You are on page 1of 7

URGENSI KETERAMPILAN KOLABORASI DAN KREATIVITAS

DALAM MEMBANGUN GENERASI MILENIAL DI ABAD 21

Ovi Syafiatul Maulana


Jurusan Pendidikan Biologi – FMIPA – Universitas Pendidikan Indonesia
ovisyafiatulmaula@gmail.com

Abstract
In the economic environment of the millennium in 21st century, education plays an important
role in maintaining and maintaining prosperity and stimulating economic growth. Economic
globalization, increasingly diverse and interconnected, and rapid technological change are
new challenges and demands for individuals and societies much less for millennials. In
Indonesia alone studies and studies of millennial generation has not been done, but the
number of Indonesian population aged between 15-34 years is currently very large, 34.45%.
The existence of Millenials that dominate the population in Indonesia is certainly a new hope
for Indonesia's progress, especially in the economic growth driven by information, science
and technology, and innovation and creativity. Therefore, educational institutions should
prepare relevant learning tools with millennial characteristics and demands of the 21st
century and should be designed with a multiliteracy pedagogical planning and prepare
students to have 21st century competence. Collaboration and creativity become 21st century
competence is important in supporting economic progress, the world of work, education and
life in the midst of society, for example, cultural collaboration and creativity of the era can
be a solution for the nation in improving civilization, given in 2020 the world of work
dominated by millennial generation. In addition, the World Economic Forum 2015 predicts
Indonesia in 2020 will be ranked the 8th of the world economy. Collaboration becomes a
necessity for millenial generation in achieving the ideals of the nation, besides creativity as
a basic skill associated with collaboration resulting in good outcomes and output.

Keywords: millennials, 21st century competence, collaboration and creativity


seiringnya pertumbuhan dan perkembangan
1. PENDAHULUAN manusia, karena pada dasarnya manusia
Arus globalisasi sudah berjalan dan tidak merupakan makhluk yang berpikir dan terus
bisa dihindari oleh siapapun di dunia, karena mengalami perubahan. Perkembangan zaman
jumlah penduduk yang kian membesar dan mengantarkan pada perubahan generasi setiap
kini sudah mencapai jumlah yang jauh masa ke masa, perubahan tersebut dapat dilihat
melampaui batas tertinggi penghuni dunia. dari berbagai aspek terutama pada aspek
Oleh sebab itu, sudah sangat biasa di abad ke- teknologi. Generasi yang sangat berkaitan erat
21 ini terjadi pergeseran yang signifikan dari dengan teknologi dan penggunaannya yaitu
layanan manufaktur kepada layanan yang generasi milenial. Generasi ini sedang banyak
menekankan pada informasi dan pengetahuan diperbincangkan oleh banyak kalangan di
(Scott, 2015a). Pendidikan menjadi wadah dunia. Dibanding generasi sebelumnya,
dalam mengembangkan potensi generasi- generasi millennial memang unik, hasil riset
generasi bangsa dalam mengakses informasi yang dirilis oleh Pew Researh Center misalnya
dan pengetahuan. Pendidikan menjadi hal secara gamblang menjelaskan keunikan
yang krusial dalam membangun negara maju. generasi millennial dibanding generasi-
Zaman semakin berkembang dengan generasi sebelumnya. Yang mencolok dari
generasi millennial ini dibanding generasi yang dapat dilakukan, dan makna hubungan
sebelumnya adalah soal penggunaan teknologi sosial. Pengambilan keputusan bersama,
dan budaya pop/musik. Kehidupan generasi berbagi informasi, berkolaborasi, berinovasi,
millennial tidak bisa dilepaskan dari teknologi dan kecepatan bekerja menjadi aspek yang
terutama internet, entertainment/hiburan sangat penting pada saat ini terutama bagi
sudah menjadi kebutuhan pokok bagi generasi generasi millenial.
ini. Adanya generasi Millenial yang
Kemajuan teknologi, informasi, dan mendominasi penduduk di Indonesia ini,
komunikasi sudah mengubah gaya hidup tentunya menjadi harapan baru bagi kemajuan
manusia, baik dalam bekerja, bersosialisasi, Indonesia, khususnya dalam pertumbuhan
bermain maupun belajar. Generasi milenial ini ekonomi. Generasi millenials memiliki
hidup di abad 20 dan abad 21, sehingga karakter tersendiri, cara bekerja yang berbeda,
dituntut dapat menyesuaikan dengan memandang masalah dengan cara berbeda, dan
perkembangan abad 21. Suatu keterampilan tentunya menghasilkan karya dengan cara
abad 21 yang harus dimiliki oleh generasi yang berbeda. Salah satu faktornya adalah
milenial menjadi tantangan lembaga karena generasi millenials lahir dan
pendidikan terutama guru dalam mengelola berkembang di era digital, high
pembelajaran. Sekolah merupakan salah satu technology, dan tidak bisa lepas dalam
lembaga pendidikan yang tepat dalam kesehariannya dengan berbagai perangkat
mengembangkan keterampilan abad 21. digital atau platform online.
