You are on page 1of 9

KARAKTERISTIK FRUKTOOLIGOSAKARIDA

(FOS) HASIL ISOLASI DARI KULIT PISANG


SEBAGAI PREBIOTIK PADA TERNAK

Suraya Kaffi Syafura1) Hertini Rani2), Zulfahmi2)


1)
Jurusan Peternakan, Politeknik Negeri lampung
2)
Jurusan Teknologi Pertanian, Politeknik Negeri Lampung

ABSTRACT

In an effort intensive farms, feed is the largest cost factor of production. For the farmer
should try as much as possible so that the feed can be used optimally with the use of agro-
industry waste materials that still have a high nutritional value. Efforts that can be taken
include the use of a compound fruktooligosakarida (FOS) of isolated banana peel. This study
aims to determine the content of fruktooligosakarida (FOS) of raw and ripe banana skins
obtained from the industrial manufacture of household banana chips and fried plantains
existing Bandar Lampung City region and its influence on the performance and carcass
quality of Peranakan Etawah goats (PE). This research was conducted in two phases: the
first is the isolation of compounds fruktooligosakarida (FOS) of banana skin and its
application to the performance and quality of Peranakan Etawah goats. The treatments used
are raw banana peel, banana peel ripe and control each treatment was repeated three times
with a randomized block design. The data obtained from this study is that levels
Fruktooligosakarida raw banana skin by 35%, while levels Fruktooligosakarida ripe banana
skin by 38%, and the treatment of raw banana peel ore obtained high levels of the water
content is 66.03%, 93.7% clarity, 22.64% carbohydrate, protein and degree of polymerization
1:08% 3:22% while the highest fat content is 2.11% and reducing sugar content of 25.25%
obtained in the treatment of ripe banana peel. And total sugars of both treatments based on
analysis of variance was not significantly different at 1% and 5%.

Keywords: fruktooligosakarida, banana peels, prebiotic.

ABSTRAK

Dalam suatu usaha peternakan yang intensif, pakan merupakan faktor biaya produksi terbesar.
Untuk itu peternak harus berupaya semaksimal mungkin agar pakan dapat digunakan secara
optimal dengan penggunaan bahan-bahan limbah agroindustri yang masih mempunyai nilai
nutrisi tinggi. Upaya yang dapat ditempuh antara lain dengan penggunaan senyawa
fruktooligosakarida (FOS) dari hasil isolasi kulit pisang. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kandungan fruktooligosakarida (FOS) dari kulit pisang mentah dan matang yang
diperoleh dari hasil industri rumahtangga pembuatan kripik pisang dan pisang goreng yang
ada di wilayah Kota Bandar Lampung dan pengaruhnya terhadap kinerja dan kualitas karkas
ternak kambing peranakan Etawah (PE). Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap
pertama adalah isolasi senyawa fruktooligosakarida (FOS) dari kulit pisang dan aplikasinya

124 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL.04 NO. 02


terhadap kinerja dan kualitas ternak kambing peranakan Etawah. Perlakuan yang digunakan
adalah kulit pisang mentah, kulit pisang matang dan kontrol yang masing-masing perlakuan
diulang tiga kali dengan rancangan acak kelompok. Data yang didapat dari hasil penelitian ini
adalah Kadar Fruktooligosakarida pada kulit pisang mentah sebesar 35% sedangkan kadar
Fruktooligosakarida pada kulit pisang matang sebesar 38%, dan pada perlakuan kulit pisang
mentah didapat kadar yang ebih tinggi terhadap kandungan air yaitu 66.03%, kejernihan
93.7%,karbohidrat 22.64%, protein 1.08% dan derajat polimerasi 3.22% sedangkan kadar
lemak tertinggi yaitu2.11% dan kadar gula pereduksi 25.25% didapat pada perlakuan kulit
pisang matang. Dan total gula dari kedua perlakuan berdasarkan analisa sidik ragam tidak
berbeda nyata pada taraf 1% dan 5%.

