You are on page 1of 12

EVALUASI KINERJA GEDUNG TERHADAP GAYA GEMPA DENGAN

METODE PUSHOVER ANALYSIS


Studi Kasus: Pembangunan Gedung Hotel Dan Apartement Gunawangsa
Tower A, Gresik, Jawa Timur
Warsono, Johan Budianto
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Teknologi Yogyakarta
Jln. Glagahsari No. 63 Yogyakarta
e-mail: warsono100@gmail.com, johan.budianto@staff.uty.ac.id

Abstract: Indonesia that is prone to earthquakes requires an earthquake-resistant building plan-


ning and evaluation on established buildings to determine the weaknesses of the structure of the
building itself. The latest concept for earthquake engineering is Performance-Based Seismic Eval-
uation (PBSE). One of the evaluations in PBSE is nonlinear pushover analysis. Pushover analysis
or push-load analysis provides a static load in the lateral direction which is gradually increased un-
til it reaches a certain displacement target. The evaluation was used to determine building perfor-
mance and building collapse behavior against the earthquake.
The research was conducted on a hotel building that has 15 floors, construction uses reinforced
concrete with a shear wall. The building is located in Gresik City and with soft soil site classifica-
tion (SE). The study was conducted using the SAP2000 version 19.0.0 program with reference to
SNI [Indonesia National Standard] 03-1726: 2012, SNI [Indonesia National Standard] 1727: 2013
and ATC-40. The calculation was done by giving a static lateral load pattern to the structure and
gradually increasing the multiplier factor until a lateral displacement target from a reference point
was reached.
Based on the results showed by the output of the SAP2000 program, X direction had a value of
maximum total drift of 0.00325 meters and a maximum inelastic drift of 0.0022 meters. For Y di-
rection, it had a value of maximum total drift of 0.00351 meters and a maximum inelastic drift of
0.0028 meters. So with these results, based on the performance level limits of ATC-40, the tower
A building of Gunawangsa Gresik Superblock is classified into the Immediate Occupancy (IO)
performance level. With this performance level, the tower A building only slightly experiences a
structural and non-structural damage, the building is considered safe and can be re-functioned.

Keywords: pushover analysis, evaluastion, performance level, SAP2000

Abstrak: Indonesia yang rawan akan gempa bumi menuntut perencanaan gedung yang tahan
terhadap gempa dan memerlukan evaluasi terhadap gedung yang sudah berdiri guna mengetahui
kelemahan struktur gedung itu sendiri. Konsep terbaru untuk rekayasa gempa adalah Performance
Based Seismic Evaluation (PBSE). Evaluasi pada PBSE salah satunya adalah dengan analisis
nonliniear pushover. Analisis pushover atau analisis beban dorong memberikan beban statis dalam
arah lateral yang ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai target perpindahan tertentu.
Evaluasi tersebut guna untuk mengetahui kinerja gedung dan perilaku keruntuhan gedung terhadap
gempa.
Penelitian dilakukan terhadap gedung hotel yang memiliki 15 lantai, konstruksi gedung
menggunakan beton bertulang dengan shear wall. Gedung tersebut terletak di kota Gresik dan
dengan klasifikasi situs tanah lunak (SE). Penelitian dilakukan menggunakan program SAP2000
versi 19.0.0 dengan acuan SNI 03-1726:2012, SNI 1727:2013 dan ATC-40. Perhitungan dilakukan
dengan memberikan pola beban lateral static pada struktur dan meningkatkan faktor pengali secara
bertahap sampai satu target perpindahan lateral dari suatu titik acuan yang dicapai.
Berdasarkan hasil ouput running program SAP2000, untuk arah X memiliki nilai maximum total
drift 0,00325 meter dan maximum inelastic drift 0,0022 meter. Untuk arah Y memiliki nilai
maximum total drift 0,00351 meter dan maximum inelastic drift 0,0028 meter. Maka dengan hasil
tersebut, berdasarkan batasan performance level dari ATC-40, gedung tower A dari Gunawangsa
Gresik Superblock tergolong dalam level kinerja Immediate Occupancy (IO). Dengan level kinerja
tersebut, maka gedung tersebut hanya sedikit mengalami kerusakan struktur dan non struktur,
bangunan dianggap aman dan dapat difungsikan kembali.

