Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Mangosteen fruit (Garcinia mangostana L) is one of the medicinal plants used as anti-hemorrhoidal
drugs. The part taken from the mangosteen fruit for anti-hemorrhoidal treatment is the skin.
Mangosteen rind contains active compounds including flavonoids, tannins, saponins, and
triterpenoids. Compounds that have the potential as anti-hemorrhoidal treatment are tannins which
can inhibit antimicrobial enzymes and inhibit bacterial growth by reacting with cell membranes and
inactivating essential enzymes. The purpose of this study was to prepare and evaluate suppositories
from mangosteen rind ethanol extract using water soluble bases, namely PEG 400 and PEG 4000
with various concentrations. The advantages of a water-soluble base are that it is non-irritating,
readily soluble in rectal fluid and does not melt easily at room temperature storage. The suppository
base is the largest component that greatly determines the speed of release or action of the drug so
that it will affect the efficacy or success of therapy. The results of making suppositories were carried
out by physical tests which included organoleptic tests, homogeneity, melting point, melting time,
hardness, and weight uniformity. Data analysis used one-way ANOVA and continued with physical
properties test on suppository preparations. The results showed that the ethanol extract of
mangosteen rind could be made in suppository preparations with excellent physical properties.
Abstrak
Buah manggis (Garcinia mangostana L) merupakan salah satu tanaman obat yang digunakan
sebagai obat antihemoroid. Bagian yang diambil dari buah manggis untuk pengobatan antihemoroid
adalah kulitnya. Kulit buah manggis mengandung senyawa aktif diantaranya flavonoid, tanin, saponin,
dan triterpenoid. Senyawa yang berpotensi sebagai pengobatan antihemoroid salah satunya adalah
tanin yang dapat menghambat enzim antimikroba dan menghambat pertumbuhan bakteri dengan
cara bereaksi dengan membran sel dan menginaktivasi enzim – enzim esensial. Tujuan penelitian ini
adalah untuk membuat dan mengevaluasi sediaan suppositoria dari ekstrak etanol kulit buah manggis
menggunakan basis larut air yaitu PEG 400 dan PEG 4000 dengan berbagai konsenstrasi.
Keuntungan dari basis larut air adalah tidak mengiritasi, mudah larut dalam cairan rektum dan tidak
mudah meleleh pada penyimpanan suhu kamar. Basis suppositoria merupakan komponen terbesar
yang sangat menentukan kecepatan pelepasan atau aksi dari obat sehingga akan mempengaruhi
khasiat atau keberhasilan terapi. Hasil pembuatan suppositoria dilakukan uji fisik yang meliputi uji
organoleptis, homogenitas, titik leleh, waktu leleh, kekerasan dan keseragaman bobot. Analisis data
menggunakan ANOVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji sifat fisik pada sediaan suppositoria.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis dapat dibuat dalam sediaan
suppositoria dengan sifat fisik yang sangat baik.
113
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154
114
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154
115
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154
116
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154
hitung terhadap F tabel. Derajat kepercayaan positif maupun gram negatif. Aktivitas tanin
yang digunakan adalah 95%. sebagai antimikroba dapat terjadi melalui
beberapa mekanisme yaitu menghambat
HASIL DAN PEMBAHASAN enzim antimikroba dan menghambat
Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) pertumbuhan bakteri dengan cara bereaksi
yang gunakan dalam penelitian diambil dari dengan membran sel dan menginaktivasi
salah satu daerah di kabupaten Tasikmalaya. enzim – enzim esensial. Selanjutnya senyawa
Rendemen ekstrak simplisia kulit buah tanin dapat membentuk komplek dengan
manggis (Garcinia mangostana L.) yang protein melalui interaksi hidrofobik sehingga
didapatkan yaitu sebesar 10,08%. Hasil dengan adanya ikatan hidrofobik akan terjadi
rendemen yang didapatkan ini diperoleh dari denaturasi dan akhirnya metabolisme sel
simplisia sebanyak 500g dan menjadi ekstrak terganggu (Prabu et al., 2006).
sebesar 50,40g.