Kata kunci : Fruktooligosakarida, kulit pisang, prebiotik

PENDAHULUAN Berdasarkan data diatas maka dicoba


melakukan analisis pemanfaatan kulit
Mahalnya harga ransum merupakan salah pisang yang mentah dari hasil proses
satu kendala bagi usaha pemeliharaan produk kripik pisang dan kulit pisang dari
ternak. Ransum merupakan komponen hasil proses produksi gorengan pisang
biaya terbesar sebesar 60-70% dari total untuk dimanfaatkan sebagai prebiotik pada
biaya produksi. Sehubungan dengan itu mikroflora usus ternak dengan pemanfaatan
upaya pencarian bahan pakan alternatif fruktooligosakarida (FOS) yang dihasilkan
dengan memanfaatkan hasil sampingan dari isolasi kulit pisang tersebut. Prebiotik
maupun limbah agroindustri serta masih adalah bahan/komponen yang dapat
memiliki nilai nutrisi yang memadai perlu bermanfaat untuk perkembangan mikroflora
dilakukan. Produksi pisang Indonesia saat di dalam usus. Di dalam usus, bahan
ini mencapai 6 % produksi pisang dunia prebiotik selain akan difermentasi oleh
atau 50 % dari jumlah produksi di Asia dan bakteri baik terutama Bifidobacteria dan
dari jumlah tersebut Provinsi Lampung Lactobacillus juga akan menghasilkan asam
menyumbang lebih dari 60 % total produksi lemak berantai pendek yang oleh tubuh
nasional (BPS, 2009). Sentra produksi dapat digunakan sebagai sumber energi
pisang di Lampung ada di daerah
Kedondong, Kalianda, Gading Rejo, METODE PENELITIAN
Trimurjo, Metro, Semulih Raya. Selain
jumlahnya yang besar, Lampung juga Penelitian ini dilaksanakan di
mempunyai jenis pisang yang beragam. Laboratorium Analisis Politeknik Negeri
Hampir semua jenis pisang di Indonesia Lampung dan Kandang Ternak Kambing
tumbuh di daerah ini, namun belum Politeknik Negeri Lampung. Penelitian
seluruhnya dimanfaatkan secara optimal. berlangsung selama 2 tahun, dimulai bulan
Provinsi Lampung terkenal dengan produk Januari 2013 sampai Desember 2014.
aneka kripik pisang yang tentunya dalam Bahan utama yang digunakan dalam
proses produksinya menghasilkan kulit penelitian ini adalah kulit pisang batu
pisang yang terbuang tanpa pemanfaatan (Musa rachycarpa Harper). Kulit pisang
yang jelas. tersebut sudah tua tetapi belum matang
penuh (berumur 90-100 hari setelah
pembungaan) (Satuhu dan Supriyadi, 1990)

