Professional Documents
Culture Documents
(Tesis)
Oleh
By
Oleh
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengaruh kinerja keuangan yang
diukur menggunakan rasio kecukupan modal, rasio kredit bermasalah, rasio
rentabilitas dan net interest margin, rasio belanja operasional, rasio likuiditas dan
rasio cakupan kredit terhadap Corporate Social Responsibility perbankan.
.Penelitian dilakukan terhadap perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada
tahun 2013-2017 di Bursa Efek Indonesia, sampel penelitian sebesar 31
perusahaan.
Oleh
Tesis
pada
iii
iv
RIWAYAT HIDUP
tanggal 11 Februari 1993, sebagai anak pertama dari pasangan Bapak Arifin
pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan oleh penulis pada tahun 2006 di SD Al-
diselesaikan oleh penulis di SMP Negri 4, Bandar Lampung pada tahu 2009 dan
Negeri 9 Bandar Lampung hingga tahun 2011. Pada tahun 2015, penulis
Pada tahun 2016, penulis melalui jalur reguler terdaftar sebagai mahasiswa
pascasarjana pada Program Studi Magister Ilmu Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Lampung. Pada hari Jumat, tanggal 13 Juli 2019, penulis
dinyatakan lulus dalam ujian tesis, dengan bergelar Magister Sains Akuntansi.
vii
MOTTO
“Hidup bukanlah tentang, aku bisa saja, namun tentang aku mencoba.
(soekarno)
dan kedisiplinan”
(Chairul Tanjung)
lessons of failure”
(Bill Gates)
“ Bermimpi seakan kau akan hidup selamanya. Hiduplah seakan kau akan
(James Dean)
ix
“Banyak orang pontang panting nyari duit tanpa tahu alamat duit.
Jiwa Pasrah......”
(Sujiwo Tejo)
SANWACANA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan guna
penyempurnaan tesis ini. Bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah
2. Kedua orang tua ku dan Mertua ku yang ku cintai. Terima kasih untuk segala
3. Suami Tercinta ku, Aji Prawibowo Mukti. Terima Kasih untuk segala
4. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. selaku Rektor Universitas Lampung
5. Bapak Prof. Drs. Mustofa, M.A., Ph.D. selaku Direktur Program Pascasarjana
x
Universitas Lampung
6. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
7. Ibu Dr. Rindu Rika Gamayuni, S.E., M. Si. Selaku Ketua Program Magister
8. Ibu Yunia Amelia, S.E., M.Acc., Akt., CA. selaku Sekretaris Program
9. Ibu Dr. Farichah, S.E.,M.Si.,Akt. selaku Penguji Utama yang telah meluangkan
waktunya memberikan kritik dan saran yang membangun terhadap tesis ini,
serta untuk segala ilmu, bantuan dan kesempatan yang telah Ibu berikan
kepada penulis.
10. Bapak Dr. Usep Syaipudin, S.E., M.S.Ak.. selaku Anggota penguji yang telah
terhadap tesis ini, serta untuk segala ilmu, bantuan dan kesempatan yang telah
membangun terhadap tesis ini, serta untuk segala ilmu, bantuan dan
12. Ibu Dr. Ratna Septiyanti, S.E.,M.Si.. selaku Pendamping Pembimbing yang telah
terhadap tesis ini, serta untuk segala ilmu, bantuan dan kesempatan yang telah
13. Seluruh dosen pengajar yang telah banyak memberikan banyak ilmu
xi
pengetahuan, bantuan, pengarahan dan nasihat dalam proses yang dilalui
Universitas Lampung.
14. Mas Andri Kasrani, S.Pd, dan seluruh staff karyawan di Fakultas Ekonomi
Lampung.
15. Seluruh teman-teman Program Magister Ilmu Akuntansi tahun 2016 yang
telah menjalin kekeluargaan dengan baik dan semoga semua terus terjalin.
16. Adik-adikku Nadya Dwi Putri, Muhammad Faiz Arrafi yang sangat penulis
sayangi dan telah memberikan dukungan, doa dan motivasi kepada penulis.
