You are on page 1of 10

Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022

Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154

Formulasi dan Evaluasi Sediaan Suppositoria Ekstrak Etanol Kulit Buah


Manggis (Garcinia mangostana L.)

Lusi Nurdianti, Taufik Hidayat*, Ramdan Bastian


Program Studi Farmasi, Universitas Bakti Tunas Husada, Tasikmalaya, Indonesia

*Corresponding author: taufikhidayat@universitas-bth.ac.id

Abstract
Mangosteen fruit (Garcinia mangostana L) is one of the medicinal plants used as anti-hemorrhoidal
drugs. The part taken from the mangosteen fruit for anti-hemorrhoidal treatment is the skin.
Mangosteen rind contains active compounds including flavonoids, tannins, saponins, and
triterpenoids. Compounds that have the potential as anti-hemorrhoidal treatment are tannins which
can inhibit antimicrobial enzymes and inhibit bacterial growth by reacting with cell membranes and
inactivating essential enzymes. The purpose of this study was to prepare and evaluate suppositories
from mangosteen rind ethanol extract using water soluble bases, namely PEG 400 and PEG 4000
with various concentrations. The advantages of a water-soluble base are that it is non-irritating,
readily soluble in rectal fluid and does not melt easily at room temperature storage. The suppository
base is the largest component that greatly determines the speed of release or action of the drug so
that it will affect the efficacy or success of therapy. The results of making suppositories were carried
out by physical tests which included organoleptic tests, homogeneity, melting point, melting time,
hardness, and weight uniformity. Data analysis used one-way ANOVA and continued with physical
properties test on suppository preparations. The results showed that the ethanol extract of
mangosteen rind could be made in suppository preparations with excellent physical properties.

Keywords : Mangosteen ,Hemorroidhal, Suppository, Evaluation, PEG

Abstrak
Buah manggis (Garcinia mangostana L) merupakan salah satu tanaman obat yang digunakan
sebagai obat antihemoroid. Bagian yang diambil dari buah manggis untuk pengobatan antihemoroid
adalah kulitnya. Kulit buah manggis mengandung senyawa aktif diantaranya flavonoid, tanin, saponin,
dan triterpenoid. Senyawa yang berpotensi sebagai pengobatan antihemoroid salah satunya adalah
tanin yang dapat menghambat enzim antimikroba dan menghambat pertumbuhan bakteri dengan
cara bereaksi dengan membran sel dan menginaktivasi enzim – enzim esensial. Tujuan penelitian ini
adalah untuk membuat dan mengevaluasi sediaan suppositoria dari ekstrak etanol kulit buah manggis
menggunakan basis larut air yaitu PEG 400 dan PEG 4000 dengan berbagai konsenstrasi.
Keuntungan dari basis larut air adalah tidak mengiritasi, mudah larut dalam cairan rektum dan tidak
mudah meleleh pada penyimpanan suhu kamar. Basis suppositoria merupakan komponen terbesar
yang sangat menentukan kecepatan pelepasan atau aksi dari obat sehingga akan mempengaruhi
khasiat atau keberhasilan terapi. Hasil pembuatan suppositoria dilakukan uji fisik yang meliputi uji
organoleptis, homogenitas, titik leleh, waktu leleh, kekerasan dan keseragaman bobot. Analisis data
menggunakan ANOVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji sifat fisik pada sediaan suppositoria.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis dapat dibuat dalam sediaan
suppositoria dengan sifat fisik yang sangat baik.

Kata Kunci : Manggis, Hemoroid, suppositoria, Evaluasi, PEG

PENDAHULUAN menjadi negara penghasil komoditas obat-


Indonesia merupakan negara tropis yang obat asal alam yang cukup potensial. Obat
sudah dikenal sebagai penghasil berbagai tradisional merupakan warisan turun -temurun
macam komoditas hasil pertanian, termasuk dari nenek moyang yang berakar kuat dalam
diantaranya tanaman obat. Kondisi tanah yang budaya bangsa, oleh karena itu baik dalam
subur, iklim yang baik serta didukung oleh ramuan maupun dalam penggunaannya
keanekaragaman flora membuat Indonesia sebagai obat tradisional masih berdasarkan

113
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154

pengalaman yang diturunkan dari generasi ke tergliserinasi, minyak nabati terhidrogenasi,


