You are on page 1of 12

MEDIA SOERJO VOL. 12.No.

1 April 2013 54
ISSN : 1978-6239

EVALUASI KINERJA STRUKTUR GEDUNG TERHADAP GEMPA


Studi Kasus: Gedung Masjid Baiturrahman

Doddy H. Kurnianto
Dosen Fakultas Teknik
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Soerjo, Ngawi
Email: kurnianto1@gmail.com

Abstract
Building Mosque Baiturrahman Ngawi planned with 2 units of the main
building. Both the main building unit tipycal together on the floor with a distance
of 32.34 m building between the center of mass of the two buildings. The total
area of the main building is 60.05 m x 32,50 m. Consists of 2 main floor as a
means of prayer rooms with voids extending between two floors. In this study, the
theoretical predictions will be made about the structural design of existing
buildings. And will be investigated in accordance check-list follow the terms and
conditions SNI 03-2847-2002 check list of the 310 FEMA planning procedure for
the earthquake resistance of buildings. Deviation ultimate criterion is used as the
target displacement according to ISO-1726-2002, while the acceptance of
normative evaluation criteria still refer to FEMA 356. Evaluation results indicate
that the structural condition of the building has adequate structural ductility.
although there are some terms that do not meet the requirements of FEMA 310.
There is a difference between 310 and FEMA Response Spectrum Analysis on the
value of the natural vibration period (T1) and base shear. With the long
dimension of the building mosques Baiturrahman (Lx> 40 m), the building needs
to be made delatasi.
Keywords: ductility, structure, building, earthquakes

1. PENDAHULUAN bulkan korban jiwa manusia. Selain


itu juga untuk mencegah benturan
1.1. Kinerja Batas Ultimit
berbahaya antar-gedung atau antar
Menurut SNI-1726-2002
bagian struktur gedung yang dipisah
Kinerja batas ultimit struktur dengan sela pemisah (sela delatasi).
gedung ditentukan oleh simpangan Sesuai Pasal 4.3.3 SNI-1726-2002
dan simpangan antar-tingkat simpangan dan simpangan antar-
maksimum pada struktur gedung tingkat ini harus dihitung dari
akibat pengaruh Gempa Rencana simpangan struktur gedung akibat
saat kondisi struktur gedung di pembebanan gempa nominal, dikali-
ambang keruntuhan. Hal ini diper- kan dengan suatu faktor pengali ξ
hitungkan guna membatasi ke- sebagai berikut :
mungkinan terjadinya keruntuhan
- untuk struktur gedung beraturan :
struktur gedung yang dapat menim-
ξ = 0.7 R

Doddy Herman Kurnianto, Evaluasi Kinerja Struktur Gedung Terhadap Gempa


Studi Kasus: Gedung Masjid Baiturrahman
MEDIA SOERJO VOL. 12.No. 1 April 2013 55
ISSN : 1978-6239