17. Teman dekatku Nadia June Kartika, Yuyun Sastro, Yulia Safitri dan Lisa
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat kekurangan dalam proses
penulisan tesis ini, maka penulis mengharapkan adanya kritik ataupun saran yang
dapat membantu penulis dalam menyempurnakan tesis ini. Penulis juga berharap
semoga tesis ini dapat berguna untuk para pembaca semuanya dan berhadap
semoga Tuhan membalas kebaikan mereka yang telah membantu penulisan tesis
ini.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
1.2 Perumusan dan Batasan Masalah...................................................... 6
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 7
Tabel
Halaman
Gambar :
Halaman
Lampiran :
Saat ini tantangan yang dihadapi perusahaan tidak hanya terbatas pada bagaimana
lingkungan menjadi sebuah tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan untuk
reputasi. Oleh karena itu segala upaya, daya, dan biaya digunakan untuk
seperti informasi lingkungan, sosial, politik dan informasi ekonomi dalam laporan
tahunan perusahaan (annual report). Informasi tambahan itu dapat disebut juga
Fokus perusahaan pada saat ini yaitu bagaimana cara untuk bertahan (sustain)
semata. Apabila perusahaan ingin tetap tumbuh dan berkembang dimasa yang
lapangan pekerjaan.
Menurut Elkington (1997) saat ini tujuan bisnis tidak hanya mencari keuntungan
(planet). Ketiga hal ini dikenal dengan konsep triple bottom line. Munculnya
triple bottom lines yang meliputi aspek keuangan, sosial dan lingkungan sekarang
ini menjadi pegangan utama dalam CSR. Peraturan mengenai CSR di Indonesia
kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib
Dengan demikian ada jenis-jenis usaha tertentu yang melakukan kegiatan CSR
bukan sebagai kegiatan yang sifatnya sukarela namun sebagai sebuah kewajiban,
oleh karena itu pengungkapan CSR pada jenis perusahaan seperti ini cenderung
3
perusahaan. Namun di sisi lain, terdapat beberapa jenis perusahaan seperti bank,
perusahaan asuransi, dan lain-lain yang tidak diwajibkan melaporkan CSR, untuk
jenis perusahaan seperti ini, masih sulit diprediksi apakah pengungkapan CSR
Penerbitan laporan keberlanjutan yang ada di Indonesia saat ini, hampir sebagian
besar berdasarkan standar pengungkapan yang ada dalam Global Reporting Index
(Sustainability Report) semakin banyak tidak hanya pada perusahaan yang listing
di bursa, namun juga BUMN, perusahaan non-listing baik kecil dan menengah
Report:
100
50
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Gambar 1.1
Jumlah Organisasi Yang Membuat Dan Melaporkan Sustainability Report
(Sumber: GRI, 2018)
4
dan tujuan ekologi harus seimbang. Untuk mengetahui apa saja yg dilakukan
tren positif, dimana tiap tahun jumlah perusahaan yang membuatnya semakin
bertambah. Selain perusahaan listing, perusahaan non listing juga tidak kalah
merupakan laporan yang penting untuk diterbitkan terutama dalam hal untuk
perubahan penilaian tingkat kesehatan bank dan Peraturan Bank Indonesia Nomor
antara lain diatur bahwa bank diwajibkan untuk melakukan penilaian sendiri (self-
kecukupan modal (CAR), rasio kredit bermasalah (NPL), rasio rentabilitas (ROA)
dan net interest margin (NIM), rasio belanja operasional (BOPO), rasio likuiditas
Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat membuktikan apakah kinerja keuangan
perusahaan seperti demo, pemogokan kerja, maupun tuntutan hukum yang dapat
Selain itu penelitian ini berfokus kepada industri perbankan di Indonesia. Alasan
yang lebih besar. Mengingat dana yang diperoleh menjadi faktor pendukung
kegiatan usaha bank untuk kebutuhan penyediaan fasilitas kredit, maka bank
masyarakat yang berasal dari penjualan saham di bursa efek. Namun, untuk
berhasil menarik minat para investor tentu saja bank harus mampu menunjukkan
kinerja yang lebih efisien dan menguntungkan serta prospek pertumbuhan yang
6
baik sehingga saham yang dijual mampu menjanjikan return menarik bagi
investor.
