You are on page 1of 9

Bionature Vol.

Komposisi 12 (1): Hlm:Pada


Mikroorganisme 7 - 14, Umbi Ubi Kayu Pahit Menjadi “Wikau Maombo”
April 2011
fermentasi 7
ISSN: 1411-4720

Komposisi Mikroorganisme Pada fermentasi Umbi Ubi Kayu Pahit Menjadi “Wikau
Maombo”
(The Composition Of Microorganisms On The Bitter Cassava Root Become "Wikau Maombo"
Fermentation)

Nurhayani H. Muhiddin
Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Haluoleo, Kendari

Abstract

The aim of the research was to know total count of microorganisms and character of group of type
mikroorganisme which natural grow of during fermentation process of " Wikau Maombo". This research was
conducted in Biological Laboratory of Faculty of Mathematics and Natural Sciences of University Haluoleo.
The research use is experimental method having the character of explorate. The total count of
microorganisms calculated with the method of " Standard of Plate Count", and characterize of group of type
of microorganisms by spread plate isolation method use the medium Nutrient Agar for the bacteria, Potato
Dextrose Agar for the mould , and Yeast Malt Agar for the yeast. The calculation and isolation of
microorganisms conducted every day during 4 day fermentation, with the fresh bitter cassava root control
before fermentation. The result of research show total count of bacteria of fresh cassava root equal to 1,1 x
106 CFU/mL and at "Wikau Maombo” after fermentation, respectively 1, 2, 3 and 4 day become 7,5 x 106
CFU/ mL, 4,3 x 107 CFU/mL, 0,9 x 107 CFU/mL, and 3,0 x 107 CFU/mL, by 20 kinds of isolate group. The
total count of mould of fresh cassava root equal to 1,1 x 105 CFU/mL, and respectively at "Wikau Maombo"
after fermentation, that is equal to 1,0 x 107 CFU/mL, 2,1 x 107 CFU/mL, 1,7 x 107 CFU/mL, and 1,6 x 107
CFU/mL. the Isolates of mould consisted by four kinds of isolate group.The total count of yeast of cassava
root of before fermentation of equal to 0,9 x 106 CFU/mL, and at “wikau maombo" after fermentation,
respectively, that are 3,9 x 106 CFU/mL, 2,8 x 106 CFU/ml, 2,0 x 106 CFU/mL, and 0,8 x 106 CFU/mL. The
solates of yeast consisted by four kinds of isolate group.

Keywords : bitter cassava root, “Wikau Maombo”, fermentation, microorganisms

A. Pendahuluan
selebihnya tersebar di beberapa kabupaten
Tanaman ubi kayu (Manihot sp.) lainnya.
merupakan salah satu komoditi pangan yang Tanaman ubi kayu merupakan sumber
banyak ditanam di daerah tropis dan mudah makanan pokok bagi masyarakat di Kecamatan
dibudidayakan walaupun pada lahan tandus. Mawasangka Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi
Tanaman ubi kayu memerlukan paling sedikit 8 Tenggara. Jenis ubi kayu yang dibudidayakan di
bulan cuaca panas untuk produksi umbi, dan daerah ini adalah ubi kayu varietas pahit, dengan
tanaman ini lebih menyukai tanah berpasir atau alasan hanya jenis ubi kayu tersebut yang cocok
tanah liat (lempung) berpasir. Tanaman ubi kayu tumbuh pada kondisi lahan daerah ini, berumur
diklasifikasikan sebagai spesies tunggal Manihot panjang dan menghasilkan umbi lebih banyak.
esculenta Crantz yang merupakan anggota dari Namun Umbi ubi kayu termasuk hasil pertanian
famili Euphorbiaceae (Anonim, 2006). yang mudah rusak, karena memiliki kandungan
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik air cukup tinggi, yaitu sekitar 40 - 70 %. Kualitas
tahun 2005, luas areal pertanaman ubi kayu di ubi kayu akan turun setelah disimpan tiga hari
Provinsi Sulawesi Tenggara mencapai 14.820 pada suhu ruang (Lidiasari dkk., 2006). Umbi ubi
Ha dengan total produksi 1.207,36 ton. Areal kayu varietas pahit perlu pengolahan khusus
tersebut terdapat di Kabupaten Buton seluas sebelum dikonsumsi, karena ubi jenis ini
4.680 Ha dengan produksi sebesar 211,66 ton dan mengandung racun hidrogen sianida (HCN) yang
cukup tinggi dan rasanya pahit.
Komposisi Mikroorganisme Pada fermentasi Umbi Ubi Kayu Pahit Menjadi “Wikau Maombo” 8