- untuk struktur gedung tidak 1. Selanjutnya akumulasi gaya dan


beraturan : deformasi dievaluasi pada target
perpindahan untuk mengetahui
Faktor Skala ξ = 0.7R .... (7)
kinerja setiap komponen.
Faktor Skala 2. Perilaku yang dikontrol deforma-
dengan R adalah faktor reduksi si (misal, lentur balok), nilai de-
gempa struktur gedung tersebut dan formasinya dibandingkan dengan
Faktor Skala adalah seperti yang deformasi ijin dari FEMA 356.
ditetapkan dalam Pasal 7.2.3 SNI- 3. Untuk perilaku yang dikontrol
1726-2002. gaya (misal,geser balok), kapasi-
Untuk memenuhi persyaratan tas kekuatan dibandingkan
kinerja batas ultimit dalam segala dengan gaya yang terjadi. Kapa-
hal simpangan antar-tingkat yang sitas kekuatan juga telah didefi-
dihitung dari simpangan struktur nisikan dalam FEMA 356.
gedung menurut rumusan diatas 4. Jika salah satu :
tidak boleh melampaui 0.02 kali
(a) gaya perlu dalam aksi atau
tinggi tingkat yang bersangkutan.
komponen atau elemen yang
Kriteria simpangan ultimit tersebut
dikontrol gaya.
selanjutnya digunakan sebagai target
(b) besarnya deformasi yang terjadi
perpindahan (SNI-1726-2002), se-
dalam aksi, komponen atau
dangkan evaluasi kriteria penerima-
elemen yang dikontrol defor-
an masih mengacu pada FEMA 356.
masi, melebihi nilai-nilai yang
1.2. Langkah-langkah Analisis
ditetapkan maka dianggap
Analisa beban dilaksanakan
kinerjanya tidak memenuhi
mengikuti petunjuk FEMA 356.
syarat.
Adapun langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut: 1.3. Kriteria Penerimaan
1. Analisa elastis struktur dengan Kinerja Struktur
memasukkan semua elemen
Gaya geser dasar pada target
bangunan yang berkaitan dengan
perpindahan Vt tidak boleh kurang
berat, kekuatan, kekakuan, sta-
dari 80% dari gaya geser dasar
bilitasnya dan lainnya dan diren-
efektif pada saat leleh, Vy, yang
canakan memenuhi ketentuan
dihitung pada saat nilai Te.
perencanaan. Kriteria FEMA 356
mengharuskan setiap komponen  Implementasi Evaluasi Kinerja
struktur harus memenuhi per- Struktur direncanakan mengacu
syaratan gempa dari AISC cara pada standar SNI 03 – 1726 -
LRFD 1994. 2002 (Standar Perencanaan
2. Analisis beban dorong dilakukan Ketahanan Gempa Untuk Struktur
dalam dua tahap, yang pertama Bangunan Gedung). Pada cara
struktur diberi beban gravitasi perencanaan yang biasa maka
(kombinasi beban mati dan beban proses selesai jika setiap
hidup yang direduksi). persyaratan terpenuhi. Sedangkan

Doddy Herman Kurnianto, Evaluasi Kinerja Struktur Gedung Terhadap Gempa


Studi Kasus: Gedung Masjid Baiturrahman
MEDIA SOERJO VOL. 12.No. 1 April 2013 56
ISSN : 1978-6239

untuk perencanaan berbasis massa dan system struktur


kinerja, kondisi tersebut harus menggunakan model rigid
megikuti standar Life Safety Level diaphragm, massa struktur
dari FEMA 310. dipusatkan pada satu titik nodal tiap
lantai. Kombinasi pembebanan
2. TINJAUAN PUSTAKA DAN untuk desain sesuai peraturan beton
LANDASAN TEORI Indonesia [SNI 03-2847-2002] ada 4
2.1. Analisis Riwayat Waktu macam sebagai berikut :
Beban gempa adalah fungsi a. 1,4DL
waktu, sehingga respon pada b. 1,2DL + 1,6LL
struktur juga tergantung dari waktu c. 1,2DL + f.LL ± E;
pembebanan. Akibat Gempa (f = 0,5 karena L < 500 kg/m²)
Rencana struktur akan berperilaku d. 0,9DL ± E
inelastik. Untuk mendapatkan
respon struktur tiap waktu dengan 3. METODE PENELITIAN
memperhitungkan perilaku non-
linier. Dalam perancangan struktur  PEMODELAN DAN
bangunan gedung dilakukan analisis ANALISIS DESAIN
dinamik 3D (tiga dimensi) untuk 3.1. Deskripsi Bangunan
mengetahui karakteristik dinamik
Bangunan berada di tengah
gedung dan mendapatkan jumlah
kota Ngawi yang mempunyai view
luas tulangan nominal untuk desain.
kearah lapangan merdeka Ngawi.
Pemodelan, analisis dan desain
Berada di wilayah lokasi gempa 2
memakai program ETABS Non
Indonesia.
Linear V.9.7, dengan analisis
dinamik respons spektrum [SNI - Luas bangunan 64.05 m x 32.50 m
1726-2002]. Nilai akhir respons - Terdiri dari 2 unit bangunan utama
dinamik struktur gedung terhadap - 1 unit menara dengan model 6
pembebanan gempa nominal akibat rangka portal terbuka yang terdiri
Gempa Rencana dalam suatu arah dari 1 unit tangga melingkar
tertentu, tidak boleh diambil kurang
dari 80% nilai respons ragam ke-1
(dalam gaya geser dasar nominal).
Faktor partisipasi massa : translasi
sumbu-x, sumbu-y dan rotasi
sumbu-z harus memenuhi syarat
partisipasi massa ragam efektif
minimum 90%. Efek P-Delta
diperhitungkan dalam studi ini.
Parameter yang digunakan adalah
metode non iterative based on mass,
karena metode iterasi yang
digunakan adalah berdasarkan Gambar 3.1
Pemodelan Masjid

Doddy Herman Kurnianto, Evaluasi Kinerja Struktur Gedung Terhadap Gempa


Studi Kasus: Gedung Masjid Baiturrahman
MEDIA SOERJO VOL. 12.No. 1 April 2013 57
ISSN : 1978-6239

3.1.1. Data Struktur : - F1b = Pile Cap Segi Enam


(dg.existing)
a. Bangunan Utama
- F2a = Pile Cap (100 x 100 cm)
 Jumlah lantai = 2 lantai - F2b= Pile Cap Segi Delapan
 Panjang = 64.05 m’ (dg.existing)
 Lebar = 32.50 m’ - F2c = Pile Cap Segi Enam
 Tinggi total bangunan = 18.680 m’ (dg.existing)
 Luas Bangunan Lt.01 = - F2d = Pile Cap Segi
2.081,625 m2 - F3 = Pile Cap (140 x 40 cm)
 Luas Bangunan Lt.01 = - F4 = Pile Cap (100 x 40 cm)
2.081,625 m2 - F5 = Pile Cap ( 40 x 40 cm)
 Luas Total Bangunan = dg.Strauss Baru/existing
4.163,250 m2 - F6 = Pile Cap 150 x 60 cm)
 Tinggi Portal Lt.01 = 4.00 m’ dg.existing
 Tinggi Portal Lt.02 = 3.77 m’
 Tinggi Portal pilar utama (top Detail Dimensi Struktur Sloof :
kolom) = 13.32 m’ - Sloof (S1) 25 x 40 cm
 Mutu beton (f’c) = K-250 (25 - Sloof (S2) 20 x 30 cm
MPa) - Sloof (S3) 15 x 30 cm
 Mutu Baja ( fy) = U-24 (240
Detail Dimensi Struktur Pelat :
MPa)
- ( PL ) : Plat Lantai 13 cm
b. Atap Bangunan Utama
- ( PA ) : Plat Atap 10 cm
 Struktur Atap = Baja
Detail dimensi Struktur Kolom :
 Penutup Atap = Genteng
- K1a = Kolom Utama 90 x 90 cm
Glazuur
BOC (-0,20)
 Tinggi efektif atap 3 (top) =
Kolom Utama 70 x 70 cm
5.86 m’
BOC (+10,20)
 Tinggi efektif atap 2 = 2.92 m’
- K1b = Kolom Utama 50 x 50 cm
 Tinggi efektif atap 1 = 2.50 m’
(penebalan menjadi 70 x 70)
 Luas Atap 3 = 301.76 m’
BOC.(+10,20)
 Luas Atap 2 = 310.83 m’
 Luas Atap 1 = 132.50 m’ - K2 = Kolom Bulat Ø 50 cm
 Total Luas Atap = 745.10 m’ - K3 = Kolom 40 x 40 cm
- K4 = Kolom 30 x 30 cm
c. Pondasi
- K5 = Kolom 15 x 15 cm
- Foot Plate - K6 = Kolom 25 x 25 cm
- Tiang Pancang (Strauss ± 3 m’) =
Detail dimensi Struktur Balok:
Ø 30 cm
- Miniple = 20 cm x 20 cm - B1 = 40/70 cm
- B2 = 30/60 cm
Detail Dimensi Struktur Pondasi :
- B3 = 25/40 cm
- F1a = Pile Cap Segi Enam
- B4 = 25/50 cm
- B5 = 15/30 cm

Doddy Herman Kurnianto, Evaluasi Kinerja Struktur Gedung Terhadap Gempa


Studi Kasus: Gedung Masjid Baiturrahman
MEDIA SOERJO VOL. 12.No. 1 April 2013 58
ISSN : 1978-6239

- BK1 = 30/70 cm – 30/60 cm  Percepatan puncak muka tanah,


- BK2 = 25/40 cm – 25/30 cm A0 = 0,15 g.
- RB1 = 30/70 cm
- RB2 = 30/50 cm (Tabel 5. Pasal 4.7.2 SNI 1726-
- RB3 = 25/40 cm 2002)
- BA1 = 25/50 cm
- BA2 Ring Balk = 25/40 cm
3.1.2. Hitungan Pembebanan
Struktur Gedung
Beban hidup pada tiap lantai
maupun atap gedung dapat direduksi
sehingga beban hidup yang bekerja
Gambar 2.1
hanya 30 % saja. Peta Gempa
Tabel 3.1 Analisis Respon Spektrum
Berat Struktur Per Lantai menggunakan Respon Spektrum
Tinggi (hx) Berat Lantai (Wx) WxHx Gempa Rencana SNI 03-1726-2002.
Lantai
m ton ton-m Respon Spektrum (Gambar 3.2)
Atap 15.100 73.914 1.116.103 yang digunakan adalah untuk
Lantai 2 9.200 1.338.732 12.316.333
wilayah gempa 2 pada kondisi tanah
sedang.
Lantai 1 4.000 1.297.893 5.191.572

Σ 28.30 2.710.54 2.738.84

3.1.3. Seismic design data:


Klasifikasi wilayah zona
gempa sesuai Standard Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung (SNI-1726-2002)
dengan peta wilayah dapat dilihat
pada Gambar 3.1. Berdasarkan SNI
03-1726-2002 Pasal 5.6 tentang Gambar 2.2.
Pembatasan waktu getar alami Respon Spektrum
Wilayah Gempa
struktur:
- Lokasi gedung terletak di zone  Tc = 0,6 detik.
gempa 2.  Am = 0,38
- Kondisi tanah di lokasi proyek  Ar = Am x Tc = 0,23 g
termasuk ke dalam kategori
(Tabel 6. Pasal 4.7.6 SNI 1726 -2002).
tanah sedang.
Untuk tanah sedang : Gedung digunakan untuk tempat
ibadah.
 Percepatan puncak batuan dasar
= 0,10 (‘g’).  Faktor Keutamaan Struktur, I =
1,0.

Doddy Herman Kurnianto, Evaluasi Kinerja Struktur Gedung Terhadap Gempa


Studi Kasus: Gedung Masjid Baiturrahman
MEDIA SOERJO VOL. 12.No. 1 April 2013 59
ISSN : 1978-6239

(Tabel 1. Pasal 4.1.2 SNI 1726 - menurut Tabel 1 SNI 1726-2002


2002). Pasal 4.7.6
 Untuk sistem rangka pemikul Sehingga : nilai μ= 0,15/0,10 x 1
momen beton, factor reduksi μ= 1,5
gempa R = 8,5. Untuk μ = 1,5 maka R = 2,4
(Tabel 3. Pasal 4.3.6 SNI 1726 - pada taraf
2002). kinerja struktur kategori elastic
Kedua arah pembebanan portal penuh menurut Tabel 9 SNI 1726-
merupakan SRPM beton, 2002 Pasal 4.7.6.
Ct = 0,03 merupakan koefisien 2.5. Base Shear.
SRPM (Type C1)
h = 18,68 m (61.28 feet)

 Sehingga T = 0,03 x 61,28 ¾ =


0,6 detik
SNI 1726-2002 Pasal 4.7.6 2.5. Pemeriksaan Cepat Strength
 Untuk T ≤ Tc C = Am. and Stiffness
 Untuk T > Tc C = Ar / T, dengan 2.5.1. Story Shear Forces
Ar = Am x Tc
( )( )
Karena T ≤ Tc, sehigga Faktor
Respons Gempa :
( )( )
Maka Ct = Am
= 0,38
Nilai Faltor Reduksi Gempa : ( )( )
Untuk mengkaji perilaku pasca-
elastik struktur gedung terhadap
pengaruh Gempa Rencana, harus
dilakukan analisis respons
dinamik non-linier riwayat waktu, 2.5.2. Tegangan Geser pada kolom
di mana percepatan muka tanah Vavg : Shear Stress in concrete
asli dari gempa masukan (A) harus column
diskalakan(μ), sehingga nilai
percepatan puncaknya menjadi
( )( ) ( )
sama dengan Ao I, di mana Ao
adalah percepatan puncak muka
tanah menurut Tabel 5 dan I Dengan :
adalah Faktor Keutamaan gedung nc = total jumlah kolom

