You are on page 1of 11

Media Ilmiah Teknologi Pangan

(Scientific Journal of Food Technology) ISSN : 2407-3814 (print)


Vol. 4, No.1, 52 - 62, Maret 2017 ISSN : 2477-2739 (ejournal)

Optimasi Suhu dan Waktu Ekstraksi Kulit Kayu Manis


(Cinnamomum burmanii) dengan Gelombang
Ultrasonik Menggunakan Response Surface
Methodology (Rsm)
Optimation of the Temperature and Extraction Time of Cinnamon Bark (Cinnamomum
burmanii) with ultrasonic waves using Response Surface Methodology (Rsm)

Ni Luh Putu Diah Rupini, I Wayan Rai Widarta dan I Nengah Kencana Putra*
PS Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Kampus Bukit
Jimbaran, Badung, Kode pos : 80361; Telp/Fax : (0361) 701801.

Diterima 3 Maret 2017/ Disetujui 17 Maret 2017

ABSTRACT

Cinnamon is a spice containing components of volatile oil, non-volatile oil and starch. This
study was aimed to determine the temperature and extraction time of cinnamon bark
(Cinnamomum burmanii) with optimum ultrasonic waves, so as to produce oleoresin.
Optimization of the temperature and extraction time of cinnamon bark was done by using
Response Surface Methodology. The design of central composite was used to study the
effects of temperature and time on the extraction of cinnamon bark with ultrasonic waves.
The results showed that the temperature of 58,3 oC and 77,7 minutes extraction of cinnamon
bark with ultrasonic waves produced oleoresin yield; and the highest content of
cinnamaldehyd of cinnamon bark respectively 26,5770% and 1,7280%. Meanwhile, the
value of the refractive index is equal to 1,5750 and the density is equal to 1,0360 g/cm 3.
Keywords : cinnamon bark (Cinnamomum burmanii); temperature; time; ultrasonic waves;
cinnamaldehyd

ABSTRAK

Kayu manis merupakan rempah–rempah yang mengandung komponen volatile oil, non-
volatile oil dan pati. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan suhu dan waktu ekstraksi
kulit kayu manis (Cinnamomum burmanii) dengan gelombang ultrasonik yang optimum,
sehingga dapat menghasilkan oleoresin. Optimasi suhu dan waktu ekstraksi kulit kayu manis
dilakukan dengan menggunakan Response Surface Methodology. Rancangan komposit pusat
digunakan untuk mempelajari pengaruh suhu dan waktu terhadap ekstraksi kulit kayu manis
dengan gelombang ultrasonik. Hasil penelitian menunjukan suhu 58,3oC dan waktu 77,7

*Korespondensi Penulis:
Email: nengahkencanap@yahoo.co.id

1
Rupini, dkk. Media Ilmiah Teknologi Pangan (Scientific Journal of Food Technology)

menit ekstraksi kulit kayu manis dengan gelombang ultrasonik menghasilkan rendemen
oleoresin dan kandungan sinamaldehid kulit kayu manis yang tertinggi yaitu berturut–turut
sebesar 26,5770% dan 1,7280%. Sementara itu, nilai indeks bias yang di dapat adalah
sebesar 1,5750 dan berat jenis sebesar 1,0360 g/cm 3.
Kata kunci: kulit kayu manis (Cinnamomum burmanii), suhu, waktu, gelombang ultrasonik,
sinamaldehid