Kata kunci: : analisis pushover, evaluasi, level kinerja, SAP2000

1
Warsono, Johan Budianto / Evaluasi Kinerja Gedung Terhadap Gaya Gempa Dengan Metode Pushover Analysis Studi Kasus: Pembangunan
Gedung Hotel dan Apartement Gunawangsa Tower A, Gresik Jawa Timu / JTS, VoL. 1x, No. x, Juni 2019, hlm xx-xx

PENDAHULUAN pushover sebagai representasi tahapan per-


ilaku struktur saat dikenai gaya geser dasar
Mempertimbangkan rawannya wilayah Indone- pada tingkatan tertentu serta performance
sia akan gempa bumi, perencanaan bangunan point.
gedung harus diperhitungkan dengan matang 2. Menentukan kriteria kinerja struktur
agar meminimalisir resiko yang dapat terjadi bangunan gedung Apartement Gunawangsa
pada struktur bangunan akibat gempa bumi. Tower dari hasil nilai performance point
Standarisasi perencanaan gedung yang menggunakan code ATC-40.
digunakan adalah SNI 03-1726-2012 tentang 3. Memperlihatkan skema kelelehan struktur
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa un- (distribusi sendi plastis) yang terjadi dari
tuk Bangunan Gedung. program SAP2000 v.19.0.0
Konsep terbaru untuk rekayasa gempa adalah
Performance Based Earthquake Engineering Batasan penelitian
(PBEE). PBEE terbagi menjadi dua, yaitu Per-
formance Based Seismic Design (PBSD) dan Berikut batasan-batasan yang dapat ditinjau
Performance Based Seismic Evaluation untuk rumusan masalah di atas:
(PBSE). Evaluasi pada PBSE salah satunya 1. Struktur gedung yang berfungsi sebagai
adalah dengan analisis nonlinier pushover. apartement terdiri dari 15 lantai dinding ge-
Dalam kajian ini, akan menganalisis perilaku ser.
struktur dari gedung baru yaitu Hotel Gun- 2. Struktur gedung merupakan gedung dengan
awangsa Gresik Superblock, Gresik, Jawa Ti- konstruksi beton bertulang yang beraturan,
mur. Gedung ini terdiri dari lima belas (15) lan- struktur daktail penuh, terletak di kota
tai dan tambahan 1 lantai. Akibat pembebanan Gresik dengan wilayah gempa 3.
dinamik dengan analisis struktur 3 dimensi, 3. Menggunakan perencanaan tahan gempa
digunakan analisis pushover sebagai alternatif berbasis kinerja yang mengacu pada ATC-
perhitungan pembebanan gempa dinamik. Ana- 40
lisis pushover kali ini menggunakan program
komputer yakni SAP2000 ver.19.0.0, analisis TINJAUAN PUSTAKA
ini diharapkan dapat menggambarkan perilaku Proses Gempa
dan tingkat kerja (perform) dari struktur gedung
Tower A hotel Gunawangsa Gresik Superblock, Terjadinya gempa bumi disebabkan oleh ben-
Gresik. turan/gesekan antar plat tektonik (lempeng
bumi) atau amblesnya dasar laut. Lempeng
Rumusan masalah samudera yang rapat massanya lebih besar ber-
tumbukkan dengan lempeng benua di zona
Rumusan masalah dalam melakukan analisis ini tumbukan (subduksi) akan menyusup ke bawah.
adalah sebagai berikut: Gerakan lempeng itu akan mengalami perlam-
1. Bagaimana hubungan antara base shear batan akibat gesekan dari selubung bumi. Per-
dengan displacement? lambatan gerak itu menyebabkan penumpukan
2. Bagaimana level kinerja gedung Tower A energi di zona subduksi dan zona patahan. Aki-
Apartemen Gunawangsa berdasarkan hasil batnya zona-zona itu terjadi tekanan, tarikan
output analisis pushover pada penggunaan dan geseran. Pada batas elestisitas lempeng ter-
SAP2000? lampaui maka terjadilah patahan batuan yang
3. Bagaimana pola keruntuhan gedung setelah diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba.
dianalisis dengan pushover? Proses ini menimbulkan gerakan partikel ke
4. Apakah struktur gedung masih aman setelah segala arah yang disebut gelombang gempa
terjadi gempa?
Periode fundamental
Tujuan penelitian
Perioda fundamental struktur gedung dapat
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: dihitung dengan rumus pendekatan menurut
1. Memperlihatkan kurva kapasitas, hubungan SNI 1726-2012 sebagai berikut:
base shear dengan displacement, pada kurva Ta = Ct. (hn)x (1)

