Professional Documents
Culture Documents
Abstract
28
Isolasi Dan Akitivitas Spesifik Enzim …………G. S. S. Djarkasi, S. Raharjo, Z. Noor
spesies yang kebanyakan tumbuh di hutan mengalami perubahan struktur dan suhu
lembab dataran rendah di daerah penyimpanan pada kisaran suhu tersebut,
Melanesia (Kennedy dan Clarke, 2004). reaksi pembebasan asam lemak dari sistem
Leenhouts (1956) mengemukakan bahwa ester segera terjadi. Kenyataan ini
ada 3 spesies kenari komersil yaitu C. merupakan indikasi bahwa minyak biji
indicum (di Minahasa), C. vulgare (di kenari telah mengalami penurunan mutu,
Sangihe Talaud), dan C. ovatum (di karena asam lemak bebasnya meningkat.
Philipina). Enzim lipase mempunyai suhu
Biji kenari yang baru dipanen optimun dengan kisaran yang besar.
adalah benda biologis. Sebagai benda Lipase dari rice bran (kulit padi) suhu
biologis, biji kenari akan mengalami optimun adalah 40°C (Bhardwaj, et al.,
perubahan komposisinya sebelum 2001), lipase dari kelapa 35°C (Ejedegba,
dilakukan pengolahan. Salah satu et al., 2007), lipase dari biji sunflower 35 -
perubahan biokimiawi yang dapat terjadi 50°C (Sagiroglu dan Arabaci, 2005), dan
adalah adanya aktivitas enzim lipase lipase dari biji Caesalpinia bonducella L
indigenous dalam biji kenari. Enzim 30°C (Pahoja, et al., 2001).
tersebut dapat kontak dengan substrat yang Isolasi dan pemurnian enzim
berupa trigliserida dalam biji kenari merupakan proses yang melibatkan
apabila terjadi perubahan struktur biji beberapa tahap, yaitu ekstraksi,
kenari akibat pengaruh lingkungan. Akibat pengendapan protein, sentrifuse, dialisis,
kontak antara substrat dan enzim, terjadi dan pemisahan dengan kromatografi
reaksi hidrolisis yang menghasilkan asam kolom (Brockerhoff dan Jensen, 1974).
lemak bebas yang dapat menyebabkan Pada tahap ekstraksi, dinding dan
ketengikan (DeMan, 1999). membran sel dipecahkan sehingga enzim
Secara umum, lipase didefinisikan (protein) keluar ke dalam medium.
sebagai enzim yang menghidrolisis asam Pengendapan protein didasarkan atas
lemak rantai panjang pada bagian antar perbedaan kelarutan. Garam amonium
muka (interface) minyak-air. Substrat sulfat adalah paling umum digunakan
alami enzim lipase adalah trigliserida dari untuk tujuan tersebut. Keuntungan
asam lemak rantai panjang. Trigliserida menggunakan garam ini adalah sangat
tersebut tidak larut di dalam air dan enzim mudah larut dalam air, tidak toksik, dan
lipase dikarakterisasi dengan melihat dapat menstabilkan enzim (Scopes, 1982).
kemampuannya dalam mengkatalisa Untuk memisahkan cairan dari endapan
hidrolisis ikatan ester pada interfase secara protein, dilakukan dengan sentrifuse pada
cepat, yaitu antara fase substrat dan fase kecepatan 10.000 rpm dengan suhu 4°C
cair (Shahani, 1975). Jadi lipase selama 20 menit. Dialisa dilakukan dengan
menghidrolisis ester asam lemak yang menggunakan kantong selofan yang diisi
tidak larut, meskipun secara normal dengan filtrat enzim, kemudian direndam
gliserida merupakan substrat yang lebih dalam pelarut bebas ion atau larutan bufer.
disukai. Oleh sebab itu, lipase Selama dialisa, pelarut disirkulasi dengan
(triasilgliserol asilhidrolase, E.C. 3.1.1.3) menggunakan stirrer dan setiap jangka
adalah enzim yang sangat penting baik waktu tertentu pelarut diganti untuk
secara fisiologis maupun industri. Dalam mempercepat dialisa. Tahap selanjutnya
tanaman, lipase dijumpai dalam jaringan adalah pemurnian enzim menggunakan
penyimpan energi (Nus et al., 2006). kromatografi kolom.
Aktivitas enzim ini dipengaruhi Tujuan penelitian ini adalah
oleh beberapa faktor, terutama suhu menentukan aktivitas spesifik enzim lipase
penyimpanan. Pada umumnya suhu indigenous biji kenari dan suhu
optimum enzim lipase berkisar antara 30 - optimumnya.
