You are on page 1of 9

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM

KONVENSIONAL DAN BANK UMUM SYARIAH BERDASARKAN RASIO


KEUANGAN BANK
(Studi pada Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah yang Terdaftar dan
Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Periode 2013 – 2016)
Duwi Hardianti
Muhammad Saifi
Fakultas Ilmu Administrasi
Univеrsitas Brawijaya
Malang
E-mail: duwihardianti@gmail.com

ABSTRACT
This research attempts to determine the comparison of financial performance of Conventional Banks and
Islamic Banks based on financial ratio of Conventional Commercial Banks and Islamic Commercial Banks
registered and supervised by the Financial Services Authority (OJK) period 2013-2016. Descriptive research
with quantitative approach was used in this research by employing purposive sampling as a sampling method.
The sampling consisted of 10 Conventional Commercial Banks and 10 Islamic Commercial Banks. The data
collection techniques used was documentation method toward the process secondary data collection in the
form of annual financial statements (annual report) during the period 2013 to 2016 which has been published
by OJK website and website of each bank concerned. The analysis techniques used in this research were
descriptive statistical analysis and independent sample t-test. The ratio used were the ratio of Loan to Deposit
Ratio / Financing to Deposit Ratio (LDR/FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Assets (ROA),
Return on Equity (ROE), Operational Cost to Operating Income (BOPO), and Non Performing Loan / Non
Performing Financing (NPL/NPF).

Kеywords: Financial Performance, Conventional Commercial Banks, Islamic Commercial Banks based,
Bank Financial Ratio

АBSTRАK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan Bank Konvensional dan Bank
Syariah berdasarkan rasio keuangan bank pada Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah yang
terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2013 – 2016.Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.Metode yang digunakan dalam pengambilan
sampel adalah metode purposive sampling, sehingga diperoleh 10 Bank Umum Konvensional dan 10 Bank
Umum Syariah.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui metode dokumentasi yaitu
pengumpulan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan (annual report) selama periode 2013 – 2016
yang telah dipublikasikan oleh website OJK dan website masing-masing bank yang bersangkutan.Teknik
analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif dan uji independent sample t-
test.Rasio yang digunakan pada penelitian ini terdapat rasio Loan to Deposit Ratio/Financing to Deposit Ratio
(LDR/FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Non Performing Loan/Non Performing
Financing (NPL/NPF).

Kаtа Kunci:Kinerja Keuangan Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, Rasio Keuangan
Bank