125 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL.04 NO. 02


dengan warna masih hijau dan tekstur Selanjutnya filtrat disaring dengan
keras, yang diperoleh dari perusahaan menggunakan kain saring dan diuapkan
kripik pisang di sekitar Kota Bandar dengan evaporator vakum hingga menjadi 1
Lampung dan kulit pisang jantan matang L. Filtrat pekat tersebut kemudian diekstrak
yang diperoleh dari limbah pembuatan dengan etil asetat (EtOAc) sehingga
pisang goreng dan makanan peganan di diperoleh fraksi air dan EtOAc. Selanjutnya
sekitar Kota Bandar Lampung. Bahan kimia fraksi air tersebut diuapkan hingga kering
yang digunakan antara lain etanol, HCl, I2, kemudian dimasukkan dalam Diaion LH-20
air destilat, alkohol dan bahan kimia lain. kolom kromatografi dan dielusi dengan
Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah H2O (3 L), MeOH-H2O (3:7, 3 L), MeOH-
timbangan dua digit, rotary evaporator, H2O (7:3, 3 L), dan MeOH (3 L), secara
neraca analitik, blender, autoklaf, oven, berurutan. Masing-masing fraksi diuji
stirrer, pH meter, shaker, kain saring, secara kualitatif dngan TLC untuk
kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC), mengetahui ada tidaknya senyawa FOS.
dan lain-lain. Fraksi yang mengandung FOS kemudian
dilakukan pemurnian lebih lanjut dengan
Penelitian dilaksanakan dalam Rancangan menggunakan teknik pemurnian seperti
Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan kolom kromatografi, Preparative Thin
3 ulangan. Data yang diperoleh dianalisis Layer Chromatography (PTLC), atau
dengan sidik ragam untuk mendapatkan kristalisasi. Senyawa FOS yang diperoleh
penduga ragam galat, uji signifikasi untuk selanjutnya dianalisis dengan spektoskopi.
mengetahui ada tidaknya perbedaan antar
perlakuan. Kesamaan ragam diuji dengan Pengujian kualitatif dengan TLC (Thin
uji Bartlett. Data dianalisis lebih lanjut Layer Chromatography)
dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil)
Masing–masing fraksi yang diperoleh diuji
pada taraf 5% dan 1%. Pelaksanaan
dengan metode TLC dengan cara
penelitian dilakukan dalam dua tahap. Pada
meneteskan pada plate. Selanjutnya plate
penelitian tahap 1 dilakukan ekstraksi
dikembangkan dengan kombinasi pelarut
senyawa fruktooligosakarida (FOS). Pada
metanol-air untuk mendapatkan spot.
tahap ini dilakukan pengamatan senyawa
Pengujian dilakukan dengan
fruktooligosakarida (FOS) yaitu DP, kadar
membandingkan rentention time standar
gula pereduksi, kadar FOS, dan kejernihan.
senyawa FOS. Pengujian juga dilakukan
dengan membandingkan retention time
Proses ekstraksi senyawa
standar senyawa FOS dengan menggunakan
fruktooligosakarida (FOS)
metoda kromatografi cair kinerja tinggi
Tahap pertama dilakukan optimasi proses (HPLC) dengan menggunakan kolom ODS
ekstraksi fruktooligosakarida sesuai dengan (C-18) dan fese gerak yang digunakan
modifikasi prosedur Subeki et al., (2006). Methanol-air dengan perbandingan 20:80.
Sebanyak 10 kg bahan direndam dalam 30 Detector yang digunakan adalah UV-vis
L larutan etanol 70% selama 14 hari. dengan kisaran 460-600 nm, dengan
Selama perendaman setiap hari dilakukan volume injek 20 µ selama 10-20 menit.
pengadukan kurang lebih 10 menit.

126 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL.04 NO. 02


Sampel Percobaan
(10 kg)
EtOH 70% (30 L, 14 hari)
Penyaringan

Filtrat Residu
(30 L)
evaporasi
konsentrat
(1 L)
EtOAc (1 Lx 4)

Pengujian TLC Lapisan air Lapisan EtOAc


(1 L) (4 L)

evaporasi
Padatan
Diaion LH-20
Kolom kromatografi
H2 O 30% MeOH/H2O 70% MeOH/H2O MeOH

Pengujian
TLC Fr. 1 Fr. 2 Fr. 3 Fr. 4

Gambar 1. Prosedur ekstraksi FOS dari kulit pisang

HASIL DAN PEMBAHASAN karbohidrat yang tersusun dari dua sampai


sepuluh susunan monosakarida, contohnya
Fructooligosaccharides (FOS) biasa adalah maltotriosa. Polisakarida adalah
disebut juga oligofruktosa atau oligofruktan kabohidrat yang tessusun lebih dari sepuluh
yang merupakan bagian dari monosakarida, contohnya adalah pati
oligosakararida yang digunakan untuk (Winarno, 1995). Karbohidrat mempunyai
pemanis buatan atau alternatif pemanis lain. jenis gula pereduksi yaitu jenis gula yang
Fruktooligosakarida sering digunakan untuk dapat mereduksi karena adanya gugus
kesehatan sumber energi (Roberfroid, aldehida dan gugus keton. Fruktosa adalah
2000). Bahan pangan mempunyai beberapa salah satu contoh gula pereduksi.
senyawa penyusun, diantaranya adalah
karbohidrat. Karbohidrat dapat berupa Gula reduksi adalah gula yang mempunyai
monosakarida, disakarida,oligosakarida dan kemampuan untuk mereduksi. Hal ini
polisakarida. Monosakarida adalah dikarenakan adanya gugus aldehid atau
karbohidrat dengan senyawa paling keton bebas. Senyawa-senyawa yang
sederhana yang tidak dapat diuraikan lagi, mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah
contohnya adalah glukosa danfruktosa. logam-logam oksidator seperti Cu (II).
Disakarida adalah karbohidrat yang Contoh gula yang termasuk gula reduksi
tersusun dari 2 monosakarida adalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa,
yangterbentuk dari ikatan glikosida dari maltosa, dan lain-lain. Sedangkan yang
karbon 1 monosakarida kesuatu OH termasuk dalam gula non reduksi adalah
darimonosakaridalain, contohnya adalah sukrosa (Team Laboratorium Kimia UMM,
sukrosa ( glukosa + fruktosa ), Laktosa( 2008). Salah satu contoh dari gula reduksi
glukosa + galaktosa ), maltosa adalah galaktosa. Galaktosa merupakan
(glukosa+glukosa ), oligosakarida adalah gula yang tidak ditemui di alam bebas,

