You are on page 1of 5

Protobiont (2015) Vol.

4 (3) : 36-40

Penggunaan Kalium Permanganat (KMnO4) Untuk Menunda


Pematangan Buah Pepaya (Carica papaya L. var. Bangkok)
Arini1,Riza Linda1,Mukarlina1
1
Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, UniversitasTanjungpura,
l
Prof. Dr. H. HadariNawawi, Pontianak
Email korespondensi: arini.28051992@gmail.com

Abstract

Papaya fruit (Carica papaya L.) is one of the horticultural products that contains a high nutritional value. The
Papaya generally is easily damaged, so it is necessary to delay its ripening to maintain the quality. One of the
methods of delaying the ripening of papaya is by using KMnO4 with absorbent material of sawdust. This
research aimed to find out the influence of KMnO4 as the material for delaying papaya ripening. The research
was conducted from March 2015 until May 2015 in the Laboratory of Biology, Faculty of Mathematics and
Natural Sciences, and the Laboratory of Agricultural Produce Technology, Faculty of Agriculture,
Tanjungpura University Pontianak. The research used a Completely Randomized Design (CRD) consisting of
6 treatments with a concentration of KMnO4 at0 ppm (A0), 60 ppm (A1), 75 ppm (A2), 90 ppm (A3), 105 ppm
(A4) and 120 ppm (A5). The research findings indicated that KMnO4 at 60 ppm treatment affected the period
of fruit storage for 12 days, with a weight loss of 7.56% and fruit glucose level at 5.096%.

Keywords: horticultural Carica papaya, calium permanganate, fruit ripening

PENDAHULUAN dianjurkan, karena dapat merusak buah (Abeles


dkk., 1992). Oleh karena itu, diperlukan suatu
Buah pepaya (C. papaya L.) sebagai komoditas bahan penyerap KMnO4 agar dapat digunakan
hortikultura pada umumnya memiliki sifat mudah sebagai bahan pengoksidasi etilen tetapi tidak
rusak. Buah pepaya memiliki sifat klimakterik merusak dan mencemari buah.
yang ditandai dengan terjadinya peningkatanlaju
respirasi dan produksi etilen secara mendadak Hasil penelitian Napitupulu (2013), penggunaan
yang kemudian akan mengalami penurunan larutan KMnO4 pada butiran tanah liat dengan
dengan cepat.Buah dengan laju respirasi yang konsentrasi 6% dapat mempertahankan masa
tinggi umumnya lebih cepat rusak dibandingkan simpan pisang barangan (Musa acuminata) sampai
dengan buah yang memiliki laju respirasi rendah 20 hari. Hasil penelitian Sholihati (2004),
yang memiliki daya simpan lebih lama (Pantastico, penggunaan arang yang telah direndam dalam
1989). KMnO4 10% memberikan pengaruh terhadap
penghambatan pematangan pisang raja bulu (M.
Buah pepaya (C. papaya L.) setelah dipanen tetap paradisiaca L. var. Sapientum) sampai 15 hari dan
melakukan proses fisiologis yang mempertahankan warna, tekstur, serta aromanya.
menyebabkannya terus mengalami perubahan yang
tidak dapat dihentikan, namun dapat diperlambat Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui
sampai batas tertentu. Salah satu cara untuk pengaruh KMnO4 dan bahan penyerap berupa
menghambat proses pematangan dan serutan gergaji kayu untuk memperpanjang masa
mempertahankan kualitas buah adalah dengan simpan buah pepaya (C. papaya L.) serta
pemberian bahan kimia secara eksogen. Menurut mengetahui konsentrasi KMnO4 yang sesuai untuk
Basuki dkk. (2010), zat kimia seperti kalium memperpanjang masa simpan buah pepaya (C.
permanganat (KMnO4) yang dikombinasikan papaya L.).
dengan bahan penyerap dapat diaplikasikan untuk
memperpanjang masa simpan buah-buahan.
BAHAN DAN METODE
KMnO4 merupakan senyawa yang memiliki sifat
sebagai oksidator yang kuat terhadap etilen di Waktu dan Tempat Penelitian
dalam buah. Namun, kontak langsung Penelitian dilakukan selama 3 bulan mulai dari
antara kristal KMnO4 dengan buah tidak bulan Maret sampai Mei 2015. Penelitian

