Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of Lactobacillus plantarum bacterial starter concentration on
some quality of the porang flour. This study used experimental design one-factor Completely Randomized
Design (CRD) consisted of BAL concentration (KB) of Lactobacillus plantarum with 6 treatments which is 0%,
5%, 10%, 15%, 20% and 25%. Each of treatment were repeated three times to obtain 18 unit samples. Data
from observations were analyzed using analysis of variance (Analysis of Variance) at 5% significance level
using Co-stat software. If there are significant differences, a further Polynomial Orthogonal and Honestly
Significant Difference (BNJ) test is performed at a level of 5%. The parameters observed included pH value,
protein content, water content, yield, total lactic acid bacteria, organoleptic parameters of color and aroma
(hedonic and scoring). The results showed that the concentration of Lactobacillus plantarum bacterial 20%
was the best treatment in producing porang flour, pH value 5.72, protein content 6.49%, yield 9.33%, total
lactic acid bacteria 6.66 log CFU / g and color rather brown and slightly acidic aroma and somewhat preferred
by panelists.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus
plantarum terhadap beberapa komponen mutu tepung porang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan satu faktor yakni konsentrasi BAL (KB) jenis Lactobacillus plantarum dengan 6
perlakuan yaitu 0%, 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali
sehingga diperoleh 18 unit percobaan. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis keragaman
(Analysis of Variance) pada taraf nyata 5% menggunakan software Co-stat. Apabila terdaapat beda nyata,
dilakukan uji lanjut Polynomial Orthogonal dan Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Adapun parameter
yang diamati meliputi nilai pH, kadar protein, kadar air, rendemen, total bakteri asam laktat, parameter
organoleptik warna dan aroma (hedonik dan scoring). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi
strater bakteri Lactobacillus plantarum 20% merupakan perlakuan terbaik dalam menghasilkan tepung porang
nilai pH 5,72, kadar protein 6,49%, rendemen 9,33%, total bakteri asam laktat 6,66 log CFU/g serta warna
agak coklat dan aroma agak asam serta agak disukai panelis.
673
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 6 No. 2 November 2020
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095
Amorphophallus di Pulau Lombok masih sangat dan masih beraroma porang sehingga
kurang. diperlukan alternatif pengolahan. Pengolahan
Menurut Koswara (2006), umbi porang alternatif lain yang dapat dilakukan yaitu
memiliki potensi ekonomi yang cukup tinggi. memodifikasi karakter umbi porang seperti
Hal tersebut dapat dilihat dari kebutuhan dalam pembuatan MOCAF (Modified cassava
negara-negara tetangga seperti Jepang akan flour) melalui proses fermentasi.
umbi porang cukup tinggi. Bukan hanya itu Prinsip dari proses fermentasi
gaplek porang Indonesia juga sangat diminati pembuatan tepung umbi adalah memodifikasi
negara tetangga lainnya seperti Malaysia, sel umbi dengan bantuan mikroba yang dapat
Singapura dan China. Umbi porang di Indonesia menghancurkan dinding sel umbi dengan enzim
umumnya diekspor dalam umbi segar atau yang dihasilkan, sehingga terjadi hidrolisis pati
bentuk chips sebesar 3.000 ton/tahun ke menjadi gula selanjutnya diubah menjadi asam-
berbagai negara, antara lain Tiongkok, Jepang, asam organik terutama berupa asam laktat. Hal
dan Taiwan (Santosa, 2014). Selama ini ini menyebabkan tepung yang dihasilkan
Indonesia mengekspor umbi porang lebih memiliki karakteristik yang lebih baik, yakni
banyak dalam bentuk gaplek (atau chips meningkatnya viskositas, daya rehidrasi, dan
kering) daripada tepung. Melihat potensi kemudahan melarut serta dapat menutupi cita
ekonomi umbi porang yang cukup besar rasa spesifik umbi sampai 70% sehingga cita
tersebut mendorong pemerintah melalui rasa tepung yang dihasilkan menjadi netral
keputusan Gubernur NTB No. 903-600 (2016) (Nusa, 2012).
