You are on page 1of 15

PENGARUH INFLASI, BI RATE, NILAI TUKAR VALUTA ASING,

MANAJEMEN PEMBIAYAAN DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP


RETURN ON ASSETS (ROA) BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA
PERIODE 2015 – 2017

Putri Arini Moorcy


Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis ULM Banjarmasin
Email : dj.puteli@gmail.com

ABSTRACTION
The study aims to determine the effect of both partial inflation and simultaneous
variables, BI rate, foreign exchange rates, financing management, and capital
structure on ROA. Independent variables use the Consumer Price Index (CPI), BI
Rate, Exchange Rate, NPF & CAR. The dependent variable uses the ROA of
Indonesian Islamic Commercial Banks.
Purposive sampling was used to produce 11 samples of Islamic public bank
companies in Indonesia.
Statistical analysis using multiple linear regression after classical assumption is
done, obtained Consumer Price Index (CPI), BI Rate, Exchange Rate, Non
Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR) positive and very
important meaning in ROA of Islamic Commercial Banks in Indonesia. Partially
NPF is negative and very important in the ROA of Sharia Commercial Banks in
Indonesia while the Consumer Price Index (CPI) is positive and not very important,
BI Rate, Exchange Rate, Capital Adequacy Ratio (CAR) is negative and not very
important in Islamic Commercial Bank ROA in Indonesia.

Keywords: Inflation, BI Rate, Exchange Rate, Non Performing Financing, Capital


Adequacy Ratio, Return On Assets, and Islamic Commercial Banks

ABSTRAKSI
Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh baik parsial variabel-variabel inflasi dan
simultan, BI rate, nilai tukar valuta asing, manajemen pembiayaan, dan struktur
modal terhadap ROA. Variabel independen menggunakan Index Harga Konsumen
(IHK), BI Rate, Kurs, NPF & CAR. Variabel dependen menggunakan ROA Bank
Umum Syariah Indonesia.
Purposive sampling digunakan agar menghasilkan 11 sampel perusahaan bank umum
syariah diIndonesia.
Analisis statistik menggunakan regresi linier berganda setelah dilakukan pengkajian
asumsi klasik, diperoleh Index Harga Konsumen (IHK), BI Rate, Kurs, Non
Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR) bermakna positif dan
sangat penting pada ROA Bank Umum Syariah diIndonesia. Secara parsial NPF
bermakna negatif dan sangat penting pada ROA Bank Umum Syariah diIndonesia
sedangkan Index Harga Konsumen (IHK) bermakna positif dan tidak sangat penting,
BI Rate, Kurs, Capital Adequacy Ratio (CAR) bermakna negatif dan tidak sangat
penting pada ROA Bank Umum Syariah diIndonesia.

Kata Kunci: Inflasi, BI Rate, Kurs, Non Performing Financing, Capital Adequacy
Ratio, Return On Assets, dan Bank Umum Syariah

PENDAHULUAN
Pertumbuhan Return On Assets (ROA) perbankan syariah di Indonesia pada
2014 terlihat penurunan dari 2% turun 0.79%. Selanjutnya dari tahun 2014 sampai
dengan 2017 Return On Assets (ROA) bank umum syariah dan unit usaha syariah
cenderung meningkat hingga 1,17%.

Return On Assets (ROA) bank umum konvensional sebesar 2,3%.