dipengaruhi oleh suhu dan meningkatnya


PENDAHULUAN waktu. Semakin lama waktu ekstraksi
tinggi maka semakin tinggi rendemen
Kayu manis adalah salah satu jenis oleoresin. Namun, setelah mencapai
dari rempah–rempah yang sudah terkenal waktu yang optimal hasilnya
di masyarakat. Kayu manis menjadi menunjukkan sama. Hal ini disebabkan
komoditas ekspor Indonesia yang bagian pada waktu tertentu oleoresin telah
kulit batang dan dahannya digunakan terekstrak seluruhnya. Pemanasan dapat
sebagai rempah–rempah. Tanaman kayu menyebabkan sejumlah komponen
manis yang dikembangkan di Indonesia oleoresin sinamaldehid dan minyak atsiri
terutama adalah Cinnamomum burmanii menguap sehingga jumlah yang
Blume dengan daerah produksinya di terkandung pada oleoresin rendah.
Sumatera Barat dan Jambi dan Sementara itu, pada suhu rendah akan
produknya dikenal dengan nama tidak mampu mencapai titik didih pelarut
Cassiavera atau Korinjii cassia sehingga komponen tidak terekstrak
(Abdullah, 1990). dengan baik (Solehudin, 2001).
Kayu manis mengandung komponen Berdasarkan latar belakang tersebut,
volatile oil, non-volatile oil dan pati. dilakukan penelitian proses ekstraksi
Volatile oil (sinamaldehid, eugenol dan oleoresin kulit kayu manis menggunakan
koumarin) memberikan bau khas pada ultrasonik. Untuk metode optimasi yang
kayu manis, sedangkan non-volatile oil dapat digunakan dalam penilitian ini
(oleoresin) merupakan komponen yang adalah Response Surface Methodology.
memberikan rasa pedas dan pahit. Penelitian ini bertujuan melakukan
Kandungan oleoresin pada kayu manis optimasi suhu dan waktu ekstraksi
segar adalah berkisar antara 14-22% (Jos oleoresin kayu manis menggunakan
dkk., 2011). ultrasonik untuk mendapatkan rendemen
Adapun faktor-faktor yang dan sinamaldehid oleoresin kayu manis
mempengaruhi rendemen oleoresin kayu yang optimal.
manis diantaranya adalah waktu
ekstraksi, dan suhu ekstraksi. Hal ini
dipertegas dengan pendapat Purseglove
dkk. (1981) bahwa perolehan oleoresin
Vol.4, No.1, Maret 2017. Optimasi Suhu dan Waktu Ekstraksi Kulit Kayu Manis…

METODE PENELITIAN sampai kadar air 12% lalu dihaluskan


dan diayak dengan ayakan berukuran 80
Penelitian ini dilaksanakan di mesh. Pengukuran kadar air
Laboratorium Analisis Pangan Fakultas menggunakan alat Moisture Analyzer
Teknologi Pertanian Universitas Udayana HB43 (Anonimus, 1995).
dan Laboratorium Quality Control PT.
Tripper Nature Bali pada bulan Juni - Ekstraksi Ultrasonik
Agustus 2016. Rancangan yang Proses ekstraksi dilakukan dengan
digunakan adalah rancangan Central bantuan alat ultrasonik, dimana bak
Composite Design 2 Faktor yaitu suhu terlebih dahulu dibersihkan
dan waktu dengan harga α untuk desain menggunakan aquades yang dicampur
rotatable = 1,414. untuk melihat kondisi sedikit detergent. Setelah itu dimasukkan
optimum pengaruh perlakukan (suhu dan aquades sampai setengah bak (Jos dkk.,
waktu ekstraksi) terhadap rendemen, dan 2011). Bahan kulit kayu manis yang telah
kadar sinamaldehid. Percobaan dengan diayak, ditimbang sebanyak 50 g
perlakuan suhu ekstraksi (40,86oC; 45 oC; ditambahkan pelarut etanol 96%
55 oC; 65 oC dan 69,14 oC) dan waktu sebanyak 500 ml. ultrasonik diatur pada
ekstraksi (37,72 menit; 46 menit; 66 frekuensi 37 kHz dan sesuai dngan suhu
menit; 86 menit dan 94,28 menit).Banyak yang ditentukan. Kemudian bahan
pengulangan titik optimal sebanyak 5 dimasukkan ke dalam bak ultrasonik dan
kali dengan jumlah total 13 unit diekstraksi sesuai waktu (Jos dkk., 2011).
percobaan. Program pengolahan data
dapat dihitung menggunakan Program Penyaringan Ekstrak
Aplikasi MINITAB 17. Data hasil Bahan yang telah diekstraksi
penelitian disajikan dalam bentuk tabel dilakukan proses penyaringan agar dapat
dan gambar. Variabel yang diamati dalam diambil ekstrak dari ampas bahan kulit
penelitian ini adalah rendemen oleoresin kayu manis. Proses penyaringan
kulit kayu manis (AOAC, 1990), menggunakan alat penyaringan vakum
kandungan sinamaldehid oleoresin kulit dengan kertas whatman no. 1. Dilakukan
kayu manis (AOAC, 1990), indeks bias penyaringan menggunakan penyaringan
(AOAC, 1990), dan berat jenis (AOAC, vakum dimaksudkan agar tidak adanya
1990). endapan ampas yang tersisa di dalam
ekstrak (Hartuti dan Muhamad, 2013
Pelaksanaan Penelitian yang dimodifikasi).
Pengecilan Ukuran Bahan
Kulit kayu manis yang digunakan Evaporasi
dibersihkan terlebih dahulu untuk Ekstrak yang telah dipisahkan dengan
menghilangkan kotoran atau benda asing ampas akan dilakukan proses evaporasi,
kemudian dipotong sepanjang 1cm x 1cm hal ini dilakukan untuk memisahkan
x 1cm. setelah itu, kulit kayu manis oleoresin dengan pelarut. Evaporasi
dikeringkan dengan oven bersuhu 70oC dilakukan menggunakan tekanan 24 kPa
Rupini, dkk. Media Ilmiah Teknologi Pangan (Scientific Journal of Food Technology)