generasi baik secara lisan maupun tulisan. campuran polietilen glikol berbagai bobot
Saat ini, pemanfaatan bahan baku obat herbal molekul dan ester asam lemak polietilenglikol.
oleh masyarakat mencapai kurang lebih 1000 Penggunaan suppositoria mempunyai
jenis, dimana 74% diantaranya merupakan keuntungan dibanding sediaan oral salah
tumbuhan liar yang hidup di hutan. Tingkat satunya tidak mengiritasi lambung, tidak
pemanfaatan tumbuhan obat masih jauh dari menyebabkan rasa tidak enak (mual), dapat
potensi yang ada di alam. Oleh karena itu digunakan pada pasien yang sulit menelan
dengan meningkatnya kebutuhan bahan baku obat dan tidak sadarkan diri. (Depkes RI,
simplisia, dan meluasnya permintaan pasar 1995a)
domestik maupun ekspor, akan meningkatkan
pemanfaatan tumbuhan obat yang ada di BAHAN DAN METODE
Indonesia. (Pribadi, 2009) Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan adalah ekstrak etanol kulit buah manggis,
salah satu buah tropika unggulan nasional etanol 70% (PT. Kaltim Methanol industry)
Indonesia dan menjadi primadona penghasil PEG (PT. Graha jaya pratama kinerja),
devisa Negara dari sektor nonmigas dan paraffin (PT.Kirana Mitra Abadi), aquadest,
banyak potensi salah satunya adalah PEG 400, PEG 4000.
melimpahnya buah manggis khususnya di
daerah Kabupaten Tasikmalaya. Manggis Alat
(Garcinia mangostana L.) memiliki banyak Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah
manfaat sebagai bahan baku untuk timbangan analitik (Ohaus), toples, kain
pembuatan zat pewarna, obat-obatan, dan saring, lemari pendingin, kertas saring, bejana
bahan kosmetik. Penggunaan manggis yang maserasi blender (National), tabung reaksi
diambil adalah kulitnya yang bisa (Pyrex), rak tabung reaksi, erlenmeyer
dimanfaatkan sebagai bahan baku . (Aji & (Pyrex), gelas kimia (Pyrex), gelas ukur
Ferani, 2013) (Pyrex), batang pengaduk (Pyrex), pipet tetes,
spatula logam, cawan porselen, ayakan/mesh,
Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) botol semprot, rotary vacuum evaporator
mengandung banyak senyawa aktif, yaitu (Eyela), water bath (Memmert), alumunium
flavonoid, tanin, saponin, dan triterpenoid. foil, cawan petri, gunting, tissue, sarung
Flavonoid sebagai antioksidan dan antitumor tangan,dan masker.
tanin sebagai antimikroba , saponin sebagai
antifungi , serta triterpenoid sebagai Metode
antiinflamasi. (Putri et al., 2013). Dari Pembuatan simplisia
kandungan metabolit sekunder yang dimiliki Kulit buah manggis disiapkan, kemudian dicuci
Aoleh kulit manggis menunjukan bahwa dengan air mengalir sampai bersih, setelah itu
metabolit tersebut menunjukan aktivitas sampel dikeringkan dalam oven dan di angin –
sebagai anti hemoroid. (Dungir et al., 2012). anginkan. Setelah kulit manggis kering
kemudian ditumbuk dan dihaluskan dengan
Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan menggunakan blender sampai menjadi
padat yang pemakaiannya dengan cara serbuk, lalu diayak dengan mesh 40 untuk
memasukan melalui rektal, vagina atau uretra mendapatkan butiran yang seragam.
dimana ia akan meleleh, melunak atau larut Masukkan ke dalam wadah yang tertutup
pada suhu tubuh. (Afikoh & Nurcahyo, 2017). rapat. Lakukan penimbangan menggunakan
Suppositoria dapat bertindak sebagai timbangan analitik dan disimpan dalam kondisi
pelindung jaringan setempat, sebagai kering untuk selanjutnya dilakukan proses
pembawa zat terapetik yang bersifat lokal atau ekstraksi.
sistemik.Bahan dasar suppositoria yang umum
digunakan adalah lemak coklat, gelatin

