You are on page 1of 13

PENGARUH IMBANGAN LIDAH BUAYA (ALEO VERA) DAN JAMBU BIJI

(PSIDIUM GUAJAVA) TERHADAP KUALITAS SIFAT ORGANOLEPTIK PERMEN


JELLY

Rossi Rahmawati
Program Studi Diploma III Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
email : rahmawatirossi99@gmail.com

Abstract
Jelly candies include soft candies that have a texture, chewy, elastic and have a common characteristic
of chewy, ranging from mild to hard. Aloe vera is a plant that is easy to be cultivated as well as the
process of harvesting is going fast besides aloe vera contains high calcium while guava is a high fiber
fruits and has a strong aroma and flavor that is expected to improve the organoleptic properties of jelly
candy. This study aims to determine the effect of aloe vera balance and guava on the organoleptic
properties of candy jelly making. This research is an experimental research conducted by panelists who
come from students of nutrition department level 1,2 and 3 as many as 30 people. Organoleptic test used
is hedonic quality test. The result of hedonic quality test was analyzed using Kruskall Wallis statistic test
showed that there was influence of aloe vera and guava on aroma (p = 0,041) and flavor (p = 0,006)
jelly candy. Suggestion when will do another research about aloe vera ratio and guava for jelly candy
should use balance (67,5%: 32,5%).

Keywords : Candy Jelly, Aloe Vera, Guava, Organoleptic Properties, Hedonic Quality Test

1. PENDAHULUAN digunakan yaitu gelatin, karagenan, dan agar (


Makanan jajanan yang beredar di
Malik dalam Hasniarti, 2012)13.
masyarakat dan paling banyak di konsumsi
Lidah buaya (Aloe vera) merupakan salah
anak sekolah dasar adalah makanan fast food
satu tanaman hias yang sering dijumpai di
yang tinggi kalori, tinggi lemak, rendah serat
pekarangan rumah karena penanaman dan
seperti mie goreng, nasi goreng, burger,
budidayanya yang mudah. Lidah buaya dapat
batagor, sosis, coklat, permen dan gorengan.
berfungsi sebagai antiflamasi, anti jamur, anti
Jajanan tersebut kurang memberikan dampak
bakteri dan regenerasi sel. Selain itu lidah
yang baik bagi kesehatan (Mariza dan
buaya bermanfaat untuk menjaga kesehatan,
Kusumastuti, 2013)18.
mengendalikan tekanan darah, menstimulasi
Permen merupakan makanan jajanan yang
kekebalan tubuh, membantu menstabilkan
disukai oleh anak-anak. Permen jelly adalah
kadar kolesterol darah, memperlambat penuan
permen yang dibuat dari air atau sari buah dan
dini, meningkatkan metabolisme tubuh serta
bahan pembentuk gel, yang
dapat digunakan sebagai nutrisi pendukung
berpenampilan jernih transparan serta
penderita HIV (Furnawanti, 2002)9.
mempunyai tekstur dengan kekenyalan
Zat Gizi yang akan ditonjolkan pada
tertentu. Bahan pembentuk gel yang biasa
Lidah buaya untuk permen jelly ini adalah
kalsium. Kalsium pada lidah buaya dalam 100 melancarkan perncernaan serta mencegah
gram sebanyak 85 mg. Jumlah ini lebih risiko penyakit akibat kegemukan.
banyak dibandingkan buah-buahan lain Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
seperti jambu biji 14 mg, pepaya 23 mg dan imbangan terbaik antara imbangan lidah buaya

pisang ambon 20 mg (Mahmud dkk, 2009)17. dan imbangan jambu biji terhadap sifat
organoleptik permen jelly.
Kalsium merupakan mineral yang paling
2. METODE PENELITIAN
banyak terdapat didalam tubuh, yaitu 1,5-2%
Lokasi dan Desain Penelitian
dari berat badan.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini
Buah-buahan yang dapat meningkatkan
adalah Eksperimental karena memberikan
mutu permen jelly lidah buaya dari segi rasa, perlakuan pada bahan penelitian yaitu imbangan
warna, dan kandungan nutrisi diantaranya lidah buaya dan jambu biji terhadap sifat
adalah jambu biji. Jambu biji memiliki aroma organoleptik permen jelly. Penelitian ini
yang khas dan rasa asam manis yang unik, dilaksanakan pada bulan Februari 2014 dan
tetapi semakin matang buah maka aroma dan pengambilan data dilaksanakan pada bulan April
rasa tersebut semakin berkurang ( Haryati, 2014 yang dilakukan di Laboratorium Ilmu

