Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACTION
The study aims to determine the effect of both partial inflation and simultaneous
variables, BI rate, foreign exchange rates, financing management, and capital
structure on ROA. Independent variables use the Consumer Price Index (CPI), BI
Rate, Exchange Rate, NPF & CAR. The dependent variable uses the ROA of
Indonesian Islamic Commercial Banks.
Purposive sampling was used to produce 11 samples of Islamic public bank
companies in Indonesia.
Statistical analysis using multiple linear regression after classical assumption is
done, obtained Consumer Price Index (CPI), BI Rate, Exchange Rate, Non
Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR) positive and very
important meaning in ROA of Islamic Commercial Banks in Indonesia. Partially
NPF is negative and very important in the ROA of Sharia Commercial Banks in
Indonesia while the Consumer Price Index (CPI) is positive and not very important,
BI Rate, Exchange Rate, Capital Adequacy Ratio (CAR) is negative and not very
important in Islamic Commercial Bank ROA in Indonesia.
ABSTRAKSI
Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh baik parsial variabel-variabel inflasi dan
simultan, BI rate, nilai tukar valuta asing, manajemen pembiayaan, dan struktur
modal terhadap ROA. Variabel independen menggunakan Index Harga Konsumen
(IHK), BI Rate, Kurs, NPF & CAR. Variabel dependen menggunakan ROA Bank
Umum Syariah Indonesia.
Purposive sampling digunakan agar menghasilkan 11 sampel perusahaan bank umum
syariah diIndonesia.
Analisis statistik menggunakan regresi linier berganda setelah dilakukan pengkajian
asumsi klasik, diperoleh Index Harga Konsumen (IHK), BI Rate, Kurs, Non
Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR) bermakna positif dan
sangat penting pada ROA Bank Umum Syariah diIndonesia. Secara parsial NPF
bermakna negatif dan sangat penting pada ROA Bank Umum Syariah diIndonesia
sedangkan Index Harga Konsumen (IHK) bermakna positif dan tidak sangat penting,
BI Rate, Kurs, Capital Adequacy Ratio (CAR) bermakna negatif dan tidak sangat
penting pada ROA Bank Umum Syariah diIndonesia.
Kata Kunci: Inflasi, BI Rate, Kurs, Non Performing Financing, Capital Adequacy
Ratio, Return On Assets, dan Bank Umum Syariah
PENDAHULUAN
Pertumbuhan Return On Assets (ROA) perbankan syariah di Indonesia pada
2014 terlihat penurunan dari 2% turun 0.79%. Selanjutnya dari tahun 2014 sampai
dengan 2017 Return On Assets (ROA) bank umum syariah dan unit usaha syariah
cenderung meningkat hingga 1,17%.
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Sinyal (Signaling Theory)
Seorang manajer memberikan sinyal mengurangi telah diterapkan kebijakan
akuntansi konservatisme agar laba yang dihasilkan lebih berkualitas dan menghindari
perusahaan melakukan pembesarkan laba. “Bagi pengguna report keuangan dapat
mengetahui keuntungan serta aktiva yang tidak melebih-lebihkan (Fala, 2007)”.
Berdasarkan theory sinyal, informasi tentang ROA atau seberapa besar laba
yang diperoleh dari aktivitas asset yang digunakan atau tingkat pengembalian dari
suatu asset. Jika ROA tinggi menunjukan kinerja perusahan bagus serta sinyal baik
bagi penanam saham untuk menginvestasikan dananya berupa surat berharga (saham)
dan akan meningkatkan harga saham, adanya penanam saham membuat sinyal respon
jadi positif akhirnya nilai perusahaan meningkat.
Perbankan Syari’ah
“Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998: Bank syariah adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”.
Jenis Bank Syari’ah Berdasarkan Fungsinya
Fungsinya terbagi atas 2 (dua) jenis ialah Bank Umum Syariah dan UUS.
Bank Umum Syariah merupakan bank umum berdiri sendiri dan operasional aktivitas
usahanya berprinsip syariah sesuai dengan ajaran agama islam serta membuat laporan
tersendiri kepada Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dll. Sedangkan UUS
belum berdiri sendiri dan adanya unit usaha dibentuk bank konvensional untuk
melakukan aktivitas perbankan berdasarkan prinsip syariah and terpisah dengan
transaksi induknya.