Doddy Herman Kurnianto, Evaluasi Kinerja Struktur Gedung Terhadap Gempa


Studi Kasus: Gedung Masjid Baiturrahman
MEDIA SOERJO VOL. 12.No. 1 April 2013 60
ISSN : 1978-6239

nf = total jumlah semua portal Diketahui:


dalam arah pembebanan Mutu beton (f’c) = K-250 (25 MPa)
Ac = total jumlah luas cros- Mutu Baja ( fy) = U-24 (240
section kolom pada tingkat Mpa) ........ (D = ulir)
yang ditinjau Mutu Baja ( fy) = U-32 (320
vj = Gaya geser tingkat MPa).............. (Ø = polos)
m = factor modifikasi komponen, L = 7,00 m; Vc 1 = 0,26 ton/m2
m=2,0 untuk life safety, m = h = 6,00 m; Vc 2 = 0,41 ton/m2
1,3 Immediate occ E = 23,500.00 Mpa;
kb = 0,000771 Mpa
dari As Built Drawing diketahui:
Ib = 0,0054 Mpa;
nc = 112,00 kc = 0,000113 Mpa
nf = 17,00 Ic = 0,000675 Mpa
Ac = 36.37
m = 2.00
Vj = V1 =16,22 ton
V2 = 25,10 ton

( )( ) ( )

= 0,26 ton/m2 (0,026 kg/cm2)


2.5.4. Tegangan Aksial akibat
( )( ) ( ) gaya guling pada kolom
(Pσt)
= 0,41 ton/m2 (0,041 kg/cm2)
( )( )
2.5.3. Story Drift
Diketahui:
( )( ) m = 2 (kriteria life safety)
L = 32,5 m
dengan: hn = 18,68 m
nf = 17
DR = Drift Ratio V = 9,57 ton ( base shear )
E = Modulus Elastisitas
Kb = I/L untuk balok
representative
h = Story height
kc = I/h untuk kolom
representative = 0,011 kg/cm2
I = Momen Inersia Penampang
Vc = Gaya Geser Kolom
L = Bentang Portal

Doddy Herman Kurnianto, Evaluasi Kinerja Struktur Gedung Terhadap Gempa


Studi Kasus: Gedung Masjid Baiturrahman
MEDIA SOERJO VOL. 12.No. 1 April 2013 61
ISSN : 1978-6239

4. NALISIS DAN PEMBAHASAN - Semua komponen struktur vertical


pada sistem penahan gaya lateral
 Check List FEMA 310
harus menerus ke fondasi.
- Berdasarkan As Built Drawing, (memenuhi syarat)
struktur mempunyai alur beban
- Perubahan massa efektif harus
arah horisontal yang menerus.
lebih dari 50% dari suatu tingkat
(as built drawing)
ke tingkat berikutnya. (tidak
- Jarak antara bangunan ber- memenuhi syarat)
sebelahan 6,5 m; tinggi bangunan
- Setelah dianalisis dengan Etabs,
existing 18,68; sedangkan untuk
posisi pusat massa dan kekakuan
memenuhi syarat >4% tersebut
tingkat hampir berimpit, sehingga
seharusnya berjarak 7,47 m tinggi
bisa dipastikan jarak antar
bangunan eksisting. Antara kedua
keduanya kurang dari 20% lebar
bangunan utama tidak dibuat celah
bangunan. (tidak memenuhi
delatasi; padahal panjang total
syarat)
bangunan 60,05 m.
- REDUNDANSI, jumlah lajur
- Tingkat mesanin interior diper-
rangka momen dalam setiap arah
kaku (braced) dan diangkur pada
utama lebih besar dari atau sama
balok dan kolom utama.
dengan 2. Jumlah bentang rangka
(memenuhi syarat)
momen dalam setiap lajur lebih
- Kekuatan sistem penahan gaya besar dari atau sama dengan 2.
lateral di semua tingkat harus (memenuhi syarat)
kurang dari 80% kekuatan di - Semua dinding partisi dan clading
tingkat yang berdekatan di atas diikatkan pada struktur dan
atau di bawahnya. (tidak memiliki penjangkaran yang kuat.
memenuhi syarat) (memenuhi syarat)