menganggarkan biaya untuk pembudidayaan Menurut Sopandi (2014) pembuatan
umbi porang sebesar Rp 24.650.000/ha tepung fermentasi dapat dilakukan dengan
sehingga dapat dihasilkan umbi porang yang fermentasi spontan dan fermentasi dengan
cukup besar. starter. Fermentasi spontan dilakukan dengan
Umbi Porang (Amorphophallus bantuan mikroba yang secara alami
oncophyllus) merupakan salah satu umbi minor berkembang biak karena lingkungan hidupnya
yang berpotensi menjadi salah satu pangan sesuai dengan pertumbuhannya. Umumnya
pokok alternatif selain beras, singkong, jagung waktu fermentasi secara spontan antara 42
dan gandum dalam memenuhi kebutuhan sampai 72 jam dan mikroba yang berperan
karbohidrat karena kandungan pati yang cukup adalah termasuk bakteri asam laktat seperti
tinggi yakni dapat mencapai 77,0% (Ohtsuki, Acetobacter aceti, Acetobacter xylinum,
1968). Menurut Harijati (2011) umbi porang Streptococcus termophilus dan Lactobacillus
mempunyai kandungan glukomanan yang plantarum (Urbaya, 2017). Sedangkan
cukup tinggi mencapai 5%-65%. Glukomanan fermentasi dengan starter dilakukan mikroba
dalam industri pangan dimanfaatkan sebagai yang secara sengaja ditambahkan dalam
pangan fungsional berupa makanan diet yang bentuk starter yang tumbuh dan berkembang
rendah lemak dan kalori, pengikat air, bahan biak secara aktif merubah bahan pangan yang
pengental, bahan penggumpal atau pembentuk difermentasi. Starter yang ditambahkan
gel karena sifat kelarutan glukomannanya yang merupakan satu atau lebih jenis mikroba yang
tinggi di dalam air sehingga dapat berperan seperti pada fermentasi spontan.
dimanfaatkan sebagai penstabil es krim untuk Mikroba yang dapat ditambahkan salah satunya
memperbaiki tekstur (Koswara, 2013). Untuk jenis Lactobacillus plantarum. Bakteri L.
memudahkannya dalam pengaplikasian dalam plantarum umumnya lebih tahan terhadap
industri pangan maka perlu dilakukan keadaan asam dan oleh karenanya menjadi
pengolahan menjadi tepung, dimana dapat lebih banyak terdapat pada tahapan terakhir
dilakukan dengan pengeringan biasa. Namun, dari fermentasi tipe asam laktat. Bakteri L.
tepung porang yang diolah dengan proses plantarum terutama berguna untuk
pengeringan biasa memiliki warna dan aroma pembentukan asam laktat, penghasil hidrogen
yang tidak disukai, yakni berwarna kecoklatan peroksida tertinggi dibandingkan bakteri asam
674
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 6 No. 2 November 2020
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095
laktat lainnya dan juga menghasilkan pekat (95-97%), H3BO3 4%, HCL, dan larutan
bakteriosin bersifat bakterisidal (Salminen, Na2S2O3 0,1.
1993). Alat-alat yang digunakan adalah
Menurut penelitian Rahmawati (2015) baskom, stopwatch, botol UC, laminar air flow
menunjukkan bahwa penambahan starter L. (STREAMLINE), vortex, blue tip, mikropipet,
plantarum konsentrasi 2% (v/v) merupakan pengaduk, timbangan analitik (Kern), pH meter
perlakuan terbaik pada fermentasi tepung ubi (Schott), tabung reaksi, erlenmeyer 250 mL, L,
jalar kuning yang berpengaruh nyata terhadap labu ukur 1.000 mL, aluminium foil, alat titrasi,
parameter total BAL, total asam, nilai pH, serat pipet tetes, pemanas balik, saringan 80 mesh,
kasar, gula reduksi, total gula, total nitrogen hotplate (IEC), magnetic stirrer, sentrifugasi,
dan kadar pati. Senada dengan hasil penelitian gelas beker 500 mL, gelas beker 1.000 mL,
Nurani (2013), diperoleh tepung talas pipet volume 10 mL, pipet volume 25 mL, pipet
modifikasi terbaik yakni modifikasi dengan ukur 10 mL, pipet ukur 5 mL plastik, blender,
menggunakan L. plantarum dengan konsentrasi oven (Memmert), cabinet dryer, pengayak 80
10% selama 48 jam yang menyebabkan mesh, kertas label dan tisu.
