Professional Documents
Culture Documents
E-ISSN 2502-5295
Volume …, No. …, Bulan Tahun
Abstract : Mahara Hotel is a tourism supporting facility and infrastructure that was first established in Central Aceh
District in 1999. The 3-story hotel building uses a reinforced concrete frame structure. Over time, building facilities
will continue to decline, and affect the quality and comfort of the building. So this building should get the concept
of good maintenance so that the reliability and feasibility of the architecture, structure, utilities, accessibility,
building layout and environment are maintained and function optimally. The purpose of this study is to assess the
performance / reliability of hotel buildings after the age of 20 years. The method used is descriptive analysis, the
analysis is done by giving a score of the survey results of building reliability assessment, then the data are analyzed
using the Technical guidelines Procedures for Guidelines for Eligible Functions (SLF) of Permen PU Building
Building No.25/PRT/M/2007. Based on the results of the study, the value of the reliability of the Mahara Hotel
building shows that the total reliability of the building is not reliable, that is 66.75%. This is due to the lack of and /
or unreliable components, namely the utility and fire protection of 20.34% (not reliable), and the accessibility
component of 3.11% (not reliable). While the hammer test results, the average compressive strength in the column
248.42 kg/cm2, the beam 268.27 kg/cm2, and the floor plate 192.14 kg/cm2. The components of the floor plate
structure are of the low category, which is below those required for SNI 03-2847-2002 for high rise buildings is 225
kg/cm2.
Keywords : Assessment; Performance; Reliability; Care ; Building
Abstrak : Hotel Mahara merupakan sarana dan prasarana penunjang pariwisata yang pertama kali berdiri di
Kabupaten Aceh Tengah pada tahun 1999. Gedung hotel berlantai 3 tersebut menggunakan struktur rangka beton
bertulang. Seiring dengan berjalannya waktu, dari fasilitas gedung bangunan semakin menurun, dan memepengaruhi
kualitas serta kenyamanan gedung. Maka sudah selayaknya bangunan ini mendapatkan konsep pemeliharaan yang
baik agar keandalan dan kelayakan bangunan secara arsitektur, struktur, utilitas, aksesibilitas, tata bangunan dan
lingkungan tetap terjaga serta berfungsi secara optimal. Tujuan dari penelitian ini untuk menilai kinerja/keandalan
bangunan hotel setelah berumur 20 tahun. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis dilakukan
dengan cara memberi skor hasil survei penilaian keandalan bangunan gedung, kemudian data dianalisis dengan
menggunakan panduan Teknis Tata Cara Pedoman Sertifikat Laik Fungsi (SLF) Bangunan Gedung Permen PU
No.25/PRT/M/2007. Berdasarkan hasil penelitian, nilai keandalan bangunan gedung Hotel Mahara menunjukkan
bahwa keandalan total gedung termasuk tidak andal yaitu sebesar 66,75%. Hal tersebut disebabkan adanya
komponen yang kurang dan atau tidak andal yaitu utilitas dan proteksi kebakaran sebesar 20.34% (tidak andal) dan
komponen aksesibilitas sebesar 3.11% (tidak andal). Sedangkan hasil pengujian hammer test, rata-rata kuat tekan
pada kolom 248.42 kg/cm2, balok 268.27 kg/cm2, dan pelat lantai 192.14 kg/cm2. Komponen struktur pelat lantai
termasuk kategori rendah, yaitu dibawah yang dipersyaratkan SNI 03-2847-2002 untuk bangunan gedung bertingkat
sebesar 225 kg/cm2.