Indonesia”.
pada penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh kinerja keuangan yang diukur
rasio rentabilitas (ROA) dan net interest margin (NIM), rasio belanja operasional
(BOPO), rasio likuiditas (LDR) dan rasio cakupan kredit (SOI) terhadap
Untuk memfokuskan penelitian ini agar mempunyai ruang lingkup dan arah
penelitian yang jelas, pembatasan masalah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
7
tentang Penerapan Manajemen Risiko dan terdiri dari tujuh rasio yaitu
dijelaskan tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan secara empiris pengaruh
kinerja keuangan yang diukur menggunakan rasio kecukupan modal (CAR), rasio
kredit bermasalah (NPL), rasio rentabilitas (ROA) dan net interest margin (NIM),
rasio belanja operasional (BOPO), rasio likuiditas (LDR) dan rasio cakupan kredit
oleh perusahaan.
lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan
lain.
Teori sinyal juga merupakan salah satu cara perusahaan untuk mengurangi
informasi asimetri. Menurut Wolk et al (2000), salah satu cara untuk mengurangi
informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah
satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi
sinyal, perusahaan memberikan sinyal pada pihak luar yakni berupa informasi
dan kreditor terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang
10
paling besar ketidak pastiannya, yang akan digunakan untuk membuat keputusan
investasi, kredit dan keputusan sejenis, termasuk laporan arus kas karena laporan
arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan. Dalam penelitian ini, teori
perbankan.
organisasi. Tanpa adanya dukungan dari kelompok ini, maka organisasi tersebut
Mengacu pada pengertian teori stakeholder di atas, maka dapat ditarik suatu
dari luar dan dari dalam, yang kesemuanya dapat disebut sebagai stakeholder.
11
dengan stakeholder-nya.
masyarakat, pelanggan, dan pemasok sebagai bagian dari operasi perusahaan itu
(Chariri, 2008).
informasi yang lebih cukup dan lengkap berkaitan dengan kegiatan dan
12
Chariri, 2007).
tindakan yang dilakukan oleh suatu entitas adalah merupakan tindakan yang
diinginkan, pantas ataupun sesuai dengan sistem norma, nilai, kepercayaan dan
depan.
bahwa mereka beroperasi dalam bingkai dan norma yang ada dalam masyarakat
memastikan bahwa aktifitas mereka (perusahaan) diterima oleh pihak luar sebagai
Dasar pemikiran teori ini adalah organisasi atau perusahaan akan terus berlanjut
sistem nilai yang sepadan dengan sistem nilai masyarakat itu sendiri. Teori
13
Namun tidak bisa dihindari bahwa akan selalu munculnya perbedaan antara nilai-
nilai yang dipegang oleh perusahaan dengan masyarakat, maka akan muncul
sosialnya dan menyesuaikan dengan nilai-nilai sosial yang ada dan melakukan
bahwa tanggung jawab perusahaan dalam konsep CSR tidak hanya meliputi
14
lingkungan perusahaan, namun CSR memiliki bidang dan gagasan yang cukup
luas mengenai etika serta keberlanjutan ditingkat pasar dan lokal. Masyarakat
sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang. Bowem,
(1953) dalam buku CSR (Mardikanto, 2014) menyatakan bahwa CSR merupakan
keputusan, mengikuti garis tindakan yang diinginkan dalam mencapai tujuan dan
nilai-nilai masyarakat.
perusahaan besar dalam bentuk sponsorship dan filantropi. CSR saat ini
pencapaian tujuan jangka panjang. Program CSR yang telah direncanakan dan
15
bukti bahwa telah adanya komitmen dari pihak perusahaan terhadap lingkungan
sosialnya yang dapat dinilai hasilnya oleh para pihak yang membutuhkan
informasi tersebut. Selain itu SR merupakan salah satu instrumen yang dapat
berdialog dengan warga negara ataupun stakeholder-nya sebagai salah satu upaya
SR pada saat sekarang ini menempati posisi yang sama pentingnya juga dengan
perusahaan saat ini bukan hanya semata-mata mencari profit (keuntungan) tetapi
telah beralih ke Tripple-P Bottom Line yaitu keuntungan (profit), bumi (planet),
tentang dampak organisasi baik itu positif atau negatif terhadap lingkungan,
membuat yang abstrak menjadi nyata dan konkret, sehingga membantu dalam
telah ditetapkan oleh GRI. Prinsip pelaporan berperan penting untuk mencapai
termasuk penyajian yang tepat. Kualitas informasi adalah hal yang penting untuk
2. Konteks Keberlanjutan
yang lebih luas. Informasi mengenai kinerja harus disertakan sesuai konteks.
