Professional Documents
Culture Documents
M. Zainul Asror1)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Hamzanwadi
1asror.mz@hamzanwadi.ac.id
Abstract
In the past few years, the missionary movement of the Tablighi Jamaat has grown rapidly. In
Pancor City this movement was fairly new, in less than 10 years, the Jama'at Tabligh could enter to
spread its missionary mission and be well received by the community without disturbing the
harmony of public relations. In fact, sosially rooted Pancor was the center of the Nahdlatul Wathan
Islamic mass organization. This study aims to determine the strategy of preaching the Jama'at
Tabligh movement. The location of this study was in Pancor City, East Lombok Regency. The
method used is descriptive qualitative research method. Data collection uses observation, interviews
and documentation. The qualitative data analysis technique is to obtain a general and
comprehensive picture of the preaching activities of the Jama'at Tabligh in Pancor City. The results
of this study found that in carrying out the mission of the tabligh congregation preaching used the
Attaqwa Pancor mosque as the center of the movement, because for pilgrims Tabligh the mosque
became a sacred and blessed place as a center of Islamic activity since the time of the Prophet
Muhammad. Besides that, the location of the mosque is strategic so that it can reach all Pancorans.
The da'wah strategy carried out by the Jama'at Tabligh di Pancor movement is the strategy of the
traditional-cultural Islamic movement, in the following way: first invites to pray in congregation in
the mosque, secondly builds (in-group feeling) towards new members, third revives the tradition of
carrying out the Prophet's Sunnah SAW, and the fourth activates the PELMA (Students) movement.
39 | S o s i o E d u k a s i
M. Zainul Asror, Strategi Dakwah Gerakan Jamaah Tabligh di Kota Pancor
masjid-masjid dalam waktu relative singkat dan kompak. Selain itu, pola komunikasi yang
masyarakat sekitar dapat menerima kehadiran dibangun sangat efektif sehingga mereka
mereka. Bahkan gerakan dakwahnya bisa dengan begitu mudah dapat diterima
menyentuh lapisan masyarakat kelas bawah masyarakat dan mendapat banyak simpati
yang biasa terkucilkan seperti para preman dan bahkan banyak orang yang sebelumnya
yang lainnya. Sehingga dari observasi awal munjadi preman memutuskan bertaubat dan
yang dilakukan peneliti menemukan banyak bergabung dalam gerakan ini.
preman yang kemudian taubat dan ikut
bergabung dengan gerakan ini. B. Metode Penelitian
Ciri khas jamaah tabligh yang biasa Penelitian ini adalah penelitian kualitatif
ditonjolkan sebagai bentuk identifikasi untuk mengungkap fenomena yang terjadi
kelompok ini adalah menggunakan jubah, terkait dengan subjek yang diteliti. Pendekatan
songkok putih dan imamah, memanjangkan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif
janggut, berkelompok, dan membawa berbagai untuk menjelaskan secara lebih mendalam
perlengkapan memasak seperti kompor, panci, berbagai aktivitas yang dilakukan oleh gerakan
wajan dsb, ketika melakukan khuruj di sebuah Jamaah Tabligh. Lokasi penelitian bertempat
masjid. di Kota Pancor, yang merupakan salah satu
Masjid At-Taqwa sebagai pusat kegiatan tempat yang menjadi sasaran dakwah dari
keagamaan masyarakat Pancor, jamaah tabligh gerakan Jamaah Tabligh. Subyek dalam
tidak diizinkan untuk menginap. Namun secara penelitian ini dipilih para anggota Jamaah
fisik para jamaah yang bisa diidentifikasi Tabligh yang melaksanakan aktivitas dakwah
sebagai anggota gerakan jamaah tabligh di Kota Pancor dan sekitarnya. Peneliti
tersebut disana tetap melakukan liqo’ menentukan informan dengan teknik
(pertemuan dan diskusi). Pertemuan (liqo’) purposive sampling. Peneliti menggunakan
tersebut rutin dilakukan setiap malam jum‟at purposive sampling dimaksudkan untuk
ba‟da maghrib atau terkadang selesai shalat menyaring sebanyak mungkin informasi dari
subuh. Ajaran yang paling ditekankan oleh sumber yang mengetahui langsung dan
gerakan ini adalah memakmurkan masjid dan menjadi dasar dari kajian yang akan dilakukan
memuliakan sesama. (Sugiyono, 2011).