dan temperatur 40oC dengan rotasi Grafik respon permukaan dan


putaran 100 rpm. Setelah oleoresin counter plot dari rendemen oleoresin
didapat akan terlihat cairan kental pada Gambar 1 dan 2 menunjukkan
berwarna merah kecoklatan dengan bau perubahan warna pada grafik dan counter
khas kayu manis (Hartuti dan Muhamad, plot adanya perbedaan rendemen dengan
2013 yang dimodifikasi). kombinasi suhu dan waktu yang berbeda.
Warna putih pada grafik counter plot
HASIL DAN PEMBAHASAN menunjukkan rendemen oleoresin lebih
dari 26%, sedangkan warna hitam
Data hasil optimasi suhu dan waktu menunjukkan rendemen oleoresin kurang
ekstraksi kulit kayu manis terhadap dari 18%.
rendemen oleoresin dapat dilihat pada Gambar 1. menunjukkan bahwa
Tabel 1. Hasil regresi untuk rendemen rendemen oleoresin kulit kayu manis
oleoresin kulit kayu manis, menunjukkan sangat dipengaruhi oleh suhu dan waktu
model persamaan regresi rendemen proses ekstraksi. Rendemen meningkat
oleoresin kulit kayu manis sebagai diikuti dengan meningkatnya suhu dan
berikut : Y= -51,3 + 2,18X1 + 0,425X2 – waktu hingga pada satu titik tertentu.
0,02017X12 – 0,003722X22 + Dibuktikan dengan penelitian ekstraksi
0,00194X1X2. Dimana Y adalah kayu manis yang dilakukan oleh Jos dkk.
rendemen oleoresin kulit kayu manis, X1 (2011) diperoleh oleoresin kayu manis
adalah suhu proses ekstraksi dan X2 yang diekstraksi dengan pelarut etanol
adalah waktu proses ekstraksi dengan 96% selama 66 menit menggunakan
koefisien determinasi (R2) = 0,9073, metode ultrasonik diperoleh ekstrak 17,
yang diartikan bahwa suhu dan waktu 96%. Hal ini sesuai dengan penelitian
memiliki korelasi sebesar 90,73% Ramadhan dan Phasa (2010) yang
terhadap rendemen oleoresin, sedangkan menyatakan bahwa oleoresin kulit kayu
sisanya sebesar 9,27% dari semua manis akan meningkat diikuti dengan
variabel yang tidak dapat dijelaskan oleh interaksi padatan dengan pelarut di
model. dalam proses ekstraksi pada suhu dan
Berdasarkan analisis nilai optimasi waktu yang meningkat hingga pada suatu
untuk menentukan kondisi optimum titik tertentu, diikuti dengan kenaikan
respon yaitu rendemen oleoresin kulit suhu pada proses ekstraksi akan
kayu manis diketahui bahwa nilai menyebabkan gerakan molekul pelarut
optimum untuk suhu adalah 57,4281oC semakin cepat dan acak. Selain itu
dan waktu proses adalah 71,9988 menit. kenaikan suhu menyebabkan pori–pori
Pada titik – titik tersebut rendemen padatan mengembang sehingga
oleoresin kulit kayu manis diprediksi memudahkan pelarut untuk mendifusi
sebesar 27,61%. Bentuk kontur yang masuk ke dalam pori–pori padatan pada
memusat mengindikasi bahwa titik bahan dan melarutkan oleoresin (Assegaf
statisioner merupakan respon maksimum. dkk., 2012). Pada suhu yang rendah dan
Vol.4, No.1, Maret 2017. Optimasi Suhu dan Waktu Ekstraksi Kulit Kayu Manis…