1999)12. Selain itu menurut Badan Pusat Teknologi Pangan (ITP) Politeknik Kesehatan
Bandung Jurusan Gizi
Statistik produksi jambu biji di Indonesia
Bahan dan alat
tahun 2012 sebesar 208.151 ton/ tahun,
Bahan-bahan yang digunakan dalam
sehingga dapat dikatakan bahwa jambu biji
penelitian ini adalah lidah buaya, jambu biji,
sangat potensial untuk dikembangkan menjadi
gelatin sapi, asam sitrat dan gula. Peralatan yang
berbagai macam produk pangan. Pada
digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan,
penelitian ini kandungan gizi pada jambu biji kompor, panci, sendok sayur, cetakan/loyang,
yang akan diangkat yaitu serat. Serat pada 100 gelas ukur 200 ml, thermometer, sendok kayu dan
gram jambu biji sebanyak 5,6 gram (Marty, Waskom.
2012)19. Serat yang terkandung dalam jambu Rancangan Percobaan
biji khususnya pektin (serat larut air) dapat Penelitian ini dilaksanakan dengan
Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan
digunakan untuk pembuatan gel atau jeli. perlakuan berupa penambahan jambu biji
Manfaat pektin lainnya adalah menurunkan sebanyak 75%, 67,5%, 82,5% dan penambahan
jambu biji sebanyak 25%, 32,5%, 17,5%.
kolesterol dengan cara mengikat kolesterol
Penelitian ini terdapat 8 perlakuan, masing-masing
dan asam empedu dalam tubuh serta perlakuan dilakukan 1 kali tanpa pengulangan
membantu pengeluarannya, membantu karena hanya mengukur sifat organoleptik.
Prosedur Pembuatan Permen Jelly seperti jelly, memiliki rasa yang manis, warna
Timbang semua bahan sesuai dengan yang berbeda-beda sesuai dengan banyaknya
kebutuhan imbangan perlakuan dan alat yang penambahan jambu biji, dan tekstur yang kenyal.
dibutuhkan, campurkan bubur lidah buaya dengan Bahan-bahan yang digunakan pada produk ini
sari jambu biji masak hingga suhu mencapai 80℃, yaitu lidah buaya, jambu biji, gelatin, gula dan
disamping itu gelatin 12% dilarutkan pada air asam sitrat.
(50℃) di tempat berbeda, perbandingan air dan WARNA
gelatin yaitu 1:10, tambahkan gula 32% dan asam Berdasarkan penilaian dari 30 panelis

sitrat 0,5% sampai suhu 90℃, masukkan gelatin, didapatkan katagori warna yang paling banyak