Permasalahan ini menjadi menarik karena
kota Pancor merupakan pusat organisasi massa Proses pengumpulan data yang dilakukan
islam yaitu organisasi NW (Nahdlatul dengan observasi dan wawancara mendalam
Wathan). Organisasi Nahdlatul Wathan yang terhadap ‘amir (pemimpin) dan para anggota
lahir di pancor dan merupakan organisasi Jamaah Tabligh. Peneliti langsung terlibat
massa terbesar di NTB juga mempunyai 3 misi mengikuti aktivitas Jamaah Tabligh dalam
yaitu gerakan pendidikan, sosial dan dakwah. melakukan khuruj (keluar berdakwah) dan ikut
Pancor sebagai tempat kelahiran organisasi sebagai partisan. Melalui keterlibatan langsung
NW secara faktual merupakan basis massa ini peneliti mendapatkan banyak informasi
(jamaah) organisasi ini. Namun di tengah tentang berbagai aktivitas dan strategi dakwah
solidnya jamaah pengikut Nahdlatul Wathan, yang dilakukan Jamaah Tabligh dalam
jamaah tabligh yang secara ideologi berbeda mendekati masyarakat sebagai objek
dengan ideologi NW mampu masuk dan dan dakwahnya. Keseluruhan informasi yang
berkembang di kota Pancor. Minimal dapat didapatkan dihimpun kemudian pada tahapan
diterima oleh masyarakat menyebarkan faham berikutnya dilakukan analisis data. Analisis
dan misi-misi dakwahnya tanpa mengganggu data dilakukan dengan menggunakan analisis
keharmonisan hubungan dengan masyarakat. data kualitatif Miles dan Huberman (Sugiyono,
Dan tidak sedikit pula para jamaah tabligh 2011) yaitu setelah melalui tahapan
sebelumnya merupakan warga Nahdlatul penghimpunan data dilanjutkan dengan tahap
Wathan yang kemudian memutuskan untuk reduksi data, penyajian data, dan sampai pada
bergabung dalam gerakan ini. tahapan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan pengamatan peneliti,
gerakan jamaah tabligh begitu intens dalam C. Hasil dan Pembahasan
menjalankan misi dakwahnya serta persatuan Muncul dan berkembangnya gerakan
antar sesama anggota kelompok sangat solid Jamaah Tabligh di Kota Pancor dalam
beberapa tahun terakhir menjadi sebuah
41 | S o s i o E d u k a s i
M. Zainul Asror, Strategi Dakwah Gerakan Jamaah Tabligh di Kota Pancor
fenomena baru dan menarik untuk dikaji Jadi walaupun secara fisik tidak
secara lebih mendalam, untuk mengetahui berkumpul secara intensif melakuan khuruj
konsep ajarannya dan bagaimana strategi yang di masjid, namun aktivitas dakwah jamaah
digunakan dalam menjalankan dan tabligh yang ada di kota Pancor tetap
menyebarkan misi dakwahnya. Berikut uraian dikontrol dan di koordinir melalui masjid
secara lebih detail aktivitas Jamaah Tabligh Attaqwa Pancor. Pertemuan rutin biasa