3. Materialitas
lingkungan, dan sosial yang signifikan dari organisasi atau secara substansial
4. Kelengkapan
Laporan harus berisi cakupan aspek material dan boundary, cukup untuk
laporan tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR Report). GRI telah membuat
pedoman laporan keberlanjutan pertama kali pada tahun 2000 yang disebut
Generasi Pertama (G1) Guidelines. Lalu mengalami beberapa kali revisi, yaitu
pada tahun 2002 menjadi Generasi Kedua (G2) Guidelines. Sejak tahun 2006
pemangku kepentingan serta dialog dengan ratusan pakar di seluruh dunia, dari
19
keberlanjutan yang mantap dan terarah menjadi praktik standar (GRI, 2013).
lingkungan tersebut perlu diungkapkan dalam laporan, baik pada laporan tahunan
masa kini dan masa akan datang yang dihasilkan dari keputusan-keputusan dan
kategori tersebut terbagi lagi menjadi tujuh sub kategori (A1-A7). Empat sub
disclosure. Secara umum, hard disclosure dan soft disclosure menurut Clarkson et
lingkungan.
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Indeks yang cocok dengan tipe
karakteristik khas yang ada pada tipe perusahaan tersebut dapat diakomodir. GRI
memandang bahwa item hard disclosure atau pengungkapan tegas (kategori A1-
A4) memiliki nilai yang objektif, dapat diverifikasi dan relatif sulit bagi
atau meniru, dengan demikian akan sulit untuk memperoleh indikasi yang nyata
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI, 2014) Kinerja perusahaan dapat diukur
keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar
untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan dan hal-hal lain
komitmennya ketika jatuh tempo. Kinerja merupakan hal penting yang harus
dayanya.
untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah
Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan pada Bab 1 dan Pasal 1 serta ayat 2
dijelaskan bahwa, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak. Adapun pada ayat 1 dijelaskan tentang definisi
rakyat banyak.
semua pihak terkait, baik pemilik, manajemen bank, bank pemerintah (melalui
Bank Indonesia) dan pengguna jasa bank. Dengan diketahuinya kondisi suatu
bank dapat digunakan oleh pihak-pihak tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank
produk dan jasa yang semakin kompleks dan beragam akan meningkatkan
eksposur risiko yang dihadapi bank. Perubahan eksposur risiko bank dan
24
selanjutnya berakibat pada kondisi bank secara keseluruhan (Rivai dkk, 2013).
Penilaian kesehatan bank adalah muara akhir atau hasil dari aspek pengaturan dan
diperhatikan manajemen bank dalam menilai tingkat kesehatan bank (SE BI No.
13/24/DPNP).
Bagi investor penilaian dan informasi kesehatan bank menjadi bagian penting
yang menggambarkan kondisi kesehatan bank tersebut. Jika bank tersebut baik
maka akan memberi sinyal positif, namun jika kondisinya tidak baik akan
memberi sinyal negatif. Sinyal negatif jelas akan menurunkan reputasi bank
1. Risiko Kredit
Risiko Kredit adalah risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan pihak ke
menggunakan rumus :
2. Risiko Pasar
25
Risiko Pasar adalah Risiko yang timbul karena adanya pergerakan Portofolio
3. Risiko Likuiditas
Risiko Likuiditas adalah Risiko yang disebabkan karena Bank tidak mampu
4. Risiko Operasional
5. Risiko Hukum
6. Risiko Reputasi
7. Risiko Strategik
eksternal.
26
8. Risiko Kepatuhan
berlaku.
Ukuran kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini mengacu dari Peraturan
antara lain diatur bahwa bank diwajibkan untuk melakukan penilaian sendiri (self-
kecukupan modal (CAR), rasio kredit bermasalah (NPL), rasio rentabilitas (ROA)
dan net interest margin (NIM), rasio belanja operasional (BOPO), rasio likuiditas
Secara umum, pengertian CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio kecukupan
oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut
untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika
nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan
Sedangkan, menurut Rivai dkk (2013) CAR adalah ” Rasio yang memperlihatkan
seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan ,
surat berharga, tagihan pada bank lain ) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank
disamping memperoleh dana -dana dari sumber-sumber di luar bank , seperti dana
Pada Bab II pasal 4 butir 1 PBI Nomor 13/23/PBI/2011 diesbutkan bahwa risiko
yang terdapat pada perbankan dan merupakan risiko utama dalam perbankan
adalah risiko kredit (Rivai dkk, 2013). Risiko Kredit (Credit Risk) Adalah risiko
yang timbul sebagai akibat kegagalan pihak memenuhi kewajibannya. Pada bank
pembiayaan, sedangkan untuk balas jasa yang diberikan atau diterima pada bank
umum berupa bunga (interest loan atau deposit) dalam presentase yang sudah
ditentukan sebelumnya.
Dalam PSAK No. 31 tahun 2014 disebut mengenai kredit Non Performing “Pada
sudah lewat sembilan puluh hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang
usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh suatu bank. Selain itu, rasio-rasio dalam
kategori ini dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank. Dalam
antarpos yang terdapat pada laporan laba rugi ataupun hubungan timbal balik
antarpos yang terdapat pada laporan laba rugi bank dengan pos-pos pada neraca
rentabilitas dalam penelitian ini terdiri dari Return on Assets (ROA), dan Net
Profit Margin.
antara laba yang diperoleh dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan
tersebut. Semakin baik profitabilitas maka semakin baik pula tingkat kemampuan
menghitung berbagai tolak ukur yang relevan. Salah satu tolak ukur tersebut
adalah dengan rasio keuangan sebagai salah satu analisa dalam menganalisa
kondisi keuangan, hasil operasi dan tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Rasio
Return on Assets (ROA). Penentuan peringkat serta predikat rasio ROA bank
antara pendapatan bunga bersih terhadap aktiva produktif. NIM merupakan rasio
antara pendapatan bunga yang diperoleh dari pinjaman yang disalurkan oleh bank
(Interest income) dikurangi dengan biaya bunga yang menjadi beban bank dari
sumber dana yang diperoleh atau dikumpulkan oleh bank (Interest expenses)
dibagi dengan rata-rata aktiva produktif (Average Interest Earning Assets) yang
berupa penanaman dana bank baik dalam valas maupun rupiah dalam bentuk
kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, dan penyertaan saham.
diperoleh atas aktiva produktif yang dikelola oleh bank sehingga kemungkinan
bank dalam kondisi bermasalah akan semakin kecil dan menunjukkan keuntungan
Standar yang ditetapkan Bank Indonesia untuk rasio NIM adalah 6%. Menurut
Koch dan Scott (2000), NIM penting untuk mengevaluasi kemampuan bank
dalam mengelola resiko terhadap suku bunga dimana saat suku bunga berubah
31
maka pendapatan bunga dan biaya bunga bank juga akan berubah. Penentuan
operasinya (Rivai, 2013), semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin
baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan
sumber daya yang ada di perusahaan. Besarnya rasio BOPO yang dapat ditolerir
oleh perbankan di Indonesia adalah sebesar 85%, hal ini sejalan dengan ketentuan
Dari Rasio ini, dapat diketahui tingkat efisiensi kinerja manajemen suatu bank,
jika angka rasio menunjukkan angka diatas 90% dan mendekati 100% ini berarti
kinerja bank tersebut menunjukkan tingkat efiensi yang sangat rendah. Tetapi jika
rasio ini rendah, misalnya mendekati 75% ini berarti kinerja bank yang
dikatakan sehat apabila dibawah 85% dan dikatakan tidak sehat apabila diatas
85%. Berikut adalah skala interval untuk mengambil kesimpulan dalam hasil
Loan to Deposit ratio adalah rasio keuangan perbankan yang berkaitan dengan
jumlah dana yang disalurkan masyarakat dalam bentuk kredit dengan dana yang
yang dimiliki oleh bank. Rasio ini dapat menggambarkan bagaimana kemampuan
bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat diukur dari perbandingan antara seluruh
bank untuk memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya
yang telah digunakan bank untuk memberikan kredit. Besarnya jumlah kredit
yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank. Jika bank tidak mempu
menyebabkan bank tersebut rugi (Kasmir, 2014). Besarnya standar nilai LDR
menurut bank indonesia adalah antara 85%-100%. Berikut adalah skala interval
Volume kredit memberikan kesempatan bagi pihak bank untuk menekan tingkat
spread, yang pada akhirnya akan dapat menurunkan tingkat lending rate sehingga
bank akan lebih kompetitif dalam memberikan layanan kepada nasabah yang
membutuhkan kredit. Hal itu mungkin saja terjadi karena bank akan cenderung
bagaimana pihak bank menerapkan strategi bank serta target marketnya. Untuk itu
pengelompokan jenis industri serta peringkat usaha bank merupakan salah satu
2% hingga 3% yang merupakan harga yang layak (cukup) sebagai komponen dari
lending rate.