40 °C (Shahani, 1975). Apabila biji
29
Jurnal Teknologi Pertanian Volume 8, Nomor 1, Juni 2017
30
Isolasi Dan Akitivitas Spesifik Enzim …………G. S. S. Djarkasi, S. Raharjo, Z. Noor
Peningkatan FP menjadi 4,98 dengan makin murni protein enzim, makin tinggi
pengendapan dalam amonium sulfat aktivitasnya sebagai enzim. Hal ini sesuai
kejenuhan 70 % meningkatkan aktivitas yang dikemukakan oleh Lehninger (1982)
spesifik menjadi 0,011 µmol/mg. Pada aktivitas spesifik merupakan suatu ukuran
penelitian ini, pengendapan protein dengan kemurnian enzim dan nilainya meningkat
amonium sulfat kejenuhan 70 % mampu selama pemurnian suatu enzim dan
meningkatkan aktivitas spesifik enzim menjadi maksimum dan tetap (konstan)
lipase. Selanjutnya, protein enzim jika enzim sudah berada pada keadaan
difraksinasi dengan sephadex G-100 dan murni. Aktivitas spesifik enzim
hasilnya menunjukkan bahwa dengan FP didefinisikan sebagai jumlah unit enzim
sebesar 55,39, aktivitas spesifik meningkat per miligram protein.
menjadi 0,122 µmol/mg. Ini berarti bahwa
Tabel 1. Aktivitas spesifik enzim lipase yang diekstrak dari biji kenari Canarium indicum
Pengendapan dg
5 227,67 2,501 0,011 12,51 76,26 4,98
amonium sulfat
Dengan cara yang sama, telah 2, dan 3, tetapi puncak yang paling
dianalisa aktivitas spesifik dan FP protein dominan adalah puncak 2. Munculnya tiga
biji kenari Canarium vulgare. Hasilnya puncak disebabkan karena penggunaan
adalah, dengan FP=1, aktivitas spesifiknya Sephadex G-100 meloloskan protein
= 0,003 µmol/mg. Pada peningkatan FP dengan ukuran molekul 4000-150000
sebesar 4,57, aktivitas spesifiknya adalah dalton (Whitaker, 1994). Dengan
0,012 µmol/mg. Pada FP= 51,04 aktivitas demikian, hasil fraksinasi memungkinkan
spesifiknya adalah 0,130 µmol/mg (Tabel munculnya tiga puncak. Setiap puncak
2). diuji aktivitasnya dan aktivitas yang paling
Protein hasil pengendapan dengan tinggi dari ketiga puncak adalah pada
amonium sulfat pada kejenuhan 70% puncak nomor 2. Berdasarkan pada data
difraksinasi menggunakan kromatografi jumlah protein dan aktivitasnya dapat
kolom dengan jenis matrik Sephadex G- diduga bahwa puncak nomor 2 adalah
100. Fraksi yang diperoleh dianalisa lipase. Lipase ini ikut berperan dalam
protein dan aktivitas enzimnya, hasilnya menentukan jumlah asam lemak bebas
dapat dilihat pada Gambar 1 untuk pada sistem minyak kenari baik untuk
Canarium indicum dan Gambar 2 untuk Canarium indicum maupun untuk
Canarium vulgare. Dari gambar tersebut Canarium vulgare.
dapat diketahui bahwa ada tiga puncak
protein dan aktivitas enzimnya, puncak 1,
31
Jurnal Teknologi Pertanian Volume 8, Nomor 1, Juni 2017
Tabel 2. Aktivitas spesifik enzim lipase yang diekstrak dari biji kenari Canarium vulgare
Pengendapan dg
5 292,36 3,388 0,012 16,94 86,58 4,57
amonium sulfat
1 0,1
0,9 2 0,09
0,8 3 0,08
Protein (mg/mL)
Aktivitas lipase
0,7 0,07
1
(µmol/mL)
0,6 0,06
0,5 0,05
0,4 0,04
0,3 0,03
0,2 0,02
0,1 0,01
0 0
0
5
5
0
5
0
5
0
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
1
5
10
10
11
12
12
13
13
14
No Fraksi
Protein Aktivitas Lipase
Dibanding dengan lipase Canarium sebagai protein (Belitz dan Grosch, 1987),
indicum ( aktivitas spesifiknya = 0,122 sehingga probabilitas kandungan lipase
µmol/mg), aktivitas spesifik lipase sebagai protein enzim juga dapat lebih
Canarium vulgare lebih besar (0,130 besar dalam Canarium vulgare.
µmol/mg). Kenyataan ini dapat Seperti halnya pada Canarium
dimengerti, karena kandungan protein biji indicum, pada Canarium vulgare fraksi
kenari dari spesies Canarium indicum yang diperoleh dari hasil kromatografi
adalah 12,04±0,31 % sedangkan kolom ada tiga puncak, dan menunjukkan
Canarium vulgare sebesar 14,06±0,36 %, adanya aktivitas enzim pada masing-
dan teori menyatakan bahwa enzim adalah masing puncak. Dari ketiga puncak yang
protein dan aktivitas katalitiknya memiliki aktivitas yang paling tinggi juga
bergantung kepada integritas strukturnya adalah pada puncak nomor 2 (Gambar 2).