Kemampuan menghasilkan profit dari kegiatan operasional usaha perbankan syariah
cenderung lebih rendah, sehingga dapat di nilai profitabilitas perbankan syariah lebih
rendah dari perbankan konvensional.
Pengaruh eksternal dan internal merupakan faktor penentu profitabilitas
suatu perbankan. Pengaruh eksternal tidak dapat diatur oleh manajemen bank.
Sedangkan pengaruh internal dapat diatur oleh manajemen bank.
Pengaruh eksternal antara lain inflasi (indeks harga konsumen), suku bunga
serta nilai tukar valas. Sedangkan faktor internal penelitian menggunakan NPF serta
ROA.
Profitabilitas suatu bank ada hubungannya dengan inflasi. Tingkat angka
inflasi dapat berdampak pada suatu bank. Agar bank umum tetap likuid dan
menguntungkan, penetapan suku bunga Bank Indonesia dijadikan patokan dalam
penentuan.
Suku bunga BI salah satu pengaruh suatu bank menetapkan besaran suku
bunga ke nasabah (konsumen). Besaran suku bunga berdampak ke produk-produk
simpanan serta pinjaman (pembiayaan) yang ditawarkan. Pengaruh bagi bank
semakin banyak dana disimpan nasabah, kemampuan bank meningkat dalam
memberikan pembiayaan kepada masyarakat, sehingga bank akan mendapatkan profit
atau pendapatan.
Profitabilitas suatu bank juga adanya keterkaitan seperti nilai tukar mata
uang asing karena dalam operasional kegiatannya, bank dapat bertindak sebagai
money changer (jual beli valuta asing). Pengaruh apresiasi atau depresiasi terhadap
nilai tukar mata uang akan berdampak pada profitabilitas perbankan.
Tingkat profitabilitas suatu bank berhubungan dengan penyaluran pinjaman
atau pembiayaan, dari pembiayaan yang lancar diperoleh pendapatan berupa marjin
atau bagi hasil sehingga akan berpengaruh positif terhadap profitabilitas, namun jika
penyaluran pinjaman atau pembiayaan mengalami masalah maka akan berpengaruh
negatif terhadap profitabilitas suatu bank. Manajemen pembiayaan yang diteliti pada
penelitian ini adalah pembiayaan bermasalah yang dapat dihitung dengan
menggunakan rasio NPF. NPF merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang diberikan oleh bank.
Rasio NPF merupakan perbandingan antara pembiayaan bermasalah dengan total
pembiayaan yang diberikan.
CAR adalah sebagian rasio dalam struktur modal yang dilakukan pada
penelitian ini. Rasio kecukupan modal ialah CAR dimiliki suatu bank untuk
menanggung risiko setiap kredit/aktiva produktif yang bermasalah.

TINJAUAN PUSTAKA
Teori Sinyal (Signaling Theory)
Seorang manajer memberikan sinyal mengurangi telah diterapkan kebijakan
akuntansi konservatisme agar laba yang dihasilkan lebih berkualitas dan menghindari
perusahaan melakukan pembesarkan laba. “Bagi pengguna report keuangan dapat
mengetahui keuntungan serta aktiva yang tidak melebih-lebihkan (Fala, 2007)”.
Berdasarkan theory sinyal, informasi tentang ROA atau seberapa besar laba
yang diperoleh dari aktivitas asset yang digunakan atau tingkat pengembalian dari
suatu asset. Jika ROA tinggi menunjukan kinerja perusahan bagus serta sinyal baik
bagi penanam saham untuk menginvestasikan dananya berupa surat berharga (saham)
dan akan meningkatkan harga saham, adanya penanam saham membuat sinyal respon
jadi positif akhirnya nilai perusahaan meningkat.

Perbankan Syari’ah
“Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998: Bank syariah adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”.
Jenis Bank Syari’ah Berdasarkan Fungsinya
Fungsinya terbagi atas 2 (dua) jenis ialah Bank Umum Syariah dan UUS.
Bank Umum Syariah merupakan bank umum berdiri sendiri dan operasional aktivitas
usahanya berprinsip syariah sesuai dengan ajaran agama islam serta membuat laporan
tersendiri kepada Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dll. Sedangkan UUS
belum berdiri sendiri dan adanya unit usaha dibentuk bank konvensional untuk
melakukan aktivitas perbankan berdasarkan prinsip syariah and terpisah dengan
transaksi induknya.

Akuntansi Syariah
Secara umum akuntansi adalah identifikasi, baik pencatatan maupun
pennggolongan, serta pengikhtisaran pembicaraan menghasilkan report keuangan
dalam pengambilan keputusan. Sedangkan definisi umum syariah ialah aturan hukum
ditetapkan Allah SWT agar dipatuhi manusia menjalani segala aktivitas kehidupan di
dunia. Akuntansi syariah diartikan suatu proses identifikasi, pencatatan,
penggolongan, serta penngikhtisaran pembicaraan-pembicaraan sesuai aturan
ditetapkan Allah SWT sehingga menghasilkan report keuangan dalam pengambilan
keputusan.