114
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154

Ekstraksi Identifikasi Saponin


Ekstraksi sampel kulit buah manggis (Garcinia Sampel dimasukan kedalam tabung reaksi,
mangostana L.) dilakukan dengan metode kemudian ditambahkan dengan aquades yang
maserasi Proses maserasi dapat dilakukan sudah dipanaskan sampai terendam dan
dengan cara memasukan serbuk kulit manggis kocok dengan kuat larutan dalam tabung
sebanyak 500 gram kedalam maserator dan reaksi selama 1 menit. Hasil positif
ditambahkan etanol 70% sampai terendam terdapatnya saponin akan ditunjukan dengan
serta dilakukan pengadukan sesekali dalam adanya busa yang dihasilkan dari pengocokan
waktu 1x24 jam untuk satu kali penyaringan. meskipun sudah didiamkan selama 10 menit
Lakukan maserasi berulang sebanyak 3 kali (Pangow et al., 2018).
pengulangan sampai pelarut tidak berwarna Steroid/Triterpenoid
lagi dengan proses yang sama menggunakan Identifikasi senyawa Steroid/Terpenoid
pelarut baru. Ekstrak yang diperoleh kemudian dilakukan dengan metode Liebermann-
disaring dan uapkan pelarutnya dengan Burchard yaitu dengan penambahan asam
menggunakan rotary evaporator pada suhu asetat, lalu dibiarkan kemudian ditambahkan
60°C sampai didapatkan cairan ekstrak asam sulfat pekat. Uji positif terpenoid
menjadi kental dan berwarna kecoklatan, ditunjukan dengan terjadinya warna jingga
selanjutnya diuapkan diatas waterbath untuk atau ungu, dan untuk uji positif steroid
menguapkan etanol yang terdapat pada ditunjukkan dengan terbentuknya warna biru
ekstrak. Setelah itu ekstrak disimpan dalam atau hijau (Pangow et al., 2018)
desikator (Mukhriani et al., 2019).
Penetapan Kadar Abu Total
Skrining Fitokimia Timbang seksama 2 sampai 3 gram bahan uji
Proses skrining fitokimia dilakukan untuk yang telah dihaluskan dan masukkan kedalam
mengetahui senyawa metabolit sekunder. Uji krus silikat yang telah dipijar dan ditara,
yang dilakukan meliputi: pijarkan perlahan – lahan hingga arang habis,
dinginkan dan timbang. Jika dengan car aini
Identifikasi Tanin arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan air
Sebanyak 2 ml ekstrak dimasukkan ke dalam panas, aduk, saring melalui kertas saring
tabung reaksi kemudian ditambahkan dengan bebas abu. Pijarkan kertas saring beserta sisa
air panas, kemudian ditetesi menggunakan penyaringan dalam krus yang sama.
besi (III) klorida (FeCl3), keberadaan tanin Masukkan filtrat kedalam krus, uapkan dan
dalam sampel ditandai dengan timbulnya pijarkan hingga bobot tetap pada suhu 800°.
warna hijau kehitaman (Pangow et al., 2018). Kadar abu total dihitung terhadap berat bahan
Kedua ekstrak dicampur dengan air, lalu uji, dinyatakan dalam % b/b (Depkes RI,
dipanaskan diatas penangas air. Larutan 2017).
didinginkan dan disaring dengan kertas saring.
Filtrat yang diperoleh ditambahkan 3-4 tetes Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam
larutan gelatin 1%, jika terbentuk endapan Didihkan abu yang diperoleh pada Penetapan
putih maka hal itu menunjukan adanya Kadar Abu Total dengan 25 mL asam klorida
senyawa golongan tanin (Depkes RI, 1995b) encer LP selama 5 menit. Kumpulkan bagian
yang tidak larut dalam asam, saring melalui
Identifikasi Flavonoid kertas saring bebas abu, cuci dengan air
Ekstrak sebanyak 2 ml dalam tabung reaksi panas, pijarkan dalam krus hingga bobot tetap
ditambahkan serbuk magnesium dan asam pada suhu 800±25°. Kadar abu yang tidak
klorida (HCl) 2 N : amil klorida (1:1) kemudian larut dalam asam dihitung terhadap berat
kocok. warna merah, kuning, atau jingga bahan uji, dinyatakan dalam % b/b (Depkes
menunjukan positif flavonoid (Simare, 2014). RI, 2017).

