You are on page 1of 8

ISSN 2088-9321

E-ISSN 2502-5295
Volume …, No. …, Bulan Tahun

KEANDALAN BANGUNAN HOTEL TERHADAP UMUR BANGUNAN

Syukri Indrawansyah1, Abdullah2, Cut Zukhrina Oktaviani2


1)
Mahasiswa Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111
e-mail: syukri.indrawansyah@gmail.com
2)
Dosen Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111
e-mail: abdullahmahmud@unsyiah.ac.id ; cut.zukhrina@unsyiah.ac.id

Abstract : Mahara Hotel is a tourism supporting facility and infrastructure that was first established in Central Aceh
District in 1999. The 3-story hotel building uses a reinforced concrete frame structure. Over time, building facilities
will continue to decline, and affect the quality and comfort of the building. So this building should get the concept
of good maintenance so that the reliability and feasibility of the architecture, structure, utilities, accessibility,
building layout and environment are maintained and function optimally. The purpose of this study is to assess the
performance / reliability of hotel buildings after the age of 20 years. The method used is descriptive analysis, the
analysis is done by giving a score of the survey results of building reliability assessment, then the data are analyzed
using the Technical guidelines Procedures for Guidelines for Eligible Functions (SLF) of Permen PU Building
Building No.25/PRT/M/2007. Based on the results of the study, the value of the reliability of the Mahara Hotel
building shows that the total reliability of the building is not reliable, that is 66.75%. This is due to the lack of and /
or unreliable components, namely the utility and fire protection of 20.34% (not reliable), and the accessibility
component of 3.11% (not reliable). While the hammer test results, the average compressive strength in the column
248.42 kg/cm2, the beam 268.27 kg/cm2, and the floor plate 192.14 kg/cm2. The components of the floor plate
structure are of the low category, which is below those required for SNI 03-2847-2002 for high rise buildings is 225
kg/cm2.
Keywords : Assessment; Performance; Reliability; Care ; Building

Abstrak : Hotel Mahara merupakan sarana dan prasarana penunjang pariwisata yang pertama kali berdiri di
Kabupaten Aceh Tengah pada tahun 1999. Gedung hotel berlantai 3 tersebut menggunakan struktur rangka beton
bertulang. Seiring dengan berjalannya waktu, dari fasilitas gedung bangunan semakin menurun, dan memepengaruhi
kualitas serta kenyamanan gedung. Maka sudah selayaknya bangunan ini mendapatkan konsep pemeliharaan yang
baik agar keandalan dan kelayakan bangunan secara arsitektur, struktur, utilitas, aksesibilitas, tata bangunan dan
lingkungan tetap terjaga serta berfungsi secara optimal. Tujuan dari penelitian ini untuk menilai kinerja/keandalan
bangunan hotel setelah berumur 20 tahun. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis dilakukan
dengan cara memberi skor hasil survei penilaian keandalan bangunan gedung, kemudian data dianalisis dengan
menggunakan panduan Teknis Tata Cara Pedoman Sertifikat Laik Fungsi (SLF) Bangunan Gedung Permen PU
No.25/PRT/M/2007. Berdasarkan hasil penelitian, nilai keandalan bangunan gedung Hotel Mahara menunjukkan
bahwa keandalan total gedung termasuk tidak andal yaitu sebesar 66,75%. Hal tersebut disebabkan adanya
komponen yang kurang dan atau tidak andal yaitu utilitas dan proteksi kebakaran sebesar 20.34% (tidak andal) dan
komponen aksesibilitas sebesar 3.11% (tidak andal). Sedangkan hasil pengujian hammer test, rata-rata kuat tekan
pada kolom 248.42 kg/cm2, balok 268.27 kg/cm2, dan pelat lantai 192.14 kg/cm2. Komponen struktur pelat lantai
termasuk kategori rendah, yaitu dibawah yang dipersyaratkan SNI 03-2847-2002 untuk bangunan gedung bertingkat
sebesar 225 kg/cm2.
Kata kunci : Penilaian ; Kinerja ; Keandalan ; Perawatan ; Bangunan Gedung

1. PENDAHULUAN pengguna hotel tersebut. Gedung hotel berlantai 3 tersebut


Hotel Mahara merupakan salah satu hotel legendaris menggunakan struktur rangka beton bertulang dengan masa
berbintang 3 di Takengon – Aceh Tengah dibangun pada tahun pelayanan selama kurang lebih 20 (dua puluh) tahun, gedung
1999. Sejak pertama berdiri, hotel tersebut telah banyak Hotel Mahara telah difungsikan sebagai sarana penginapan
memberikan konstribusi kepada pemerintah daerah dan para umum berlantai 3 (tiga), jumlah kamar 28 (dua puluh delapan)

