You are on page 1of 13

TUGAS

REVIEW JURNAL INTERNASIONAL HIDROLOGI


“FLOOD ROUTING IN THE OGUNPA RIVER IN NIGERIA USING HEC-
RAS”

MATA KULIAH :
HIDROLOGI TEKNIK LANJUT
DOSEN PENGAJAR : Prof. Dr. Ir. LILY MONTARCIH LIMANTARA, MSc.

WAHYU PRASETYO
NIM: 166060404111005

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN
PROGRAM MAGISTER TEKNIK PENGAIRAN
Tugas Mata Kuliah Hidrologi Teknik Lanjut

1. Sub Bidang Rencana Thesis : Banjir

2. Analisis Hidrologi yang akan dipakai :


a. Hujan
b. Limpasan
c. Hidrograf

3. Jurnal Internasional:
a. Jurnal 1
1) Judul: Flood Routing In The Ogunpa River In Nigeria Using HEC-RAS
2) Penulis: P.O. Adewale, A.Y. Sangodoyin, J. Adamowski.
3) Jurnal: Journal of Environmental Hydrology, The Electronic Journal of the
International Association for Environmental Hydrology On the World Wide
Web at http://www.hydroweb.com; Volume 18 Paper 25 December 2010
b. Jurnal 2
1) Judul: A Review of Water Balance Application in Water Supply
2) Penulis: Philipp Klingel, Axel Knobloch
3) Jurnal: Journal American Water Works Association, July 2015.107.0084

1 – Wahyu Prasetyo
Tugas Mata Kuliah Hidrologi Teknik Lanjut

Review Jurnal Internasional Hidrologi

Judul Flood Routing In The Ogunpa River In Nigeria Using


HEC-RAS
Jurnal Journal of Environmental Hydrology, The Electronic
Journal of the International Association for Environmental
Hydrology On the World Wide Web
Volume Volume 18 , Paper 25
Tahun Desember 2010
Penulis P.O. Adewale1,3, A.Y. Sangodoyin2, J. Adamowski3
1) Department of Agricultural & Biosystems
Engineering, University of Ilorin, Nigeria
2) Department of Agricultural & Environmental
Engineering, University of Ibadan, Nigeria
3) Department of Bioresource Engineering, McGill
University, Canada
Reviewer Wahyu Prasetyo
Tanggal Desember 2017

1. Identifikasi Masalah
Sungai Ogunpa adalah sungai utama yang mengalir melalui kota metropolis Ibadan,
yang merupakan ibukota dari Oyo dan kota terbesar ketiga di Nigeria. Kota Ibadan
berkembang dalam pembangunan perumahan, industri, rekreasi dan lembaga
pendidikan. Tekanan urbanisasi menyebabkan peningkatan limpasan air, limbah kimia
dan polusi. Intensitas banjir dari sungai ini juga bervariasi tahun ke tahun.

Gambar 2.
Peta Area Studi

2 – Wahyu Prasetyo
Tugas Mata Kuliah Hidrologi Teknik Lanjut

Sungai Ogunpa terletak di kota Ibadan pada 3o35' s.d. 4o10' garis lintang lintang
utara dan dari 7o2 ' s.d. 7o4' bujur timur. Wilayah kota metropolitan mencakup sekitar
4200 km2 dengan batas-batas yang bervariasi dari 17 km di selatan timur ke 44 km di
utara timur. Kota ini tersebar di dataran yang sangat bergelombang dan bukit-bukit
kuarsit.
Pembuangan limbah domestik menimbulkan rasa dan bau dari air. Seiring waktu,
akumulasi sampah telah menciptakan situasi di mana sungai dan limpasan hujan
terblokir, yang mengakibatkan luapan air di atas tampungan.
Banjir sungai Ogunpa terjadi di dataran rendah kota Ibadan di mana sedikit atau
tidak ada peraturan untuk drainase permukaan. Sampah kota dan sedimentasi yang
tererosi menyebabkan drainase yang buruk dan cenderung terjadi banjir. Bencana
sungai Ogunpa pada tahun 1980 diklaim merenggut lebih dari 200 nyawa dan
menyebabkan jutaan dolar kerusakan properti di kota Ibadan. Kota ini mengalami
bencana banjir serupa pada tahun 1960, 1961, 1963, dan 1969. Pada tahun 1978,
pemerintah Nigeria memulai sebuah proyek untuk mengatasi banjir sungai, yang
disebut proyek " Kanal Banjir Ogunpa ".
Efek gabungan dari urbanisasi, pengelolaan sampah yang tidak tepat, properti yang
merusak telah menyebabkan banjir dan menarik perhatian nasional dan internasional
pada sungai ini dan ibukota Ibadan. Penelusuran banjir digunakan untuk
mensimulasikan gerakan gelombang banjir melalui sungai dan waduk. Penelusuran
dapat diterapkan dengan menggunakan pendekatan baik hidrologi atau hidrolik. Dalam
pendekatan hidrologi, bentuk spasial disamakan dari persamaan kontinuitas, neraca air,
hubungan inflow, dan outflow dievaluasi.
Penelitian sebelumnya menunjukkan penggunaan teknologi yang muncul dalam
penelusuran banjir yang telah mendapat perhatian di bidang modeling hidrologi dan
hidrolik seperti Fuzzy Logic, Artificial Neural Networks, dan Genetik algoritma. Metode
lain, HEC-RAS, telah menjadi salah satu metode yang paling banyak digunakan. Hal ini
mampu menghasilkan berbagai macam analisa hidrologi dari sistem sungai dengan
hanya satu entri geometri sungai dan aliran data. Model HEC-RAS dirancang untuk
melakukan perhitungan hidrolik satu dimensi untuk jaringan penuh saluran alam dan
dibangun.
Ada banyak program berbasis komputer lainnya untuk pemodelan hidrolik dan
hidrologi dikembangkan oleh komunitas rekayasa. Dalam mempelajari Sungai Ogunpa,

3 – Wahyu Prasetyo
Tugas Mata Kuliah Hidrologi Teknik Lanjut

HEC-RAS digunakan karena entri data tunggal dari saluran sungai geometri dan aliran
cukup untuk memodelkan profil aliran permukaan, sedimen transport dan analisis
kualitas air. Informasi tambahan tidak tersedia untuk sungai Ogunpa, penggunaan HEC-
RAS dianggap sangat cocok.

2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian tersebut adalah
a. Bagaimanakah profil ketinggian air sungai Ogunpa dengan menggunakan
model HECRAS?
b. Bagaimanakah volume aliran air sungai Ogunpa dengan menggunakan model
HECRAS?
c. Bagaimanakah kecepatan arus air sungai Ogunpa dengan menggunakan model
HECRAS?

3. Metodologi
Data Aliran dan geometri saluran yang dibutuhkan untuk aliran Sungai Ogunpa
dikumpulkan dengan izin dari Osot Associates Consulting Engineers, sebuah
perusahaan konsultan lokal yang mendapatkan kontrak federal untuk pengelolaan
Sungai Ogunpa (Proyek Pemerintah Nigeria). Skema sistem sungai dikembangkan
berdasarkan rancangan survei yang dilakukan oleh Sangodoyin, pada tahun 1996.
Setiap langkah dari diagram alur dijelaskan secara rinci.

4. Metode yang dipakai


a. Sistem sungai
Skema sungai Ogunpa digambar ruas per ruas menggunakan tools HEC-
RAS. (Gambar 2).

Skema sungai ditarik dari hulu ke hilir dalam arah aliran positif
menggunakan garis multisegmen. Setiap ruas diidentifikasi dengan nama
sungai. Ruas sungai digambarkan dengan garis multi segmen. Setiap ruas dari
dua titik awal dan akhir. Ini adalah metode untuk menarik ruas dengan beberapa
poin yang akan mengikuti saluran utama sungai Ogunpa seperti di atas, tengah
dan bawah. Setelah skema sistem sungai telah selesai, langkah selanjutnya
adalah pengembangan dari bagian lintas sungai.

4 – Wahyu Prasetyo
Tugas Mata Kuliah Hidrologi Teknik Lanjut

Gambar 2. Skema Sitem Sungai Ogunpa

b. Saluran Geometrik dan Data Entry


Penampang platform sungai didesain oleh kotak data dialog geometris.
Setiap titik strategis dan ruas dimasukkan ke dalam program komputer untuk
memperoleh batas geometris aliran (Sungai Ogunpa). Penampang terletak pada
interval yang relatif pendek sepanjang sungai dan membantu untuk
mengkarakterisasi kapasitas aliran ke dataran yang berdekatan.

c. Data Arus yang stabil dan Profil Masuk


Setelah batas-batas geometris sungai ditentukan, data aliran tersebut
kemudian dimasukkan ke dalam sistem HEC-RAS dalam rangka untuk
memperoleh profil permukaan air yang stabil. Untuk studi kasus spesifik ini, data
Q50 tahun dan Q100 tahun yang digunakan.

