Professional Documents
Culture Documents
Deviasi Pemaknaan, Sebuah Pengembangan Teori Pada Manajemen Komunikasi Bertahap
Deviasi Pemaknaan, Sebuah Pengembangan Teori Pada Manajemen Komunikasi Bertahap
Abstract
yang baik maka hadits yang diriwayatkannya dengan proses komunikasi berantai yaitu (1)
termasuk dalam kategori sahih yang berarti Proses filtrasi cahaya melalui filter cahaya, (2)
hadits tersebut kuat kebenarannya, namun jika Proses dispersi cahaya melalui medium
perawinya memiliki kredibilitas yang kurang prismatic ”corpuscular”, (3) Proses pembiasan
baik, maka hadits yang diriwayatkannya cahaya melalui lensa, dan (4) Proses
termasuk kategori hadis dlaif yang berarti pengurangan warna cahaya. Antara kedua
lemah kebenarannya. fenomena komunikasi dan fenomena fisika
Fenomena periwayatan hadits ini merupa- yang identik ini, menarik untuk dibuatkan
kan fenomena komunikasi yang sangat menarik sebuah pemodelan komunikasi.
untuk dikaji dari disiplin ilmu manajemen
komunikasi. Dari segi manajemen komunikasi, 2. PROSES KRITIK HADIS.
proses periwayatan hadis merupakan proses Bustamin dan Salam (2004: 6) menjelaskan
komunikasi berantai/berta-hap, bahkan banyak bahwa Kritik hadits adalah penelitian, penilaian,
tahap. Saya katakan berantai karena komuni- dan penelusuran sanad hadits tentang individu
kasinya memang menyerupai rantai yang perawi dan proses penerimaan hadits dari guru
sangat panjang, dari generasi ke generasi, mereka masing-masing dengan berusaha
bahkan bergenerasi-genarasi selama berabad- menemukan kekeliruan dan kesalahan dalam
abad. Tahapan/rantaian komunikator dalam rangkaian sanad untuk menemukan kebenaran,
proses periwayatan hadis tersebut dalam ilmu yaitu kualitas hadits (shahih, hasan dan dhaif).
hadis disebut sanad. Sanad hadits adalah sejumlah periwayat yang
Dari aspek manajemen komunikasi, adalah menyampaikan riwayat hadits.
hal yang sangat logis bahwa kualitas message Para ahli hadits bersepakat bahwa suatu
itu ditentukan oleh kredibilitas dari orang yang hadits jika sanadnya benar-benar telah dapat
menyampaikan pesan tersebut. Dalam proses dipertanggungjawabkan kesahihannya, pastilah
komunikasi berantai, maka kualitas pesan hadits itu berkualitas sahih. Hal ini dapat
tersebut sangat ditentukan oleh semua orang dianalogkan ke dalam proses komunikasi
(komunikator) yang terlibat dalam proses komu- dalam kehidupan sehari-hari, bahwa kalau ada
nikasi tersebut, khususnya oleh bagaimana berita yang dibawa oleh orang-orang yang
pemaknaan yang dialami oleh setiap komunika- dapat dipercaya, penerima berita tidak dapat
tornya tersebut. Dalam model komunikasi dua memiliki alasan untuk menolak kebenaran
tahap (two step flow of communication) yang berita itu.
dikembangkan dalam Social relationship theory Ulama hadits telah menetapkan syarat
yang diketengahkan antara lain oleh Melvin De kesahihan hadits, seperti yang dijelaskan oleh
Fleur, bahwa pesan yang diterima oleh opinion Ibn Al-Shalah (wafat 643 H = 1245 M) bahwa “
leader itu tidak hanya diteruskan begitu saja Hadits sahih adalah hadits yang bersambung
kepada masyarakat, melainkan mengalami sanadnya, diriwayatkan oleh periwayat yang
proses interpretasi, maka dalam proses adil dan dabit sampai akhir sanadnya, tidak
komunikasi ini terdapat personal influences. terdapat kejanggalan (syaz) dan cacat (‘illat).
Namun sepertinya masih terhitung hal yang Dari definisi ini maka hadis sahih harus memiliki
langka dilakukan penelitian terhadap kredibilitas lima syarat: pertama bersambung sanadnya,
komunikator untuk mengetahui kualitas pesan kedua diriwayatkan oleh periwayat yang ‘adil,
yang disampaikannya, apalagi jika komunikasi ketiga diriwayatkan oleh periwayat yang dhabit,
tersebut adalah komunikasi berantai. Padahal keempat terhindar dari syaz, dan kelima
dalam proses komunikasi berantai sering terhindar dari ‘ilat.
ditemui proses pembiasan pesan yang semakin Bustamin dan Salam (2004:42) menjelaskan
besar dalam proses komunikasi dari sumber di ada dua syarat yang harus dimiliki oleh
hulu hingga ke penerima di hilir. periwayat hadis, pertama, adil, kedua dhabit.
