You are on page 1of 9

Suryanto : Uji komposisi …

PENGARUH LEMON KALAMANSI (Citrus microcarpa) TERHADAP


KOMPOSISI KIMIA DAN FITOKIMIA ANTIOKSIDAN
DARI TEPUNG PISANG GOROHO (Musa spp.)

Edi Suryanto1, Lidya Irma Momuat1, Mercy Taroreh2 dan Frenly Wehantouw3
1
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian
Universitas Sam Ratulangi Manado
3
Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sam Ratulangi Manado
Diterima 29-02-2011; Diterima setelah direvisi 01-03-2011; Disetujui 09-03-2011

ABSTRACT

Suryanto et al., 2011. Effect of callamansi citrus (Citrus microcarpa ) on chemical composition and antioxidant
phytochemical of Goroho (Musa spp.) banana flour.

The objective of this research was to study chemical composition and measured antioxidant activity of goroho
banana flour which immersed with callamansi. The goroho banana was soaked with water, callamansi and
sodium methabisulfit for 60 minute. Furthermore, each flour were analyzed its phytochemical such as,
proximate analysis, total phenolic content, flavonoid, condensed tannin, carotenoid, ascorbic acid, total
antioxidant using titration and spectrophotometer method. The results showed that callamansi addition of 1%
was the best treatment for banana flour. The product had content of moisture, ash, fat, protein, fiber and
carbohydrate were 4.29 ± 0.01; 3.74 ± 0.02; 3.03 ± 2,04; 1.47 ± 0.57; 4.75 ± 0.57 and 85.70 ± 0.59,
respectively. The banana flour soaked with callamansi for 60 minute had phenolic, flavonoid, condensed tannin
total content were 55.82 ± 0,01; 6.27 ± 0.08 and 36.50 ± 0.24 mg/kg, respectively. Whereas ascorbic acid and
carotenoid total content of goroho banana flour were 51.92 ± 3.73 and 6.36 ± 1.13 mg /kg sample, respectively.
Total antioxidant of banana flour extract soaked with callamansi shows high activity compared without soaked
and soaked with sodium methabisulfit for 60 minute. The results showed that banana flour immersed with
calamansi extract and sodium metabisulfit possess different proximate composition (p<0.05). Banana immersed
with calamansi extract appears to increase phenolic, flavonoid, condensed tannin, ascorbic acid content as well
as the capacity antioxidant of banana four.

Keywords : goroho banana, proximate, flour, callamansi, antioxidant phytochemical

PENDAHULUAN
Pisang geroho merupakan salah satu jenis mudah mengalami pencoklatan setelah dikupas karena
pisang olahan (Musa paradisiaca forma typica) mengandung enzim polifenolase sehingga dalam
varietas lokal yang belum banyak dikenal masyarakat pembuatan tepung pisang sering dilakukan
diluar Sulawesi. Bila melihat keunikan buahnya yang perendaman buah pisang tua dalam larutan asam sitrat,
dimiliki dan bioaktivitasnya, bukan mustahil pisang ini vitamin C dan natrium metabisulfit. Natrium
dapat menjadi salah satu buah yang berpotensi untuk metabisulfit merupakan bahan kimia yang sering
diversifikasi pangan, makanan fungsional dan merebut digunakan untuk mencegah terjadi reaksi pencoklatan
peluang pasar ekspor. Masyarakat di Sulawesi Utara karena natrium metabisulfit merupakan inhibitor yang
biasa mengkonsumsi pisang ini setelah direbus dan kuat untuk mencegah terjadinya reaksi pencoklatan
dimakan bersama-sama dengan ikan bakar dan sayur, baik enzimatis maupun non enzimatis dalam berbagai
hal ini dikarenakan jenis pisang ini berasa tawar atau bahan pangan. Namun demikian, ketiga bahan tersebut
tidak manis ketika dikonsumsi. Selain itu, berdasarkan tidak mampu meningkatan kandungan fitokimia yang
pengamatan di masyarakat Minahasa, pisang goroho bermanfaat bagi kesehatan. Selain itu, natrium
dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita penyakit metabisulfit dilaporkan bisa menyebabkan reaksi alergi
diabetes militus. pada orang yang sensitif sulfit, termasuk reaksi
Pengolahan pisang menjadi tepung pisang respiratori dalam asthmatics, anaphylaxis dan reaksi
telah banyak dilakukan, diantaranya tepung pisang alergi lainnya pada individu yang sensitif (MSDS,
kapok, nangka, pisang uli, tanduk dan lain-lain 2005).
(Rahmawati et al., 2003). Pada umunya buah pisang

Korespondensi dialamatkan kepada yang bersangkutan : 11


1
Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado.
Phone : -, E-mail : -
Chem. Prog. Vol. 4, No.1. Mei2011