Sistem sekolah memikirkan kembali Oleh karena itu, negara harus
pengetahuan dan keterampilan yang siswa mempersiapkan segala sesuatunya untuk
butuhkan untuk kesuksesan dan strategi mewadahi dan mendukung potensi generasi
pendidikan yang dilakukan untuk siswa dalam millenial terutama lembaga pendidikan yang
mencapai prestasi. Oleh karena itu, lembaga menjadi eksekutor. Salah satu caranya melalui
pendidikan harus menyiapkan pembelajaran keterampilan kolaborasi dan kreativitas yang
dalam pengembangan keterampilan abad 21 dikemas dalam proses pembelajaran abad 21.
terutama keterampilan kolaborasi dan Adapun pertanyaan penelitian yang
kreativitas, mengingat pada tahun 2020 dunia diajukan dalam makalah ini yaitu; 1)
kerja didominasi oleh generasi milenial, bagaimana generasi milenial dan pembelajaran
karena generasi millenial merupakan abad 21? 2) Sejauh mana lembaga pendidikan
penduduk usia produktif. Lembaga pendidikan menyiapkan generasi milenial dalam
mengambil peran dalam mempersiapkan menghadapi tantangan abad 21? 3) Apakah
generasi milenial di masa depan. melaluli kolaborasi dan kreativitas dapat
Kolaborasi dan kreativitas merupakan membangun generasi milenial yang sesuai
bagian dari keterampilan abad 21 yang sangat dengan perkembangan zaman? 4) Apa saja
menunjang di era globalisasi, terutama dalam yang harus dilakukan dalam membangun
ekonomi global, dunia kerja, pendidikan dan generasi milenial?
kehidupan di tengah-tengah masyarakat.
Kolaborasi menjadi suatu keharusan generasi 2. KAJIAN LITERATUR
milenial dalam mencapai cita-cita bangsa, Karakteristik Generasi Millenial
selain itu kreativitas sebagai keterampilan
dasar yang dikaitkan dengan kolaborasi Generasi milenial adalah mereka yang
sehingga menghasilkan outcome dan output lahir dalam rentang tahun 1983–2001. Ini bila
yang memuaskan di berbagai sektor, terutama merujuk pendapat Elwood Carlson dalam buku
di sektor ekonomi dan pendidikan. Studi yang apiknya berjudul The Lucky Few: Between the
dilakukan Trilling dan Fadel (2009) Greatest Generation and the Baby Boom
menunjukkan bahwa tamatan sekolah (2008). Istilah milenial pertama kali
menengah, diploma dan pendidikan tinggi dicetuskan oleh William Strauss dan Neil.
masih kurang kompeten dalam hal Mereka menciptakan istilah ini tahun 1987,
komunikasi, kolaborasi, inovasi dan yakni di saat anak-anak yang lahir di tahun
kreativitas, serta terknologi. 1982 masuk pra-sekolah. Saat itu media mulai
menyebut sebagai kelompok yang terhubung
Teknologi informasi dan komunikasi telah
mengubah cara kita belajar, sifat pekerjaan ke milenium baru di saat lulus SMA di tahun
2000. Dalam hal ini, William Strauss dan Neil
menulis buku berjudul Millennials Rising: The ingin tahu dan imajinasi. US-based Apollo
Next Great Generation (2000). Education Group mengidentifikasi sepuluh
Tumbuh di zaman yang serba canggih (10) keterampilan yang diperlukan oleh siswa
telah menanamkan generasi millenial beberapa untuk bekerja di abad ke-21, yaitu
hal positif. Generasi millenial merupakan keterampilan berpikir kritis, komunikasi,
generasi pekerja keras, terlibat dalam berbagai kepemimpinan, kolaborasi, kemampuan
kegiatan akademis, ektrakurikuler, terkadang beradaptasi, produktifitas dan akuntabilitas,
suka membantu orang lain, mengatasi masalah inovasi, kewarganegaraan global, kemampuan
sosial, lebih menyukai sesuatu yang praktis, dan jiwa entrepreneurship, serta kemampuan
menyusun waktu, bekerja sesuai jadwal, dan untuk mengakses, menganalisis, dan
mengikuti peraturan. Generasi milenial mensintesis informasi (Barry, 2012).
