You are on page 1of 13

Laporan Praktik Kerja Lapangan RSUD Dr.

Achmad Mochtar Bukittinggi

Bab III : Pembahasan Alat

D. LAMPU OPERASI

1. TEORI DASAR
Lampu operasi adalah alat elektromedik yang berfungsi sebagai
penerangan dalam melanjutkan tindakan operasi. Lampu operasi tidak sama
pada lampu – lampu pada umumnya, karena lampu operasi harus memiliki
syarat tidak boleh panas, tidak ada bayangan karena dapat mengganggu
proses tindakan operasi, oleh karena itu lampu operasi ini memiliki lampu
khusus yaitu lampu halogen dan yang terbaru menggunakan lampu LED.
Lampu operasi memerlukan reflector khusus yang dapat
memfokuskan cahaya sehingga tidak menimbul bayangan dan tepat pada
obyek yang dioperasi. Biasanya lampu operasi mempunyai tegangan kecil
dan daya yang besar, contohnya 12 Volt/15 Watt, 24 Volt/25 Watt, 24
Vollt/150 Watt.

Beberapa standar untuk lampu operasi adalah :

a. Cahaya Homogen
Cahaya yang digunakan harus menggunakan pencahayaan yang baik
pada permukaan yang datar dan memudahkan dalam proses operasi
untuk mencegah cahaya terhalang oleh kepala atau tangan ahli medis
yang bertugas
b. Lux
Penerangan yang digunakan harus berada diantara 80.000 lux dan
160.000 lux1. Lux adalah satuan untuk menyatakan jumlah cahaya yang
tampak.
c. Diameter Bidang Cahaya (field size)
Berfungsi untuk mengurangi cahaya yang berasal dari sekitar tempat
operasi
d. Penampakan Warna
Kualitas warna dinyatakan dalam Color Temperature dan Color
Rendering Index (CRI).

1
IEC (International Electrotechnical Commission)

Program DIV Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Jakarta II| 59


Laporan Praktik Kerja Lapangan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi

Bab III : Pembahasan Alat

Color Temperature adalah satuan cahaya untuk mendeskripsikan warna


cahaya yang dihasilkan sumber cahaya dalam satuan K (kelvin).
Color temperature dapat dikategorikan menjadi :
1) Cahaya hangat (warm) : 2.500 – 3.000 K
2) Cahaya putih netral : 3.000 – 4.000 K
3) Cahaya putih dingin : 4.000 – 5.000 K
4) Cahaya siang hari : > 5.000 K

Semakin rendah color temperature maka objek akan terlihat berwarna


kemerah-merahan dan semakin tinggi color temperature maka objek
akan terlihat kebiruan. Menurut IESNA (Illuminating Engineering
Society of North America) color temperature lampu operasi yang dapat
diterima adalah 3.500 – 6.700 K

Color Rendering Index (CRI) adalah satuan cahaya yang digunakan


untuk mengukur kemampuan sumber cahaya dalam membedakan warna
dalam interval 0 – 100. Semakin besar CRI maka semakin baik untuk
membedakan warna. Pada saat membedakan jaringan warna dalam
rongga yang benar, indeks rendering warna (Ra) harus antara 85 dan
100.

Gambar 3.23 Color Rendering Index (CRI)

Persepsi warna juga dapat dipengaruhi oleh bayangan. Ketika


kandungan spectral pencahayaan ruang bedah dan cahaya sama, maka
bayangan muncul sebagai warna netral. Bayangan dapat dikurangi
dengan :

Program DIV Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Jakarta II| 60


Laporan Praktik Kerja Lapangan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi

Bab III : Pembahasan Alat

1) Lighthead yang terdiri dari beberapa bulb


2) Lighthead dengan single bulb dan reflector yang mengelilinginya
3) Beberapa lighthead kecil yang mengarahkan cahaya dari banyak
titik berbeda
4) Lighthead dengan system optic prisma

(a) (b) (c)

Gambar 3.24 Jenis-jenis Lighthead

(a) Lighthead dengan beberapa bulb;

(b) Lighthead dengan single bulb ; (c) Beberapa lighthead kecil searah

e. Kemungkinan cadangan
Ketika terjadi gangguan dari sumber listrik, cahaya harus dikembalikan
dalam waktu 5 detik dengan intensitas lux setidaknya 50% dari standar
tetapi tidak boleh kurang dari 40.000 lux. Dalam waktu 40 detik, cahaya
harus benar-benar dikembalikan dalam kecerahan aslinya.

Lampu operasi teknologi terbaru dilengkapi dengan fitur Shadow


Correction yang akan mengatur lampu untuk menyala di beberapa zona
tertentu. Teknologi ini memungkinkan untuk mematikan lampu dibeberapa
bagian dan memfokuskan cahaya di bagian lainnya.
Contohnya ketika bagian kepala dari user menghalangi penyinaran
lampu operasi (2) yang menyebabkan bagian lampu yang tertutupi oleh
kepala user akan mati (2a). Intensitas cahaya dari lampu bagian lainnya
akan meningkat. Sehingga tidak muncul bayangan di area operasi.