2
Warsono, Johan Budianto / Evaluasi Kinerja Gedung Terhadap Gaya Gempa Dengan Metode Pushover Analysis Studi Kasus: Pembangunan
Gedung Hotel dan Apartement Gunawangsa Tower A, Gresik Jawa Timu / JTS, VoL. 6, No. 2, Juni 2019, hlm 1-12

Syarat periode struktur yang digunakan (ASCE 1. Berat sendiri


7-10, pasal 12.8.2): Berat sendiri merupakan beban yang
Jika Tc>Ta*Cu, maka digunakan T=Ta*Cu diakibatkan oleh element-element struktur
Jika Ta<TC<Ta*Cu, maka digunakan T=Tc bangunan yang terdiri dari balok, kolom dan
(terbesar) plat lantai.
Jika Tc<Ta, maka T=Ta 2. Beban mati tambahan

Analisis gaya gravitasi b. Beban hidup


Beban hidup berasal dari dari penghuni atau
a. Beban mati penggunaan suatu gedung termasuk beban-
Beban mati adalah berat dari semua bagian beban pada lantai yang berasal dari barang yang
suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk dapat berpindah. Beban hidup yang digunakan
segala unsur tambahan tetap yang merupakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
satu kesatuan pada gedung tersebut. Dalam hal
ini, beban mati dapat berupa:

Tabel 1. Beban hidup


No. Fungsi Hunian Berat satuan
Hotel
Ruang pribadi dan
1. 1,92 kN/m2
koridor yang
melayani mereka
Atap
Atap datar, ber-
2. 0,96 kN/m2
bubung, dan
lengkung
atau percepatan maksimum (spectral
c. Kombinasi beban acceleration, SA), suatu massa struktur dengan
Dalam desain ultimit maka kombinasi beban derajat kebebasan tunggal (Single Degree of
yang diberikan pada struktur bangunan harus Freedom, SDOF), (Widodo, 2001).
mengacu pada SNI 1727:2013, sehingga Menurut SNI 1726-2012, respon spektra dibuat
kombinasi beban yang digunakan untuk men- berdasarkan data-data yang ada. Data-data yang
gevaluasi kinerja pada bangunan yaitu dibutuhkan dan prosedur untuk pembuatan
1 DL + 0,5 LL. respon spektra adalah sebagai berikut:
a. Parameter percepatan batuan dasar
Respons spektrum terpetakan. (Ss, S1)
b. Parameter kelas situs
Respon spektra adalah suatu alternatif single- c. Koefisien-koefisien situs dan parameter-
parameter yang dapat dipakai untuk parameter respon spektra percepatan gempa
menyatakan daya rusak gempa terhadap maksimum yang dipertimbangkan risiko
struktur. Respon spektrum merupakan suatu tertarget (MCER).
Parameter spektrum respon percepatan pada
spektrum yang disajikan dalam bentuk periode pendek (SMS) dan periode 1 detik (SM1)
grafik/plot antara periode getar struktur (T), yang disesuaikan dengan pengaruh klasifikasi
lawan respon-respon maksimum berdasarkan situs harus ditentukan berdasarkan persamaan
rasio redaman dan gempa tertentu. Respon- berikut:
respon maksimum dapat berupa simpangan SMS = Fɑ. SS (2)
maksimum (spectral displacement, SD), SM1 = FV. S1 (3)
kecepatan maksimum (spectral velocity, SV)

3
Warsono, Johan Budianto / Evaluasi Kinerja Gedung Terhadap Gaya Gempa Dengan Metode Pushover Analysis Studi Kasus: Pembangunan
Gedung Hotel dan Apartement Gunawangsa Tower A, Gresik Jawa Timu / JTS, VoL. 1x, No. x, Juni 2019, hlm xx-xx

Tabel 2. Koefisien situs, Fɑ


Kelas Parameter respons spektral percepatan gempa (MCER) terpetakan pada
situs perioda pendek, T=0,2 detik, SS
SS ≤ 0,25 SS = 0,5 SS = 0,75 SS = 1,0 SS ≥ 1,25
SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SB 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
SC 1,2 1,2 1,1 1,0 1,0
SD 1,6 1,4 1,2 1,1 1,0
SE 2,5 1,7 1,2 0,9 0,9
SF SSb

