurunkan tingkat bagi hasil dan pertumbuhan ekonomi.
tabungan mudharabah. Setiap kenaikan Secara teori bahwa Non
satu satuan BI rate (X4) maka tingkat bagi performing financing (NPF) akan
hasil tabungan mudharabah akan naik berdampak pada menurunnya tingkat
sebesar 2,150. Hal ini menunjukkan bahwa bagi hasil yang dibagikan pada pemilik
dengan semakin meningkatnya BI rate dana. Hal ini sejalan dengan penelitian ini.
maka tingkat bagi hasil tabungan Penelitian ini menerangkan bahwa setiap
mudharabah mengalami kenaikan. kenaikan satu satuan NPF (X1) maka
Pengaruh NPF secara Parsial Terhadap tingkat bagi hasil tabungan mudharabah
Tingkat Bagi Hasil Tabungan Mudharabah akan turun sebesar 1,567. Hal ini
Nilai uji t variabel NPF adalah menunjukkan bahwa dengan semakin
sebesar -3,299 dengan tingkat signifikansi meningkatnya NPF maka menurunkan
0,002. Nilai signifikansi uji t ini lebih kecil dari tingkat bagi hasil tabungan mudharabah.
0,05. Oleh karena signifikansi dibawah 0,05 Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin
maka dapat disimpulkan bahwa NPF meningkatnya NPF maka akan
berpengaruh signifikan negatif terhadap menurunkan tingkat bagi hasil tabungan
tingkat bagi hasil tabungan mudharabah, mudharabah. Hal ini dikarenakan NPF
sehingga Ho ditolak. menurunkan pendapatan bank syariah
Menurut Djamil (2014 : 66) bahwa sehingga tingkat bagi hasil tabungan
dalam statistik perbankan syariah yang mudharabah mengalami penurunan.
diterbitkan oleh Direktorat Perbankan Pengaruh FDR secara Parsial Terhadap
Syariah Bank di Indonesia dapat dijumapi Tingkat Bagi Hasil Tabungan Mudharabah
istilah Non Performing Financing (NPF) Nilai uji t variabel FDR adalah
yang diartikan sebagai pembiayaan non sebesar 1,314 dengan tingkat signifikansi
lancar mulai dari kurang lancar sampai 0,197. Nilai signifikansi uji t ini lebih besar
macet. Pembiayaan bermasalah tersebut, dari 0,05. Oleh karena signifikansi diatas
jika ditinjau dari segi produktivitasnya 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa FDR
berkaitan dengan kemampuan berpengaruh tidak signifikan terhadap
menghasilkan pendapatan bagi bank, tingkat bagi hasil tabungan mudharabah,
sudah berkurang atau menurun dan sehingga Ho diterima.
bahkan mungkin tidak ada lagi. bahkan Kondisi internal bank syariah
dari segi bank, sudah tentu mengurangi bergantung kepada dana pihak ketiga.
pendapatan, memperbesar biaya Dana pihak ketiga merupakan salah satu

593
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015

faktor untuk menentukan bagi hasil terhadap tingkat bagi hasil tabungan
(Antonio, 2001 : 139). Salah satu ketentuan mudharabah, sehingga Ho diterima.
yang dipakai untuk menentukan Total pendapatan bank terdiri dari
perolehan jumlah dana pihak ketiga pendapatan operasional, pendapatan
adalah dengan FDR (Financing to Deposit operasi utama bank syariah, pendapatan
Ratio). FDR adalah rasio pembiayaan operasional lainnya, pendapatan non
yang diberikan kepada pihak ketiga operasional, dan bagi hasil investasi tidak
dalam rupiah maupun valuta asing. terikat. Dana yang diperoleh bank syariah
Dalam penelitian ini FDR dikatakan dialokasikan untuk menghasilkan
tidak signifikan, artinya bahwa dalam pendapatan kemudian didistribusikan
menentukan tingkat bagi hasil tabungan kepada para nasabah.
mudharabah, FDR tidak menjadi acuan Dalam penelitian ini total
dalam menentukan tingkat bagi hasil pendaptan dikatakan tidak signifikan,
tabungan mudharabah. Hal ini artinya bahwa dalam menentukan tingkat
dikarenakan bahwa variabel FDR tidak bagi hasil tabungan mudharabah, total
bisa diprediksi untuk menentukan tingkat pendapatan tidak menjadi acuan dalam
bagi hasil tabungan mudharabah dan menentukan tingkat bagi hasil tabungan
terdapat faktor penganggu lainnya yang mudharabah. Hal ini dikarenakan data
mempengaruhi variabel FDR. Salah total pendapatan yang diambil dari
satunya adalah faktor manajemen laporan perbankan syariah bersifat akrual
pembiayaan bank syariah. Manajemen bukan cash basis . Menurut Wiroso (2011 :
pembiayaan bank syariah berperan pada 24) menyatakan bahwa asumsi dasar dari
bank syariah untuk menyediakan dana akrual yang dipergunakan dalam
guna membiayai kebutuhan nasabah penyusunan laporan keuangan syariah,
yang memerlukan dan layak sedangkan pendapatan yang
memperolehnya (Arifin, 2009 : 233). dipergunakan sebagai dasar perhitungan
Pengaruh Total Pendapatan secara Parsial pembagian hasil usaha kepada pemilik
Terhadap Tingkat Bagi Hasil Tabungan modal mudharabah adalah pendapatan
Mudharabah yang nyata-nyata diterima (cash basis).
Nilai uji t variabel total Tujuannya untuk memberikan informasi
pendapatan adalah sebesar -1,037 yang lengkap kepada pengguna laporan
dengan tingkat signifikansi 0,306. Nilai keuangan dalam melakukan analisa yang
signifikansi uji t ini lebih besar dari 0,05. dilakukan oleh Lembaga Keuangan
Oleh karena signifikansi diatas 0,05 maka Syariah dan kebutuhan analisa laporan
dapat disimpulkan bahwa total keuangan lainnya.
pendapatan berpengaruh tidak signifikan Pengaruh BI rate secara Parsial Terhadap
Tingkat Bagi Hasil Tabungan Mudharabah