32
Isolasi Dan Akitivitas Spesifik Enzim …………G. S. S. Djarkasi, S. Raharjo, Z. Noor
1,2 0,12
1
2 0,1
Protein (mg/mL)
Aktivitas lipase
0,8 0,08
(µmol/mL)
1 3
0,6 0,06
0,4 0,04
0,2 0,02
0 0
1 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140
No Tabung
Protein Aktivitas lipase
B. Suhu optimum enzim lipase biji karena pada suhu yang terlalu rendah
kenari kestabilan enzim tinggi tetapi aktivitasnya
Penentuan suhu optimum aktivitas rendah. Sedangkan pada suhu yang terlalu
enzim dilakukan dari suhu 20°C sampai tinggi aktivitasnya tinggi tetapi
80°C. Hasil analisa menunjukkan bahwa kestabilannya rendah. Diketahui bahwa
aktivitas enzim yang tertinggi pada suhu lipase dari berbagai jenis tanaman
40°C baik untuk Canarium indicum mempunyai suhu optimal berbeda-beda.
maupun Canarium vulgare (Gambar 3). Misalnya, lipase dari kelapa memiliki suhu
Aktivitas enzim lipase dari biji kenari optimun 35°C (Ejedegba, et al., 2007),
spesies Canarium indicum dan Canarium lipase dari rice bran (kulit padi) suhu
vulgare pada suhu 40°C secara berurut- optimumnya 40°C (Bhardwaj, et al.,
urut adalah 0,045 µmol/mL dan 0,046 2001), lipase dari biji sunflower adalah 35
µmol/mL. Suhu optimum enzim adalah - 50°C (Sagiroglu dan Arabaci, 2005), dan
suhu pada saat enzim mempunyai aktivitas lipase dari biji Caesalpinia bonducella L
maksimum. memiliki suhu optimum 30°C (Pahoja, et
Aktivitas relatif adalah hasil bagi al., 2001).
antara aktivitas enzim pada kondisi suhu
tertentu dengan aktivitas enzim pada suhu KESIMPULAN
optimum. Sedangkan satu unit aktivitas Biji kenari dari spesies Canarium
enzim didefinisikan sebagai jumlah enzim indicum dan Canarium vulgare terdapat
yang dapat menyebabkan pengubahan enzim lipase dengan aktivitas spesifik 0,03
(transformasi) satu mikromol substrat per – 0,04 µmol/mg. Suhu optimum lipase biji
menit pada suhu 25°C dalam keadan kenari Canarium indicum adalah 45,73 °C
pengukuran optimal (Reed, 1975; dan Canarium vulgare sebesar 47,58 °C.
Lehninger, 1982). Aktifitas lipase pada Canarium indicum
Penentuan suhu optimum aktivitas lebih rendah dari pada aktifitas lipase
enzim sangat diperlukan dalam teknologi Canarium vulgare, hal ini ada
pangan khususnya dalam sistem minyak, hubungannya dengan asam lemak bebas
33
Jurnal Teknologi Pertanian Volume 8, Nomor 1, Juni 2017
110 110
100 100
90 90
80
Aktivitas relatif (%)
80
Gambar 3. Aktivitas relatif enzim terhadap suhu (A) Canarium indicum, (B) Canarium
vulgare
34
Isolasi Dan Akitivitas Spesifik Enzim …………G. S. S. Djarkasi, S. Raharjo, Z. Noor
Nus, M., F.J. Sanchez-Muniz and J.M. Sagiroglu, A. and N. Arabaci, 2005.
Sanchez-Montero. 2006. The Sunflower Seed Lipase:
study of vegetable oil, Fat and Extraction, Purification, and
lipoprotein oxidation using Characterization. Preparative
pancreatic lipase and Biochemistry and Biotechnology,
arylesterase. Food 35 (1): 37-51.
Technol.Biotechnol, 44 (1): 1 –
15. Scopes, R. K. 1982. Protein Purification.
Springer-Verlag, New York
Pahoja, V.M., M.U. Dahot, and M. A.
Sethar, 2001. Characteristic Shahani, K. M., 1975. Lipases and
Properties of Lipase from Crude Esterases. . In: Reed Gerald, Ed.
Extract of Caesalpinia Enzymes in Food Processing.
bonducella L. Seeds. J.Biol. Sci. Academic Press. New York, San
1 (8): 775-778. Francisco, London. Pp. 181 –
217.
Reed G, 1975. General Characteristics of
Enzymes. In: Reed Gerald, Ed. Whitaker, J.R., 1994. Principles of
Enzymes in Food Processing. Enzymology for the Food
Academic Press. New York, San Sciences. Marcel Dekker, New
Francisco, London. Pp. 15 – 42. York, Basel, Hongkong.
35