Tabel 3. Koefisien situs, Fv


Kelas Parameter respons spektral percepatan gempa (MCER) terpetakan pada
situs perioda 1 detik, S1
S1 ≤ 0,1 S1 = 0,2 S1 = 0,3 S1 = 0,1 S1 ≥ 0,5
SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SB 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
SC 1,7 1,6 1,5 1,4 1,3
SD 2,4 2,0 1,8 1,6 1,5
SE 3,5 3,2 2,8 2,4 2,4
SF SSb

Pushover analysis dengan metode capacity [∑ ]


spektrum α1 = (7)
[∑ ][∑ ]
Pushover analysis merupakan analisis statik
non-linear, dimana pengaruh gempa rencana dengan Sa = spectral acceleration, Sd =
terhadap struktur bangunan gedung dianggap spectral displacement, PF1 = modal faktor
sebagai beban-beban statik yang menangkap participation untuk modal pertama, α1 = modal
pada pusat massa masing-masing lantai, yang mass coefficient untuk modal pertama, Øi =
nilainya ditingkatkan secara berangsur-angsur amplitudo mode 1 pada level I, V = gaya geser,
sampai melampaui pembebanan yang W = berat mati bangunan ditambah beban
menyebabkan terjadinya pelelehan (sendi hidup, Δroof = roof displacement, Wi/g =
plastis) pertama di dalam struktur bangunan massa pada lever i
gedung, kemudian dengan peningkatan beban
lebih lanjut mengalami perubahan bentuk
Metode kinerja struktur applied technology
pasca-elastik yang besar mencapai kondisi
council (ATC-40)
plastik. Dari analisis statis pushover non-linear
ini didapatkan kurva kapasitas. Kurva kapasitas Applied Technology Council (ATC) 40
(Curve Capacity) hasil pushover diubah menyebutkan bahwa terdapat beberapa
menjadi spektrum kapasitas seperti pada pertimbangan kondisi kerusakan (damage
Gambar 1. melalui persamaan: states) untuk beberapa level gerakan tanah.
Sa = (4) ATC-40 dapat digunakan sebagai acuan baik
dalam melakukan desain atau mengevaluasi
Sd = (5) yang sudah ada.

PF1 = [∑ ] (6)

4
Gambar 1. Tipikal kurva kapasitas pada berbagai tingkat kinerja struktur
(Sumber: ATC-40, 1996)

Tabel 4. Batasan simpangan pada tingkat kinerja struktur


Batas Tingkat Kinerja Struktur
Simpangan
Antar Tingkat Immediate Damage Structural
Life Safety
Occupancy Control Stability
Simpangan
Total 0,01 0,01 - 0,02 0,02 0,33
Maksimum
Simpangan
Tidak ada Tidak ada
Inelastis 0,005 0,005 – 0,015
Batasan Batasan
Maksimum

METODE PENELITIAN dan beban hidup yang bekerja pada struktur.


Pemodelan 3D Beban mati merupakan beban besar yang kon-
stan dan berubah pada posisi yang sama setiap
Pembuatan model struktur bangunan gedung saat. Beban mati terdiri dari berat stuktur
Hotel Gunawangsa Gresik Superblock dengan sendiri dan benda-benda yang melekat pada
pemodelan 3D program SAP2000 sesuai bangunan secara permanent. Beban hidup pada
dengan data dan informasi dari shop drawing bangunan berupa benda hidup atau benda-benda
Gunawangsa Gresik Superblock, Gresik. Soft- yang posisinya berubah-ubah.
ware SAP 2000 mengansumsikan bahwa sumbu
global Z selalu merupakan sumbu vertikal, di- Penentuan sendi plastis
mana sumbu global +Z merupakan sumbu
vertikal yang mengarah ke atas. Bidang X-Y Memasukan data sendi plastis pada momen
merupakan bidang horizontal. struktur bangunan sesuai dengan penentuan
tempat terjadinya sendi plastis. Sendi plastis
Perhitungan pembebanan terjadi pada balok utama dan kolom. Untuk
balok dikenakan beban gaya aksial (P) dan
Dalam menganalisis kinerja bangunan, pada momen (M) sumbu lokal 2 dan sumbu lokal
tahap perhitungan beban perlu dikelompokan (PM2-M3).
berdasakan jenis bebannya, yakni beban mati