594
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015

Nilai uji t variabel BI rate adalah ekuitas dari investor pemegang saham
sebesar 6,916 dengan tingkat signifikansi dapat ditarik kemudian untuk meratakan
0,000. Nilai signifikansi uji t ini lebih kecil dari tingkat bagi hasil ketika tingkat bagi hasil
0,05. Oleh karena signifikansi dibawah 0,05 dari sebuah investasi turun dan ketika
maka dapat disimpulkan bahwa BI rate akumulasi PER tidak mencukupi dalam
berpengaruh signifikan terhadap tingkat memberikan tingkat bagi hasil yang sama
bagi hasil tabungan mudharabah, dengan suku bunga pasar, bank syariah
sehingga Ho ditolak. dapat memberikan porsi pendapatan
Menurut Bank Indonesia bank syariah kepada nasabah.
pengertian dari BI Rate adalah suku Pengaruh NPF, FDR, Total Pendapatan, dan
bunga kebijakan yang mencerminkan BI rate Secara Simultan Terhadap Tingkat
sikap atau stance kebijakan moneter Bagi Hasil Tabungan Mudharabah
yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan Berdasarkan pada hasil uji F, dapat
diumumkan kepada publik. Penelitian ini diketahui bahwa NPF, FDR, Total
signifikan positif karena adanya motivasi Pendapatan, dan Bi rate secara simultan
manajemen bank syariah dengan cara menghasilikan positif signifikan dengan
menghindari risiko di perbankan syariah. tingkat signifikan lebih kecil dari 5% yaitu
Risiko yang dihindari bank syariah adalah sebesar 0,000 yang berarti bahwa NPF,
displaced commercial risk. Displaced FDR, Total Pendapatan, dan Bi rate
commercial risk merupakan transfer risiko memiliki pengaruh terhadap tingkat bagi
yang berhubungan dengan pemegang hasil tabungan mudharabah. artinya
saham (Usman, 2012 : 296). Wahyudi bahwa keempat variabel independen
(2012) menjelaskan bahwa dengan tersebut dapat digunakan untuk
adanya displaced commercial risk maka menjelaskan prediksi untuk menentukan
bank syariah mempunyai kemampuan tingkat bagi hasil tabungan mudharabah
untuk mengenali karaeristik pemilik dana bank syariah secara bersama-sama. Hal
dan mengukur sensitivitasnya terhadap ini sesuai dengan pernyataan dan hasil
return perbankan konvensional. Hal ini penelitian yang dilakukan oleh Shiddiq
mengakibatkan adanya standar praktik (2009) bahwa tingkat bagi hasil
yang dikembangkan untuk menghindari dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
penarikan dana tersebut. Saah satunya eksternal yang dijelaskan oleh NPF, FDR,
dengan menggunakan profit equalization dan total pendapatan untuk faktor
reserve (PER). Pemberlakuan PER, bank internal dan BI rate untuk faktor eksternal.
syariah dapat menjaga pembayaran V. SIMPULAN
kepada investor kepada investor tetap Simpulan
berada pada level pasar. PER yang
diakumulasikan tersebut sebenarnya