Laporan Keuangan Perbankan Syariah


Umumnya laporan keuangan perusahaan itu sama, baik sektor keuangan
syariah maupun konvensional atau perusahaan sektor non keuangan. Report keuangan
perbankan syariah bertujuan untuk menyiapkan informasi seperti posisi keuangan,
kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu bank syariah bagi sejumlah besar
pengguna pengambil keputusan ekonomi. Semua perusahaan atau perbankan syariah
yang melaksanakan kegiatan usaha menyelenggarakan sistem akuntansi yang juga
disebut dengan sistem pembukuan untuk mencatat semua transaksi ekonomi yang
dilakukan oleh perusahaan atau perbankan syariah keuangan yang bersangkutan
minimal periode tahunan yaitu pada akhir periode tahunan akuntansi.

Sistem Operasional Bank Syariah


Kegiatan operasional perbankan syariah secara umum meliputi
mengumpulkan dana masyarakat berbentuk simpanan seperti tabungan dengan
prinsip al wadi’ah, giro dengan prinsip al wadiah atau/dan al mudharabah, dan
deposito dengan prinsip al mudharabah, selanjutnya menyalurkan dana kepada
masyarakat berupa pembiayaan seperti prinsip jual beli (bai’), bagi hasil, serta sewa
menyewa (ijarah). Mengumpulkan serta menyalurkan dana ke masyarakat bank
syariah berupa jasa-jasa keuangan syariah lainnya kiriman uang (transfer in/out), jual
beli valuta asing dll.
Pendapatan yang diperoleh dari operasional bank syariah dapat berupa
marjin, bagi hasil, pendapatan sewa dll.

Inflasi
Menurut Arif (2010) “Inflasi adalah suatu keadaan dimana menunjukkan
berlangsung terus menerus kenaikan tingkat harga umum”. Dalam penelitian ini
inflasi menggunakan perhitungan Index Harga Konsumen yaitu memperkirakan rata-
rata pergantian harga dari barang dan jasa di konsumsi penduduk atau rumah tangga
dalam kurun waktu tertentu. Perhitungan inflasi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BI Rate
Upaya dari Bank Indonesia untuk mencapai target inflasi dengan
menetapkan indikasi suku bunga jangka pendek. Kebijakan penetapan tersebut
dilakukan melalui forum mekanisme RDG bulanan.

Nilai Tukar Valuta Asing


Kurs tengah US$ merupakan nilai tukar valas yang dijadikan variabel,
dengan rumus Bank Indonesia sebagai berikut:

Manajemen Pembiayaan
Manajemen pembiayaan yang diteliti ialah pembiayaan bermasalah dapat
dihitung menggunakan rasio Non Performing Financial (NPF). NPF ialah rasio untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah
yang diberikan bank. Rasio NPF ialah perbandingan pembiayaan bermasalah dengan
total pembiayaan yang diberikan. Rumus perhitungan NPF menurut Bank Indonesia
sebagai berikut:

Struktur Modal
“CAR adalah sebagian rasio dalam struktur modal menjadi variabel
penelitian. CAR ialah rasio kecukupan modal dimiliki bank untuk menanggung risiko
setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko (Dendawijaya, 2009)”.
Menurut Peraturan Bank Indonesia “No. 10/15/PBI/2008 Pasal 2, bank wajib
menyediakan modal minimum sebesar 8% dari Aset Tertimbang Menurut Risiko
(ATMR)”. Bank apabila tidak menyediakan modal minimum 8% bank mengalami
risiko modal.

Rumus sebagai berikut:

Profitabilitas
“Rasio profitabilitas yang dijadikan variabel ialah ROA yaitu rasio
mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan pengelolaan asset
dimiliki (Gumanti, 2011)”. Rumus sebagai berikut:

KERANGKA KONSEPTUAL & PENGEMBANGAN HIPOTESIS


Kerangka Konseptual
Penelitian ini akan menguji secara empiris pengaruh inflasi, BI rate nilai
tukar valuta asing, manajemen pembiayaan, struktur modal pada ROA BUS
berdasarkan data keuangan internal dan eksteral perusahaan periode 2015-2017.
Kerangka pikirl digambarkan sebagai berikut:
Model Pemikiran
Dalam Penelitian ini digunakan lima variabel independen, yaitu IHK, BI
Rate, Kurs, NPF, dan CAR. Sedangkan profitabilitas diukur dengan ROA ialah
variabel dependen. Penelitian theory diatas mengemukakan model penelitian sebagai
berikut:
METODE PENELITIAN

Adapun penelitian berjenis kuantitatif, populasinya ialah seluruh perbankan


beroperasi di Indonesia dengan sampel berjumlah 11 BUS data sejak 2015-2017.