Terhadap fenomena periwayatan hadits ini, Kriteria periwayat adil adalah (1) beragama
ada fenomena fisika yang identik dengan Islam, (2) berstatus mukallaf, (3) melaksanakan
proses pembiasan makna pesan dalam ketentuan agama, yakni teguh melaksanakan
komunikasi. Fenomena fisika yang dimaksud adab-adab syara, dan (4) memelihara muru’ah.
adalah fenomena perambatan cahaya. Ada Muru’ah merupakan salah satu tata nilai yang
empat tipe parambatan cahaya yang analog berlaku dalam masyarakat. Sementara itu
Wawan Lulus Setiawan, Deviasi Pemaknaan, Sebuah … 11
terbuat dari bahan yang mampu menyerap dengan proses filtrasi matan (isi) hadits
warna cahaya biru dan merah, maka kertas sehingga kualitas hadits menjadi lemah (dlaif).
tersebut akan memantulkan spektrum warna Proses dispersi pesan artinya sebuah pesan
cahaya tampak hijau. Karena, warna primer diuraikan berdasarkan unsur, ciri atau sifatnya
terdiri dari merah, hijau dan biru. Peristiwa sehingga menjadi lebih jelas dan mudah
tersebut dapat digambarlkan sebagai berikut: dipahami oleh pihak penerima. Sedangkan
konvergensi pesan artinya dari pesan-pesan
yang bersifat majemuk dan umum kemudian
dikerucutkan menjadi sebuah intisari pesan.
Sebagai contoh dispersi pesan adalah cara
Kyai Haji Fuad dalam menjelaskan
makna”khalifah” di mujka bumi terhadap para
santrinya di lingkungan pondok pesantren Al
.
Ittifak
Kholifah itu dapat dijabarkan dalam
habluminallah, habluminanas, dan hablumi-
Gambar 4. Proses pengurangan warna nalam. Habluminallah diungkapkan dalam
cahaya empat kata yaitu “shalat awal waktu berjamaah
di mesjid”. Habluminanas adalah rukun umat
4. Analogi Cahaya – Pesan. seagama dan umat beragama, artinya kita
Fenomena alam tentang perambatan harus menjalin hubungan baik dengan sesama
cahaya seperti dijelaskan di atas bagi saya lintas agama, lintas mazhab dan lintas sektoral.
identik dengan proses komunikasi pada Habluminalam adalah hubungan dengan alam
manusia. Sumber cahaya adalah “source” pada yang dimaknakan bahwa semua alam ada
proses komunikasi, cahaya yang dipancarkan guna/faedahnya, walaupun sampah sekalipun
dari sumber cahaya adalah “message” pada bias dimanfaatkan sebagai pupuk kompos.
proses komunikasi, sedangkan objek Penggunaan tanah harus sesuai dengan
penyinaran adalah “receiver” pada proses kondisinya. Tanah datar kebonan, tanah legok
komunikasi. balongan, tanah gawir kaian (tanah datar
Jika dalam fenomena fisika cahaya itu digunakan untuk kebun, tanah cerukan
dapat dipancarkan kemudian diubah kondisinya digunakan untuk kolam, tanah lereng
melalui media pancaran (bisa berubah warna, digunakan untuk tanaman kayu)
berubah menjadi convergen atau divergen, atau Dari uraian dan ilustrasi di atas, maka
berubah menjadi semakin kuat energinya), sebagai intinya adalah bahwa jika dalam
maka message dalam komunikasi pun fenomena fisika kualitas keluaran cahaya yang
sesungguhnya dapat berubah kondisinya pada diterima objek sangat bergantung pada kondisi
saat diterima receiver dibanding dengan media cahaya, maka dalam manajemen
message yang disampaikan oleh source. komunikasi, kualitas pesan yang diterima
Proses perubahan yang dimaksud dijelaskan receiver sangat bergantung pada – saya
sebagai berikut. istilahkan - “filter” pesan.
Proses filtrasi cahaya yang menyebabkan
perubahan warna cahaya pada proses fisika
identik dengan proses filtrasi pesan yang
menyebabkan perubahan “warna” pesan pada
komunikasi. Pesan yang semula berintikan “A”
kemudian bisa berubah sampai di pihak
receiver menjadi A+, A-, B, C dan seterusnya.
Berkaitan dengan fenomena ini, dalam realitas
sehari-hari sering kita mendengar istilah
informasi yang “dipelintir”. Sedangkan dalam
proses periwayatan hadits seperti diuraikan di Gambar 5. Model komunikasi pencerahan
atas, maka proses filtrasi cahaya ini identik
Wawan Lulus Setiawan, Deviasi Pemaknaan, Sebuah … 13
Proses komunikasi yang demikian saya Untuk menemukan makna objektif ini harus
gambarkan dalam sebuah model yang saya dilakukan dengan mereproduksi atau
sebut saja komunikasi pencerahan atau merekonstruksi makna sebagaimana dihayati
Enlighting Model of Communication pada penciptanya. Misalnya, memahami sebuah
gambar 4 di atas. teks, peneliti harus melukiskan seutuhnya
Kalau begitu apa sesungguhnya yang maksud pengarang seakan-akan peneliti
dimaksud dengan filter dalam model komuni- mengalami peristiwa historis seperti yang
kasi pencerahan ini? dialami pengarang. Hal ini dimungkinkan oleh
Yang dimaksud filter adalah kredibilitas apa yang disebut Dilthey sebagai historical
sources (atau komunikator). Dalam kasus understanding, atau menurut Palmer historical
periwayatan hadits seperti telah dijelaskan di conciousness. Dengan kata lain, verstehen
atas, kredibilitas source ini adalah kredibilitas adalah kemampuan kita untuk masuk ke dalam
perawi yang mencakup adil dan dhabit. Dalam hidup mental orang lain atas dasar tanda-tanda
proses komunikasi, kredibilitas ini dapat yang diberikan kepada kita, karenanya tugas
dipengaruhi antara lain oleh faktor-faktor : (1) hermeneutika adalah mereproduksi maksud
Visi dan misinya secara individu (apakah ingin (‘reproduksi makna”) pengarang dengan suatu
mencerahkan atau membohongi pihak receiv- prapengandaian yang disebut “transposisi
er), (2) Kepribadian (jujur, dusta, dst), (3) Kelu- historis”.
asan wawasan tentang pesan yang akan Dalam metode kritik hadits, menurut hemat
disampaikan dan (4) Kondisi psikologis saat saya, pendekatan historical understanding atau
bicara (sedang gembira, sedang sedih, merasa historical conciousness merupakan pendekatan
kasihan kepada receiver, dst). Kredibilitas penting untuk memaknai sebuah hadits.
komunikator ini akan mempengaruhi repoduksi Artinya sebuah hadits tidak cukup dimaknai
makna pesan yang disampaikan oleh komuni- secara tekstual, namun perlu difahami dalam
kator dalam proses komunikasi bertahap. konteks historis: kapan, di mana, dan dalam
Dengan demikian proses filtrasi, dispersi atau suasana apa hadits tersebut diucapkan. Sering
konvergensi pesan dalam model ini adalah dijumpai dua hadits yang teruji sahih
merupakan proses komunikasi intrapersonal keduanya, namun dari segi matan bertentangan
dan mirip dengan proses “encoding” menurut satu sama lain. Ini dapat difahami karena
model komunikasi Schramm. secara historical understanding lahir dalam
konteks yang berbeda. Misalnya hadits yang
5. HERMENEUTIKA DAN KRITIK HADITS melarang berziarah ke kubur dan yang
Dalam konteks filosofis Barat, proses membolehkan berziarah ke kubur.
pemaknaan sebuah pesan “lama” secara lebih
mendalam dipelajari dalam Hermeneutika yang 6. KESIMPULAN
merupakan proses penguraian yang bertolak Dalam komunikasi berantai, kualitas pesan
dari isi dan makna yang tampak kepada makna diukur dengan sejauh mana pemaknaan yang
tersembunyi. Oleh karena itu, Hermeneutika diberikan oleh sumber pertama dapat
dipakai sebagai teori penafsiran kitab suci. direproduksi dengan baik oleh komunikator-
Namun, salah satu pendekatan Hermeneutika komunikator dalam sanad komunikasi.
yang serupa dengan pendekatan Kritik hadits Kemampuan reproduksi makna ini dipengaruhi
adalah pendekatan verstehen seperti yang oleh kredibilitas komunikator. Dalam kritik
diajukan Wilhelm Dilthey seorang filosof hadits, kesahihan hadits antara lain ditentukan
Jerman, yang diartikannya sebagai oleh kualitas sanadnya, yang di dalamnya
pemahaman subjektif yang dipakai sebagai ditentukan oleh kualitas para perawinya.
metode untuk memperoleh pemahaman yang Penyimpangan pesan dalam komunikasi
valid mengenai arti-arti subjektif tindakan sosial adalah hal yang lazim terjadi, baik disengaja
(Ahmala dalam Atho dan Fahrudin, 2003). atau tidak disengaja. Dalam periwayatan hadits,
Lebih lanjut Atho dan Fahrudin menjelaskan penyimpangan menyebabkan hadits
bahwa metode ini muncul dari kepentingan terkategorikan dlaif. Proses penyimpangan
praktis manusia untuk mengkomunikasikan pesan dalam komunikasi dapat terjadi karena
maksud masing-masing yang dalam kehidupan pembiasan, dispersi, filtrasi, atau reduksi
sosial menjelma menjadi “pikiran objektif”. pesan.
14 Coopetition, Volume VI, Nomor 1, Maret 2015, 9–14