595
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015

Berdasarkan hasil analisis dan Investor atau calon investor


pengujian hipotesis, maka dapat diambil disarankan untuk mengamati
kesimpulan sebagai berikut : perkembangan kinerja internal
1. Non Performing Financing (NPF) (X1) perbankan syariah di Indonesia
dan BI rate (X4) secara parsial terutama NPF dan mengikuti
berpengaruh signifikan terhadap perkembangan keadaan makro
tingkat bagi hasil tabungan ekonomi terutama BI rate karena
mudharabah, sedangkan Financing berpengaruh terhadap tingkat bagi
to Deposit Ratio (FDR) (X2) dan Total hasil tabungan mudharabah
Pendapatan (X3) secara parsial tidak perbankan syariah di Indonesia.
berpengaruh signifikan terhadap 2. Untuk Penelitian Selanjutnya
tingkat bagi hasil tabungan Selain Non Performing Financing
mudharabah. (NPF), Financing to Deposit Ratio
2. Non Performing Financing (NPF), (FDR), Total Pendapatan, dan BI rate
Financing to Deposit Ratio (FDR), Total masih banyak lagi variabel lain yang
Pendapatan, dan BI rate secara bisa diteliti untuk menilai variabel lain
simultan berpengaruh signifikan positif yang mempengaruhi tingkat bagi
terhadap tingkat bagi hasil tabungan hasil tabungan mudharabah.
mudharabah dengan tingkat Sehingga perlu dipertimbangkan
signifikansi sebesar 0,000 yang artinya untuk penggunaan variabel lain yang
bahwa keempat variabel tersebut bisa mempengaruhi tingkat bagi hasil
dapat digunakan untuk menjelaskan tabungan mudharabah perbankan
prediksi untuk menentukan tingkat syariah di Indonesia.
bagi hasil tabungan mudharabah
secara bersama-sama.
Berdasarkan pernyataan tersebut DAFTAR PUSTAKA
disimpulkan bahwa secara keseluruhan Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank
variabel yang mempengaruhi tingkat bagi Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta :
hasil tabungan mudharabah industri Gema Insani
perbankan syariah di Indonesia periode Arifin, Zainul. 2009. Dasar-dasar
2011-2014 adalah variabel Non Performing Manajemen Bank Syariah. Jakarta :
Financing (NPF) dan BI rate. Azkia Publisher
Saran Bank Indonesia. 2014. Moneter : BI rate,
Berdasarkan kesimpulan di atas, Januari 2011-Juni 2014. (Online),
saran yang dapat disampaikan dalam (http://www.bi.go.id/id/moneter/bi-
penelitian ini adalah : rate/data/Default.aspx, diakses
1. Untuk Masyarakat tanggal 31 Agustus 2014)

596
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015

_______________. 2014. Statistik Perbankan Usman, Rachmadi. 2012. Aspek Hukum


Syariah, Januari 2011-Juni 2014. perbankan Syariah di Indonesia.
(Online), Jakarta : Sinar Grafika
(http://www.bi.go.id/id/statistik/perb Vustany, Roci Octaviano. 2006. “Faktor-
ankan/syariah/Default.aspx, diakses faktor yang Mempengaruhi
tanggal 31 Agustus 2014) Pemberian Bagi Hasil Nasabah (Studi
Departemen Agama,RI. 2010. Al-Quran Kasus di Bank Muamalat Indonesia)”
Tajwid dan Terjermahan. Jawa Barat : dalam Tesis. Jakarta : Universitas
CV Penerbit Diponegoro Indonesia
Djamil, Faturrahman. 2014. Penyelesaian Wahyudi, Hidayat. 2012. Profit Equalization
Pembiayaan Bermasalah di bank Reserve (PER) dan Investment Risk
Syariah. Jakarta : Sinar Grafika Riserve (IRR) dan (Idealisme) Ber
Machmud,Amir dan Rukmana. 2010. Bank Bank Syariah. (artikel Online),
Syariah Teori, Kebijakan, dan Studi (http://ekonomi.kompasiana.com/bi
Empiris di Indonesia. Jakarta : snis/2012/04/13/profit-equalization-
Erlangga reserve-per-dan-investment-risk-
Mawardi, Nasrah. 2005. “Faktor-faktor reserve-irr-dan-idealisme-ber-bank-
yang Mempengaruhi Penetapan syariah-454257.html diakses 29
Retun Bagi Hasil Deposito desember 2014)
Mudharabah Mutlaqah Studi Kasus Wiroso. 2005. Penghimpunan Dana dan
pada Unit Usaha Syariah Bank X” Distribusi hasil Usaha Bank Syariah.
dalam Tesis. Jakarta : Universitas Jakarta : Grasindo
Indonesia _______. 2011. Akuntansi Transaksi Syariah.
Muhamad. 2004. Teknik Perhitungan Bagi Jakarta : Ikatan Akuntan Indonesia.
Hasil dan Pricing di Bank Syariah.
Yogyakarta : UII Press
Shiddiq, Abu Bakar. 2009. “Pengaruh
Jumalh Pendapatan, Penyaluran,
Tabungan, Nisbah, dan BI Rate
Terhadap Tingkat Imbal Bagi Hasil
Nasabah dengan Skim Mudharabah
(Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat
Indonesia)” dalam Skripsi. Jakarta :
UIN Syarif Hidayatullah
Sudarsono,Heri. 2008. Bank dan Lembaga
Keuangan Syariah Deskripsi dan
Ilustrasi. Yogyakarta : EKONISIA

597

You might also like