Upaya yang sudah lama dilakukan oleh hasilnya sering tidak stabil. Kultur murni adalah
masyarakat untuk mengurangi racun umbi ubi mikroorganisme yang akan digunakan dalam
kayu pahit adalah mengolah umbi ubi kayu pahit fermentasi dengan sifat dan karakteristik yang
dengan cara tradisional melalui pemeraman diketahui dengan pasti sehingga produk yang
(fermentasi). Umbi ubi kayu yang telah dikupas dihasilkan memiliki stabilitas kualitas yang jelas
direndam air garam selama 12-24 jam, lalu (Hidayat, 2007).
dikeringkan di bawah terik matahari kemudian Berdasarkan uraian tersebut maka
direndam air tawar selama 12-24 jam. penelitian ini merupakan eksplorasi fermentasi
Selanjutnya umbi ubi kayu difermentasi secara ”wikau maombo” yang menekankan pada tahap
alami tanpa penambahan ragi selama 4 hari. Hasil fermentasi dengan tujuan mengetahui jumlah serta
fermentasi umbi ubi kayu ini disebut “Wikau jenis kelompok mikroorganisme yang terlibat
Maombo”. “Wikau Maombo”, dalam bahasa dalam proses fermentasi. Hasil penelitian
Buton berarti ubi yang diperam, dan dalam bahasa diharapkan dapat diperoleh kultur murni isolat
Mawasangka dikenal dengan nama “Kaombongi” mikroorganisme lokal yang dapat membantu
atau “Mafusao Kaombo”. Produk ini dikonsumsi pengembangan teknologi fermentasi tradisional
sebagai pengganti nasi, atau disimpan sebagai ”Wikau Maombo”.
cadangan makanan. Makanan ini memiliki cita
rasa dan aroma yang berbeda dengan ubi kayu B. Metode Penelitian
tanpa fermentasi.
Fermentasi merupakan kegiatan Penelitian ini bersifat eksploratif dengan
mikroorganisme pada bahan pangan sehingga menggunakan metode penelitian eksperimental.
dihasilkan produk yang dikehendaki. Fermentasi Sampel untuk sumber isolat mikroorganisme
bahan makanan adalah salah satu cara pengawetan diambil dari umbi ubi kayu pahit segar dan
pangan yang melibatkan aktivitas mikroorganisme “Wikau Maombo” terfermentasi 1 hari, 2 hari, 3
tertentu untuk menghasilkan komponen- hari dan 4 hari yang sementara difermentasi oleh
komponen yang dapat menghambat masyarakat di Kecamatan Mawasangka
mikroorganisme perusak lainnya. Fermentasi Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara.
adalah salah satu metode untuk mendetoksifikasi Bahan utama penelitian adalah umbi ubi
glukosida sianogenik dalam ubi kayu dan dapat kayu pahit segar dan “Wikau Maombo”
meningkatkan nutrisi dan mutu organoleptik dari terfermentasi 1, 2, 3, dan 4 hari. Bahan penunjang
produk. Keberhasilan dari fermentasi terutama yang diperlukan antara lain adalah berbagai bahan
fermentasi tradisional terletak pada jumlah dan kimia yang digunakan untuk pembuatan media
jenis mikroorganisme yang berperan dalam proses isolasi dan identifikasi mikroorganisme (bakteri,
fermentasi tersebut. Konsentrasi inokulum dan kapang dan khamir). Adapun alat-alat yang
jenis mikroorganisme yang berperan sangat dibutuhkan adalah alat-alat gelas dan bukan gelas
menentukan hasil akhir produk fermentasi, seperti yang biasa digunakan dalam pekerjaan
kandungan gizi, tekstur, flavor dan aroma. mikrobiologi meliputi: cawan petri, tabung reaksi,
Fermentasi alkohol dengan substrat pati ubi kayu jarum ose, erlenmeyer, autoclave, oven, laminar
memerlukan konsentrasi inokulum sekitar 2,5 - air flow, incubator, micropipet dan tip,
5,0 % (v/v), sedangkan beberapa proses mikroskop, dan lain-lain.
fermentasi yang lain memerlukan konsentrasi Isolasi jenis-jenis mikroorganisme
inokulum sebanyak 10 % (v/v) (McNeil and (bakteri, khamir dan kapang) pada umbi ubi kayu
Harvey, 1990; Judoamidjojo, 1992; Noordia, sebelum fermentasi dan pada “wikau maombo”
2005; Odoemelam, 2005; Hidayat, 2007). terfermentasi, ditentukan dengan cara Standard
Fermentasi dapat dilakukan menggunakan Plate Count (SPC), dan dilakukan secara spread
kultur murni ataupun alami serta dengan kultur plate pada media Nutrien Agar (NA) untuk
tunggal ataupun kultur campuran. Fermentasi bakteri, media Yeast Malt Agar (YMA) untuk
menggunakan kultur alami umumnya dilakukan khamir dan Potato Dekstrose Agar (PDA) untuk
pada proses fermentasi tradisional yang kapang (Cappucino & Sherman, 1987). Umbi ubi
memanfaatkan mikroorganisme yang ada di kayu dan atau “wikau maombo” digerus,
lingkungan. Contoh produk pangan yang kemudian ditimbang sebanyak 1 gram dan
dihasilkan dengan fermentasi alami adalah “wikau diencerkan secara desimal, yaitu 10-1 sampai 10-6
maombo”. Produk fermentasi tradisional yang dengan menggunakan tabung reaksi yang masing-
diinokulasi dengan kultur alami atau campuran masing telah diisi 9 mL larutan NaCl 0,85 %
dengan jumlah dan jenis yang tidak diketahui, (b/v). Lalu sebanyak 0,1 mL larutan dari
Komposisi Mikroorganisme Pada fermentasi Umbi Ubi Kayu Pahit Menjadi “Wikau Maombo” 9