115
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154

Penetapan Kadar Air Evaluasi Sediaan Suppositoria


Timbang seksama sejumlah bahan yang Organoleptik
diperkirakan mengandung 1 sampai 4 mL air, Sediaan suppositoria diamati secara visual
masukkan kedalam labu kering. Masukkan pada bagian internal dan eksternal untuk
lebih kurang 200 mL toluena P ke dalam labu, melihat warna, bentuk, dan bau dari sediaan
Panaskan labu perlahan-lahan selama 15 suppositoria. (Nuryanti et al., 2016)
menit dan bila toluena mulai mendidih, suling
dengan kecepatan lebih kurang 2 tetes per Uji Keseragaman Bobot
detik sampai sebagian besar air tersuling. Uji keseragaman bobot menggunakan 10
Kemudian naikkan kecepatan penyulingan suppositoria yang dihitung bobot rata –
hingga lebih kurang 4 tetes per detik. Bila ratanya. Simpangan rata – rata dari 10
semua air tersuling, bilas bagian dalam tabung suppositoria tersebut tidak kurang dari 5% dan
kondensor dengan toluena, sambil menyikat tidak lebih dari 10% dari bobot rata – ratanya
tabung kondensor dengan sikat tabung yang (Belniak et al., 2017).
dilekatkan pada kawat tembaga dan
dijenuhkan dengan toluena. Lanjutkan Uji Homogenitas
penyulingan selama 5 menit, lalu hentikan Pengujian homogenitas pada sediaan
pemanasan dan didinginkan sampai suhu suppositoria dapat dilakukan dengan
kamar. Bila ada tetesan air menempel pada melakukan pada pengamatan suppositoria
dinding tabung penerima, lepaskan dengan yang telah dibelah secara horizontal dan
sikat yang terdiri atas karet yang diikatkan vertikal. Homogenitas zat aktif yang baik pada
pada kawat tembaga dan dibasahi dengan sediaan ditandai dengan tidak adanya
toluena. Bila air dan toluena memisah perbedaan warna pada semua bagian, tidak
sempurna, baca volume air, dan hitung hanya bagian luar, namun bagian dalam dari
persentase yang ada dalam zat (Depkes RI, sediaan suppositoria .(Nuryanti et al., 2016).
2020).
Uji Titik Leleh
Formula Uji ini merupakan suatu ukuran yang
Tabel 1. Formulasi sediaan suppositoria diperlukan suppositoria untuk melelehkan
ekstrak kulit manggis sempurna, suppositoria dimasukkan kedalam
Bahan Formula cawan uap dan melelehkan diatas waterbath.
FI FII FIII Mengamati dan mencatat suhu saat
Kulit manggis 0,2 g 0,2 g 0,2 g suppositoria meleleh (Aisyah, 2015)
PEG 400 2,1 g 1,5 g 0,9 g
PEG 4000 0,9 g 1,5 g 2,1 g
Uji Kekerasan
Uji kekerasan dirancang sebagai metode
Pembuatan suppositoria dilakukan dengan
untuk mengukur kekerasan atau kerapuhan
metode cetak tuang. Masukan PEG 4000 ke
suppositoria. Persyaratan uji kekerasan yang
dalam cawan uap lalu leburkan di penangas
baik tidak kurang dari 1,8 Kg – 2,0 Kg.
air sambil diaduk sampai meleleh sempurna
Suppositoria diletakkan pada alat Hardness
(M1). Campurkan ekstrak kulit manggis dan
tester. Stopwatch dihidupkan bersama dengan
PEG 400 aduk hingga homogen (M2). Lalu
mulainya penekanan oleh batang
campurkan M1 dan M2 aduk sampai
pemberatnya (600 gram). Penambahan beban
homogen. Masukkan campuran ke dalam
dengan berat 200 gram yang dapat dilakukan
cetakan suppositoria dan didinginkan pada
tiap 1 menit sampai suppositoria hancur. Lalu
suhu kamar. Suppositoria dibuat dalam tiga
dicatat beratnya.
formulasi dengan bobot setiap suppositoria
kurang lebih 3 gram.
Analisis Data
Menggunakan one way anova terhadap
evaluasi sediaan suppositoria ekstrak etanol
kulit buah manggis dengan membandingkan F

116
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154

hitung terhadap F tabel. Derajat kepercayaan positif maupun gram negatif. Aktivitas tanin
yang digunakan adalah 95%. sebagai antimikroba dapat terjadi melalui
beberapa mekanisme yaitu menghambat
HASIL DAN PEMBAHASAN enzim antimikroba dan menghambat
Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) pertumbuhan bakteri dengan cara bereaksi
yang gunakan dalam penelitian diambil dari dengan membran sel dan menginaktivasi
salah satu daerah di kabupaten Tasikmalaya. enzim – enzim esensial. Selanjutnya senyawa
Rendemen ekstrak simplisia kulit buah tanin dapat membentuk komplek dengan
manggis (Garcinia mangostana L.) yang protein melalui interaksi hidrofobik sehingga
didapatkan yaitu sebesar 10,08%. Hasil dengan adanya ikatan hidrofobik akan terjadi
rendemen yang didapatkan ini diperoleh dari denaturasi dan akhirnya metabolisme sel
simplisia sebanyak 500g dan menjadi ekstrak terganggu (Prabu et al., 2006).
sebesar 50,40g.
Kadar Abu Total
Skrining Fitokimia Penetapan kadar abu total pada simplisia kulit
Skrining fitokimia merupakan suatu analisis buah manggis (Garcinia mangostana L)
untuk mengetahui senyawa metabolit dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
sekunder apa saja yang terdapat dalam kandungan mineral, internal dan eksternal
simplisia atau pun ekstrak dari suatu tanaman. yang berasal dari proses awal sampai
Hasil dapat dilihat pada Tabel 2. terbentuknya simplisia serbuk. Pada tahap
pengabuan ini, simplisia dipanaskan dalam
Tabel 2. Hasil skrining fitokimia suhu 800° C hingga senyawa organik dan
No Senyawa Ekstrak turunannya tereduksi dan menguap hingga
1 Flavonoid + yang tersisa adalah unsur mineral dan organik
2 Saponin + (Depkes RI). Hasil dari penetapan kadar abu
3 Steroid/terpenoid - total simplisia kulit buah manggis (Garcinia
4 Tanin +
Keterangan : (+) Terdeteksi, (-) Tidak Terdeteksi
mangostana L) didapatkan hasil rata – rata
yaitu sebesar 8,2%. Hasil ini menunjukan
Hasil skrining fitokimia ekstrak kulit manggis bahwa simplisia kulit buah manggis memenuhi
mempunyai beberapa kandungan metabolit persyaratan Farmakope Herbal yaitu <10%.
sekunder yang ditandai dengan hasil positif.
Dilihat dari hasil uji skrining ekstrak etanol kulit Kadar Abu Tidak Larut Asam
buah manggis Senyawa metabolit sekunder Penetapan kadar abu tidak larut asam pada
yang berpengaruh dalam pengobatan anti simplisia kulit buah manggis (Garcinia
hemoroid adalah senyawa tanin. Senyawa mangostana L.) dilakukan dengan tujuan
tanin merupakan senyawa metabolit sekunder untuk mengetahui simplisia dari kontaminasi
yang berasal dari tumbuhan yang terpisah dari bahan-bahan pengotor pada saat proses
protein dan enzim sitoplasma. Tanin pembuatan seperti pasir atau tanah (Depkes
merupakan himpunan polihidroksi fenol yang RI). Hasil dari penetapan kadar abu tidak larut
dapat dibedakan dari fenol – fenol lain karena asam simplisia kulit buah manggis (Garcinia
kemampuannya mengendapkan protein. mangostana L) didapatkan nilai rata - rata
Senyawa ini mempunyai aktivitas antioksidan yaitu sebesar 1,44%. Hasil ini menunjukan
dan menghambat pertumbuhan tumor. Tanin bahwa simplisia kulit buah manggis memenuhi
merupakan growth inhibitor, sehingga banyak persyaratan Farmakope Herbal yaitu <1,7%.
mikroorganisme yang dapat dihambat
pertumbuhannya oleh tanin. Tanin mempunyai Kadar Air
target pada polipeptida dinding sel (Mailoa et Penetapan kadar air pada simplisia kulit buah
al., 2014). Senyawa ini merupakan zat kimia manggis (Garcinia mangostana L) yaitu
yang terdapat dalam tanaman yang memiliki dilakukan menggunakan metode destilasi
kemampuan menghambat sintesis dinding sel azeotrop. Tujuan dari penetapan kadar air ini
bakteri dan sintesis protein sel kuman gram yaitu untuk memberikan batasan rentang