Masalah tersebut menunjukkan perlunya cara kontrol selama 60 menit. Pada akhir perendaman,
untuk mencari alternatif lain dalam pembuatan tepung potongan pisang goroho ditiris untuk menghilangkan
pisang yang bermutu dan fungsional bagi manusia. airnya. Setelah air rendaman tidak menetes lagi,
Cara yang dapat digunakan adalah mencari bahan alam potongan pisang dikeringkan dalam oven pada suhu 65
o
yang edible yang bisa berperan sebagai pencegahan C selama 9 jam. Potongan pisang yang telah kering
pencoklatan dan sekaligus bisa berperan sebagai digiling dengan alat pengiling sampai didapatkan
antioksidan. Lemon kalamansi (Citrus microcarpa ) ukuran partikel 65 mesh. Selanjutnya disimpan dalam
adalah salah satu anggota genus jeruk-jerukan kantong-kantong plastik sebelum digunakan pada 5oC.
(Rutaceae) yang banyak tumbuh di Sulawesi Utara.
Kalamansi memiliki nilai ekonomis yang penting Ekstraksi tepung Pisang Goroho
karena kaya akan fitokimia seperti vitamin C dan
Sebanyak satu gram tepung pisang goroho
fenolik sehingga mampu menghambat reaksi
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang dilapisi
pencoklatan dan bisa meningkat fitokimia antioksidan
aluminium foil untuk menghindari cahaya, kemudian
tepung pisang yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan
diekstraksi selama 24 jam dengan 5 mL pelarut etanol
untuk mempelajari komposisi kimia, kandungan
80%, selanjutnya disentrifugasi (3000 rpm) selama 10
fitokimia dan mengukur kapasitas antioksidan dari
menit. Supernatannya ditepatkan kembali menjadi 5
tepung pisang goroho yang direndam dengan lemon
mL dengan etanol 80% sehingga diperoleh ekstrak
kalamansi.
tepung pisang goroho. Selanjutnya ekstrak disimpan
pada suhu 5 oC untuk persiapan analisis dan pengujian
aktivitas
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat Analisa Proksimat, Kandungan Fenolik dan
Kapasitas Antioksidan Tepung Pisang Goroho
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah lemon kalamansi dan buah pisang goroho Analisa proksimat meliputi kadar air, kadar
merah (Musa spp). Beberapa bahan kimia yang abu, kadar lemak, serat, karbohidrat dan gula total
digunakan dalam penelitian berkualifikasi pro analisis dilakukan menurut AOAC (1984). Kandungan fenolik
yaitu etanol, natrium asetat anhidrat, natrium karbonat, ditentukan dengan metode Jeong et al. (2005).
besi (III) klorida, besi (II) sulfat, asam asetat, reagen Kandungan flavonoid menggunakan metode Meda et
Folin-Ciocalteu, asam askorbat diperoleh dari Merck al. (2005). Kandungan tanin terkondensasi ditentukan
(Darmstadt, Germany). 2,4,6-tri(pyrydyl)-s-triazine menurut metode Julkunen-Tinto (1985). Kandungan
(TPTZ), katekin dan 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil vitamin C ditentukan dengan metode Jacobs (1987).
(DPPH) diperoleh dari Sigma Chemical Co. (St. Lois, Kandungan total karotenoid diukur dengan metode
MO). Asam galat dan kuersetin diperoleh dari Aldrich Gross (1991). Kapasitas antioksidan ditentukan
Chemical Co. (Milwaukee, Wisconsin). Alat yang menurut Halvorsen et al. (2002).
digunakan adalah water bath, dan mikropipet, vortex
mixer, timbangan analitik, oven, alat-alat gelas, Analisis Data
evaporator, spektrofotometer UV-Vis (Milton Roy Data yang diperoleh dianalisis secara statistika
501). untuk mendapatkan hubungan antar variabel yang
diteliti. Hasil pengolahan data akan ditabulasikan ke
Pengambilan Sampel dalam bentuk tabel dan grafik sehingga hasilnya dapat
Bahan yang digunakan kalamansi dengan diuraikan dengan mudah. Analisis besarnya hubungan
umur panen ± 90 hari yang diperoleh dari pasar lokal, antar perlakuan menggunakan regresi. Analisis
dan bahan baku untuk tepung pisang adalah buah perbedaan menggunakan program statistika SPSS ver
pisang goroho merah dengan umur panen ± 90 hari 17. Beda nyata antar perlakuan diuji menggunakan
sejak tanaman mengeluarkan bunga. Pisang diperoleh ANOVA (Analysis of variance) dengan p<0,05. Jika
dari perkebunan rakyat di Kabupaten Minahasa, terdapat beda nyata antar perlakuan, data diuji
Sulawesi Utara. menggunakan Duncan’s multiple range test (DMRT).

Pembuatan Tepung Pisang Goroho


Buah pisang goroho dikupas dari kulitnya,
kemudian dipotong-potong dengan ketebalan 2 mm,
selanjutnya pisang direndam dalam larutan kalamansi
(1%), natrium metabisulfit (0,1%) dan akuades sebagai