pengenceran yang dikehendaki dipipet ke dalam mikroorganisme yang tumbuh pada setiap media
cawan petri steril yang berisi media NA, YMA dan menunjukkan perbedaan ukuran, bentuk dan
dan PDA yang telah padat dan sampel diratakan warna dimurnikan dengan metode fourstreak
dipermukaan setiap media dengan menggunakan plate. Isolat murni yang diperoleh dikelompokkan
batang gelas (hoky steak) yang ujungnya rata berdasarkan kesamaan karakter morfologi koloni
secara aseptis. Setelah itu sampel diinkubasi pada dan sel.
suhu kamar selama 24-48 jam. Cawan yang
digunakan untuk perhitungan ialah cawan yang C. Hasil dan Pembahasan
mengandung 30-300 koloni. Jumlah sel
mikroorganisme per gram contoh yaitu : Komposisi mikroorganisme dari ”wikau
maombo” selama empat hari fermentasi sangat
beragam menurut lama fermentasi.
Koloni-koloni mikroorganisme yang tumbuh Mikroorganisme tersebut yang terdiri dari
terpisah pada masing-masing medium diamati, kelompok bakteri, kapang dan khamir memiliki
lalu diisolasi ke medium yang baru untuk keragaman baik jumlah maupun jenis.
dikarakterisasi lebih lanjut. Koloni
Tabel 1. Jumlah total bakteri dari ”wikau maombo” menurut lama fermentasi berdasarkan metode SPC
Sampel menurut Jumlah koloni bakteri pada pengenceran Nilai SPC
lama fermentasi 10-4 10-5 10-6 (CFU/mL)
H0 12 2 3 1,1 x 106
H1 183 46 16 7,5 x 106
H2 306 195 107 4,3 x 107
H3 261 69 18 0,9 x 107
H4 289 112 77 3,0 x 107
Data primer, tahun 2007

Komposisi mikroorganisme kelompok hingga fermentasi 3 hari lalu menurun setelah


bakteri pada ”wikau maombo” tampak bervariasi fermentasi 4 hari.
menurut lama fermentasi baik jumlah maupun Fluktuasi jumlah bakteri ini diduga
jenisnya. Jumlah total bakteri dari ”wikau berkaitan dengan ketersediaan nutrien pada
maombo” berdasarkan lama fermentasi dengan substrat umbi ubi kayu, produk metabolit
metode ”Standard Plate Count” disajikan pada mikroorganisme dan kompetisi diantara
Tabel 1. Jumlah total bakteri pada sampel ubi mikroorganisme. Sebagaimana menurut Rahman
kayu sebelum fermentasi (H0) sebesar 1,1 x 106 (1989) bahwa pertumbuhan sel mikroorganisme
CFU/mL. Sedangkan jumlah total bakteri pada akan berlangsung tanpa batas tetapi karena
wikau maombo setelah fermentasi satu (H1) hari pertumbuhan berlangsung dengan mengkonsumsi
7,5 x 106 CFU/mL, dua hari (H2) sebesar 4,3 x nutrien sekaligus mengeluarkan produk-produk
107 CFU/mL, tiga hari (H3)sebesar 0,9 X 107 metabolisme yang terbentuk sehingga setelah
CFU/mL, empat hari (H4) sebesar 3,0 x 107 waktu tertentu jumlah mikroorganisme akan
CFU/mL. menurun yang disebabkan karena berkurangnya
Adanya bakteri pada sampel umbi ubi beberapa nutrien esensial dalam substrat atau
kayu sebelum fermentasi menunjukkan bahwa karena terjadinya akumulasi autotoksin yang
umbi ubi kayu segar yang digunakan sebagai dihasilkan.
bahan baku pembuatan ”wikau maombo” secara Berdasarkan pengamatan karakteristik
alami mengandung sejumlah bakteri. Selanjutnya koloni dan sel dari semua isolat-isolat bakteri
dengan perlakuan lama fermentasi menjadi yang terhitung, diperoleh kelompok-kelompok
”wikau maombo” jumlah bakteri tersebut isolat menurut kesamaan sifat seperti pada Tabel
meningkat. Jumlah bakteri cenderung meningkat 2. Sejumlah koloni bakteri dari umbi ubi
hingga fermentasi 2 hari (H2), lalu menurun pada kayu sebelum fermentasi dan yang diperoleh
fermentasi 3 hari tetapi meningkat lagi setelah selama fermentasi menjadi ”wikau maombo”,
fermentasi 4 hari. Hal ini sedikit berbeda dengan setelah dikelompokkan berdasarkan karakteristik
hasil penelitian sebelumnya (Hasirun, 2005), koloni dan sel, maka diperoleh 20 kelompok isolat
dimana jumlah total mikroorganisme meningkat bakteri. Keduapuluh kelompok isolat tersebut
dari sampel umbi ubi kayu sebelum fermentasi adalah isolat A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M,
Komposisi Mikroorganisme Pada fermentasi Umbi Ubi Kayu Pahit Menjadi “Wikau Maombo” 10

N, O, P, Q, R, S, dan isolat T. Isolat bakteri hasil Kelompok isolat yang ditemukan pada sampel H1,
penelitian Hasirun (2005) menemukan 13 macam H2, H3 dan H4 adalah isolat G. Kelompok isolat
kelompok isolat. bakteri yang ditemukan pada sampel H0 dan H1
Komposisi jenis isolat bakteri pada adalah isolat F dan isolat L. Kelompok isolat yang
sampel umbi ubi kayu sebelum fermentasi dan ditemukan pada sampel H1 dan H2 adalah isolat J.
setelah fermentasi menjadi ”wikau maombo” juga Kelompok isolat yang hanya ditemukan pada
bervariasi. Jenis isolat bakteri yang ditemukan sampel H3 adalah isolat T. Kelompok isolat yang
pada semua sampel mulai dari sampel umbi ubi ditemukaan pada sampel H2, H3, dan H4 adalah
kayu sebelum fermentasi (H0), sampel setelah isolat B dan isolat I. Kelompok isolat pada
fermentasi satu hari (H1), dua hari (H2), tiga hari sampel H2 dan H4 adalah isolat E.
(H3) dan empat hari (H4) adalah isolat A.
Tabel 2. Karakteristik isolat bakteri dari ”wikau maombo” yang diperoleh selama fermentasi
Sampel Karakteristik Koloni Karakteristik Sel
Kode
Asal Diameter Sifat
No. Isolat Bentuk Warna Permukaan Tepi Bentuk
Isolat (cm) Gram
1. A H0,H1,H2 0,3-0,4 Bulat Putih Cembung Rata Bulat Negatif
H3,H4 transparan
2. B H2,H3,H4 0,7 Tidak Putih Rata Ber belah Bulat Positif
teratur transparan
3. C H2 0,4 Tidak Putih Cembung Berombak Batang Positif
teratur tran sparan
4. D H2 0,4 Bulat Bening Cembung Rata Batang Negatif

