Professional Documents
Culture Documents
Naskah Publikasi Nur
Naskah Publikasi Nur
(HYPTYS BREVIPES)
NASKAH PUBLIKASI
SITI NURHIDAYAH
M17030020
Oleh:
SITI NURHIDAYAH
M17030020
Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII-Farmasi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta
ABSTRACT
Indonesia is the country with the second largest tropical forest in the world,
and has a high diversity of plants which from that diversity is stored the potential
of efficacious plants that can be excavated and utilized further. Based on the
literature research one of the plants used as a folk remedy is boborongan weed.
Empirically boborongan has properties as a postpartum drug, whitish medicine,
cold medicine, tuberculosis drug (tuberculosis). Knowing the benefits of
boborongan plants is very much made food products in the form of candy jelly
formula in order to eliminate the impression that boborongan is not only consumed
in fresh form or herbs, but can also be consumed by the community as an interseding
food and can increase the utilization of boborongan weeds to be more maximal.
This research is an experimental study. Substances from boborongan leaf
samples are taken using a method of sweets. The acquired sweets are then made
jelly candy ready with 3 different formulations and performed physical properties
tests that include pH test, weight uniformity, candy elasticity, moisture content and
organoleptics. Data obtained from testing the physical properties and level of
preference of respondents was then analyzed to find out the best formulation.
The results showed that candy jelly formulation 1, 2, and 3 all three have
pH 4, consecutive weight uniformity is 3,494, 3,465, and 3,442 grams, candy
elasticity is 2.37, 2.43, and 2.70 cm, and successive water levels are 2.79, 2.59, and
2.97%. As for organoleptic test the most preferred product is in formulation 3 which
is based on physical and organoleptic test formulation 3 is the best product.
Indonesia adalah negara dengan hutan tropika terbesar kedua di dunia, dan
memiliki keanekaragaman tumbuhan yang tinggi yang mana dari keanekaragaman
tersebut tersimpan potensi tumbuhan yang berkhasiat yang dapat digali dan
dimanfaatkan lebih lanjut. Berdasarkan penelitian literatur salah satu tumbuhan
yang digunakan sebagai obat tradisional adalah gulma boborongan. Secara empiris
boborongan memiliki khasiat sebagai obat postpartum, obat keputihan, obat pilek,
obat TBC (Tuberkulosis). Mengetahui manfaat dari tanaman boborongan sangat
banyak maka dibuat produk pangan dalam bentuk formula permen jelly agar dapat
menghilangkan kesan bahwa boborongan tidak hanya dikonsumsi dalam bentuk
segar atau pun jamu, akan tetapi dapat juga dikonsumsi masyarakat sebagai
makanan selingan serta dapat meningkatkan pemanfaatan gulma boborongan
menjadi lebih maksimal.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Zat dari sampel daun
boborongan diambil menggunakan metode manisan. Manisan yang diperoleh
kemudian dibuat sediaan permen jelly dengan 3 formulasi yang berbeda dan
dilakukan uji sifat fisik yang meliputi uji pH, keseragaman bobot, elastisitas
permen, kadar air dan organoleptik. Data yang diperoleh dari pengujian sifat fisik
dan tingkat kesukaan responden kemudian dianalisis untuk mengetahui formulasi
yang terbaik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa permen jelly formulasi 1,2, dan 3
ketiganya memiliki pH 4, keseragaman bobot berturut-turut yaitu 3.494, 3.465, dan
3.442 gram, elastisitas permen berturut-turut 2.37, 2.43, dan 2.70 cm, dan kadar air
berturut-turut yaitu 2.79, 2.59, dan 2.97%. Adapun pada uji organoleptik produk
yang paling banyak disukai yaitu pada formulasi 3 yang mana berdasarkan uji fisik
dan organoleptik formulasi 3 merupakan produk yang terbaik.
Kata Kunci: Daun boborongan, permen jelly, uji sifat fisik, uji organoleptik.