sesuai dengan temuan peneliti di lapangan: dilakukan untuk melakukan ijtima‟ dan
setiap minggu berkumpul markaz di Masjid
1. Mengajak Shalat Berjamaah di Masjid Jiwa Attaqwa Mataram.
Shalat berjamaah menjadi hal yang
paling utama dalam gerakan ini. Karena 2. Membangun in-group feeling (rasa
menjadi dorongan semangat dalam kekeluargaan) dengan anggota baru
melaksanakan usaha dakwah. Begitulah Prinsip ke empat dalam ushulus sittah
keyakinan Jamaah Tabligh bahwa kunci (Ali, 2009) yaitu ikramul muslimin
keberhasilan atas usaha dakwah yang (memuliakan umat islam) menjadi hal
dilakukaan adalah Shalat seperti yang penting dalam menunjang keberhasilan
terdapat dalam enam asas yang menjadi dakwah Jamaah Tabligh. Sifat ikramul
ajaran jamaah tabligh yaitu shalat yang muslimin membuat para jamaah tabligh
khusyu‟ dah khudu‟. Secara sosial sholat begitu ramah kepada siapa saja umat islam
berjamah bisa meningkatkan solidaritas yang ditemui. Begitu pula dalam
antar jamaah yang ikut terlibat, selain itu membangun sebuah ikatan dan semangat
juga silaturrahim para jamaah bisa kekeluargaan. Peneliti pernah ikut
terbangun dengan erat melalui shalat bergabung melakukan khuruj, ketika baru
berjamaah. Hal ini juga yang menjadikan datang di Masjid mendapat sambutan luar
banyak orang tertarik untuk bergabung biasa hangat dari mereka. Satu orang
dengan gerakan jamaah tabligh ini. Dari langsung menghampiri dan menyalami dan
penjelasan beberapa orang jamaah masjid memberikan pelukan hangat layaknya
ternyata ajakan jamaah tabligh untuk seorang sahabat yang telah lama tidak
menghidupkan shalat jamaah di masjid bertemu, menanyakan kabar dan
mendapat simpati dari masyarakat sehingga sebagainya.
dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Begitulah mereka dalam menyambut
Pancor. dan memuliakan umat islam sehingga
Jamaah Tabligh membangun pusat setiap orang yang baru bergabung dapat
gerakan melalui masjid sebagai sebuah merasakan nuansa kekeluargaan yang
strategi yang strategis. Karena secara begitu kental. Membangun rasa
geografis posisi masjid biasanya berada kekeluargaan, merupakan salah satu
pada posisi tengah-tangah pada setiap strategi yang dilakukan jamaah tabligh di
pemukiman penduduk. Posisi strategis Kota Pancor. Proses –proses yang
inilah yang dimanfaatkan jamaah tabligh dijalankan sudah terencana dengan matang,
sebagai sentral pergerakan agar dapat mulai dari mencari objek dakwah sampai
leluasa bergerak dan menjangkau setiap pada pembagian tugas yang begitu rapi.
tempat. Ketika memulai berjalan untuk
Di Kota Pancor Jamaah Tabligh melakukan jaulah (keluar dari masjid dan
menjalankan aktivitas merekapun melalui berkeliling ke masyarakat mencari target
masjid yaitu Masjid Attaqwa Pancor. dakwah), biasanya anggota jamaah tabligh
Namun sedikit berbeda dengan di tempat- terdiri dari tujuh orang yang sudah
tempat lain, jika di tempat lain masjid mempunyai pembagian tugas masing-
dijadikan tempat khuruj maka di masjid masing. Berikut ini ilustrasi atau gambaran
Attaqwa Pancor tidak diberikan izin untuk yang diperoleh peneliti tentang strategi
menginap, walaupun hanya 3 hari. jamaah tabligh ketika mencari target
Walaupun demikian aktivitas dakwahnya dakwan dengan melakukan jaulah, sebagai
tidak putus bahkan tetap aktif membuat berikut:
halaqoh dan mengadakan pertemuan rutin
satu kali seminggu.
43 | S o s i o E d u k a s i
M. Zainul Asror, Strategi Dakwah Gerakan Jamaah Tabligh di Kota Pancor
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa Pelajar dan mahasiswa di Kota Pancor
para jamaah tabligh mengamalkan sunnah yang ikut tergabung dalam gerakan ini juga
makan berjamaah seperti yang dilakukan menjadi ujung tombak gerakan jamaah
oleh Rasulullah pada zaman dahulu. Ketika tabligh untuk memasuki ruang-ruang
waktu makan telah tiba (biasanya sekolah maupun kampus-kampus yang ada
terjadwal) sarapan pada Pukul 7.30-8.00, di Kota Pancor. Seperti telah tercatat bahwa
makan siang setelah selesai solat zuhur ada 3 perguruan tinggi di Kota Pancor
sekitar pukul 13.00 dan makan malam namun secara kuantitas jumlah
setelah selesai sholat isya‟ pukul 20.00. mahasiswanya mencapai belasan ribu dan
Ketika waktu makan tiba anggota yang ini merupakan setengah dari jumlah total
bertugas menyiapkan makan (bergiliran) mahasiswa perguruan tinggi di seluruh
langsung menggelar alas plastik, biasa wilayah Kabupaten Lombok Timur.