5. E H2,H4 0,3-0,5 Tidak Putih Cembung Berge rigi Batang Negatif


teratur transparan
6. F H0,H1 0,5 Bulat Orange Cembung Rata Batang Positif

7. G H1,H2 0,4-0,6 Bulat Putih Rata Berombak Bulat Positif


H3,H4 tran sparan
8. H H2 0,4-0,5 Tidak Bening Cembung Bergerigi Bulat Negatif
teratur berlendir
9. I H2,H3,H4 0,6 Tidak Putih Rata Keriting Batang Positif
teratur transparan
10. J H1,H2 0,3-0,4 Bulat Kuning Cembung Rata Batang Positif
berlendir
11. K H1 0,2-0,3 Bulat Putih Cembung Rata Batang Positif
transparan
12. L H0,H1 0,3-0,4 Bulat kehijauan Cembung Rata Batang Negatif
berlendir
13. M H1 0,5-0,6 Bulat kuning Cembung Rata Bulat Negatif

14. N H1 0,4 Filamen Putih Cembung Fila men Bulat Negatif


transparan
15. O H1 0,4 Bulat Bening Rata Berombak Bulat Positif

16. P H1 0,9-1,2 Tidak Bening Cembung Berbelah Batang Negatif


teratur
17. Q H1, H3 0,3-0,5 bulat Putih Cembung Rata Bulat Positif

18. R H1, H4 0,7 bulat Putih Rata Rata Bulat Positif


transparan
19. S H1 0,5-0,7 bulat Bening Cembung Berombak Batang Negatif
berlendir
20. T H3 0,5-0,6 kumpa Putih Rata Rata Batang Positif
ran
Data Primer tahun 2007
Komposisi Mikroorganisme Pada fermentasi Umbi Ubi Kayu Pahit Menjadi “Wikau Maombo” 11

Ada beberapa isolat bakteri yang Komposisi mikroorganisme kelompok


ditemukan hanya sekali dari semua pengambilan kapang pada ”wikau maombo” juga bervariasi
sampel dan isolat-isolat tersebut juga tidak menurut lama fermentasi baik jumlah maupun
ditemukan pada umbi ubi kayu sebelum jenisnya. Jumlah total kapang dari ”wikau
fermentasi. Kelompok isolat yang hanya maombo” berdasarkan lama fermentasi dengan
ditemukan pada sampel H1 adalah isolat K, M, N, metode ”Standard Plate Count” disajikan pada
O, P, Q, R, dan isolat S. Kelompok isolat yang Tabel 3. Jumlah total kapang pada sampel ubi
hanya ditemukan pada sampel H2 adalah isolat C kayu sebelum fermentasi (H0) sebesar 1,1 x 105
dan isolat D. Kehadiran isolat-isolat tersebut CFU/mL. Sedangkan jumlah total kapang pada
diduga karena jumlahnya dalam setiap sampel wikau maombo setelah fermentasi satu hari (H1)
sangat sedikit, sehingga saat pengambilan sampel sebesar1,0 x 107 CFU/mL, dua hari (H2) sebesar
tidak terdeteksi. 2,1 x 107 CFU/mL, tiga hari (H3 )sebesar 1,7, X
107 CFU/mL, dan empat hari (H4) sebesar 1,6 x
107 CFU/mL.
.
Tabel 3. Jumlah total kapang dari ”wikau maombo” menurut lama fermentasi berdasarkan metode Standar
Plate Count (SPC).

Sampel menurut Jumlah koloni kapang pada pengenceran Nilai SPC


lama fermentasi 10-4 10-5 10-6 (CFU/mL)
H0 13 2 0 1,1 x 105
H1 71 52 25 1,0 x 107
H2 141 111 50 2,1 x 107
H3 72 50 45 1,7 x 107
H4 85 58 41 1,6 x 107
Data primer, tahun 2007

Berdasarkan data Tabel 3 terlihat bahwa jumlah kalsium dan fosfat. Pati adalah polisakarida yang
total kapang pada ’wikau maombo” menurut lama dapat menjadi sumber karbon dan energi bagi
fermentasi cenderung meningkat hingga kapang. Peningkatan jumlah kapang sampai hari
fermentasi dua hari, kemudian menurun setelah kedua fermentasi karena kadar nutrien masih
fermentasi tiga hari dan semakin menurun setelah cukup tersedia, semakin lama kadar nutrien dalam
fermentasi empat hari. Kapang dapat tumbuh dan substrat semakin berkurang karena aktivitas
berkembang biak dengan memperoleh makanan mikroorganisme akibatnya setelah fermentasi 3
dan nutrisi dari substrat. Menurut Gardjito (2004) hari jumlah total kapang mulai menurun.
umbi ubi kayu mengandung sekitar 25 – 35 %
pati, selebihnya adalah air, protein, mineral, serat,