PENDAHULUAN ini merupakan tanaman tahunan yang
Indonesia adalah negara dengan hutan mudah tumbuh pada tempat yang
tropika terbesar kedua di dunia, dan lembab dan dingin. Secara empiris
memiliki keanekaragaman tumbuhan boborongan memiliki khasiat sebagai
yang tinggi sehingga dikenal sebagai obat postpartum, obat keputihan, obat
salah satu dari 7 (tujuh) negara pilek, obat TBC (Tuberkulosis).
“megabio-diversity”. Distribusi Menurut penelitian boborongan
tumbuhan berbunga yang terdapat di memliki bioaktivitas sebagai
hutan tropis Indonesia lebih dari antifungi, antibakteri, dan
30.000 jenis dan hampir 12% dari antihiperglikemik (Dianto dkk, 2015;
total tumbuhan berbunga di dunia Falah dkk, 2013; Goun dkk, 2003;
sebesar 250.000 jenis. Biodiversitas Mishra dkk, 2011; Sakr dkk, 2013).
yang besar tersebut tersimpan potensi Mengetahui manfaat dari
tumbuhan berkhasiat yang dapat tanaman boborongan sangat banyak
digali dan dimanfaatkan lebih lanjut. maka dibuat produk pangan dalam
Pengobatan indonesia bentuk formula permen jelly agar
awalnya dikenal dengan ramuan dapat menghilangkan kesan bahwa
jamu-jamuan, sampai saat ini jamu boborongan tidak hanya dikonsumsi
masih diyakini sebagai obat mujarab dalam bentuk segar atau pun jamu,
untuk mengobati berbagai penyakit akan tetapi dapat juga dikonsumsi
bahkan telah dikembangkan dalam masyarakat sebagai makanan
industri modern. Pengetahuan selingan. Penggunaan daun
mengenai tumbuhan obat memiliki boborongan dalam pembuatan
karakteristik berbeda-beda pada suatu formulasi permen jelly ini diharapkan
wilayah. Pengetahuan tersebut selain dapat memberikan prospek
biasanya merupakan warisan secara yang lebih baik juga dapat
turun-menurun (Dianto dkk, 2015). meningkatkan pemanfaatan gulma
Berdasarkan penelitian boborongan menjadi lebih maksimal
literatur salah satu tumbuhan yang (Muawanah, dkk, 2012).
digunakan sebagai obat tradisional Permen jelly termasuk permen
adalah gulma boborongan. Tumbuhan lunak yang memiliki tekstur kenyal
(elastis). Permen jelly merupakan dibuat formulasi permen jelly dari
permen yang dibuat dari air atau sari manisan boborongan dengan
buah dan bahan pembentuk gel, yang menggunakan basis tepung jelly, serta
berpenampilan jernih transparan serta mengevaluasi sediaan permen jelly
mempunyai tekstur dengan tersebut agar sesuai standar baku
kekenyalan tertentu (Dhina dkk, pembuatan permen (Muawanah dkk,
2019). Umumnya permen jelly dibuat 2012).
dengan basis gelatin. Gelatin adalah
METODE PENELITIAN
suatu produk yang diperoleh dari
Alat dan Bahan
hidrolisis parsial kolagen yang
Alat-alat yang digunakan
berasal dari kulit, jaringan ikat dan
dalam penelitian ini adalah pengaduk
tulang hewan. Gelatin dapat berfungsi
kayu, cetakan permen stainlessteel,
sebagai pembentuk gel, pemantap
blender, kain saringan, plastik
emulsi, pengental, penjernih,
kemasan, panci stainlessteel, sendok
pengikat air, pelapis dan pengemulsi.
stainlessteel, oven, dan kompor gas.