5. Hasil dan Pembahasan


Perhitungan profil permukaan aliran dari solusi pemodelan HEC-RAS
memungkinkan untuk menentukan: Geometri Saluran, Volume Aliran, dan Kecepatan
Arus Sungai Ogunpa, yang masing-masing ditunjukkan pada Gambar 5 .

5 – Wahyu Prasetyo
Tugas Mata Kuliah Hidrologi Teknik Lanjut

Angka 5 (a) hingga 5 (e) menggambarkan berbagai pola bentuk-saluran Sungai


Ogunpa di hilir. Angka 5 (a) dan 5 (b) mewakili geometri saluran dari hulu Sungai
Ogunpa, sedangkan 5 (c) melalui 5 (e) adalah bagian tengah dan yang lebih rendah.

Gambar 5. Simulasi Penampang Saluran Pada Sungai Ogunpa

Pada hulu sungai, profil permukaan air tidak melebihi penampang saluran, dan
tidak ada indikasi banjir di daerah tersebut. Untuk daerah tengah dan bawah, profil
permukaan air tidak melebihi penampang saluran, namun sering membuat daerah-
daerah zona banjir. Meskipun penyimpangan topografi di kemiringan sungai (yang
karena sifat geologi permukaan lahan kota Ibadan), ditemukan bahwa profil air Ogunpa
meningkat seperti air mengalir. Profil air meningkat pada setiap ruas ke hilir di
sepanjang sungai. Elevasi air tertinggi diukur di lapangan, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 6.
Karena volume air berbanding lurus dengan panjang sungai seperti yang
ditunjukkan pada Angka 7a-c, volume tertinggi air pada lokasi paling rendah dari
sungai. Namun, ini tidak ditemukan kasus, seberti pada model yang digambarkan
Gambar 7c. Volume air di hilir sungai seharusnya yang tertinggi namun ditemukan hasil
sebaliknya (ditunjukkan pada Gambar 7c). Hal ini mungkin sebagai akibat dari efek
genangan di daerah ini karena akumulasi sampah di sepanjang sungai.

6 – Wahyu Prasetyo
Tugas Mata Kuliah Hidrologi Teknik Lanjut

Gambar 6. Simulasi Profil Elevasi Air Pada Sungai Ogunpa

Simulasi kecepatan aliran tidak memiliki distribusi normal terutama di hilir


sungai. Dalam Angka 8b dan 8c, kecepatan aliran cenderung menuju nol. Hal ini secara
signifikan mempengaruhi profil ketinggian air di wilayah dan menciptakan efek
'genangan' tersebut. Daerah hilir juga ditandai dengan perubahan warna air yang berat,
bau busuk, dan populasi nyamuk abnormal yang tinggi. Penelitian sebelumnya oleh

7 – Wahyu Prasetyo
Tugas Mata Kuliah Hidrologi Teknik Lanjut

Sangodoyin (1996, 2002) telah mengidentifikasi wilayah ini sebagai yang paling rentan
terhadap banjir.

Bahkan jika proyek penyaluran Ogunpa berhasil diselesaikan, banjir akan terus
terjadi jika negara bagian Oyo tidak menegakkan pengelolaan sampah yang benar.
Kebijakan pengelolaan sampah harus ditegakkan oleh lembaga lingkungan yang sesuai
dari pemerintah negara bagian Oyo. Solusi yang mungkin bisa adalah
pengerukan/normalisasi dataran sungai Ogunpa, relokasi penghuni dataran banjir, dan
pembangunan instalasi bendungan dan tanggul yang dilaksanakan pemerintah.

6. Kesimpulan
Pengelolaan limbah yang buruk dikombinasikan dengan sistem drainase yang tidak
memadai (infrastruktur air tidak ada) merupakan faktor kunci dalam banjir yang sering
terjadi di Sungai Ogunpa. Iklim di daerah ini juga tidak dapat diabaikan karena sangat
memperburuk probabilitas tinggi banjir di wilayah tersebut. Kota Ibadan terletak di
sepanjang sabuk tropis Nigeria dan dampaknya mengalami musim hujan tahunan yang
berlangsung hampir sepuluh bulan, dengan intensitas curah hujan tertinggi terjadi dari
akhir Juni sampai awal September. Banjir dibagian hilir disebabkan debit tinggi dan
volume air yang menuju hilir akhirnya berhenti dengan kecepatan nol pada akhir
saluran. Hal ini karena kombinasi dengan akumulasi sampah yang menyebabkan profil
permukaan air yang melebihi tepi sungai.