36
Protobiont (2015) Vol. 4 (3) : 36-40

dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Parameter Pengamatan


Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Parameter pengamatan fisik
Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian (THP) Lama Penyimpanan Buah
Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pengukuran lama simpan buah dihitung
Pontianak. berdasarkan perubahan fisik buah dari awal
percobaan sampai buah tidak layak konsumsi
Bahan dengan interval waktu pengamatan 0-12 hari.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah akuades, buah pepaya varietas Bangkok, Susut Bobot
larutan pencuci buah, glukosa monohidrat, kain Pengukuran susut bobot dilakukan dengan
kasa, kristal kalium permanganat (KMnO4), membandingkan selisih bobot sebelum
reagen Nelson, reagen Smogy, dan serutan gergaji penyimpanan dengan sesudah penyimpanan.
kayu. Susut bobot dihitung dengan menggunakan rumus
:
Metode Penelitian WaWb
Persentase Susut Bobot x100%
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Wa
Lengkap (RAL) yang terdiri atas enam perlakuan Wa: Berat awal sebelum pengamatan
dengan tiga kali ulangan sehingga didapat 18 unit Wb: Berat akhir setelah pengamatan
percobaan dengan konsentrasi KMnO4 untuk
Parameter Kimia
menunda pematangan buah pepaya yaitu 0 ppm
Pengukuran nilai absorbansi glukosa
(A0), 60 ppm (A1), 75 ppm (A2), 90 ppm (A3),
Larutan daging buah pepaya 10% sebanyak 5 mL
105 ppm (A4), dan 120 ppm (A5).
dimasukkan dalam tabung reaksi steril dan
Pembuatan Larutan Stok KMnO4 dan Sachet diinkubasi selama 15 menit pada suhu 600C dalam
Serutan Gergaji Kayu penangas air. Larutan yang telah dingin ditambah
Pembuatan larutan stok KMnO4 dengan reagen Smogy sebanyak 3 mL dan dipanaskan
menggunakan konsentrasi larutan 500 ppm dengan selama 15 menit sampai terbentuk endapan warna
cara menimbang sebanyak 500 mg KMnO4 kuning kecoklatan. Larutan didinginkan sampai
dilarutkan ke dalam 1L akuades. Menurut suhu kamar kemudian ditambah dengan reagen
Indrianto (1990)Rumus pembuatan larutan untuk Nelson sebanyak 3 mL dan digojok sampai
masing-masing konsentrasi yaitu: endapan larut (warna larutan menjadi biru bening
V1.M1 = V2.M2 kehijauan). Glukosa yang dihasilkan diukur
Keterangan : absorbansinya menggunakan spektrofotometer
V1 = volume larutan stok yang dicari (Nelson, 1941 dalam Sukara, 1987).
V2 = volume larutan yang akan dibuat
M1 = dosis larutan stok yang tersedia
M2 = dosis larutan yang akan dibuat Pengukuran nilai absorbansi kurva standar
Kurva standar dibuat dengan melarutkan 10 g
Serutan gergaji kayu sebanyak 5 gram direndam glukosa monohidrat dalam 100 ml akuades steril
dalam larutan KMnO4 sesuai dengan konsentrasi dan dilakukan pengenceran masing-masing 0%,
yang telah ditentukan selama 30 menit selanjutnya 0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,8% dan 1%. Larutan yang
dikering anginkan dan dibungkus menggunakan telah diencerkan ditambah dengan reagen Smogy
kain kasa (Jannah, 2008 ; Napitupulu, 2013). sebanyak 3 mL dan diinkubasi pada suhu 600C
dalam penangas air selama 5menit hingga
Pengemasan dan Penyimpanan Buah Pepaya terbentuk endapan warna kuning kecokelatan.
(C. papaya L.) Larutan didinginkan sampai suhu kamar kemudian
Buah pepaya dipilih sesuai dengan tingkat ditambah dengan reagen Nelson sebanyak 3 mL
kematangan yang sama, kondisi fisik buah dalam dan digojok hingga endapan larut (warna larutan
keadaan yang baik, seragam ukuran dan beratnya. menjadi biru bening)yang selanjutnya diukur
Buah yang terpilih dicuci dengan larutan pencuci absorbansinya menggunakan sprektofotometer
buah.Buah pepaya dimasukkan ke dalam plastik pada panjang gelombang 540 nm (Darwis dan
transparan, kemudian ditambahkan sachet serutan Sukara, 1990).
gergaji kayu sesuai dengan konsentrasi yang telah
ditentukan. Buah selanjutnya disimpan dan Pengukuran kadar glukosa pada buah pepaya
dibiarkan hingga 12 hari pada suhu kamar (270- Kadar glukosa pada daging buah pepaya dihitung
300C) (Sabrina, 2012). berdasarkan kurva standar. Kurva standar
37
Protobiont (2015) Vol. 4 (3) : 36-40