127 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL.04 NO. 02


tetapi merupakan hasil hidrolisis dari gula Dari hasil penelitian tahap I dalam
susu (laktosa) melalui proses metabolisme melakukan ekstraksi senyawa
akan diolah menjadi glukosa yang dapat Fruktoologosakarida (FOS) dengan
memasuki siklus kreb’s untuk diproses menguji masing-masing fraksi secara
menjadi energi. Galaktosa merupakan kualitatif dengan TLC (Thin Layer
komponen dari Cerebrosida, yaitu turunan Chromatography) dengan teknik pemurnian
lemak yang ditemukan pada otak dan didapat data seperti pada gambar 3, 4 dan 5,
jaringan saraf (Budiyanto,2002). Sedangkan dibawah ini. Sampel FOS- 1 adalah
salah satu contoh dari gula reduksi adalah kandungan FOS yang berasal dari kulit
Sukrosa. Sukrosa adalah senyawa yang pisang mentah sisa hasil pengolahan
dalam kehidupan sehari-hari dikenal pembuatan keripik pisang di daerah
sebagai gula dan dihasilkan dalam tanaman Propinsi Lampung dengan kandungan FOS
dengan jalan mengkondensasikan glukosa 35%,sedangkan sampel FOS- 2 adalah
dan fruktosa. Sukrosa didapatkan dalam kandungan FOS yang berasal dari kulit
sayuran dan buah-buahan, beberapa pisang matang sisa hasil pengolahan
diantaranya seperti tebu dan bit gula makanan peganan daerah kotamadya
mengandung sukrosa dalam jumlah yang Bandar Lampung dengan kandungan FOS
relatif besar. Dari tebu dan bit gula tulah 38%, dari jenis campuran pisang jantan
gula di ekstraksi secara komersial dan kepok.
(Gaman,1992).

Gambar 3. Hasil analisa standar FOS dengan menggunakan GCMS

128 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL.04 NO. 02


Gambar 4. Hasil analisa FOS-1 dengan menggunakan GCMS

Gambar 5. Hasil analisa FOS-2 dengan menggunakan GCMS

Fruktooligosakarida (FOS) merupakan jenis sukrosa rendah kalori (Yun, 1996). FOS
polisakarida rantai pendek yang tersusun dikatakan sebagai pangan fungsional karena
oleh monomer-fruktosa (GFn) atau tidak terdekomposisi oleh enzim-enzim
Fruktosa (Fm) dengan banyaknya n dan m pencernaan dan dapat dimanfaatkan oleh
berkisar antara 1-6 (Murniasih,2010). Fos bakteri-bakteri baik yang terdapat dalam
merupakan serat pangan yang tidak tercerna kolon atau usus besar, khususnya
yang membantu menjaga kesehatan saluran Bifidobacterium sp dan Bacteroides sp serta
pencernaan. Senyawa FOS dapat akan menghambat pertumbuhan bakteri
digunakan sebagai pemanis atau pengganti pathogen penyebab penyakit. Sekalipun