12
Suryanto : Uji komposisi …

HASIL DAN PEMBAHASAN sebesar 2,18%. Hasil penelitian ini lebih rendah
dibandingkan kadar abu tepung pisang hijau sebesar
Analisis Proksimat Tepung Pisang Goroho 3,40% (Kasiyu et al., 1981). Dari tabel 1 di atas yang
Buah pisang goroho yang digunakan untuk menarik untuk dicatat bahwa kadar total gula tepung
bahan sampel dalam penelitian ini adalah buah segar pisang goroho cukup rendah dibandingkan umumnya
yang sudah tua dengan kadar air, yaitu 90,18%. pisang olahan yang dijadikan tepung. Selanjutnya,
Selanjutnya dikeringkan pada suhu 65 oC selama 9 hasil penelitian Kasiyu et al. (1981) menyatakan
jam. Setelah dikeringkan, digiling dan diayak bahwa kadar total gula (glukosa, fruktosa dan sukrosa)
menghasilkan tepung pisang yang berukuran 65 mesh. tepung pisang hijau sebesar 3,0% sedangkan gula total
Analisis proksimat yang dilakukan meliputi kadar air, pisang goroho adalah 1,97%. Kadar lemak tepung
abu, protein, lemak, karbohidrat serat kasar dan gula pisang goroho (0,35%) yang ditemukan dalam
total. Hasil analisis disajikan pada Tabel 1. penelitian ini berbeda dengan pisang hijau yaitu
sebesar 0,2% (Kasiyu et al., 1981)
Tabel 1. Komposisi proksimat tepung pisang goroho
Pengaruh Perendaman Lemon Kalamansi
Komponen Kadar (%)
Terhadap Komposisi Proksimat Tepung Pisang
Air 3,49 ± 0,01 Goroho
Abu 2,18 ± 0,03
Protein 3,0 ± 0,08 Rendemen
Lemak 0,35 ± 0,05
Serat 1,22 ± 0,11 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Karbohidrat (by different) 89,76 ± 0,29 rendemen tepung pisang goroho dari ketiga jenis bahan
perendam selama 60 menit. Rendemen tertinggi
Total gula 1,97 ± 0,01
diperoleh dari tepung pisang metabisulfit (TPMBS)
Data dinyatakan dalam rata-rata dan standar deviasi (SD) yaitu sebesar 36,16 ± 0,78% diikuti tepung pisang
dari dua ulangan lemon kalamasi (TPLK) sebesar 35,80 ± 1,80% dengan
waktu perendaman 60 menit sedangkan terendah
Hasil analisis kadar air tepung pisang goroho terdapat pada kontrol sebesar 28,53 ± 1,80%. Dari data
(3,39%) lebih rendah dari tepung pisang kapok, ini memperlihatkan bahwa rendemen TPLK dan
nangka, ambon, raja, lampung dan siam yang memiliki TPMBS dengan lama perendaman 60 menit tidak
kadar rata-rata kadar air adalah 6,70%. Analisis kadar menunjukkan perbedaan yang signifikan (p>0,05).
karbohidrat (by different) menunjukkan bahwa tepung Dari hasil ini dapat dilihat bahwa bahan perendaman
pisang goroho memiliki kandungan karbohidrat natrium metabisulfit dan lemon kalamansi yang
sebesar 89,76%. Hasil penelitian ini lebih tinggi jika digunakan menunjukkan peningkatan rendemen
dibandingkan umumnya kadar karbohidrat yang dibandingkan control (akuades) dengan lama waktu
terdapat dalam beberapa jenis pisang olahan seperti perendaman 60 menit.
kapok dan nangka (70.10-78,88%) (Prabawati et al.,
2008). Kadar abu tepung pisang goroho diperoleh
kontrol, TPLK dan TPMBS berturut-turut adalah 5,85
± 0,01; 4,29 ± 0,01 dan 5,82 ± 0,07%. Menurut Badan
Kadar air
Standarisasi Nasional Indonesia (BSNI: 01-3841-
Perendaman buah pisang goroho segar 1995), kadar air tepung pisang dibagi 2 jenis tipe yaitu
dilakukan dengan lemon kalamansi dan natrium tipe A memiliki kadar air maksimum 5% sedang jenis
metabisulfit selama 60 menit. Selama perendaman tipe B maksimum 12%. Dari semua sampel uji, kadar
akan terjadi difusi air perasan lemon kalamansi dan air TPLK telah memenuhi syarat mutu jenis tepung
larutan natrium metabisulfit ke dalam bahan sehingga pisang A dan B, sedangkan kontrol TPMBS termasuk
akan melarutkan molekul yang larut dalam air. Buah jenis tipe B. Dengan demikian, rendahnya kadar iar
pisang goroho yang digunakan untuk bahan sampel tepung pisang goroho akan memperpanjang umur
dalam eksperimen ini adalah buah segar yang sudah simpannya. Suyitno et al. (1989) menyatakan bahwa
tua dengan kadar air, yaitu 90,18%. Setelah daya simpan bahan lebih lama jika kadar air bahan
dikeringkan, digiling dan diayak, TPLK menghasilkan relatif rendah karena dapat menghambat kerusakan
tepung pisang yang mempunyai kadar air paling enzim maupun mikroorganisme. Selain itu,
rendah diikuti dengan TPMBS dan kontrol, akan tetapi penanganan bahan dan distribusinya akan lebih mudah
TPMBS dan kontrol tidak signifikan berbeda (p>0,05). karena beratnya yang lebih ringan dan bentuknya lebih
Hasil pengujian kadar air tepung pisang goroho ringkas.
disajikan dalam Tabel 2. Hasil analisis kadar air untuk