-1
Jurnal Teknik Sipil Volume …, No. …, Bulan Tahun
Universitas Syiah Kuala

unit, 1 (satu) unit ruang rapat, restoran dan mini coffee shop. Bangunan Gedung tidak hanya sebatas digunakan sebagai
Bencana Gempa pernah terjadi di wilayah Kabupaten Aceh tempat hunian, tetapi bangunan juga sekarang didirikan untuk
Tengah sejak hotel ini didirikan adalah tahun 2004 sebesar 9.1 menjawab fungsi sebagai fungsi keagamaan, usaha, sosial dan
Skala Richter dan tahun 2013 sebesar 6.2 Skala Richter. budaya, serta khusus. Di bawah ini merupakan penjelasan
Meskipun secara kasat mata bangunan gedung Hotel Mahara lengkap dari masing-masing fungsi bangunan tersebut :
tidak mengalami kerusakan yang berarti pada saat kejadian
gempa tersebut, banyaknya bangunan gedung disekitar yang 2.4. Persyaratan Teknis Bangunan gedung
rusak akibat kedua gempa tersebut, mengharuskan dilakukan Persyaratan teknis bangunan gedung meliputi
penilaian secara seksama, terutama pada elemen struktur. persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan
Disamping itu, semakin lama berdirinya suatu bangunan bangunan gedung (UU RI NO. 28 tahun 2002 Tentang
gedung akan berkemungkinan terjadi banyak perubahan, baik Bangunan Gedung), yaitu :
secara fisik maupun finansial pada bangunan gedung yang a. Persyaratan tata bangunan meliputi persyaratan
sudah digunakan. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian lebih peruntukan dan intensitas bangunan gedung,
terhadap bangunan gedung tersebut. Hal ini dapat diwujudkan arsitektur bangunan gedung, dan persyaratan
dengan dilakukan kegiatan penilaian kinerja bangunan gedung. pengendalian dampak lingkungan. Persyaratan
Bangunan Gedung Hotel Mahara merupakan peruntukan merupakan persyaratan peruntukan lokasi
gedung bertingkat yang berfungsi sebagai hunian yang bersangkutan sesuai dengan Rencana Tata
sementara bagi para pendatang yang membutuhkan Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten/kota, Rencana
sarana penginapan. Gedung bertingkat harus memiliki Detail Tata Ruang Kabupaten (RDTRK), dan/atau
keandalan secara arsitektur, struktur, utilitas, Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
aksesibilitas maupun tata ruang dan lingkungan. Untuk b. Persyaratan keandalan bangunan gedung adalah
menjamin terwujudnya bangunan gedung yang andal kondisi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan
harus memenuhi persyaratan teknis administratif kemudahan yang memenuhi persyaratan teknis
bangunan gedung sesuai dengan fungsinya. Untuk oleh kinerja bangunan gedung yang meliputi
mengevaluasi keandalan bangunan gedung, digunakan persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan,
kriteria keandalan sesuai dengan panduan teknis tata cara dan kemudahan.
pemeriksaan keandalan gedung.
2.5. Sistim Penilaian Kinerja Bangunan Gedung
2. Tinjauan Pustaka Pada penilaian kinerja bangunan gedung terdapat 5 aspek
2.1. Bangunan Gedung pengamatan yang dinilai untuk menjamin keandalannya, yaitu
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. penilaian aspek arsitektur, struktur, utilitas, aksesibilitas, tata
24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan bangunan dan lingkungan.
Perawatan Bangunan Gedung, bangunan gedung adalah wujud a. Penilaian Aspek Arsitektural
fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat Nilai kondisi arsitektur merupakan suatu nilai tertentu
kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas yang berdasarkan dari kondisi pada setiap bagian
dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai arsitektur bangunan. Nilai kondisi dapat menjelaskan
tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian mengenai kualitas dan kuantitas suatu elemen bila terjadi
atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kerusakan. Terdapat 2 komponen yang dinilai secara
kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. visual pada aspek arsitektur dalam pemeriksaan keandalan
bangunan yaitu komponen ruang dalam dan komponen
2.2. Jenis-Jenis Bangunan Gedung ruang luar.
Berdasarkan fungsinya bangunan gedung di klasifikasikan b. Penilaian Aspek Struktur
sebagai berikut : Nilai kondisi struktur merupakan suatu nilai tertentu yang
a. Bangunan Rumah Tinggal berdasarkan dari kondisi pada setiap bagian struktur
b. Bangunan Komersial bangunan. Nilai kondisi dapat menjelaskan mengenai
c. Bangunan Fasilitas Penginapan kualitas dan kuantitas suatu elemen bila terjadi kerusakan.
d. Bangunan Fasilitas Pendidikan komponen yang dinilai secara visual pada aspek struktur
e. Bangunan Fasilitas Kesehatan dalam pemeriksaan keandalan bangunan yaitu pondasi,
f. Bangunan Fasilitas Peribadatan kolom struktur, balok struktur, joint kolom balok, pelat
g. Bangunan Fasilitas Transportasi lantai, pelat atap, pelat balok tangga, penggantung langit-
h. Bangunan Budaya dan Hiburan langit, dan lain-lain.
i. Bangunan Pemerintahan dan Layanan Publik c. Penilaian Aspek Utilitas dan Proteksi Kebakaran
Nilai kondisi utilitas merupakan suatu nilai tertentu yang
2.3. Fungsi Bangunan Gedung berdasarkan dari kondisi pada setiap bagian utilitas
Pada perkembangannya, kini muncul bermacam- bangunan. Nilai kondisi dapat menjelaskan mengenai
macam bangunan yang dibuat untuk memenuhi segala kualitas dan kuantitas suatu elemen bila terjadi kerusakan.
kebutuhan manusia. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Terdapat 7 komponen yang dinilai pada aspek utilitas
Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan dalam pemeriksaan keandalan bangunan yaitu sistem
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang pencegahan kebakaran, transportasi vertikal, plambing,