Tabel 1. Data Hasil Optimasi Suhu dan Waktu Ekstraksi Kulit Kayu Manis Terhadap
Rendemen Oleoresin.

No. Suhu (oC) Waktu (Menit) Rendemen


X1 X2 (%)
1. 45 46 21,42
2. 45 86 22,95
3. 65 46 21,63
4. 65 86 24,71
5. 55 66 25,73
6. 55 66 25,75
7. 55 66 27,61
8. 55 66 26,62
9. 55 66 26,59
10. 40,86 66 20,87
11. 69,14 66 24,54
12. 55 37,72 23,09
13. 55 94,28 24,43

Re ndeme n Re ndeme n
Rendemen
90 < 18
1 8– 20
20– 22
22– 24
24– 26
> 26

80
Waktu

28

26
Re nde me n 24 70
22 100

80

20 60
40
18 50
60 40 Waktu 60
Suhu 70
45 505560 65
Suhu

50
Gambar 1. Grafik Respon Permukaan Gambar 2. Counter Plot Rendemen
Rendemen Oleoresin Oleoresin
40
Rupini, dkk. Media Ilmiah Teknologi Pangan (Scientific Journal of Food Technology)

waktu yang singkat, proses difusi belum Pada Gambar 3 dan 4 menunjukkan
berlangsung optimal sehingga masih bahwa kandungan sinamaldehid kulit
banyak oleoresin yang tertinggal dalam kayu manis dapat dipertahankan semakin
jaringan bahan (Solehudin, 2001). meningkat dengan semakin tingginya
suhu dan semakin lama waktu proses
Kandungan Sinamaldehid Oleoresin ekstraksi hingga pada titik tertentu.
Kulit Kayu Manis Berdasarkan analisis nilai titik optimasi
Data hasil optimasi suhu dan waktu untuk menentukan kondisi optimum
ekstraksi kulit kayu manis terhadap respon yaitu kandungan sinamaldehid
kandungan sinamaldehid oleoresin dapat kulit kayu manis diketahui bahwa nilai
dilihat pada Tabel 2. optimum untuk suhu adalah 56,8568oC
Hasil model persamaan regresi dan waktu 66, 8570 menit. Pada titik–
optimasi suhu dan waktu ekstraksi kulit titik statisioner kandungan sinamaldehid
kayu manis terhadap kandungan kulit kayu manis diprediksi sebesar
sinamaldehid oleoresin adalah Y = -20,82 1,73%.
+ 0,599X1 + 0,1741X2 – 0,00529X 12 – Hasil optimasi proses ekstraksi
0,001316X2 2 + 0. Dimana, Y adalah menunjukkan bahwa kandungan
kandungan sianamaldehid kulit kayu sinamaldehid kulit kayu manis yang
manis, X1 adalah suhu proses ekstraksi dapat dipertahankan cukup tinggi. Hal ini
dan X2 adalah waktu proses ekstraksi menunjukkan bahwa variabel yang
dengan koefisien determinasi (R2) = mempengaruhi kandungan sinamaldehid
0,8634 yang diartikan bahwa suhu dan adalah suhu. Kandungan sinamaldehid
waktu memiliki pengaruh sebesar meningkat hanya sampai suhu
86,34% terhadap kandungan o
56,8568 C. Kenaikan suhu akan
sinamaldehid, sedangkan sisanya sebesar meningkatkan energi kinetik antar
13,66% dipengaruhi oleh faktor–faktor molekul sinamaldehid dan molekul
lain yang lain. pelarut, sehingga gaya tarik-menarik
Grafik respon permukaan dan antar kedua molekul juga meningkat,
counter plot dari kandungan akibatnya kelarutan sinamaldehid ke
sinamaldehid oleoresin masing–masing dalam pelarut bertambah. Namun, setelah
dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4. suhu 56,8568oC kadar sinamaldehid
Perubahana warna pada grafik dan menurun. Hal ini diduga adanya
counter plot menunjukkan adanya penguapan sebagian pelarut. Penguapan
perbedaan kandungan sinamaldehid ini menyebabkan berkurangnya
oleoresin dengan kombinasi suhu dan kemampuan melarutkan sinamaldehid
waktu yang berbeda. Warna putih pada (Jos, 2011). Diperkuat dengan penelitian
counter plot menunjukkan kandungan yang dilakukan Solehudin (2011),
sinamaldehid lebih dari 1,5; sedangkan pemanasan dapat menyebabkan sejumlah
warna hitam menunjukkan kandungan komponen oleoresin sinamaldehid dan
sinamaldehid kurang dari 0. Pada minyak atsiri menguap sehingga jumlah
Vol.4, No.1, Maret 2017. Optimasi Suhu dan Waktu Ekstraksi Kulit Kayu Manis…