13
Chem. Prog. Vol. 4, No.1. Mei2011

Kadar abu al., 1981). Sebaliknya, perlakuan dengan perendaman


lemon kalamansi dan natrium metabisulfit selama 60
Abu merupakan kandungan total terhadap
menit menunjukkan kadar protein yang rendah, yaitu
mineral yang ada pada bahan pangan. Mineral dalam
sebesar 1,47 ± 0,57 dan 1,40 ± 0,23%. Hal ini
abu berupa logam sulfat, fosfat, nitrat dan klorida.
disebabkan protein yang terdapat dalam tepung pisang
Hasil analisis terhadap kadar abu tepung pisang goroho
goroho mampu bereaksi dengan lemon kalamansi yang
diperoleh bahwa faktor lemon kalamansi dan natrium
mempunyai pH 3 atau adanya reaksi antara natrium
matabisulfit pada suhu 65 oC berpengaruh nyata
metabisulfit dengan protein sehingga terjadinya
terhadap kadar abu (p<0,05). Data hasil pengamatan
degradasi pada protein dalam tepung pisang goroho.
disajikan pada Tabel 2. Dari Tabel 2 terlihat bahwa
Sebaliknya, kadar protein kontrol (perendaman dengan
dengan lama perendaman lemon kalamansi dan
air) menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0,05).
natrium metabisulfit semakin meningkatkan kadar abu
Hal ini disebabkan perendaman dengan air tidak
dalam tepung pisang goroho. Hal ini disebabkan
mengalami degradasi sehingga kadar protein selama 60
semakin lama waktu perendaman yang digunakan
menit tidak memperlihatkan perubahan yang berarti.
dapat menyebabkan adanya berbagai komponen abu
mengalami dekomposisi sehingga akan berpengaruh
Kadar lemak
terhadap banyaknya abu yang diperoleh. Selain itu,
kandungan unsur mineral lemon kalamansi yang dapat Hasil analisis kadar lemak tepung pisang yang
diserap oleh pisang goroho juga lebih banyak direndam dengan lemon kalamansi dan natrium
dibandingkan kontrol (p<0,05). metabisulfit dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil penelitian
menunjukkan perlakuan kontrol dan TPMBS memiliki
Kadar protein kadar lemak yang berbeda secara signifikan selama
perendaman 60 menit (p<0,05). Dibandingkan dengan
Hasil analisis kadar protein tepung pisang yang
kontrol dan TPMBS perlakuan TPLK memiliki
direndam dengan lemon kalamansi dan natrium
kandungan lemak yang lebih tinggi berkisar antara
metabisulfit dapat dilihat pada Tabel 2. Perlakuan
3,03%. Hal ini mungkin disebabkan adanya
perendaman lemon kalamansi dan natrium metabisulfit
komponen-komponen minyak atsiri (seperti limonen)
dalam penelitian ini dapat menurunkan kandungan
yang terdapat pada lemon kalamansi yang ikut larut
protein tepung pisang goroho. Hasil penelitian ini
dalam pelarut lemak sehingga dapat memberi
menunjukkan bahwa perlakuan tanpa perendaman
kontribusi pada pengukuran kadar lemak. Hasil
lemon kalamansi dan natrium metabisulfit memiliki
penelitian ini menunjukkan perbedaan pada kadar
kandungan protein yang tinggi yaitu 3,09 ± 0,04%.
lemak tepung pisang goroho tanpa adaya perlakuan
Hasil penelitian ini sedikit lebih rendah bila
yaitu sebesar 0,35% (Tabel 1).
dibandingkan dengan tepung pisang mentah yang
kandungan proteinnya sebesar 3,8 ± 0,0% (Kasiyu et

Tabel 2. Komposisi proksimat tepung pisang goroho yang direndam dengan lemon kalamansi, natrium
metabisulfit dan akuades
Komposisi
Jenis bahan Air Abu Lemak Protein Serat Karbohidrat
perendaman (%) (%) (%) (%) (%) (%)
TPLK 4,29 ± 0,01a 3,74 ± 0,02c 3,03 ± 2,04f 1,47 ± 0,57i 4,75 ± 0,57k 85,70 ± 0,59m
TPMBS 5,82 ± 0,07b 4,46 ± 0,30d 0,70 ± 0,56g 1,40 ± 0,23i 4,62 ± 0,01k 83,69 ± 0,32n
Kontrol 5,85 ± 0,01b 1,49 ± 0,01e 1,09 ± 0,75h 3,09 ± 0,04j 9,55 ± 0,01l 80,65 ± 0,08o
Data dinyatakan dalam rata-rata dan standar deviasi (SD) dari dua ulangan. Data dengan superscript huruf yang sama dalam
satu kolom berarti tidak berbeda nyata (p<0,05). (TPLK: tepung pisang dengan lemon kalamansi; TPMBS: tepung pisang
dengan natrium metabisulfit; kontrol: tepung pisang dengan akuades).