Kadar Abu Total
Skrining Fitokimia Penetapan kadar abu total pada simplisia kulit
Skrining fitokimia merupakan suatu analisis buah manggis (Garcinia mangostana L)
untuk mengetahui senyawa metabolit dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
sekunder apa saja yang terdapat dalam kandungan mineral, internal dan eksternal
simplisia atau pun ekstrak dari suatu tanaman. yang berasal dari proses awal sampai
Hasil dapat dilihat pada Tabel 2. terbentuknya simplisia serbuk. Pada tahap
pengabuan ini, simplisia dipanaskan dalam
Tabel 2. Hasil skrining fitokimia suhu 800° C hingga senyawa organik dan
No Senyawa Ekstrak turunannya tereduksi dan menguap hingga
1 Flavonoid + yang tersisa adalah unsur mineral dan organik
2 Saponin + (Depkes RI). Hasil dari penetapan kadar abu
3 Steroid/terpenoid - total simplisia kulit buah manggis (Garcinia
4 Tanin +
Keterangan : (+) Terdeteksi, (-) Tidak Terdeteksi
mangostana L) didapatkan hasil rata – rata
yaitu sebesar 8,2%. Hasil ini menunjukan
Hasil skrining fitokimia ekstrak kulit manggis bahwa simplisia kulit buah manggis memenuhi
mempunyai beberapa kandungan metabolit persyaratan Farmakope Herbal yaitu <10%.
sekunder yang ditandai dengan hasil positif.
Dilihat dari hasil uji skrining ekstrak etanol kulit Kadar Abu Tidak Larut Asam
buah manggis Senyawa metabolit sekunder Penetapan kadar abu tidak larut asam pada
yang berpengaruh dalam pengobatan anti simplisia kulit buah manggis (Garcinia
hemoroid adalah senyawa tanin. Senyawa mangostana L.) dilakukan dengan tujuan
tanin merupakan senyawa metabolit sekunder untuk mengetahui simplisia dari kontaminasi
yang berasal dari tumbuhan yang terpisah dari bahan-bahan pengotor pada saat proses
protein dan enzim sitoplasma. Tanin pembuatan seperti pasir atau tanah (Depkes
merupakan himpunan polihidroksi fenol yang RI). Hasil dari penetapan kadar abu tidak larut
dapat dibedakan dari fenol – fenol lain karena asam simplisia kulit buah manggis (Garcinia
kemampuannya mengendapkan protein. mangostana L) didapatkan nilai rata - rata
Senyawa ini mempunyai aktivitas antioksidan yaitu sebesar 1,44%. Hasil ini menunjukan
dan menghambat pertumbuhan tumor. Tanin bahwa simplisia kulit buah manggis memenuhi
merupakan growth inhibitor, sehingga banyak persyaratan Farmakope Herbal yaitu <1,7%.
mikroorganisme yang dapat dihambat
pertumbuhannya oleh tanin. Tanin mempunyai Kadar Air
target pada polipeptida dinding sel (Mailoa et Penetapan kadar air pada simplisia kulit buah
al., 2014). Senyawa ini merupakan zat kimia manggis (Garcinia mangostana L) yaitu
yang terdapat dalam tanaman yang memiliki dilakukan menggunakan metode destilasi
kemampuan menghambat sintesis dinding sel azeotrop. Tujuan dari penetapan kadar air ini
bakteri dan sintesis protein sel kuman gram yaitu untuk memberikan batasan rentang
117
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154
tentang besaran kandungan air dalam aktif Ekstrak kulit manggis dapat memiliki hasil
simplisia (Depkes RI, 2020). Hasil penetapan yang sama yaitu sediaan dalam keadaan
kadar air dari simplisia kulit buah manggis homogen.