- Kekuatan system penahan gaya - Tegangan geser dalam kolom


lateral kurang dari 70% kekuatan beton dihitung dengan prosedur
pada tingkat yang berdekatan. Vavg pemeriksaan cepat (FEMA
1 = 0,26 < 0,28 (70% kekuatan 310,Sect.3.5.3.2) dengan nominal
rata-rata ). (memenuhi syarat) tegangan kurang dari 0,69 MPa
atau (0,166)1/2 fc‘.(memenuhi
- Perubahan dimensi horizontal dari syarat)
sistem penahan gaya lateral tidak
ada yang lebih dari 30% di suatu -Tegangan aksial akibat gaya guling
tingkat relatif terhadap tingkat- saja dihitung dengan prosedur pe-
tingkat yang berdekatan. Jarak meriksaan cepat (FEMA 310,
bentang portal lantai 1 dan lantai 2 Sect.3.5.3.6) kurang dari 0,30 f’c.
relatif seragam. (tidak memenuhi f’c kolom beton = 25 Mpa; Pσt =
syarat) 0.19 kg/cm2 = 0,019 Mpa < 7,5
Mpa(0,30 f’c). (memenuhi syarat)

Doddy Herman Kurnianto, Evaluasi Kinerja Struktur Gedung Terhadap Gempa


Studi Kasus: Gedung Masjid Baiturrahman
MEDIA SOERJO VOL. 12.No. 1 April 2013 62
ISSN : 1978-6239

Struktur menggunakan sistem pengikat/sengkang tertutup dengan


penahan gaya lateral menggunakan spasi sama dengan atau kurang
rangka beton dengan plat tertumpu dari 8db. Sambungan lewatan
pada kolom dan balok. (wilayah tulangan kolom telah ditempatkan
gempa 2).(memenuhi syarat) di tengah tinggi kolom.
- Rangka penahan gaya lateral tidak (memenuhi syarat)
melibatkan komponen struktur - Sambungan lewatan untuk
prategang atau pasca tarik. penulangan balok longitudinal
(memenuhi syarat) telah ditempatkan > ldl4 dari muka
- Penjangkaran tulangan sesuai hubungan balok-kolom dan tidak
dengan panjang penyaluran beban ditempatkan di sekitar lokasi yang
minimal. (memenuhi syarat) berpotansi terjadinya sendi plastis.
- Banyak terdapat kolom tipikal (memenuhi syarat)
pada lantai dasar dengan rasio - Tidak terdapat sengkang berkait
(held) nominal kolom = 4.50/10.10 gempa (dan pengikat silang
= 0.445 %. (tidak memenuhi seperlunya). (tidak memenuhi
syarat) syarat)
- Pada As built Drawing, tidak ter- - Gedung adalah SRPM Biasa.
dapat tulangan transversal yang Jarak spasi sengkang tidak
rapat pada bagian di ujung atas dan didesain untuk SRPM Khusus.
bawah kolom. (tidak memenuhi (tidak memenuhi syarat)
syarat) - Hubungan balok kolom diikat
- Jumlah kuat nominal momen dengan sengkang tertutup, dengan
kolom yang terkecil kurang dari jarak bervariasi. (tidak memenuhi
20% dari jumlah kuat nominal syarat)
momen balok di muka hubungan - Hubungan balok-kolom telah
balok-kolom rangka. (tidak mempunyai sengkang/pengikat
memenuhi syarat) tertutup dengan spasi sama dengan
- Paling sedikit dua batang tulangan atau kurang dari 6 db. (memenuhi
atas longitudinal dan dua batang syarat)
tulangan bawah longitudinal - Sengkang/pengikat yang dipasang
terpasang menerus sepanjang di lokasi sendi plastis balok dan
panjang setiap balok rangka. kolom tidak berupa sengkang/
Paling sedikit 25% batang pengikat tertutup dengan kait
tulangan longitudinal di muka gempa. Sengkang balok dan
hubungan balok-kolom baik untuk pengikat kolom tersebut tidak
momen positif ataupun negatif diangkur ke dalam inti komponen
telah terpasang menerus struktur dengan kait sebesar 1350
sepanjang panjang komponen atau lebih. Pengikat silang yang
struktur. (memenuhi syarat) dipasang berurutan tidak
- Berdasarkan As Built Drawing ditempatkan secara berselang-
sambungan lewatan telah seling berdasarkan bentuk kait
memenuhi persyaratan 50d50db ujungnya . (tidak memenuhi
dan telah dilingkupi oleh syarat)