Menurut Ismail (2011) spread merupakan perbedaan antara bunga yang diterima
dari nasabah dan bunga yang dibayar kepada nasabah. Dalam hal, pendapatan
bunga yang diterima dari nasabah peminjam lebih rendah daripada biaya bunga
yang dibayar oleh bank kepada nasabah disebut dengan negative spread.
Sebaliknya, apabila bunga yang diterima dari nasabah yang memperoleh pinjaman
dari bank lebih besar dibanding bunga yang dibayar oleh bank kepada nasabah
disebut dengan positive spread. Negative spread pada umumnya terjadi pada saat
menggunakan teori yang relevan atau dengan logika dan hasil-hasil penelitian
sebelumnya.
jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat
berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank
dari masyarakat, pinjaman, dan lain-lain. Bila CAR (Capital Adequacy Ratio)
suatu bank rendah, kemampuan bank untuk survive pada saat mengalami kerugian
juga rendah. Modal sendiri cepat habis untuk menutup kerugian yang dialami,
para manajer perusahaan kepada para investor dan untuk membantu mendukung
perusahaan yang baik, dan dengan laba yang tinggi perusahaan memiliki cukup
Oleh karena itu semakin tinggi kemampuan modal bank maka akan semakin
diajukan adalah:
Menurut Siamat (2005) risiko kredit atau sering disebut kredit bermasalah dapat
faktor kesengajaan atau karena faktor eksternal diluar kemampua kendali debitur,
Pemberian kredit yang dilakukan oleh bank mengandung risiko yaitu berupa tidak
lancarnya pembayaran kredit atau dengan kata lain disebut kredit macet (Non
Performing Loan). Tingginya tingkat kredit macet dapat membuat kinerja suatu
profitabilitas.
unit usaha para pemilik kredit dapat semakin berkembang dan maju. Dengan
dapat semakin baik dan kemungkinan kredit macet akan semakin berkurang. Dari
uraian diatas dapat dirumuskan dirumuskan hipotesis yang dapat diajukan terkait
harus menyampaikan semua informasi yang ada kepada pihak eksternal baik itu
informasi keuangan maupun non keuangan melalui laporan keuangan. Salah satu
perusahaan tersebut, disamping itu bisa menarik minat dari konsumen dan
sosial menyadarkan perusahaan bahwa laba bukan menjadi faktor utama dalam
40
CSR tidak hanya meliputi lingkungan perusahaan, namun CSR memiliki bidang
dan gagasan yang cukup luas mengenai etika serta keberlanjutan ditingkat pasar
dan lokal. Masyarakat yang demokratis, CSR digunakan sebagai pelindung citra
Rasio BOPO sering disebut rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur
pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya
Bagi perusahaan yang terlibat dalam beberapa aspek sosial, baik di dalam
perusahaan dan di luar, akan berdampak pada produk dan jasa perusahaan menjadi
lebih menarik bagi konsumen secara keseluruhan, hal ini membuat perusahaan
menjadi lebih diuntungkan, semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin
baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan
sumber daya yang ada di perusahaan. Dari uraian diatas dapat dirumuskan
dirumuskan hipotesis yang dapat diajukan terkait dengan rumusan masalah dalam
Kasmir (2014) LDR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi
jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan
modal sendiri yang digunakan. LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank
lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah digambarkan dengan LDR.
akuntabilitas maupun responsibilitas secara lebih luas dan tidak terbatas hanya
memberi bantuan renovasi bangunan tempat usaha. Besarnya jumlah kredit yang
menyebabkan bank tersebut rugi (Kasmir, 2014). Dari uraian diatas dapat
simpanan) dengan bunga yang diterima dari peminjam (bunga kredit). Pada
perekonomian negara stabil, maka suku bunga kredit akan selalu lebih tinggi
negara stabil, biasanya negative spread tidak terjadi. Setiap bank akan mampu
menjual dananya dengan bunga lebih tinggi dibanding dengan bunga yang
kondisi perekonomian suatu negara tidak stabil, atau sedang krisis, maka negative
43
kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini mengacu dari Peraturan Bank
bank dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 dan PBI No.