menggunakan kadar glukosa standar yang Kadar Glukosa Buah Pepaya (C.papaya L.)
digunakan sebagai ordinat (x) dan nilai absorbansi Dengan Perlakuan KMnO4
standar hasil pengukuran (y) sebagai subordinat. Hasil analisis, buah pepaya yang diberi perlakuan
Persamaan linear dibuat berdasarkan koordinat KMnO4 tidak berbeda nyata pada pengamatan hari
yang terbentuk (x,y). Kadar glukosa dihitung ke-0 (F(5,12)=1,201; p=0,366;ANAVA).Sedangkan
dengan mensubtitusikan nilai absorbansi glukosa hasil analisis pada lama penyimpanan hari ke-3, 6
daging buah pepaya yang diperoleh dengan nilai x ,9 dan 12 berpengaruh nyata terhadap kadar
pada persamaan linier. glukosa buah pepaya
(F(5,12)=4,064;p=0,022;ANAVA hari ke-3),
Analisis Data (F(5,12)=8,903;p=0,001;ANAVA hari ke-6),
Data hasil pengamatan lama masa penyimpanan, (F(5,12)=7,590;p=0,002;ANAVA hari ke-9),
susut bobot dan kadar glukosa dianalisis secara (F(5,12)=6,711;p=0,003;ANAVA hari ke-12) (Tabel
statistik dengan uji ANAVA menggunakan SPSS 3).
18. Apabila hasil berbeda nyata, dilanjutkan Tabel 3. Kadar Glukosa (%) Buah Pepaya (C.papaya
dengan uji Duncan dalam selang kepercayaan 5% L.) dengan Perlakuan KMnO4
Perlakuan/ Kadar Glukosa (%) Pada Pengamatan Hari ke-
(Pramesti, 2011). Konsentrasi(ppm) 0 3 6 9 12
A0 (0) 3,405a 5,870c 4,898a 2,603a 2,434a
HASIL DAN PEMBAHASAN A1 (60) 3,770a 4,498ab 6,741b 6,599c 5,096b
A2 (75) 3,770a 4,680ab 6,673b 5,773bc 3,282a
Hasil a ab c bc
A3 (90) 3,952 4,862 7,777 6,502 3,842a
Lama Penyimpanan Buah Pepaya (C. papaya L.)
A4 (105) 2,859a 4,316a 6,059b 5,591b 3,989a
Hasil perhitungan ANAVA, perlakuan KMnO4 a bc bc bc
A5 (120) 3,770 5,073 7,048 6,502 3,306a
memberikan pengaruh terhadap lama simpan buah
pepaya (F(5,12)=18,545;p=0,000;ANAVA) (Tabel Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada
1). kolom tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf
uji 5%