Akuntansi Syariah
Secara umum akuntansi adalah identifikasi, baik pencatatan maupun
pennggolongan, serta pengikhtisaran pembicaraan menghasilkan report keuangan
dalam pengambilan keputusan. Sedangkan definisi umum syariah ialah aturan hukum
ditetapkan Allah SWT agar dipatuhi manusia menjalani segala aktivitas kehidupan di
dunia. Akuntansi syariah diartikan suatu proses identifikasi, pencatatan,
penggolongan, serta penngikhtisaran pembicaraan-pembicaraan sesuai aturan
ditetapkan Allah SWT sehingga menghasilkan report keuangan dalam pengambilan
keputusan.
Inflasi
Menurut Arif (2010) “Inflasi adalah suatu keadaan dimana menunjukkan
berlangsung terus menerus kenaikan tingkat harga umum”. Dalam penelitian ini
inflasi menggunakan perhitungan Index Harga Konsumen yaitu memperkirakan rata-
rata pergantian harga dari barang dan jasa di konsumsi penduduk atau rumah tangga
dalam kurun waktu tertentu. Perhitungan inflasi dapat dirumuskan sebagai berikut:
BI Rate
Upaya dari Bank Indonesia untuk mencapai target inflasi dengan
menetapkan indikasi suku bunga jangka pendek. Kebijakan penetapan tersebut
dilakukan melalui forum mekanisme RDG bulanan.
Manajemen Pembiayaan
Manajemen pembiayaan yang diteliti ialah pembiayaan bermasalah dapat
dihitung menggunakan rasio Non Performing Financial (NPF). NPF ialah rasio untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah
yang diberikan bank. Rasio NPF ialah perbandingan pembiayaan bermasalah dengan
total pembiayaan yang diberikan. Rumus perhitungan NPF menurut Bank Indonesia
sebagai berikut:
Struktur Modal
“CAR adalah sebagian rasio dalam struktur modal menjadi variabel
penelitian. CAR ialah rasio kecukupan modal dimiliki bank untuk menanggung risiko
setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko (Dendawijaya, 2009)”.
Menurut Peraturan Bank Indonesia “No. 10/15/PBI/2008 Pasal 2, bank wajib
menyediakan modal minimum sebesar 8% dari Aset Tertimbang Menurut Risiko
(ATMR)”. Bank apabila tidak menyediakan modal minimum 8% bank mengalami
risiko modal.
Profitabilitas
“Rasio profitabilitas yang dijadikan variabel ialah ROA yaitu rasio
mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan pengelolaan asset
dimiliki (Gumanti, 2011)”. Rumus sebagai berikut:
Berdasarkan table diatas dapat disimpulkan IHK menunjukkan nilai thitung <
ttabel = 0.399 < 2.048 and nilai sig. > 0.05 = 0.693 > 0.05 artinya parsial IHK
berpengaruh positif and tidak signifikan pada ROA. BI Rate menunjukkan nilai thitung
< ttabel = -0.18 < 2.048 dan nilai sig. > 0.05 = 0.858 > 0.05 artinya secara parsial BI
Rate berpengaruh negatif and tidak signifikan pada ROA. Kurs menunjukkan nilai
thitung < ttabel = -1.550 < 2.048 and nilai sig. > 0.05 = 0.125 > 0.05 artinya parsial Kurs
berdampak negatif dan tidak signifikan pada ROA. NPF menunjukkan nilai thitung >
ttabel = -4.216 > 2.048 and nilai sig. < 0.05 = 0.000 < 0.05 artinya parsial NPF
berdampak negatif and signifikan pada ROA. CAR menunjukkan nilai t hitung < ttabel =
-1.962 < 2.048 and nilai sig. > 0.05 = 0.060 > 0.05 artinya parsial CAR berdampak
negatif and tidak signifikan pada ROA
Variabel berpengaruh lebih pada ROA ialah variabel NPF karena nilai t hitung
paling besar dibandingkan keempat variabel bebas lainnya.
Pengujian Hipotesis
Hasil Pengujian Hipotesis Pertama (H1)
H1: Inflasi berpengaruh terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah.
Berdasarkan tabel 3, IHK menunjukkan nilai thitung < ttabel = 0.399 < 2.048 and nilai
sig. > 0.05 = 0.693 > 0.05 artinya secara parsial IHK berpengaruh positif and tidak
signifikan terhadap ROA, sehingga H1 ditolak. Seperti hasil penelitian Wibowo
(2013) “Inflasi tidak berpengaruh terhadap ROA Bank Syariah serta kenaikan IHK
berpengaruh tidak signifikan terhadap kenaikan ROA bank umum syariah di
Indonesia”. Kenaikan inflasi mengakibatkan peningkatan terhadap harga barang di
konsumsi masyarakat, sehingga narrow money akan berkurang and suku bunga naik
sehingga masyarakat masih berminat untuk menyimpan dana serta dapat memberikan
dana yang dihimpun masyarakat berupa pembiayaan untuk mendapat profit.