panjangnya 5-10 meter, yang bisa Selain beberapa alasan diatas, tujuan
menampung seluruh anggota, tergantung jamaah tabligh membidik para pelajar dan
jumlah anggota yang ikut khuruj ditambah mahasiswa sebagai objek dakwah adalah
target dakwah yang baru masuk. Kemudian karena melihat fakta dilapangan bahwa
tanpa diinstruksikan para jamaah langsung kecenderungan perbuatan atau prilaku
duduk berhadap-hadapan 4 orang kemudian menyimpang di Kota Pancor mayoritas
tiap kelompok 4 orang itu dihidangkan Nasi dilakukan oleh pelajar dan mahasiswa,
dan lauk pauk menggunakan satu nampan, sehingga sebagai bentuk kepedulian jamaah
biasa dilengkapi dengan sedikit garam dan tabligh memusatkan sasaran dakwah
buah untuk makanan pembuka. Pada saat kepada pelajar dan mahasiswa untuk
makan nuansa kekeluargaan tercipta membentengi mereka dari berbagai
sehingga bagi para target dakwah yang tindakan dan prilaku penyimpangan yang
diajak bergabung terasa sungguh berkesan. bisa merusak masyarakat dan para generasi
mudanya.
4. Mengaktifkan Gerakan Pelma Dari pengamatan peneliti Gerakan
Selain dengan beberapa strategi diatas dakwah dengan pendekatan Pelma ini
dalam memperluas jangkauan dakwahnya walaupun belum maksimal namun terlihat
di Kota Pancor, jamaah tabligh juga cukup berhasil dan mengena kepada
mengaktifkan gerakan tabligh Pelajar dan sasaran. Karena dari pengamatan peneliti
Mahasiswa (Pelma). Jadi dakwah yang para jamaah Pelma begitu gencar untuk
dilakukan khusus oleh para pelajar dan melakukan sosialisasi dakwah didalam
mahasiswa yang sudah dikader dan diberi kampus. Pendekatan yang mereka gunakan
bekal untuk menyampaikan dakwah kepada adalah melalui kegiatan-kegiatan kampus
para pelajar dan mahasiswa yang lain. dan masuk organisasi kemahasiswaan di
Strategi dakwah jamaah tabligh dengan kampus untuk mempermudah menjangkau
pendekatan Pelma membidik para pelajar mahasiswa.
dan mahasiswa menjadi sasaran karena
sebagai kota santri di Kota Pancor terdapat Pekembangan Jamaah Tabligh di Kota
puluhan ribu pelajar dan mahasiswa yang Pancor yang cukup pesat terhitung kurang dari
berasal dari berbagai daerah yang datang 10 tahun sudah mampu menyentuh ke berbagai
menuntut ilmu. Jadi dengan pendekatan lapisan sosial masyarakat. Mulai dari strata
Pelma ini diharapkan bisa merangkul para sosial rendah dan seterusnya dapat ikut aktif
pelajar dan mahasiswa. Sehingga kedepan bergabung dan terlibat langsung dalam
syiar jamaah tabligh dapat didengungkan menjalakan misi dakwah gerakan ini. Guru,
kesetiap daerah para pelajar dan mahasiswa pegawai, polisi, tentara, pengusaha, pelajar
jika mereka kembali ke daerah asalnya. dan mahasiswa dapat tersentuh, bahkan sampai
Selain itu juga semangat dan jiwa muda pada preman –preman yang sering duduk–
para Pelma yang tak pantang menyerah duduk di tongkrongan, sering mabuk bisa
menjadi amunisi baru yang siap merasakan dakwah Jamaah Tabligh dan ikut
ditembakkan dan membidik para sasaran terlibat langsung menjadi juru dakwah kepada
dakwah. yang lain.