Kata kunci : Penilaian ; Kinerja ; Keandalan ; Perawatan ; Bangunan Gedung
-1
Jurnal Teknik Sipil Volume …, No. …, Bulan Tahun
Universitas Syiah Kuala
unit, 1 (satu) unit ruang rapat, restoran dan mini coffee shop. Bangunan Gedung tidak hanya sebatas digunakan sebagai
Bencana Gempa pernah terjadi di wilayah Kabupaten Aceh tempat hunian, tetapi bangunan juga sekarang didirikan untuk
Tengah sejak hotel ini didirikan adalah tahun 2004 sebesar 9.1 menjawab fungsi sebagai fungsi keagamaan, usaha, sosial dan
Skala Richter dan tahun 2013 sebesar 6.2 Skala Richter. budaya, serta khusus. Di bawah ini merupakan penjelasan
Meskipun secara kasat mata bangunan gedung Hotel Mahara lengkap dari masing-masing fungsi bangunan tersebut :
tidak mengalami kerusakan yang berarti pada saat kejadian
gempa tersebut, banyaknya bangunan gedung disekitar yang 2.4. Persyaratan Teknis Bangunan gedung
rusak akibat kedua gempa tersebut, mengharuskan dilakukan Persyaratan teknis bangunan gedung meliputi
penilaian secara seksama, terutama pada elemen struktur. persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan
Disamping itu, semakin lama berdirinya suatu bangunan bangunan gedung (UU RI NO. 28 tahun 2002 Tentang
gedung akan berkemungkinan terjadi banyak perubahan, baik Bangunan Gedung), yaitu :
secara fisik maupun finansial pada bangunan gedung yang a. Persyaratan tata bangunan meliputi persyaratan
sudah digunakan. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian lebih peruntukan dan intensitas bangunan gedung,
terhadap bangunan gedung tersebut. Hal ini dapat diwujudkan arsitektur bangunan gedung, dan persyaratan
dengan dilakukan kegiatan penilaian kinerja bangunan gedung. pengendalian dampak lingkungan. Persyaratan
Bangunan Gedung Hotel Mahara merupakan peruntukan merupakan persyaratan peruntukan lokasi
gedung bertingkat yang berfungsi sebagai hunian yang bersangkutan sesuai dengan Rencana Tata
sementara bagi para pendatang yang membutuhkan Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten/kota, Rencana
sarana penginapan. Gedung bertingkat harus memiliki Detail Tata Ruang Kabupaten (RDTRK), dan/atau
keandalan secara arsitektur, struktur, utilitas, Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
aksesibilitas maupun tata ruang dan lingkungan. Untuk b. Persyaratan keandalan bangunan gedung adalah
menjamin terwujudnya bangunan gedung yang andal kondisi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan
harus memenuhi persyaratan teknis administratif kemudahan yang memenuhi persyaratan teknis
bangunan gedung sesuai dengan fungsinya. Untuk oleh kinerja bangunan gedung yang meliputi
mengevaluasi keandalan bangunan gedung, digunakan persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan,
kriteria keandalan sesuai dengan panduan teknis tata cara dan kemudahan.
pemeriksaan keandalan gedung.
2.5. Sistim Penilaian Kinerja Bangunan Gedung
2. Tinjauan Pustaka Pada penilaian kinerja bangunan gedung terdapat 5 aspek
2.1. Bangunan Gedung pengamatan yang dinilai untuk menjamin keandalannya, yaitu
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. penilaian aspek arsitektur, struktur, utilitas, aksesibilitas, tata
24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan bangunan dan lingkungan.
Perawatan Bangunan Gedung, bangunan gedung adalah wujud a. Penilaian Aspek Arsitektural
fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat Nilai kondisi arsitektur merupakan suatu nilai tertentu
kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas yang berdasarkan dari kondisi pada setiap bagian
dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai arsitektur bangunan. Nilai kondisi dapat menjelaskan
tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian mengenai kualitas dan kuantitas suatu elemen bila terjadi
atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kerusakan. Terdapat 2 komponen yang dinilai secara
kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. visual pada aspek arsitektur dalam pemeriksaan keandalan
bangunan yaitu komponen ruang dalam dan komponen
2.2. Jenis-Jenis Bangunan Gedung ruang luar.
Berdasarkan fungsinya bangunan gedung di klasifikasikan b. Penilaian Aspek Struktur
sebagai berikut : Nilai kondisi struktur merupakan suatu nilai tertentu yang
a. Bangunan Rumah Tinggal berdasarkan dari kondisi pada setiap bagian struktur
b. Bangunan Komersial bangunan. Nilai kondisi dapat menjelaskan mengenai
c. Bangunan Fasilitas Penginapan kualitas dan kuantitas suatu elemen bila terjadi kerusakan.
d. Bangunan Fasilitas Pendidikan komponen yang dinilai secara visual pada aspek struktur
e. Bangunan Fasilitas Kesehatan dalam pemeriksaan keandalan bangunan yaitu pondasi,
f. Bangunan Fasilitas Peribadatan kolom struktur, balok struktur, joint kolom balok, pelat
g. Bangunan Fasilitas Transportasi lantai, pelat atap, pelat balok tangga, penggantung langit-
h. Bangunan Budaya dan Hiburan langit, dan lain-lain.