117
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154

tentang besaran kandungan air dalam aktif Ekstrak kulit manggis dapat memiliki hasil
simplisia (Depkes RI, 2020). Hasil penetapan yang sama yaitu sediaan dalam keadaan
kadar air dari simplisia kulit buah manggis homogen.
(Garcinia mangostana L) didapatkan nilai rata
- rata yaitu sebesar 6%, hasil ini menunjukan Tabel 4 Uji homogenitas
bahwa simplisia kulit buah manggis memenuhi Replikasi F1 F2 F3
persyaratan Farmakope Herbal edisi VI Tahun 1 Homogen Homogen Homogen
2020 yaitu <10%. Kadar air tidak lebih 10% tidak ada tidak ada tidak ada
tujuannya untuk menghambat pertumbuhan partikel partikel partikel
2 Homogen Homogen Homogen
jamur dari adanya media air dengan kadar air
tidak ada tidak ada tidak ada
yang lebih tinggi (Putranti, 2019). partikel partikel partikel
3 Homogen Homogen Homogen
Evaluasi Sediaan tidak ada tidak ada tidak ada
Organoleptis partikel partikel partikel
Uji Organoleptis bertujuan untuk mengamati
bentuk, warna dan bau dari sediaan Berdasarkan tabel pengamatan diatas
suppositoria ekstrak kulit manggis (Garcinia menunjukkan bahwa semua formula
mangostana L.). Suppositoria akan memiliki mempunyai susunan yang homogen. Hal ini
warna dan bau yang tentunya merupakan menunjukkan bahwa adanya pencampuran
hasil campuran antara basis, dan zat aktif tiap bahan pada masing - masing formula
yang digunakan untuk pembuatan sediaan telah tercampur baik, sehingga terlihat
suppositoria dengan pembeda pada homogen dan memiliki tekstur yang tidak
konsentrasi zat pada pembuatan sediaan kasar
suppositoria (Nuryanti et al., 2016).
Uji Titik Leleh
Tabel 3 Uji organoleptik Pengujian titik leleh ini bertujuan untuk
Formula Bentuk Warna Bau mengetahui titik leleh yang dinyatakan sebagai
F1 Peluru Coklat Khas Ekstrak suatu kisaran yang dapat menunjukkan
tua kulit manggis temperatur dimana sediaan suppositoria yang
F2 Peluru Coklat Khas Ekstrak dibuat mulai meleleh dan untuk temperatur
tua kulit manggis melelehnya seluruh dari sediaan suppositoria
F3 Peluru Coklat Khas Ekstrak yang dapat dibuat. Berikut ini adalah hasil uji
tua kulit manggis dari titik leleh sediaan suppositoria dari ekstrak
kulit manggis.
Pada Formula I, II, III memiliki bentuk, warna
dan bau yang sama hal ini dikarenakan
38 1
suppositoria berbentuk padat, warnanya coklat 0,577
tua dan berbau khas. Suppositoria sendiri 37 0,577
Suhu ° C

menggunakan variasi penggunaan PEG 400 36


dan PEG 4000 dengan konsentrasi yang
35
berbeda sehingga tidak mempengaruhi
bentuk, bau dan warna suppositoria tersebut. 34
33
Uji Homogenitas formula 1 formula 2 formula 3
Uji Homogenitas dapat bertujuan untuk rata-rata titik leleh
mengetahui pada sediaan suppositoria yang
Grafik 1 Uji titik leleh (°C)
dibuat homogen apa tidak. Apabila pada saat
pembuatan sediaan suppositoria tidak
Dari hasil diatas dapat diketahui pada formula
homogen maka zat aktif tidak akan
1 replikasi I, II, III adalah (35° C, 37° C, 36° C )
terdistribusi merata pada sediaan suppositoria
menghasilkan rata – rata 36° C, Untuk formula
yang dibuat. Dari uji homogenitas suppositoria
2 pada replikasi I, II, III yaitu ( 36° C, 36° C,
basis PEG 400 dan PEG 4000 dengan zat