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 60 No. 2 Juli 2018| 10


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PЕNDAHULUAN Pertumbuhan bank umum syariah di Indonesia
Menurut Kasmir (2014:32), mayoritas bank terus meningkat setiap tahunnya.Hal tersebut
yang berkembang di Indonesia adalah bank yang ditandai dengan mulai banyak bank konvensional
berorientasi dengan prinsip konvensional. Undang- yang melakukan konversi dari bank konvensional
Undang Nomor 21 Tahun 2008 menjelaskan bahwa ke bank syariah, contohnya adalah Bank Syariah
bank dengan prinsip konvensional adalah bank Mandiri yang pada awalnya adalah bank
yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional (Danupranata, 2013:34).
konvensional yang kegiatannya memberikan jasa Perkembangan jaringan kantor Bank Umum
dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum Konvensional pada triwulan II 2017 meningkat
konvensional dalam menjalankan kegiatannya sebanyak 756 jaringan kantor yaitu menjadi
menggunakan dua metode yaitu menetapkan bunga 136.700 jaringan kantor, sebelumnya pada triwulan
sebagai harga jual dan harga beli atas produknya I 2017 hanya terdapat 135.944 jaringan kantor.
atau biasa dikenal dengan istilah spread based, dan Pada triwulan II 2017, jaringan kantor Bank Umum
menggunakan atau menerapkan biaya-biaya dalam Syariah bertambah sebanyak 114 jaringan kantor
jasa-jasa lainnya yang dikenal dengan istilah fee yaitu menjadi 9.929 kantor. Sebelumnya pada
based(Kasmir, 2014:33). Menurut Marbelanty triwulan I 2017 jaringan kantor Bank Umum
(2015), perbankan konvensional mengalami Syariah hanya terdapat 9.815 kantor
negative spread yaitu memiliki kewajiban untuk (www.ojk.go.id).
membayar bunga kepada nasabahnya pada segala Jumlah bank umum syariah memang tidak
kondisi sehingga menjadi beban yang selalu sebanyak bank umum konvensional, namun
melekat bagi bank tersebut. perkembangan bank umum syariah masih terus
Seiring dengan berjalannya waktu, mulailah meningkat. Pada dasarnya bank umum syariah
muncul bank dengan prinsip syariah, yaitu bank memiliki fungsi yang sama seperti bank umum
yang kegiatan usahanya berlandaskan prinsip konvensional, yaitu sebagai lembaga intermediasi
syariah atau hukum-hukum Islam.Bank syariah atau perantara dalam lalu lintas pembayaran.
adalah bank yang dalam aktivitasnya baik Menurut Fahmi (2015:180), perbedaan pandangan
penghimpunan dana maupun dalam rangka yang begitu jelas dalam memahami persoalan bank
penyaluran dananya memberikan dan mengenakan umum konvensional dan bank umum syariah yaitu
imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli pada persoalan bunga (interest), artinya bank
dan bagi hasil (Budisantoso dan Nuritmo, umum konvensional menerapkan sistem bunga
2014:207). Bank syariah di Indonesia terbentuk sebagai imbal hasilnya sedangkan bank umum
untuk memfasilitasi keinginan dan kebutuhan syariah menerapkan prinsip bagi hasil.
masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Sistem yang diterapkan oleh bank umum
muslim, sehingga mereka dapat menggunakan jasa konvensional adalah sistem bunga atau riba yang
dan produk perbankan tanpa takut melanggar biasa disebut dalam istilah Islam.Sistem bunga
larangan dari ajaran Islam (Marbelanty, 2015). yang diterapkan oleh bank umum konvensional
Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan oleh berupa penetapan bunga simpanan dan bunga
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, jumlah pinjaman. Menurut Fahmi (2015:32), selisih antara
masyarakat Indonesia yang memeluk agama Islam besarnya bunga yang dikenakan kepada para
sebanyak 207.176.162 orang atau sebesar 87,18% peminjam dana dengan imbalan bunga yang
dari seluruh jumlah penduduk di Indonesia diberikan kepada nasabah penyimpan merupakan
(www.tumoutounews.com). sumber keuntungan terbesar, sehingga pendapatan
Bank syariah menurut jenisnya terdiri atas tersebut dapat mempengaruhi kinerja keuangan.
Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah Ismail (2011:34) menyatakan bahwa bank umum
(UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah syariah merupakan bank yang dalam sistem
(BPRS). Menurut Ismail (2011:33), bank umum operasionalnya tidak menggunakan sistem bunga
syariah adalah bank yang berdiri sendiri sesuai akan tetapi prinsip dasar sesuai dengan syariah
dengan aktanya dan bukan bagian dari bank Islam. Pengganti dari sistem bunga yang
konvensional sedangkan unit usaha syariah masih diterapkan oleh bank umum syariah adalah sistem
berada di bawah pengelolaan bank konvensional. bagi hasil.Alasan bank umum syariah tidak
Contoh dari Bank Umum Syariah (BUS) adalah menerapkan sistem bunga atau riba menurut
Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah dan Marbelanty (2015), adalah karena menurut ajaran
Bank BCA Syariah, sedangkan contoh dari Unit Islam riba dapat membuat salah satu pihak merasa
Usaha Syariah (UUS) adalah Bank Permata dirugikan dan dapat menguntungkan pihak lainnya.
Syariah, BII Syariah dan Bank Danamon Syariah.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 60 No.2 Juli 2018| 11
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Sistem bagi hasil yang dimaksud adalah ketika permodalan yag digunakan adalah Capital
kegiatan usaha menghasilkan keuntungan, maka Adequacy Ratio (CAR). Rasio rentabilitas dapat
keuntungan tersebut akan dibagi dua, dan apabila mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas
kegiatan usahanya mengalami kerugian maka yang dicapai oleh bank yang bersangkutan
kerugiannya akan ditanggung bersama (Ascarya, (Kasmir, 2016:234). Rasio yang digunakan adalah
2015:26). Hasil atau jumlah dari keuntungan dan Return on Assets (ROA) dan Return on Equity
kerugian yang didapat adalah sesuai dengan (ROE) Menurut Jumingan (2011:243), rasio
perjanjian yang telah disepakati.Maka semakin efisiensi merupakan rasio yang digunakan untuk
tinggi keuntungan yang didapat maka semakin mengetahui kinerja manajemen bank dalam