Tabel 1. Lama Penyimpanan Buah Pepaya (C. papaya


L.) Dengan Perlakuan KMnO4 Pembahasan
Perlakuan/Konsentrasi Lama Simpan (hari ke-) Lama Penyimpanan Buah Pepaya (C. papaya L.)
(ppm) dengan Perlakuan KMnO4
A0 (0) 6a Buah pepaya (C. papaya L.) pada perlakuan
A1 (60) 12c kontrol (A0) memiliki waktu penyimpanan
A2 (75) 9b
A3 (90) 9b
tersingkat dibandingkan dengan semua perlakuan
A4 (105) 9b yaitu 6 hari (Tabel 1). Perlakuan kontrol
A5 (120) 9b mengalami proses pematangan yang cukup cepat,
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak hal ini disebabkan karena tanpa adanya zat
berbeda nyata pada uji Duncan taraf uji 5% pengoksidasi maka oksigen bebas masuk ke dalam
buah. Menurut Santoso dan Purwoko (1995),
Susut Bobot Buah Pepaya (C.papaya L.) oksigen yang meningkat menyebabkan produksi
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa etilen dan laju respirasi meningkat sehingga proses
perlakuan KMnO4 berpengaruh nyata terhadap pematangan buah menjadi lebih cepat.
susut bobot buah pepaya
(F(5,12)=14,128;p=0,000;ANAVA) (Tabel 2). Perlakuan KMnO4 60 ppm memperlihatkan masa
simpan yang paling lama yaitu 12 hari (Tabel 1).
Tabel 2. Susut bobot (%)Buah Pepaya (C. papaya L.) KMnO4dapat menekan laju produksi etilen yang
Dengan Perlakuan KMnO4 terdapat pada buah. Ahvenainen (2003) dalam
Perlakuan/Konsentrasi Susut Bobot
(ppm) (%)
Sambeganarko (2008) menyatakan bahwa
A0 (0) 11,00c perlakuan KMnO4 dapat mengoksidasi ikatan
A1 (60) 7,56a rangkap etilen dan merubahnya menjadi bentuk
A2 (75) 9,11b etilen glikol. Abeles dkk., (1992) menambahkan
A3 (90) 9,66b bahwa etilen glikol akan menciptakan suhu yang
A4 (105) 8,66b
A5 (120) 10,89c rendah di lingkungan buah sehingga dapat
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak menghambat kerja enzim respirasi.
berbeda nyata pada uji Duncan taraf uji 5%