terbiasa dengan gaya hidup terstruktur, bekerja Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
dengan tim, tidak lepas dari jejaring sosial, oleh OECD didapatkan deskripsi tiga (3)
mampu mengatur dan memobilisasi. Mereka dimensi belajar pada abad ke-21 yaitu
sangat menguasai teknologi dan memiliki informasi, komunikasi, dan etika dan pengaruh
kemampuan multitasking (Howe dan Strauss, sosial (Ananiadou & Claro, 2009). Kreativitas
2000; Lancaster dan Stillman, 2002). Tetapi juga merupakan salah satu komponen penting
Beberapa peneliti juga mengkhawatirkan agar dapat sukses menghadapi dunia yang
generasi millennial, yang terlalu bergantung kompleks (IBM, 2010). US-based Partnership
pada teknologi komunikasi akan memiliki for 21st Century Skills (P21), mengidentifikasi
keterampilan interpersonal yang rendah. kompetensi yang diperlukan di abad ke-21
Banyak pendapat menyatakan keprihatinan yaitu “The 4Cs”-communication,
yang sama bahwa kemudahan generasi collaboration, critical thinking, dan creativity.
millennial yang secara rutin terlibat dalam Kompetensi-kompetensi tersebut penting
perilaku multitasking melalui penggunaan diajarkan pada siswa dalam konteks bidang
teknologi, telah mengurangi kepekaan dan studi inti dan tema abad ke-21. Assessment
daya kritis mereka. and Teaching of 21st Century Skills (ATC21S)
mengkategorikan keterampilan abad ke-21
Keterampilan Abad 21 menjadi 4 kategori, yaitu way of thinking, way
of working, tools for working dan skills for
Berbagai organisasi mencoba merumuskan living in the world (Griffin, McGaw & Care,
berbagai macam kompetensi dan keterampilan 2012). Way of thinking mencakup kreativitas,
yang diperlukan dalam menghadapi abad ke- inovasi, berpikir kritis, pemecahan masalah,
21. Namun, satu hal penting yang perlu dan pembuatan keputusan. Way of working
diperhatikan adalah bahwa mendidik generasi mencakup keterampilan berkomunikasi,
muda di abad ke-21 tidak bisa hanya dilakukan berkolaborasi dan bekerjasama dalam tim.
melalui satu pendekatan saja. Beberapa
organisasi tersebut dan hasil Kolaborasi dan Kreativitas untuk
pengembangannya disampaikan sekilas Generasi Millenial di abad 21
sebagai berikut. Wagner (2010) dan Change
Leadership Group dari Universitas Harvard Kemampuan untuk berkolaborasi
mengidentifikasi kompetensi dan dengan orang lain adalah keterampilan penting
keterampilan bertahan hidup yang diperlukan abad ke-21. Ilmu pembelajaran mengatakan
oleh siswa dalam menghadapi kehidupan, bahwa ini bukan hanya hasil yang diinginkan;
dunia kerja, dan kewarganegaraan di abad ke- Ini juga merupakan kondisi penting untuk
21 ditekankan pada tujuh (7) keterampilan pembelajaran yang optimal. Siswa belajar
berikut: (1) kemampuan berpikir kritis dan lebih baik dengan teman sebaya.
pemecahan masalah, (2) kolaborasi dan
Ada banyak cara di mana guru dapat
kepemimpinan, (3) ketangkasan dan
merancang instruksi untuk mempromosikan
kemampuan beradaptasi, (4) inisiatif dan
pembelajaran dengan orang lain. Siswa dapat
berjiwa entrepeneur, (5) mampu
mendiskusikan konsep secara berpasangan
berkomunikasi efektif baik secara oral maupun
atau berkelompok dan berbagi apa yang
tertulis, (6) mampu mengakses dan
mereka pahami dengan anggota kelas lainnya.