118
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154

35° C ) menghasilkan rata – rata 35.6° C. dan


2,5 0,115
pada formula 3 pada replikasi I, II, III yaitu ( 0,208 0,011
2
35° C, 36° C, 35° C ) menghasilkan rata –
1,5

Kg
rata 35,3° C. Jadi data diatas dapat
1
disimpulkan bahwa hasil rata – rata titik leleh
0,5
dari formula 1,2,3 sudah memenuhi syarat
0
karena tidak melebihi dari 37° C. Persyaratan
formula 1 formula 2 formula 3
uji titik leleh yaitu tidak lebih dari 37° C.
rata-rata Uji Kekerasan
Hipotesis yang diajukan berupa Ho yaitu tidak
Grafik 2 Uji kekerasan
ada pengaruh variasi konsentrasi PEG 400
dan PEG 4000 pada sediaan suppositoria
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa pada
ekstrak etanol kulit buah manggis dengan
formula I menghasilkan rata – rata dari uji
PEG sebagai pembawa terhadap uji titik leleh.
kekerasan 1,73 Kg. Pada formulasi II
Hasil yang diperoleh pada analisis anova uji
menghasilkan rata – rata 1,86 Kg, sedangkan
titik leleh yaitu F hitung > F tabel (0,6 > 5,14)
pada formulasi III menghasilkan rata – rata
Jadi Ho yang diajukan ditolak dan Ha diterima,
1,93 Kg. Dari ketiga formulasi diatas dapat
artinya terdapat tidak ada pengaruh variasi
disimpulkan bahwa yang paling baik adalah
konsentrasi PEG 400 dan PEG 4000 pada uji
formulasi III dengan rata – rata 1,93 Kg. Hal ini
titik leleh.
dapat menyebabkan semakin keras sediaan
suppositoria akan meminimalisir kerusakan
Uji Kekerasan
saat pengemasan dan pendistribusian.
Uji kekerasan ini bertujuan untuk memastikan
Sedangkan dari ketiga formulasi diatas dapat
pada masing – masing sediaan suppositoria
disimpulkan bahwa yang tidak baik itu
yang dibuat dapat dikemas dan meminimalisir
formulasi I dengan rata – rata 1,73 Kg. Hal ini
kerusakan saat pengemasan dan
dapat menyebabkan semakin lembek sediaan
pendistribusian. Dalam melakukan uji
suppositoria yang dibuat maka semakin jelek
kekerasan ini dapat dilakukan dengan
hasil yang didapatkan saat dilakukan uji sifat
menggunakan alat Hardness tester dengan
fisik. Hal ini sesuai dengan persyaratan uji
meletakan sediaan suppositoria yang sudah
kekerasan yang tidak kurang dari 1,8 Kg – 2,0
disediakan pada alat tersebut dan kemudian
Kg (Afikoh & Nurcahyo, 2017).
sediaan suppositoria mulai dihitung waktu dan
penambahan beratnya berapa lama kerasnya
Hipotesis yang diajukan berupa Ho yaitu tidak
sediaan suppositoria yang dapat dibuat
ada pengaruh variasi konsentrasi PEG 400
dengan konsentrasi yang berbeda pada
dan PEG 4000 pada sediaan suppositoria
sediaan tersebut. Ketika melakukan pengujian
ekstrak etanol kulit buah manggis dengan
selang 1 menit maka mulailah melakukan
PEG sebagai pembawa terhadap uji
penambahan berat sekitar 200 gram pada alat
kekerasan. Hasil yang diperoleh pada analisis
tersebut. Berikut ini hasil dari uji kekerasan
anova uji kekerasan yaitu F hitung > F tabel
pada sediaan suppositoria ekstrak kulit
(1,33 > 5,14) Jadi Ho yang diajukan ditolak
manggis.
dan Ha diterima, artinya terdapat tidak ada
pengaruh variasi konsentrasi PEG 400 dan
PEG 4000 pada uji kekerasan.