38
Protobiont (2015) Vol. 4 (3) : 36-40

Buah pepaya yang diberi perlakuan KMnO4 120 pada hari ke-6. Sedangkan perlakuan lainnya
ppm menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata memperlihatkan peningkatan glukosa pada hari ke-
dengan perlakuan 75 ppm, 90 ppm dan 105 ppm. 3, kemudian terjadi penurunan pada hari ke-12.
KMnO4 dengan konsentrasi tersebut memiliki Proses respirasi yang berlangsung cepat pada buah
tingkat kepekatan larutan yang cukup kontrol akan meningkatan proses perombakan pati
tinggi.Konsentrasi KMnO4 yang terlalu tinggi menjadi glukosa. Menurut Winarno (2002),
dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan kulit perombakan pati membentuk glukosa
buah sehingga memudahkan difusi oksigen dan air. menyebabkan kadar glukosa buah meningkat,
Hal ini akan mempengaruhi peningkatan laju sedangkan penurunan kadar glukosa buah terjadi
respirasi dan proses pembusukan buah karena glukosa tersebut digunakan dalam proses
(Harahap,2014). respirasi.
Kadar glukosa buah pepaya dengan perlakuan
Susut Bobot Buah Pepaya (C.papaya L.) Dengan KMnO4 60 ppm pada penyimpanan hari ke-12
Perlakuan KMnO4 menunjukkan hasil 5,096%. Terjadinya penurunan
Buahpepaya pada perlakuan kontrol mengalami kadar glukosa pada hari ke-12 ternyata masih
susut bobot terbesar dibandingkan dengan semua mendekati kadar glukosa buah tanpa perlakuan
perlakuan yaitu 11,00% pada penyimpanan hari pada penyimpanan hari ke-3 (Tabel 3). Menurut
ke-12 (Tabel 2). Buah pepaya pada perlakuan Suketi dan Sujiprihati (2009), kadar glukosa buah
kontrol mengalami kehilangan air yang cukup pepaya matang yang masih baik dan layak
besar, karena proses respirasi dan transpirasi yang konsumsi memiliki kadar glukosa 5,90% per gram
berlangsung lebih cepat. Proses difusi oksigen buah. Perlakuan KMnO4 dengan serutan gergaji
dari lingkungan ke dalam buah terjadi tanpa ada kayu sebagai bahan penyerapnya akan membatasi
hambatan dari zat penunda pematangan. Siagian jumlah oksigen yang masuk ke dalam buah
(2009) menambahkan bahwa meningkatnya laju sehingga reaksi perombakan glukosa akan
respirasi akan menyebabkan lebih cepatnya terhambat dan laju respirasi mengalami penurunan
perombakan senyawa seperti karbohidrat dalam (Pradhana dkk, 2013).
buah dan menghasilkan CO2 dan air yang keluar
melalui permukaan kulit buah sehingga Serutan gergaji kayu berpotensi untuk dijadikan
menyebabkan kehilangan bobot pada buah. sebagai bahan penyerap, karena serutan gergaji
kayu mengandung unsur karbon serta memiliki
Perlakuan KMnO4 60 ppm memiliki susut bobot daya serap yang tinggi apabila diaplikasikan
buah terendah (7,56%). Penggunaan KMnO4 dengan bahan-bahan kimia yang menyebabkan
dengan konsentrasi yang sesuai dapat mengikat terhambatnya difusi oksigen sehingga dapat
etilen menjadi mangan dioksida (MnO2). Menurut mempertahankan kualitas dan masa simpan buah
Coles dkk. (2003), MnO2 berperan dalam menjaga (Sjaifullah dan Dony, 1991).
tegangan pada membran sel sehingga
permeabilitas membran terhadap air menurun. Kadar glukosa buah pepaya dengan perlakuan
KMnO4 120 ppm pada hari ke-12 menunjukkan
Buah pepaya dengan perlakuan KMnO4 120 ppm hasil 3,306%. Hasil tersebut tidak berbeda nyata
menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata dengan kadar glukosa perlakuan kontrol. Hal
dengan kontrol.KMnO4 dengan konsentrasi 120 tersebut dikarenakan KMnO4 yang diserap oleh
ppm memiliki kepekatan yang cukup tinggi. serutan gergaji terlalu tinggi dan pekat. Menurut
Menurut Abeles dkk., (1992), konsentrasi bahan Kholidi (2009), konsentrasi bahan penunda
kimiayang terlalu tinggi menyebabkan kerusakan pematangan yang terlalu tinggi akan merusak
di dalam sel buah sehingga akan terbentukruang jaringan-jaringan di dalam buah. Dumadi (2001)
antar sel yang besar pada buah. Adanya ruang menambahkan bahwa adanya bahan kimia dengan
antar sel tersebut akan memudahkan proses konsentrasi tinggi yang masuk ke dalam jaringan
pertukaran gas dan hilangnya air pada buah buah akan meningkatkan permeabilitas membran.
sehingga menyebabkan perubahan susut bobot Tingginya permeabilitas membran akan
pada buah. mempermudah difusi gas oksigen ke dalam buah.
Kandungan gas oksigen yang tinggi pada buah
Kadar Glukosa Buah Pepaya (C.papaya L.) menyebabkan proses respirasi berlangsung cepat.
Dengan Perlakuan KMnO4
Kadar glukosa perlakuan kontrol mengalami Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
peningkatan pada hari ke-3 dan terjadi penurunan dapat disimpulkan bahwa perlakuan KMnO4
39
Protobiont (2015) Vol. 4 (3) : 36-40

mampu menghambat laju respirasi dan sintesis Pramesti, G, 2011, SPSS 18,0 dalam Rancangan
etilen selama penyimpanan sehingga dapat Percobaan, PT Elex Media Komputindo, Jakarta
memperlambat pematangan dan memperpanjang Sabrina, B, 2012, Efektivitas Bahan Pembungkus
masa simpan buah pepaya (C. papaya L.). Oksidator Etilen untuk Memperpanjang Masa
Simpan Buah Pisang Raja Bulu, Skripsi,
Perlakuan KMnO4 dengan konsentrasi 60 ppm
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
dapat mempertahankan susut bobot dan kadar Sambeganarko, A, 2008, Pengaruh Aplikasi KMnO4,
glukosa buah pepaya sampai pengamatan hari ke- Ethylene Block, larutan CaCl2 dan CaO
12. Terhadap Kualitas dan Umur Simpan
Pisang(MusaparadisiacaL.) Varietas Raja
Bulu, Skripsi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
DAFTAR PUSTAKA Santoso, B & Purwoko, BS, 1995, Fisiologi dan
Abeles, FB, Morgan, PW, & Salveit, ME, 1992, Teknologi Pasca Panen Tanaman Hortikultura
Ethylene In Plant Biology, Academic Press, Indonesia, Indonesia Australia Easteren
San Diego, California. Universities Project.
Basuki, E, Prarudiyanto, A, & Wiliyanto, U, 2010, Sholihati, 2004, Kajian Penggunaan Bahan
Pengaruh Konsentrasi NaOH Terhadap Pengoksidasi Etilen Kalium Permanganat
Kualitas Mangga CV Madu Selama untuk Memperpanjang Umur Simpan Pisang
Penyimpanan Dalam Kemasan Plastik Raja (Musaparadisiacavar. SapientumL.),
Polietilen, Jurnal Agroteksos vol. 20, no.1, Tesis, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
hal.31-40. Siagian, HF, 2009, Penggunaan Bahan Penjerat Etilen
Coles, R. D, McDowell and Kirwan, MJ, 2003, Food Pada Penyimpanan Pisang Barangan dengan
Packaging Technology, Blackwell Publishing, Kemasan Atmosfer Termodifikasi Aktif,
Denmark. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Darwis & Sukara, 1990, Penuntun Praktikum Isolasi, Utara, Sumatera Utara.
Purifikasi dan Karakterisasi Enzim, Institut Sjaifullah & Dony ASB, 1991,Formulasi Penggunaan
Pertanian Bogor, Bogor. Kalium Permanganat dan Bahan Benyerapnya
Dumadi, SR, 2001, Penggunaan Kombinasi Adsorban untuk Pembuatan Pellet Pengikat Etilen,
Untuk Memperpanjang Umur Simpan Buah Jurnal Hortikultura, vol. 3, no. 3, hal. 23- 26.
Pisang Cavendish, Jurnal Tekhnologi dan Sukara, E, 1987, Productionof Single Protein from
Industri Pangan vol.XII, no.1, hal: 13-20. Cassava by Microfungy, Queensland,
Harahap, FH, Julianti, E & Nurminah, M, 2014, Australia.
Aplikasi Perangsang Pematangan Pada Buah Suketi, K & Sujiprihati, S, 2009, Budidaya Pepaya
Terung Belanda (Chipomandrabetaceae) Yang Unggul, Penebar Swadaya, Depok.
Dikemas Dengan Kemasan Atmosfir Winarno, FG, 2002, Kimia Pangan Dan Gizi, PT.
Termodifikasi Jurnal Rekayasa Pangan, vol. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
2, no. 1, hal. 1-11.
Indrianto, A, 1990, Kultur Jaringan Tumbuhan,
Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Jannah, UF, 2008, Pengaruh Bahan Penyerap Larutan
Kalium Permanganat Terhadap Umur Simpan
Pisang Raja Bulu, Skripsi, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kholidi, 2009, Studi Tanah Liat Sebagai Pembawa
Kalium Permanganat Pada Penyimpanan
Pisang Raja Bulu, Skripsi, Departemen
Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian
Bogor, hal. 39.
Napitupulu, B, 2013, Kajian Beberapa Bahan Penunda
Kematangan Terhadap Mutu Buah Pisang
Barangan Selama Penyimpanan, Jurnal
Hortikultura, vol. 23, no. 3, hal. 263-275.
Pantastico, ERB, 1989, Fisiologi Pasca Panen, Gadjah
Mada Press, Yogyakarta.
Pradhana,AY, Hasbullah, R, & Purwanto, AY, 2013,
Pengaruh Penambahan Kalium Permanganat
Terhadap Mutu Pisang (CV Mas Kirana) Pada
Kemasan Atmosfir Termodifikasi Aktif,
Jurnal Pascapanen, vol 10, no.2, hal : 83-94.

40

You might also like