Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Protein is one of the macromolecule that is very important for the organism. Protein is a
polymer chain of amino acids linked by peptide bonds. There are 20 amino acid monomers
commonly known as the building blocks of protein. Protein denaturation can be interpreted a
change or modification to the structure of secondary, tertiary and quaternary protein molecule
without breaking the covalent bonds. Denaturation occurs due to a disturbance in the secondary
and tertiary structure of proteins. At the tertiary protein structure, there are four types of
interactions that form a bond in the side chain such as; hydrogen bonding, salt bridge, disulfide
bond and non-polar hydrophobic interactions, which may be impaired. Denaturation commonly
encountered is the process of precipitation and coagulation of proteins. Practicum Testing
Physical and Chemical Protein was held on April 9, 2018 starting at 14:30 pm located at
Avertebrata Laboratory, Building 2, Faculty of Fisheries and Marine Sciences UNPAD. In this
lab, performed treatment with the addition of a strong acid, weak acid, strong base and a weak
base, heats up, and the addition nihidrin in fish samples (meat, bones and skins) and egg white.
The results showed the occurrence of denaturation and coagulation in all samples with the
changes in properties that occur in the sample, such as the destruction of the sample's texture.
Keywords: Amino acids, Bond, Denaturation, Protein, Stucture
disiapkan 5 ml atau 5 g sampel di dalam wadah cawan petri atau beaker glass atau
tabung reaksi. diukur pH sampel.
dipanaskan sampel diatas hot plate dan diukur pH sampel setelah perlakuan
ditambahkan pereaksi
NH3 Tekstur
kenyal,
kenampakan
seperti agar-
agar namun 11 10
lebih cair,
merah
keunguan, bau
menyengat
kekuningan,
bau
menyengat
NH3 Kenampakan 7 8
homogen, bau
basa
mendominasi,
dan warnanya
hitam
kecoklatan
Hasil praktikum diatas menunjukkan NH3 pada tiap sampel dan dipanaskan.
bahwa suatu protein yang terdenaturasi akan Setelah dipanaskan terjadi perubahan pada
mengalami penurunan kelarutan. Aplikasi tiap sampel. Sampel yang menggunakan
pemanfaatan protein diantaranya digunakan larutan NaOH memiliki pH sebesar 8 dan
sebagai pengental, emulsifier, gelling agent kondisinya berwarna ungu, halus,
dan foaming agent. Semua molekul dengan mengendap dan menyengat. Sedangkan
jenis protein tertentu mempunyai komposisi sampel yang menggunakan larutan NH3
dan deret asam amino dan panjang rantai memiliki pH sebesar 11 dan kondisinya
polipeptida yang sama (Lehninger 1996). berwarna merah, halus, homogen dan
Sifat-sifat protein beraneka ragam, baunya menyengat.
dituangkan dalam berbagai sifatnya saat
Data tabel hasil pengamatan
bereaksi dengan air, beberapa reagen dengan
kelompok 3 menggunakan daging ikan
pemanasan serta beberapa perlakuan
sebagai sampel. Sampel memiliki ph awal
lainnya.
sebesar 5 dan 3. Kondisi sampel sebelum
Data tabel hasil pengamatan diberi perlakuan adalah putih, halus, tidak
kelompok 4 menggunakan daging ikan homogen dan baunya menyengat. Lalu
sebagai sampel. Sampel memiliki pH awal diberi perlakuan menggunakan HCl dan
sebesar 10 dan 9. Kondisi sampel sebelum CH3COOH pada tiap sampel dan
diberi perlakuan adalah putih, halus, tidak dipanaskan. Setelah dipanaskan terjadi
homogen dan baunya menyengat. Lalu perubahan pada tiap sampel. Sampel yang
diberi perlakuan menggunakan NaOH dan menggunakan larutan HCl memiliki ph
sebesar 5 dan kondisinya putih keunguan, dan kondisinya putih kecoklatan, halus,
mencair, homogen dan menyengat, menggumpal, homogen dan baunya
sedangkan sampel yang menggunakan menyengat.
larutan CH3COOH memiliki pH sebesar 3
perubahan struktur protein akibat adanya
KESIMPULAN pemanasan dengan suhu yang tinggi.
Berdasarkan praktikum yang telah Koagulasi ada yang bersifat amfoter dan
dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa, reversible, contohnya saja amfoter pada
protein dapat terdenaturasi dan terkoagulasi sampel putih telur. Konfigurasi protein dapat
karena penambahan asam dan basa ataupun berubah dengan mengalami degrasi dimana
karena dipanaskan. Denaturasi terjadi karena dapat menghasilkan molekul yang lebih
akibat perubahan struktur protein yang sederhana dan hasil sampingan. Pada semua
menyebabkan pemutusan lipatan antara sampel yang diuji protein mengalami
asam amino dan struktur primer protein. denaturasi dan koagulasi, namun pada
Selain itu penambahan basa pada protein prosesnya ada yang berlangsung secara
membuktikan adanya ikatan peptida pada cepat dan ada yang berlangsung secara
protein karena larutan tersebut akan bereaksi lambat.
dengan polipeptida. Koagulasi adalah
DAFTAR PUSTAKA
Fuad. 2014. Sifat Protein. Dari: http://info.fuadshifu.com/laporan-sifat-sifat-protein/
Hart, H. 1987. Kimia Organik. alih bahasa: Sumanir Ahmadi, Erlangga, Jakarta.
Lehninger. 1996. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN