You are on page 1of 15

PERSIAPAN MUBALIGH DALAM MENGEMAS

MATERI TABLIGH
Marhen

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, IAIN Batusangkar
Korespondensi: Jl Sudirman No. 137 Kuburajo, Limakaum, Batusangkar, Sumatera Barat, Indonesia.
e-mail: marhen@iainbatusangkar.ac.id

Abstract: This study aims to find out the preparation of the preacher in packing
messages and the impression of the tabligh in Nagari Pakan Rabaa, Koto District
Parik Gadang Di Ateh, South Solok Regency, West Sumatra. The method used in
this research is field research with a qualitative approach. The source of this
research data is the Mubaligh and worshipers of the mosque and mushalla in the
Pakan Rabaa kenagarian, and are supported by theories in books that are related
to research problems. Data were analyzed by purposife sampling method, that is
selecting samples from the population based on certain considerations, data were
analyzed descriptively, analysis of data obtained through interviews and other
written data would be linked to one another. From the research carried out, it was
concluded that in general the preachers in Kenagarian Pakan Rabaa, Koto
Subdistrict Parik Gadang in Ateh, Kabupaten Solok Selatan made preparations
before going high and could be said to have fulfilled the ideal category. However,
there are still deficiencies on some sides, such as the totality of the mubaligh in
applying their tablighic material which is still considered minimal by worshipers,
so that the impression of a tabligh message that has been built spontaneously
becomes faded.

Keywords: Preparatory mission, packing material, tabligh

PENDAHULUAN mubaligh yang orientasinya adalah


mengkomunikasikan sejumlah pesan-
P erubahan-perubahan yang terjadi
dalam berbagai sistem sosial secara
niscaya telah mengakibatkan perubahan,
pesan religius ke tengah jamaah mesti pula
menyesuaikan diri dengan perubahan
dimaksud. Dengan kata lain, seorang
metode, mekanisme, dan aspek-aspek
mubaligh harus benar-benar menguasai
aplikatif sejumlah pekerja maupun
materi dakwahnya sekaligus memahami
lembaga sosial dalam mengkomunikasikan
jamaah, baik dari segi sosiologis,
orientasi profesi atau lembaganya. Salah
psikologis, maupun psiologis. Pertanyaan
satu perubahan yang nyata paska reformasi
paling penting dari persoalan ini adalah:
di Indonesia adalah dikeluarkannya
sejauhmana kesiapan seorang mubaligh
Undang-Undang No 22 Tahun 1999
dalam mengemas materi dakwahnya untuk
tentang Otonomi Daerah.
kemudian dikomunikasikan ke tengah
Di Sumatera Barat Undang-Undang
jamaah.
ini melahirkan gerakan “Kembali ke
Ditinjau dari konteks sejarah,
Nagari”. Fenomena inilah yang
Frederick Williams dalam bukunya The
melatarbelakangi kemunculan upaya-
upaya mengadaptasi antara tuntutan Communications Revolution, seperti
dikutip Jalaluddin Rakhmad, menguraikan
perubahan zaman dengan teknik
pemikirannya bahwa perubahan
komunikasi sebuah profesi atau sebuah
komunikasi adalah revolusi yang
lembaga sosial. Dalam hal ini, profesi
percepatannya makin lama makin tinggi.

65
Manusia yang pertama-tama muncul kira- peringatan dan perubahan sikap. Banyak
kira 36.000 tahun yang lalu. Diperlukan laporan-laporan ilmiah yang menjelaskan
waktu 12.000 tahun sesudah itu untuk bahwa pesan yang tersusun dengan baik
menemukan cara melukis pada dinding lebih mudah di ingat komunikan.
gua. Tidak ada penemuan teknologi (Rakhmat, 2002: 295)
komunikasi selama 18.000 tahun lagi. Pada
4000 tahun sebelum Masehi ditemukan KAJIAN TEORITIS
tulisan yang pertama. Pada 1000 tahun
sebelum masehi manusia mengenal abjad Pengertian Mubaligh
untuk pertama kali. Percetakan ditemukan
pada 1.453 Masehi. Mulai tahun 1.900 Mubaligh adalah juru dakwah yang
Masehi terjadilah runtutan penemuan memiliki peran khusus dalam pelaksanaan
komunikasi yang menakjubkan. Selama 90 dakwah Islamiyah. Tanpa mubaligh atau
tahun terakhir ini, manusia telah juru dakwah, dakwah tidak akan
menciptakan teknologi komunikasi yang terlaksana, karena fungsi utamanya adalah
jauh lebih banyak dari apa yang menyampaikan pesan. Untuk lebih
diciptakannya selama 360 abad jelasnya tentang mubaligh, penulis akan
sebelumnya. Perubahan masih terus mengungkapkan pengertian mubaligh dari
berlangsung dengan aklerelasi beberapa segi, yaitu Bahasa, istilah dan
eksponensial. Apa yang bakal terjadi pada menurut pendapat ahli.
perilaku manusia menghadapi revolusi 1. Menurut Bahasa
dahsyat ini? (Rakhmat, 1994: 67)
Kata mubaligh berasal dari kata
Mengaacu kepada perkembangan
balagha, yuballighu, bulughan yang
dakwah Islam, juga telah terjadi
artinya “yang menyampaikan” (Yunus,
perubahan-perubahan menyangkut hal
1981: 71). Jadi mubaligh adalah yang
mengkomunikasikan pikiran-pikiran ke-
menyampaikan, yang biasa disebut
Islaman. Al-Qur’an sebagai sumber
mubaligh.
pertama Islam banyak mengandung pesan-
Kata mubaligh berasal dari kalimat
pesan penting mengenai sebuah strategi
balagha, ablaghu. Artinya: “sampai, yang
komunikasi, seperti firman Allah SWT
biasa disebut mubaligh (Ahnam, 1983: 38).
dalam Surat An-Nisa’ ayat 63:
Jadi mubaligh maksudnya adalah orang
         yang menyampaikan, merupakan isim
maf’ul dari kata ballagha-yuballighu
        tablighan, (Bandaro, 1996: 100) dengan
Mereka itu adalah orang-orang yang Allah pengertian orang yang melakukan tabligh
mengetahui apa yang di dalam hati mereka. atau penyampaian. Dalam al-Quran
karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan terdapat sejumlah ayat yang mengandung
berilah mereka pelajaran, dan Katakanlah
kepada mereka Perkataan yang berbekas pada
kalimat tabligh, antara lain terdapat dalam
jiwa mereka. surat Al-Maidah, ayat 67
Ayat ini mengandung pengertian            
bahwa dalam konteks perubahan elemen
          
sosial, persoalan komunikasi tidak hanya
menyoal bagaimana mengemas isi pesan     
(massage) kepada komunikan. Tapi, lebih
lanjut mengerucut kepada bagaimana Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan
kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu
mengelola kerja dan rasa komunikator. kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti)
Beberapa upaya eksperimental telah kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah
menelaah efek organisasi pesan maupun memelihara kamu dari (gangguan)