menganalisis informasi, dan (7) memiliki rasa
Mereka dapat mengembangkan argumen dan
memperdebatkannya. Mereka bisa bermain Termasuk penelitian deskriptif karena hasil
peran. Mereka dapat membagi materi tentang penelitian ini akhirnya akan memberikan
topik tertentu dan kemudian mengajarkan deskripsi mengenai permasalahan di indonesia
orang lain tentang bagian mereka. Bersama- terutama berkaitan dengan ekonomi yang
sama, siswa dan guru dapat menggunakan harus dihadapi oleh generasi milenial melalui
format studio di mana beberapa siswa kompetensi abad ke-21. Penelitian deskriptif
mengerjakan sebuah isu, berbicara melalui pada umumnya dilakukan dengan tujuan
proses berpikir mereka sementara yang lain utama, yaitu menggambarkan secara sistematis
berkomentar. Karena pendekatan studio begitu fakta dan karateristik obyek atau subyek yang
dominan di negara-negara Asia, para guru diteliti secara tepat (Darmadi, 2011:45).
mengekspresikan kekhawatiran tentang Penelitian survei adalah penelitian yang
ukuran kelas menjadi terlalu kecil untuk mengambil sampel dari suatu populasi dan
menemukan solusi yang berbeda terhadap menggunakan kuisioner sebagai alat
sebuah masalah untuk mendapatkan pelajaran pengumpul data yang pokok (Singgarimbun
yang efektif. Cara lain untuk mempromosikan dan Effendi, 2006:3).
pembelajaran dengan orang lain adalah dengan Pengumpulan data kualitatif dilakukan
memiliki tutor siswa yang lebih tua , yang melalui observasi lapangan dan wawancara
memberi perhatian pada siswa yang lebih dengan guru dan siswa di sekolah. Observasi
muda dan siswa yang lebih tua dengan lapangan dilakukan dengan mengikuti
motivasi untuk memperdalam pemahaman langsung pembelajaran di sekolah swasta dan
mereka tentang topik yang mereka les, serta negeri cluster 1 di kota Bandung dengan
mengembangkan karakteristik nonkognitif, merekam dan mencatat. Selain observasi
seperti tanggung jawab dan empati. Ada lapangan, dilakukan pula wawancara
banyak cara di mana guru dapat merancang mendalam untuk menggali lebih dalam hal-hal
instruksi agar siswa belajar dari dan dengan yang belum diperoleh di dalam observasi
orang lain, mengembangkan kemampuan lapangan.
mereka untuk bekerja dalam tim dan
keterampilan abad ke 21 mereka lainnya. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pencapaian kesuksesan profesional dan Berdasarkan hasil penelitian dalam
personal, memerlukan keterampilan observasi lapangan yaitu selama mengikuti
berinovasi dan semangat berkreasi. Kreativitas proses pembelajaran dan wawancara
dan inovasi akan semakin berkembang jika dengan guru serta siswa di dua sekolah
siswa memiliki kesempatan untuk berpikir swasta kluster 1 di kota Bandung,
divergen. Siswa harus dipicu untuk berpikir di pembelajaran yang sudah dilaksanakan
luar kebiasaan yang ada, melibatkan cara mengarahkan pada penggalian kerja tim
berpikir yang baru, memperoleh kesempatan
(kolaborasi) dan menstimulasi siswa untuk
untuk menyampaikan ide-ide dan solusi-solusi
baru, mengajukan pertanyaan yang tidak berpikir kreatif dan inovatif. Hal tersebut
lazim, dan mencoba mengajukan dugaan tampak pada fasilitas seperti ruang belajar,
jawaban. Kesuksesan individu akan laboratorium, perpustakaan, dsb. Di dalam
didapatkan oleh siswa yang memiliki fasilitas tersebut menampilkan beberapa
keterampilan kreatif. Individu-individu yang hasil kreativitas siswa dan hasil kreativitas
sukses akan membuat dunia ini menjadi tersebut dihasilkan dari kekompakan dan
tempat yang lebih baik bagi semuanya. kolaborasi tim (teamwork). Selain itu, di
Kreativitas dihargai di bidang ekonomi, sosial, dalam proses pembelajaran guru
dan global karena sesuatu yang bersifat menyajikan materi dengan menggunakan
inovatif dapat menciptakan lapangan kerja, media yang variatif dan canggih, sehingga
mengatasi tantangan, dan memotivasi
membuat siswa mengikuti pembelajaran
kemajuan sosial dan individu.