kenaikan kadar pati (14,32%) dan penurunan
kadar serat kasar (35,34%). Selain itu, menurut Metode
hasil penelitian Kurniati (2012) menyatakan L. Metode yang digunakan dalam
plantarum dengan konsentrasi 5-15% pada penelitian ini adalah metode eksperimental
pembuatan MOCAF menghasilkan hasil terbaik yang dilaksanakan di laboratorium.
yakni dapat meningkatkan kadar protein dan Pelaksanaan penelitian:
menurunkan kadar HCN pada tepung MOCAF Preparasi Inokulum Bakteri Asam Laktat
serta karakteristik fisik hampir menyerupai (Setiarto, 2016 dimodifikasi)
tepung terigu. Sedangkan menurut hasil 1. Peremajaan
penelitian Urbaya (2017) menyatakan bahwa Isolat BAL diremajakan pada media
pemberian konsentrasi L. plantarum 20% pada MRSB mengandung pati (10% b/v) sebagai
pembuatan tepung gadung merupakan sumber karbon. Proses ini bertujuan untuk
perlakuan terbaik yaitu nilai pH 4,19, kadar pati memperbanyak jumlah mikroorganisme
14,49%, rendemen 6,88%, total bakteri asam yaitu kali ini menggunakan Lactobacillus
laktat 6,9 Log CFU/g serta warna dan aroma plantarum.
yang disukai oleh panelis. 2. Penginkubasian
Berdasarkan uraian diatas maka telah Proses ini bertujuan agar isolat
dilakukan penelitian tentang Pengaruh Lactobacillus plantarum mendapatkan
Konsentrasi Starter Bakteri Lactobacillus kondisi yang sesuai untuk pertumbuhannya,
plantarum Terhadap Beberapa Komponen Mutu dimana penginkubasikan dilakukan pada
Tepung Porang (Amorphophallus oncophyllus). suhu 37°C selama 72 jam sehingga
dihasilkan kultur murni.
BAHAN DAN METODE 3. Pemanenan
Setelah diikubasi selama 24 jam,
Bahan dan Alat selanjutnya dilakukan pemanenan kultur
Bahan-bahan yang digunakan adalah murni menggunakan jarum ose.
umbi porang dengan varietas lokal yang 4. Perbanyakan kultur
diperoleh dari Dusun Banjar Getas Kecamatan Setelah dihasilkan kultur murni,
Wanasaba Kabupaten Lombok Timur, suspensi kemudian ditumbuhkan pada medium MRSA
Lactobacillus plantarum, air mineral, garam, untuk memperbanyak jumlah koloni starter
aquades, buffer fosfat, media deMan Rogosa hingga sesuai dengan jumlah yang
Sharpe Agar (MRSA), media deMan Rogosa dibutuhkan.
Sharpe Broth (MRSB), alkohol 70%, H2SO4 5. Isolat siap digunakan
675
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 6 No. 2 November 2020
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095
676
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 6 No. 2 November 2020
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095
677
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 6 No. 2 November 2020
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095
2. Kadar Protein
Konsentrasi Bakteri Lactobacillus plantarum
Konsentrasi starter bakteri Lactobacillus
plantarum memberikan pengaruh yang berbeda Gambar 2. Grafik Pengaruh Konsentrasi
nyata terhadap kadar protein tepung porang. Starter Bakteri Lactobacillus
Hubungan antara konsentrasi starter bakteri
678
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 6 No. 2 November 2020
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095
679
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 6 No. 2 November 2020
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095
tepung porang yang dihasilkan dapat dilihat rendemen dari tepung yang dihasilkan semakin
pada Gambar 4. tinggi, dimana selama pertumbuhannya dapat
menghasilkan enzim α-amilase yang dapat
menghancurkan dinding sel dari umbi yang
menyebabkan rusaknya jaringan dan
Rendemen (%)
9,33 10,16
8,50
9,00 memudahkan perpindahan senyawa-senyawa
8,33
y = 11,029x + 7,3414
larut air. Terlarutnya senyawa-senyawa
7,00
R² = 0,9364 tersebut, masa tepung porang menjadi
berkurang sehingga terjadinya peningkatan
rendemen (Nusa, 2012).
680
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 6 No. 2 November 2020
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095
plantarum akan menyebabkan peningkatan secara hedonik dan scoring dapat dilihat pada
total BAL pada tepung porang sebesar 5,1829. Gambar 6.