Selama ini bahan gelatin sebagian
Bahan yang digunakan dalam
besar masih diimpor. Selain harganya
penelitian ini adalah tepung jelly,
yang relatif tinggi, gelatin impor
sirup glukosa, daun boborongan,
sering diragukan kehalalannya bagi
permen jelly komersial, tepung
kaum muslim, maka dari itu perlu
tapioka, asam sitrat, tepung gula, dan
adanya pemanfaatan bahan lain yang
tutti frutti dry flavor.
memiliki karakteristik mirip dengan
gelatin sehingga digunakan tepung Penyiapan bahan uji
jelly yang memiliki karakteristik yang Simplisia daun boborongan diperoleh
bisa menggantikan gelatin (Dhina dari petani di Desa Maya – Jaya
dkk, 2019). Pembuatan permen jelly kabupaten Poso. Petani diberikan
dari manisan daun boborongan ini edukasi dalam proses panen, proses
bertujuan untuk meningkatkan minat pengeringan, dan cara pengemasan.
masyarakat dalam mengkonsumsi Simplisia yang telah dikemas dikirim
herbal yang berbahan dasar ke Stikes Madani Yogyakarta melalui
boborongan. Oleh sebab itu, perlu POS.
Pembuatan manisan Uji Sifat Fisik
Cara pengambilan zat dari daun Uji pH
boborongan digunakan metode Enam buah permen jelly manisan
manisan yaitu dengan cara pembuatan daun boborongan secara acak
manisan basah dilakukan dengan dimasukkan dalam cawan dan
blansing pada suhu 100°C terhadap dilelehkan. Pengamatan pH gummy
helaian bunga selama 3 menit, lalu candies dapat diketahui dengan
dilakukan pengirisan helaian daun mengamati perubahan warna pada
sehingga didapat bentuk yang kertas pH indikator universal. Kertas
seragam, selanjutnya irisan daun indikator universal dicelupkan di
direbus dalam larutan gula 50% massa cair sediaan. Nilai pH yang
selama 10 menit (Muawanah dkk, baik untuk sediaan permen jelly pada
2012). rentang 4-7 (El Hasani, 2016.
Muawanah dkk, 2012).
Formulasi bahan
Uji keseragaman bobot
Pada penelitian ini dibuat sediaan
Menimbang 20 buah permen jelly
permen jelly dari manisan daun
kemudian menghitung bobot rata-
boborongan dengan tiga formulasi
rata tiap buah. Jika ditimbang satu per
yang berbeda. Formulasi sediaan
satu, tidak boleh lebih dari dua buah
permen jelly dari manisan daun
permen jelly yang masing-masing
boborongan disajikan pada tabel di
bobotnya menyimpang dari bobot
bawah ini:
rata-ratanya lebih besar dari harga
Tabel 1. Formulasi permen jelly
yang ditetapkan kolom A, dan tidak
Komposisi (%)
Bahan
F1 F2 F3 satu buahpun yang bobotnya
Gula 18 19 20
Sirup 30 29 28 menyimpang dari bobot rata-ratanya
glukosa
lebih dari harga yang ditetapkan
Tepung 3.2 3.2 3.2
jelly kolom B. Jika tidak mencukupi 20
Asam 0.1 0.1 0.1
sitrat buah permen jelly, dapat digunakan
Manisan 11. 11.5 11.5
5 10 buah; tidak satu pun yang
Tutti 0.5 0.5 0.5
frutti dry
bobotnya menyimpang lebih besar
flavor dari bobot rata-rata yang ditetapkan
Air 27 27 27
kolom A dan tidak satu pun yang b) Sampel ditimbang seberat 1 gram
bobotnya menyimpang lebih besar dalam cawan kosong (b gram).
dari bobot rata-rata yang ditetapkan c) Botol timbang yang berisi sampel
kolom B. dimasukkan ke dalam oven
Tabel 2. Persyaratan selama 6 jam dan dihindarkan
Penyimpangan Bobot Tablet kontak dengan dinding oven.
(Sediaan Permen Jelly) d) Botol timbangan dinginkan (± 30
Bobot rata-
Penyimpangan menit) kemudian ditimbang.
No bobot rata-rata
rata e) Botol timbangan kemudian
A B
1 25 mg atau 15% 30%
kurang dikeringkan kembali dalam oven
2 26 mg – 150 10% 20% selama 30 menit dan setelah
mg
3 151 mg – 300 7,5% 15% didinginkan ditimbang kembali.
mg
4 Lebih dari 5% 10% f) Pekerjaan ini dilakukan berulang
300 mg
Sumber: (Depkes RI, 1979) kali hingga diperoleh berat