5
Warsono, Johan Budianto / Evaluasi Kinerja Gedung Terhadap Gaya Gempa Dengan Metode Pushover Analysis Studi Kasus: Pembangunan
Gedung Hotel dan Apartement Gunawangsa Tower A, Gresik Jawa Timu / JTS, VoL. 1x, No. x, Juni 2019, hlm xx-xx

Gambar 2. Posisi sumbu lokal balok struktur

Gambar 3. Posisi sumbu lokal kolom struktur

Analisis pembebanan nonlinier pushover didapat kurva kapasitas dari hasil evaluasi
metode pushover. Diawali beberapa langkah,
Pada static pushover case dibuat dua (2) macam seperti membuat kurva respon spektrum
pembebanan, dimana yang pertama yaitu berdasarkan wilayah bangunan gedung yang
pembebanan akibat beban gravitasi. Dalam dievaluasi. Respon spektrum dalam format
analisis beban gravitasi yang digunakan adalah ADRS yang diplotkan dengan kurva kapasitas
beban mati dan beban hidup dengan masing- didapatkan performance point. Proses konversi
masing koefisien 1 (dianggap analisis tanpa dilakukan sepenuhnya oleh program SAP 2000.
dipengaruhi koefisien apapun). Kedua adalah
pembebanan lateral, yang mewakili gaya inersia HASIL DAN PEMBAHASAN
akibat gempa pada tiap lantai yang diperoleh Hasil pemodelan 3D SAP2000
dari pembebanan dengan pola beban mengikuti
mode pertama struktur. Gedung yang dianalisis pushover
merupakan gedung struktur beton bertulang
Analisis kinerja struktur dari hasil analisis dengan shear wall sebagai struktur pengaku.
pushover Gedung Tower A hotel Gunawangsa Gresik
Superblock terdiri dari 15 lantai dan memiliki
Pada program SAP 2000, berdasarkan langkah- struktur balok tipikal. Berikut hasil pemodelan
langkah perhitungan, pemodelan dan analisis 3D pada SAP2000:

6
Warsono, Johan Budianto / Evaluasi Kinerja Gedung Terhadap Gaya Gempa Dengan Metode Pushover Analysis Studi Kasus: Pembangunan
Gedung Hotel dan Apartement Gunawangsa Tower A, Gresik Jawa Timu / JTS, VoL. 6, No. 2, Juni 2019, hlm 1-12

Gambar 4. Pemodelan 3D SAP2000


.
Tabel 4. Konfigurasi gedung
Tinggi Lantai
No Lantai
(m)
1. Lantai 1 3,2
2. Lantai 2 s/d 15 2,8
3. Roof Top 4,4

Tabel 5. Tipe kolom


No Tipe Kolom Ukuran (cm)
1. K1 30 x 100
2. K2 30 x 90
3. K3 30 x 90
4. K4 30 x 60

Tabel 6. Tipe balok


No Tipe Balok Ukuran (cm)
1. B1 25 x 50
2. B2 25 x 40
3. B3 15 x 30

Tabel 7. Jenis dan mutu beton


No. Jenis Bahan Struktur Mutu (K)
Balok, Pelat lantai, Pelat atap, Pile
1. Beton 300
cap, Raft, Shear wall
2. Beton Kolom lantai 1-3 500
3. Beton Kolom lantai 4-15 400

Tabel 8. Jenis dan mutu tulangan


No. Jenis Bahan Mutu/fy (Mpa)
1. Tulangan Deform/ulir 500
2. Tulangan Polos 240

7
Warsono, Johan Budianto / Evaluasi Kinerja Gedung Terhadap Gaya Gempa Dengan Metode Pushover Analysis Studi Kasus: Pembangunan
Gedung Hotel dan Apartement Gunawangsa Tower A, Gresik Jawa Timu / JTS, VoL. 1x, No. x, Juni 2019, hlm xx-xx

Kurva kapasitas kan hubungan antara perpindahan titik acuan


pada atap (D) dengan gaya geser dasar (V) ge-
Kurva kapasitas (Capacity Curve) didapat me- dung.
lalui proses iterasi melalui proses analisis mod-
el SAP2000 v.19.0.0. Kurva kapasitas merupa-