panaskan hingga 95℃, tuangkan adonan kedalam dipilih oleh panelis untuk imbangan (82,5% :
17,5%) adalah bening kekuning-kuningan
loyang, tutup dengan almunium foil biarkan
sebanyak 23 orang (76,7%), imbangan (75% : 25
selama satu jam dalam suhu ruang. setelah cukup
%) yang paling banyak dipilih yaitu bening
dingin, adonan dimasukkan dalam alat pendingin
kekuning-kuningan sebanyak 22 orang (73,3%)
suhu 5℃ selama 24 jam, potonglah permen jelly
dan untuk imbangan (67,5% : 32,5%) warna yang
sesuai selera, kemas permen jelly dalam kantong
banyak dipilih yaitu bening kekuning-kuningan
plastik tertutup
sebanyak 10 orang (33,3%).
Analisis data
Berdasarkan hasil penilaian mutu organoleptik
Data diperoleh dari pengamatan panelis
dari ketiga imbangan warna yang paling banyak
dalam uji sifat organoleptik dengan menggunakan
dipilih oleh panelis tidak sesuai dengan yang
metode uji mutu hedonik. Sifat organoleptik yang
diharapkan yaitu warna merah muda, hal ini
diamati meliputi warna, rasa, aroma dan tekstur.
terjadi karena penambahan sari jambu biji kurang
Penelitian ini menggunakan panelis tidak terlatih
sehingga warna pun tidak sesuai. Warna yang
yang berjumlah 30 panelis berasal dari mahasiswa
dihasilkan ini berkaitan dengan penambahan air
Jurusan Gizi tingkat 1, 2 dan 3. Untuk mengetahui
yang terlalu banyak ketika proses pembuatan sari
pengaruh imbangan lidah buaya dan jambu biji
jambu biji yaitu 1:3. Untuk mengetahui pengaruh
maka dilakukan analisis menggunakan uji One
imbangan lidah buaya dan jambu biji terhadap
Way Anova program komputerisasi dengan
warna permen jelly dilakukan uji Kruskal Wallis.
tingkat kemaknaan (α=0,05). Apabila hasil yang
Adapun hasil uji Kruskal Wallis dapat dilihat pada
didapat tidak terdistribusi secara normal maka
tabel 2 berikut:
dilanjutkan uji Kruskal Wallis dan apabila
bermakna dilanjutkan dengan uji Mann Whitney.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Permen jelly yang dibuat pada penelitian
ini merupakan permen yang berbentuk padatan
Tabel 1 Hasil Uji Kruskal Wallis Terhadap Warna imbangan lidah buaya dan jambu biji terhadap
Permen Jelly
aroma permen jelly. Hal ini dikarenakan jambu
Imbangan n Subset for α p-value
= 0,05 biji memiliki aroma yang kuat sehingga semakin
Mean Rank
banyak penambahan imbangan jumlah jambu biji
82,5% : 17,5% 30 39,53
maka semakin kuat aroma yang dihasilkan pada
75% : 25 % 30 48,92 0,214
permen jelly. Hasil yang didapat kemudian
67,5% : 32,5% 30 48,92
dilanjutkan dengan uji Mann Whitney berikut:
Hasil uji kruskal wallis pada Tabel diatas didapat
bahwa nilai p = 0,214 > α (0,05), maka secara Tabel 3 Hasil Uji Mann Whitney Terhadap
statistik tidak ada pengaruh imbangan lidah buaya Aroma Permen Jelly
Imbangan Subset for α = 0,05
dan jambu biji terhadap warna permen jelly
75% : 25 % dengan 0,715
AROMA
67,5% : 32,5%
Aroma yang paling banyak di pilih oleh
75% : 25 % dengan 0,066
panelis dari ketiga imbangan yaitu aroma agak
82,5% : 17,5%
kuat. Panelis yang memilih aroma agak kuat pada
67,5% : 32,5% dengan 0,013
Imbangan 1 (82,5% : 17,5%) sebanyak 10 orang
82,5% : 17,5%
(33,3%), imbangan 2 (75% : 25 %) sebanyak 8
Berdasarkan uji Mann Whitney pada Tabel
orang (26,7%) dan imbangan 3 (67,5% : 32,5%)
diatas dapat disimpulkan terdapat perbedaan
sebanyak 13 orang (43,3%)
aroma antara imbangan (67,5% : 32,5%) dengan
Untuk mengetahui pengaruh imbangan
imbangan (82,5% : 17,5%) dengan nilai p = 0,013
lidah buaya dan jambu biji terhadap aroma permen
< α (0,05).
jelly dilakukan uji Kruskal Wallis. Adapun hasil
Perbedaan pada imbangan ( 67,5% : 32,5%)
uji Kruskal Wallis dapat dilihat pada Tabel
dengan imbangan (82,5% : 17,5%) dikarenakan
berikut:
pada imbangan (67,5% : 32,5%) jumlah sari jambu
Tabel 2 Hasil Uji Kruskal Wallis Terhadap
Aroma Permen Jelly biji yang ditambahkan jumlah paling banyak
Imbangan N Subset For P-Value sedangkan pada imbangan 82,5% : 17,5%) jumlah
Α = 0,05 sari jambu biji yang ditambahkan paling sedikit
Mean Rank sehingga terlihat perbedaan aromanya . Pada
82,5% : 17,5% 30 48,72 0,041 imbangan (75% : 25 %) dengan imbangan (82,5%
75% : 25 % 30 48,72 : 17,5%) dan imbangan (75% : 25 %) dengan
67,5% : 32,5% 30 51,67 imbangan (67,5% : 32,5%) tidak ada perbedaan
Berdasarkan hasil uji kruskal wallis karena jumlah penambahan sari jambu biji hampir
didapatkan nilai p = 0,041 < α = (0,05), maka setara sehingga aroma yang dihasilkan hampir
secara statistik dapat disimpulkan ada pengaruh mendekati sama.
RASA Tabel 5 Hasil Uji Mann Whitney Terhadap Rasa
Permen Jelly
Rasa yang paling banyak dipilih oleh panelis
Imbangan Subset for α = 0,05
pada Imbangan 1 (82,5% : 17,5%) adalah agak
75% : 25 % dengan 0,744
tidak manis sebanyak 9 orang (30,0%), imbangan
67,5% : 32,5%
2 (75% : 25 %) yang paling banyak dipilih oleh