tinggi pula jumlah bagi hasil yang didapat menggunakan semua asset secara efisien.
begitupun dengan sebaliknya.Menurut Jahja dan Rasio efesiensi yang digunakan adalah Beban
Iqbal (2012), sistem bagi hasil yang diterapkan Operasional terhadap Pendapatan Operasional
oleh bank umum syariah mampu membuat nasabah (BOPO). Berdasarkan SK Direksi BI No.
untuk mengawasi langsung kinerja keuangan bank 314.KEP/DIR rasio kualitas aktiva produktif
berdasarkan bagi hasil yang didapat.Pada bank (KAP) merupakan rasio yang mampu mengukur
umum konvensional, nasabah tidak dapat menilai penanaman dana bank baik dalam rupiah maupun
kinerja keuangan bank secara langsung apabila valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga,
hanya dilihat dari indikator bunga yang diperoleh. penempatan dana bank dan kontijensi pada
Keuntungan dari bunga sifatnya tetap tanpa transaksi rekening.Rasio yang digunakan adalah
memperhatikan hasil usaha pihak yang dibiayai, Non Performing Loan/Non Performing Financing
sebaliknya keuntungan yang berasal dari bagi hasil (NPL/NPF).Masing-masing rasio tersebut mampu
akan berubah mengikuti hasil usaha pihak yang menunjukkan kekuatan dan kelemahan yang
mendapat dana (Ismail, 2011:22). dimiliki oleh bank.
Penilaian kinerja keuangan bank dapat dilihat Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia
berdasarkan laporan keuangan bank.Maka dari itu (www.ojk.go.id) diketahui bahwa selama periode
laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk 2013 – 2016, pada rasio LDR/FDR bank umum
menggambarkan kondisi keuangannya, sehingga konvensional dan bank umum syariah masih
pihak manajemen bank dapat mengetahui kekuatan mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Namun
dan kelemahan yang dimilikinya.Laporan apabila ditinjau dari mean (rata-rata), LDR/FDR
keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, bank umum kovensional dan bank umum syariah
laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan sudah memenuhi standar yang ada, karena menurut
laporan catatan atas laporan keuangan. Menurut BI standar LDR/FDR adalah sebesar 78%-92%.
Kasmir (2016:66), agar laporan keuangan menjadi Pada rasio CAR, kedua bank tersebut mengalami
lebih berarti, sehingga dapat dipahami dan peningkatan setiap tahunnya tetapi pada tahun
dimengerti oleh berbagai pihak perlu dilakukan 2015 bank umum syariah sempat mengalami
analisis laporan keuangan. Pada proses melakukan penurunan. Secara keseluruhan apabila ditinjau
analisis laporan keuangan, bank menggunakan dari mean yang ada, mean bank umum
beberapa rasio keuangan. Rasio keuangan secara konvensional lebih tinggi dari mean bank umum
jangka panjang dapat dijadikan sebagai acuan syariah. Maka pada rasio CAR, kinerja bank umum
dalam menganalisis kondisi kinerja suatu konvensional lebih baik dari bank umum syariah.
perusahaan (Fahmi, 2015:148).Rasio keuangan Pada rasio ROA bank umum konvensional,
yang dipakai bank diantaranya adalah rasio setiap tahunnya terus mengalami penurunan
likuiditas, rasio permodalan, rasio rentabilitas atau sedangkan pada bank umum syariah masih
rasio profitabilitas, rasio efisiensi, dan rasio aktiva mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Apabila
produktif. ditinjau dari mean, kinerja bank umum
Rasio likuiditas menurut Kasmir (2016:221) konvensional lebih baik daripada bank umum
mampu mengukur kemampuan bank dalam syariah karena mean bank umum konvensional
memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat lebih tinggi dari mean bank umum syariah. Rasio
ditagih deposan, semakin besar rasio ini maka BOPO kedua bank masih mengalami fluktuasi
semakin likuid bank tersebut.Rasio likuditas yang setiap tahunnya. Namun ditinjau dari hasil mean
digunakan adalah Loan to Deposit Ratio/Financing yang ada, kinerja bank umum konvensional lebih
to Deposit Ratio (LDR/FDR).Rasio permodalan baik dari bank umum syariah karena mean bank
merupakan ukuran kemampuan bank dalam umum konvensional lebih rendah dari bank umum
mencari sumber dana untuk membiayai syariah. Secara keseluruhan dapat disimpulkan
kegiatannya (Kasmir, 2016:229). Rasio bahwa kinerja keuangan bank umum konvensional
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 60 No.2 Juli 2018| 12
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
lebih baik dari bank umum syariah berdasarkan (Kasmir, 2016:225). Loan to deposit ratio (LDR)
rasio CAR, ROA dan BOPO.Sedangkan pada rasio merupakan rasio yang digunakan oleh bank umum
LDR/FDR kinerja bank umum konvensional dan konvensional, sedangkan financing to deposit ratio
bank umum syariah sama-sama berada di standar (FDR) merupakan rasio yang digunakan oleh bank
yang telah ditentukan. umum syariah.Berdasarkan kententuan Bank
Saat ini mulai banyak didirikan bank dengan Indonesia (BI), standar LDR/FDR adalah sebesar
prinsip syariah, bahkan bank syariah yang 78% - 92%.Semakin tinggi rasio ini maka semakin
didirikan tersebut merupakan hasil dari konversi mengindikasi bahwa semakin rendahnya likuidasi
bank umum kovensional.Beberapa contoh bank bank tersebut (Silviana, 2016). Rumus untuk
umum syariah di Indonesia antara lain Bank menghitung loan to deposit ratio (LDR)adalah
Syariah Mandiri, Bank Syariah Mega, Bank sebagai berikut:
Syariah Bukopin, Bank BCA Syariah dan Bank 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑘𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑛𝑘
𝐿𝐷𝑅 = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎
BRI Syariah (Ismail, 2011:33).Pada penelitian ini
bertujuan untuk membandingkan kinerja keuangan Rumus yang digunakan untuk menghitung
pada bank umum konvensional dan bank umum financing to deposit ratio (FDR) adalah sebagai
syariah. Perbandingan tersebut untuk mengetahui berikut:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑛𝑘
apakah bank umum syariah memiliki kinerja 𝐹𝐷𝑅 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 (𝐷𝑃𝐾)
𝑥 100%