Berdasarkan hasil observasi peneliti, tidak Beberapa strategi yang dilakukan yaitu:
sedikit masyarakat Pancor yang pada awalnya Pertama, Secara intens mengajak masyarakat
merupakan “preman” dan sering mendapat untuk shalat berjamaah di Masjid. Hal ini
label “nakal” oleh masyarakat dalam waktu dilakukan sebagai salah satu usaha untuk
singkat dapat berubah saat didatangi oleh mempererat tali silaturrahim antar anggota dan
Jamaah Tabligh. Mereka kemudian lebih target dakwah melalui ajakan melaksanakan
sering meluangkan waktunya ke masjid secara shalat berjamaah dimasjid. Kedua,
rutin lima waktu shalat. Halaqoh – halaqoh Membangun in-group feeling terhadap anggota
kecil di masjid Attaqwa Pancor sekali baru sesuai dengan ajaran jamaah tabligh yaitu
seminggu tetap diikuti, bahkan juga selalu memuliakan sesama muslim. Proses
menyempatkan diri hadir setiap malam jum‟at membangun rasa kebersamaan itu dapat
di Markaz daerah Jamaah Tabligh di Masjid dilakukan dengan baik sehingga anggota baru
Attaqwa Mataram untuk melakukan ijtima‟ merasa nyaman dan tumbuh rasa
mingguan dengan jamaah dari seluruh wilayah kekeluargaan. Ketiga, Menghidupkan sunnah
provinsi NTB. Nabi SAW. merupakan pegangan pokok
Satu hal bahwa akar sistem sosial yang jamaah tabligh, dimana dengan menjalankan
terbangun di Kota Pancor adalah berbasis dan saling mengingatkan tentang sunnah akan
tradisi Nahdlatul Wathan yang sangat kuat. memunculkan simpati dari target dakwah dan
Namun Jamaah Tabligh bisa menerobos menguatkan ikatan emosi para anggota.
masuk kedalam sistem itu tanpa terjadi riak- Keempat, Melihat potensi mahasiswa di
riak konflik yang begitu berarti. Jabligh Pancor yang begitu besar maka Jamaah
Tabligh sebagai sebuah gerakan yang baru Tabligh juga melakukan bidikan kepada
masuk mampu menyentuh sampai pada tataran mahasiswa sebagai sasaran dakwah. Menurut
grassroot (akar rumput). mereka mahasiswa merupakan potensi besar
sebagai penggerak dakwah, maka strategi yang
D. Kesimpulan dilakukan adalah mengaktifkan gerakan Pelma
Jamaah tabligh sebagai gerakan islam untuk menyasr target dakwah di kalanga
trans-nasional dan masih terhitung baru masuk pelajar dan mahasiswa.
di kota pancor mengalami perkembangan yang
cukup signifikan. Dari masuknya gerakan ini E. Referensi
ke Kota Pancor sekitar tahun 2003-2006 dan
sekitar tahun 2009 mulai intensif melakukan
gerakan dan menjalankan misi dakwahnya dan Abdurrahman, M. (2003). Islam Sebagai
dalam kurun waktu yang cukup singkat kurang Kritik Sosial. Jakarta: Erlangga.
dari 10 tahun sudah berkembang cukup luas Ali, A. H. (2009). Sejarah Maulana Ilyas
dan diterima oleh masyarakat Kota Pancor Mengerrakkan Jamaah Tabligh.
dalam keadaan damai tanpa ada riak-riak Bandung: Pustaka Ramadhan.
konflik yang begitu berarti, padahal secara
sosial Pancor merupakan basis organisasi Mufid, A. S. (2011). Perkembangan Paham
massa islam terbesar di Provinsi Nusa Keagamaan Transnasional di
Tenggara Barat yaitu Nahdlatul Wathan. Indonesia. Jakarta: Balitbang dan
Berkembangnya Gerakan jamaah tabligh Diklat Kementerian Agama RI.
di Kota Pancor secara damai dan bisa Qodir,Z.(2015). Kuntowijoyo dan
menyebarkan paham dan misi-misi dakwahnya Kebudayaan Profetik. PROFETIKA
tentunya tidak terlepas dari pada strategi yang
Jurnal Studi Islam, 103-113.
dijalankan oleh gerakan ini. Peneliti memiliki
satu kesimpulan bahwa jamaah tabligh Sugiyono. (2011). Metode penelitian
menggunakan masjid Attaqwa Pancor sebagai Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
pusat gerakan karena bagi Jamaah Tabligh. Bandung: Alfabeta.
Letak masjid yang strategis sehingga bisa Zulkarnain. (2008). Tuan Guru Bajang
menjangkau semua masyarakat Pancor. Berdakwah dengan Politik Berpolitik
Strategi dakwah yang dijalankan oleh dengan Dakwah. Depok: Kyasa
gerakan jamaah tabligh dikota pancor adalah
Media.
strategi gerakan islam tradisional-kultural.
45 | S o s i o E d u k a s i