Kadar serat kasar tubuh manusia. Serat pangan memiliki peran yang
cukup penting, oleh karena itu serangkaian penelitian
Serat bahan pangan adalah senyawa yang
dilakukan untuk menganalisis kadar serat tepung
sebagian besar bersifat tidak larut dalam air dan tidak
pisang goroho yang direndam dengan lemon
dapat dicerna oleh tubuh manusia, tetapi memiliki sifat
kalamansi. Hasil analisis serat kasar tepung pisang
positif bisa membantu proses metabolisme dalam
goroho yang diperlakukan dengan lemon kalamansi

14
Suryanto : Pengaruh lemon …

dan natrium metabisulfit disajikan dalam Tabel 2. Kandungan Fitokimia Tepung Pisang Goroho
Hasil analisis kimia, pengaruh perendaman lemon
kalamansi dan natrium metabisulfit terhadap serat Kandungan total fenolik
kasar tepung pisang goroho tidak menunjukkan
Skrening kandungan fitokimia dalam
perbedaan nyata (p<0,05). Akan tetapi berbeda dengan
penelitian ini ditentukan berdasarkan kandungan
perendaman akuades (kontrol). Hasil analisis kadar
fenolik dalam lemon kalamansi (1%) dan natrium
serat berturut-turut adalah 9,55 ± 0,01; 4,75 ± 0,57 dan
metabisulfit (0,1%) disajikan dalam Tabel 3. Dari
4,62 ± 0,01%.
sampel yang diuji, perendaman dengan lemon
kalamansi memiliki kandungan fenolik yang
Kadar karbohidrat (by different)
signifikan. Hasil ini mengindikasikan bahwa lemon
Hasil analisis karbohidrat tepung pisang yang kalamansi yang diuji kaya dalam fitokimia fenolik.
direndam dengan akuades (kontrol), lemon kalamansi Dari data secara kuantitatif menunjukkan bahwa
(TPLK) dan natrium metabisulfit (TPMBS) disajikan kandungan total fenolik pada lemon kalamansi
pada Tabel 2. Dari data ini diperoleh bahwa kadar kelihatan sangat berbeda TPMBS dan kontrol selama
karbohidrat kontrol semakin menurun dibandingkan perendaman 60 menit. Dari Tabel 3 menunjukkan
perendaman dengan lemon kalamansi dan natrium bahwa TPLK lebih tinggi kandungan total fenolik
metabisulfit selama perendaman 60 menit (p<0,05). daripada TPMBS dan kontrol (p<0,05). Ini
Hal ini akibat adanya reaksi antara pati tepung pisang mengindikasikan bahwa efek perendaman dengan
dengan lemon kalamansi dan natrium metabisulfit. lemon kalamansi dapat meningkatkan kandungan
Dengan kata lain lemon kalamansi dan natrium fenolik seperti flavonoid dan polifenol. Lemon
metabisulfit berfungsi membantu ekstraksi pati dari kalamansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jaringan, sehingga semakin lama perlakuan lemon yang sudah layak dipanen. Dari data tersebut
perendaman dengan natrium metabisulfit akan dapat disimpulkan bahwa ekstrak lemon kalamansi
menurunkan kandungan karbohidrat produk akhir. memiliki waktu yang optimal untuk peningkatan
Disamping itu, total karbohidrat berdasarkan kandungan total fenolik tepung pisang goroho selama
karbohidrat by different sangat dipengaruhi oleh kadar 60 menit dibandingkan kontrol dan larutan natrium
abu, serat, protein dan lemak, sehingga dengan metabisulfit (p<0,05). Hasil kandungan fenolik TPLK,
meningkatnya zat gizi tersebut dapat menurunkan TPMBS dan konrol terturut-turut adalah 55,82 ± 0,01;
kadar total karbohidrat. 44,39 ± 1,01 dan 28,88 ± 0,43. Menurut Shahidi dan
Naczk (1995) senyawa fenolik dalam tumbuhan
mampu berperan sebagai antioksidan alami dalam
menghambat radikal bebas.

Tabel 3. Kandungan fenolik, flavonoid, tannin terkondensasi, asam askorbat, karotenoid dari tepung pisang
goroho
Komposisi
Jenis bahan
perendaman Fenolik Flavonoid Tanin terkondensasi Asam askorbat Karotenoid
(mg/kg) (mg/kg) (mg/kg) (mg/kg) (mg/kg)
TPLK 55,82 ± 0,01a 6,27 ± 0,08d 36,50 ± 0,24g 51,92 ± 3,73i 6,36 ± 1,13l
TPMBS 44,39 ± 1,01b 7,26 ± 0,05e 36,72 ± 0,24g 41,36 ± 1,24j 11,46 ± 0,1m
Kontrol 28,88 ± 0,43c 5,12 ± 0,08f 40 ± 0,31h 36,96 ± 2,49k 7,06 ± 0,25n

Data dinyatakan dalam rata-rata dan standar deviasi (SD) dari dua ulangan. Data dengan superscript huruf yang sama dalam
satu kolom berarti tidak berbeda nyata (p<0,05). (TPLK: tepung pisang dengan lemon kalamansi; TPMBS: tepung pisang
dengan natrium metabisulfit; kontrol: tepung pisang dengan akuades).

Kandungan total flavonoid direndam dalam lemon kalamansi. Penentuan


kandungan total flavonoid dinyatakan sebagai
Analisis kandungan total flavonoid dilakukan
kuersetin mg/kg. Hasil penentuan kandungan total
untuk mengetahui seberapa besar kandungan flavonoid
flavonoid dapat dilihat pada Tabel 3. Dari hasil yang
yang terdapat pada ekstrak tepung pisang yang

15
Chem. Prog. Vol. 4, No.1. Mei 2011

diuji, dapat dilihat bahwa perendaman dengan lemon karena itu, tanin mempunyai potensi sebagai penangkal
kalamansi memiliki kandungan flavonoid, hal ini radikal bebas yang penting. Tanin dapat
terbukti dengan adanya perubahan warna menjadi diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok utama, yaitu :
kuning setelah ditambahkan dengan aluminium tanin yang dapat dihidrolisis (tanin terhidrolisis) dan
klorida. Berbeda dengan hasil dari fenolik, dimana tanin terkondensasi. Pada reaksi dengan asam atau
hasil kandungan total flavonoid tertinggi ditemukan enzim, tanin terhidrolisis pecah menjadi senyawa-
pada TPMBS diikuti TPLK dan kontrol. Hasil senyawa yang lebih sederhana, sementara tanin
kandungan total flavonoid TPMBS. TPLK dan control terkondensasi menghasilkan kompleks produk yang
berturut-turut adalah 7,26 ± 0,05; 6,27 ± 0,08 dan 5,12 tidak larut air. Tanin terhidrolisis dapat dibagi lagi
± 0,08. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menjadi gallotanin dan ellagitanin. Gallotanin pada
semua sampel pisang goroho memiliki senyawa hidrolisis menghasilkan gula dan asam galat,
flavonoid, baik yang direndam dengan lemon sedangkan hidrolisis elagitanin menghasilkan gula,
kalamansi, natrium metabisulfit maupun dengan asam galat dan asam elagat. Sedangkan tanin
akuades. Hal ini disebabkan adanya kontribusi terkondensasi merupakan polimer kompleks, yang
komponen flavonoid dalam lemon kalamansi yang mana bangunannya berupa katekin dan flavonoid, yang
berdifusi ke dalam pisang goroho selama perendaman teresterkan dengan asam galat (Shahidi, 1997).
sehingga peningkatan kandungan total flavonoid.
Sebaliknya untuk TPMBS diduga larutan natrium
metabisulfit bisa memecahkan ikatan glikosida Kandungan asam askorbat
flavonoid sehingga memberikan kontribusi pada Dari sampel yang diuji, perendaman dengan
peningkatan kandungan flavonoid tepung pisang lemon kalamansi memiliki kandungan asam askorbat
goroho dibandingkan dengan kontrol dan lemon yang signifikan. Hasil ini mengindikasikan bahwa
kalamansi. Menurut Prior dan Cao (2000), senyawa lemon kalamansi yang diuji kaya dalam asam askorbat.
flavonoid yang dapat ditemukan dalam buah-buahan Dari data secara kuantitatif menunjukkan bahwa
dan sayuran merupakan senyawa yang dapat kandungan asam askorbat pada lemon kalamansi
mendonorkan protonnya sehingga memiliki peran kelihatan sangat berbeda sejalan dengan lamanya
sebagai aktivitas penangkal radikal bebas. Oleh karena perendaman yang digunakan. Hasil pengujian
itu, senyawa flavonoid juga termasuk senyawa fenolik kandungan asam askorbat dalam sampel tersebut dapat
alam yang memiliki potensial sebagai fitokimia dilihat pada Tabel 3. Dari penelitian yang telah
antioksidan. dilakukan, perendaman dengan lemon kalamansi
memiliki kandungan asam askorbat yang tertinggi
Kandungan tanin terkondensasi dibandingkan dengan TPMBS dan kontrol (p<0,05).
Hasil ini mengindikasikan lemon kalamansi yang diuji
Hasil penentuan tanin terkondensasi terhadap
kaya fitokimia asam askorbat. Dari lamanya waktu
tepung pisang goroho yang direndam dalam akuades,
perendaman yang dipilih paling tinggi asam askorbat.
lemon kalamansi dan natrium metabisulfit dapat dilihat
Kandungan asam askorbat TPLK, TPMBS dan kontrol
pada Tabel 3. Dari hasil sampel yang diuji, efek
berturut-turut adalah 51,92 ± 3,73; 41,36 ± 1,24 dan
perendaman lemon kalamansi dan natrium metabisulfit
36,96 ± 2,49 mg/kg Dari data secara kuantitatif
menghasilkan kandungan total tanin terkondensasi
yang tidak signifikan (p>0,05). Sebaliknya control menunjukkan bahwa kandungan asam askorbat pada
lemon kalamansi bisa berdifusi ke dalam buah pisang
menunjukkan kandungan tanin terkondensasi yang
goroho sehingga meningkatkan kandungan asam
tertinggi dibandingkan dengan kandungan tannin
askorbat tepung pisang goroho.
terkondensasi pada TPLK dan TPMBS. Hasil
kandungan total tanin terkondensasi kontrol, TPMBS.
TPLK berturut-turut adalah 40 ± 0,31; 36,72 ± 0,24 Kandungan total karotenoid
dan 36,50 ± 0,24. Penelitian ini menarik dicatat bahwa Hasil pengujian kandungan total karotenoid
kontrol memiliki kandungan tanin terkondensasi yang dari sampel ekstrak pisang goroho yang direndam
tertinggi. Hasil ini mengindikasikan bahwa lemon dalam lemon kalamansi dapat dilihat pada tabel 3.
kalamansi dan natrium metabisulfit bisa bereaksi Kandungan total karotenoid dinyatakan sebagai
dengan tannin yang terdapat pada buah pisang goroho ekuivalen β-karoten. Dari data yang diperoleh
sehingga mendegradasi kandungan tannin dalam buah menunjukkan bahwa kandungan total karotenoid
pisang goroho segar sewaktu proses perendaman. tertinggi terdapat pada TPMBS diikuti dengan kontrol
Penelitian terhadap tanin telah dilaporkan bahwa tanin dan TPLK (p<0.05). Tingginya kandungan karotenoid
15-30 kali lebih efektif sebagai penangkap radikal pada TPMBS diperkirakan karena adanya interverensi
peroksil daripada senyawa fenolik sederhana. Oleh warna kuning yang terdapat pada tepung pisang