ANALISIS & PEMBAHASAN


Analisis Regresi Linier Berganda

Seperti persamaan regresi linier berganda berdasarkan tabel dibawah:

Uji Parsial (Uji-t)


Seperti hasil uji parsial (uji-t) table berikut:

Berdasarkan table diatas dapat disimpulkan IHK menunjukkan nilai thitung <
ttabel = 0.399 < 2.048 and nilai sig. > 0.05 = 0.693 > 0.05 artinya parsial IHK
berpengaruh positif and tidak signifikan pada ROA. BI Rate menunjukkan nilai thitung
< ttabel = -0.18 < 2.048 dan nilai sig. > 0.05 = 0.858 > 0.05 artinya secara parsial BI
Rate berpengaruh negatif and tidak signifikan pada ROA. Kurs menunjukkan nilai
thitung < ttabel = -1.550 < 2.048 and nilai sig. > 0.05 = 0.125 > 0.05 artinya parsial Kurs
berdampak negatif dan tidak signifikan pada ROA. NPF menunjukkan nilai thitung >
ttabel = -4.216 > 2.048 and nilai sig. < 0.05 = 0.000 < 0.05 artinya parsial NPF
berdampak negatif and signifikan pada ROA. CAR menunjukkan nilai t hitung < ttabel =
-1.962 < 2.048 and nilai sig. > 0.05 = 0.060 > 0.05 artinya parsial CAR berdampak
negatif and tidak signifikan pada ROA
Variabel berpengaruh lebih pada ROA ialah variabel NPF karena nilai t hitung
paling besar dibandingkan keempat variabel bebas lainnya.

Uji Simultan (Uji F)

Seperti hasil uji simultan (uji-F) table berikut:

Berdasarkan table diatas dapat disimpulkan bahwa variabel IHK, BI Rate,


Kurs, NPF, dan sesuai simultan CAR berdampak positif and signifikan pada ROA,
karena Fhitung > Ftabel = 4.620 > 2.714 and nilai sig. < 0.05 = 0.005 < 0.05.

Uji Koefisien Determinasi (R2)


Seperti hasil uji Koefisien Determinasi (R2) table berikut:
Nilai Adjusted “R” Square 0.312 artinya variabel IHK, BI Rate, Kurs, NPF,
dan CAR secara simultan mempunyai pengaruh terhadap ROA Bank Umum Syariah
di Indonesia sebesar 31,2%, sementara 68,8% dipengaruhi variabel lain, tidak diteliti.

Pengujian Hipotesis
Hasil Pengujian Hipotesis Pertama (H1)
H1: Inflasi berpengaruh terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah.
Berdasarkan tabel 3, IHK menunjukkan nilai thitung < ttabel = 0.399 < 2.048 and nilai
sig. > 0.05 = 0.693 > 0.05 artinya secara parsial IHK berpengaruh positif and tidak
signifikan terhadap ROA, sehingga H1 ditolak. Seperti hasil penelitian Wibowo
(2013) “Inflasi tidak berpengaruh terhadap ROA Bank Syariah serta kenaikan IHK
berpengaruh tidak signifikan terhadap kenaikan ROA bank umum syariah di
Indonesia”. Kenaikan inflasi mengakibatkan peningkatan terhadap harga barang di
konsumsi masyarakat, sehingga narrow money akan berkurang and suku bunga naik
sehingga masyarakat masih berminat untuk menyimpan dana serta dapat memberikan
dana yang dihimpun masyarakat berupa pembiayaan untuk mendapat profit.
Kenaikan inflasi adanya pengaruh dan tidak signifikan pada ROA, disamping itu
membuktikan memiliki ketahanan terhadap inflasi.

Hasil Pengujian Hipotesis Kedua (H2)


H2: BI Rate berpengaruh terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah.
Berdasarkan tabel 3, BI Rate menunjukkan nilai thitung < ttabel = -0.18 < 2.048 dan nilai
sig. > 0.05 = 0.858 > 0.05 artinya secara parsial BI Rate berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap ROA, sehingga H2 ditolak. Seperti hasil penelitian Daniel
Imanuel Setiawan (2016) dan Syahirul Alim (2014) menyatakan “BI Rate
berpengaruh negatif serta tidak signifikan terhadap profitabilitas perbankan syariah di
Indonesia”. Penurunan BI Rate mengakibatkan masyarakat akan memindahkan
simpanannya ke instrumen investasi lain yang lebih menguntungkan namun hal ini
tidak signifikan akan mempengaruhi ROA bank umum syariah di Indonesia karena
pendapatan bank umum syariah lebih dominan pada pendapatan bagi hasil, marjin
dan sewa.

Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga (H3)


H3: Kurs berdampak pada ROA BUS. Berdasarkan table 3, Kurs
menunjukkan nilai thitung < ttabel = -1.550 < 2.048 dan nilai sig. > 0.05 = 0.125 > 0.05
artinya secara parsial Kurs berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA,
sehingga H3 ditolak. Seperti hasil penelitian Putri Asrina (2015) menyatakan “kurs
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas perbankan”.
Penurunan kurs mengakibatkan masyarakat akan menarik simpanannya di perbankan
syariah di Indonesia untuk membeli valuta asing, sehingga akan mengganggu
operasional penyaluran pembiayaan kepada masyarakat namun hal ini tidak
signifikan akan mempengaruhi ROA karena pendapatan bank umum syariah lebih
dominan pada pendapatan bagi hasil, marjin dan sewa.
Secara teori nilai tukar valuta asing atau kurs ini harus signifikan
mempengaruhi ROA, karena nilai tukar valuta asing memutuskan balik hasil
investasi rill. Namun perbankan syariah yang diteliti hanya 4 bank umum syariah
status bank umum syariah devisa berikut sisanya sebanyak 7 bank umum syariah
berstatus bank umum syariah non devisa.

Hasil Pengujian Hipotesis Keempat (H4)


H4: NPF berdampak pada Return On Assets BUS. Berdasarkan tabel 3, NPF
menunjukkan nilai thitung > ttabel = -4.216 > 2.048 dan nilai sig. < 0.05 = 0.000 < 0.05
artinya secara parsial NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA,
sehingga H4 diterima. Seperti hasil penelitian Nurul Mahmudah dan Ririn Sri
Harjanti (2016) dan Afria Bagus dan Euis Komariah (2017) bahwa “NPF
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA”. Penurunan jumlah pembiayaan
karena bermasalah pada bank syariah diikuti dengan kenaikan laba sebelum pajak.

Hasil Pengujian Hipotesis Kelima (H5)


H5: CAR berpengaruh terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah.
Berdasarkan tabel 3, CAR menunjukkan nilai t hitung < ttabel = -1.962 < 2.048 dan nilai
sig. > 0.05 = 0.060 > 0.05 artinya secara parsial CAR berpengaruh negatif and tidak
signifikan terhadap ROA, sehingga H5 ditolak. Penelitian tersebut mendukung hasil
penelitian Wibowo (2013) dan Prasanjaya (2013) menyatakan CAR berpengaruh
negatif dan tidak signifikan pada ROA, karena setiap bank harus mematuhi peraturan
BI CAR minimal sebesar 8% untuk menyesuaikan kondisi perbankan internasional.
Penurunan CAR atau modal perbankan syariah di Indonesia belum tentu
akan mengakibatkan kemampuan perbankan syariah di Indonesia akan menurunkan
untuk menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat, sumber dana untuk penyaluran
pembiayaan dapat bersumber dari masyarakat atau pihak ketiga sehingga tidak akan
mengurangi pendapat perbankan syariah dari operasional pembiayaannya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Hasil uji simultan variabel IHK, BI Rate, Kurs, NPF, dan CAR berpengaruh positif
dan signifikan terhadap ROA Bank Umum Syariah di Indonesia.
2. Hasil uji koefisien determinasi variabel IHK, BI Rate, Kurs, NPF, CAR hanya
mampu menjelaskan pengaruh terhadap ROA Bank Umum Syariah di Indonesia
31,2%, sementara 68,8% dipengaruhi variabel lain serta tidak diteliti.
3. Hasil uji parsial NPF berdampak negatif dan signifikan terhadap ROA Bank
Umum Syariah di Indonesia sedangkan Index Harga Konsumen (IHK) berdampak
positif serta tidak signifikan, BI Rate, Kurs, Capital Adequacy Ratio (CAR)
berdampak negatif serta tidak signifikan terhadap ROA Bank Umum Syariah di
Indonesia.