Nilai 5,6205 merupakan konstanta atau
disebut intercept dimana pada titik x = 0, total
BAL sebesar 5,6205. Nilai koefisien determinasi
(KD) sebesar 0,9681 dikonversi ke dalam
persen (%) menjadi 96,8%, artinya yaitu
peningkatan total BAL tepung porang
dipengaruhi sebesar 96,8% oleh konsentrasi
bakteri Lactobacillus plantarum dan sisanya
sebesar 3,2% dipengaruhi oleh faktor lain.
Peningkatan total BAL yang semakin
tinggi karena populasi BAL semakin banyak
dengan semakin tingginya konsentrasi starter
Gambar 6. Grafik Pengaruh Konsentrasi
bakteri Lactobacillus plantarum yang Starter Bakteri Lactobacillus
ditambahkan. Selama fermentasi terjadi plantarum terhadap Warna
pertumbuhan BAL didukung oleh komponen Tepung Porang
bahan baku yang digunakan sebagai sumber
nutrisi oleh BAL selama proses fermentasi Berdasarkan Gambar 6 menunjukkan
seperti karbohidrat yang diubah menjadi bahwa konsentrasi starter bakteri Lactobacillus
energi. Energi tersebut digunakan untuk plantarum 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%
pertumbuhan sel sehingga semakin banyak menghasilkan hasil yang tidak berbeda nyata
baik secara hedonik dan scoring terhadap
energi yang dihasilkan akan menyebabkan
terjadi kenaikan jumlah sel. Hal tersebut sesuai warna tepung porang yaitu agak kecoklatan.
dengan pernyataan Rahmawati (2015) yang Hal ini disebabkan karena pada semua
menyatakan bakteri asam laktat dalam medium perlakuan melalui proses fermentasi yang
akan memfermentasi atau menghidrolisis gula sama, sehingga pada perlakuan 0%, 5%, 10%,
menjadi komponen-komponen yang lebih 15%, 20%, dan 25% terjadi hidrolisis
sederhana menjadi asam laktat, asam organik, komponen penyusun warna oleh adanya
CO2, H2O dan energi. Selanjutnya energi aktivitas mikroba Lactobacillus plantarum
digunakan untuk sintesis sehingga terjadi selama proses fermentasi 48 jam baik secara
kenaikan jumlah sel. Selain itu, dibuktikan alami maupun penambahan kultur murni
dengan hasil uji pH yang menunjukkan semakin Lactobacillus plantarum adalah relatif sama.
tinggi penambahan konsentrasi starter baktreri Penambahan bakteri Lactobacillus
Lactobacillus plantarum maka menghasilkan pH plantarum tidak berpengaruh nyata terhadap
yang semakin asam yang menunjukkan warna tepung porang yang dihasilkan, diduga
pertumbuhan Lactobacillus plantarum yang disebabkan karena enzim pektinase dan
semakin tinggi. sellulase serta α-amilase yang dihasilkan oleh
BAL Lactobacillus plantarum berfungsi untuk
6. Warna merusak dinding sel sehingga warna yang
Penambahan konsentrasi starter bakteri dihasilkan seperti warna asli dari umbi porang
Lactobacillus plantarum 0%, 5%, 10%, 15%, yaitu berwarna kecoklatan. Selain itu menurut
20%, dan 25% pada fermentasi tepung porang Wardhani (2017), umbi porang mengandung
memberikan pengaruh tidak berbeda nyata karoten mencapai 40 mg/kg dan mengandung
warna tepung porang baik secara hedonik enzim polyphenol oxsidase (PPO) serta
maupun scoring. Hubungan pengaruh senyawa polifenolik termasuk tannin. Senyawa
konsentrasi starter bakteri Lactobacillus yang terkandung dalam umbi porang itulah
plantarum terhadap warna tepung porang baik yang menyebabkan warna tepung porang yang
dihasilkan masih agak coklat. Hal tersebut
681
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 6 No. 2 November 2020
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095
682
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 6 No. 2 November 2020
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095
semakin tinggi konsentrasi bakteri asam laktat asam semakin tinggi pula. Namun semakin
maka asam laktat yang dihasilkan juga semakin tinggi konsentrasi starter bakteri
meningkat, sehingga menyebabkan bau asam Lactobacillus plantarum tepung porang yang
pada produk pati singkong yang dihasilkan. dihasilkan memiliki pH yang semakin
Senada dengan pendapat Suhery (2015) pada menurun.