Model HEC-RAS telah mampu mengidentifikasi bagian-bagian tertentu sungai


Ogunpa yang rentan terhadap tingkat elevasi air yang tinggi yang merupakan indikator
utama dalam peristiwa banjir. Jika sistem pembuangan limbah yang tepat, tidak
diimplementasikan dalam hubungannya dengan proyek kanal banjir, maka sedikit
kemungkinan keberhasilan untuk proyek yang kedua.

8 – Wahyu Prasetyo
Tugas Mata Kuliah Hidrologi Teknik Lanjut

Gambar 7. Simulasi Volume Aliran Pada Sungai Ogunpa

9 – Wahyu Prasetyo
Tugas Mata Kuliah Hidrologi Teknik Lanjut

Gambar 7. Simulasi Kecepatan Aliran Pada Sungai Ogunpa

7. Review Terhadap Metodologi


Dalam jurnal tersebut secara umum metodologi yang dipakai sudah sesuai, namun
sebelumnya perlu dilaksanakan validasi terhadap data data aliran dan geometri saluran
yang dikumpulkan dari Osot Associates Consulting Engineers.

10 – Wahyu Prasetyo
Tugas Mata Kuliah Hidrologi Teknik Lanjut

8. Review terhadap Metode yang Dipakai


a. Sistem sungai
Simulasi aliran di saluran terbuka (open channel) merupakan salah satu cara
untuk mempelajari pola aliran di sepanjang saluran tersebut. Simulasi dilakukan
secara nyata dengan mengalirkan air ke saluran yang umumnya dibuat dalam
skala laboratorium (model fisik) atau secara virtual dengan melakukan
serangkaian hitungan hidraulik yang umumnya diwadahi dalam suatu perangkat
program aplikasi komputer (model matematik).
b. Saluran Geometrik dan Data Entry
Pengisian geometri data sungainya, dengan menginput Long Section dan Cross
Section sungai. Setelah itu barulah memasukan data hujan yang di perlukan
ataupun data yang ingin di analysis.
c. Data Arus yang stabil dan Profil Masuk
Hal yang terpenting adalah menentukan sistem Analysis yang akan diRun apakah
Steady Flow atau Unsteady Flow, setelah semua data diinput maka Runing
Program bisa dijalankan.

9. Review terhadap hasil dan pembahasan


Hasil dan pembasan dalam jurnal tersebut telah sesuai dan telah menjawab
rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya. Akan tetapi perlu dilakukan
pembahasan rencana pengerukan/normalisasi dataran sungai Ogunpa, area dataran
banjir yang akan direlokasi, dan titik titik pembangunan instalasi bendungan dan
tanggul yang akan dilaksanakan pemerintah pada proyek selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Areola, O., and F.O. Akintola. 1980. Managing the Urban Environment in a Developing
country: The Ogunpa River Channelization Scheme in Ibadan city, Nigeria.
Environmental International. Vol. 3, pp. 237-241.
Chau, K.W. 2006. Particle swarm optimization training algorithm for ANNs in stage
prediction of Shing MUN River. J. Hydrol., Vol. 329: pp. 363-367.
HEC-RAS. 2006. Hydrologic Engineering Center River Analysis System User’s Manual
Davis CA: Hydrologic Engineering Center US Army Corps of Engineer.

11 – Wahyu Prasetyo
Tugas Mata Kuliah Hidrologi Teknik Lanjut

Liong, Y.S., W.H. Lim, and G.N. Paudyah. 2000. River stage forecasting in Bangladesh.
Neural network approach. J. Compu. Civil Eng., Vol. 14: pp. 1-8.
Sangodoyin, A.Y. 1996. Effect of urbanization, waste disposal and hydrological factors
on flooding of the Ogunpa stream in Nigeria. Discov. Innov. Vol. 8 pp. 1-10.
Sangodoyin, A.Y., and A.O. Coker. 2002. Environment and waste management in
Nigeria: A Review. In: Agricultural Engineering in Nigeria: 30 years of University
of Ibadan Experience, Ibadan. Mijinvent Industrial Press
Singh, V.P. 2004. Flow routing in open channel; some recent advances. Dept. Civil and
Environmental Engineering Report 70803-6405. Baton Rouge, LA: Louisiana
State University Press.
Singh, V.P. 1988. Hydrologic Systems: Rainfall-Runoff Modeling. New Jersey: Prentice
Hall.
Xiong, L., A.Y. Shamseldin, and K.M. O’Connor. 2001. A nonlinear combination of the
forecasts of rainfall runoff models by the first-order Takago-Sugeno fuzzy
systems. J. Hydrol., Vol. 245: pp. 196-217.

12 – Wahyu Prasetyo

You might also like