(Garcinia mangostana L) didapatkan nilai rata
- rata yaitu sebesar 6%, hasil ini menunjukan Tabel 4 Uji homogenitas
bahwa simplisia kulit buah manggis memenuhi Replikasi F1 F2 F3
persyaratan Farmakope Herbal edisi VI Tahun 1 Homogen Homogen Homogen
2020 yaitu <10%. Kadar air tidak lebih 10% tidak ada tidak ada tidak ada
tujuannya untuk menghambat pertumbuhan partikel partikel partikel
2 Homogen Homogen Homogen
jamur dari adanya media air dengan kadar air
tidak ada tidak ada tidak ada
yang lebih tinggi (Putranti, 2019). partikel partikel partikel
3 Homogen Homogen Homogen
Evaluasi Sediaan tidak ada tidak ada tidak ada
Organoleptis partikel partikel partikel
Uji Organoleptis bertujuan untuk mengamati
bentuk, warna dan bau dari sediaan Berdasarkan tabel pengamatan diatas
suppositoria ekstrak kulit manggis (Garcinia menunjukkan bahwa semua formula
mangostana L.). Suppositoria akan memiliki mempunyai susunan yang homogen. Hal ini
warna dan bau yang tentunya merupakan menunjukkan bahwa adanya pencampuran
hasil campuran antara basis, dan zat aktif tiap bahan pada masing - masing formula
yang digunakan untuk pembuatan sediaan telah tercampur baik, sehingga terlihat
suppositoria dengan pembeda pada homogen dan memiliki tekstur yang tidak
konsentrasi zat pada pembuatan sediaan kasar
suppositoria (Nuryanti et al., 2016).
Uji Titik Leleh
Tabel 3 Uji organoleptik Pengujian titik leleh ini bertujuan untuk
Formula Bentuk Warna Bau mengetahui titik leleh yang dinyatakan sebagai
F1 Peluru Coklat Khas Ekstrak suatu kisaran yang dapat menunjukkan
tua kulit manggis temperatur dimana sediaan suppositoria yang
F2 Peluru Coklat Khas Ekstrak dibuat mulai meleleh dan untuk temperatur
tua kulit manggis melelehnya seluruh dari sediaan suppositoria
F3 Peluru Coklat Khas Ekstrak yang dapat dibuat. Berikut ini adalah hasil uji
tua kulit manggis dari titik leleh sediaan suppositoria dari ekstrak
kulit manggis.
Pada Formula I, II, III memiliki bentuk, warna
dan bau yang sama hal ini dikarenakan
38 1
suppositoria berbentuk padat, warnanya coklat 0,577
tua dan berbau khas. Suppositoria sendiri 37 0,577
Suhu ° C
118
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154
Kg
rata 35,3° C. Jadi data diatas dapat
1
disimpulkan bahwa hasil rata – rata titik leleh
0,5
dari formula 1,2,3 sudah memenuhi syarat
0
karena tidak melebihi dari 37° C. Persyaratan
formula 1 formula 2 formula 3
uji titik leleh yaitu tidak lebih dari 37° C.
rata-rata Uji Kekerasan
Hipotesis yang diajukan berupa Ho yaitu tidak
Grafik 2 Uji kekerasan
ada pengaruh variasi konsentrasi PEG 400
dan PEG 4000 pada sediaan suppositoria
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa pada
ekstrak etanol kulit buah manggis dengan
formula I menghasilkan rata – rata dari uji
PEG sebagai pembawa terhadap uji titik leleh.
kekerasan 1,73 Kg. Pada formulasi II
Hasil yang diperoleh pada analisis anova uji
menghasilkan rata – rata 1,86 Kg, sedangkan
titik leleh yaitu F hitung > F tabel (0,6 > 5,14)
pada formulasi III menghasilkan rata – rata
Jadi Ho yang diajukan ditolak dan Ha diterima,
1,93 Kg. Dari ketiga formulasi diatas dapat
artinya terdapat tidak ada pengaruh variasi
disimpulkan bahwa yang paling baik adalah
konsentrasi PEG 400 dan PEG 4000 pada uji
formulasi III dengan rata – rata 1,93 Kg. Hal ini
titik leleh.
dapat menyebabkan semakin keras sediaan
suppositoria akan meminimalisir kerusakan
Uji Kekerasan
saat pengemasan dan pendistribusian.