Doddy Herman Kurnianto, Evaluasi Kinerja Struktur Gedung Terhadap Gempa


Studi Kasus: Gedung Masjid Baiturrahman
MEDIA SOERJO VOL. 12.No. 1 April 2013 63
ISSN : 1978-6239

- Gedung adalah SRPM Biasa, tidak dengan R adalah faktor reduksi


didesain untuk SRPM Khusus. gempa struktur gedung tersebut dan
(tidak memenuhi syarat) Faktor Skala adalah seperti yang
- Berdasarkan hasil laboratorium, ditetapkan dalam Pasal 7.2.3 SNI-
Kuat leleh tulangan rata rata tidak 1726-2002.
ada yang melampaui 120 Mpa dari
kuat leleh yang disyaratkan. Faktor Pengali ξ = 0.7R/1,5
(memenuhi syarat) ξ = 0,7 x 2,4/1,5 = 1,12
- Berdasarkan As Built Drawing Simpangan (s) dan simpangan antar
ujung tiang pancang dikekang tingkat (Δs) yang terjadi pada
dengan pilecap dan panjang gedung masjid Baiturrahman Ngawi
penjangkaran sesuai dengan yang akibat pembebanan gempa nominal
disyaratkan. (memenuhi syarat) dapat dicermati sebagai berikut :
(FEMA 310 (2) 1998, Handbook of Syarat :
the Seismic Evaluation of Building,
- (Δm) = 0,02 hi = 0,02 x 4500
ASCE for Federal Emergency of
Management Agency). = 90 mm (criteria batas
ultimit)
4.1. Kinerja Batas Ultimit Menurut Untuk memenuhi persyaratan
SNI-1726-2002 kinerja batas ultimit,dalam segala
- Tinggi bangunan efektif = 18.68 m hal simpangan antar-tingkat yang
- Koefisien tinggi bangunan dihitung dari simpangan struktur
minimal =0,025 x 18,68 = 0,467 m gedung menurut rumusan diatas
Berdasarkan data di atas maka tidak boleh melampaui 0.02 kali
jarak antar bangunan tersebut tidak tinggi tingkat yang bersangkutan.
memenuhi syarat sesuai dengan SNI
Pembahasan :
03-1726-2002 Ps.8.2.3, perlu
dievaluasi lebih lanjut (Tahap 2 lihat Story 1 : TOC. (+4,5m)
butir 4.3.1.2). (Δm)1= 0,02 x 4500 = 90 mm
Sesuai Pasal 4.3.3 SNI-1726- Story 2 : TOC. (+9,2m)
2002 simpangan dan simpangan (Δm)2 = 0,02 x 9200 = 184mm
Atap 3: TOC. (+15,10m)
antar-tingkat ini harus dihitung dari
(Δm)3 = 0,02 x 1510 = 30.2 mm
simpangan struktur gedung akibat
pembebanan gempa nominal, Story 1 : TOC. (+4,5m)
dikalikan dengan suatu faktor (Δs)1 = 0,03/2,4 x 4500 = 56,25 mm
pengali ξ sebagai berikut : Story 2 : TOC. (+9,2m)
- untuk struktur gedung beraturan : ξ (Δs)2 = 0,03/2,4 x 9200 = 115 mm
Atap 3 : TOC. (+15,10m)
= 0.7 R
(Δs)3 = 0,03/2,4 x 1510=18,875 mm
- untuk struktur gedung tidak
beraturan : Assesment :
Faktor Skala ξ = 0.7R .... (7) Story 1 : TOC. (+4,5m)
Faktor Skala (Δm)1 = 1,12 x 56,25
= 63,00 mm < 90 mm