-2
Jurnal Teknik Sipil Volume …, No. …, Bulan Tahun
Universitas Syiah Kuala

instalasi listrik, instalasi tata udara, penangkal petir, dan


instalasi komunikasi. Persyaratan utilitas dan proteksi
kebakaran telah diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No. 26/PRT/M/2008.
d. Penilaian Aspek Aksesibilitas
Terdapat 9 komponen yang dinilai secara visual pada
aspek aksesibilitas dalam pemeriksaan keandalan
bangunan yaitu ukuran dasar ruangan, jalur pedestrian dan
ram, area parkir, perlengkapan dan peralatan kontrol, toilet, Gambar 2. Alat ukur schmidt rebound hammer
pintu, lift aksesibilitas, telepon dan lift tangga. Persyaratan
aksesibilitas telah diatur dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 30/PRT/M/2006 tentang pedoman
teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung
dan lingkungan.
e. Penilaian Aspek Tata Bangunan dan lingkungan
Terdapat 3 item yang dinilai secara visual pada aspek tata
bangunan dan lingkungan bangunan dalam pemeriksaan
keandalan bangunan yaitu Koefisien Dasar Bangunan
(KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dan Koefisien
Daerah Hijau (KDH). Ketiga komponen tersebut, harus
sesuai dengan Qanun Kabupaten Aceh Tengah Nomor 2 Gambar 3. Prinsip kerja schmidt rebound hammer
Tahun 2016, Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2016-2036. Pada alat ini juga dilengkapi besaran angka tertentu yang
kemudian dikonversikan terhadap perkiraan mutu beton.
2.6. Pengujian Kekerasan Permukaan (Schmidt Ham- Gambar 4. berikut ini menunjukkan gambar grafik konversi
mer Test) pembacaan Schmidt Rebound Hammer Test. Hubungan
Metode pengujian ini dilakukan deangan memberikan Empirik dari Nilai Hammer Rebound dengan kuat tekan
beban impact (tumbukan) pada permukaan beton dengan seperti ditunjukkan pada grafik berikut.
menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan
memberikan energi yang besarnya tertentu. Jarak pantulan
yang timbul dari massa tersebut pada saat terjadi tumbukan
dengan permukaan beton benda uji dapat memberi indikasi
kekerasan dan juga, juga setelah kalibrasi, dapat memberikan
indikasi nilai kuat tekan beton benda uji. Jenis hammer yang
umum dipakai untuk pengujian ini adalah Schmidt rebound
hammer test (Gambar 2 dan 3). Alat ini sangat berguna untuk
mengetahui keseragaman material beton pada struktur. Karena
kesederhanaannya, pengujian dengan menggunakan alat ini
dapat dilakukan dengan cepat, sehingga dapat mencakup area
pengujian yang luas dalam waktu yang singkat. Alat ini sangat
peka terhadap variasi yang ada pada permukaan beton, Gambar 4. Grafik hubungan empiris dari nilai pembacaan
misalkan keberadaan partikal batu pada bagian-bagian tertentu hammer test dengan kuat tekan.
dekat permukaan.
Spesifikasi mengenai penggunaan alat ini bisa dilihat 3. METODE PENELITIAN
pada BS4408 pt. 4 atau ASTM C805-89. 3.1. Metode Pengambilan Data
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengambilan data di
lapangan dilakukan dengan cara pengamatan secara visu-
al, pengukuran terhadap kondisi fisik bangunan kepada
komponen-komponen antara lain : arsitektur, struktur,
utilitas proteksi kebakaran, aksesibilitas, tata bangunan
dan lingkungan serta kuat tekan beton struktur
menggunakan hammer test.

3.2. Tahapan Pengumpulan Data


Tahapan teknik pengumpulan data yang dilakukan da-
Gambar 1. Alat ukur schmidt rebound hammer lam penelitian ini adalah pengujian lapangan dan
menggunakan standart pengujian menurut ASTM. Dalam
rangka penilaian kinerja bangunan gedung ini dilakukan
beberapa tahapan kegiatan sebagai berikut :