Tabel 4. Karakteristik isolat kapang dari ”wikau maombo” yang diperoleh selama fermentasi
Sampel Karakteristik Koloni Karakteristik Mikroskopis
Kode
No. Asal Spora
Isolat Warna Bentuk Tepi Septa Spora aseksual
Isolat seksual
1. k1 H1,H2, Hijau Bulat berhifa Rata Ada * Konidia
H3,H4
2. k2 H1,H2 Kecoklatan Bulat berhifa Rata Ada * Konidia
H3,H4
3. k3 H0 Hijau Bulat berhifa Tidak Ada * Konidia
rata
4. k4 H0 Hitam Bulat berhifa Rata Ada Zygospora Sporangiospora
Data Primer, tahun 2007
Komposisi Mikroorganisme Pada fermentasi Umbi Ubi Kayu Pahit Menjadi “Wikau Maombo” 12

Karakteristik kelompok kapang Tabel 4 berkembang biak. Kapang adalah mikroorganisme


menunjukkan bahwa isolat k1 dan isolat k2 mulai aerobik sejati (Maloch, 1981; Pelczar dan Chan
ditemukan pada sampel ’wikau maombo’ saat (1986). Hal ini berbeda dengan hasil penelitian
fermentasi satu hari (H1) hingga sampel yang Hasirun (2005) yang menemukan 6 jenis isolat
difermentasi empat hari (H4). Kedua isolat ini kapang dari ”wikau maombo” dengan kondisi
memiliki karakteristik koloni dan karakteristik fermentasi dalam keadaan aerobik. Menurut
morfologi sel yang sama, kecuali pada karakter Syarief dan Halid (1992). Kapang yang biasa
warna koloni pada isolat k1 berwarna hijau dijumpai pada proses fermentasi bahan pangan
dengan tepi koloni putih sedangkan pada k2 adalah Mucor, Rhizopus, Absidia, Circinella,
nampak berwarna kecoklatan. Kelompok isolat k3 Penicillium, Aspergillus, Eurotium, Fusarium,
dan k4 ditemukan pada umbi ubi kayu sebelum Trichoderma, dan lain-lain.
fermentasi (H0), dan kedua isolat memiliki warna Komposisi mikroorganisme kelompok
dan tepi koloni serta spora aseksual yang berbeda. khamir pada ”wikau maombo” juga bervariasi
Kelompok isolat k3 memiliki karakter warna menurut lama fermentasi baik jumlah maupun
koloni kehijauan, tepi koloni tidak rata, dan spora jenisnya. Jumlah total khamir dari ”wikau
aseksual berupa konidia. Sedangkan isolat k4 maombo” berdasarkan lama fermentasi dengan
memiliki karakter warna koloni hitam, tepi koloni metode ”Standard Plate Count” disajikan pada
rata, spora seksual zygospora dan spora aseksual Tabel 5. Jumlah total khamir pada sampel umbi
berupa sporangiospora. ubi kayu sebelum fermentasi (H0) sebesar 0,9 x
Kurangnya jumlah jenis isolat kapang 106 CFU/mL. Sedangkan jumlah total khamir
yang ditemukan selama fermentasi ”wikau pada wikau maombo setelah fermentasi satu hari
maombo” antara lain disebabkan oleh kondisi (H1) 3,9 x 106 CFU/mL, dua hari (H2)
fermentor yang tertutup sehingga ketersediaan sebesar 2,8 x 106 CFU/mL, tiga hari (H3) sebesar
oksigen sangat terbatas. Keterbatasan oksigen 2,0 X 106 CFU/mL, dan empat hari (H4) sebesar
menyebabkan jenis kapang isolat k3 dan k4 tidak 0,8 x 106 CFU/mL.
dapat berkompetisi untuk tumbuh dan

Tabel 5. Jumlah total khamir dari ”wikau maombo” menurut lama fermentasi berdasarkan metode Standar
Plate Count.