i. Bangunan Pemerintahan dan Layanan Publik c. Penilaian Aspek Utilitas dan Proteksi Kebakaran
Nilai kondisi utilitas merupakan suatu nilai tertentu yang
2.3. Fungsi Bangunan Gedung berdasarkan dari kondisi pada setiap bagian utilitas
Pada perkembangannya, kini muncul bermacam- bangunan. Nilai kondisi dapat menjelaskan mengenai
macam bangunan yang dibuat untuk memenuhi segala kualitas dan kuantitas suatu elemen bila terjadi kerusakan.
kebutuhan manusia. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Terdapat 7 komponen yang dinilai pada aspek utilitas
Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan dalam pemeriksaan keandalan bangunan yaitu sistem
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang pencegahan kebakaran, transportasi vertikal, plambing,
-2
Jurnal Teknik Sipil Volume …, No. …, Bulan Tahun
Universitas Syiah Kuala
-3
Jurnal Teknik Sipil Volume …, No. …, Bulan Tahun
Universitas Syiah Kuala
a. Pengamatan secara visual (Visual Check), baik akukan dengan cara memberi skor hasil survei evaluasi
dengan mata telanjang maupun dengan bantuan ka- kinerja bangunan gedung yang berpedoman pada pan-
mera dan pemeriksaan kerusakannya, khususnya re- duan tersebut. Untuk memudahkan dalam langkah-
tak-retak. Investigasi cacat struktur yang lain seperti langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, maka dibu-
keropos, berlubang, mengelupas dan sebagainya. at diagram alur penelitian sebagai berikut :
Kegiatan ini dilakukan terutama terhadap komponen
Mulai
yang berfungsi memikul beban-beban, baik beban
vertical maupun beban horizontal.
Studi Awal
b. Pemeriksaan gambar-gambar yang ada. Dikarenakan
pada kasus ini tidak ada dokumen “asbuiltdrawing” Penyusunan Form Survey
yang bisa didapatkan, maka digunakan gambar
perencanaan untuk dibandingkan dengan kondisi ek- Pengumpulan Data Sekunder, Pengumpulan Data Primer,
sisting lapangan dan sebagai bahan masukan / input 1. Gambar Desain 1. Pengukuran Denah Eksisting Bangunan
dalam penilaian keandalan bangunan. 2. IMB & PBB 2. Nilai Kondisi Arsitektur
3. Data historis mengenai hak 3. Nilai Kondisi Struktur
c. Pengukuran denah bangunan, elemen arsitektur dan atas tanah dan ijin 4. Nilai Kondisi Utilitas dan Proteksi
struktur dengan menggunakan alat meteran. Kegiatan pemanfaatan hak, dan Kebakaran
pengukuran ini berupa pengamatan atas dimensi kepemilikan bangunan 5. Nilai Kondisi Aksesibilitas
komponen arsitektur dan struktur beton bertulang 6. Nilai Kondisi Tata Bangunan dan
yang terpasang dilapangan. Berkenaan tidak tersedia Lingkungan
7. Nilai Kuat Tekan Beton
gambar kerja di lapangan, maka untuk mendapatkan
informasi yang akurat tentang kondisi eksisting kom-
ponen arsitektur dan struktur, dilakukan pengukuran Pengolahan Data Menggunakan,
1. Metode Analisis Deskriptif
langsung dilapangan. 2. Microsoft Excel
d. Pengujian lapangan dengan menggunakan peralatan
Schmidt Rebound Hammer Test, menggunakan for- Rekomendasi Keandalan Berdasarkan Bobot Penilaian,
mulir data pengukuran pada lampiran C. a. Andal (95-100%), maka difungsikan dan disempurnakan.
e. Rekomendasi penanganan agar bangunan secara b. Kurang Andal (75-<95%), maka difungsikan dan diperbaiki.
c. Tidak Andal (<75%) maka direhab atau direkonstruksi.
aspek keandalan arsitektur, struktur, arsitektur,
struktur, utilitas proteksi kebakaran, aksesibilitas, tata
bangunan dan lingkungan bisa berfungsi dan bisa Kesimpulan dan Saran
diteruskan pembangunan dan penggunaannya. Gambar 5. Diagram Penelitian
-4
Jurnal Teknik Sipil Volume …, No. …, Bulan Tahun
Universitas Syiah Kuala
si instalasi listrik, kondisi penangkal petir, dan kondisi Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2016-2036.
instalasi komunikasi yang menjadi faktor penentu Berdasarkan qanun atau peraturan daerah tersebut nilai
keselamatan dan juga kondisi plambing, kondisi tata Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yaitu maksimum 40%,
udara menjadi faktor penentu kemudahan dalam keanda- Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yaitu 0 - 60,
lan bangunan. Koefisien Daerah Hijau (KDH) yaitu minimum 30%.