Gambar 5. Kurva kapasitas push X

Gambar 6. Kurva kapasitas push Y

Titik kinerja

Gambar 7. Capacity spectrum push X

8
Warsono, Johan Budianto / Evaluasi Kinerja Gedung Terhadap Gaya Gempa Dengan Metode Pushover Analysis Studi Kasus: Pembangunan
Gedung Hotel dan Apartement Gunawangsa Tower A, Gresik Jawa Timu / JTS, VoL. 6, No. 2, Juni 2019, hlm 1-12

Tabel 9. Hasil running push X


Performance Point
Shear, V
(kN) Displacement, Sa Sd Teff Beff
Dt (m) (m) (g) (detik) (%)
11898,681 0,138 0,31 0,092 1,091 0,091

Maksimum total drift Maksimum in-elastic drift


= = 0,00325 = = 0,0022

Gambar 8. Capacity spectrum push Y

Tabel 10. Hasil running push Y


Performance Point
Shear, V
(kN) Displacement, Sa Sd Teff Beff
Dt (m) (m) (g) (detik) (%)
11458,861 0,149 0,284 0,11 1,248 0,079

Maksimum total drift Pada skema distribusi sendi plastis ditampilkan


= = 0,00351 gambar pola distribusi sendi plastis yang
diambil pada portal eksternal yang menjadi
Maksimum in-elastic drift model dalam penampilan sendi plastis. Gambar
= = 0,0028 yang ditampilkan yaitu pada berbagai kondisi
level kinerja pada arah Y atau YZ pada
tampilan SAP2000.
Skema distribusi sendi plastis

9
Warsono, Johan Budianto / Evaluasi Kinerja Gedung Terhadap Gaya Gempa Dengan Metode Pushover Analysis Studi Kasus: Pembangunan
Gedung Hotel dan Apartement Gunawangsa Tower A, Gresik Jawa Timu / JTS, VoL. 1x, No. x, Juni 2019, hlm xx-xx

Gambar 9. Sendi plastis step 1 arah Y

Pada Gambar 9. yang merupakan hasil ana- titik, hal ini menunjukan bahwa titik tersebut
lisis pushover pada step 1 sendi plastis muncul masih dalam kondisi elastic.
dengan level B-IO yang ditandai dengan titik
berwarna merah muda sebanyak 1

Gambar 10. Sendi plastis step 3 arah Y

Pada Gambar 10. yang merupakan hasil ana- cul hampir di semua sendi, dan hal ini menun-
lisis pushover pada step 3 sendi plastis masih jukan bahwa titik-titik tersebut masih dalam
dalam level B-IO yang ditandai dengan ban- keadaan elastic.
yaknya titik berwarna merah muda yang mun-

10
Warsono, Johan Budianto / Evaluasi Kinerja Gedung Terhadap Gaya Gempa Dengan Metode Pushover Analysis Studi Kasus: Pembangunan
Gedung Hotel dan Apartement Gunawangsa Tower A, Gresik Jawa Timu / JTS, VoL. 6, No. 2, Juni 2019, hlm 1-12

Gambar 11. Sendi plastis step 5 arah Y

Pada Gambar 11. merupakan hasil analisis dalam keadaan elastic. Sedangkan terdapat 1
pushover pada step 5 dan program SAP2000 titik sendi yang berwarna kuning, yang menun-
berhenti melakukan iterasi. Sendi plastis yang jukan bahwa titik tersebut dalam kondisi col-
muncul dalam level B-IO yang ditandai dengan lapse atau runtuh dengan perilaku nonliniear.
banyaknya titik berwarna merah muda yang
muncul hampir di semua sendi, dan hal ini
menunjukan bahwa titik-titik tersebut masih

Tabel 11. Distribusi sendi plastis push X


Step Displacement (m) Base Force (kN)
0 0.006894 0
1 0.0447 4352,808
2 0.127394 11471,884
3 0.13041 11511,293
4 0.198081 14992,951
5 0.206622 15052,649

Tabel 12. Distribusi sendi plastis push Y


Step Displacement (m) Base Force (kN)
0 0.0069 0
1 0.030208 2848,587
2 0.143686 11183,751
3 0.152841 11621,553
4 0.151994 11217,723
5 0.207276 13689,323