Sampel menurut lama Jumlah koloni khamir pada pengenceran Nilai SPC
fermentasi 10-4 10-5 10-6 (CFU/mL)
H0 8 5 2 0,9 x 106
H1 23 15 10 3,9 x 106
H2 32 22 6 2,8 x 106
H3 16 8 5 1,9 x 106
H4 7 4 2 0,8 x 106
Data primer, tahun 2007

Berdasarkan data Tabel 5 terlihat bahwa semakin lama proses fermentasi jenis
jumlah total khamir pada ’wikau maombo” mikroorganisme semakin berkurang seiring
meningkat setelah fermentasi satu hari, kemudian dengan berkurangnya kadar pati atau nutrien
menurun setelah fermentasi dua hari dan semakin dalam substrat, sehingga mikroorganisme yang
menurun setelah fermentasi tiga hari dan empat tumbuh selanjutnya hanya jenis yang mampu
hari. Sebagaimana bakteri dan kapang, kelompok bertahan pada substrat atau pada akhir proses
khamir juga dapat tumbuh dan berkembang biak fermentasi.
dengan memperoleh nutrisi dari substrat umbi ubi Selanjutnya berdasarkan hasil karakterisasi
kayu. Menurut Muchtadi (1989), bahwa selama koloni dan sel (Tabel 6), diperoleh empat
proses fermentasi bahan pangan yang banyak kelompok isolat khamir berdasarkan kesamaan
mengandung karbohidrat terdapat sejumlah karakter koloni dan selnya. Isolat h1 ditemukan
mikroorganisme yang banyak berperan pada sampel umbi ubi kayu sebelum fermentasi,
mendegradasi suatu bahan atau pati sampai memiliki karakter warna koloni krem hingga
menghasilkan produk akhir fermentasi. Namun orange, bentuk koloni bulat dengan tepi rata, dan
Komposisi Mikroorganisme Pada fermentasi Umbi Ubi Kayu Pahit Menjadi “Wikau Maombo” 13

memiliki bentuk sel bulat telur hingga lonjong. memiliki bentuk koloni bulat dengan tepi rata,
Isolat h2, h3, dan h4 ditemukan pada sampel berwarna putih, dan bentuk sel bulat memanjang.
wikau maombo yang difermentasi satu hari (H1) Berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya
hingga akhir fermentasi (H4). Isolat h2 memiliki (Hasirun, 2005), dengan kondisi fermentasi
bentuk koloni bulat dengan tepi rata, berwarna aerobik hanya menemukan 2 macam kelompok
putih hingga krem, dan bentuk sel bulat. Isolat h3 isolat khamir.
memiliki bentuk koloni bulat dengan tepi rata,
berwarna krem, dan bentuk sel bulat. Isolat h4

Tabel 6. Karakteristik isolat khamir dari ”wikau maombo” yang diperoleh selama fermentasi
Sampel Asal Karakteristik Koloni
No. Kode Isolat Bentuk Sel
Isolat Warna Bentuk Tepi
1. h1 H0 Krem, orange Bulat Rata Bulat telur,
Lonjong
2. h2 H1, H2, H3, H4 Putih, krem Bulat Rata Bulat

3. h3 H1, H2, H3, H4 Krem Bulat Rata Bulat

4. h4 H1, H2, H3, H4 Putih Bulat Rata Bulat


memanjang
Data Primer, tahun 2007.