secara seksama dan lebih bermakna,
3. METODE PENELITIAN karena dari media yang digunakan tersebut
Rancangan penelitian yang digunakan pada memvisualisasikan materi pelajaran
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. dengan jelas. Guru juga menstimulasi
siswa untuk turut aktif dan kolaboratif, memfasilitasi siswa sebagai generasi
terbukti dengan worksheet yang diberikan milenial agar mampu bersaing dalam
setiap pembelajaran. Siswa diberikan kancah global, memenuhi tuntutan abad 21
worksheet yang harus diisi bersama yang sampai sekarang masih menjadi PR
temannya selama proses pembelajaran untuk sekolah-sekolah lain yang masih
berlangsung. Menurut Barklkey (2005: 44) rendah dari segi mutu pendidikannya.
untuk meningkatkan kolaborasi diperlukan Kedua sekolah tersebut memiliki
orientasi tujuan dan sasaran pembelajaran kesamaan dalam mendukung dan
sehingga mampu meningkatan mendorong siswa dalam pencapaian
produktivitas dan fungsi kelompok. Selain prestasi dan peningkatan kualitas
itu perlu juga merancang dan memberikan akademiknya. Dalam prosesnya siswa
tugas-tugas pembelajaran yang dibimbing saat akan mengikuti kompetisi
mendukung situasi yang kolaboratif, serta baik nasional maupun internasional.
mampu memfasilitasi kolaborasi antar Sekolah memiliki komitmen untuk
kelompok untuk menciptakan kondisi mengantarkan siswanya menjadi juara
partisipasi aktif dan konstruktif antar dalam setiap kompetisi, ini terbukti dari
anggota kelompok. Teknologi yang kesungguhan sekolah dalam memfasilitasi
digunakan selama proses pembelajaran siswanya dalam menghadapi kompetisi
mendukung siswa dalam membentuk seperti olimpiade, lomba karya tulis
keterampilan life skill sebagai bekal hidup ilmiah, project science, dan sebagainya.
di zaman millenial. Tuntutan abad 21 tidak Hal tersebut menjadi indikator adanya
lepas dari keterampilan berteknologi, kerjasama yang baik antara sekolah, guru,
tetapi tidak diacuhkan juga keterampilan dan siswa serta yang terlibat dalam
lain yang tidak kalah penting. peningkatan mutu dan kualitas. Kolaborasi
Keterampilan kolaborasi dan kreativitas yang baik menghasilkan output yang baik
pada dua sekolah ini sangat terlihat pula dan dapat mencetak generasi milenial
terbukti output yang dihasilkan sesuai yang menguasai keterampilan abad 21.
dengan kualifikasi abad 21. Walaupun Desain pembelajaran akan memainkan
sama-sama sekolah swasta yang diakui peran sentral dalam keberhasilan
kualitas dan predikatnya oleh masyarakat pembelajaran abad ke-21. Kreativitas dan
tetap saja memiliki perbedaan dan ciri kemampuan guru untuk merancang
khas. Ciri khas yang nampak adalah dari kegiatan belajar yang menarik sangat
segi kurikulum yang diterapkan oleh kedua penting dalam hal ini. McLoughlin dan
sekolah tersebut. Di sekolah pertama yang Lee (2008) menyatakan bahwa praktek
diobservasi, diterapkan kurikulum pembelajaran yang efektif dan inovatif
nasional tetapi memakai sistem sks dalam akan berbeda sesuai dengan mata
bobot waktu pembelajarannya dan sekolah pelajaran, namun tekanannya pada hal-hal
kedua yang diobservasi menerapkan yang tidak jauh berbeda yaitu: kompetensi
kurikulum cambridge yang padukan digital yang berfokus pada kreativitas dan
dengan kurikulum nasional, selain itu kinerja individu; strategi untuk meta-
pembelajaran dilakukan dengan dua learning, termasuk pembelajaran yang
bahasa (bilingual). Tetapi kedua sekolah dirancang; model penalaran induktif dan
tersebut menerapkan pembelajaran Project kreatif, dan pemecahan masalah;
Based Learning (PBL). PBL merupakan penyusunan konten pembelajaran dan
salah satu model pembelajaran yang pembentukan pengetahuan secara
berpusat pada siswa/peserta didik yang kolaboratif; pembelajaran horizontal
diyakini para ahli mampu menyiapkan (peer-to-peer), dan hal lainnya
peserta didik kita untuk menghadapi dunia Kreativitas menjadi corak kedua
kerja di abad ke-21.Hal tersebut menjadi sekolah ini. Sekolah yang pertama siswa
indikator bahwa sekolah tersebut dituntut untuk membuat project yang dapat
dimanfaatkan untuk kehidupan dan - Open up lesson
bernilai guna serta bernilai ekonomi. - Think outside the Classroom box
Kemudian, sekolah yang kedua terlihat - Tap in to Students’ digital
dari ruangan kelas yang mereka design expertise
sendiri dengan tema science. Hampir - Get Real With The Project
- Expect students to be Teachers.
semua permukaan dinding kelas tertutupi - Help Teachers to be Students
oleh wallpaper berupa fenomena science. - Measure What Matters
Selain itu, project science yang dibuat - Works with Families not Just Children
menghasilkan karya yang inovatif dan - Power to the Student
kreatif.