-3
Jurnal Teknik Sipil Volume …, No. …, Bulan Tahun
Universitas Syiah Kuala

a. Pengamatan secara visual (Visual Check), baik akukan dengan cara memberi skor hasil survei evaluasi
dengan mata telanjang maupun dengan bantuan ka- kinerja bangunan gedung yang berpedoman pada pan-
mera dan pemeriksaan kerusakannya, khususnya re- duan tersebut. Untuk memudahkan dalam langkah-
tak-retak. Investigasi cacat struktur yang lain seperti langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, maka dibu-
keropos, berlubang, mengelupas dan sebagainya. at diagram alur penelitian sebagai berikut :
Kegiatan ini dilakukan terutama terhadap komponen
Mulai
yang berfungsi memikul beban-beban, baik beban
vertical maupun beban horizontal.
Studi Awal
b. Pemeriksaan gambar-gambar yang ada. Dikarenakan
pada kasus ini tidak ada dokumen “asbuiltdrawing” Penyusunan Form Survey
yang bisa didapatkan, maka digunakan gambar
perencanaan untuk dibandingkan dengan kondisi ek- Pengumpulan Data Sekunder, Pengumpulan Data Primer,
sisting lapangan dan sebagai bahan masukan / input 1. Gambar Desain 1. Pengukuran Denah Eksisting Bangunan
dalam penilaian keandalan bangunan. 2. IMB & PBB 2. Nilai Kondisi Arsitektur
3. Data historis mengenai hak 3. Nilai Kondisi Struktur
c. Pengukuran denah bangunan, elemen arsitektur dan atas tanah dan ijin 4. Nilai Kondisi Utilitas dan Proteksi
struktur dengan menggunakan alat meteran. Kegiatan pemanfaatan hak, dan Kebakaran
pengukuran ini berupa pengamatan atas dimensi kepemilikan bangunan 5. Nilai Kondisi Aksesibilitas
komponen arsitektur dan struktur beton bertulang 6. Nilai Kondisi Tata Bangunan dan
yang terpasang dilapangan. Berkenaan tidak tersedia Lingkungan
7. Nilai Kuat Tekan Beton
gambar kerja di lapangan, maka untuk mendapatkan
informasi yang akurat tentang kondisi eksisting kom-
ponen arsitektur dan struktur, dilakukan pengukuran Pengolahan Data Menggunakan,
1. Metode Analisis Deskriptif
langsung dilapangan. 2. Microsoft Excel
d. Pengujian lapangan dengan menggunakan peralatan
Schmidt Rebound Hammer Test, menggunakan for- Rekomendasi Keandalan Berdasarkan Bobot Penilaian,
mulir data pengukuran pada lampiran C. a. Andal (95-100%), maka difungsikan dan disempurnakan.
e. Rekomendasi penanganan agar bangunan secara b. Kurang Andal (75-<95%), maka difungsikan dan diperbaiki.
c. Tidak Andal (<75%) maka direhab atau direkonstruksi.
aspek keandalan arsitektur, struktur, arsitektur,
struktur, utilitas proteksi kebakaran, aksesibilitas, tata
bangunan dan lingkungan bisa berfungsi dan bisa Kesimpulan dan Saran
diteruskan pembangunan dan penggunaannya. Gambar 5. Diagram Penelitian

3.3. Peralatan Yang Digunakan 4. Hasil dan Pembahasan


Peralatan-peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan Pengambilan data melalui pengamatan visual dan pen-
pengujian dilapangan adalah sebagai berikut : gukuran terhadap besaran komponen keandalan
a. Schmidt Rebound Hammer Test bangunan, yang kemudian hasil tersebut diproses secara
Penjelasan mengenai alat ini serta gambar grafik kon- skala rating. Angka-angka pengamatan tersebut dimasuk-
versi pembacaan grafik dapat dlihat pada gambar 2, kan dalam format isian keandalan bangunan gedung
gambar 3, dan gambar 4. keluaran Dirjen Cipta Karya untuk mengetahui nilai
b. Meteran keandalan dari bangunan yang diperiksa.
Agar diketahui ukuran denah eksisting bangunan, di-
mensi kolom dan balok struktur, maka dilakukan pen- 4.1. Aspek Administrasi
gukuran penampang yang terpasang di lapangan Data hasil dari penelitian mengenai aspek administrasi
dengan menggunakan meteran panjang 50 meter dan 5 bangunan gedung Hotel Mahara yang berlokasi di Taken-
meter. gon Kabupaten Aceh Tengah adalah :
Tabel 1. Aspek administrasi bangunan
3.4. Teknik Analisis No Kondisi Kefungsian Komponen Status
Teknik pengolahan data yang digunakan dalam memban- 1 IMB Ada
tu menentukan keandalan bangunan hotel yaitu dengan 2 PBB Ada
menggunakan panduan Teknis Tata Cara Pedoman 3 Gambar Bangunan Ada
Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung Permen PU 4 Surat Kepemilikan Ada
No.25/PRT/M/2007, Permen PU No.29/PRT/M/2007 5 Izin-izin Operasional Ada
tentang Pedoman Persyaratan Teknik Bangunan Gedung, 6 Tahun Pembangunan 1999
Permen PU No.24/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, pen- Berdasarkan hasil analisis kelengkapan administrasi
gujian hammer test sesuai standar Metode uji angka bangunan gedung hotel Mahara memiliki kelengkapan
pantul beton keras (ASTM C 805-02) Badan Standarisasi administrasi dibuktikan dengan dilakukannya wawancara
Nasional Indonesia (BSNI). Data dianalisis dengan dengan pemilik gedung. Dari hasil tersebut maka disim-
menggunakan metode analisis deskriptif, analisis dil- pulkan bahwa bangunan gedung objek penelitian adalah