66
manusia[430]. Sesungguhnya Allah tidak Secara teoritis, mubaligh memiliki
memberi petunjuk kepada orang-orang yang fungsi sosial yang sangat menentukan
kafir.
dalam pengembangan dakwah Islamiyah.
Pengertian mubaligh yang Fungsi sosial tersebut ialah sebagai
terkandung dalam ayat ini, seperti menyambung risalah dan mengembangkan
ditegaskan Ahmad Musthafa al-Maraghi, amanah amar ma’ruf nahi munkar dalam
di antaranya penegasan tentang keberadaan menyebarkan agama Islam di tengah
risalah nabi sendiri, di mana kalua risalah tengah masyarakat serta menarik umat ke
itu (yang bersumber kepada al-Qur’an dan jalan yang benar dan mengeluarkan dari
Sunnah) tidak disampaikan kepada orang lembah kehinaan kepada akhlak yang
banyak, maka berarti risalahnya itu gagal mulia dan usaha mencapai kebahagiaan di
total. Kemudaian Allah menegaskan dan dunia dan akhirat hendaknya mengetahui
sekaligus menjamin, di mana saja risalah- fungsi sebagai mubaligh.
Nya disampaikan, Dia akan Di antara fungsi mubaligh menurut
memeliharanya atau melindungi kapan Hamzah Ya’cub adalah:
saja dan di mana saja. a. Meluruskan i’tikad
2. Menurut Istilah b. Mendorong dan meransang untuk
beramal
Pengertian mubaligh ditinjau dari c. Mencegah kemungkaran
istilah, akan penulis kemukakan menurut d. Membersihkan jiwa
pendapat beberapa para ahli, di antaranya: e. Mengokohkan pribadi
Mubaligh jamaknya mubalighin adalah f. Membina persatuan dan kesatuan
orang yang menyampaikan seruan g. Menolak kebudayaan yang merusak.
(dakwah), (Yunus, 1981: 5), sebagai (Ya’cub, 1981: 39)
perwujudan amar ma’ruf nahi munkar.
Sedangkan Munayi berpendapat Dari kutipan di atas dapat dipahami
bahwa Mubaligh adalah orang yang bahwa fungsi mubaligh terhadap
menyampaikan, maksudnya adalah masyarakat sangatlah menentukan agar
menyampaikan ajaran Tuhan kepada terciptanya keadaan yang stabil dalam
manusia, (Munayi, 1987: 31). Selanjutnya kehidupan beragama dan berbudaya. Lebih
Hamzah Ya’cub berpendapat “mubaligh dari itu, juga sebagai benteng pertahanan
adalah seorang muslim yang mempunyai terhadap kemajuan sains dan teknologi
syarat-syarat tertentu yang dapat komunikasi dewasa ini.
melaksanakan dakwah dengan baik.
Perbedaan Tabligh dengan Dakwah
Mubaligh adalah pelaksanaan dakwah,
juru dakwah, dengan perkataan lain Pada dasarnya, dakwah merupakan
biasanya disebut dengan Da’i (orang yang segala aktifitas yang dilakukan oleh
berdakwah), (Ya’cub, 1981: 36). mukmin sesuai dengan kemampuan yang
Dari beberapa definisi di atas, dimilikinya, yang bertujuan menjadikan
penulis berpendapat bahwa mubaligh seluruh umat manusia beragama Islam
adalah seorang muslim dan muslimat yang dengan baik disertai disertai akhlak yang
secara individu dan kelompok bertugas mulia agar mereka memperoleh sa’adah
menyampaikan, menyebarkan, dan masa kini dan masa dating. Namun ada
mengembangkan ajaran Islam dan mampu beberapa istilah yang menjadi perdebatan
memperlihatkan perilaku yang baik secara dan kesimpangsiuran pemahaman baik di
tulus sesuai dengan profesinya sebagai kalangan da’i maupun dikalangan
mubaligh apakah sebelum berdakwah jamaahnya sendiri, antara lain:
sedang berdakwah dan sesudah a. Ta’lim, mempelajari agama melalui
berdakwah. sekolah atau kursus

67
b. Irsyad, memberi petunjuk ke jalan yang mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun)
benar dengan system yang menarik dan selain kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai
Pembuat perhitungan.
menimbulkan perbuatan
c. Wa’dh, peringatan dan nasehat yang 2. Dakwah dan Aspek-Aspeknya
baik dengan system yang simpatik Secara Bahasa dakwah berasal dari
d. Tabligh, penyampaian penerangan Bahasa Arab, yakni da’a, yad’u, da’watan,
agama Islam yang berarti menyeru, memanggil,
e. Pidato, melahirkan isi hati atau mengajak, (Yunus, 1980: 127). Sedangkan
mengutarakan buah pikiran kepada secara istilah (terminology) dakwah ialah
orang dengan menggunakan kata-kata. tugas para mubaligh untuk meneruskan
(Salmadanis, Abdurrahman, 2003: 26) risalah sesudah Rasulullah. tegasnya, tugas
Dalam artikel ini penulis hanya risalah para Rasul dan tugas dakwah para
menjelaskan perbedaan antara dakwah mubaligh. (Natsir, 1996: 6) risalah dan
dengan tabligh saja, sesuai dengan dakwah yang dimaksud di sini adalah
pembahasan yang penulis utarakan amanah amar ma’ruf nahi munkar yang
sebelumnya. Hal ini dapat kita lihat dalam mesti diemban oleh para ulama (da’i)
pengertian dan aspek-aspek keduanya, sebagai pewaris Nabi.
sebagai berikut: Dari uraian di atas penulis
menyimpulkan bahwa dakwah adalah
1. Pengertian tabligh:
usaha-usaha yang ditempuh mubaligh atau
Secara Bahasa, terdapat sejumlah da’i untuk meneruskan risalah yang
pendapat mengenai pengertian tabligh diemban para Nabi, yakni amanah amar
yang dikemukakan para ahli, di antaranya ma’ruf nahi munkar, berdasarkan Al-
adalah pendapat Hamka, tabligh berarti Qur’an dan Hadits.
penyampaian, seruan, (Hamka, 1984: 1). Merujuk pada definisi terminologis
Sedangkan Asmuni Syukir berpendapat tabligh, Hadi dalam Bandaro, berpendapat
bahwa tabligh mengandung pengertian yakni menyampaikan ajaran Islam yang
menyampaikan, penyampaian, (Syukir, bersumber kepada Al-Qur’an dan Sunnah
1983: 21) kepada umat manusia melalui lisan dan
Secara istilah, tabligh dipahami pula tulisan, maka kalua dibandingkan dengan
dengan: menyampaikan, penyampaian, pengertian dakwah tidak terdapat
yakni menyampaikan ajaran Allah dan perbedaan yang mendasar. Hanya saja
Rasul kepada orang lain. Orang yang dakwah lebih bersifat umum dan luas
menyampaikan ajaran tersebut atau yang cakupan pengertiannya dari tabligh,
bertabligh dinamakan muballigh, (Syukir, (Bandaro, 1996: 101).
1983: 21) Dengan demikian dapat
Hukum tabligh terdapat dalam firman dikemukakan beberapa keterangan di
Allah di antaranya terdapat dalam surat Al- antaranya:
Maidah ayat 67: 1. Setiap tabligh itu dakwah dan setiap
        dakwah belum tentu tabligh. Dikatakan
setiap tabligh itu dakwah oleh karena
Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan tabligh itu merupakan bagian dari
kepadamu dari Tuhanmu…
dakwah. Dan disebut setiap dakwah itu
Surat Al-Ahzab ayat 39; belum tentu tabligh oleh karena dakwah
        itu medianya banyak dan cakupannya
luas, sebab apa saja bentuk aktifitas
       yang berisikan amar ma’ruf nahi
(yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-
munkar sudah disebut dakwah.
risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan

68
2. Tabligh lebih mashur dan banyak ditablighkan melalui lisan dan
terpakai, hal ini oleh karena subjek tulisan.
tabligh (mubaligh) memiliki karakter b. Tujuan Tabligh
dan wibawa tersendiri di tengah
masyarakat. Umpamanya tabligh bil Dari proses penyampaian pesan
lisan seperti berpidato tidak segampang tabligh, factor yang paling penting dan
menilainya dan tabligh bil kitabah tidak sentral adalah ketika merumuskan atau
semudah membacanya. Karena itu menentukan tujuan apa yang hendak
mubaligh mempunyai kesempatan yang dicapai dari tabligh tersebut. Pada tujuan
lebih luas untuk tampak aktif, kreatif, itulah dilandaskan segenap tindakan dalam
dan terampil di tengah-tengah rangkaian usaha kerjasama tabligh.
masyarakat melalui media lisan dan Alasannya ialah apabila mubaligh tidak
tulisan. Kendatipun tabligh itu dakwah memahami tujuan yang akan dicapainya, ia
dan mubaligh itu juga juru dakwah. tidak tentu kesulitan mengambil langkah
(Bandaro, 1996: 102). yang benqar bagi proses tabligh.
Jadi tabligh pada dasarnya bagian Tujuan utama tabligh juga
dari sejumlah mekanisme aplikasi dakwah merealisasikan ajaran Islam dalam
ke tengah masyarakat. Tabligh lebih kenyatan hidup sehari-hari, baik kehidupan
khusus dengan batasan lisan dan tulisan. individu maupun social masyarakat atau
Dengan pengertian lain, bahwa bahwa ummat secara keseluruhan, dalam rangka
teknik mengoperasikan tabligh dapat mencapai kebahagiaan dan keseimbangan
dirumuskan dalam bentuk yang lebih hidup, kesejahteraan dan ketenteraman,
sistematis. kesenangan dan ketenangan. Jadi
mekanisme menyampaikan dan
Kedudukan, Tujuan dan Sasaran menyiarkan petunjuk agama Islam kepada
Tabligh dalam Proses Dakwah ummat harus sistematis dan kondusif,
seperti kepercayaan, amal saleh, akhlak
a. Kedudukan tabligh muslim dan umat manusia umumnya,
Kedudukan tabligh dalam sistem selain dari itu menolak serangan dan
dakwah digambarkan dalam dua bentuk tantangan orang yang dihadapkan kepada
yang paling urgen, seperti yang agama Islam dan menghilangkan keragu-
dikemukakan oleh Bandaro, (1996: 122) raguan orang terhadap Islam (Yunus, 1980:
yaitu: 39). Sebab seorang mubaligh adalah
1. Kedudukan tabligh dalam system pembawa dakwah yang bertujuan
dakwah digambarkan dalam dua membangun pribadi dan membangun
bentuk yang tabligh sebagai bagian ummat. Sehingga pribadi dan ummat itu
dari system dakwah. Dikatakan berkembang maju sesuai dengan hidup
demikian karena susunan unsur- manusia yang diridhai oleh khaliknya.
unsur komponen dakwah ada yang (Luth, 1999: 74)
tidak ditemukan dalam unsur-unsur Dapat disimpulkan bahwa tujuan
komponen tabligh. Seperti unsur tabligh adalah menyampaikan risalah
media, bagi dakwah sarananya Allah dan Rasulnya kepada ummat
banyak, sementra bagi tabligh manusia secara keseluruhan supaya
sarananya dua saja, yakni lisan dan diturutnya risalah tersebut dengan
tulisan. kemauan sendiri, juga untuk menjawab
2. Sebagai operasional dakwah, di tudingan terhadap ajaran Islam serta
mana ajaran Islam tidak akan dapat menghilangkan keraguan orang terhadap
didengar, dihayati, dipahami, apalagi ajaran Islam serta menghilangkan
dilihat dan dibaca kalua tidak keraguan orang terhadap Islam itu sendiri

69
yang pada akhirnya akan dapat jangka waktu tertentu mubaligh harus
membangun kepribadian ummat dan dapat mengubah kondisi jamaah menjadi
diridhai Allah Swt. lebih baik. Kedua, kondisi mubaligh harus
berpengaruh. Ini dianggap sebagai salah
c. Sasaran Tabligh
satu kekuasaan secara tidak langsung dan
Pada prinsipnya objek yang menjadi tidak terprogramkan. Seorang mubaligh
sasaran tabligh tidak terlepas dari cara dituntut mampu menimbulkan pengaruh
yang dipilih dalam menyampaikan materi secara tidak langsung terhadap jamaah
tabligh. Jika tabligh dikemas melalui lisan, untuk lebih mentaati dan memenuhi apa
maka sasaran tabligh saat itu terkait pula yang ditablighkan tanpa harus
dengan situasi dan kondisi audiens sebagai diperintahkan atau dilarang melakukan
objek. Hal tersebut juga berlaku jika sesuatu. (Mahmud, 1995: 210-211)
tabligh dilakukan melalui tulisan. Akan Mempengaruhi dengan dua
tetapi, dapat dikemukakan bahwa sasaran pengertian ini memiliki banyak unsur yang
tabligh adalah tercapainya transformasi berkaitan dengan materi dakwah. Di antara
nilai-nilai keagamaan yang baik di tengah unsur kepribadian mubaligh yang dapat
umat Islam. menimbulkan pengaruh terhadap
Dari gambaran inilah penulis penerimaan tabligh menurut Mahmud
memandang perlu membahas lebih adalah:
mendalam bagaimana mengemas materi a. Keimanan yang kuat mengenai apa
tabligh yang efektif dan efisien. Tujuan yang ditablighkannya
utamanya adalah supaya sasaran tabligh b. Sehat akalnya, cemerlang pikirannya
dapat dikelola secara kreatif dan relevan, dan kuat hujjahnya.
tidak menghindari aspek-aspek c. Lapang dada dan toleran.
komunikatif yang ideal dalam berdakwah. d. Punya kemampuan mengungkapkan
sesuatu dengan Bahasa yang baik.
Hubungan Mubaligh dengan Jamaah e. Mampu melakukan dialog dan
dalam Bertabligh menghormati pendapat pihak lain serta
Dalam mengkomunikasikan tabligh suka bermusyawarah.
ke tengah jamaah, hal yang tak kalah f. Mampu menghadapi keadaan yang
pentingnya adalah bagaimana seorang bermacam-macam.
mubaligh menjalin interaksi dengan g. Perhatiannya dalam, jiwanya jernih, dan
jamaah. Kesan tabligh yang mendalam pesannya hidup.
dapat distimulasi dengan adanya hubungan h. Tanggap terhadap kebaikan dan mudah
yang baik antara mubaligh dengan jamaah. terkesan terhadap keagungan ciptaan
Hubungan tersebut biasa berupa hubungan Allah.
emosi atau batin yang mengikat karena i. Sehat badan dan cekatan serta baik
adanya usaha yang intens dari mubaligh penampilannya.
dalam menjalin hubungan tersebut. j. Cerdik, sabar dan tabah. (Mahmud,
Tujuannya paling tidak adalah untuk 1995: 210-211)
menimbulkan keyakinan yang mantap bagi Adapun konsekuaensi yang harus
jamaah terhadap materi tabligh yang diperhatikan mubaligh dalam
disampaikan oleh mubaligh. mempertahankan hubungan baiknya
Ada dua hal yang terkait dengan dengan jamaah, supaya supaya mudah
strategi menciptakan hubungan antara tabligh itu diterima, mubaligh hendaknya
mubaligh dan jamaah tersebut. Pertama, memulai pengajarannya dari hal-hal yang
mubaligh mempengaruhi dalam arti dapat diraba dengan panca indera
praktis, yaitu menghasilkan sesuatu dalam berpindah kepada hal yang dapat
waktu yang tertentu. Maksudnya, dalam dipikirkan dengan akal. Hal ini dapat