75% : 25% dengan 0,006
panelis adalah rasa agak manis sebanyak 17 orang
82,5% : 17,5%
(56,7%) dan imbangan 3 (67,5% : 32,5%) yang
67,5% : 32,5% dengan 0,004
paling banyak dipilih oleh panelis adalah rasa
82,5% : 17,5%
manis sebanyak 15 orang (50,0%). Selain gula dan
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan terdapat
rasa manis yang berasal dari jambu biji yang
perbedaan rasa antara imbangan (75% : 25%)
membuat permen jelly ini memiliki rasa lain yaitu
dengan imbangan (82,5% : 17,5%) dengan nilai p
asam sitrat. Asam sitrat ditambahkan untuk
= 0,006 < α = 0,05 serta imbangan (67,5% : 32,5%)
menghasilkan rasa asam yang segar namun pada
dengan imbangan (82,5% : 17,5%) dengan nilai p
pegujian sifat organoleptik rasa katagori asam
= 0,013 < α = 0,05. Hal ini dikarenakan jambu biji
tidak ditambahkan karena rasa yang dominan yaitu
memiliki aroma yang khas dan rasa asam manis
rasa manis bukan rasa asam.
yang unik (Haryati, 1999)12. Semakin banyak
Berdasarkan penilaian mutu organoleptik
jumlah sari jambu biji yang ditambahakan maka
imbangan 3 (67,5% : 32,5%) merupakan
semakin manis rasa yang dihasilkan.
imbangan yang sesuai dengan kriteria rasa yang
Perbedaan rasa imbangan (75% : 25%) dengan
diharapkan yaitu permen jelly dengan rasa yang
imbangan (82,5% : 17,5%) serta imbangan (67,5%
manis.
: 32,5%) dengan imbangan (82,5% : 17,5%)
Tabel 4 Hasil Uji Kruskal Wallis Terhadap Rasa
Permen Jelly dikarenakan imbangan (82,5% : 17,5%)
Imbangan n Subset for α p-value merupakan imbangan dengan penambahan sari
= 0,05 jambu biji paling sedikit sehingga apabila
Mean Rank dibandingkan dengan imbangan (75% : 25%) atau
82,5% : 17,5% 30 40,55 0,006 imbangan (67,5% : 32,5%) akan terlihat
75% : 25 % 30 40,55 perbedaannya. Pada imbangan (75% : 25%)
67,5% : 32,5% 30 38,63 dengan imbangan (67,5% : 32,5%) tidak ada
Tabel diatas menunjukan hasil uji kruskal perbedaan karena penambahan sari jambu biji
wallis di dapat nilai p = 0,006 < α = 0,05, maka jumlahnya hampir setara sehingga rasa yang
secara statistik disimpulkan ada pengaruh dihasilkan dari kedua imbangan pun hampir sama.
imbangan lidah buaya dan jambu biji terhadap rasa
permen jelly.
TEKSTUR ANALISIS NILAI GIZI
Tekstur yang paling banyak dipilih oleh Tabel 7 Nilai Gizi Permen Jelly Dalam 100 Gram
Berdasarkan Imbangan
panelis dari ketiga imbangan yaitu tekstur kenyal.
Imbangan Kalsium Serat
Panelis yang memilih tekstur kenyal pada
(mg) (gam)
Imbangan 1 (82,5% : 17,5%) sebanyak 19 orang
82,5% : 17,5% 72,590 1,229
(63,3%), imbangan 2 (75% : 25 %) sebanyak 18
75% : 25% 67,266 1,625
orang (60,0%) dan imbangan 3 (67,5% : 32,5%)
67,5 % 32,5% 61,940 2,023
sebanyak 16 orang (53,3%).
Berdasarkan tabel diatas nilai gizi permen
Berdasarkan penilaian mutu organoleptik dari
jelly dalam 100 gram, jumlah energi, protein,
ke-3 imbangan tekstur yang banyak di pilih yaitu
lemak, Kh dan Serat yang paling tinggi ada pada
kenyal merupakan imbangan yang sesuai dengan
imbangan 67,5% : 32,5%. Hal ini terjadi karena
kriteria tekstur yang diharapkan yaitu permen jelly
imbangan 67,5% : 32,5% jumlah jambu biji yang
dengan tekstur yang kenyal. Tekstur kenyal
ditambahkan paling banyak. Nilai gizi jambu biji
berasal dari penambahan gelatin dan zat yang ada
lebih tinggi dibandingkan dengan nilai gizi lidah
pada jambu biji.
buaya. Kandungan Kalsium yang paling tinggi ada
Tabel 6 Hasil Uji Kruskal Wallis Terhadap
Tekstur Permen Jelly pada imbangan 82,5% : 17,5%. Lidah buaya yang
Imbangan n Subset for α p-value ditambahakan jumlahnya paling banyak.
= 0,05
Tabel 8 Nilai Gizi Permen Jelly Dalam Setiap
Mean Rank Bungkus 10 Gram Berdasarkan Imbangan
82,5% : 17,5% 30 46,83 0,871 Imbangan Kalsium Serat
75% : 25 % 30 43,78 (mg) (gam)
67,5% : 32,5% 30 45,88 82,5% : 17,5% 7,259 0,123
Berdasarkan Tabel diatas didapat bahwa 75% : 25% 6,727 0,162
nilai p = 0,871 > α = (0,05), maka secara statistik 67,5 % 32,5% 6,194 0,202
disimpulkan tidak ada pengaruh imbangan lidah Pada penelitian ini permen jelly setiap
buaya dan jambu biji terhadap tekstur permen bungkusnya memiliki berat bersih 10 gram.
jelly. Hal ini dikarenakan penambahan jumlah Menurut penelitian Worotitjan dkk, 2013
gelatin yang berfungsi sebagai zat pengental dan menyatakan anak-anak memiliki kebiasaan
membuat produk menjadi elastis pada setiap mengkonsumsi permen > 3 kali sehari (Worotitkan
imbangannya sama sehingga tekstur yang dkk, 2013)36. Apabila permen jell ini dikonsumsi
dihasilkan dari permen jelly hampir sama yaitu sebanyak 5 bungkus dalam sehari maka akan
kenyal. menyumbang asupan kalsium sebanyak 6,2% dari
kecukupan kalsium yang dianjurkan pada anak.
Jumlah ini memang kecil karena sumber kalsium Badan Standarisasi Nasional, 2008. SNI Kembang
itu sendiri banyak terdapat pada susu dan produk Gula. BSNI, Jakarta.