-4
Jurnal Teknik Sipil Volume …, No. …, Bulan Tahun
Universitas Syiah Kuala

tertib administrasi. 6 Plat Atap 0.50 0.00


7 Penggantung Langit-langit 5.00 5.00
Sub Total 85.00 81.08
4.2. Analisis Penilaian Keandalan Arsitektur II Struktur Pelengkap
Dalam melakukan analisis data terdapat tahapan pen- 1 Plat / Balok Tangga 6.00 6.00
golahan data sehingga didapat nilai-nilai keandalan pada 2 Balok Anak 5.00 4.38
komponen-komponen arsitektur bangunan. Berikut hasil 3 Lain-lain 4.00 4.00
perhitungan pada komponen arsitektur bangunan yang Sub Total 15.00 14.38
Total Nilai 100.00 95.45
kemudian selanjutnya nilai pada tiap-tiap komponen arsi-
tektur akan dijumlahkan nilai keandalan arsitektur
bangunan. Berdasarkan hasil analisis keandalan struktur
Tabel 2. Nilai keandalan arsitektur bangunan gedung Hotel Mahara memiliki nilai keanda-
Nilai Nilai lan struktur 95.45 % dapat disimpulkan bahwa bangunan
Komponen Kondisi Kefungsian Komponen Maksimum Total tersebut merupakan bangunan andal, karena berada diat-
(%) (%)
Kesesuaian Penggunaan Fungsi 15.00 13.99
as pada nilai keandalan 95 s/d 100 yang artinya dapat
Pelapis Muka Lantai 10.00 9.97 menjamin keselamatan bangunan gedung.
Ruang Plesteran Lantai 10.00 10.00
Dalam Pelapis Muka Dinding 10.00 9.94
80% Plesteran Dinding 10.00 9.99
4.4. Analisis Penilaian Keandalan Utilitas dan
Kusen Pintu dan Jendela 10.00 9.61 Proteksi Kebakaran
Lapisan Muka Langit-langit 15.00 14.60 Hasil pengolahan data keandalan utilitas dan proteksi
Sub Total 80.00 78.10
Penutup Atap 10.00 9.80
kebakaran pada bangunan gedung Hotel Mahara
Pelapis Muka Dinding Luar 2.00 1.04 tercantum dalam tabel berikut,
Ruang
Plesteran Dinding Luar 0.50 0.41 Tabel 4. Nilai keandalan struktur
Luar
Pelapis Muka Lantai Luar 3.00 3.00 Nilai Keanda-
20% Fungsi
Plesteran Lantai Luar 2.50 2.23 No. lan
Pelapis Muka Langit-langit 2.00 2.00 Faktor
Kode Kmax Bagi-
Sub Total 20.00 18.49 Re- Utili-
Kom- Kondisi Kefungsian Kean an
Nilai Total 100.00 96.59 B Ku Ti duksi tas
ponen Komponen Utilitas dalan Utili-
ai ra da ɸ K
Utili- (%) tas
k ng k (%)
tas (6) x
Berdasarkan Permen PU No.29/PRT/M/2006 tentang pe- (7)
µku
doman persyaratan teknis bangunan gedung, keandalan A SISTEM PENCEGAHAN KEBAKARAN
arsitektur berperan menjamin terwujudnya bangunan ge- 1 Sistim Alarm Kebakaran - - - 20.00 0.00 0.00
2 Sprinkler - - - 20.00 0.00 0.00
dung yang didirikan berdasarkan karakteristik lingkungan, 3 Gas Pemadam - - - 20.00 0.00 0.00
ketentuan wujud bangunan, dan budaya daerah, sehingga 4 Hidran - - - 20.00 0.00 0.00
seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya. Da- 5 Tabung APAR √ 20.00 20.00 2.86
Sub Total 100.00 20.00 3.33
lam analisis kajian arsitektur lebih ditekankan pada aspek B TRANSPORTASI VERTIKAL
fungsi, kondisi ruang dalam dan kondisi ruang luar 1 Elevator / Lift - - - 25.00 0.00 0.00
yang menjadi faktor penentu kenyamanan dalam keanda- 2 Eskalator / Tangga Jalan - - - 25.00 0.00 0.00
Tangga Biasa ; Kon-
lan bangunan. 3 √ 50.00 50.00 7.14
disinya
Hasil analisis keandalan arsitektur bangunan gedung Ho- Sub Total 100.00 50.00 7.14
C PLUMBING
tel Mahara memiliki nilai keandalan arsitektur 96.59 %, 1 Air Bersih √ 50.00 37.00 5.29
dapat disimpulkan bahwa bangunan tersebut merupakan 2 Air Kotor √ 50.00 41.40 5.91
bangunan andal arsitektur karena berada pada nilai Sub Total 100.00 78.40 11.20
D INSTALASI LISTRIK
keandalan 95 s/d 100 yang artinya dapat menjamin ken- 1 Sumber Daya PLN √ 50.00 43.00 7.14
yamanan bangunan gedung. Sumber Daya Generator /
2 √ 50.00 33.00 4.71
Genset
Sub Total 100.00 76.00 11.86
4.3. Analisis Penilaian Keandalan Struktur E INSTALASI TATA UDARA
Dalam melakukan analisis data terdapat tahapan pen- 1
Sistim Pendingin Lang-
- - - 50.00 0.00 0.00
golahan data sehingga didapat nilai-nilai keandalan pada sung
Sistim Pendingin Tak
komponen-komponen struktur bangunan. Berikut hasil 2
Langsung
- - - 50.00 0.00 0.00
perhitungan pada komponen struktur bangunan yang Sub Total 100.00 0.00 0.00
F PENANGKAL PETIR
kemudian selanjutnya nilai pada tiap-tiap komponen Instalasi Utama Proteksi
struktur tersebut akan dijumlahkan menjadi nilai keanda- 1 - - - 50.00 0.00 0.00
Petir
lan struktur bangunan. 2 Instalasi Proteksi Petir - - - 50.00 0.00 0.00
Sub Total 100.00 0.00
Tabel 3. Nilai keandalan struktur G INSTALASI KOMUNIKASI
Nilai Keandalan 1 Instalasi Telepon √ 50.00 50.00 7.14
Kondisi Kefungsian Kompo- Kmax
No Bagian Kompo- 2 Instalasi Tata Suara - - - 50.00 0.00 0.00
nen Struktur (%)
nen Struktur Sub Total 100.00 50.00 7.14
I Struktur Utama Total Nilai Keandalan Utilitas : 40.68
1 Pondasi 25.00 25.00
2 Kolom Struktur 20.00 17.96 Dalam analisis kajian utilitas dan proteksi kebakaran
3 Balok Struktur 15.00 14.59
4 Joint Kolom - Balok 15.00 14.03
lebih ditekankan pada aspek fungsi, kondisi sistem
5 Plat Lantai 4.50 4.50 pencegah kebakaran, kondisi transportasi vertikal, kondi-
-5
Jurnal Teknik Sipil Volume …, No. …, Bulan Tahun
Universitas Syiah Kuala