proses fermentasi bakteri asam laktat akan 3. Perlakuan dengan pemberian konsentrasi
menimbulkan bau asam akibat dari produksi strater bakteri Lactobacillus plantarum 20%
asam laktat. Bau asam tersebut diakibatkan merupakan perlakuan terbaik berdasarkan
karena adanya konversi karbohidrat selama SNI tepung MOCAF 7622:2011 dalam
fermentasi. Bau asam inilah yang dapat menghasilkan tepung porang, yaitu nilai pH
mengurangi bau dari talas, tepung termodifikasi 5,72, kadar protein 6,49%, rendemen
memiliki sedikit bau khas bahan baku dibanding 9,33%, total bakteri asam laktat 6,66 CFU/g
tepung yang dibuat tanpa proses fermentasi. serta warna agak coklat dan aroma agak
Menurut Surono (2004), selama proses asam serta agak disukai panelis.
fermentasi BAL mengubah glukosa menjadi
asam laktat melalui jalur Embden Meyerhoff DAFTAR PUSTAKA
Parnas (EMP). Pati yang terkandung akan
dipecah menjadi glukosa yang selanjutnya akan Armanto, R. dan A. S. Nurasih. 2008. Kajian
mengalami proses glikolisis sehingga menjadi Konsentrasi Bakteri Asam Laktat dan
asam piruvat. Asam piruvat mengalami proses Lama Fermentasi pada Pembuatan
Tepung Pati Singkong Asam. Jurnal
fermentasi karena tidak tersedianya oksigen
AGRITECH. 28 (3): 97-101.
(anaerob). Hasil akhir dari serangkaian proses
tersebut berupa asam laktat apabila mikroba Harijati, N., E.L. Arumingtyas, dan R.
yang berperan berupa bakteri, sedangkan Handayani. 2011. Pengaruh Pemberian
Kalsium terhadap Ukuran dan
apabila mikroba yang berperan mikroba jenis
Kerapatan Kristal Kalsium Oksalat pada
khamir maka akan manghasilkan alkohol Porang (Amorphophallus muelleri
berupa etanol atau biasa disebut dengan blume). Jurnal Pangan dan
fermentasi alkoholik. Agroindustri. 1(2): 72-139.
Koswara, S. 2006. Iles-iles dan hasil olahannya.
KESIMPULAN E-book pangan.com.
Koswara, S. 2013. Teknologi Pengolahan Umbi-
Berdasarkan hasil analisa serta uraian Umbian. IPB-Press. Bogor.
pembahasan yang terbatas pada lingkup
penelitian ini ditarik kesimpulan sebagai Kurniati, L.I., N. Aida., S. Gunawan dan T.
Widjaja. 2012. Pembuatan MOCAF
berikut:
(Modified Cassava Flour) dengan Proses
1. Perlakuan konsentrasi starter bakteri Fermentasi menggunakan Lactobacillus
Lactobacillus plantarum memberikan plantarum, Saccharomyces cerevisiae,
pengaruh yang berbeda nyata terhadap nilai dan Rhizopus oryzae. Jurnal Teknik
pH, kadar protein, rendemen, total BAL, dan POMITS. 1 (1): 1-6.
organoleptik aroma (scoring) tepung Kusmanto. 2009. Total Bakteri dan Sifat
porang, namun memberikan pengaruh yang Organoleptik Minuman Sari Tempe
tidak berbeda nyata terhadap kadar air serta dengan Variasi Waktu Penyimpanan.
mutu organoleptik warna (hedonik dan Skripsi. Universitas Muhammadiyah
scoring) dan aroma (hedonik) tepung Semarang. Semarang.
porang. Mardiani, A., J. Sumarmono., dan T.
2. Semakin tinggi konsentrasi starter bakteri Setyawardani. 2013. Total Bakteri Asam
Lactobacillus plantarum maka tepung Laktat Kadar Air, dan Protein Keju
Peram Susu Kambing yang
porang yang dihasilkan memiliki kadar
Mengandung Probiotik Lactobacillus
protein, rendemen, total BAL dan aroma casei dan Bifidobacterium longum.