70
dilakukan bila mubaligh atau pengajaran c. Kontak Spirit
itu disampaikan kepada orang-orang yang Yang dimaksud dengan kontak
tingkat kecerdasannya sederhana. Dengan spirit di sini adalah adanya kontak jiwa
perkatan lain, pernyataan tersebut di atas atau batin antara pemberi ceramah
dapat kita sebutkan sebagai berikut: dengan jamaah yang hadir. Pemberi
a. Berpindah dari yang telah dikenal ceramah harus pandai membuat
kepada yang belum dikenal hubungan batin dengan para hadirin
b. Berpindah dari yang mudah pad ayang dengan cara atau usaha seakan-akan
sulit antara keduanya ada semacam satu
c. Berangsur-angsur dari yang sederhana perasaan, satu nasip, satu pertalian batin
menuju kepada yang syukur. (Masy’ari, dan lain-lain.
1993: 182-183) Dengan adanya kontak batin
Di samping harus senantiasa inilah maka para hadirin menaruh
menjaga hubungan batin atau kontak perhatian terhadap isi tabligh dan selalu
pikiran dengan jamaah, seorang mubaligh mengikuti buah pikiran yang
harus memperhatikan hal-hal sebagai dikemukakannya dengan seksama,
berikut: sehingga isi tabligh dapat diterimanya
dengan penerimaan sam’an wa ta’atan.
a. Mengenal objek lapangan
Adakalanya jamaah bertepuk tangan
Sebelum bertabligh, mubaligh
tanda menerima atau menyetujui buah
harus mengetahui sifat tabligh tersebut,
pikiran penceramah, tetapi ada juga
apakah tabligh tersebut untuk orang-
yang bertepuk tangan karena mengejek
orang umum atau khusus, ceranmah
atau mencemooh. Mubaligh harus
agama, khusus atau umum, yang hadir
menghayati situasi yang demikian dan
pria atau wanita, pemuda atau orang
harus dapat bertindak bijaksana.
dewasa, di tempat terbuka atau di
masjid atau di gedung, tabligh dalam d. Bahasa dalam bertabligh
mencari dana atau pengajian agama Dalam al-Quran terdapat
untuk pemantapan, ceramah agama sejumlah istilah Bahasa ungkap yang
dalam hari besar Islam atau ceramah secara eksplisit menjadi acuan bagi
dalam perkawinan, dalam takziyah seorang mubaligh dalam menentukan
kematian dan lain-lain?. Teknik tabligh Bahasa yang dipakainya. Istilah tersebut
pada masing-masing keadaan, serta adalah: Qaulan Baligha (perkataan
situasi pendengarannya, juga tempat yang membekas dalam jiwa) terdapat
tabligh itu dilaksanakan, mempunyai dalam surat An-Nisa: 63; Qaulan
teknik yang berbeda-beda, ibarat menari Layyinan (perkataan yang lembut)
harus menurut suara gendangnya. terdapat dalam surat Thaha: 43-44;
Qaulan Ma’rufan (perkataan yang baik)
b. Persiapan
ditemukan dalam surat al-Baqarah: 235,
Seorang mubaligh harus mencatat
dan surat an-Nisa: 5 dan 8: Qaulan
apa-apa yang akan dibicarakan. Poin-
Maisura (perkataan yang ringan, dan
poin atau garis besar yang akan
Qaulan Karima (perkataan yang mulia)
ditablighkan harus dicatat supaya tidak
seperti tertera dalam surat al-Isra: 23.
ada yang ketinggalan. Bagi orang yang
Dengan demikian, Bahasa atau
sudah ahli benar tidak memakai catatan,
perkataan dalam dakwah yang
karena itu telah terbiasa dan tidak kuatir
diperintahkan Al-Qur’an sunyi dari
kehilangan bahan. Walaupun demikian
kekerasan. Bahasa al-Qur’an, Bahasa
ia harus mempunyai persiapan dalam
yang lembut, indah santun, juga
otak pemikirannya.
membekas pada jiwa, memberi
pengharapan hingga jamaah dapat