Berdasarkan hasil wawancara dengan
pendidik dapat disimpulkan bahwa 5. KESIMPULAN
penguatan yang mereka lakukan pada Hasil penelitian menunjukkan bahwa
keterampilan abad 21 terutama segmen kemampuan kreativitas dan kolaborasi
kolaborasi dan kreativitas dapat menjadi pada kedua sekolah swasta di kota
peluang dalam peningkatan mutu Bandung dikembangkan dalam proses
pendidikan masa depan terutama pembelajaran yang sesuai dengan abad 21
kepentingan ekonomi yang menjadi dengan didukung oleh teknologi dan
sorotan negara-negara saat ini. Kolaborasi kualitas pendidik yang kompeten.
dan kreativitas menjadi satu kesatuan Kreativitas terjadi karena stimulasi yang
dalam menghasilkan sesuatu yang bernilai diberikan oleh pendidik dalam setiap
dan dihargai dalam bidang ekonomi. pembelajaran, kemudian strategi yang
Indonesia akan dapat bersaing dalam dilakukan dalam melakukan inovasi
ekonomi global pada tahun 2020-2030, pembelajaran mengarahkan siswa
indonesia akan menjadi destinasi investasi melakukan kerjasama, bukan hanya antar
dunia. Oleh karena itu, kedua sekolah siswa tetapi pihak pendidik dengan siswa
tersebut bekerja keras untuk mengarahkan maupun sekolah dengan civitas yang
siswa menjadi generasi millenial yang siap lainnya. Satu sama lain bersinergi dalam
mendukung menuju indonesia emas 2045 mendukung kompetensi abad 21.
dan bersaing. Beberapa hal yang menjadi
faktor penentu dalam membangun
generasi millenial 6. REFERENSI
1) Pendidik yang kompeten dan dapat Mary Y. McCullough-Billups. 2017.
memperbaharui kemampuannya Developing Soft Skills In Millennial Students:
sesuai perkembangan zaman A Delphi Study. Capella University.
2) Pengelola pendidikan dapat
memfasilitasi minat dan bakat setiap Anna Rosefsky Saavedra and V. Darleen
siswa Opfer. 2012. Teaching And Learning 21st
3) Sekolah menyiapkan fasilitas yang Century Skills: Lessons from the Learning
memadai dan mendukung kebutuhan Sciences. RAND Corporation,
generasi millenial di abad 21 Dr. Carol Elam, Dr. Terry Stratton and Denise
4) Pembelajaran Project Based Learning D. Gibson, Ph.D. 2007. Welcoming a New
(PBL) menjadi ciri khas pembelajaran Generation to College: The Millennial
yang dilakukan untuk menstimulasi Students. Journal Of College Admission
kreativitas dan kolaborasi
5) Pendidik dapat mengarahkan siswa (http://indrabayang.blogspot.co.id/2017/07/m
menjadi generasi millenial yang engintegrasikan-ppk-literasi-4c-dan.html).
cerdas Barkley, E. E., Cross, K. P., & Major, C.
6) Melakukan reformasi ide-ide H. 2012. Collaborative learning
pedagogi abad 21, yaitu :
techniques. (Terjemahan Narulita Yusron). Wagner, T. 2010. Overcoming The Global
Bandung: Nusa Media. Achievement Gap (online). Cambridge,
Mass., Harvard University
Scott, C.L. 2015c. The Futures of Learning
3: What kind of pedagogies for the 21st McLoughlin, C. and Lee, M.J.W. 2008.
century? UNESCO Education Research The three p’s of pedagogyfor the
and Foresight, Paris. [ERF Working networked society: personalization,
Papers Series, No. 15]. participation, and productivity.
International Journal of Teaching and
Trilling, B. and Fadel, C. 2009. 21st
Learning in Higher Education, Vol. 20,
Century Skills: Learning for Life in Our
No. 1, pp. 10-27.
Times. San Francisco, Calif., Jossey-
Bass/John Wiley & Sons, Inc.

You might also like