keuangan yang sama atau berbeda dengan bank


umum konvensional, terlebih kedua bank tersebut Capital Adequacy Ratio (CAR)
menggunakan dua metode yang berbeda dalam Capital adequacy ratio merupakan rasio yang
mengambil keuntungan serta untuk mengetahui digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang
kinerja keuangan bank mana yang lebih baik. berguna untuk menutupi kemungkinan kegagalan
dalam pemberian kredit/pembiayaan (Jumingan,
KAJIAN PUSTAKA 2011:243). Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia
Rasio Keuangan Bank (BI), standar CAR adalah minimal sebesar
Jumingan (2011:243) mengungkapkan bahwa 8%.Semakin besar rasio CAR maka mencerminkan
rasio dalam analisis laporan keuangan adalah kemampuan bank yang semakin baik dalam dalam
angka yang menunjukkan hubungan antara unsur menghadapi kemungkinan resiko kerugian
dengan unsur lainnya dalam laporan (Suwandi, 2017). Rumus yang digunakan untuk
keuangan.Setiap rasio keuangan yang dibentuk menghitung capital adequacy ratio sebagai
memiliki tujuan yang ingin dicapai, sehingga tidak berikut:
dijumpai batasan yang jelas dan tegas berapa rasio Modal
𝐶𝐴𝑅 = 𝑥 100%
yang terdapat pada setiap aspek yang dianalisis. Aset Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)
Pada dasarnya rasio yang digunakan pada bank
tidak jauh berbeda dengan rasio keuangan pada Return on Assets (ROA)
perusahaan non bank lainnya.Perbedaan yang Return on assets merupakan rasio yang
terdapat antara rasio bank dan perusahaan non bank digunakan untuk mengukur kemampuan
yaitu terletak pada jenis rasio yang digunakan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan
untuk menilai suatu rasio yang jumlahnya lebih secara keseluruhan (Kasmir, 2010). Berdasarkan
banyak, karena komponen neraca dan laporan laba ketentuan Bank Indonesia (BI), standar ROA
rugi yang dimiliki bank berbeda dengan laporan adalah diatas 1,5%. Semakin tinggi rasio ROA
neraca dan laporan laba rugi milik perusahaan non suatu bank maka semakin besar tingkat keuntungan
bank.Dalam mengelola dananya bank yang diperoleh bank dan semakin baik bank
membutuhkan kepercayaan masyarakat, sehingga tersebut dalam menggunakan asetnya (Ningsih,
risiko yang dihadapi bank jauh lebih besar 2012). Rumus yang digunakan untuk menghitung
ketimbang perusahaan non bank lainnya dan ada return on assets sebagai berikut:
beberapa rasio yang dikhususkan untuk 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 = 𝑥 100%
memperhatikan rasio-rasio tersebut (Kasmir, 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
2016:216).
Loan to Deposit Ratio/Financing to Deposit Ratio Return on Equity (ROE)
(LDR/FDR) Rasio return on equity disebut juga dengan laba
LDR/FDR merupakan rasio yang digunakan atas equity atau rasio total asset turnover atau
untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang perputaran total asset. Rasio ini mengkaji sejauh
diberikan dibandingkan dengan jumlah dana mana suatu perusahaan mempergunakan sumber
masyarakat dan modal sendiri yang digunakan daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 60 No.2 Juli 2018| 13
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
atas ekuitas (Fahmi, 2015:155).Berdasarkan Hipotеsis
ketentuan Bank Indonesia (BI), standar ROE Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja
adalah diatas 12%.Semakin tinggi rasio ROE maka keuangan pada Bank Umum Konvensional dengan
semakin baik bank tersebut dalam menghasilkan Bank Umum Syariah.
laba atas ekuitas yang dimilikinya (Umardani dan
Muchlish, 2017). Adapun rumus return on equity MЕTODE PЕNЕLITIAN
(ROE) adalah: Pеnеlitian ini mеrupakan pеnеlitian
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥 (𝐸𝐴𝑇)
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 = 𝑥 100% deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟𝑠 ′ 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
Pеnеlitian ini dilakukan pada Bank Umum
Konvensionaldan Bank Umum Syariah yang
Beban Operasional terhadap Pendapatan terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
Operasional (BOPO) (OJK). Didapatsampеl 20pеrusahaan Bank
Beban operasional terhadap pendapatan
Koncensional dan 10 Perusahaan Bank Syariah.
operasional merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan
HASIL DAN PЕMBAHASAN
bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya Tabеl 1. Hasil Uji Independent Sample t Test
(LPIP OJK Triwulan II, 2017).Berdasarkan Levene’s Test t-test for Equality of Means
ketentuan Bank Indonesia (BI), standar BOPO for Equality of
Variences
adalah dibawah 92%. Semakin rendah rasio BOPO Rasio Sig.
maka akan menunjukkan tingkat efisiensi suatu F Sig. t df (2-
tailed)
bank tersebut dalam mengendalikan biaya LDR/ Equal 2,280 0,13 -4,550 78 0,000
operasionalnya (Suwandi, 2017). Rumus yang FDR Variences 5
Assumed
digunakan untuk menghitung beban operasional
terhadap pendapatan operasional adalah sebagai Equal -4,550 60,498 0,000
Variences
berikut: not
Total Beban Operasional Assumed
𝐵𝑂𝑃𝑂 = 𝑥 100% CAR Equal 23,535 0,00 -1,890 78 0,063
Total Pendapatan Operasional Variences 0
Assumed