71
dikendalikan dan digerakkan f. Suara waktu bertabligh
perilakunya oleh mubaligh. (Saputra Bertabligh bukanlah seperti
dan Hefni (ed), 2003: 167-172) bercerita sebagai yang dilakukan oleh
Dalam tabligh, Bahasa seorang guru di hadapan murid-
merupakan cermin bagi orang yang muridnya. Suara tabligh mempunyai
mengucapkannya. Bahasa harus irama tersendiri, kadang-kadang suara
sederhana dan mudah dipahami oleh itu menaik, kadang-kadang menurun
orang banyak. Saat inibanyak mubaligh dan kadang-kadang datar. Kadang-
muda (muda umur dan pengalaman) kadang suara itu keras dan kadang-
yang menampilkan kata kata asing yang kadang lunak, kadang-kadang lemah
umumnya kurang dimengerti oleh orang lembut, dan sebagainya. Itu semua
awam. Lain halnya kalau tabligh itu tergantung pada isi dan makna tabligh
disesuaikan dengan Bahasa yang yang disampaikan.
mereka miliki. Kalua akhirkan g. Tingkah laku dalam tabligh dan pakaian
perkataan itu harus diucapkan dengan mubaligh
kata-kata asing, seperti kata-kata istilah Mubaligh mempunyai tingkah
dalam ilmu pengetahuan atau istilah laku dalam tablighnya, sebelum
agama dan lain-lain, maka hendaklah berbicara atau sedang dalam berbicar.
kata-kata asing itu diterangkan dulu Ada saja yang diperbuat atau
maksud dan artinya. dilakukannya. Ada yang sebelum
e. Waktu bertabligh bertabligh memegang bajunya, ada
Waktu berbicara harus diukur, yang batuk-batuk dulu dan lain-lain.
berapa lama dipakai untuk berbicara Hal ini tentu akan menarik perhatian
ketika itu, dan melihat keadaan serta hadirin. Kemudian di tengah-tengah
suasana, misalnya kalau pembicara lain bertabligh ada pembicaraan yang
masih ada, sedangkan waktu sudah tenang-tenang saja, ada pula yang
sempit, maka tabligh diringkas saja. Di sampai menari-nari di atas podium.
tengah mubaligh mengucapkan Tingkah laku yang diperbuat oleh
tablighnya, ia harus memperhatikan seorang mubaligh hendaknya tidak
keadaan hadirin, apakah masih ada berlebih-lebihan, karena yang demikian
kontak atau tidak ada lagi. Dan seorang itu akan menyebabkan para hadirin akan
mubaligh harus mengetahui benar menonton tingkahlakunya tanpa
berapa lama ia harus bertabligh, supaya mendengarkan dan memperhatikan isi
tablighnya sesuai dengan waktu yang tablighnya.
diperlukan. (Saputra dan Hefni (ed), Dalam bertabligh, janganlah
2003: 167-172) mubaligh itu menghadapkan wajahnya
Tabligh yang sukses bukanlah hanya ke satu jrusan saja, sebab hadirin
terletak pada panjangnya, tapi ada yang di muka, di kiri dan di kanan
tergantung bagaimana isi pidato yang dan bahkan ada yang di belakang, yang
disampaikan. Tidaklah mesti semuanya perlu mendapatkan perhatian
dinamakan sukses, bila hadirin bertepuk dari mubaligh. Jangan pula ia
tangan menyambut pidato itu dengan bertingkahlaku yang berlebih-lebihan
sambutan meriah. Suatu ceramah boleh dengan gerak tangan dan badan yang
dikatakan sukses bila ceramah itu dinuat-buat, karena yang demikian itu
berkesan di hati pendengar, yang akan membawa gelak tawa hadirin,
kemudian kesan itu dapat mengubah sehingga perhatian mereka itu terjadi
sikap dan tindakan, dan akhirnya sorotan mata berates-ratus bahkan
mereka mau mengamalkan apa yang beribu-ribu hadirin.
kita ceramahkan.

72
Pakaian juga jadi masalah, karena Hal-hal sebagaimana yang
setiap pergaulan orang akan dijelaskan di atas mesti diperhatikan
memperhatikan soal pakaian yang seorang mubaligh terutama dalam hal
teratur, rapid an pantas menurut menjalin hubungan (kontak pikiran dan
keadaan dan tempat. Misalnya seorang batin) dengan publiknya. Jika tidak
khatib di masjid dan terasa kurang demikian, mubaligh dipandang gagal
pantas, kalua ia hanya memakai kemeja memanajemen pesan dan kesan dalam
tanpa kopiah. Mubaligh yang bertabligh bertabligh.
di desa harus bias menyesuaikan dengan
pakaian seorang mubaligh yang biasa Materi-Materi yang Harus Dikemas
dipakai di desa itu. Terasa janggal bila Mubaligh dalam Menyampaikan
ada seorang mubaligh di desa tanpa Tabligh
memakai kopiah, atau ada seorang Di antara komponen yang dianggap
mubaligh tanpa memakai kudung. fital dalam dalam pengembangan dakwah
h. Bunga tabligh khususnya dalam pelakssanaan tabligh,
Dalam tabligh biasanya adalah materi dakwah yang berkaitan erat
diperlukan juga adanya bunga-bunga dengan seluruh persoalan tabligh. (Habib,
tabligh seperti syair, sajak, peribahasa, 1982: 93-94) komponen inilah yang
pantun, dan lain-lain. Sesuai dengan menjadi titik tolak pembahasan penulis
keperluan, dalam bertabligh harus ada selanjutnya.
dasar dan dalil-dalil yang diambil dari Sebagaimana telah penulis nyatakan
ayat-ayat al-Qur’an atau hadis sebelumnya bahwa antara dakwah dengan
Rasulullah, perkataan ulama dan tabligh tidak dapat dipisahkan, apa yang
mujtahid dan lain-lain yang gunanya menjadi tujuan dakwah itu juga yang
bukan saja sebagai bunga tabligh, tapi menjadi ujuan tabligh, begitu juga dengan
juga guna menambah keyakinan bagi tujuan tabligh, begitu juga dengan materi
para pendengar. tabligh tidak terlepas dengan materi
dakwah itu sendiri, seperti yang dinyatakan
i. Humor Buya Hamka: Allah sendiri yang memakai
Humor kadang-kadang sangat kedua perkataan ini ketika memerintahkan
diperlukan dalam tabligh, terutama bila sebuah risalah kepada Nabi. (Hamka,
para hadirin sudah tampak lelah dan 1984: 1)
mengantuk. Tidak semua mubaligh itu Materi dakwah adlah seluruh ajaran
pandai humor, namun humor yang Islam yang bersumber pada al-Qur’an dan
dimaksud di sini hanyalah semata-mata hadist dan seluruh kultur Islam yang
sebagai selingan, agar para hadirin bersumber dari kedua sumber pokok ajaran
jangan terlalu lelah atau bosan. Islam itu. (Habib, 1982: 94)
Humor itu harus sesuai pada Dalam proses transmisi pesan menurut
tempatnya, kalua tidak maka isi tabligh teori dakwah tidak bias terlepas dari dua
itu akan merosot nilainya. Misalnya, hal pokok, yaitu:
seorang mubaligh dalam suatu upacara a. Kemampuan jamaah dalam menerima
takziah kematian, dalam tablighnya ia pesan tabligh
menyebut-nyebut jasa si mayat, tiba- b. Tingkat berpikir penerimaan pesan
tiba kata-kata yang lucu yang membuat dalam menganalisa dan mengamalkan
para pendengar tertawa terpingkal- isi pesan.
pingkal, sehingga suasana yang
Keberhasilan dalam menyampaikan
semestinya diliputi oleh kedukaan pesan-pesannya sangat ditentukan oleh
berubah menjadi suasanayang penuh upaya mubaligh tersebut dalam
gelak tawa.

73
menyeleksi materi tabligh berdasarkan dua 3) Masalah budi pekerti (Akhlakul
hal pokok di atas. (Habib, 1982: 100) Karimah). (Ya’cub, 1981: 30)
Di samping itu, materi tabligh juga Dari beberapa pendapat di atas mengenai
terkait dengan dua hal penting, yaitu: materi yang harus disiapkan mubaligh
pertama, sifat materi itu sendiri, kedua, dalam mengemas kesan dan pesan
hal-hal yang menyangkut proses tablighnya, dapat disimpulkan bahwa:
pengembangan materi selanjutnya. a. Seorang mubaligh harus menguasai
Mengenai sifat materi tabligh, maka Islam secara “kaffah” (total)
hendaknya diperhatikan beberapa hal di b. Memiliki totalitas yang intens terhadap
bawah ini: kemajuan sins dan teknologi sehingga
a. Materi itu harus bersumber kepada al- tidak ketinggalan informasi.
Qur’an dan hadist c. Mempunyai akses terhadap berbagai
b. Materi harus mampu meliputi seluruh disiplin ilmu komunikasi yang mengacu
kebutuhan dan kemampuan penerima kepada metode, mekanisme bertabligh.
tabligh d. Memahami perbedaan latar belakang
c. Materi harus berpusat pada hidup dan sosial, perbedaan pemahaman
kehidupan manusia keagamaan, perbedaan suku dan lain-
d. Materi harus mampu memberikan lain.
tuntunan untuk mengalami kehidupan e. Terbuka dan memiliki integritas social
duniawi secara Islami. (Habib, 1982: yang baik serta telah mapan secara
101) akademis dan finansial (ekonomi).
Dalam pandangan beberapa ahli Kriteria tersebut di atas secara niscaya
dalam bidang ilmu dakwah, materi-materi harus dimiliki oleh seorang mubaligh,
tabligh dimaksud meliputi persoalan- mengingat tugas yang diembannya
persoalan yang kompleks. Di antara meliputi berbagai system social.
pendapat yang dikemukakan oleh ahli Seterusnya, seorang mubaligh tidak
tersebut adalah: seharusnya pula mengabaikan pola-pola
a. Hamzah Ya’cub: Materi tabligh itu bertabligh yang sudah dipopulerkan oleh
adalah ajaran Islam yang meliputi aspek mubaligh lain sebagai bahan
dunia dan akhirat, maka tentunya materi perbandingan. Lalu, bagaimanakah paktek
tabligh itu luas sekali. Di sini perlu di lapangan dakwah? Apakah landasan
dikemukakan pokok-pokok materi teoritis yang telah dikemukakan di atas
tabligh dalam ajaran Islam yaitu: sudah sepenuhnya dikuasai oleh para
1) Akidah Islam, tauhid dan keimanan mubaligh yang ada?. Penulis menjadikan
2) Pembentukan pribadi yang Nagari Pakan Rabaa, Kecamatan Koto
sempurna Parik Gadang di Ateh, Kabupaten Solok
3) Pembangunan masyarakat yang adil Selatan sebagai daerah penelitian
dan makmur mengenai permasalahan tersebut.
4) Kemakmuran dan kesejahteraan Penelitian ini difokuskan kepada
dunia dan akhirat bagaimana cara yang dipilih mubaligh di
b. Asmuni Syukir: Pada dasarnya materi daerah itu dalam mengemas materi tabligh
dakwah Islam itu tergantung pada (kesan dan pesan/impretion dan massage)
tujuan dakwan yang hendak dicapai, ketiga bertabligh.
namun secara global dikatakan bahwa
materi dakwah itu dapat METODE PENELITIAN
diklasifikasikan menjadi 3 hal pokok:
1) Masalah keimanan (akidah) Penelitian ini merupakan penelitian
2) Masalah keislaman (syari’ah) lapangan field research (penelitian
terhadap kehidupan yang sesungguhnya)

74
dengan pendekatan kualitatif. Data angket kepada mubaligh yang penulis pilih
kemudian dianalisis dengan metode sebagai responden sebanyak 13 orang dan
purposife sampling, yaitu memilih sampel jamaah sebanyak 13 orang sebagai
dari populasi berdasarkan pertimbangan responden.
tertentu. Setelah data diperoleh, maka data
Sumber data dalam penelitian ini, di tersebut kemudian dianalisa secara
samping mengambil teori-teori yang ada deskriptif, analisa data yang didapatkan
dalam buku-buku yang mempunyai kaitan melalui wawancara dan data-data tertulis
dengan permasalahan penelitian yang lainnya akan dihubungkan antara data yang
dibahas, penulis akan mengambil sumber satu dengan yang lainnya. Agar tidak
data dari Mubaligh dan jamaah masjid dan terjadi kesimpangsiuran fakta dan agar
mushalla yang ada di kenagarian Pakan antara satu data dengan data yang lain
Rabaa, Kecamatan Koto Parik Gadang terjadi kondisi “bertolak belakang”,
Diateh, Kabupaten Solok Selatan. apabila terjadi kondisi yang demikian,
Teknik pengambilan data penulis maka data tersebut akan kembali di cross
langsung berhubungan dengan para check ulang ke lapangan. Setelah data-data
responden dan fenomena yang diteliti. tersebut diseleksi tingkat objektifitasnya,
Data yang diambil dari perspektif kualitatif maka langkah selanjutnya yang akan
adalah data-data yang bersangkutan dilakukan adalah melakukan interpretasi
dengan topik permasalahan, diambil secara data.
holistic (menyeluruh) hingga data tersebut
menjadi jenuh. Data-data jenis tersebut HASIL PENELITIAN DAN
juga membantu untuk mencari pengertian PEMBAHASAN
sebuah konsep yang tidak ditemukan
dalam literatur seperti dakwah mimbar dan Pendapat Mubaligh tentang
lainnya. Kesiapannya dalam Mengemas Pesan
Data diambil melalui wawancara dan Kesan Tabligh
dengan informan yang dipilih secara acak,
namun yang secara asumtif tahu dengan Sesuai dengan focus penelitian ini,
persiapan mubaligh. Wawancara berdasarkan data yang penulis dapat di
dilakukan dengan memakai daftar lapangan, baik itu data didapat dari
pertanyaan yang tidak mengikuti secara mnyebarkan angket dan wawancara
kaku. Daftar pertanyaan itu dibuat sebagai mendalam dengan mubaligh yang penulis
pedoman dalam melakukan wawancara pilih sebagai sampel yang mengarah
supaya tidak keluar dari maslah penelitian. kepada bagaimana persiapan mereka
Di samping mengadakan khusus dalam mengemas pesan dan kesan
wawancara, data juga diperoleh melalui tabligh dapat disimpulkan bahwa 10 dari
observasi terlibat (participation obserfer) 13 orang mubaligh, atau 76,91% sampel
yang dilakukan. Di mana penulis akan yang mengatakan melakukan persiapan
berusaha ikut secara intens dengan yang matang. Tidak ada mubaligh yang
berbagai kelompok jamaah masjid dan menjawab tidak melakukan persiapan
mushalla. Hal ini dilakukan agar diperoleh sebelum bertabligh. Sementara itu,
suatu kondisi empati dan objektif, serta terdapat 3 orang mubaligh atau 23,09%
mampu merasakan sense of contextual dari sampel yang ada melakukan persiapan
(rasa sesuai dengan realitas yang terjadi di bila diperlukan. Dengan kata lain, para
lapangan dan terkait dengan waktu serta mubaligh di Kenagarian Pakan Rabaa,
tempat di mana penelitian tersebut Kecamatan Koto Parik Gadang diateh,
dilakukan. Di samping melakukan Kabupaten Solok Selatan malakukan
wawancara, penulis juga menyebarkan persiapan sebelum bertabligh.