Uji Waktu Leleh


Uji waktu leleh bertujuan untuk mengetahui
waktu leleh pada sediaan suppositoria. Ketika
melakukan uji tersebut waktu leleh yang
tercapai ketika sediaan suppositoria meleleh
sempurna dan terpisah juga dari komponen –

119
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154

komponennya yang mungkin dapat terkumpul diterima, artinya terdapat pengaruh variasi
di permukaan air (bahan lemak) atau konsentrasi PEG 400 dan PEG 4000 pada uji
tenggelam di dasar air ( bahan larut air), waktu leleh.
sediaan menjadi lunak dan di barengi dengan
perubahan bentuk, tampak terpisah sempurna Uji Keseragaman Bobot Jenis
komponennya, dan massanya tidak lagi
memiliki inti padatan yang membuatnya dapat 3,2 0,18
bertahan. 3,1 0,036 0,037
3

Gram
2,9
15 1,085 2,8
0,735 2,7
Menit

10 0,593 2,6
2,5
5 R1 R2 R3
rata-rata uji keseragaman bobot
0 Grafik 4 Uji keseragaman bobot F1
formula 1 formula 2 formula 3
rata-rata waktu leleh Uji keseragaman bobot jenis ini merupakan
indikator bahwa campuran massa yang telah
Grafik 3 Uji waktu leleh (Menit) tercampur homogen akan menghasilkan
sediaan suppositoria yang dibuat dengan
Suppositoria dapat hancur dalam jangka memiliki bobot dan kadar zat aktif yang
waktu tidak lebih dari 30 menit untuk seragam. Variasi bobot antara sediaan
suppositoria basis lemak dan untuk suppositoria dapat terjadi karena kurang
suppositoria yang basisnya larut air waktunya konsisten dalam proses pembuatannya.
tidak lebih dari 60 menit (Aryanti, 2003) Berikut ini adalah hasil dari uji keseragaman
Berikut ini data hasil dari uji waktu leleh pada bobot jenis sediaan suppositoria ekstrak kulit
sediaan suppositoria ekstrak kulit manggis. manggis.

Dari grafik diatas telah dijelaskan bahwa Suppositoria ditimbang satu persatu sebanyak
terdapat perbedaan pada tiap formula. 10 buah lalu dihitung bobot rata – ratanya.
Dengan nilai rata – rata pada waktu uji leleh Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada
dan tiap formulanya yaitu untuk formula I = formula I (replikasi I) dari kolom (A) dan kolom
7,52 menit, Formula II = 9,68 menit, formula III (B) memiliki keseragaman bobot rata – rata
= 13,18 menit. Suppositoria yang dibuat yaitu kolom (A) = 2,74 g – 3,03 g, kolom (B) =
memiliki waktu yang leleh yang berbeda 2,604 g – 3,193 g, (replikasi II) memiliki
dikarenakan penggunaan variasi PEG 400 dan keseragaman bobot rata – rata yaitu untuk
PEG 4000 yang berbeda, dari semua kolom (A) = 2,853 g – 3,154 g, kolom (B) =
formulasi yang didapatkan hasilnya adalah 2,703 g – 3,304 g, (replikasi III) memiliki
kurang dari 60 menit. Semakin cepat keseragaman bobot rata – rata yaitu kolom (A)
suppositoria meleleh semakin cepat pula = 2,827 g – 3,124 g, kolom (B) = 2,678 g –
memberikan efek terapinya. 3,273 g.

Hipotesis yang diajukan berupa Ho yaitu ada


pengaruh variasi konsentrasi PEG 400 dan
PEG 4000 pada sediaan suppositoria ekstrak
etanol kulit buah manggis dengan PEG
sebagai pembawa terhadap uji waktu leleh.
Hasil yang diperoleh pada analisis anova uji
waktu leleh yaitu F hitung > F tabel (35,46 >
5,14) Jadi Ho yang diajukan ditolak dan Ha

120
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154

3,2 0,102
0,054 DAFTAR PUSTAKA
0,053
3,1
Afikoh, N., & Nurcahyo, H. (2017). Pengaruh
Gram

3 konsentrasi peg 400 dan peg 4000


terhadap formulasi dan uji sifat fisik
2,9
suppositoria ekstrak sosor bebek
2,8 (kalanchoe pinnata [l.] pers)". Jurnal
R1 R2 R3 Para Pemikir, 6.
rata-rata uji keseragaman bobot
Aisyah, F. (2015). Teknologi sediaan farmasi.
Grafik 5 Uji keseragaman bobot F2 Aji, A., & Ferani, A. S. (2013). Pembuatan
Pewarna Makanan dari Kulit Buah
Pada formula II (replikasi I) memiliki Manggis dengan Proses Ektraksi.
keseragaman bobot rata – rata yaitu kolom (A) Teknologi Kimia Unimal, 2(2), 1–15.
= 2,878 g – 3,187 g, kolom (B) = 2,732 g – Aryanti, D. (2003). Pengaruh Campuran Basis
3,339 g, (replikasi II) memiliki keseragaman Peg 6000 Dan Peg 400 Terhadap Sifat
bobot rata – rata yaitu kolom (A) = 2,907 g – Fisik Dan Pelepasan Obat Parasetamol
3,211 g, kolom (B) = 2,753 g – 3,364 g, Pada Sediaan Suppositoria. 22.
(replikasi III) memiliki keseragaman bobot rata 99613244
– rata yaitu kolom (A) = 2,872 g – 3,174 g, Belniak, P., Świąder, K., Szumiło, M., Hyla, A.,
kolom (B) = 2,721 g – 3,325 g, & Poleszak, E. (2017). Comparison of
physicochemical properties of
3,05 0,066 0,072 suppositories containing starch
0,062
3 hydrolysates. Saudi Pharmaceutical
Journal, 25(3), 365–369.
2,95
Gram