Selanjutnya menurut Muchtadi (1989), fermentasi, yaitu pada sampel ubi kayu sebelum
peranan mikroorganisme selama proses fermentasi fermentasi (H0) sebesar 1,1 x 105 CFU/mL,
bahan yang berpati tinggi adalah pertama kapang setelah fermentasi satu hari (H1) 1,0 x 107
dan bakteri mengubah pati menjadi dekstrin CFU/mL, dua hari (H2) sebesar 2,1 x 107
kemudian disakarida (maltosa) dan akhirnya CFU/mL, tiga hari (H3) sebesar 1,7, X 107
glukosa. Kelompok khamir adalah CFU/mL, dan empat hari (H4) sebesar 1,6 x 107
mikroorganisme yang dapat menghidolisis CFU/mL. Isolat-isolat kapang tersebut terdiri dari
glukosa menjadi alkohol (etanol) dan CO2. empat macam kelompok isolat.
Beberapa jenis khamir yang mempunyai sifat Jumlah total khamir pada ’wikau maombo”
fermentatif seperti dari genus Saccharomyces, berturut-turut berdasarkan lama fermentasi, yaitu
Hansenulla, Candida, Schizosaccharomyces dan pada sampel ubi kayu sebelum fermentasi (H0)
Rodotorula. sebesar 0,9 x 106 CFU/mL, setelah fermentasi satu
hari (H1) 3,9 x 106 CFU/mL, dua hari (H2) sebesar
D. Kesimpulan 2,8 x 106 CFU/mL, tiga hari (H3)sebesar 2,0 X
106 CFU/mL, dan empat hari (H4) sebesar 0,8 x
Komposisi mikroorganisme pada ”wikau 106 CFU/mL. Isolat-isolat khamir tersebut terdiri
maombo” yang terdiri dari kelompok bakteri, dari empat macam kelompok isolat. E. Saran
kapang, dan khamir bervariasi menurut jumlah Perlu dilakukan karakterisasi yang lebih
dan jenisnya. Jumlah total bakteri pada ’wikau lengkap terhadap isolat-isolat yang diperoleh dari
maombo” berturut-turut berdasarkan lama wikau maombo sehingga isolat-isolat tersebut
fermentasi, yaitu pada sampel ubi kayu sebelum dapat diidentifikasi sampai ke tingkat spesies.
fermentasi (H0) sebesar 1,1 x 106 CFU/mL, Selain itu diharapkan penelitian lebih lanjut
setelah fermentasi satu hari (H1) 7,5 x 106 tentang seleksi mikroorganisme lokal yang
CFU/mL, setelah fermentasi dua hari (H2) sebesar berperan dalam meningkatkan mutu ”Wikau
4,3 x 107 CFU/mL, setelah fermentasi tiga hari Maombo” melalui teknologi fermentasi yang
(H3) sebesar 0,9 X 107 CFU/mL, dan wikau terkontrol.
maombo setelah fermentasi empat hari (H4)
sebesar 3,0 x 107 CFU/mL. Isolat-isolat bakteri
tersebut terdiri dari duapuluh (20) macam
kelompok isolat.
Jumlah total kapang pada ’wikau
maombo” berturut-turut berdasarkan lama
Komposisi Mikroorganisme Pada fermentasi Umbi Ubi Kayu Pahit Menjadi “Wikau Maombo” 14

E. Daftar Pustaka Lidiasari, E., M. I. Syafutri dan F. Syaiful. 2006.


Pengaruh Perbedaan Suhu Pengeringan
Anonim. 2006. Manihot esculenta. Tape Ubi Kayu Terhadap Mutu Fisik
(http://www.prn2usm- dan Kimia yang dihasilkan. Jurnal
my/maintite/plant) Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia. Vol. 8,
Badan Pusat Statistik. 2005. Sulawesi Tenggara No. 2, hal. 141 – 146.
dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Maloch, D., 1981. Moulds (Their Isolation,
Kendari. Cultivation and Identification).
Cappucino, J.C and N. Sherman. 1987. University of Toronto Press. Canada
Microbiology : Laboratory Manual. McNeil, B. and L. M. Harvey. 1990.
The Benjamin Cummings Publishing Fermentation : A Practical Approach.
Company. Oxford University Press, New York.
Gardjito, M. 2004. Kalori Singkong Terbaik. Muchtadi, T.R. 1989. Teknologi Proses
Departemen Pertanian, Jakarta. Pengolahan Pangan. Departemen
Hasirun, M. 2005. Karakteristik Mikroorganisme Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Wikau Maombo (Ubi kayu) Makanan Pakistan Journal of Nutrition. (Online). Vol. 4,
Fermentasi Tradisional Kabupaten No. 6.
Buton. Skripsi tidak dipublikasikan (http://www.pjbs.org/pjnonline/fin
FMIPA Unhalu, Kendari. 267pdf.,).
Hidayat, N. 2007. Fermentasi. Pelczar, M.J. and E.C.S. Chan. 1986. Dasar-dasar
http://ptp.2007.word.press.com/ Mikrobiologi. Jilid 1. Penerjemah :
Holt, J.G., N.R. Kreig, P.H.A. Sneath, J.T. Staley, Ratna Siri Hadioetomo dkk. Penerbit
and S.T. Williams, 1994. Bergey’s Universitas Indonesia (UI-Press),
Manual of Determinative Bacteriology. Jakarta.
Ninth Edition. Williams and Wilkins, Rahman, A. 1989. Pengantar Teknologi
Tokyo. Fermentasi. IPB. Bogor
Judoamidjojo, M. 1992. Teknologi Fermentasi. Syarief, R. dan H. Halid. 1992. Teknologi
Rajawali Press. Jakarta. Penyimpanan Pangan. Arcan, Jakarta.
Koneman, E.W.,G.D. Roberts, and S.F. Wright.
1978. Practical Laboratory Mycology.
The Williams and Wilkins, United
States of America
Komposisi Mikroorganisme Pada fermentasi Umbi Ubi Kayu Pahit Menjadi “Wikau Maombo” 136

You might also like