si instalasi listrik, kondisi penangkal petir, dan kondisi Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2016-2036.
instalasi komunikasi yang menjadi faktor penentu Berdasarkan qanun atau peraturan daerah tersebut nilai
keselamatan dan juga kondisi plambing, kondisi tata Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yaitu maksimum 40%,
udara menjadi faktor penentu kemudahan dalam keanda- Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yaitu 0 - 60,
lan bangunan. Koefisien Daerah Hijau (KDH) yaitu minimum 30%.
Berdasarkan hasil analisis keandalan utilitas dan proteksi Tabel 6. Nilai keandalan tata bangunan & lingkungan
kebakaran bangunan gedung Hotel Mahara memiliki Nilai
Reali- Tid-
Nilai
No Item Yang Dinilai Maksi- Ya Keanda-
nilai yaitu 40.68 %, dapat disimpulkan bahwa bangunan mum
tas ak
lan
tersebut merupakan bangunan tidak andal utilitas dan KESESUAIAN DENGAN DOKUMEN RENCANA KOTA
proteksi kebakaran karena berada pada nilai keanda- Kesesuaian dengan
1 Koefesien Dasar Bangunan √ 2.00 2.00 100
lan < 85 yang artinya tidak dapat menjamin kesela- (KDB)
matan bahaya kebakaran dan kurang menjamin kemu- Kesesuaian dengan
2 Koefesien Lantai Bangunan √ 2.00 2.00 100
dahan berkonikasi pada bangunan gedung. Akan tetapi (KLB)
ditinjau dari faktor penentu kesehatan bangunan tersebut Kesesuaian dengan
3 Koefesien Daerah Hijau √ 1.00 1.00 100
dalam kategori sehat karena memiliki nilai keandalan (KDH)
plambing dan tata udara yang baik yaitu pada nilai Sub Total Keandalan Tata Bangunan 100.00
maksimal.
Dalam analisis kajian tata bangunan dan lingkungan
4.5. Analisis Penilaian Keandalan Aksesibilitas lebih ditekankan pada aspek KDB, KLB, dan KDH
Dalam melakukan analisis data terdapat tahapan pen- yang menjadi faktor penentu keselamatan, kenya-
golahan data sehingga didapat nilai-nilai keandalan pada manan, kesehatan dan kemudahan dalam keandalan
komponen aksesibilitas bangunan yang kemudian selan- bangunan. Berdasarkan hasil analisis keandalan tata
jutnya nilai pada tiap-tiap komponen tersebut akan bangunan dan lingkungan bangunan gedung Hotel Maha-
dijumlahkan menjadi nilai keandalan aksesibilitas ra memiliki nilai keandalan yaitu 100 % dapat disimpul-
bangunan. kan bahwa bangunan tersebut merupakan bangunan andal
Tabel 5. Nilai keandalan aksesibilitas tata bangunan dan lingkungan karena berada pada nilai
No Jenis Komponen
Nilai
Bobot
Nilai Keandalan 95-100 yang artinya dapat menjamin keselamatan, ken-
Maksimum Terfaktor
Komponen Aksesibilitas Gedung
(%)
(%)
(%)
yamanan, kesehatan dan kemudahan bangunan gedung.
1 Ukuran Dasar Ruangan 20.00 100.00 20.00
2 Jalur Pedestrian dan RAM 20.00 100.00 0.00 4.7. Nilai Keandalan Total Bangunan Gedung
3 Area Parkir 20.00 100.00 10.40 Tabel 7. Rekapitulasi nilai keandalan total
4 Perlengkapan & Peralatan 5.00 100.00 2.50
Kriteria Penilaian Nilai
5 Toilet 20.00 100.00 16.60 Bobot
Aspek Yang Keandalan
6 Pintu 15.00 100.00 12.75 No Penilaian
Dinilai Total
Nilai Kurang Nilai Tidak Nilai (%)
7 Lift Aksesibilitas 0.00 0.00 0.00 Andal
K Andal K Andal K
(%)
8 Telepon 0.00 0.00 0.00
9 Lift Tangga 0.00 0.00 0.00 1 Arsitektur 95 - 100 96.59 75 - < 95 < 75 10.00 9.66
Sub Total 100.00
Total Nilai Keandalan Aksesibilitas 62.25 2 Struktur 95 - 100 94.13 85 - < 95 < 85 30.00 28.64

Utilitas dan
Dalam analisis kajian aksesibilitas lebih ditekankan 3 Proteksi 95 - 100 75 - < 95 < 95 40.68 50.00 20.34
Kebakaran
pada aspek fungsi, kondisi ukuran dasar ruang, jalur
pedistrian dan ram, area parkir, perlengkapan dan 4 Aksesibilitas 95 - 100 75 - < 95 < 75 62.25 5.00 3.11
peralatan, toilet serta pintu yang menjadi faktor penetu Tata
kemudahan dalam keandalan bangunan. 5
Bangunan
95 - 100 100.00 75 - < 95 < 75 5.00 5.00
dan
Berdasarkan hasil analisis keandalan aksesibilitas Lingkungan
bangunan gedung Hotel Mahara nilai keandalannya Jumlah Total 100.00 66.75
yaitu 62,25 % dapat disimpulkan bahwa bangunan terse- Bangunan Yang Diperiksa Masuk Kategori Tidak Andal