683
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 6 No. 2 November 2020
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095
Jurnal Ilmiah Peternakan. 1 (1): 244- Sopandi, Tatang dan Wardah. 2014.
253. Mikrobiologi Pangan dan Pengolahan:
Teori dan Praktikum. Yudhistira.
Nurani, D., S. Sukotjo dan I. Nurmalasari.
Yogyakarta.
2013. Optimasi Proses Produksi Tepung
Talas (Colocasia esculenta, L. Schott) Sudarmadji. S., Haryono dan Suhardi, 1997.
Termodifikasi secara Fermentasi. Jurnal Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan
IPTEK. 8 (1): 65-71. dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta.
Nusa, M. I., B. Suarti dan Alfiah. 2012. Suhery, W. N., D. Anggraini dan N. Endri. 2015.
Pembuatan Tepung MOCAF melalui Pembuatan dan Evaluasi Pati Talas
Penambahan Starter dan Lama (Colocasia esculenta Schoot)
Fermentasi (Modified Cassava Flour). Termodifikasi dengan Bakteri Asam
Jurnal Agrium. 17 (3): 210-217. Laktat (Lactobacillus sp.). Jurnal Sains
Farmasi & Klinis. 1(2): 207-214.
Ohtsuki, T. 1968. Studies on Reserve
Carbohydrates of Flour Amorphophallus Surono, I. S. 2004. Probiotik Susu Fermentasi
Spicies with Special Refrence to dan Kesehatan. YAPMMI.TRICK.
Mannan. Journal Botanical Magazine. Jakarta.
81 (1): 119-126.
Tandrianto, J., D. K. Mintoko., dan S. Gunawan.
Prabowo, A. 2010. Frekuensi Penggunaan 2014. Pengaruh Fermentasi pada
Larutan Garam Secara Berulang Pada Pembuatan Mocaf (Modified Cassava
Proses Penurunan Kandungan Kalsium Flour) dengan Menggunakan
Oksalat Chips Porang. Skripsi. Lactobacillus plantarum terhadap
Universitas Brawijaya. Malang. Kandungan Protein. Jurnal Teknik
POMITS. 3 (2): 143-145.
Rahmawati, I. S., E. Zubaida, dan E. Saparianti.
2015. Evaluasi Pertumbuhan Isolat Urbaya, L. N., Nazaruddin dan W. Werdiningsih.
Probiotik (L. casei dan L. plantarum) 2017. Pengaruh Konsentrasi
dalam Medium Fermentasi Berbasis Ubi Lactobacillus plantarum Terhadap Mutu
Jalar (Ipomoea batatas L.) selama Tepung Gadung (Discorea hispida
Proses Fermentasi (Kajian Jenis Isolat Dennst). Jurnal Ilmu dan Teknologi
dan Jenis Tepung Ubi Jalar). Jurnal Pangan. 1 (1): 1-13.
Aplikasi Teknologi Pangan. 4 (4): 133-
Wardhani, D. H., A. A. Atmadja, dan C. R.
141.
Nugraha. 2017. Pencegahan
Salminen, S and A. V. Wright. 1993. Lactic Acid Pencoklatan Enzimatik pada Porang
Bacteria: Microbiology and Functional Kuning (Amorphophallus oncophyllus).
Aspects. Marcel Dekker Inc. New York. Jurnal Reaktor. 17 (2): 104- 110
Santosa, E., 2014. Pengembangan Tanaman Yuzammi. 2009. The Genus Amorphophallus
Iles-Iles Tumpangsari Untuk Blume ex Decaisne (Araceae-
Kesejahteraan Petani dan Kemandirian Thomsonieae) in Java. LIPI. Indonesia.
Industri Pangan Nasional. Jurnal
Risalah Kebijakan Pertanian dan
Lingkungan. 1(2): 73-79.
Setiarto, R. H. B. dan N. Widhyastuti. 2016.
Pengaruh Fermentasi Bakteri Asam
Laktat Lactobacillus plantarum B307
Terhadap Kadar Proksimat dan
Amilografi Tepung Taka Modifikasi
(Tacca leontopetaloides). Jurnal Ilmu
Pertanian Indonesia (JIPI). 21 (1): 7-
17.
SNI. 2011. Tepung MOCAF. SNI 7622-2011.
Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.
684