Uji kekerasan ini bertujuan untuk memastikan
Sedangkan dari ketiga formulasi diatas dapat
pada masing – masing sediaan suppositoria
disimpulkan bahwa yang tidak baik itu
yang dibuat dapat dikemas dan meminimalisir
formulasi I dengan rata – rata 1,73 Kg. Hal ini
kerusakan saat pengemasan dan
dapat menyebabkan semakin lembek sediaan
pendistribusian. Dalam melakukan uji
suppositoria yang dibuat maka semakin jelek
kekerasan ini dapat dilakukan dengan
hasil yang didapatkan saat dilakukan uji sifat
menggunakan alat Hardness tester dengan
fisik. Hal ini sesuai dengan persyaratan uji
meletakan sediaan suppositoria yang sudah
kekerasan yang tidak kurang dari 1,8 Kg – 2,0
disediakan pada alat tersebut dan kemudian
Kg (Afikoh & Nurcahyo, 2017).
sediaan suppositoria mulai dihitung waktu dan
penambahan beratnya berapa lama kerasnya
Hipotesis yang diajukan berupa Ho yaitu tidak
sediaan suppositoria yang dapat dibuat
ada pengaruh variasi konsentrasi PEG 400
dengan konsentrasi yang berbeda pada
dan PEG 4000 pada sediaan suppositoria
sediaan tersebut. Ketika melakukan pengujian
ekstrak etanol kulit buah manggis dengan
selang 1 menit maka mulailah melakukan
PEG sebagai pembawa terhadap uji
penambahan berat sekitar 200 gram pada alat
kekerasan. Hasil yang diperoleh pada analisis
tersebut. Berikut ini hasil dari uji kekerasan
anova uji kekerasan yaitu F hitung > F tabel
pada sediaan suppositoria ekstrak kulit
(1,33 > 5,14) Jadi Ho yang diajukan ditolak
manggis.
dan Ha diterima, artinya terdapat tidak ada
pengaruh variasi konsentrasi PEG 400 dan
PEG 4000 pada uji kekerasan.
119
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154
komponennya yang mungkin dapat terkumpul diterima, artinya terdapat pengaruh variasi
di permukaan air (bahan lemak) atau konsentrasi PEG 400 dan PEG 4000 pada uji
tenggelam di dasar air ( bahan larut air), waktu leleh.
sediaan menjadi lunak dan di barengi dengan
perubahan bentuk, tampak terpisah sempurna Uji Keseragaman Bobot Jenis
komponennya, dan massanya tidak lagi
memiliki inti padatan yang membuatnya dapat 3,2 0,18
bertahan. 3,1 0,036 0,037
3
Gram
2,9
15 1,085 2,8
0,735 2,7
Menit
10 0,593 2,6
2,5
5 R1 R2 R3
rata-rata uji keseragaman bobot
0 Grafik 4 Uji keseragaman bobot F1
formula 1 formula 2 formula 3
rata-rata waktu leleh Uji keseragaman bobot jenis ini merupakan
indikator bahwa campuran massa yang telah
Grafik 3 Uji waktu leleh (Menit) tercampur homogen akan menghasilkan
sediaan suppositoria yang dibuat dengan
Suppositoria dapat hancur dalam jangka memiliki bobot dan kadar zat aktif yang
waktu tidak lebih dari 30 menit untuk seragam. Variasi bobot antara sediaan
suppositoria basis lemak dan untuk suppositoria dapat terjadi karena kurang
suppositoria yang basisnya larut air waktunya konsisten dalam proses pembuatannya.
tidak lebih dari 60 menit (Aryanti, 2003) Berikut ini adalah hasil dari uji keseragaman
Berikut ini data hasil dari uji waktu leleh pada bobot jenis sediaan suppositoria ekstrak kulit
sediaan suppositoria ekstrak kulit manggis. manggis.