KESIMPULAN dengan displacement sebesar 0,2066 meter


(arah X) dan base shear sebesar 1368,93
Setelah serangkaian analisis dan perhitungan ton dengan displacement sebesar 0,2073
dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat meter, sehingga dapat disimpulkan bahwa
diambil kesimpulan sebagai berikut: semakin besar nilai base shear maka se-
1. Hasil analisis pushover pada gedung Tow- makin jauh displacement struktur.
er A dengan program SAP2000 dapat di- 2. Analisis Pushover yang dilakukan pada
peroleh base shear sebesar 1505,26 ton gedung Tower A, hotel Gunawangsa

11
Warsono, Johan Budianto / Evaluasi Kinerja Gedung Terhadap Gaya Gempa Dengan Metode Pushover Analysis Studi Kasus: Pembangunan
Gedung Hotel dan Apartement Gunawangsa Tower A, Gresik Jawa Timu / JTS, VoL. 1x, No. x, Juni 2019, hlm xx-xx

Gresik Superblock menghasilkan output Gedung dan Struktur Lain. Jakarta (SNI
hasil running dari SAP2000 v.19.0.0 case 1727:2013). Jakarta: BSN.
Push X dan Push Y, berdasar pada perhi- Badan Standarisai Nasional. (2012). Tata Cara
tungan terhadap hasil tersebut dengan Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
menggunakan rumus maximum total drift Struktur Bangunan Gedung dan Non Ge-
dan maximum inelastic drift yang diis- dung. Bandung (SNI 03-1726:2012). Jakar-
yaratkan ATC-40 didapatkan level kinerja ta: BSN.
gedung adalah Immediate Occupancy Badan Standarisasi Nasional. (1989). Pedoman
(IO). Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah
3. Skema keruntuhan atau kelelehan sendi dan Gedung. (SNI 03-1727:1989). Jakarta:
plastis dari hasil analysis pushover dimulai BSN.
dari step 1 dengan level kinerja B-IO Desain Rekaya Gempa Berbasis Kinerja.
sebanyak 1 titik, lalu pada step 3 hampir (2018). Desain Rekayasa Gempa Berbasis
semua sendi dalam level kinerja B-IO, Kinerja (Performance Based Desain)
hingga step 5 terdapat 1 titik kuning yakni Dilengkapi Contoh dan Aplikasi Program
pada level kinerja C (collapse) namun Etabs. Surabaya.: C.V Andi Offset.
masih banyak titik dalam level kinerja B- Dewobroto Wiryanto. (2013). Komputer
IO secara keseluruhan. Rekayasa Struktur dengan SAP2000. Ja-
4. Kondisi struktur gedung Tower A, hotel karta: LUMINA Press.
Gunawangsa Gresik Superblock masih Dwi Iryandi, Rizky. (2018). Evaluasi Kinerja
aman. Berdasarkan ATC-40 kategori kiner- Seismik Struktur Beton Dengan Analsis
ja IO (Immediate Occupancy) dimana saat Pushover Menggunakan Program
terjadi gempa, resiko korban jiwa dan SAP2000 Pada Gedung Rumah Sakit PKU
kegagalan struktur pada gedung tidak Muhammadiyah Tegal, Tugas Akhir, Uni-
terlalu berarti, gedung tidak mengalami versitas Teknologi Yogyakarta, Yogyakar-
kerusakan berarti, dan dapat segera ta.
difungsikan kembali. Rachmad Afandi, Nur. (2010). Evaluasi Kiner-
ja Seismik Struktur Beton Dengan Analisis
DAFTAR PUSTAKA Pushover Menggunakan Program
SAP2000 (Studi Kasus : Gedung Rumah
Anonim. (2017). Pedoman Umum Teknis Penu- Sakit di Surakarta), Skripsi, Universitas
lisan, Fakultas Sains dan Teknologi, Uni- Sebelas Maret, Surakarta.
versitas Teknologi Yogyakarta, Yogyakar- Tim Pusat Studi Gempa. (2017). Peta Sumber
ta. Dan Bahaya Gempa Indonesia. Jakarta.
Applied Technology Council 40. (1996). Seis-
mic Evaluation and Retrofit of Concrette
Buildings: California: Seismic Safety
Commission State of California.
Badan Standarisai Nasional. (2013). Beban
Minimum Untuk Perancangan Bangunan

12

You might also like