Non Performing Loan/Non Performing Equal -1,890 44,235 0,065


Financing (NPL/NPF) Variences
not
NPL/NPF merupakan rasio yang digunakan Assumed
untuk melihat seberapa besar tingkat ROA Equal 3,922 0,51 3,317 78 0,001
Variences
kredit/pembiayaan bermasalah yang telah Assumed
disalurkan oleh bank. Semakin tinggi nilai rasio ini, Equal 3,317 45,271 0,002
maka semakin menunjukkan bahwa bank tersebut Variences
tidak dalam kondisi yang sehat karena NPL/NPF not
Assumed
yang tinggi akan menyebabkan laba yang diterima ROE Equal 2,187 0,14 5,984 78 0,000
oleh bank akan menurun (Suwandi, 2017). Bank Variences 3
Assumed
Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI)
menetapkan bahwa standar rasio NPL/NPF adalah Equal 5,984 58,397 0,000
Variences
maksimal 5% (Bank Indonesia, 2011). Non not
Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang Assumed
BOPO Equal 3,488 0,66 -4,522 78 0,000
digunakan bank umum konvensional, sedangkan Variences
Non Performing Financing (NPF) merupakan rasio Assumed
Equal
yang digunakan oleh bank umum syariah. Rumus
yang digunakan untuk menghitung non performing Variences -4,522 53,836 0,000
not
loan (NPL) adalah: Assumed
𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ NPL/N Equal 9,469 0,00 -2,655 78 0,10
𝑁𝑜𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑖𝑛𝑔 𝐿𝑜𝑎𝑛 = 𝑥 100% PF Variences 3
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 Assumed
Equal
Rumus yang digunakan untuk mencari non Variences -2,655 40,356 0,11
performing financing (NPF) adalah sebagai not
Assumed
berikut:
𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ Sumbеr: Data diolah, 2018
𝑁𝑜𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑖𝑛𝑔 𝐹𝑖𝑛𝑎𝑛𝑐𝑖𝑛𝑔 = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 60 No.2 Juli 2018| 14