Berdasarkan hasil analisis keandalan utilitas dan proteksi Tabel 6. Nilai keandalan tata bangunan & lingkungan
kebakaran bangunan gedung Hotel Mahara memiliki Nilai
Reali- Tid-
Nilai
No Item Yang Dinilai Maksi- Ya Keanda-
nilai yaitu 40.68 %, dapat disimpulkan bahwa bangunan mum
tas ak
lan
tersebut merupakan bangunan tidak andal utilitas dan KESESUAIAN DENGAN DOKUMEN RENCANA KOTA
proteksi kebakaran karena berada pada nilai keanda- Kesesuaian dengan
1 Koefesien Dasar Bangunan √ 2.00 2.00 100
lan < 85 yang artinya tidak dapat menjamin kesela- (KDB)
matan bahaya kebakaran dan kurang menjamin kemu- Kesesuaian dengan
2 Koefesien Lantai Bangunan √ 2.00 2.00 100
dahan berkonikasi pada bangunan gedung. Akan tetapi (KLB)
ditinjau dari faktor penentu kesehatan bangunan tersebut Kesesuaian dengan
3 Koefesien Daerah Hijau √ 1.00 1.00 100
dalam kategori sehat karena memiliki nilai keandalan (KDH)
plambing dan tata udara yang baik yaitu pada nilai Sub Total Keandalan Tata Bangunan 100.00
maksimal.
Dalam analisis kajian tata bangunan dan lingkungan
4.5. Analisis Penilaian Keandalan Aksesibilitas lebih ditekankan pada aspek KDB, KLB, dan KDH
Dalam melakukan analisis data terdapat tahapan pen- yang menjadi faktor penentu keselamatan, kenya-
golahan data sehingga didapat nilai-nilai keandalan pada manan, kesehatan dan kemudahan dalam keandalan
komponen aksesibilitas bangunan yang kemudian selan- bangunan. Berdasarkan hasil analisis keandalan tata
jutnya nilai pada tiap-tiap komponen tersebut akan bangunan dan lingkungan bangunan gedung Hotel Maha-
dijumlahkan menjadi nilai keandalan aksesibilitas ra memiliki nilai keandalan yaitu 100 % dapat disimpul-
bangunan. kan bahwa bangunan tersebut merupakan bangunan andal
Tabel 5. Nilai keandalan aksesibilitas tata bangunan dan lingkungan karena berada pada nilai
No Jenis Komponen
Nilai
Bobot
Nilai Keandalan 95-100 yang artinya dapat menjamin keselamatan, ken-
Maksimum Terfaktor
Komponen Aksesibilitas Gedung
(%)
(%)
(%)
yamanan, kesehatan dan kemudahan bangunan gedung.
1 Ukuran Dasar Ruangan 20.00 100.00 20.00
2 Jalur Pedestrian dan RAM 20.00 100.00 0.00 4.7. Nilai Keandalan Total Bangunan Gedung
3 Area Parkir 20.00 100.00 10.40 Tabel 7. Rekapitulasi nilai keandalan total
4 Perlengkapan & Peralatan 5.00 100.00 2.50
Kriteria Penilaian Nilai
5 Toilet 20.00 100.00 16.60 Bobot
Aspek Yang Keandalan
6 Pintu 15.00 100.00 12.75 No Penilaian
Dinilai Total
Nilai Kurang Nilai Tidak Nilai (%)
7 Lift Aksesibilitas 0.00 0.00 0.00 Andal
K Andal K Andal K
(%)
8 Telepon 0.00 0.00 0.00
9 Lift Tangga 0.00 0.00 0.00 1 Arsitektur 95 - 100 96.59 75 - < 95 < 75 10.00 9.66
Sub Total 100.00
Total Nilai Keandalan Aksesibilitas 62.25 2 Struktur 95 - 100 94.13 85 - < 95 < 85 30.00 28.64
Utilitas dan
Dalam analisis kajian aksesibilitas lebih ditekankan 3 Proteksi 95 - 100 75 - < 95 < 95 40.68 50.00 20.34
Kebakaran
pada aspek fungsi, kondisi ukuran dasar ruang, jalur
pedistrian dan ram, area parkir, perlengkapan dan 4 Aksesibilitas 95 - 100 75 - < 95 < 75 62.25 5.00 3.11
peralatan, toilet serta pintu yang menjadi faktor penetu Tata
kemudahan dalam keandalan bangunan. 5
Bangunan
95 - 100 100.00 75 - < 95 < 75 5.00 5.00
dan
Berdasarkan hasil analisis keandalan aksesibilitas Lingkungan
bangunan gedung Hotel Mahara nilai keandalannya Jumlah Total 100.00 66.75
yaitu 62,25 % dapat disimpulkan bahwa bangunan terse- Bangunan Yang Diperiksa Masuk Kategori Tidak Andal
-6
Jurnal Teknik Sipil Volume …, No. …, Bulan Tahun
Universitas Syiah Kuala
-7
Jurnal Teknik Sipil Volume …, No. …, Bulan Tahun
Universitas Syiah Kuala
[2]. Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2007. Panduan (Load Test). Jurnal Teknik Sipil Universitas
Teknis Tata Cara Pedoman Sertifikat Laik Fungsi Sumatera Utara.