Tabel 2. Data Hasil Optimasi Suhu dan Waktu Ekstraksi Kulit Kayu Manis Terhadap
Kandungan Sinamaldehid Oleoresin

No. Suhu (oC) Waktu (Menit) Sinamaldehid


X1 X2 (%)
1. 45 46 0,32
2. 45 86 0,34
3. 65 46 1,01
4. 65 86 1,03
5. 55 66 1,73
6. 55 66 1,84
7. 55 66 2,18
8. 55 66 1,90
9. 55 66 1,87
10. 40,86 66 1,01
11. 69,14 66 1,03
12. 55 37,72 1,02
13. 55 94,28 1,03

Sinamaldehid Sinamaldehid
Sinamaldehid
90 < 0.0
0.0 – 0.5
0.5 – 1 .0
1 .0 – 1 .5
> 1 .5

80
Waktu

60
Sinamalde hid 1
70
100
0
80 50
60 Waktu

40
50
60 40 40
Suhu 70
45 505560 65
Suhu

Gambar 3. Grafik respon permukaan Gambar 4. Counter plot kandungan


kandungan sinamaldehid oleoresin sinamaldehid oleoresin
Rupini, dkk. Media Ilmiah Teknologi Pangan (Scientific Journal of Food Technology)

yang terkandung pada oleoresin rendah. Berdasarkan hasil running MINITAB


Begitu pula dengan suhu dan waktu 17 diperoleh satu kondisi optimum untuk
terlalu tinggi komponen akan mengalami suhu dan waktu proses ekstraksi yaitu
kerusakan akibat atom–atom yang suhu 58,3oC dan waktu 77,7 menit
terurai. Sementara itu suhu dan waktu dengan nilai D sebesar 0,9973.
yang terlalu rendah tidak mampu Perbandingan hasil rendemen dapat
mencapai titik didih pelarut sehingga dilihat pada Tabel 3.
komponen tidak terekstrak dengan baik. Konsistensi data model dan validasi
dievaluasi berdasarkan nilai Coefficient
Validasi Kondisi optimum of Variation (CV). CV merupakan sebagai
Validasi model adalah proses untuk rasio antara standar deviasi populasi
menentukan kemampuan model dengan rata–rata populasi. Digunakan
konseptual untuk merefleksikan sistem untuk menunjukkan variabilitas relatif
nyata dengan tepat. Validasi model populasi terhadap rata– ratanya (Liu dkk.,
merupakan hal yang penting untuk 2006 dalam Widarta dkk., 2012).
dilakukan, karena sebuah model dapat Presentase CV dapat dihitung dengan
diterima apabila model tersebut telah rumus sebagai berikut :
berhasil melewati uji validasi terlebih CV = Standar deviasi x100%
dahulu. Pada penelitian ini pemilihan Rata–rata
suhu dan waktu optimum untuk tahap Patel dkk (2001) dalam Widarta dkk
validasi dilakukan dengan melalui tahap (2012) melaporkan bahwa CV sangat
dengan Response bervariasi tergantung pada jenis
Optimizer menggunakan percobaan, fakor pertumbuhan karakter
MINITAB 17 dimana, data–data respon yang diukur. Semakin kecil nilai
yang diperoleh dari masing-masing persentase CV akan membuktikan bahwa
optimasi (Rendemen dan kandungan percobaan semakin dapat diterima.
sinamaldehid oleoresin kulit kayu manis) Begitu pula dengan nilai persentase
digabungkan dengan tujuan untuk penyimpangan. Hasil perhitungan pada