129 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL.04 NO. 02


digunakan sebagai pemanis, FOS tidak Adanya senyawa-senyawa yang terdapat
mempengaruhi jumlah gula darah serta dalam suatu larutan bisa diidentifikasi
aman dikonsumsi oleh penderita. Manfaat secara kualitatif dan kuantitatif dengan
lain dari FOS yaitu dapat mengurangi instrument HPLC berdasarkan larutan
metabolik toksit dan enzim yang tidak standarnya. Karena itu dibuat larutan
dibutuhkan, mencegah diare, meningkatkan standar untuk FOS. Puncak yang muncul
absorbs berbagai macam mineral dari larutan-larutan tersebut berupa waktu
(Fe,Ca,dll) di dalam saluran pencernaan, retensi yang spesifik dari tiap senyawa.
mencegah terjadinya konstipasi, Sehingga bisa digunakan untuk analisis
mengurangi konsentrasi kolesterol di dalam keberadaan senyawa tersebut dalam suatu
serum darah, mengurangi tekanan darah. larutan. Untuk beberapa kromatogram,
Fungsi tambahannya yaitu memiliki efek diperoleh baseline yang kurang stabil.
antikarsinogenik (mencegah kanker) dan Baseline merupakan garis lurus yang berada
secara tidak langsung meningkatkan dibawah puncak-puncak kromatogram.
produksi nutrisi (vitamin B1,B2,B6,B12, Garis ini terbentuk dari serapan fase gerak
asam nikotinat dan asam folat) serta yang digunakan dan merupakan
menstabilkan gula darah (Yun,1996). pembanding antara sampel yang
dimasukkan ke dalam kolom terhadap fase
Sedangkan prebiotik merupakan komposisi gerak, dalam hal ini fase gerak akan
pangan yang tidak dapat dicerna, yang berfungsi sebagai acuan nilai nol pada
meliputi inulin, Fruktooligosakarida (FOS), detector.
galaktooligosakarida dan laktosa. FOS
secara alami terjadi pada karbohidrat yang Hal ini dapat terjadi karena factor dari
tidak dapat dicerna oleh manusia. FOS instrument HPLC yang kurang baik.
juga mendukung pertumbuhan bakteri Sampel yang dianalisa di HPLC sebaiknya
Bifodobacteria. Secara umum proses sampel bening dan tidak mengandung ion-
pencernaan prebiotik memiliki karakteristik ion pengotor karena bisa mengganggu
dengan adanya perubahan dari kepadatan kesensitifan puncak dari senyawa yang
populasi mikrobia (Caglar, dkk., 2005). akan dianalisis dengan HPLC. FOS yang
terbentuk diukur berdasarkan luas area
Ada beberapa urutan dalam menggolongkan puncak-puncak yang terbentuk pada HPLC.
komponen prebiotik, yaitu prebiotik harus Pada gambar. 3 merupakan kromatogram
tidak dapat dihidrolisis maupun diserap dari isolasi FOS standar. Puncak yang
dalam bagian saluran gastrointestinal, dihasilkan berada pada waktu retensi 2.661
prebiotik menjadi substrat untuk aktivitas menit dan 3,565 menit yang kemungkinan
atau pertumbuhan dari satu atau jumlah merupakan senyawa FOS. FOS dihidrolisis
yang terbatas pada koloni bakteri yang dan hasil kromatogramnya dapat dilihat
menguntungkan, prebiotik mampu pada gambar 3 tyang terdapat 6 puncak
mengubah koloni mikroflora kearah kecil, yakni pada waktu retensi 1,31 menit,
komposisi yang sehat dan prebiotik 1, 63 menit, 2,26 menit, 2,87 menit, 3.09
berpengaruh pada luminal atau system yang menit, dan 4,67 menit. Kemungkinan ke-
menguntungkan yang memiliki efek enam senyawa tersebut adalah FOS yang
kesehatan bagi inangnya (Wahlqvist,2002). belum terhidrolisis, glukosa dan fruktosa
hasil hidrolisis dan perbedaan waktu retensi

130 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL.04 NO. 02


tersebut tergantung pada jumlah monomer Analisa proksimat dilakukan terhadap
pembentuknya. bahan baku kulit pisang mentah dan kulit
pisang matang dengan mengukur kadar air,
Berdasarkan hasil kromatografi didapat karbohidrat, lemak kasar dan protein kasar.
kadar fruktooligosakarida (FOS) dari hasil Pada tabel 1 dapat dilihat hasil analisa
isolasi kulit pisang mentah sebesar 35% kandungan nilai gizi dari kulit pisang
sedangkan kadar fruktooligosakarida (FOS) mentah (Perlakuan A) dan kulit pisang
dari hasil isolasi kulit pisang matang matang (Perlakuan B).
sebesar 38%.