Bangunan Gedung No.25/PRT/M/2007. Kementrian
Pekerjaan Umum. Jakarta.
[3]. Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2007. Pedoman
Persyaratan Teknik Bangunan Gedung
No.29/PRT/M/2007. Kementrian Pekerjaan Umum.
Jakarta.
[4]. SNI, 1997. Metode Pengujian Elemen Struktur
Beton Dengan Alat Palu Beton Tipe N dan NR. SNI
03-4430-1997. Badan Standarisasi Nasional
Indonesia. Jakarta.
[5]. McDonald. P. H. 2001. Fundamentals Of
Infrastructure Engineering Civil Engineering
Systems. Second Edition. Revised And Expanded.
USA.
[6]. Mulyandari, Hestin, Saputra. A., Rully, 2010
Pemeliharaan Bangunan: Basic Skill Facility
Management. Penerbit Andi. Yogyakarta.
[7]. Rosalina, 2011. Sistem Pemeliharaan Gedung
Ditinjau Dari Keandalan Bangunan Gedung (Studi
Kasus: Gedung Rumah Susun Sederhana Sewa Di
Kabupaten Cilacap). Tesis. Magister Teknik Sipil
Universitas Sebelas Maret.
[8]. Asoolani, F. A, 2018. Analisis Keandalan Bangunan
Tambahan Pada Rumah Di Wilayah Yang Pernah
Mengalami Gempa Bumi (Studi Kasus : Gempa
Bumi 27 Mei 2006 Di Kabupaten Bantul). Tesis.
Departemen Teknik Sipil Universitas Gajah Mada.
[9]. Winarsih, T, 2011. Asesmen Kekuatan Struktur
Bangunan Gedung (Studi Kasus : Bangunan
Gedung Unit Gawat Darurat dan Administrasi
Umum Rumah Sakit Umum Daerah Banyudono
Kabupaten Boyolali. Tesis. Magister Teknik Sipil
Universitas Sebelas Maret.
[10]. Antonius, Poejiastuti H., Hadin. M, 2009. Studi
Kelayakan Struktur, Lingkungan, dan Mekanikal
Elektrikal Pada Bangunan Publik Di Semarang.
Laporan Penelitian, Universitas Islam Sultan Agung,
Semarang.
[11]. Trumansyahjaya. K, 2012. Pemeriksaan Keandalan
Bangunan Gedung Di Universitas Negeri Gorontalo.
Laporan Penelitian Berorientasi Produk, Jurusan
Teknik Sipil Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Gorontalo.
[12]. Mawardi. E., Aulia. T. B., Abdullah, 2018. Kajian
Konsep Operasional Pemeliharaan Gedung Sma
Bina Generasi Bangsa Meulaboh Aceh Barat.
ISSN e-2502-5295.
[13]. Priyo. M., Wijatmiko. I. H, 2011. Evaluasi Keanda-
lan Fisik Bangunan Gedung (Studi Kasus Di Wila-
yah Kabupaten Sleman). Jurnal Ilmiah Semesta
Teknika.
[14]. Budio S. P., Anggraini R., Zacoeb A., Wahyuni E,
2015. Analisis Kapasitas dan Keandalan Bangunan,
Studi Kasus : SMA 1 Madiun. Fakultas Teknik Uni-
versitas Brawijaya.
[15]. Lubis M, 2003. Pengujian Struktur Beton Dengan
Metode Hammer Test dan Metode Uji Pembebanan
-8