olahannya. Kebutuhan serat sehari yaitu 25-20 Dwiyana, Dini Restu. 2011. Perbandingan
gram , pada konsumsi 5 bungkus permen jelly Konsentrasi Hidrokoloid dan Konsentrasi Asam
menyumbang 5,1%. Sitrat Dalam Minuman Jeli Susu Sesuai Mutu dan
Kualitas. Skripsi pada Program Studi Kimia
4. KESIMPULAN
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Hasil uji organoleptik (warna, aroma, rasa Universitas Pakuan Bogor.
dan tekstur) yang mendekati dengan kriteria yang
Faridah, Ani dkk. 2008. Patiseri Jilid 3. Jakarta:
diharapkan yaitu imbangan 67,5% : 32,5% yang
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
memiliki warna bening kekuning-kuningan, Kejuruan, Direktorat Jendral Manajemen
aroma agak kuat, rasa manis dan tekstur yang Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
kenyal. Berdasarkan uji statistik Kruskall Wallis Pendidikan Nasional.

ada pengaruh imbangan lidah buaya dan jambu biji Fikawati, Sandra, Syafiq, Ahmad dan Puri
terhadap aroma (p = 0,041) dan rasa (p = 0,006) Puspasari. 2005. Faktor-faktoryang berhubungan
permen jelly. Berdasarkan uji statistik Mann dengan asupan kalsium pada remaja di Kota
Bandung: Maret 2005: 24(1)
Whitney terdapat berbedaan aroma pada imbangan
(67,5% : 32,5%) dengan imbangan (82,5% : Fitrina, Fina. 2012. Ratio Lidah Buaya dan
17,5%) serta perbedaan rasa pada imbangan (75% Rumput Laut Terhadap Mutu Permen Jelly. Jurnal
SAGU. 13.14-21
:25%) dengan imbangan (82,5% : 17,5%) dan
imbangan (67,5% : 32,5%) dengan imbangan Furnawanthi, Irni. 2002. Khasat dan Manfaat
82,5% : 17,5%) Lidah Buaya. Jakarta:Agromedia Pustaka