Tabel 1. Hasil Analisa kandungan gizi dari perlakuan kulit pisang

Komponen Perlakuan A (kulit pisang Perlakuan B (kulit pisang

Mentah) rata-rata (%) matang) rata-rata (%)

- Kadar air 66.033 68.800


- Karbohidrat 22.367 18.267
- Lemak Kasar 0.353 2.113
- Protein Kasar 1.080 0.310
- Kejernihan 93.700 79.443
- Gula Pereduksi 22.78 25.250
- Total Gula 73.387 73.47
- Derajat Polimerisasi 3.223 2.897

Berdasarkan Tabel 1 diatas kandungan fruktooligosakarida pada perlakuan B


persentase tertinggi terhadap kadar air, dengan menggunakan hasil isolasi kulit
karbohidrat, protein kasar, kejernihan dan pisang matang yang didapat dari limbah
derajat polimerisasi adalah pada pembuatan makanan peganan di daerah
perlakuan A yaitu kulit pisang mentah kotamadya Bandar Lampung adalah 38%,
dengan nilai rata-rata adalah sedangkan kandungan kadar air, kejernihan,
66.033%,22.367%,1.080%,93.700% dan karbohidrat, protein kasar dan derajat
3.223% sedangkan kadar lemak kasar gula Polimerisasi pada perlakuan A berbeda
pereduksi dan total gula tertinggi di dapat nyata pada taraf 1% terhadap perlakuan B,
pada perlakuan B yaitu kulit pisang matang dengan kadar rata-rata 66.033%, 93.700%,
dengan nilai rata-rata 2.113%, 25.250% dan 22.637%, 1.080% dan 3.223%, sedangkan
73.47%. kadar lemak kasar, gula pereduksi dan total
gula pada perlakuan B berbeda nyata pada
KESIMPULAN taraf 1% terhadap perlakuan A dengan nilai
lebih tinggi yaitu 2.113%, 25.250%, dan
Kadar Fruktooligosakarida pada perlakuan 73.47%.
A dengan menggunakan hasil isolasi kulit
pisang mentah yang didapat dari limbah *) Tulisan ini merupakan juara ketiga pada
pembuatan kripik pisang didaerah kota Lomba Anugerah Inovasi Provinsi
Lampung Kategori Peneliti.
Bandar Lampung adalah 35% dan kadar

131 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL.04 NO. 02


DAFTAR PUSTAKA Roberfroid, M.B. 2000. Concept and
Strategy of Food Science. The
American Association of Cereal Chemist Europan Perspective. Am. J. Cli.
(AACC). 2001. The Definition of Nutr. (71)6: 1660-1664.
Dietary Fiber . Cereal Foods.
World. Satuhu, S. dan A. Supriyadi. 1990. Pisang.
Budidaya Pengolahan dan Prospek
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Pasar. Penebar Swadaya, Jakarta.
(BPOM). 2006. Ketentuan Pokok 124 hal.
Pengawasan Pangan Fungsional,
Peraturan BPOM No. Subeki, Matsuura H., Yamazaki N.,
HK.00.05.52.0685. Jakarta. Yamato O, Maede H, Yoshihara T.
2006. Antibabesia I and protozoal
Caglar,E.Kargul.B., dan Tamboga,I.,2005. Compounds from Phillanthus
Bacteriotheraphy and Prebiotics ninuri. J. of Natural Product.
Role on oral Health. Review Article.
Blackwell Munksguard, 11.Pp 131- Sulfahri, 2008. Pemanfaatan Kulit Buah
136. Pisang Raja (Musa paradisiaca
sapientum) sebagai Bahan Dasar
Hidayat, N. 2009. Membuat Minuman Pembuatan Kue Bolu. Delapan produk
Prebiotik. Penebar Swadaya. Inovatif dari kulit pisang. Biological
Jakarta. Opus Fair. Surabaya.

Musita, N. 2008. Kajian dan Karakteristik Wahlquest, M.,2002. Prebiotics and


Pati resisten dari Beberapa Jenis Probitics.http://www.healthyeatingclub.org.
Pisang. Tesis.
Murniasih, Tutik, 2010. Yun, Jong Wan, 1996.
Fruktooligosakarida (FOS) dan Fruktooligosacarides.Occurence
Galaktosakarida (GOS) sebagai preparations and applications.
Functional Food. Elsevier science, Inc.

132 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL.04 NO. 02

You might also like