75
Untuk kesiapan mubaligh berupa memprioritaskan humor, dan 1 orang atau
tulisan, naskah, atau catatan dalam 7,70% menguatamakan penampilan fisik.
bertabligh terdapat 9 orang atau 69,23%. Berkaitan dengan target utama
Sedangkan yang tidak menggunakan tabligh, kemasan isi (materi) pesan tabligh
catatan, tulisan atau naskah terdapat 4 juga mendapat prioritas utama para
orang atau 30,77% dari sampel yang ada. mubaligh. Terdapat 10 orang atau 76,91%
Artinya, adalah bahwa para mubaligh di mengutamakan isi pesan, 1 orang atau
Kenagarian Pakan Rabaa, Kecamatan Koto 7,70% tidak mengutamakan isi pesan, dan
Parik Gadang diateh, Kabupaten Solok hanya 2 orang atau 15, 39% yang
Selatan secara umum masih menggunakan menargetkan isi pesan tabligh.
catatan atau naskah untuk bertabligh. Ini Sementara, para mubaligh yang
dimaksudkan bias jadi untuk mencapai mempertimbangkan untuk memenej kesan
tabligh yang sistematis dan penuh kehati- tabligh di tengah jamaah, terdapat 8 orang
hatian, bias jadi pula sebagai tanda bahwa atau 61,54% mengutamakan kesan. 2
mereka belum sepenuhnya menguasai orang atau 15,39% tidak begitu menyoal
materi tabligh yang akan disampaikan. kesan tabligh, dan 3 orang lagi atau
Adapaun persiapan berupa latihan 23,07% memperhatikan kesan tabligh
bertabligh, terdapat 5 orang mubaligh atau sesuai situasi dan kondisi.
38,46% melakukan latihan. 4 0rang atau Di sisi lain, persoalan hubungan
30,77% tidak melakukan latihan, dan 4 emosional antara jamaah dengan
orang atau 30,77% lagi malakukan latihan mubaligh, terlihat sangat diprioritaskan.
bila dibutuhkan. Dapat disimpulkan bahwa Artinya, dari 13 responden terdapat 9
para mubaligh di Kenagarian Pakan Rabaa, orang atau 69,22% yang mengutamakan
Kecamatan Koto Parik Gadang diateh, hubungan emosional, 2 orang atau 15,39%
Kabupaten Solok Selatan melakukan tidak memprioritaskannya, dan 2 orang
latihan sebelum bertabligh. atau 15,39% lagi yang mempertimbangkan
Selanjutnya, pertimbangan para mubaligh hubungan emosional tersebut.
mengenai pakaian (busana) yang dipakai Maka, secara keseluruhan persiapan
sewaktu bertabligh terdapat 7 orang atau mubaligh di Kenagarian Pakan Rabaa,
53,85% memprioritaskan penampilan Kecamatan Koto Parik Gadang diateh,
(busana) yang dipakai sewaktu bertabilgh. Kabupaten Solok Selatan dalam
Sedangkan yang tidak memperhatikan mengemas materi tabligh, khusus
tidak ada. Yang memperhatikan pakaian menyangkut mengemas pesan dan kesan
(busana) ketika bertabligh hanya 6 orang tabligh (massage/inpretion) tabligh secara
atau 46,15%. Dengan begitu, masalah teoritis sudah menempati posisi ideal. Dari
pakaian (busana juga cenderung sisi identitas mubaligh dan bentuk bentuk
diperhatikan berdasarkan kebutuhan kegiatan yang mereka lakukan, tampak
situasi maupun kondisi. nyata bahwa semangat beragama, dan
Ketika mengacu kepada pilihan respon dakwah Islamiyah di daerah ini
kesan (impretion) saat bertabilgh, terdapat cukup baik. Integritas mubaligh dengan
tiga point yang diajukan kepada mubaligh, jamaah, totalitas, dan intensitas mubaligh
yakni: kesan humor, penampilan fisik, dan terhadap pola tabligh yang dilakukan
penguasaan materi yang sempurna. Para belum ditata dengan seksama. Sehingga,
mubaligh mengatakan bahwa penguasaan pencapaian pesan dan kesan tabligh
materi sebagai prioritas. Terdapat 10 orang dengan sendirinya terkesan temporal,
mubaligh atau 76,91% memilih spontan dan kurang mendalam. Diperkuat
penguasaan materi sebagai prioritas dalam lagi dengan minimnya evaluasi yang
memunculkan kesan (impretion) yang dilakukan mubaligh tersebut.
sempurna. 2 orang atau 15,39%

76
Pendapat Jamaah tentang Kesiapan Rabaa, Kecamatan Koto Parik Gadang di
Mubaligh dalam Mangemas Pesan dan Ateh, Kabupaten Solok Selatan sudah
Kesan Tabligh dapat dikatakan dewasa dalam mengamati
kemasan tabligh di daerah mereka.
Di kenagarian Pakan Rabaa terdapat
Mengenai pendapat jamaah tentang
beberapa pemahaman, aliran atau mazhab
kesiapan para mubaligh ketika bertabligh
fikih yang secara psikologis memberi
terdapat pula beragam pendapat, 9 orang
pengaruh terhadap kebutuhan tabligh
atau 69,22% memandang baik. 3 orang
jamaah. Perbedaan mazhab jamaah
atau 23,28% memandang kurang baik, dan
dengan mubaligh cenderung menimbulkan
1 orang atau 7,60% memandang biasa-
perbedaan pandang dan prosesi ibadah.
biasa saja. Seterusnya mengenai pendapat
Menurut Maisiswan (tokoh agama) di
jamaah tantang kesiapan mubaligh setelah
Pakan Rabaa memandang persoalan ini
bertabligh ditemukan pula data bahwa 5
sebagai factor penghambat hubungan batin
orang atau 38,46% memandang baik, 4
jamaah dengan mubaligh. Beliau
orang atau 30,87% menganggap kurang
mengatakan “para mubaligh seharusnya
baik, dan 4 orang lagi atau 30,87%
dalam menyampaikan pesan dan kesan
menganggap biasa-biasa saja. Dapat
tablighnya kepada jamaah dengan penuh
disimpulkan bahwa mubaligh di
kebijaksanaan (hikmah), sesuai dengan
kenagarian Pakan Rabaa, Kecamatan Koto
tingkat pemikiran jamaah sehingga jamaah
Parik Gadang di Ateh, Kabupaten Solok
dapat memahami ajaran Islam yang
Selatan lebih siap sebelum bertabligh
seutuhnya, serta tidak boleh melaksanakan
disbanding ketika dan sesudah bertabligh.
mazhab yang diyakininya.
Lebih lanjut, kesan yang dirasakan
Penulis juga melakukan wawancara
jamaah terhadap kemasan materi tabligh
dengan Masriadi (pemuka masyarakat)
para mubaligh sebelum bertabligh terdapat
tentang kesiapan mubaligh dalam
6 orang atau 46,26% memandang baik, 4
mengemas pesan dan kesan tabligh, beliau
orang atau 30,87% menganggap kurang
mengatakan “Seorang mubaligh harus
baik, dan 3 orang atau 22,87% biasa-biasa
mengemas pesan dan kesan tabligh sebaik
saja. Kesan ketika bertabligh: 6 orang atau
mungkin agar tidak menimbulkan
46,15% memandang baik, 2 orang atau
kebosanan dan kekecewaan terhadap
jamaah. 15,39% menganggap kurang baik, dan 5
orang atau 38,46% biasa-biasa saja.
Untuk mengetahui bagaimana
Sedangkan kesan yang muncul setelah
kejelasan pendapat jamaah seputar
bertabligh: 5 orang atau 38,46%
kemasan pesan dan kesan tabligh yang
memandang baik, 3 orang atau 23,08%
disampaikan mubaligh di di Kenagarian
menganggap kurang baik, dan 5 orang atau
Pakan Rabaa, Kecamatan Koto Parik
38,46% menganggap biasa-biasa saja.
Gadang diateh, Kabupaten Solok Selatan
Adapun mengenai kesiapan
berdasarkan hasil penelitian dapat
mubaligh dalam menjalin hubungan batin
diuraikan sebagai berikut:
atau kontak pikiran dengan jamaah
Mengenai persiapan mubaligh
mempunyai pendapat beragam. 10 orang
sebelum bertabligh, dari 13 orang jamaah
atau 76,91% menyatakan bahwa hubungan
didapatkan data bahwa 10 orang atau
batin dan kontak pikiran jamaah dengan
76,91% memandang bahwa persiapan
mubaligh terjalin dengan baik. 1 orang atau
mubaligh tersebut dengan positif (baik). Di
7,70% lainnya menyatakan tidak/belum
samping itu terdapat 2 orang jamaah atau
baik. Sementara 2 orang lagi atau 15,39%
15,39% yang memandang persiapan
tidak berkomentar apa-apa. Dapat
mubaligh kurang baik. Selain itu, 1 orang
disimpulkan bahwa kesan yang dihadirkan
atau 7,60% memandang biasa biasa saja.
para mubaligh di kenagarian Pakan Rabaa,
Artinya, jamaah di kenagarian Pakan