16
Suryanto : Pengaruh lemon …

goroho. Tepung pisang mengandung riboflavin, Perbandingan kandungan total antioksidan dalam
dimana riboflavin ini berwarna kuning dan bisa larut berbagai jenis perendaman didasarkan pada rata-rata
dalam pelarut semi polar. Selain itu, diduga juga keseluruhan perlakuan. Pada penelitian ini
bahwa perendaman dengan natrium metabisulfit bisa menunjukkan bahwa tepung pisang yang direndam
mempermudah ekstraksi karotenoid dengan pelarut dengan lemon kalamansi (TPLK) memiliki kandungan
petroleum eter sehingga meningkatkan kandungan total antioksidan yang secara nyata lebih tinggi
karotenoid tepung pisang goroho. daripada larutan natrium metabisulfit (p<0,05). Total
antioksidan yang tinggi pada TPLK menunjukkan lebih
banyaknya kandungan senyawa yang dapat mereduksi
Total antioksidan tepung pisang goroho ion Fe3+ menjadi Fe2+ daripada TPMBS dan kontrol.
Penentuan kandungan total antioksidan dari Senyawa pereduksi atau reduktor yang terdapat dalam
tepung pisang pada penelitian ini dilakukan dengan uji tepung pisang yang direndam lemon kalamansi
ferric reducing ability plasma (FRAP). Metode FRAP tergolongkan dalam antioksidan alami. TPLK
dapat menentukan kandungan total antioksidan dari menunjukkan kandungan total antioksidan yang paling
suatu bahan bio ekstrak berdasarkan kemampuan tinggi daripada TPMBS dan kontrol. Hal ini mungkin
senyawa tersebut untuk mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+. disebabkan kehadiran senyawa fenolik dalam tepung
Intensitas warna biru dari kompleks TPTZ-Fe2+ yang pisang dan lemon kalamansi yang cara sinergis dapat
merupakan dasar penentuan total antioksidan dalam meningkatkan aktivitas antioksidan dan mampu
metode FRAP memiliki absorbansi maksimum pada berperan sebagai donor elektron yang selanjutnya
panjang gelombang 596 nm. Kandungan total mengakhiri reaksi rantai radikal dengan mengubah
antioksidan tepung pisang dengan beberapa jenis bahan radikal bebas menjadi produk yang lebih stabil.
perendaman selama 60 menit disajikan pada Gambar 1.

160
a
140
Total antioksidan (µmol/100 kg)

120
b
c
100

80

60

40

20

0
TPLK TPMBS Kontrol
Jenis bahan perendam

Gambar 1. Kandungan total antioksidan tepung pisang dari berbagai jenis perendaman (kontrol: tepung pisang
dengan akuades; TPLK: tepung pisang dengan lemon kalamansi; TPMBS: tepung pisang dengan
natrium metabisulfit).

Shahidi dan Nackz (1995) mengemukakan antioksidan yang mengandung struktur fenol dan
bahwa senyawa yang tergolong antioksidan alami dari memiliki beberapa gugus fungsi hidroksi yang banyak
golongan senyawa fenolik seperti senyawa fenolik terdapat dalam tanaman, termasuk tanaman sukun.
sederhana, flavonoid dan tannin. Senyawa fenolik Tingginya kandungan total antioksidan pada TPLK
sederhana, flavonoid dan tanin merupakan senyawa diduga dikarenakan oleh tingginya kandungan total