https://doi.org/10.1016/j.jsps.2016.09.004
2,9 Depkes RI. (1995a). Farmakope Indonesia
2,85 edisi IV. In Departemen Kesehatan
2,8 Republik Indonesia.
R1 R2 R3
rata-rata uji keseragaman bobot Depkes RI. (1995b). Materia Medika Indonesia
Grafik 6 Uji keseragaman bobot F3 Jilid VI (Edisi VI). Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Pada formula III (replikasi I) memiliki Depkes RI. (2017). Farmakope Indonesia
keseragaman bobot rata- rata yaitu kolom (A) Herbal Indonesia Edisi II. Departemen
= 2,815 g – 3,111 g, kolom (B) = 2,667 g – Kesehatan Republik Indonesia.
3,259 g, (replikasi II) memiliki keseragaman Depkes RI. (2020). Farmakope Indonesia
bobot rata – rata yaitu kolom (A) = 2,811 g – Herbal edisi VI. Departemen Kesehatan
3,105 g, kolom (B) = 2,663 g – 3,253 g, Republik Indonesia.
(replikasi III) memiliki keseragaman bobot rata Dungir, S. G., Katja, D. G., & Kamu, V. S.
– rata yaitu kolom (A) = 2,797 g – 3,091 g, (2012). Aktivitas Antioksidan Ekstrak
kolom (B) = 2,65 g – 3,238 g Fenolik dari Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana L.). Jurnal MIPA,
KESIMPULAN 1(1), 11.
Berdasarkan hasil penelitian dapat https://doi.org/10.35799/jm.1.1.2012.424
disimpulkan bahwa perbedaan konsentrasi Mailoa, M. N., Mahendradatta, M., Laga, A., &
PEG 400 dan PEG 4000 ada pengaruh Djide, N. (2014). Antimicrobial Activities
terhadap sifat uji fisik sediaan suppositoria Of Tannins Extract From Guava Leaves (
ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia Psidium Guajava L ) On Pathogens
mangostana L) Dari ketiga formulasi yang Microbial. 3(1).
mempunyai uji sifat fisik yang paling baik yaitu Mukhriani, M., Rusdi, M., Arsul, M. I.,
pada formula 1 Sugiarna, R., & Farhan, N. (2019). Kadar

121
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154

Fenolik dan Flavonoid Total Ekstrak


Etanol Daun Anggur (Vitis vinifera L). Ad-
Dawaa’ Journal of Pharmaceutical
Sciences, 2(2).
https://doi.org/10.24252/djps.v2i2.11503
Nuryanti, Harwoko, Jeanita, R. S., & Azhar, A.
R. N. (2016). Formulasi dan Evaluasi
Suppositoria Ekstrak Terpurifikasi Daun
Lidah Buaya ( Aloe vera ) Formulation
and Evaluation of Aloe vera ‘ s Leaf
Purification Extract Suppository. Acta
Pharmaciae Indonesia, 4(1), 39–44.
Pangow, M. E., Bodhi, W., & Queljoe, E. De.
(2018). Skrining Fitokimia Dan Uji
Toksisitas Dari Ekstrak Etanol Daun
Manggis ( Garcinia Mangostana L . )
Dengan Metode Brine Shrimp Lethality
Test ( Bslt ). 7(3).
Prabu, G. R., Gnanamani, A., & Sadulla, S.
(2006). Guaijaverin – a plant flavonoid as
potential antiplaque agent against
Streptococcus mutans. 101, 487–495.
https://doi.org/10.1111/j.1365-
2672.2006.02912.x
Pribadi, E. R. (2009). Pasokan dan
Permintaan Tanaman Obat Indonesia
Serta Arah Penelitian dan
Pengembangannya EKWASITA RINI
PRIBADI. Indonesian Medicinal and
Aromatic Crops Research Institute, 8(1),
52–64.
Putranti, W. &. (2019). Penetapan Parameter
Non Spesifik Dan Spesifik Ekstrak Daun
Salam (Syzgium Polyanthum). 4(1), 107–
116.
Putri, W. S., Warditiani, N. K., & Larasanty, L.
P. F. (2013). Skrining Fitokimia Ekstrak
Etil Asetat Kulit Buah Manggis ( Garcinia
Mangostana L .). Journal Pharmacon,
09(4), 56–59.
Simare, E. . (2014). Skrining Fitokimia Ekstrak
Etanol Daun Gatal (Laportea decumana
(Roxb.) Wedd). Pharmacy, 11(01),
undefined.

122

You might also like