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif c. Return on Assets (ROA)
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, Pada rasio ROA, Bank Umum Konvensional
maka dapat disimpulkan bawah Bank Umum memiliki mean yang tinggi dari Bank Umum
Konvensional memiliki kinerja keuangan yang Syariah, karena menurut teori semakin tinggi rasio
lebih baik dibandingkan Bank Umum Syariah ROA mengindikasikan bahwa semakin tinggi
berdasarkan rasio LDR/FDR, ROA, ROE, BOPO tingkat keuntungan yang diperoleh dan semakin
dan NPL/NPF. Sedangkan Bank Umum Syariah baik bank tersebut dalam menggunakan asetnya
memiliki kinerja keuangan yang lebih baik guna menghasilkan keuntungan. Maka Bank
dibandingkan Bank Umum Konvensional Umum Konvensional memiliki kinerja yang lebih
berdasarkan rasio CAR. baik dalam penggunaan dan pengelolaan aset yang
dimiliki guna menghasilkan keuntungan bagi bank.
a. Loan to Deposit Ratio/Financing to Deposit Ratio Rendahnya rasio ROA pada Bank Umum
(LDR/FDR) Syariah dapat dikarenakan oleh beban operasional
Pada rasio LDR, Bank Umum Konvensional yang digunakan oleh pihak bank lebih tinggi dari
memiliki mean yang sesuai dengan standar dari BI, pendapatan operasional yang diterima oleh pihak
sedangkan mean FDR Bank Umum Syariah berada bank.Sehingga untuk meningkatkan rasio
di atas standar yang ada. Maka Bank Umum ROAnya, Bank Umum Syariah sebaiknya lebih
Konvensional memiliki tingkat likuidasi yang lebih memanfaatkan aset yang dimilikinya dan
baik, sehingga Bank Umum Konvensional mengelola aset-asetnya menjadi laba perusahaan
memiliki kemampuan yang lebih baik dalam yang nantinya mampu meningkatkan pendapatan
memenuhi permintaan kredit yang diajukan oleh operasional perusahaan.
nasabah.
Tingginya rasio FDR pada Bank Umum d. Return on Equity (ROE)
Syariah dapat dikarenakan oleh terlalu tingginya Pada rasio ROE Bank Umum Konvensional
jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh pihak memiliki mean yang lebih tinggi dari Bank Umum
bank, sehingga kemampuan likuiditas Bank Umum Syariah. Menurut teori, semakin tinggi rasio ROE
Syariah menjadi kurang baik. Hal yang dapat maka semakin baik bank tersebut dalam
dilakukan oleh Bank Umum Syariah untuk menghasilkan laba atas ekuitas yang dimiliki dan
meningkatkan tingkat likuidasinya adalah dengan nantinya akan berpengaruh terhadap nilai
menekan penyaluran dana pembiayaan dan lebih perusahaan yang ikut meningkat. Maka Bank
meningkatkan dana pihak ketiganya (DPK). Umum Konvensional memiliki kinerja yang lebih
baik karena kemampuannya dalam mengelola
b. Capital Adequacy Ratio (CAR) modal atau ekuitas yang dimiliki dalam
Pada rasio CAR Bank Umum Syariah memiliki menghasilkan laba bagi bank.
mean yang lebih tinggi dari Bank Umum Rendahnya rasio ROE pada Bank Umum
Konvensional, karena menurut teori semakin besar Syariah dapat disebabkan oleh pihak manajemen
nilai rasio CAR maka mencerminkan kemampuan bank yang kurang efektif dalam menggunakan
bank yang semakin baik dalam menghadapi dana yang berasal dari investor, sehingga
kemungkinan resiko kerugian. Maka Bank Umum keuntungan yang dihasilkan dari modal yang
Syariah memiliki kinerja yang lebih baik dalam dimiliki cenderung kecil.
pengelolaan modal yang dimiliki guna menghadapi
kemungkinan resiko kerugian yang dapat e. Beban Operasional terhadap Pendapatan
diakibatkan oleh adanya kegagalan dalam Operasional (BOPO)
pemberian pembiayaan. Pada rasio BOPO Bank Umum Konvensional
Hal yang dilakukan oleh Bank Umum memiliki mean yang lebih rendah dari Bank Umum
Konvensional dan Bank Umum Syariah untuk Syariah, karena menurut teori semakin rendah rasio
memperkuat atau meningkatkan rasio CAR adalah BOPO mencerminkan semakin efisien bank
dengan menahan laju penyaluran kredit atau tersebut dalam mengendalikan biaya
pembiayaan dan dengan memperbesar laba ditahan operasionalnya. Maka Bank Umum Konvensional
agar permodalannya semakin kuat. Sehingga bank memiliki kinerja yang lebih baik dalam
memiliki cadangan dana guna menanggung resiko menghasilkan laba dengan meningkatkan
kegagalan kredit atau pembiayaan yang dapat pendapatan operasionalnya dan menekan biaya-
terjadi sewaktu-waktu. biaya operasionalnya.
Tingginya rasio BOPO pada Bank Umum
Syariah dapat disebabkan oleh beban operasional
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 60 No.2 Juli 2018| 15