Doddy Herman Kurnianto, Evaluasi Kinerja Struktur Gedung Terhadap Gempa


Studi Kasus: Gedung Masjid Baiturrahman
MEDIA SOERJO VOL. 12.No. 1 April 2013 64
ISSN : 1978-6239

Story 2 : TOC. (+9,2m) Assesment :


(Δm)2 = 1,12 x 115
= 128,80 mm < 184 mm Dari hasil analisis dengan
Atap 3 : TOC. (+15,10m) menggunakan software Etabs
(Δm)3 = 1,12 x 18,87 diperoleh nilai waktu getar alami
= 21,13 mm < 30.2 mm T1= 0,33. Dalam hal ini T1 < 0,38.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Dari hasil perhitungan kondisi struktur gedung mempunyai
simpangan antar tingkat seperti daktilitas struktur yang cukup
hitungan di atas dapat disimpulkan memadai.
bahwa struktur gedung masjid
Baiturrahman telah memenuhi 5. KESIMPULAN
syarat.
a. Pemeriksaan FEMA 310 terdapat
4.2. Kinerja Batas Layan beberapa beberapa syarat yang
Ketentuan SNI 03 1726 2002 tidak memenuhi persyaratan,
menyatakan kinerja batas layan akan sehingga diperlukan pemeriksaan
terpenuhi apabila simpangan antar tahap berikutnya.
tingkat yang terjadi masih dibawah b. Terdapat perbedaaan antara
syarat (Δs) atau maksimal sebesar FEMA 310 dan Analisis Respon
30 mm. Spektrum pada nilai waktu getar
alami (T1) dan base shear. Hal
Syarat : ini disebabkan oleh metode
(Δs) = (0,03/R).hi perhitungan dalam pemeriksaan
= 0,03 / 2,4 x 4500 cepat FEMA 310 hanya
= 56,25 mm (kriteria batas menerapkan metode pembebanan
layan) satu arah. Sedangkan pada
Gedung ini tidak memenuhi Analisis Respon Spektrum
criteria kinerja batas layan, karena menggunakan kombinasi
ada 2 (dua) nilai (Δs) yang pembebanan menurut SNI.
melebihi batasan (Δs) maksimium c. Dengan dimensi panjang gedung
30 mm. masjid Baiturrahman ( Lx > 40
m), gedung perlu dibuat delatasi.
4.3. Story Drift d. Pentingnya kriteria safety life
Batasan maksimum nilai T1 dalam
harus < ζ x n, Koefisien factor perencanaan gedung.
pengali ( ζ ) untuk wilayah gempa 2
adalah 0,19. Jumlah tingkat 4.2 Saran
bangunan (n) adalah 2. Maka batas a. Out put analisys pembebanan
maksimum nilai T1 harus < 0,19 x 2 gempa rencana berupa nilai
= 0,38. waktu getar alami fundamental
struktur (T1 ) sangat penting
sebagai komponen nilai input
dalam perhitungan perencanaan

Doddy Herman Kurnianto, Evaluasi Kinerja Struktur Gedung Terhadap Gempa


Studi Kasus: Gedung Masjid Baiturrahman
MEDIA SOERJO VOL. 12.No. 1 April 2013 65
ISSN : 1978-6239

gedung untuk memenuhi standart


safety live. Untuk itu diperlukan
kecermatan dalam analisys.
b. Bagi desainer struktur wajib
mematuhi kaidah-kaidah
perencanaan yang sudah
ditetapkan dalam SNI maupun
FEMA.

DAFTAR PUSTAKA
Purwono Rahmat, Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton
Untuk Bangunan Gedung(SNI
03-2847-2002) Dilengkapi
Penjelasan (S-2002), ITS
Press,Surabaya, 2009;
Anonim, Standar Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk
Struktur Bangunan Gedung
(SNI 03-1726-2002);
Anonim,Prestandart And Commen-
tary : Handbook for The
Seismic Evaluation of
Buildings, FEMA 310, 1998.

Doddy Herman Kurnianto, Evaluasi Kinerja Struktur Gedung Terhadap Gempa


Studi Kasus: Gedung Masjid Baiturrahman

You might also like