Kenaikan inflasi adanya pengaruh dan tidak signifikan pada ROA, disamping itu
membuktikan memiliki ketahanan terhadap inflasi.
Saran
1. Untuk peneliti berikutnya diharapkan menggunakan variabel dependen lain seperti
pertumbuhan laba, harga emas, indeks harga saham, dan variabel makro ekonomi
lain yang sesuai dengan topik penelitian seperti persaingan, regulasi, pangsa
pasar, konsentrasi, dan skala ekonomi serta menambah periode data amatan yang
lebih panjang. Hal ini dikarenakan, berdasarkan nilai koefisien determinasi (R 2)
hanya mampu dijelaskan oleh variabel dependen sebesar 31.2%. sehingga ada
variabel lain yang mungkin mampu lebih menjelaskan lebih baik.
2. OJK & BI untuk melakukan pengawasan dan monitoring terhadap pergerakan NPF
Bank Umum Syariah.
3. BUS harus waspada dalam penyaluran pembiayaan, agar pembiayaan yang
diberikan merupakan pembiayaan yang sehat dan akhirnya akan meningkatkat
profitabilitas Bank Umum Syariah.
DAFTAR PUSTAKA
Alim, S. 2014. Pengaruh Inflasi, dan BI Rate terhadap ROA Bank Syariah di
Indonesia. Jurnal Modernisasi Vol.10 No.3.
Arif, M. Nur Rianto Al. 2010. Teori Makroekonomi Islam. Bandung: Alfabeta.
Asrina, P. 2015. Pengaruh PDB, Nilai Tukar Rupiah, NPF dan BOPO terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal JomFEKON Vol 2 No.1.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
http://www.bi.go.id/id/publikasi/kebijakan-moneter/outlookekonomi/Default.aspx
(diakses 09 Desember 2018)
http://www.bi.go.id/id/moneter/bi-rate/penjelasan/Contents/Default.aspx
(diakses pada 09 Desember 2018)
http://www.bi.go.id/id/moneter/birate/penetapan/Contents/Default.aspx(dia
kses pada 09 Desember 2018)
http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/pengenalan/Contents/Default.aspx
(diakses pada 09 Desember 2018)
http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/syariah/Default.aspx (diakses pada
09 Desember 2018)
http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/statistik-perbankan-
syariah/Default.aspx (diakses pada 09 Desember 2018)
http://www.beritasatu.com/ekonomi/322241-profitabilitas-perbankan-syariah-
masih-menurun.html (diakses pada 03 September 2018)
http://www.republika.co.id/berita/koran/opini-koran/16/08/10/obojc622-peta-baru-
bank-syariah (diakses pada 03 September 2018)
http://www.syariahmandiri.co.id/category/investor-relation/laporan-tahunan/(diakses
pada 08 Desember 2018)
Nurul Mahmudah dan Ririn Sri Harjanti. 2016. Analisis Capital Adequacy Ratio,
Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing, dan Dana Pihak
Ketiga Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2011-
2013. Jurnal Politeknik Harapan Bersama Tegal, Vol.1. No.1.
Peraturan Bank Indonesia No.6/20/PBI/2004 tentang Posisi Devisa Neto BankUmum.
Peraturan Bank Indonesia No. 15/12/PBI//2013 tentang Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum Bank Umum.
Putranti, D.R. 2013. Pengaruh BOPO, NIM, Suku Bunga, dan Nilai Tukar Valuta
Asing terhadap Profitabilitas Bank Umum di Indonesia. Jurnal Akuntansi:
Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
Prasanjaya, Yogi. 2013. Pengaruh Rasio CAR, BOPO, LDR, Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Profitabilitas Bank yang Terdaftar Di BEI. Dalam jurnal akuntansi:
Universitas Udayana. ISSN: 2302-8556 Vol. 4 No.1.
Setiawan, Imanuel. 2016. Pengaruh Kinerja Keuangan, Tingkat Inflasi, dan Suku
Bunga SBI terhadap Pertumbuhan Laba pada Bank Swasta Devisa. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis. ISSN: 2540-8275 Vol. 1 No. 1.