5. REFERENSI Iman, Kudrat Nur. 2010. Pengaruh Penambahan


Ekstrak Jambu Biji (Psidium guajava) Terhadap
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Jakarta: PT Gramedia Pustakan Utama Kualitas (Kadar Kalsium dan Sifat Organoleptik)
Selai Lidah Buaya (Aloe vera). Karya Tulis pada
Amalia, Chaerul. 2002. Konsumsi Serat Makanan Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Pada Anak Usia Sekolah di Kota dan di Desa. Bandung.
Konsusi Serat Makanan Pada Anak Usia Sekolah
di Kota dan Desa Bogor. Thesis pada JurusaN Gizi
Hamidah, Ami Yuliani. 2013. Pengaruh
Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor. Imbangan Labu Kuning (Curcubita moschata)
Dengan Buah Nanas (Ananas comosus) Terhadap
Asngad, Aminah. 2008. Pemanfaatan Lidah Buaya Kualitas (Sifat Organoleptik Dan Kadar
(Aloe vera) Menjadi Produk Makanan Berserat Betakaroten) Softcandy Labu Kuning. Karya Tulis
dengan Penambahan Berbagai Jenis Gula dalam pada Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan
Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi:2008,9 Kemenkes Bandung.
(2):144-155.
Haryati, Ari. 1999. Pengaruh Penambahan Sulfit Parimin. 2007. Jambu Biji: Budi Daya dan
Terhadap Kerusakan Vitamin C Permen Jelly Ragam Pemanfaatannya. Jakarta: Penebar
Gelatin Jambu Biji (Psidium guajava L). Skripsi Swadaya
pada Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya
Keluarga Fakultas Pertanian Institut Pertanian Rahmiwati, Anita. 2007. Pola Konsumsi Pangan,
Bogor. Status Gizi dan Pengetahuan Reproduksi Remaja
Putri. Tesis Pada Sekolah Pasca Sarjana Institut
Hasniarti. 2012. Studi Pembuatan Permen Buah Pertanian Bogor.
Dengen (Dillenia Serrata Thumb). Skripsi pada
Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Rostita, dkk. 2008. Sehat, Cantik, dan Penuh
Universitas Hasanuddin Makassar. Vitalitas Berkat Lidah Buaya. Bandung:Qonita.