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
yang dikeluarkan lebih besar dari pendapatan NPL/NPF menunjukkan bahwa tidak terdapat
operasional yang diterima bank, karena apabila perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan
pendapatan operasionalnya lebih kecil maka Bank Umum Konvensional dan Bank Umum
keuntungan yang diperoleh pun juga semakin Syariah.
kecil.Menurunkan rasio BOPO dapat dilakukan Hasil tidak signifikan tersebut dapat
dengan menekan biaya atau beban yang dikarenakan oleh hasil rata-rata (mean) yang
dikeluarkan dan meningkatkan pendapatan yang terdapat pada Bank Umum Konvensional dan Bank
diterima. Umum Syariah berdasarkan pada rasio CAR dan
NPL/NPF tidak terlalu jauh berbeda sehingga tidak
f. Non Performing Loan/Non Performing terlalu terlihat perbedaan kinerja antara kedua bank
Financing (NPL/NPF) tersebut.
Pada rasio NPL/NPF Bank Umum Hasil penelitian ini didukung penelitian yang
Konvensional memiliki mean yang lebih rendah dilakukan oleh (Sovia, 2016) dan (Wahyuni dan
dari Bank Umum Syariah, karena menurut teori Efriza, 2017) yang menyatakan bahwa terdapat
apabila rasio NPL/NPF tinggi menunjukkan bahwa perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan
bank tersebut dalam kondisi tidak sehat akibat Bank Umum Konvensional dan Bank Umum
adanya kredit/pembiayaan bermasalah yang dapat Syariah berdasarkan rasio LDR/FDR, ROA, ROE,
menyebabkan laba yang diterima oleh bank akan BOPO dan tidak terdapat perbedaan yang
menurun. Maka Bank Umum Konvensional signifikan pada rasio CAR dan NPL/NPF. Tetapi
memiliki kinerja yang lebih baik dalam tidak didukung oleh penelitian (Ningsih, 2012)
meminimalisir resiko kredit bermasalah. yang menyatakan terdapat perbedaan yang
Hal yang dapat dilakukan untuk signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum
meminimalisir adanya kredit bermasalah atau Konvensional dan Bank Umum Syariah
menurunkan rasio NPL adalah salah satunya berdasarkan rasio CAR dan NPL/NPF.
dengan melakukan seleksi yang ketat atas calon
nasabah yang akan menerima kredit atau KЕSIMPULAN DAN SARAN
pembiayaan, sehingga untuk kedepannya calon Kеsimpulan
nasabah tersebut mampu membayar terus atas 1. Berdasarkan hasil rata-rata (mean) dari
pinjaman yang diberikan oleh pihak bank. Karena masing-masing rasio yang terdapat pada hasil
apabila kredit bermasalah terus menerus terjadi analisis statistik deskriptif yang telah
maka dapat mengakibatkan modal bank berkurang dikemukakan pada Bab IV, menunjukkan
karena tidak adanya pemasukan atas kredit yang bahwa Bank Umum Konvensional memiliki
telah disalurkan dan hal tersebut dapat kinerja keuangan yang lebih baik
menghambat kegiatan usaha bank. dibandingkan Bank Umum Syariah
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian berdasarkan rasio LDR/FDR, ROA, ROE,
yang dilakukan (Sovia, 2016) yang menyatakan BOPO, dan NPL/NPF. Sedangkan Bank
bahwa kinerja keuangan Bank Umum Umum Syariah memiliki kinerja keuangan
Konvensional lebih baik dibandingkan dengan yang lebih baik dibandingkan Bank Umum
Bank Umum Syariah berdasarkan rasio ROA, Konvensional berdasarkan rasio CAR.
ROE, BOPO dan NPL/NPF.Dan penelitian 2. Berdasarkan hasil uji independent sample t-
(Wahyuni dan Efriza, 2107) yang menyatakan test yang telah dikemukakan pada Bab IV,
kinerja keuangan Bank Umum Syariah pada rasio menunjukkan bahwa kinerja keuangan antara
CAR lebih dari Bank Umum Konvensional.Tetapi Bank Umum Konvensional dan Bank Umum
tidak didukung oleh penelitian (Ningsih, 2012) Syariah iya terdapat perbedaan yang signifikan
yang menyatakan Bank Umum Syariah memiliki berdasarkan rasio LDR/FDR, ROA, ROE, dan
kinerja keuangan yang lebih baik berdasarkan rasio BOPO. Sedangkan berdasarkan rasio CAR dan
LDR/FDR dan ROA. NPL/NPF menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara kinerja
2. Hasil Uji Independent Sample t-test keuangan Bank Umum Konvensional dan
Berdasarkan hasil uji independent sample t- Bank Umum Syariah.
test, maka dapat disimpulkan bahwa antara kinerja
keuangan Bank Umum Konvensional dan Bank
Umum Syariah terdapat perbedaan yang signifikan
berdasarkan rasio LDR/FDR, ROA, ROE dan
BOPO.Sedangkan berdasarkan rasio CAR dan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 60 No.2 Juli 2018| 16
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Saran Publikasi Ilmiah
1. Bagi Bank Umum Konvensional Jahja, Adi Susilo dan Muhammad Iqbal.2012.
Bank Umum Konvensional diharapkan dapat Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
terus menjaga kestabilan dan lebih Perbankan Syariah dengan Perbankan
meningkatkan kinerjanya lagi dari masing- Konvensional. Jurnal Institut Perbanas
masing rasio yang dimiliki agar dapat membuat Jakarta, diakses pada tanggal 20 Oktober
perusahaan terus berkembang dan selalu 2017 dari
mendapatkan kepercayaan dari masyarakat www.journal.perbanasinstitute.ac.id.
khususnya nasabah yang telah menggunakan Ningsih, Widya Wahyu. 2012. Analisis
jasa-jasa serta produk-produk dari Bank Umum Perbandingan Kinerja Keuangan Bank
Konvensional tersebut. Umum Syariah dengan Bank Umum
2. Bagi Bank Umum Syariah Konvensional di Indonesia. Skripsi Fakultas
Bank Umum Syari Ekonomi dan Bisnis Universitas
ah diharapkan melakukan peningkatan atas Hasanuddin, diakses pada tanggal 20
kinerjanya pada masing-masing rasio yang Oktober 2017 dari
dimiliki agar Bank Umum Syariah dapat terus www.repository.unhas.ac.id.
berkembang dan dapat terus bersaing di Industri
Perbankan, serta terus mendapatkan Sovia, Sasa Elida. 2016. Analisis Perbandingan
kepercayaan dari masyarakat. Kinerja Keuangan Bank Konvensional dan
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Bank Syariah Berdasarkan Rasio keuangan
Oleh karena penelitian ini hanya menggunakan Bank (Studi pada Bank Konvensional yang
enam rasio untuk mengukur kinerja keuangan Terdaftar di BEI yang memiliki Bank Syariah
Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Periode 2012-2014). Skripsi Fakultas Ilmu
Syariah dalam penelitian ini, maka bagi peneliti Adiministrasi Universitas Brawijaya.
selanjutnya dapat menambah rasio-rasio lainnya Suwandi, Jordi. 2017. Pengaruh CAR, NPL, BOPO
untuk mengukur kinerjanya dan dapat juga dan LDR terhadap ROA pada BUSN Devisa.
menambah sampelnya. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. Volume 6
Nomor 7 2017, diakses pada tanggal 5
DAFTAR PUSTAKA November 2017 dari
Ascarya. 2015. Akad & Produk Bank Syariah. PT www.ejournal.stiesia.ac.id
RajaGrafindo, Jakarta. Marbelanty, Fivtina. 2015. Analisis Perbandingan
Danupranata, Gita. 2013. Manajemen Perbankan Kinerja Keuangan Antara Perbankan
Syariah. Salemba Empat, Jakarta. Konvensional dengan Perbankan Syariah di
Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi
Drs. Ismail, MBA., Ak. 2011. Perbankan Syariah. Universitas Diponegoro, diakses pada
Prenadamedia Group, Jakarta. tanggal 20 Oktober 2017 dari
Fahmi, Irham. 2015. Manajemen Perbankan www.digilib.undip.ac.id
Konvensional dan Syariah. Mitra Wacana Umardani, Dwi dan Abraham Muchlish. 2016.
Media, Jakarta. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
Jumingan. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Bank Syariah dan Bank Konvensional di
Bumi Aksara, Jakarta. Indonesia. Jurnal Manajemen dan Pemasaran
Jasa.Vol. 9 No.1 2016, diakses pada 5
Kasmir. 2014. Manajemen Perbankan. Edisi November 2017 dari www.jurnal.stier.ac.id
Revisi 12. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Wahyuni, Molli dan Ririn Eka Efriza. 2017.
Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Raja Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
Grafindo Persada, Jakarta. Bank Syariah dengan Bank Konvensional di
Totok Budisantoso dan Nuritomo. 2014. Bank dan Indonesia, International Journal of Social
Lembaga Keuangan Lain. Edisi 3. Salemba and Business. Vol. 1 (2) pp. 66-74, diakses
Empat, Jakarta. pada tanggal 20 Oktober 2017 dari
www.ejournal.undiksha.ac.id

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 60 No.2 Juli 2018| 17


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Website
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). “Laporan Publikasi
Keuangan Perbankan”, diakses pada tanggal
15 Februari 2017 dari www.ojk.go.id.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), “Laporan Profil
Industri Perbankan Triwulan II 2017”,
diakses pada tanggal 19 November 2017 dari
www.ojk.go.id.
Tumoutounews,“Statistik Jumlah Pemeluk Agama
Islam di Indonesia”, diakses pada tanggal 11
Januari 2018 dari www.tumoutounews.com.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 60 No.2 Juli 2018| 18


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like