but merupakan bangunan tidak andal aksesibilitas karena


berada pada nilai <75 yang artinya tidak dapat menjamin Berdasarkan hasil analisis total keandalan bangunan ge-
kemudahan bangunan gedung. dung Hotel Mahara adalah 66.75 %, dapat disimpulkan
Komponen aksesibilitas bangunan gedung Hotel Ma- bahwa bangunan tidak andal karena tidak memenuhi
hara tidak dapat difungsikan atau harus direkonstruksi syarat keandalan bangunan gedung.
komponennya sebagai rekomendasi tindak lanjut dari
hasil evaluasi keandalan bangunan. 4.8. Analisis Penilaian Kualitas Mutu Beton
Pengujian bahan telah dilakukan melalui pengujian di
4.6. Analisis Penilaian Keandalan Tata Bangunan dan lapangan pada bagian elemen-elemen struktur pelat lan-
Lingkungan tai, balok struktur, dan kolom struktur pada bangunan
Hasil analisis perhitungan keandalan tata bangunan dan gedung Hotel Mahara Takengon – Aceh Tengah. Pen-
lingkungan disesuaikan dengan Qanun Kabupaten Aceh gujian yang dilakukan di lapangan ini adalah
Tengah Nomor 2 Tahun 2016, Tentang Rencana Tata menggunakan alat Schmidt Rebound Hammer Test Type

-6
Jurnal Teknik Sipil Volume …, No. …, Bulan Tahun
Universitas Syiah Kuala

–N34. Pedoman umum antara keras permukaan (surface


hardness) dan angka rata-rata hasil pembacaan rebound Beberapa komponen elemen struktur ada yang masih
hammer dengan memakai type N-34 adalah RSNI-3 dibawah standar nilai kuat tekan beton yang diper-
ASTM C 805-02 Metode Uji Angka Pantul Beton Keras. syaratkan sesuai SNI 03-2847-2002, tentang Tata
Tabel 8. Rekapitulasi kuat tekan beton struktur Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Mutu Gedung adalah sebesar 225 kg/cm2.
Beton Mutu Beton Kuat Tekan
Komponen
No (silinder) (kubus) Rata-Rata
Struktur 5.2. Saran
(σ’bk) kg/cm2 (Mpa)
kg/cm2 Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil
I Lantai 1 penelitian ini adalah sebagai berikut :
1 Kolom 375.55 311.71 30.57 a. Perlunya dilakukan perhitungan analisa struktur
2 Balok 360.36 299.10 29.33
dengan menggunakan bantuan software SAP 2000
3 Pelat Lantai
II Lantai 2 maupun ETABS, untuk mengetahui kinerja struktur
1 Kolom 247.40 205.34 20.14 bangunan gedung hotel. Hal ini dikarenakan terdapat
2 Balok 286.07 237.44 23.28 kerusakan struktur beton pada lantai 2 bangunan ge-
3 Pelat Lantai 213.42 177.14 20.93 dung.
III Lantai 3 b. Meskipun hasil penilaian keandalan struktur gedung
1 Kolom 274.94 228.20 22.38
2 Balok
hotel Mahara adalah andal, namun perlu pemeliharaan
3 Pelat Lantai 249.56 207.13 24.47 serta perbaikan di beberapa bagian struktur.
Berdasarkan data keretakan yang terjadi di beberapa
Nilai kuat tekan beton untuk bangunan gedung bagian struktur dan sebagian ada yang mengalami
bertingkat yang dipersyaratkan sesuai SNI 03-2847-2002, pelapukan, maka pelu segera dilakukan perbaikan,
tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk dapat berupa grouting atau sistim perbaikan lainnya,
Bangunan Gedung adalah sebesar 225 kg/cm2. agar kondisi struktur masih cukup baik dalam waktu
yang relatif lama. Selain itu perlu pemeliharaan
5. KESIMPULAN DAN SARAN kondisi struktur, misalnya dengan evaluasi berkala
5.1. Kesimpulan berdasarkan pengamatan visual pada beberapa
1. Berdasarkan hasil analisa keandalan bangunan ge- bagian komponen tertentu.
dung hotel Mahara dapat disimpulkan tingkat c. Retak yang ditemukan pada struktur balok pada ruang
keandalan aspek administratif bangunan gedung rapat lantai 2, hendaknya segera dilakukan perbaikan.
memenuhi syarat, akan tetapi untuk aspek teknis Beberapa metode perbaikan sementara seperti injeksi
memiliki nilai total keandalan 66.75 %, dimana nilai retak dengan epoxy, crack weld floor repair, elastic
tersebut termasuk dalam kategori bangunan tidak poxy with sand, Carbon Fibre Reinforcement Poly-
andal karena berada pada interval nilai <75. Adapun mer (CFRP) dapat digunakan sebagai alternative per-
rincian tingkat keandalan bangunan tersebut adalah : baikan. Namun hal ini tidak dapat mengembalikan
a. Keandalan Arsitektur = 9.66 % penurunan kapasitas yang telah terjadi. Oleh karena
b. Keandalan Struktur = 28.64 % itu retrofit atau pembaharuan menggunakan material
c. Keandalan Utilitas dan Proteksi Kebakaran = tambahan sebaiknya dilakukan pada struktur untuk
20.34 % meningkatkan kapasitas struktur balok.
d. Keandalan Aksesibilitas = 3.11 % d. Perlu adanya perlakuan tindak lanjut pihak yang
e. Keandalan Tata Bangunan dan Lingkungan = berwenang sebagai pengelola gedung Hotel Mahara
5.00 % untuk merekonstruksi aspek yang tidak memenuhi
2. Berdasarkan hasil pengujian dilapangan untuk Ko- syarat keandalan bangunan yaitu pada aspek utilitas
lom, Balok, Pelat Lantai pada struktur gedung hotel dan proteksi kebakaran dan aspek aksesibilitas.
Mahara dengan menggunakan alat Schmidt Rebound e. Untuk Dinas Cipta Karya dan Pemukiman Kabupaten
Hammer Test Type –N34, hasil kuat tekan dari mas- Aceh Tengah agar lebih gencar lagi
ing-masing komponen struktur dapat disimpulkan mensosialisasikan kepada masyarakat publik untuk
sebagai berikut : mengetahui tentang keandalan bangunan gedung yang
a. Lantai 1, sesuai dengan Undang Undang dan peraturan-
Kolom = 311.71 kg/cm2 = 30.57 mpa peraturan yang telah ditetapkan.
Balok = 299.10 kg/cm2 = 29.33 mpa
b. Lantai 2,
Kolom = 205.34 kg/cm2 = 20.14 mpa
Balok = 237.44 kg/cm2 = 23.28 mpa 6. DAFTAR PUSTAKA
Plat Lantai = 177.14 kg/cm2 = 20.93 mpa
c. Lantai 3, [1]. Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2008.
Kolom = 228.20 kg/cm2 = 22.38 mpa Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan
Balok =- Gedung No.24/PRT/M/2008. Kementrian Pekerjaan
Plat Lantai = 207.13 kg/cm2 = 24.47 mpa Umum. Jakarta.