Program DIV Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Jakarta II| 61


Laporan Praktik Kerja Lapangan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi

Bab III : Pembahasan Alat

Gambar 3.25 Teknologi Shadow Correction

Program DIV Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Jakarta II| 62


Laporan Praktik Kerja Lapangan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi

Bab III : Pembahasan Alat

Tabel 3.7 Klasifikasi Surgical Luminaires IEC 60601-2-41 sebagai


Standar Internasional untuk Lampu Operasi

No Yang Dibutuhkan Syarat Minimal


1 Diameter Fieldsize 16 cm
2 Focal Length 65 cm
3 Intensitas 26.910 lux
4 Rotasi 360
5 Range Vertical Adjustment 80 cm
6 Sterillizable Handle yes
7 Life Time Bulb 1000 jam

Tabel 3.8 Rekomendasi ECRI untuk Lampu Operasi

Program DIV Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Jakarta II| 63


Laporan Praktik Kerja Lapangan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi

Bab III : Pembahasan Alat

2. SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat : Lampu Operasi
Merek : Trilux
Type : Aurinio L-160
No. Seri : 10069529
Sumber Listrik : 230 VA/50 Hz, 24 V/350 VA
Tegangan : 22.8 V
Konsumsi Daya : 200 W
Illumination Intensiy : 22.000 - 160.000 lux
Color Temperature : 3.800 K, 4.300 K, 4.300 K
Color Rendering Index (CRI) : 98
Light Source : LED
Lifetime Light Source : 20.000 hours

Gambar 3.26 Lampu Operasi di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi

Program DIV Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Jakarta II| 64


Laporan Praktik Kerja Lapangan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi

Bab III : Pembahasan Alat

3. JENIS-JENIS LAMPU OPERASI

Berdasarkan posisinya, lampu operasi memiliki beberapa jenis, yaitu :

a. Lampu operasi ceiling yaitu lampu operasi yang diletakkan pada langit-
langit/plafon/atap ruang operasi. Lampu ini secara struktur berbentuk
fix dengan angle/sudut kemiringan dapat disesuaikan.
b. Lampu operasi mobile atau standing yaitu lampu operasi yang dapat
dibawa kemana – mana ( portable ).
c. Lampu operasi dinding yaitu lampu operasi yang ditempatkan
menempel pada dinding.

Berdasarkan jenis lampunya, lampu operasi terdiri dari :


a. Lampu Halogen
Sifat dari lampu halogen yaitu :
1) Memiliki kepekaan yang cukup tinggi.
2) Termasuk zat kimia.
3) Bukan merupakan zat radio aktif.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan lampu halogen:

1) Tidak boleh disentuh oleh tangan karena tangan mengandung zat


radioaktif.
2) Memiliki toleransi yang terbatas.

b. Lampu LED
Sifat dari lampu halogen yaitu :
1) Cahaya dingin (rendah infrared) yang akan mencegah dehidrasi
jaringan tubuh dan membuat proses operasi lebih nyaman bagi user.
2) Tanpa sinar UV.
3) Aman dan dipercaya karena LED tidak akan rusak dan mengalami
masalah lampu mati.
4) Konsumsi listrik yang rendah sehingga lebih hemat energy listrik.

Program DIV Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Jakarta II| 65


Laporan Praktik Kerja Lapangan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi

Bab III : Pembahasan Alat

5) Temperature warna selalu konstan walaupun menggunakan


intensitas pemakaian cahaya yang bervariasi.
6) Ramah lingkungan dan mudah dibuang karena LED tidak
mengandung merkuri, gas beracun, dan filament.

4. BAGIAN-BAGIAN ALAT
a. Pegangan lampu
Berfungsi untuk menggerakkan lampu, menaikan, menurunkan, dan
menggeser bagian cup lampu
b. Lampu Halogen / LED
Lampu yang digunakan pada tindakan operasi.
c. Penutup Lampu
Sebagai penutup lampu agar sinar dari lampu tidak langsung ke objek.
d. Cup Lampu
Adalah tempat untuk meletakkan lampu.
e. Ceiling Anchorage Ring
Berfungsi untuk mengaitkan lampu dinding.
f. Trafo Step Down
Berfungsi untuk mengatur tegangan listrik pada lampu yang digunakan.
g. Reflektor
Berfungsi untuk merefleksikan cahaya dari bola lampu yang terpasang
dan mengontrol panas.
h. Dimmer
Berfungsi untuk mengatur kekuatan cahaya untuk memperoleh tingkat
pencahayaan yang tepat.
i. Pengatur Fokus
Berfungsi untuk memfokuskan cahaya pada satu area tertentu.
Komponen ini lebih sering dimanfaatkan pada lampu operasi portable
yang bisa dengan mudah dipindahkan dan mempunyai tangkai lampu
yang mudah digerakkan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan user.