17
Chem. Prog. Vol. 4, No.1. Mei 2011

antioksidan yang terdapat pada lemon kalamansi H. Baugerod, L.F. Andersen, O. Moskaug, D.R.
tersebut. Dugaan ini didasarkan dari hasil analisis Jacobs, Jr., and Blomhoff. 2002. A systematic
kandungan fitokimia fenolik pada lemon kalamansi Screening of Total Antioxidant in Dietary Plant.
yang menunjukkan sangat signifikan mengandung Journal of Nutrition. 132: 461-471.
Halliwel, B and J.M.C. Gutteridge. 2001. “Free Radicals in
kedua komponen tersebut. Penelitian lain, Ghafar
Biology and Medicine”, Oxford University Press,
(2010) melaporkan bahwa lemon kalamansi London.
mengandung senyawa fenolik dan flavonoid tetapi Ikan, R., 1991. Natural Pruducts : A Laboratory
tidak mengandung hesperidin. Senyawa hesperidin Guide. Academic Press Inc. San Diego.
adalah senyawa yang tidak pahit dan dominan ada di California
dalam buah jeruk (Ikan, 1991). Jacobs, M.1987. The Chemical Analysis of Foods and
Food Products, 3rd Edition. D.Van Nostrand
KESIMPULAN Companyu, Inc. New York.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, Jeong, S. Moon, Youngkim, D. Ryulkim, S. Chunjo, K. O.
Nam, dan S. C. Lee. 2004. Effect of Heat Treatmen
maka dapat disimpulkan sebagai berikut: perendaman
on the Antioxidant Activity of Extracts from Citrus
dengan lemon kalamansi sangat berpengaruh terhadap peels. J. Agric. Food Chem. 52 : 3389-3393
rendemen, kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar Julkunen dan Tiitto, R. 1985. Phenolics Constituens in the
karbohidrat dan kadar serat tepung pisang goroho. Leaves of Northern Willows : Methods for the
Tepung pisang goroho yang direndam dengan lemon Analysis of Certain Phenolics. J. Agric. Food Chem.
kalamansi memiliki kandungan fitokimia fenolik dan 33: 213-217.
asam askorbat yang lebih tinggi daripada natrium Kayisu, K., L. F. Hood dan P. J. Vansoest. 1981.
metabisulfit. Total antioksidan tepung pisang lemon Characterization of Strach and Fiber of Banana
kalamansi lebih tinggi daripada perendaman dengan Fruit. J. Food Sci. 46: 1885-1890.
natrium metabisulfit dan akuades. Meda, A., C.E. Lamien, M. Romito, J. Miliogo and
O.G. Nacoulina. 2005. Determination of the
DAFTAR PUSTAKA Total Phenolic., Flavonoid, and Proline
Contents in Burkina Fasan Money, as well as
Ames, B.N. and M.K. Shigenaga. 1993. Oxidants are a
Major Contributor in Cancer and Aging. Dalam B.
their Radical Scavenging Activity. Food
Haliwell and O.I. Aruoma (Eds). DNA and Free Chemistry. 91:571-577.
Radicals,Ellis Horwoosd Ltd., West Sussex, U.K MSDS. 2005. Natrium Bisulfit. Global Spill Control
AOAC. 1984. Official Methode of Analysis of The pty Ltd. Australia.
Association of Official Analytical Chemist. 14th Munadjim. 1983. Teknologi Pengolahan Pisang. PT.
ed. The Association of Analytical Chemist, Gramedia, Jakarta.
Inc. Virginia. Perry, L.M. 1978. Medicinal Plants of East and Southeast
Aziz, N.A.A and C.L. Choo. 2005. The effect of Asia. The MIT Press, London.
Incorporation of Banana Flour on Quality of Noodle. Prabawati, S. Suyanti dan D.A. Setyabudi. 2008.
In: Proceeding of. 9th ASEAN Food Conference, Teknologi Pascapanen dan Teknik Pengolahan
Jakarta 8-10 August 2005. Ed. Komari, N. Sri Palupi, Buah Pisang. Balai Besar Penelitian dan
R. Dewanti, L. Nuraida, R. Paramawati, Y. Ikrawan, Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan
T. Basuki, S. Pudjiraharti, D Syah and C.H. Widjaya, Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Jakarta, Indonesia. Bogor.
Badan Standarisasi Nasional Indonesia. 2011. Tepung Prior, R.L. and G. Cao. 2000. Antioxidant
Pisang. SNI: 01-3841-1995. BSNI. Jakarta
Phytochemicals in Fruits and Vegetables: Diet
Biliaderis, C.G. 1991. The structure and Interactions of
Starch with Food Constituensts. Canada Journal
and Health Implications. Horticultural
Physiology Pharmacology. 69: 60-78. Science. 34: 588-592.
Ghafar, M.F.A., K. Nagendra Prasad, K. Kin Weng Shahidi, F. dan M. Naczk. 1995. Food Phenolics:
dan A. Ismail. 2010. Flavonoid, Hesperidin, Sources, Chemistry, Effects and Applications.
Total Phenolic Contents and Antioxidant Technomic Publication Company, Inc.,
Activities from Citrus Species. African Journal Lancaster.
of Biotechnology. 3: 326-330. Shahidi, F. 1997. “Natural Antioxidants: An Overview”. In:
Shahidi (eds). Natural Antioxidants: Chemistry,
Gross, J. 1991. “Pigment in Vegetables, Chlorophylls Health Effects and Application. AOCS Press,
and Carotenoids”. Van Nostrand Reinhold, Champaign, Illinois.
USA. Suryanto, E. 2010. Efek asam sitrat terhadap kandungan
Halvorsen, B.L., K. Holte, M.C.W. Myhstrad., I. Barikmo, antioksidan tepung pisang goroho. [Penelitian belum
E. Hvttum., S.F. Ramberg, A.B. Wolrd, K. Haffner, dipublikasikan].

18
Suryanto : Pengaruh lemon …

Suyitno,Haryadi,B. Suksmadji,G. Haryanto,A.D. Pangan Dan Gizi. Universitas Gajah


Guritno,W.Supartomo,1989. Petunjuk Mada,Yogyakarta.
Laboratorium Rekayasa Pangan, Pusat Antar

19

You might also like