-7
Jurnal Teknik Sipil Volume …, No. …, Bulan Tahun
Universitas Syiah Kuala

[2]. Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2007. Panduan (Load Test). Jurnal Teknik Sipil Universitas
Teknis Tata Cara Pedoman Sertifikat Laik Fungsi Sumatera Utara.
Bangunan Gedung No.25/PRT/M/2007. Kementrian
Pekerjaan Umum. Jakarta.
[3]. Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2007. Pedoman
Persyaratan Teknik Bangunan Gedung
No.29/PRT/M/2007. Kementrian Pekerjaan Umum.
Jakarta.
[4]. SNI, 1997. Metode Pengujian Elemen Struktur
Beton Dengan Alat Palu Beton Tipe N dan NR. SNI
03-4430-1997. Badan Standarisasi Nasional
Indonesia. Jakarta.
[5]. McDonald. P. H. 2001. Fundamentals Of
Infrastructure Engineering Civil Engineering
Systems. Second Edition. Revised And Expanded.
USA.
[6]. Mulyandari, Hestin, Saputra. A., Rully, 2010
Pemeliharaan Bangunan: Basic Skill Facility
Management. Penerbit Andi. Yogyakarta.
[7]. Rosalina, 2011. Sistem Pemeliharaan Gedung
Ditinjau Dari Keandalan Bangunan Gedung (Studi
Kasus: Gedung Rumah Susun Sederhana Sewa Di
Kabupaten Cilacap). Tesis. Magister Teknik Sipil
Universitas Sebelas Maret.
[8]. Asoolani, F. A, 2018. Analisis Keandalan Bangunan
Tambahan Pada Rumah Di Wilayah Yang Pernah
Mengalami Gempa Bumi (Studi Kasus : Gempa
Bumi 27 Mei 2006 Di Kabupaten Bantul). Tesis.
Departemen Teknik Sipil Universitas Gajah Mada.
[9]. Winarsih, T, 2011. Asesmen Kekuatan Struktur
Bangunan Gedung (Studi Kasus : Bangunan
Gedung Unit Gawat Darurat dan Administrasi
Umum Rumah Sakit Umum Daerah Banyudono
Kabupaten Boyolali. Tesis. Magister Teknik Sipil
Universitas Sebelas Maret.
[10]. Antonius, Poejiastuti H., Hadin. M, 2009. Studi
Kelayakan Struktur, Lingkungan, dan Mekanikal
Elektrikal Pada Bangunan Publik Di Semarang.
Laporan Penelitian, Universitas Islam Sultan Agung,
Semarang.
[11]. Trumansyahjaya. K, 2012. Pemeriksaan Keandalan
Bangunan Gedung Di Universitas Negeri Gorontalo.
Laporan Penelitian Berorientasi Produk, Jurusan
Teknik Sipil Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Gorontalo.
[12]. Mawardi. E., Aulia. T. B., Abdullah, 2018. Kajian
Konsep Operasional Pemeliharaan Gedung Sma
Bina Generasi Bangsa Meulaboh Aceh Barat.
ISSN e-2502-5295.
[13]. Priyo. M., Wijatmiko. I. H, 2011. Evaluasi Keanda-
lan Fisik Bangunan Gedung (Studi Kasus Di Wila-
yah Kabupaten Sleman). Jurnal Ilmiah Semesta
Teknika.
[14]. Budio S. P., Anggraini R., Zacoeb A., Wahyuni E,
2015. Analisis Kapasitas dan Keandalan Bangunan,
Studi Kasus : SMA 1 Madiun. Fakultas Teknik Uni-
versitas Brawijaya.
[15]. Lubis M, 2003. Pengujian Struktur Beton Dengan
Metode Hammer Test dan Metode Uji Pembebanan

-8

You might also like