Program DIV Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Jakarta II| 66


Laporan Praktik Kerja Lapangan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi

Bab III : Pembahasan Alat

Gambar 3.27 Bagian-bagian Lampu Operasi

1. Penutup langit-langit 7. Bingkai lampu


2. Flange tube 8. Light emisin lens
3. Lengan horizontal 9. Pegangan lampu
4. Lengan vertical 10. Rel
5. Horizontal gimbal join 11. Control panel
6. Cup lampu

5. PRINSIP KERJA
Prinsip kerja dari lampu operasi adalah dengan memanfaatkan tegangan
dari PLN untuk menyuplai lampu yang sebelumnya masuk ke rangkaian
dimer untuk mengatur intensitas lampu.
Lampu operasi tidak sama dengan lampu-lampu pada umumnya, arena
lampu operasi harus memiliki syarat tidak boleh panas dan tidak ada
bayangan karena dapat mengganggu proses tindakan operasi, oleh karena
itu lampu operasi ini menggunakan Shadowless Technology dan memakai
lampu khusus yaitu lampu halogen ataupun lampu LED.

Program DIV Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Jakarta II| 67


Laporan Praktik Kerja Lapangan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi

Bab III : Pembahasan Alat

6. BLOK DIAGRAM

Digital Selector
Power
TRAFO - Power Kontrol LAMP
Supply
- Intensitas kontrol

Gambar 3.28 Blok Diagram Lampu Operasi

7. CARA KERJA BLOK DIAGRAM


Cara kerja lampu operasi yaitu tegangan dari supply PLN masuk ke trafo
step down untuk menurunkan tegangannya, kemudian akan masuk ke blok
rangkaian digital selector. Rangkaian digital selector akan mengatur power
dan untuk mengatur intensitas cahayanya dengan mengatur potensiometer.
Dari blok digital selector ini intensitas lampu dapat diatur sesuai kebutuhan
untuk melakukan operasi. Dan kemudian masuk kelampu untuk menyinari
objek.

8. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


a. PENGOPERASIAN
1) Lepaskan penutup debu.
2) Hubungkan alat dengan catu daya ( melalui handswitch / saklar ).
3) Hidupkan alat dengan menekan tombol ON / OFF ke posisi ON.
4) Periksa regulator intensitas cahaya dari posisi minimum dan rubah
ke posisi maksimum.
5) Setelah selesai kembalikan pengatur intensitas penyinaran ke posisi
minimum.
6) Matikan lampu operasi dengan menekan tombol ON / OFF ke posisi
OFF.
7) Lepaskan hubungan alat dari catu daya.
8) Bersihkan alat.

Program DIV Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Jakarta II| 68


Laporan Praktik Kerja Lapangan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi

Bab III : Pembahasan Alat

9) Kembalikan posisi operating lamp ( lampu operasi ) ke posisi awal


dan pastikan lampu operasi dalam kondisi baik dan siap digunakan
pada pemakaian berikutnya.
10) Pasang penutup debu.
11) Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien.

b. PEMELIHARAAN
1) Peralatan
a) Alat kerja : Tool set
b) Alat Ukur : Multimeter digital, Lux meter
2) Pelaksanaan
a) Harian

b) Mingguan

Program DIV Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Jakarta II| 69


Laporan Praktik Kerja Lapangan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi

Bab III : Pembahasan Alat

c. PERBAIKAN
Apabila lampu tidak menyala cek hour meter, apabila life time dari
lampu itu sudah habis maka ganti lampu dengan yang baru.
1) Apabila sudah diganti tetapi lampu operasi tetap mati, cek tegangan
dengan avometer.
2) Jika tegangan PLN sudah masuk dan lampu operasi masih tetap
tidak menyala, cek keadaan trafo apakah masih dalam keadaan baik
atau tidak.
3) Apabila body lampu bertegangan listrik, dapat dikarenakan phasa
dari PLN putus dan menyentuh body.
4) Apabila intensitas cahaya lampu tidak dapat diatur, dapat disebabkan
rangkaian dimer bermasalah dan cek rangkaian komponen seperti
triac dan potensiometer.

Tabel 3.10 Jadwal Pemeliharaan Lampu Operasi

Program DIV Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Jakarta II| 70


Laporan Praktik Kerja Lapangan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi

Bab III : Pembahasan Alat

9. INVENTARISASI
Di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi terdapat lampu operasi yang
berbeda merek dan tipenya yang berada di ruang OK. Berikut ini data
Inventaris nebulizer di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.

No Merk Tipe Nomor Seri Pabrikan Kondisi


1. Merivaara Merilux X3 1110934375 Finland Baik
2. Merivaara Merilux X5 11109343753 Finland Baik
3. Drager Polaris 500 ASDN 0408 Jerman Baik
Polaris
4. Drager 000 000 000 2381 Jerman Baik
750DC
5. Eschmann VCAM2 L16068AJJ UK Baik
Aurinio
6. Trilux 10069529 Jerman Baik
L160

Tabel 3.11 Inventaris Lampu Operasi di RSUD Dr. Achmad Mochtar

Program DIV Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Jakarta II| 71

You might also like