mengoptimasikan kedua respon tersebut. Tabel 3. Menunjukkan bahwa nilai CV
Selanjutnya data–data tersebut dianalisis dan penyimpangan dari hasil validasi
dengan MINITAB 17. Dengan rendemen dan kandungan sinamaldehid
menggunakan fungsi desirability (D), oleoresin kulit kayu manis kecil, berarti
yaitu salah satu metode yang digunakan pada masing–masing parameter kondisi
untuk mengoptimalkan proses respon optimasi ini sudah konsisten.
ganda secara serentak. Metodenya
menemukan kondisi pengoperasian Sifat Kimia Oleoresin Kulit Kayu
proses yang memberikan nilai respon Manis
yang diinginkan. Fungsi desirability Pada penelitian ini dilakukan
merupakan suatu transformasi dari karakterisasi produk yang dilakukan
variabel respon ke skala nol sampai satu. untuk mengetahui beberapa sifat kimia
Semakin mendekati satu maka semakin dari oleoresin kulit kayu manis yang
tinggi nilai ketepatan optimasi.
Vol.4, No.1, Maret 2017. Optimasi Suhu dan Waktu Ekstraksi Kulit Kayu Manis…

Tabel 3. Perbandingan Hasil Rendemen dan Kandungan Sinamaldehid Oleoresin Secara


Nyata dengan Model
Rendemen Sinamaldehid
oleoresin oleoresin
Persamaan garis (%) (%)
Respon estimasi
(58,3oC; 77,7 menit)
Rendemen Y= -51,3 + 2,18X1 + 0,425X2 – 0,02017X1 –2
0,003722X2 2+ 0,00194X1X2
26,577 1,728
Sinamaldehid Y = -20,82 + 0,599X1 + 0,1741X2 –
0,00529X1 2– 0,001316X2 +2 0
Respon validasi
(58,3oC; 77,7 menit)
26,851 1,677
26,852 1,675
26,852 1,678
26,612 1,622
26,625 1,623
26,628 1,624
Rata – rata 26,737 1,650
Standar deviasi 0,12609 0,02942
CV (%) 0,4716 1,7830
Penyimpangan (%) 0,6% 4,51%

dihasilkan. Produk oleoresin kulit kayu sebesar 17,960% dan kandungan


manis yang digunakan untuk uji sinamaldehid sebesar 1,01-1,03%
karakterisasi ini adalah oleoresin yang ( Djafar dkk., 2012). Perbedaan pada
dihasilkan dengan menggunakan kondisi penelitian yang dilakukan Djafar dkk.
optimum. Karakterisasi oleoresin kulit dengan hasil penelitian, dipengaruhi
kayu manis meliputi Rendemen, indeks dengan metode ekstraksi yang
bias, berat jenis, dan kandungan digunakan. Pada penelitian Djafar dkk.
sinamaldehid. Karakteristik sifat kimia metode ekstraksi yang digunakan adalah
oleoresin dapat dilihat pada Tabel 4. metode soxhletasi dengan waktu
Berdasarkan hasil validasi, diperoleh ekstraksi selama 8 jam, sedangkan pada
hasil rendemen 26,577% dan kandungan penelitian menggunakan metode
sinamaldehid 1,728%. hasil produk ekstraksi ultrasonik dengan hasil
tersebut yang diperoleh telah memenuhi rendemen sebesar 26,577% memerlukan
karakteristik sifat kimia yaitu rendemen waktu ekstraksi yang diperlukan lebih
Rupini, dkk. Media Ilmiah Teknologi Pangan (Scientific Journal of Food Technology)