77
Kecamatan Koto Parik Gadang di Ateh, 13 orang mubaligh sebagai responden, 10
Kabupaten Solok Selatan di tengah orang responden menjawab melakukan
jamaah, apakah sebelum, ketika, maupun persiapan sebelum bertabligh. Persiapan
sesudah bertabligh sudah dapat dikatakan tersebut berupa naskah atau tulisan-tulisan
baik, meskipun secara teoritis, aspek kecil tentang poin pokok dari materi yang
evaluasi terhadap aspek-aspek tabligh akan disampaikan.
masih belum menjadi perhatian khusus Selain persiapan berupa materi
mubaligh di daerah ini. (management massage) mubaligh juga
Mengenai pendapat jamaah tentang melakukan persiapan berupa kesan tabligh
pesan atau materi yang disampaikan oleh (management impression). Di antara
mubaligh dalam menyampaikan tabligh, tujuan dari kesan tabligh agar jamaah tidak
dari 13 orang responden atau jamaah merasa jenuh atau bosan sewaktu mubaligh
didapatkan data 10 orang atau 76,91% menyampaikan tablighnya.
menjawab bahwa pesan yang disajikan
mubaligh itu baik. Kemudian 3 orang Saran
jamaah atau 23,09% menjawab biasa-biasa Dari temuan penelitian ini, penulis
saja. Dan tidak ada jamaah yang menyarankan kepada mubaligh hendaknya
mengatakan bahwa pesan yang melakukan persiapan yang matang
disampaikan oleh mubaligh itu kurang sebelum melakukan tabligh. Kepada para
baik. mubaligh untuk tidak mengabaikan aspek-
Berkaitan dengan kesan yang aspek persiapan seorang mubaligh, sebuah
disajikan oleh mubaligh dalam bertabligh kerja tanpa persiapan yang matang adalah
dari 13 orang responden atau jamaah, 8 wujud lain dari sikap takabur, sombong
orang jamaah atau 61,54% mengatakan yang dicela Islam. Hendaknya mubaligh
baik, dan 5 orang jamaah atau 38,47% tidak mengabaikan aspek-aspek penting
yang mengatakan biasa-biasa saja. Dan dalam bertabligh, karena jika tampil tanpa
tidak ada jamaah yang menjawab kurang persiapan akan turun tanpa penghormatan.
baik terhadap kesan yang disajikan oleh
mubaligh dalam menyampaikan tablignya.
Maka, dapat didimpilkan bahwa, jamaah di DAFTAR RUJUKAN
kenagarian Pakan Rabaa, Kecamatan Koto Bandaro, K.Khatib. 1996. Suatu Study
Parik Gadang di Ateh, Kabupaten Solok tentang Ilmu Dakwah, Tabligh,
Selatan setuju dengan kesan yang disajikan Khutbah, menuju Para Da’i,
oleh mubaligh sewaktu menyampaikan Muballigh dan Khatib Profesional.
tabligh. Padang: Syamza Offset.
Departemen Agama Republik Indonesia,
PENUTUP 1989. Al-Qur’an dan
Terjemahannya. Semarang: Toha
Kesimpulan Putra.
Dari hasil penelitian di lapangan Habib, M.S. 1982. Buku Pedoman
dapat disimpulkan bahwa mubaligh yang Dakwah. Jakarta: Widjaya.
berada di kenagarian Pakan Rabaa pada
umumnya aktif melakukan Hamka, 1984. Prinsip dan Kebijakan
ceramah/tabligh apabila dibutuhkan, Dakwah Islam. Jakarta: PT. Pustaka
dalam artian apabila diminta oleh jamaah Panjimas.
atau diberi jadwal tetap oleh pengurus Luth.,T dan M.Natsir. 1999. Dakwah dan
masjid maupun mushalla. Pemikirannya. Jakarta: Gema Insani
Pada umumnya mubaligh melakukan Press.
persiapan sebelum melakukan tabligh, dari
78
Mahmud, H. A. A. 1995. Dakwah Salmadanis, Rahman. A. 2003. Alda’i dan
Fardiyah (Metode Membentuk Identitasnya. The Minangkabau
Pribadi Muslim), Judul Asli: Fiqhud Foundation, Jakarta Barat.
Dakwah al-Fardiyah, alih Bahasa: Saputra, M.H dan Hefni.H, (ed). Metode
As’ad Yasi. Jakarta: Gema Insani Dakwah. Jakarta: Prenada Media,
Press. 2003.
Masy’ari, A. H. 1993. Butir-Butir Sukir, A. 1983. Dasar-dasar Strategi
Problematika Dakwah Islamiah. Dakwah, Surabaya: Al-Ikhlas.
Surabaya: PT. Bina Ilmu.
Ya’cub, H. 1981. Publisistik Islam Seni
Munayi, K. A. 1987. Metode Diskusi
dan Teknik Dakwah dan Leadership,
dalam Dakwah. Jakarta: CV. Baya Bandung: CV Diponegoro.
Pratama.
Yunus, M. 1980. Pedoman Dakwah Islam,
Rakhmat, J. 1994. Islam Aktual: Refleksi Jakarta: Karya Agung.
Sosial Seorang Cendikiawan
Muslim. Cet. VIII. Bandung: Mizan. Yunus, M. 1981. Kamus Arab Indonesia,
Jakarta: Karya Agung.
Rakhmat, J. 2002. Psikologi Komunikasi.
Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

79

You might also like