Dari grafik diatas telah dijelaskan bahwa Suppositoria ditimbang satu persatu sebanyak
terdapat perbedaan pada tiap formula. 10 buah lalu dihitung bobot rata – ratanya.
Dengan nilai rata – rata pada waktu uji leleh Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada
dan tiap formulanya yaitu untuk formula I = formula I (replikasi I) dari kolom (A) dan kolom
7,52 menit, Formula II = 9,68 menit, formula III (B) memiliki keseragaman bobot rata – rata
= 13,18 menit. Suppositoria yang dibuat yaitu kolom (A) = 2,74 g – 3,03 g, kolom (B) =
memiliki waktu yang leleh yang berbeda 2,604 g – 3,193 g, (replikasi II) memiliki
dikarenakan penggunaan variasi PEG 400 dan keseragaman bobot rata – rata yaitu untuk
PEG 4000 yang berbeda, dari semua kolom (A) = 2,853 g – 3,154 g, kolom (B) =
formulasi yang didapatkan hasilnya adalah 2,703 g – 3,304 g, (replikasi III) memiliki
kurang dari 60 menit. Semakin cepat keseragaman bobot rata – rata yaitu kolom (A)
suppositoria meleleh semakin cepat pula = 2,827 g – 3,124 g, kolom (B) = 2,678 g –
memberikan efek terapinya. 3,273 g.
120
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154
3,2 0,102
0,054 DAFTAR PUSTAKA
0,053
3,1
Afikoh, N., & Nurcahyo, H. (2017). Pengaruh
Gram
https://doi.org/10.1016/j.jsps.2016.09.004
2,9 Depkes RI. (1995a). Farmakope Indonesia
2,85 edisi IV. In Departemen Kesehatan
2,8 Republik Indonesia.
R1 R2 R3
rata-rata uji keseragaman bobot Depkes RI. (1995b). Materia Medika Indonesia
Grafik 6 Uji keseragaman bobot F3 Jilid VI (Edisi VI). Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Pada formula III (replikasi I) memiliki Depkes RI. (2017). Farmakope Indonesia
keseragaman bobot rata- rata yaitu kolom (A) Herbal Indonesia Edisi II. Departemen
= 2,815 g – 3,111 g, kolom (B) = 2,667 g – Kesehatan Republik Indonesia.
3,259 g, (replikasi II) memiliki keseragaman Depkes RI. (2020). Farmakope Indonesia
bobot rata – rata yaitu kolom (A) = 2,811 g – Herbal edisi VI. Departemen Kesehatan
3,105 g, kolom (B) = 2,663 g – 3,253 g, Republik Indonesia.
(replikasi III) memiliki keseragaman bobot rata Dungir, S. G., Katja, D. G., & Kamu, V. S.
– rata yaitu kolom (A) = 2,797 g – 3,091 g, (2012). Aktivitas Antioksidan Ekstrak
kolom (B) = 2,65 g – 3,238 g Fenolik dari Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana L.). Jurnal MIPA,
KESIMPULAN 1(1), 11.
Berdasarkan hasil penelitian dapat https://doi.org/10.35799/jm.1.1.2012.424
disimpulkan bahwa perbedaan konsentrasi Mailoa, M. N., Mahendradatta, M., Laga, A., &
PEG 400 dan PEG 4000 ada pengaruh Djide, N. (2014). Antimicrobial Activities
terhadap sifat uji fisik sediaan suppositoria Of Tannins Extract From Guava Leaves (
ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia Psidium Guajava L ) On Pathogens
mangostana L) Dari ketiga formulasi yang Microbial. 3(1).
mempunyai uji sifat fisik yang paling baik yaitu Mukhriani, M., Rusdi, M., Arsul, M. I.,
pada formula 1 Sugiarna, R., & Farhan, N. (2019). Kadar
121
Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Volume 2, Tahun 2022
Hasil Penelitian Program Studi S1 Farmasi p-ISSN : 2964-6154
122