Jatnika, ajat dan Saptoningsih. 2010. Meraup laba Setyaningsih Dwi, Apriyantono Anton, Sari Maya
dari Lidah Buaya. Jakarta: AgroMedia Pusta Puspita. 2010. Analisis Sensori. Bogor:IPB Press

Kismaryanti, Andini. 2007. Aplikasi Gel Lidah Soekarto, Soewarno T. 1990. Dasar-dasar
Buaya (Aloe vera L) Sebagai Edible Coating Pada Pengawasan dan Standarisasi Mutu Pangan.
Pengawetan Tomat. Skripsi pada Fakultas Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Direktotar Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi IPB
Koswara, Sutrisno. 2009. Teknologi Pembuatan
Permen. Pada (tekpan.unimus.ac,id) diunduh pada Soekarto, Soewarno T. 1985. Penilaian
tanggal 17 Desember 2013 Organoleprin Untuk Industri dan Hasil Pertanian.
Jakarta: Bhratara Karya Aksara
Mahmud, Mien K dkk. 2009. Tabel Komposisi
Pangan Indonesia. Jakarta : PT Elex Media Sulistiawati, I dewi Ayu Nuraini. 2011. Pemberian
Komputindo Ekstrak Daun Lidah Buaya (Aloe vera) Kosentrasi
75% Lebih Menurunkan Jumlah Makrofag
Mariza, Yuni Yanti dan Aryu Candra daripada Konsentrasi 50% dan 25% pada Radang
Kusumastuti. 2013. Hubungan Antara Kebiasaan Mukosa Mulut Tikus Putih Jantan. Tesis pada
Sarapan dan Kebiasaan Jajan dengan Status Gizi Program Pascasarjana Udayana Denpasar.
Anak Sekolah Daar di Kecamatan Pedurungna
Kota Semarang dalam Jurnal of Nutrition College: Susanti, Jessicafina. 2010. Kualitas dan Umur
2013, 2 (1):207-213 Simpan Permen Jeli yang dibuat dari Variasi
Talok (Muntingia calabura Linn) dan Rosella
Marty, Tia. 2012. Khasiat Istimewa Jambu Klutuk. (Hibiscus sabdariffa Linn) . Skripsi pada Fakultas
Jakarta: Dunia Sehat Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Nopriantini, 1999. Kajian Mutu Kimia dan Daya Sutioso, Hari. 2012. Pemanfaatan pektin yang
Terima Selai Lidah Buaya (Aloe vera) Rendah diisolaso dari Daun Jambu Biji (Psidium guajava)
kalori. Skripsi pada Jurusan Gizi Masyarakat dan dalam Uji In Vitro dan In Vivo Penurunan Kadar
Sumber Daya Keluarga Fakultas Pertanian Kolesterol. Skripsi pada Fakultas Tekhnik
Universitas Indonesia
Syahputra, Ary. 2008. Studi Pembuatan Tepung Winarno, F G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi.
Lidah Buaya (Aloe vera L). Skripsi pada Fakultas Jakarta: Gramedia
Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Wirallis. 2008. Pengaruh Pemberian Jus Jambu
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi. Biji (Psidium guajava L) Terhadap Kadar Ion
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2004 Nitrit dan Gambaran Histopatoligik Panus Sendi
Adjuva Induced Arthritis Tikus Wistar. Tesis pada
Winarno dan Kartawidjajaputra, Felicia. 2007. Program Pasca Sarjana Universitas Diponogoro
Pangan Fungsional dan Minuman Energi. Bogor:
M-Brio Press Worotitjan dkk, 2013. Pengalaman Karies Gigi
Serta Pola Makan dan Minum Pada Anak Sekolah
Winarno, F G. 2002. Kesehatan Pangan Vitalitas. Dasar Di Desa Kiawa Kecamatan Kawangkoan
Bogor: M-Brio Press. Utara. Jurnal e-Gigi. 1. 59

You might also like