8/6/PBI/2006 tentang Penerapan Manajemen Risiko antara lain diatur bahwa bank
baik secara individual maupun secara konsolidasi, dalam penelitian ini kinerja
bermasalah (NPL), rasio rentabilitas (ROA) dan net interest margin (NIM), rasio
44
belanja operasional (BOPO), rasio likuiditas (LDR) dan rasio cakupan kredit
CAR H1
NPL
H2
H3
ROA
H4 Corporate Social
NIM Responsibility
H5 Perbankan (CSR)
BOPO
H6
LDR
SOI H7
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar
peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel (Ghozali, 2013). Dalam
sampling (kriteria yang dikehendaki), berikut kriteria sampel dalam penelitian ini:
mengalami delisted.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder karena data diperoleh
secara tidak langsung atau melalui media perantara, sumber-sumber data dapat
46
diperoleh dari website situs bursa efek Indosnesia, situs informasi harga saham
Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang terbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
Pengukuran ini dilakukan dengan mencocokkan item pada check list dengan item
∑
HARD =
berikut:
∑
SOFT =
∑
CSR =
CAR yaitu rasio untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk
dimiliki (modal inti dan modal pelengkap) bank dengan aktiva tertimbang
menurut risiko (ATMR). CAR dapat dihitung dengan rumus (Kasmir, 2014).
NPL yaitu rasio yang menunjukan kemampuan manajemen bank dalam mengelola
kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Kriteria kredit kurang lancar,
dibandingkan dengan total kredit. NPL dapat dihitung dengan rumus (Kasmir,
2014).
dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada. Atau untuk
mengukur keuntungan bersih setelah pajak dalam menilai seberapa besar tingkat
pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA dapat dihitung
dengan membagi laba bersih dengan total aktiva perusahaan (Kasmir, 2014).
Loan to Deposit ratio adalah rasio keuangan perbankan yang berkaitan dengan
jumlah dana yang disalurkan masyarakat dalam bentuk kredit dengan dana yang
yang dimiliki oleh bank. LDR dapat dihitung dengan rumus (Lampiran SE BI
Nomor 14/15/PBI/2012).
bunga. Semakin tinggi nilai spread mengindikasikan semakin tinggi resiko kredit
sebaliknya, semakin rendah spread maka semakin rendah pula resiko kreditnya.
Keterangan:
pendapatan bunga
harga jual =
total kredit
beban bunga
harga beli =
dana pihak ketiga
deskripsi umum dari variabel penelitian mengenai nilai rata-rata (mean), standar
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan alat analisis regresi, metode regresi
masalah dan kerangka pemikiran teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, maka
kinerja keuangan berpengaruh terhadap hard dan soft disclosure dengan rumus
sebagai berikut:
a. Jika t hitung > t kritis, atau nilai sig < α maka H0 ditolak
b. Jika t hitung < t kritis, atau nilai sig > α maka H0 diterima.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengaruh kinerja keuangan yang
(NPL), rasio rentabilitas (ROA) dan net interest margin (NIM), rasio belanja
operasional (BOPO), rasio likuiditas (LDR) dan rasio cakupan kredit (SOI)
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2013-2017 di Bursa Efek
4. Selain itu hasil penelitian ini berhasil membuktikan bahwa rasio rentabilitas
terdaftar di BEI.
5.3 Saran
lebih panjang, dengan tujuan supaya hasil yang nantinya diperoleh akan lebih
akurat.
setiap butir dan dapat menggunakan standar butir pengungkapan yang terkini
dan berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zaenal dan Endri. 2009. Analisis Kinerja dan Korelasi Antar Rasio
Keuangan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, VOL. 11, NO. 1, MEI 2009:
21-29.
Almilia, Luciana Spica, Dewi, Uswati Hasanah dan Hartono, Is Hastutik Nurul.
2011. “faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab
sosial dan dampaknya terhadap kinerja keuangan dan ukuran perusahaan”.
STIE Perbanas Surabaya. Vol. 10 No. 1 (April 2011), Halaman 50 - 68
Chang, Ching-Hsun., dan Chen, Yu-San. 2013. “ Greenwash and green trust: The
mediation effect of green consumer confusion and green perceived risk.”
Journal of Bussines Ethic Vol. l14 489-500.
Chariri, Anis. 2008. Kritik Sosial Atas Pemakaian Teori Dalam Penelitian
Pengungkapan Sosial Dan Lingkungan. Semarang: Jurnal Maksi. Vol. 8
No.2, 2 Agustus 2008: 151-169.