singkat yaitu selama 77,7 menit. Selain DAFTAR PUSTAKA


dari metode perbedaan hasil rendemen
dipengaruhi dengan perbandingan Abdullah, A. 1990. Kemungkinan
pelarut, perbandingan pelarut yang Perkembangan Tiga Jenis Kayu Manis di
digunakan Djafar 1:15 sedangkan pada Indonesia dalam Tanaman Industri
penelitian menggunakan 1:10, hal itu Lainnya. Prosiding Simposium I Hasil
akan mempengaruhi hasil rendemen Penelitian dan Pengembangan Tanaman
dikarenakan semakin banyak konsentrasi Industri. Hal.1231-1244.
pelkarut yang digunakan akan Anonimus. 1995. Syarat Mutu Minyak Kayu
mempengaruhi dari pada rendemen yang Manis (SNI 01-3714-1995). Badan
dihasilkan. Begitu pula akan berpengaruh Standarisasi Nasional.
dengan kandungan sinamaldehid yang AOAC. 1990. Official Method of Analysis of
dihasilkan. Association Official Agriculture
Chemist,Whasington DC.
KESIMPULAN DAN SARAN Assegaf, M., Pudji, H., Chusnul, H.,
Supriyadi. 2012. Optimasi Ekstraksi Pala
Kesimpulan (Myristica fragrans houtt) Asal Maluku
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat Utara Menggunakan Response Surface
disimpulkan bahwa suhu dan waktu yang Methodology (RSM). Jurnal Fakultas
optimum untuk menghasilkan rendemen Teknologi Pertanian Universitas Gadjah
dan kandungan sinamaldehid yang Mada, Yogyakarta. 32(4):2-3.
tertinggi berturut–turut adalah 58,3oC dan Djafar, F. dan Fauzi R. 2012. Karakterisasi
waktu 77,7 menit dengan menghasilkan dan Modifikasi Sifat Fungsional Kayu
rendemen sebesar 26,577% dan Manis dalam Produk Pangan. Balai Riset
kandungan sinamaldehid sebesar 1,728%. dan Standardisasi Industri Banda Aceh.
Pada tahap validasi dengan Jurnal Hasil Penelitian Industri. 24(1):18-
mempergunakan suhu dan waktu 27.
optimum. Diperoleh karakteristik sifat Hartuti, S. dan Muhamad D. S. 2013.
kimia oleoresin kulit kayu manis Optimasi Ekstraksi Gelombang Ultrasonik
diantaranya adalah indeks bias sebesar untuk Produksi Oleoresin Jahe (Zingiber
1,5750 dan berat jenis sebesar 1,0360 Officinale Roscoe) Menggunakan
g/cm3. Response Surface Methodology (RSM).
Journal Agritech Unsyiah Banda Aceh.
Saran Volume 415-423.
Disarankan pada penelitian Jos, B., Bambang P., Aprianto. 2011. Ekstraksi
selanjutnya lebih diperhatikan ketelitian Oleoresin dari Kayu Manis Berbantu
dalam mengukur suhu pada saat ekstraksi Ultrasonik Dengan
ultrasonik. Menggunakan Pelarut alkohol. Tesis
Program Magister Teknik
Kimia.Universitas Diponegoro,
Semarang.
Vol.4, No.1, Maret 2017. Optimasi Suhu dan Waktu Ekstraksi Kulit Kayu Manis…

Purseglove, J.W., Brown, E.G., Green,


C.L. and Robbins, S.R.J., 1981.
Cinnamon and Cassia in Spices.
(1)439. p. 100-173.
Solehudin, Muhamad. 2001. Ekstrak
Minyak & Oleoresin dari Kulit Kayu
Manis (Cinnamomum burmanii).
Skripsi Program S1 Teknologi
Pertanian. Institute Pertanian Bogor.
Widarta, R., Nuri Andarwulan, Tri Haryati.
2012. Optimasi Proses Deasidifikasi
dalam Pemurnian Minyak Sawit
Merah Skala Pilot Plant. Jurnal
Teknologi dan Industri Pangan Institut
Pertanian Bogor. 23:1.

You might also like