Saran
1. Untuk peneliti berikutnya diharapkan menggunakan variabel dependen lain seperti
pertumbuhan laba, harga emas, indeks harga saham, dan variabel makro ekonomi
lain yang sesuai dengan topik penelitian seperti persaingan, regulasi, pangsa
pasar, konsentrasi, dan skala ekonomi serta menambah periode data amatan yang
lebih panjang. Hal ini dikarenakan, berdasarkan nilai koefisien determinasi (R 2)
hanya mampu dijelaskan oleh variabel dependen sebesar 31.2%. sehingga ada
variabel lain yang mungkin mampu lebih menjelaskan lebih baik.
2. OJK & BI untuk melakukan pengawasan dan monitoring terhadap pergerakan NPF
Bank Umum Syariah.
3. BUS harus waspada dalam penyaluran pembiayaan, agar pembiayaan yang
diberikan merupakan pembiayaan yang sehat dan akhirnya akan meningkatkat
profitabilitas Bank Umum Syariah.

DAFTAR PUSTAKA

Alim, S. 2014. Pengaruh Inflasi, dan BI Rate terhadap ROA Bank Syariah di
Indonesia. Jurnal Modernisasi Vol.10 No.3.

Arif, M. Nur Rianto Al. 2010. Teori Makroekonomi Islam. Bandung: Alfabeta.

Asrina, P. 2015. Pengaruh PDB, Nilai Tukar Rupiah, NPF dan BOPO terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal JomFEKON Vol 2 No.1.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
http://www.bi.go.id/id/publikasi/kebijakan-moneter/outlookekonomi/Default.aspx
(diakses 09 Desember 2018)
http://www.bi.go.id/id/moneter/bi-rate/penjelasan/Contents/Default.aspx
(diakses pada 09 Desember 2018)
http://www.bi.go.id/id/moneter/birate/penetapan/Contents/Default.aspx(dia
kses pada 09 Desember 2018)
http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/pengenalan/Contents/Default.aspx
(diakses pada 09 Desember 2018)
http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/syariah/Default.aspx (diakses pada
09 Desember 2018)
http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/statistik-perbankan-
syariah/Default.aspx (diakses pada 09 Desember 2018)
http://www.beritasatu.com/ekonomi/322241-profitabilitas-perbankan-syariah-
masih-menurun.html (diakses pada 03 September 2018)
http://www.republika.co.id/berita/koran/opini-koran/16/08/10/obojc622-peta-baru-
bank-syariah (diakses pada 03 September 2018)

http://www.megasyariah.co.id/files/reports/quarterly/ (diakses pada 08 Desember


2018)

http://www.bnisyariah.co.id/laporan-laporan (diakses pada 08 Desember 2018)

http://www.syariahmandiri.co.id/category/investor-relation/laporan-tahunan/(diakses
pada 08 Desember 2018)

http://www.bankmuamalat.co.id/en/investor-relations/annual-report (diakses pada 08


Desember 2018)

Nurul Mahmudah dan Ririn Sri Harjanti. 2016. Analisis Capital Adequacy Ratio,
Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing, dan Dana Pihak
Ketiga Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2011-
2013. Jurnal Politeknik Harapan Bersama Tegal, Vol.1. No.1.
Peraturan Bank Indonesia No.6/20/PBI/2004 tentang Posisi Devisa Neto BankUmum.
Peraturan Bank Indonesia No. 15/12/PBI//2013 tentang Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum Bank Umum.
Putranti, D.R. 2013. Pengaruh BOPO, NIM, Suku Bunga, dan Nilai Tukar Valuta
Asing terhadap Profitabilitas Bank Umum di Indonesia. Jurnal Akuntansi:
Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

Prasanjaya, Yogi. 2013. Pengaruh Rasio CAR, BOPO, LDR, Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Profitabilitas Bank yang Terdaftar Di BEI. Dalam jurnal akuntansi:
Universitas Udayana. ISSN: 2302-8556 Vol. 4 No.1.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Setiawan, Imanuel. 2016. Pengaruh Kinerja Keuangan, Tingkat Inflasi, dan Suku
Bunga SBI terhadap Pertumbuhan Laba pada Bank Swasta Devisa. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis. ISSN: 2540-8275 Vol. 1 No. 1.

Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPBS Perihal Sistem Penilaian Tingkat


Kesehatan PerbankanSyariah.
Wibowo, Edhi Satriyo. 2013. Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR, BOPO, dan NPF
Terhadap ROA Bank Syariah di Indonesia. Jurnal Manajemen. ISSN: 2337-
3792 Vol.2No.2.

You might also like