Cho, C.H, Laine, M., Roberts, R.W., Rodrigue, M. 2015. Organized hypocrisy,
organizational façades, and sustainability reporting. Accounting,
Organizations and Society, v. 40, 78–94.
Clarkson, P., Li, Y., Richardson, G. & Vasvari, F. 2008. Revisiting the relation
between environmental performance and environmental disclosure: An
empirical analysis. Accounting, Organizations and Society, 33(4), 303-327.
Clarkson, P., Overell, M. & Chapple, L. 2011. Environmental reporting and its
relation to corporate environmental performance. Abacus, 47(1), 27-60.
Elkington, John. 1997. Cannibals with Forks: The Triple Bottom Line in 21st
Century Business.Oxford:Capstone.
Fiordelisi, Franco. David, Marques Ibanes. dan Phil Molyneux. 2011. Efficiency
and Risk in European Banking. Journal of Banking and Finance.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analsis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hartono, Jogiyanto. 2012. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ke-enam.
BPFE. Yogyakarta
Kytle, Beth dan Ruggie, John Gerard. 2005, “Corporate Social Responsibility as
Risk Management: A Model for Multinationals”, A Working Paper of the:
Corporate Social Responsibility Initiative, No. 10.
Luthfia, K., 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan, Struktur
Modal, dan. Corporate Governance.
Masruroh, D.A., dan Mulazid, A.S., 2017. Analisa Pengaruh Size Perusahaan,
Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Perfoming Financing (NPF), Return
On Asset (ROA), Financing Deposit Ratio (FDR) Terhadap Pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Umum Syariah Di Indonesia
Periode 2012-2015.Human Falah.Volume 4. No. 1 Januari – Juni 2017
Mawandira, Sasi Ika, Stevanus Hadi Darmadji dan Aurelia Carina Sutanto. 2014.
Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR) Pada Sektor Non Keuangan dan Non BUMN
yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010, 2011, dan 2012. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Universitas Surabaya (2)3 hal:1-20.
Murtaza, I.A., Akhtar, N., Ijaz, A., Sadiqa, A. 2014. Impact of corporate social
responsibility on firm financial performance: A case study of Pakistan.
International Review of Management and Business Research, 3(4), 1914-
1927.
Natalia, R. dan Tarigan, J. 2014. Pengaruh Sustainability Reporting Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan Publik Dari Sisi Profitability Ratio. Business
Accounting Review, 2(1), 111-120.
Ong, Siew Hoon. 2016. Measuring the quality and identifying influencing factors
of sustainability reporting: Evidence from the resources industry in
Australia. Theses: Doctorates and Masters. Edith Cowan University.
Putranto, Yohanes Andri dan Suramaya Suci Kewal. 2014. Pengaruh Corporate
Social Responsibility Berbasiskan Karakteristik Social Bank Terhadap
Kinerja Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi
(3)18 hal:479-490.
Sari, Ratna, Chandra dan Zuhrotun. 2006. Keinformatifan laba di Pasar Obligasi
dan Saham: Uji Liquidation Option Hypotesis. Simposium Nasional
Akuntansi IX. Padang.
Sarumpaet, Susi., Nelwan, Melinda Lydia., Dewi., 2017. The value relevance of
environmental performance: evidence from Indonesia. Social Responsibility
Journal, Vol. 13 Issue: 4, pp.817-827.
Tarigan, J., & Semuel, H. (2015). Pengungkapan Sustainability report dan Kinerja
Keuangan .Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 16(2), 88-101.
Tasman, Abel. Rahmiati, Tri Hartanti. 2015. “Pengaruh Spread Of Interest Rate
Dan Kredit Bermasalah Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Journal of Finance.
Tricia, Ong., Trireksani, Terri., Djajadikerta, Hadrian Geri. 2016. Hard and soft
sustainability disclosures: Australia’s resources industry. Accounting
Research Journal, Vol. 29 Issue: 2. pp.198-217,
https://doi.org/10.1108/ARJ-03-2015-0030.
Weber, O., Koellner, T., Habegger, D., Steffensen, H., & Ohnemus, P. 2008. The
Relation Between Sustainability Performance and Financial.
www.ojk.go.id
www.Bi.go.id
http://pustakabakul.blogspot.co.id/2013/07/resource-based-theory.html
www.google.com